Transportasi: Ambulans

  • Betty Meninggal, Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Bertambah

    Betty Meninggal, Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Bertambah

    Jember (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dalam kecelakaan bus wisata di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bertambah menjadi sembilan orang.

    “Betty meninggal dunia pada pukul 17.58 WIB, saat mau dibawa ke kamar operasi,” kata Faida, pemilik dan pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat, Selasa (16/9/2025).

    Menurut Faida, tim operasi sudah siap. “Tapi kondisi Betty menurun. Jadi ditunda dibawa ke ruang operasi,” katanya.

    Betty baru dipindahkan dari RS Mohamad Saleh di Kota Probolinggo ke Bina Sehat dengan bantuan ambulance plus ventilator milik RS Al Huda Banyuwangi, Senin (15/9/2025) malam.

    Rumah Sakit Bina Sehat saat ini masih merawat 19 orang korban. Sementara itu enam orang korban diperbolehkan pulang. Mereka adalah Tri Apri Widodo, Dwi Puji Lestari, Titik Irma, Rima Ulfa, Diana Azizah (perawat), dan Mia Komariah (istri perawat).

    “Dua orang yang semula dirawat di ruang intensive care unit sudah pindah ke ruang rawat biasa,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo.

    Menddak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-ana, saat itu.

    Klarifikasi:
    Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr. Tontowi Jauhari mengatakan, ada informasi bahwa Betty dalam keadaan hamil. “Info yang beredar memang beliau hamil. Akhirnya di Rumah Sakit (Mohamad Saleh) Probolinggo sampai di-USG ulang. Ternyata memang tidak ada. Informasi dari USG yang saya lihat, beliau tidak ada kehamilannya,” katanya. [wir]

  • Korban Kritis Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Dirawat RS Bina Sehat

    Korban Kritis Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Dirawat RS Bina Sehat

    Jember (beritajatim.com) – Beredar informasi bahwa Betty, seorang korban kecelakaan bus wisata di Probolinggo, Jawa Timur, tengah hamil tiga bulan. Kini kondisinya dalam keadaan kritis dan dirawat di Rumah Sakit Bina Sehat di Kabupaten Jember.

    Betty adalah perawat Bina Sehat. “Semoga ibu dan bayinya selamat. Namun kami kini memfokuskan pada penyelamatan jiwa Betty,” kata Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat, Selasa (16/9/2025).

    Betty baru dipindahkan dari RS Mohamad Saleh di Kota Probolinggo ke Bina Sehat dengan bantuan ambulance plus ventilator milik RS Al Huda Banyuwangi, Senin (15/9/2025) malam. “Saat ini dia sedang distabilkan di ICU RS Bina Sehat, dan dia masih dibantu mesin ventilator,” kata Faida.

    Rumah Sakit Bina Sehat saat ini masih merawat 19 orang korban. Sementara itu enam orang korban diperbolehkan pulang. Mereka adalah Tri Apri Widodo, Dwi Puji Lestari, Titik Irma, Rima Ulfa, Diana Azizah (perawat), dan Mia Komariah (istri perawat).

    “Dua orang yang semula dirawat di ruang intensive care unit sudah pindah ke ruang rawat biasa,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo.

    Menddak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

    Klarifikasi:
    Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr. Tontowi Jauhari mengatakan, ada informasi bahwa Betty dalam keadaan hamil. “Info yang beredar memang beliau hamil. Akhirnya di Rumah Sakit (Mohamad Saleh) Probolinggo sampai di-USG ulang. Ternyata memang tidak ada. Informasi dari USG yang saya lihat, beliau tidak ada kehamilannya,” katanya.

  • VIDEO: Wisata Berujung Duka, 8 Karyawan RS Pulang Tinggal Nama

    VIDEO: Wisata Berujung Duka, 8 Karyawan RS Pulang Tinggal Nama

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 16 Sep 2025, 04:48 WIB

    Diterbitkan 15 Sep 2025, 13:57 WIB

    Delapan jenazah dan 42 korban luka kecelakaan bus wisata yang membawa rombongan karyawan RS Bina Sehat Jember akhirnya dipulangkan ke kota asal mereka pada Minggu malam (14/9). Sebanyak 23 ambulans dikerahkan, dikawal langsung oleh Direktur RS Bina Sehat Jember, dr. Faida, dari Probolinggo menuju Jember.

