Transportasi: Ambulans

  • Viral Jasad Petani di Luwu Utara Utuh dan Harum setelah 27 Tahun Dimakamkan

    Viral Jasad Petani di Luwu Utara Utuh dan Harum setelah 27 Tahun Dimakamkan

    GELORA.CO  – Video jasad petani bernama Zainuddin di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan dalam kondisi utuh dan mengeluarkan bau harum kasturi meskipun telah dimakamkan 27 tahun viral di media sosial.

    Peristiwa yang menggegerkan warga itu terungkap setelah pihak keluarga membongkar makam Zainuddin untuk dipindahkan agar bisa berdekatan dengan makam sang istri di Desa Bakka, Kecamatan Sabbang, Rabu (10/12/2025).

    Saksi mata, Risno mengaku jasad korban masih utuh dan tidak ada yang hancur. Dia juga mencium bau harum kasturi.

    “Saya yang di bawah pas mau ambil jenazah. Rambut masih utuh, tulang masih utuh. Terus bau wangi sekali. Kain dan tali pocong masih utuh,” ucapnya, Jumat (12/12/2025).

    Anak almarhum, Akil menuturkan, ayahnya meninggal dan dimakamkan pada 1997. Selama itu, pihak keluarga tidak pernah membongkar atau merenovasi makam.

    “Kami mau pindahkan makam ayah ini agar bisa berdekatan dengan makam ibu. Awalnya, kami hanya bawa karung dan peralatan seadanya karena mengira hanya tersisa tulang belulang almarhum,” katanya, Jumat (12/12/2025).

    Namun, saat proses penggalian dimulai, mereka dikejutkan dengan bau harum kasturi yang tercium dari liang lahat. Proses penggalian kemudian dilanjutkan dan ditemukan bahwa kain kafan dan jenazah Zainuddin berada dalam kondisi utuh. Sementara itu, papan penyanggah jenazah di dalamnya sudah tidak tersisa.

    Karena kondisi jenazah yang masih utuh dan harum, pihak keluarga segera memanggil ambulans untuk membawa jenazah ke makam baru yang telah disiapkan.

    Fenomena ini dikaitkan oleh warga setempat dengan amal perbuatan almarhum semasa hidup. Zainuddin dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan di lingkungan tempat tinggalnya, meskipun kondisi ekonominya terbilang pas-pasan.

    Ia dikenal sangat senang membantu dan bersedekah kepada sesama, meskipun hanya sebatas makanan seadanya maupun buah-buahan hasil pertanian miliknya. “Waktu masih hidup, bapak memang suka sedekah dan menolong,” ucapnya.

    Saat ini, jenazah Zainuddin telah dipindahkan dan dimakamkan berdekatan dengan makam istrinya di Desa Bakka, Kecamatan Sabbang, Luwu Utara

  • Nggak Percaya Medis, Influencer Meninggal Perdarahan saat Melahirkan di Rumah

    Nggak Percaya Medis, Influencer Meninggal Perdarahan saat Melahirkan di Rumah

    Jakarta

    Seorang influencer gaya hidup sehat Stacey Warnecke meninggal perdarahan saat melahirkan di rumahnya. Wanita berusia 30 tahun itu memilih persalinan tanpa bantuan medis seperti dokter atau bidan.

    Diberitakan ABC News, meski anaknya yang diberi nama Alex lahir dengan selamat, kondisinya memburuk pasca persalinan. Suaminya kemudian memanggil ambulans dan paramedis mendapati Stacey sudah tampak pusat dan kesulitan bernapas.

    “Ia dibawa ke rumah sakit Frankston tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan. Diduga ia meninggal karena komplikasi setelah perdarahan pasca persalinan,” ujar tenaga medis yang menanganinya saat itu.

    Stacey dilaporkan tidak mempercayai sistem medis setelah kewajiban vaksin COVID-19 pada tahun 2021, sehingga dia memilih untuk tidak menerima perawatan kesehatan selama kehamilannya.

    Ia melahirkan pada pukul 3 pagi waktu setempat pada tanggal 29 September, dan awalnya tampak baik-baik saja tetapi mulai merasa “tidak enak badan” dan mulai mengalami pendarahan setelah plasenta keluar.

