Transportasi: Ambulans

  • Pemkot Surabaya Perketat Izin Tenda Hajatan di Jalan Raya, Pelanggar Bisa Didenda Rp50 Juta

    Pemkot Surabaya Perketat Izin Tenda Hajatan di Jalan Raya, Pelanggar Bisa Didenda Rp50 Juta

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperketat aturan pendirian tenda hajatan di jalan raya untuk mencegah gangguan lalu lintas dan mengurangi risiko keselamatan publik. Kebijakan baru ini mulai diberlakukan setelah disepakati bersama kepolisian dan perangkat kelurahan pada Senin (27/10/2025).

    Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa setiap warga yang ingin menggelar acara di jalan umum wajib mengantongi izin berjenjang dari lingkungan masing-masing. “Izin hari ini sudah disepakati tidak boleh izin secara langsung. Maka dia harus mengajukan izin dan ada keterangan dari RT, RW, dan lurah,” kata Eri Cahyadi.

    Menurutnya, proses perizinan kini harus melewati jalur administrasi yang lebih ketat. Setelah mendapat persetujuan dari RT, RW, dan lurah, permohonan baru bisa diajukan ke kepolisian sektor (polsek) setempat. Tanpa surat rekomendasi berjenjang tersebut, pihak kepolisian tidak akan memberikan izin pendirian tenda hajatan.

    “Dari hasil koordinasi dengan kepolisian, polsek tidak akan lagi memberikan izin tanpa ada alur permintaan izin dan persetujuan yang runtut. Jika itu dilanggar warga, akan ada sanksi tegas hingga denda Rp50 juta,” tegas Eri.

    Pemkot Surabaya juga telah menugaskan perangkat RT, RW, dan kelurahan untuk menyosialisasikan aturan ini kepada masyarakat. Selain mekanisme perizinan, regulasi baru itu turut mengatur batas luas penggunaan jalan yang diperbolehkan untuk tenda hajatan.

    “Jadi di dalam itu akan keluar (tertera) berapa meter (syarat diperbolehkannya) menggunakan jalan tersebut. Satu meter, setengah meter, atau semua, nah itu akan ada di surat izin yang akan keluar,” jelas Eri.

    Pengetatan aturan tersebut dilakukan untuk menekan potensi gangguan aktivitas publik di jalan umum. Pemerintah menilai, penggunaan ruas jalan untuk hajatan kerap menimbulkan kemacetan, menghambat mobilitas warga, serta berisiko mengganggu penanganan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran.

    Langkah ini diharapkan dapat menjaga ketertiban dan keselamatan bersama, sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa penggunaan fasilitas publik harus tetap memperhatikan kepentingan umum. [rma/beq]

  • Sopir Ambulans Ciamis Tewas di Lokasi Antar Jenazah, Kelelahan dan Sakit Maag Diduga Jadi Penyebab

    Sopir Ambulans Ciamis Tewas di Lokasi Antar Jenazah, Kelelahan dan Sakit Maag Diduga Jadi Penyebab

    GELORA.CO – Seorang sopir ambulans bernama Wahyu (48) mengalami musibah saat bertugas di Ciamis, Jawa Barat.

    Pria yang berasal dari Bandung ini meninggal dunia sesaat setelah menuntaskan tugasnya.

    Wahyu baru saja mengantarkan jenazah Nyonya Lilih (45) ke rumah duka.

    Almarhumah Nyonya Lilih merupakan warga Dusun Hujung Tiwu 2, Desa Hujung Tiwu, Kecamatan Panjalu.

    Peristiwa pilu tersebut terjadi pada hari Jumat (24/10/2025) sore.

    Setibanya di lokasi, Wahyu memarkirkan ambulans agar jenazah mudah dikeluarkan.

    Saat warga sedang mengeluarkan jenazah Nyonya Lilih, Wahyu tiba-tiba terjatuh dari tempat duduk kemudi.