  • Ditanya Soal pita Hitam, Pemilik RS Bina Sehat Faida Teteskan Air Mata di Samping Khofifah

    Ditanya Soal pita Hitam, Pemilik RS Bina Sehat Faida Teteskan Air Mata di Samping Khofifah

    Jember (beritajatim.com) – Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat dan mantan Bupati Jember, mendadak meneteskan air mata di samping Gubernur Jawa Timur Khofifah, Senin (15/9/2025), saat memberikan keterangan pers tentang kondisi terbaru korban kecelakaan bus wisata di Probolinggo.

    Faida mendampingi Khofifah yang datang ke RS Bina Sehat di Kabupaten Jember untuk menjenguk sejumlah korban terluka yang tengah dirawat. Tokoh petani tebu Arum Sabil dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Babun Suharto juga hadir dalam kunjungan tersebut.

    Usai menjenguk, di hadapan wartawan, Khofifah mempersilakan Faida memberikan keterangan pers terlebih dulu. “Soal bagaimana, silakan ke komandan rumah sakit,” katanya.

    Faida mengapresiasi kedatangan Khofifah ke RS Bina Sehat untuk menjenguk para korban. “Meskipun mereka itu tenaga kesehatan rumah sakit, mereka itu warga yang sedang susah,” katanya.

    Dari 53 anggota rombongan wisata ke Gunung Bromo, delapan orang meninggal dunia. Tiga orang di antaranya karyawan Bina Sehat dan lima orang lainnya adalah anggota keluarga karyawan. “Dari delapan orang itu, tiga korban meninggal di antaranya adalah anak-anak,” kata Faida.

    Sembilan korban luka sudah menjalani dioperasi. Delapan korban menjalani operasi ortopedi atau patah tulang dan satu korban menjalani operasi bor kepala ileh dokter spesialis bedah syaraf karena mengalami cedera otak berat.

    “Hari ini alhamdulillah ada berita yang bisa kita harapkan lebih baik. Korban yang kita tinggal di Probolinggo hari ini kesadarannya lebih baik setelah dipasang ventilator,” kata Faida.

    RS Bina Sehat mengirimkan satu unit ambulans yang terdiri atas seorang dokter dan dua perawat intensive care unit dengan membawa mesin ventilator untuk menggantikan mesin ventilator yang dipasang di Rumah Sakit Mohamad Saleh.

    Keluarga, menurut Faida, menghendaki korban dibawa ke Jember jika kondisi memungkinkan. “Mudah-mudahan diberi kekuatan bisa bertahan sampai di Rumah Sakit Bina Sehat,” katanya.

    Wajah Faida mendadak muram, saat wartawan bertanya soal pita hitam yang dikenakannya di lengan kanan. Pita hitam ini juga dikenakan seluruh karyawan RS Bina Sehat.

    “Andaikan bisa mewakilkan dengan kata-kata, pasti kami sampaikan dengan kata-kata. Tapi kesedihan ini tidak semua bisa diungkap, dan kita menunjukkan bahwa kami sedang berduka,” kata Faida dengan suara tersendat. Seorang stafnya menyodorkan kotak berisi tisyu.

    Sebelumnya kepada Beritajatim.com, Faida mengungkapkan beratnya duka yang harus ditanggungnya karena kecelakaan yang dialami keluarga besar karyawan RS Bina Sehat. “Mereka ada yang bekerja 10 tahun, 12 tahun. Jadi kami dekat,” katanya.

    Arti Wibowati, salah satu perempuan korban meninggal, adalah anggota tim media sosial RS Bina Sehat. Dia selalu mengikuti Faida berkegiatan. “Sebelum meninggal, dia sudah dilarang berangkat. Tapi dia tetap ingin berangkat,” kata Faida.