    Ia tiba di Rumah Sakit Frankston pada pagi hari sekitar pukul 5 dan dalam “kondisi kritis,” sebelum menjalani sejumlah prosedur, termasuk histerektomi darurat.

    Namun, ia mengalami beberapa kali serangan jantung dan meninggal di ICU. Pendarahan Stacey sangat parah sehingga persediaan darah golongan darahnya di rumah sakit benar-benar habis.

    Menolak bantuan medis saat hamil

    Semasa hamil, dia memilih untuk tidak menerima perawatan kesehatan apa pun selama kehamilannya, termasuk menolak USG dan janji temu dengan bidan atau dokter kandungan.

    Ia ingin melahirkan di rumah dan menghubungi Lal, yang juga mempromosikan dirinya sebagai free birth “keeper” di media sosial.

    Free birth keeper, terkadang disebut persalinan alami atau tanpa bantuan, berbeda dengan persalinan di rumah yang direncanakan, yang melibatkan perawatan dari tenaga kesehatan terdaftar. Ada banyak program persalinan di rumah yang didanai pemerintah di seluruh Australia.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Imbas Perbaikan Jalan di Sukorejo–Bangil, Rekayasa Diterapkan Satlantas Polres Pasuruan

    Imbas Perbaikan Jalan di Sukorejo–Bangil, Rekayasa Diterapkan Satlantas Polres Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Percepatan perbaikan sejumlah ruas jalan di Kabupaten Pasuruan mulai berdampak pada terganggunya arus lalu lintas di beberapa titik vital. Pekerjaan proyek terus berjalan intensif demi mengejar target rampung sebelum pertengahan bulan.

    Kondisi ini membuat Satlantas Polres Pasuruan turun langsung untuk mengatur pola lalu lintas agar kendaraan tidak menumpuk. Unit rekayasa arus disiagakan di berbagai titik yang dinilai paling rawan kemacetan.

    Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Derie menegaskan bahwa rekayasa lalu lintas menjadi solusi agar masyarakat tetap bisa berkendara tanpa hambatan selama proyek berlangsung. “Pekerjaan jalan tetap berjalan, tapi arus lalu lintas juga harus tertib dan tidak crowded,” ujarnya.

    Jalan Sukorejo–Bangil di Desa Wonokerto menjadi lokasi pertama yang mengalami rekayasa karena hanya bisa dilalui satu lajur. Mekanisme buka–tutup diberlakukan khusus kendaraan roda dua untuk mencegah penumpukan.

    AKP Derie menjelaskan bahwa kendaraan roda empat ke atas diminta menghindari jalur tersebut demi mencegah kemacetan panjang. “Untuk kendaraan roda empat atau lebih kami sarankan mengambil jalur alternatif,” tegasnya.

    Satlantas memberikan jalur alternatif berupa rute Simpang Tiga Kenduruan – Rembang – Oro-Oro Ombo Wetan atau Blawi. Pengalihan arus dijadwalkan berlangsung mulai 4 Desember hingga 24 Desember karena proyek ditarget selesai pada 25 Desember.

    Selain Wonokerto, penutupan total juga terjadi pada proyek perbaikan jalan Oro-Oro Ombo Wetan dan kawasan Gunung Gangsir. Kedua lokasi tersebut menjadi atensi khusus karena merupakan jalur padat perjalanan harian masyarakat.

    AKP Derie mengimbau masyarakat agar mematuhi seluruh pengalihan yang diberlakukan selama pengerjaan berlangsung. “Kami minta masyarakat mematuhi pengalihan yang sudah ditetapkan,” katanya.

    Satlantas juga menjamin akses aman bagi kendaraan prioritas seperti ambulans, terutama untuk pasien rujukan. “Kami sudah komunikasikan khusus ke para pengemudi ambulans agar jalur darurat tidak terhambat,” jelas Derie. (ada/ted)

  • Teriakan Histeris Siswa SDN 01 Kalibaru Saat Teman-temannya Terlindas Mobil MBG

    Teriakan Histeris Siswa SDN 01 Kalibaru Saat Teman-temannya Terlindas Mobil MBG

    GELORA.CO – Kecelakaan tidak hanya terjadi di jalan raya, namun pada Kamis 11 Desember terdengar teriakan histeris siswa SDN 01 Kalibaru saat teman-temannya terlindas mobil.