    Kepala Dusun Hujung Tiwu 2, Rudi Soleh Komarudin, membenarkan insiden tersebut.

    Ia dihubungi melalui telepon pada hari Sabtu (25/10/2025) terkait kejadian ini.

    “Saat warga mengeluarkan jenazah, tiba-tiba Mang Wahyu terjatuh,” kata Rudi Soleh Komarudin.

    Warga setempat sempat bergegas membawa Wahyu ke puskesmas terdekat.

    Namun, nyawa sang sopir ambulans itu tidak bisa tertolong.

    Sebelum tiba di rumah duka, Wahyu dikabarkan sempat mengobrol dengan keluarga jenazah.

    Hal itu terjadi saat waktu salat Ashar tiba di perjalanan.

    “Kata anaknya Ibu Lilih, nanti saja di lembur (kampung halaman), masih keburu (sampai),” jelas Rudi.

    Informasi dari pihak keluarga Wahyu menyebutkan almarhum memiliki riwayat sakit.

    Wahyu diketahui mempunyai riwayat penyakit lambung atau maag.

    “Kata keluarga, punya sakit mag, suka sesak (saat kambuh),” ungkap Rudi.

    Kejadian ini diduga murni karena faktor kondisi kesehatan dan kelelahan.

    Jenazah Wahyu telah diserahkan kembali kepada pihak keluarga untuk dikebumikan.***

  • 10
                    
                        Kronologi Mobil Lexus Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah
                        Megapolitan

    10 Kronologi Mobil Lexus Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah Megapolitan

    Kronologi Mobil Lexus Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan mengungkap kronologi insiden mobil Lexus tertimpa pohon palem yang tumbang di Jalan Metro Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (26/10/2025).
    Kepala Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda, menjelaskan, mulanya kendaraan tersebut sedang dalam perjalanan menuju arah Lebak Bulus.
    Namun, hujan deras disertai angin kencang membuat satu pohon palem tumbang dan langsung menimpa kendaraan di jalan.
    “Palem tumbang dan menimpa pengemudi yang sedang berkendara menuju arah Lebak Bulus,” ungkap Syamsul saat dikonfirmasi, Minggu.
    Syamsul menambahkan, salah satu warga yang sedang berada di dekat lokasi dan melihat kejadian langsung melapor ke kantor Sudin Damkar Lebak Bulus.
    Setelah itu, petugas tiba di lokasi dan mendapati pengemudi mobil sudah meninggal dunia.
    “Pada saat dievakuasi korban dalam kondisi sudah meninggal dunia. Selanjutnya korban dibawa oleh ambulans ke rumah sakit,” jelasnya.
    Syamsul menambahkan, pihaknya mengerahkan tiga personel untuk melakukan evakuasi korban dan penanganan pohon tumbang.
    Sebelumnya diberitakan, sebuah mobil Lexus tertimpa pohon tumbang di wilayah Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Minggu (26/10/2025).
    Peristiwa itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah tersebut pada Minggu sore.
    “Obyek terdampak satu pohon tumbang dan satu unit mobil,” kata Kapusdatin BPBD Jakarta, Muhammad Yohan, dalam keterangannya, Minggu.
    Yohan mengatakan, pihaknya masih mendata kemungkinan adanya korban dalam insiden ini.
    Ia belum dapat memastikan kondisi pengemudi ataupun penumpang di dalam mobil.
    “Untuk korban dan estimasi kerugian masih dilakukan pendataan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sopir Ambulans Meninggal Tepat Setelah Turunkan Jenazah di Depan Rumah Duka
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 Oktober 2025

    Sopir Ambulans Meninggal Tepat Setelah Turunkan Jenazah di Depan Rumah Duka Bandung 25 Oktober 2025