    Hal terberat bagi Faida adalah menyaksikan orang-orang yang dikenalnya terbujur kaku dalam kondisi mengenaskan. “Saya hampir pingsan. Akhirnya saya putuskan semua jenazah korban disucikan di RS Mohamad Saleh Probolinggo, karena susah menyucikan mereka di Bina Sehat kendati kami punya karyawan yang berpengalaman,” katanya.

    Sebanyak 53 orang (bukan 52 orang, red) yang terdiri atas karyawan RS Bina Sehat dan kerabat mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025), dengan naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember.

    Bus mendadak hilang kendali di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

  • Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Lereng Bromo, Pasrah Sambil Peluk Anak dan Istri
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        15 September 2025

    Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Lereng Bromo, Pasrah Sambil Peluk Anak dan Istri Surabaya 15 September 2025

    Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Lereng Bromo, Pasrah Sambil Peluk Anak dan Istri
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Ada yang janggal pada bus berpenumpang 52 orang yang mengalami kecelakaan maut di lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025) siang.
    Sebelum bus lepas kendali, Muhammad Zainuri (46), penumpang bus yang selamat ini sempat merasa ada yang tak beres.
    Kepanikan mulai menyentaknya ketika beberapa menit bertolak dari Bromo. Bus sempat gagal nanjak dua kali hingga bau gosong menyengat tercium dari bagian belakang.
    Sopir mengemudikan bus pelan, sekira 20 kilometer per jam, tapi ia yakin bus harus berhenti sejenak.
    Zainuri sontak memperingatkan sopir untuk memeriksa kampas rem. Namun, peringatan itu tak diindahkan.
    Sekira 10 menit kemudian, bus meluncur tak terkendali di jalan menurun dan menikung.
    Bus mencoba menghindari sejumlah kendaraan di depannya, hingga menyeruduk seorang pemotor di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
    “Saya pejamkan mata, pasrah. Saya pikir saya akan mati bersama istri dan anak-anak,” kata Zainuri lirih di Jember, Senin (15/9/2025).
    Zainuri mendengar seluruh penumpang bus menjerit, yang mulanya tidur sontak ikut berteriak, kepanikan makin menjadi ketika kernet dan pemandu wisata lari ke belakang.
    Pria asal Desa Mojosari, Kecamatan Puger, itu tak berani membuka mata sembari mendekap istrinya Evalia Sari dan dua anaknya Zahir serta Azka dari belakang yang berada tepat di belakang kursi sopir.
    Sisi kanan bus menghantam pagar besi pembatas jalan lalu kembali menabrak pagar rumah warga dan berhenti.
    Pelipis kanannya terkena pecahan kaca jendela.
    Istrinya terlempar ke depan bagian kemudi, tubuh anak-anaknya terjepit di antara bangku yang terlipat.
    Ia berupaya tenang, mencoba mengevakuasi istri serta kedua anaknya.
    “Saya bilang gini, ya Allah dik,
    tangane sampeyan kok suwek to dik
    (tangannya lamu kok robek),” ucapnya mengehela napas.
    Di tengah upaya mengevakuasi anaknya yang terjepit, ia mencoba berdiri dan melihat kondisi para penumpang lainnya.
    “Tapi ketika saya berdiri, Masya Allah, ya Allah, kok ada yang mati.
    Tadi kan tak bilangi semisal
    (tadi saya bilang berhenti dulu) berhenti cek kampas, kopling kan enak, enggak seperti sekarang enggak ada yang mati,” kata Zainuri mengungkapkan kepiluannya siang itu.
    Dari yang awalnya tenang saat akan mengevakuasi anaknya, Zainuri menjadi histeris ketika melihat seorang anak bernama Bella.
    Wajah yang menurutnya sudah tak berbentuk dan korban lain yang terluka parah. Banyak korban yang terlempar hingga keluar bus.
    Masyarakat berdatangan mendekati bus yang ringsek bagian kanannya, beberapa dari mereka membantu evakuasi korban di dalam bus.
    Ada yang sengaja memecahkan kaca bus untuk memudahkan mengevakuasi korban.
    Sebab, kondisinya pada saat itu kursi berhamburan dan terdorong ke depan, banyak yang terjepit.
    Zainuri dibantu warga setempat mengeluarkan Eva, Zahir, dan Azka. Ia ingin membawa mereka menjauh dari bus karena takut meledak.
    Ponselnya hilang. Ia meminjam milik sopir ambulans yang mulai berdatangan dan mengabarkan kondisinya kepada kakaknya di Jember.
    Ia dan keluarganya seolah mendapatkan keajaiban dari Tuhan.
    Korban meninggal mayoritas duduk di sisi kanan, namun Zainuri dan keluarga masih bisa selamat.
    Zainuri cedera ringan dan bagian pelipis mata kanan terluka dan harus dijahit. Ia bahkan cukup rawat jalan.
    Evalia (37) yang merupakan perawat ICCU di RSBS sejak 2009 mengalami patah tulang tubuh bagian kanan dan telah dioperasi.
    Sedangkan Zahir (13) mengalami patah tulang di bagian kaki serta Azka (11) di bagian tangan. Mereka menjalani operasi.
    Zainuri adalah karyawan swasta yang sangat paham urusan mengemudi dan permasalahan mesin kendaraan.
    Ia berlibur ke Bromo merayakan kelulusan S1 Keperawatan Eva, mereka memutuskan mengajak anak-anaknya.
    “Umpamanya ada kejadian ini saya enggak ikut, saya lebih syok. Allah ngasih kesempatan saya selamat,” ungkapnya menangis.
    Rombongan bus berangkat dari Jember pada Sabtu (13/9/2025) pukul 22.00 WIB.
    Sampai di Bromo menyewa jip menuju Seruni Point menikmati keindahan Bromo saat sunrise, lalu ke Pasir Berbisik, makan bersama, ke Bukit Teletubbies, berswafoto, lalu memutuskan pulang sekira pukul 09.30 WIB hingga akhirnya kecelakaan maut menimpanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penjelasan Resmi RS Bina Sehat Jember tentang Kecelakaan di Probolinggo yang Tewaskan 8 Orang