    Pemandangan mengerikan ini terjadi pada saat para siswa tengah melaksanakan kegiatan baris – berbaris di lapangan sekolah.

    Dari video yang beredar di media sosial terlihat sebuah mobil mini bus tengah terparkir di lapangan depan sekolah.

    Para siswa terlihat panik serta suara teriakan saat menyaksikan secara langsung teman-temannya terlindas mobil.

    Sedangkan guru yang ada di lokasi kejadian berusaha untuk mengevakuasi beberpa siswa yang masih berada di bagian kolong mobil.

    Selain guru, siswa lainnya juga terlihat membatu guru mereka untuk menarik temannya yang berada di bawah kolong mobil berwarna putih tersebut.

    Adapun guru lainnya mencoba menenangkan teman sejawatnya yang terlihat emosi pada pengendara mobil yang menabrak para siswa.

    Tidak hanya itu, dalam kepanikan untuk menyelamatkan siswa yang berada di kolong mobil, salah seorang juga terlihat berusaha untuk mengangkat mobil, meskipun usahanya sia-sia.

    Terlihat juga para orang tua murid yang masih berada di sekolah saat mengantar anaknya berkumpul di sekitar mobil seperti tengah memastikan apakah anaknya menjadi korban atau tidak.

    Dalam postingan tersebut dituliskan bahwa peristiwa mini bus menabrak siswa hingga guru sedang melaksanakan baris berbaris di lapangan sekolah SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara terjadi sekitar 7 pagi.

    Tak lama berselang, mobil ambulance mulai berdatangan untuk mengevakuasi korban ke RS terdekat agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Hingg berita ini diturunkan, masih belum ada statemen resmi dari pihak sekolah dan kepolisian terkait berapa banyak siswa yang menjadi korban tertabrak mini bus ini.

    Sedangkan kronologi kecelakaan tersebut hingga saat ini masih dalam penyelidikan pihak berwajib.

    Adapun Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Polisi Erick Frendriz saat dihubungi Disway.Id menyampaikan bahwa pihaknya tengah menuju ke lokasi TKP untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. (*)

  • Cerita Karyawan Terra Drone yang Selamat dari Kebakaran Maut, Hansel: Asepnya Kayak Beracun

    Cerita Karyawan Terra Drone yang Selamat dari Kebakaran Maut, Hansel: Asepnya Kayak Beracun

    GELORA.CO – Hansel, salah satu karyawan Terra Drone Indonesia, menceritakan detik-detik dirinya selamat dari kebakaran hebat yang menewaskan hingga 22 orang di kawasan Jakarta Pusat. Ia menyebut peristiwa itu sebagai “near death experience “.

    Hansel berada di lantai 4 ketika terdengar teriakan “kebakaran” dan seluruh karyawan panik berusaha menyelamatkan diri. 

    Niat awal untuk turun melalui tangga darurat gagal karena asap tebal sudah lebih dulu memenuhi lantai bawah yang sudah terbakar.

    “Mau turun nggak bisa, jadi ya mau nggak mau ke atas,” ujar Hansel kepada wartawan, Rabu (10/12).

    Dalam hitungan menit, asap pekat sudah naik hingga ke lantai atas, memaksa mereka berlari menuju rooftop. Di sana, mereka mendapati udara semakin menipis karena asap juga keluar dari deretan outdoor AC.

    “Asepnya cepet, dan di rooftop itu ya kita berharap sama angin,” katanya.

    Di tengah situasi yang membuat napas sesak dan bau kimia menyengat, para karyawan saling menenangkan diri. Beberapa dari mereka mengikat tali darurat untuk mempersiapkan jalan turun.

    Menurut Hansel, karyawan laki-laki lebih dulu mencoba turun untuk membantu mengevakuasi rekan perempuan.

    “Saling tenangin diri aja, rileks. Temen-temen juga pada pede selamet,” ucapnya.

    Saat terjebak di atas, Hansel tidak bisa berkomunikasi dengan rekan-rekan lain yang berada di lantai bawah. Satu-satunya pesan yang ia kirim hanya untuk keluarga, sekadar memberi kabar.

    “Saya cuma WA keluarga,” tuturnya.

    Ia menyebut suasana ketika itu sangat mencekam dan hampir membuatnya kehabisan napas.