    Sopir Ambulans Meninggal Tepat Setelah Turunkan Jenazah di Depan Rumah Duka
    Tim Redaksi
    CIAMIS, KOMPAS.com –
      Seorang sopir ambulans bernama Wahyu (48), asal Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia sesaat setelah mengantarkan jenazah Lilih (45), warga Dusun Hujung Tiwu 2, Desa Hujung Tiwu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jumat (24/10/2025) sore.
    Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat ambulans yang dikemudikan Wahyu tiba di rumah duka.
    Ia sempat memarkirkan ambulans, lalu memundurkannya untuk mempermudah proses penurunan jenazah.
    Namun, ketika warga menurunkan jenazah Lilih dari ambulans, tiba-tiba Wahyu terjatuh dari kursi kemudi dan tak sadarkan diri.
    Warga sempat membawanya ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawanya tidak tertolong.
    “Saat warga mengeluarkan jenazah, tiba-tiba Mang Wahyu terjatuh,” kata Kepala Dusun Hujung Tiwu 2, Rudi Soleh Komarudin, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (25/10/2025).
    Sebelum meninggal, Lilih diketahui menjalani perawatan selama sekitar sepekan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
    Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke kampung halamannya di Panjalu menggunakan ambulans milik Himpunan Masyarakat Hujung Tiwu (Himmah).
    Saat kejadian, Wahyu diketahui sedang bersiaga di garasi ambulans tersebut. Ia sehari-hari beraktivitas di Bandung.
    Begitu mendapat kabar ada warga yang meninggal, Wahyu langsung membawa jenazah Lilih pulang ke Panjalu.
    “Sopir ambulans banyak, saat itu mungkin hanya ada Mang Wahyu (di garasi), jadi dia yang mengantar,” ujar Rudi.
    Berdasarkan keterangan keluarga Lilih, selama perjalanan menuju Panjalu, kondisi Wahyu tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
    Bahkan, ketika waktu shalat Ashar tiba, Wahyu sempat berbincang dengan keluarga Lilih.
    “Kata anaknya Ibu Lilih, nanti saja di lembur (kampung halaman), masih keburu (sampai),” jelas Rudi.
    Namun, menurut informasi dari keluarga Wahyu, almarhum memiliki riwayat penyakit lambung.
    “Kata keluarga, punya sakit mag, suka sesak (saat kambuh),” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Penumpang Ceritakan Detik-detik Saat KA Purwojaya Anjlok: Tiba-tiba Ngerem Mendadak!
                        Bandung

    6 Penumpang Ceritakan Detik-detik Saat KA Purwojaya Anjlok: Tiba-tiba Ngerem Mendadak! Bandung

    Penumpang Ceritakan Detik-detik Saat KA Purwojaya Anjlok: Tiba-tiba Ngerem Mendadak!
    Tim Redaksi
    KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com- 
    Adit Candra, salah satu penumpang KA Purwojaya yang anjlok di dekat Stasiun Kedunggedeh, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (25/10/2025), menyebut bahwa kereta tiba-tiba mengerem mendadak sebelum keluar dari jalur.
    Adit menuturkan, ia naik KA Purwojaya dari Stasiun Gambir menuju Cilacap dan berada di rangkaian gerbong depan.
     