    Penjelasan Resmi RS Bina Sehat Jember tentang Kecelakaan di Probolinggo yang Tewaskan 8 Orang

    Jember (beritajatim.com) – Faida, mantan Bupati Jember dan pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat, menahan tangis, saat melepas keberangkatan tujuh jenazah korban kecelakaan di Probolinggo, Jawa Timur, ke pemakaman masing-masing, Minggu (14/9/2025) malam.

    Faida berpidato setelah tujuh dari delapan jenazah korban kecelakaan tersebut disalati di lapangan parkir rumah sakit. “Selamat jalan pahlawan-pahlawan Bina Sehat,” katanya, dengan suara parau dan tersendat.

    Usai acara salat jenazah, Faida memberikan keterangan pers mengenai kecelakaan lalu lintas yang menimpa rombongan karyawan RS Bina Sehat di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, sepulang dari Gunung Bromo tersebut.

    “Kawan-kawan. karyawan dan keluarganya yang berekreasi ke Bromo berjumlah 52 orang. Sebagian karyawan, sebagian adalah keluarganya. Dan ini memang murni acara keluarga mereka. Jadi memang memang dari Rumah Sakit tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini,” kata Faida.

    Mereka berekreasi ke Bromo untuk merayakan wisuda sejumlah perawat menjadi sarjana. Tidak semua anggota rombongan yang berangkat adalah perawat. Ada juga petugas layanan kebersihan atau cleaning service. “Namanya juga kalau sudah satu unit itu kan mesti akrab, sudah kayak keluarga, akhirnya juga ikut,” kata Faida.

    Mereka naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember. Pulang dari plesir ke Gunung Bromo, bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB.