    “Sesak, baunya kimia, kayak beracun. Jadi cari oksigen di tralis atas aja,” kata Hansel menggambarkan kondisi yang ia sebut sebagai pengalaman nyaris maut.

    Sekitar pukul 12.35, ia dan rekan-rekannya sudah berada di rooftop setelah sebelumnya selesai makan siang lebih awal. Beberapa menit kemudian, asap sudah menghitam di atas.

    Setelah proses pemadaman berlangsung dan situasi mulai terkendali, barulah mereka dapat turun melalui gedung sebelah. Di bawah, mereka langsung dibawa ke ambulans untuk dicek saturasi oksigen lalu didata oleh petugas.

    Hansel mengatakan seluruh karyawan yang berkumpul di rooftop sekitar 11 hingga 12 orang selamat. Namun ia tidak mengetahui pasti kondisi rekan di lantai bawah karena berbeda divisi. “Tau sih orang-orangnya, cuma kan posisi beda divisi,” ujarnya.

    Meski selamat, pengalaman itu meninggalkan trauma mendalam. Hansel mengaku apa yang ia alami di atap gedung tersebut adalah salah satu momen paling menegangkan dalam hidupnya. “Itu near death experience lah,” papar dia. (*)

  • Henti Jantung Bisa Terjadi Saat Olahraga, Masih Bisakah Diselamatkan?

    Henti Jantung Bisa Terjadi Saat Olahraga, Masih Bisakah Diselamatkan?

    Jakarta

    Henti jantung merupakan penyebab kematian yang kerap terjadi tanpa peringatan yang jelas. Kondisi darurat ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dengan riwayat penyakit jantung maupun yang tampak sehat.

    Kondisi ini kebanyakan terjadi secara mendadak. Lantas, seberapa besar peluang untuk bisa diselamatkan?

    Spesialis olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO mengungkapkan seseorang yang mengalami henti jantung, tak terkecuali saat olahraga, masih memiliki peluang selamat, jika segera diberikan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).

    “Kalau serangan jantung ya lumayan ada waktu ke IGD,” ucapnya dalam acara detikSore, Selasa (9/12/2025).

    “Tapi, kalau (henti) jantung harus on site, mesti langsung bahkan kita cuma punya waktu 3 menit sebenarnya untuk segera CPR atau AED (Automated External Defibrillator),” sambungnya.

    Automated External Defibrillator (AED) atau defibrilator eksternal otomatis merupakan alat medis portabel yang berfungsi menganalisis irama jantung dan memberikan kejutan listrik secara otomatis. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan detak jantung normal pada orang yang mengalami henti jantung.

    Lalu, kondisi seperti apa yang harus langsung mendapat CPR?

    dr Andhika mengatakan penting untuk mengidentifikasi orang seperti apa yang sangat membutuhkan CPR. Salah satunya memberikan rangsangan kepada orang yang mendadak pingsan.

    “Kalau ada orang pingsan terus kita kasih rangsangan, mau dipanggil-panggil, kita tepuk-tepuk, kita kasih rasa nyeri tapi tidak memberikan respons dalam bentuk apapun, kita bisa anggap dia henti jantung,” terang dia.

    “Kalau misalkan ragu nih, kita mungkin bisa ngecek nadi atau ragu sendiri, sudah start (mulai) CPR. Tapi, sebelum itu call for help dulu, karena kalau kita nggak panggil bantuan, seperti ambulans atau segala macam, mau sampai kapan (CPR),” pungkasnya.

    (sao/up)

  • Usai Jalani Pencarian Selama 3 Hari, Pemancing Hilang Ditemukan Meninggal di Perairan Bali

    Usai Jalani Pencarian Selama 3 Hari, Pemancing Hilang Ditemukan Meninggal di Perairan Bali

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Setelah melewati proses pencarian selama tiga hari, seorang pemancing yang dilaporkan hilang di Watu Kapal Blok Pasir Putih, Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, ditemukan meninggal.

    Jenazah bernama Kasianto (44) ditemukan di perairan Pebuahan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, pada Rabu (10/12/2025).

    Pemancing tersebut diketahui warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo. Korban dilaporkan hilang saat memancing, pada Sabtu (6/12/2025) di kawasan Watu Kapal Blok Pasir Putih, TNAP.

    Usai dilaporkan hilang pada Minggu (7/12/2025) dini hari, alat pancing milik korban ditemukan di dasar laut sekitar 50 meter dari lokasi memancing. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa korban terseret arus saat memancing pada Sabtu malam.

    Kapolsek Tegaldlimo, Iptu Sadimun mengatakan, penemuan korban pertama kali dilaporkan Pos AL Muncar, ketika jenazah terlihat mengapung di sekitar Perairan Pebuahan yang berjarak sekitar 10,23 nautical mile (NM) dari lokasi korban dilaporkan hilang.

    Dengan segera petugas melakukan evakuasi, hingga kemudian membawanya ke Pengambengan untuk dibawa ke RSUD Negara. Setelahnya korban dilakukan identifikasi sekitar pukul 10.00 WIB.

    Berdasarkan ciri pakaian dan kondisi fisik, pihak keluarga memastikan jenazah tersebut adalah Kasianto. Keluarganya yang hilang saat memancing.

    “Dipastikan jenazah yang ditemukan di perairan Bali itu adalah pemancing yang hilang di perairan Watu Kapal TN Alas Purwo,” ujarnya Rabu (10/12/2025).

    Selanjutnya, keluarga bersama aparatur desa mengirim ambulans untuk melakukan proses penjemputan korban ke Bali. Sedangkan, pukul 09.45 WIB keluarga sudah berangkat ke RSUD Negara untuk menjemput jenazah.

    Iptu Sadimun mengungkapkan bahwa sejak hari pertama hingga ketiga, tim SAR gabungan menghadapi medan yang cukup berat, termasuk cuaca mendung, gelombang sekitar 1,5 meter, dan angin timur laut dengan kecepatan 4 knot.

    “Sejak awal, pencarian dilakukan menyisir laut dan daratan, namun kondisi cuaca dan gelombang membuat operasi SAR cukup menantang. Syukurlah korban akhirnya ditemukan meski dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.

    Setelah jenazah dipastikan sebagai korban, tim SAR gabungan melakukan debriefing dan resmi menutup operasi pencarian pada pukul 11.00 WIB. Seluruh unsur SAR dikembalikan ke kesatuan masing-masing. [alr/aje]

  • Penting! Cara Pertolongan Pertama Pascabencana yang Sering Dilupakan

    Penting! Cara Pertolongan Pertama Pascabencana yang Sering Dilupakan

    Jakarta, Beritasatu.com – Bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor dapat terjadi tanpa peringatan dan memicu kepanikan hingga menyebabkan berbagai jenis cedera.

    Dalam kondisi tersebut, memahami pertolongan pertama pascabencana menjadi sangat penting agar penanganan awal dapat dilakukan dengan tepat.

    Namun sebelum menolong orang lain, langkah utama yang wajib dilakukan adalah memastikan keselamatan diri dan lingkungan sekitar.

    Pertolongan Pertama Pascabencana

    1. Menilai situasi dan menjaga keamanan diri

    Setelah bencana terjadi, tetaplah tenang dan lakukan evaluasi cepat terhadap ancaman lanjutan, seperti puing bangunan yang berisiko roboh, kebocoran gas, atau potensi kebakaran.

    Apabila memungkinkan, pindahkan korban ke area yang lebih aman dan jauh dari sumber bahaya. Perlu diingat keselamatan penolong selalu menjadi prioritas agar bantuan dapat diberikan secara optimal.

    Jika keadaan sudah aman, barulah lakukan penilaian awal mengenai jenis dan tingkat keparahan cedera korban.

    2. Menghubungi layanan darurat dan memeriksa tanda vital

    Setelah memastikan lingkungan aman, segera hubungi layanan darurat, seperti ambulans, pemadam kebakaran, atau tim penyelamat.

    Berikan informasi yang jelas mengenai lokasi kejadian, jenis bencana, serta jumlah korban yang membutuhkan pertolongan. Komunikasi yang akurat akan mempercepat respons tim medis.

    Sambil menunggu bantuan datang, lakukan pemeriksaan vital menggunakan metode airway, breathing, and circulation (ABC):

    Pastikan jalan napas korban terbuka. Jika terlihat sumbatan, seperti muntahan, darah, atau debu, bersihkan secara hati-hati agar tidak memperparah kondisi.