    Bus kemudian menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura. Benturan keras membuat badan bus ringsek parah.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Dari 52 orang anggota rombongan, tujuh orang meninggal di lokasi kecelakaan dan satu orang meninggal di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Tongas. Tiga orang yang meninggal di antaranya adalah anak-anak.

    “Sedih sekali. Ada suami, istri, anak meninggal. Ini termasuk yang meninggal di tempat. Korban-korban yang meninggal itu kebanyakan karena terlempar keluar dari bus,” kata Faida.

    “Kebanyakan korban meninggal dan luka berat ini terluka di bagian kepala. Benturan yang hebat di kepala dan sangat beratlah keadaannya. Maka kami putuskan tadi jenazah dimandikan di Probolinggo, karena enggak memungkinkan untuk dimandikan di Jember,” kata Faida.

    Tujuh belas orang mengalami cedera sedang dan berat. “Dari 17 orang itu, 15 orang bisa kami bawa balik ke Rumah Sakit Bina Sehat untuk ditangani di sini,” kata Faida. Rumah Sakit Bina Sehat mempersiapkan operasi untuk beberapa korban malam itu juga.

    Sebagian dari mereka yang menjalani operasi mengalami patah tulang. “Kalau biaya, mereka semua sudah punya BPJS Kesehatan dan karena ini kecelakaan lalu lintas, sudah kita koordinasi dengan Jasa Raharja. Bahkan tadi Pak Kakanwil Jasa Raharja hadir di Probolinggo dan kami dibantu berkoordinasi dengan Jasa Raharja Probolinggo,” kata Faida.

    Tidak semua korban bisa dibawa kembali ke Jember. Menurut Faida, dua orang masih dirawat di Probolinggo. “Kondisinya enggak memungkinkan, belum stabil dan masih kritis. Mudah-mudahan bertahan dan ada jalan untuk sembuh,” katanya.

    Faida memimpin penjemputan seluruh korban kecelakaan itu dengan membawa 23 ambulance dan sejumlah kendaraan pribadi dari Jember. “Kami tadi menjemputnya tersebar-sebar. Alhamdulillah juga untuk ambulancee sangat banyak yang membantu dari 119 di Probolinggo, dari Kapolres, dari Bupati, semua membantu,” katanya.

    Faida memastikan Bina Sehat fidak akan meninggalkan keluarga almarhum karyawan. “Selama ini kalau ada karyawan yang meninggal, kita tidak putus hubungan dan mendampingi anak-anak karyawan sampai mereka di perguruan tinggi, kita kelola beasiswanya,” katanya. [wir]

  • 6
                    
                        Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo
                        Surabaya

    6 Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo Surabaya

    Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Direktur Utama sekaligus pemilik Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dr Faida mengaku tak tahu sejumlah pegawainya berlibur ke Gunung Bromo, Jawa Timur.
    Faida menegaskan, rekreasi berujung maut di lereng Gunung Bromo pada Minggu (14/9/2025) siang itu bukanlah agenda perusahaan.
    Liburan itu, kata dia, murni inisiatif sejumlah karyawannya secara mandiri dan mengajak keluarga.
    “Jadi memang dari rumah sakit juga tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini,” ungkapnya kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) malam.
    Ia mengaku baru tahu ketika mendengar kabar duka kecelakaan maut tersebut.
    Sesaat setelah mendapatkan kabar, ia kemudian bergegas ke Probolinggo, lokasi kecelakaan, tanpa mengantongi data identitas ataupun jumlah karyawannya yang menjadi korban.
    “Jadi saya tidak tahu siapa saja yang ada di sana, kami cari dan identifikasi identitasnya di Probolinggo (faskes),” terang Faida.
    Mantan Bupati Jember itu menuturkan, para pegawainya rekreasi ketika hari libur dan itu merupakan hak mereka.
    Sebagian dari para korban adalah perawat RSBS yang sebelumnya D3 lalu lanjut kuliah dan baru wisuda menempuh S1.
    Atas pencapaian itu, mereka ingin berlibur sebagai bentuk syukuran dengan mengajak sesama karyawan RSBS juga keluarga.
    “Sedih sekali ada yang suami, istri, anak meninggal,” ungkap Faida.
    Sebelumnya, kecelakaan maut bus Hino milik PO Ind’s 88 Nopol P7221UG di lereng Gunung Bromo itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) sekira pukul 11.45 WIB.
    Bus dalam kondisi ringsek parah di bagian kanan setelah menabrak pengendara motor lantas menghantam pagar pembatas besi di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
    Bus berawak 52 penumpang tersebut lepas kendali akibat rem blong saat berada di jalan turunan dan menikung.
    Sebanyak 8 orang di antaranya tewas dan sebagian besar korban telah dipulangkan ke Jember menggunakan ambulans.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ukraina Ledakkan Jalur Kereta Api di Rusia, 3 Orang Tewas