    Periksa apakah korban bernapas dengan normal. Amati pergerakan dada atau dengarkan suara napasnya untuk memastikan tidak ada gangguan.

    Raba denyut nadi di pergelangan tangan atau leher. Jika korban tidak bernapas atau nadi tidak terdeteksi, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) apabila Anda memiliki kemampuan dasar pertolongan pertama.

    Tindakan Pertolongan Pertama untuk Cedera Umum Pascabencana

    Setelah pemeriksaan vital dilakukan, lanjutkan dengan menangani cedera yang umum terjadi di lokasi bencana. Penanganan cepat dapat mengurangi risiko komplikasi dan memperbesar peluang keselamatan korban.

    1. Mengatasi pendarahan dan luka terbuka

    Pendarahan merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan secepat mungkin. Untuk luka ringan, bersihkan area yang terluka dengan air mengalir atau antiseptik jika tersedia, lalu tutup dengan perban steril.

    Untuk pendarahan berat, lakukan tekanan langsung pada area luka menggunakan kain bersih atau perban tebal. Angkat bagian tubuh yang mengalami luka di atas posisi jantung untuk mengurangi aliran darah.

    Jika terdapat benda asing seperti pecahan kaca atau kayu, jangan mencabutnya karena dapat memperburuk pendarahan. Biarkan benda tersebut tetap pada posisinya sambil menunggu bantuan medis.

    2. Penanganan luka bakar dan cedera tulang

    Bencana alam sering menimbulkan luka bakar akibat api, bahan kimia, atau air panas. Untuk luka bakar ringan, dinginkan area yang terkena selama beberapa menit dengan air bersuhu normal.

    Hindari menggunakan es, mentega, atau pasta gigi karena dapat merusak jaringan kulit. Setelah area dingin, tutup dengan kain steril secara longgar. Apabila korban mengalami cedera tulang atau patah tulang, hindari memindahkan atau meluruskan anggota tubuh yang cedera.

    Gunakan material keras seperti kayu atau karton sebagai penyangga (splint) untuk menstabilkan posisi tulang, kemudian ikat dengan kain agar tidak bergerak. Menstabilkan area cedera dapat mencegah kerusakan tambahan pada saraf atau pembuluh darah.

    3. Penanganan korban yang mengalami syok

    Syok merupakan kondisi serius yang bisa muncul akibat kehilangan darah, cedera berat, atau trauma emosional. Gejalanya meliputi kulit pucat dan dingin, napas cepat, keringat berlebih, dan denyut nadi lemah.

    Untuk menolong korban syok, baringkan mereka di lokasi aman dengan kaki sedikit diangkat, kecuali jika terdapat cedera pada kepala, leher, atau tulang belakang.

    Longgarkan pakaian yang ketat dan bantu korban tetap hangat menggunakan selimut. Berikan dukungan secara verbal dengan suara yang tenang untuk membantu mengurangi kepanikan.

    Memahami pertolongan pertama pascabencana merupakan bentuk kesiapsiagaan yang sangat penting dimiliki setiap orang. Langkah cepat dan tepat dalam menit-menit pertama dapat menentukan keselamatan korban.

  • Pemancing Hilang di Watu Kapal TN Alas Purwo Ditemukan Meninggal di Bali

    Pemancing Hilang di Watu Kapal TN Alas Purwo Ditemukan Meninggal di Bali

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Setelah tiga hari pencarian, seorang pemancing yang dilaporkan hilang di kawasan Watu Kapal Blok Pasir Putih, Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, akhirnya ditemukan meninggal dunia. Jenazah korban bernama Kasianto (44), warga Desa Kedungwungu, Tegaldlimo, ditemukan mengapung di Perairan Pebuahan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, pada Rabu (10/12/2025).

    Korban sebelumnya dilaporkan hilang saat memancing pada Sabtu (6/12/2025) malam. Keesokan harinya, Minggu (7/12/2025) dini hari, alat pancing miliknya ditemukan di dasar laut sekitar 50 meter dari lokasi memancing. Temuan itu menguatkan dugaan bahwa korban terseret arus kuat saat aktivitas memancing.

    Kapolsek Tegaldlimo, Iptu Sadimun, menjelaskan bahwa laporan penemuan jenazah pertama kali diterima dari Pos AL Muncar setelah jenazah terlihat mengapung di perairan Bali, sekitar 10,23 nautical mile (NM) dari titik awal korban dilaporkan hilang. Petugas kemudian melakukan proses evakuasi dan membawa jenazah ke Pengambengan untuk selanjutnya dibawa ke RSUD Negara.

    Evakuasi pemancing yang hilang ditemukan di Jembrana, Bali.

    Identifikasi dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB, dan pihak keluarga memastikan jenazah tersebut adalah Kasianto berdasarkan pakaian serta ciri fisik. “Dipastikan jenazah yang ditemukan di perairan Bali itu adalah pemancing yang hilang di perairan Watu Kapal TN Alas Purwo,” ujar Iptu Sadimun.

    Keluarga dengan didampingi aparatur desa kemudian mengirim ambulans untuk menjemput jenazah di Bali. Pada pukul 09.45 WIB, pihak keluarga telah berangkat menuju RSUD Negara guna proses pemulangan korban.

    Menurut Iptu Sadimun, proses pencarian sejak hari pertama menghadapi tantangan berat, mulai cuaca mendung, gelombang mencapai 1,5 meter, hingga angin timur laut berkecepatan 4 knot. “Sejak awal, pencarian dilakukan menyisir laut dan daratan, namun kondisi cuaca dan gelombang membuat operasi SAR cukup menantang. Syukurlah korban akhirnya ditemukan meski dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.

    Dengan telah ditemukannya korban, tim SAR gabungan melakukan debriefing dan resmi menutup operasi pencarian pada pukul 11.00 WIB. Seluruh personel dari berbagai unsur kemudian dikembalikan ke kesatuan masing-masing. (ayu/but)

     

  • Saya Belum Sempat Balas Pesannya

    Saya Belum Sempat Balas Pesannya

    Liputan6.com, Jakarta – Isak tangis warnai halaman rumah duka Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, kala keluarga menjemput jenazah Mochamad Apriyana (40), salah satu korban kebakaran Gedung Terra Drone.

    Ira Daniyati, adik perempuan korban, tak mampu berdiri tegak saat peti jenazah adiknya digeser menuju mobil ambulans. Air matanya tak putus mengalir, tubuhnya goyah, hingga seorang psikolog Polri ikut turun tangan menenangkan.

    Ari, Burhan, dan Maulana yang merupakan saudara kandung turut memeluk dan menahan tubuh Ira yang beberapa kali hampir jatuh.

    Namun mereka sendiri tak sanggup menyembunyikan kesedihan ketika nama Mochamad Apriyana disebut petugas.

    Ira memeluk erat satu map hijau berisi berkas identitas sang kakak. Matanya tak pernah lepas dari tulisan Mochamad Apriyana di depan map itu.

    Ketika ambulans berhenti persis di depannya untuk proses serah terima, Ira terseret langkah goyah memasuki mobil.

    Begitu keluar, tangisnya pecah semakin kencang, berubah menjadi histeris. Seorang Polwan buru-buru memeluknya sebelum Ira akhirnya pingsan dan dibopong ke ruang perawatan.

    Tak lama kemudian, peti berisi jenazah Mochamad Apriyana digotong menuju ambulans. Ira yang baru tersadar langsung mencari-cari.

    “Mana, mana,” teriaknya di lokasi, Rabu (10/12/2025).

    Begitu pintu ambulans dibuka, ia menerjang mendekat, memeluk peti kayu cokelat itu sambil tersedu-sedu.

    Di luar ruang jenazah, Ahmad Maulana, adik bungsu korban, berusaha bicara tenang. Namun suaranya serak ketika mengenang percakapan terakhir dengan sang kakak.

    “Hanya nanya kabar aja sih. Itu jam 8 kalau enggak salah. Karena malamnya habis teleponan juga kan. Cuman enggak selesai aja posisinya,” cerita dia.

    “Saya yang belum sempat balas malah,” imbuh Ahmad.

    Saat ia kembali ponsel untuk membuka WhatsApp sore hari, centang pesan sudah berubah menjadi satu.

    “Pas saya balas, udah ceklis satu, itu posisi udah kejadian siang,” ujar dia.