    Ukraina Ledakkan Jalur Kereta Api di Rusia, 3 Orang Tewas

    Kyiv

    Militer Ukraina meledakkan jalur kereta api di Rusia. Akibatnya, 3 orang tewas.

    Dilansir AFP, Senin (15/9/2025), sebuah alat peledak meledak di salah satu ruas rel kereta api di wilayah Oryol, Rusia barat. Tiga petugas Garda Nasional Rusia dilaporkan tewas.

    Dua kereta api di beberapa bagian wilayah Leningrad, Rusia barat, tergelincir akibat rusaknya jalur kereta api. Peristiwa ini menewaskan seorang masinis kereta api.

    Sebuah sumber di badan intelijen militer Ukraina mengaku bertanggung jawab atas dua serangan tersebut. Namun, ia menepis keterlibatan Ukraina terkait kasus tergelincirnya kereta api yang menewaskan seorang masinis.

    Sabotase tersebut merupakan insiden terbaru yang mengguncang sistem kereta api Rusia. Otoritas Ukraina menuding Rusia menggunakan kereta api untuk mengirimkan pasukan dan bahan bakar bagi tentaranya yang bertempur di Ukraina.

    “Upaya pemulihan sedang dilakukan menyusul tergelincirnya satu lokomotif diesel di dekat stasiun Semrino di distrik Gatchina, Leningrad,” kata Gubernur Leningrad, Alexander Drozdenko.

    “Masinis kereta tewas. Ia terjebak di kabin dan meninggal di ambulans setelah berhasil dibuka,” tambahnya.

    (isa/isa)

  • 23 Ambulans Dikerahkan Bawa Korban Kecelakaan Bus Wisata Bromo

    23 Ambulans Dikerahkan Bawa Korban Kecelakaan Bus Wisata Bromo

    23 Ambulans dikerahkan untuk membawa puluhan korban luka dan 8 jenazah kecelakaan maut bus wisata di Jalur Bromo, Probolinggo.

    Tercatat 44 korban luka akan di bawa ke rumah sakit di Jember, serta 2 korban luka berat di bawa ke rumah sakit di Probolinggo. Sementara 8 jenazah dipulangkan ke rumah duka yang berlokasi di Jember dan Madiun.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo pada saat kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, mengalami gagal fungsi rem sehingga laju kendaraan tetap ke kanan menabrak pembatas jalan / Guardrail sebelah kanan jalan dan kemudian menabrak sepeda motor nomor polisi N-2856-OE.

    Akibat dari kecelakaan tersebut sebanyak delapan orang  meninggal dunia, sedangkan sisanya mengalami luka berat dan ringan yang dirawat di RSUD Dr Saleh, RSU Ar-Rozy, RSU Tongas, Puskesmas Sukapura, Lumbang dan Wonomerto.

    Delapan jenazah dan korban yang mengalami luka-luka sebanyak 15 orang dibawa dengan 23 unit ambulans menuju RSBS di Kabupaten Jember, namun dua korban masih dirawat di RSUD dr Moh. Saleh dan RSUD Tongas karena kondisinya belum stabil.

    Tiga dari delapan korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian merupakan satu keluarga yakni karyawan RSBS atas nama Hendra Pratama bersama istri dan anaknya.