    Sementara itu, gerbong yang anjlok berada di bagian belakang.
    “Kereta tiba-tiba ngerem mendadak. Aku kira berhenti di stasiun sini kan, ternyata anjlok,” kata Adit saat ditemui di lokasi, Sabtu.
    Ia mengaku hanya sempat mendengar suara rem keras sebelum kereta berhenti total.
    Adit juga menolak tawaran untuk dialihkan menggunakan bus karena sering mabuk dalam perjalanan.
    Diberitakan sebelumnya, KA Purwojaya anjlok di dekat Stasiun Kedunggedeh, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (25/10/2025).
    Sebanyak 227 penumpang terdampak akibat insiden tersebut.
    Jumlah penumpang KA Purwojaya berdasarkan tujuan: 51 orang menuju Cirebon, 1 orang ke Bumiayu, 81 orang ke Purwokerto, 14 orang ke Kroya, 16 orang ke Gombong, 6 orang ke Maos, dan 58 orang ke Cilacap, dengan total 227 orang.
    “Dari Stasiun Kedunggedeh disediakan 6 unit bus, namun hanya 5 penumpang tujuan Cilacap yang berkenan menggunakan bus tersebut dan satu bus tetap diberangkatkan,” kata Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, dalam keterangannya kepada Kompas.com.
    Ixfan menambahkan, tiga penumpang batal melanjutkan perjalanan.
    Rinciannya, satu penumpang mengalami terkilir dan telah dirujuk ke rumah sakit menggunakan ambulans, sementara dua penumpang lainnya memilih kembali ke Jakarta menggunakan KA lokal.
    Sementara itu, sebanyak 219 penumpang lainnya dialihkan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan KA 44 Taksaka dari lokasi kejadian.
    KAI memastikan seluruh penumpang KA 58F Purwojaya dalam keadaan selamat dan telah dilakukan pengaturan lanjutan agar perjalanan mereka tetap dapat dilanjutkan hingga ke tujuan akhir masing-masing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hilang Kontak di Perairan Makassar, Kapal Ambulans Ditemukan di Selat Madura

    Hilang Kontak di Perairan Makassar, Kapal Ambulans Ditemukan di Selat Madura

    Jakarta

    Kapal ambulans yang dilaporkan hilang kontak di perairan Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Selat Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditemukan. Kapal yang membawa 3 penumpang itu ditemukan di Selat Madura.

    “Iya sudah ditemukan, tadi saya sudah konfirmasi ke keluarganya (awak kapal) membenarkan bahwa telah ditemukan. Ditemukan di Perairan Sapeken Puang (Selat Madura),” ujar Kasiops Basarnas Makassar Andi Sultan dilansir detikSulsel, Jumat (24/10/2025).

    Andi Sultan mengaku belum berkomunikasi langsung dengan awak kapal yang ditemukan selamat. Dia mengaku baru melihat gambar dan langsung menghubungi keluarga awak kapal.

    “Tapi sampai saat ini kami belum bisa komunikasi langsung dengan awak tersebut, kami baru melihat gambar,” jalannya.

    Dia juga mengaku sudah mendapat video pertemuan awak kapal dengan keluarganya. Namun pihak keluarga menyebut para awak kapal akan dibiarkan beristirahat dahulu.

    (whn/ygs)

  • Pria Asal Bogor Ceburkan Diri ke Laut dari Kapal Feri, Dipicu Depresi Ribut Sama Istri

    Pria Asal Bogor Ceburkan Diri ke Laut dari Kapal Feri, Dipicu Depresi Ribut Sama Istri

     

    Liputan6.com, Bali – Motif pria berinisial AR (29), warga  Bogor, Jawa Barat, nekat menceburkan diri ke laut dari atas KMP Dharma Ferry VIII saat berlayar menuju Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem, Bali, akhirnya terkuak. Polisi menyebut, tindakan nekat yang dilakukan AR dipicu masalah keluarga.

    Kasi Humas Polres Karangasem Ipda I Nengah Artono sebelumnya mengatakan, AR melompat ke laut di perairan Bali tepatnya pada koordinat 08°33’322” S / 155°30’972”, Selasa pagi (21/10/2025), sekitar pukul 06.30 Wita.

    “Iya, benar ada penumpang yang menceburkan diri dari atas kapal feri,” kata Ipda Artono dikutip dari Merdeka, Rabu (22/10/2025).

    Kejadian tersebut bermula saat AR, berangkat dari Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat, menuju Padangbai. Saat kapal hampir tiba di perairan tujuan, seorang saksi melihat pria yang bekerja sebagai sopir truk tiu tiba-tiba melompat ke laut dan langsung berteriak meminta pertolongan.

    Mengetahui kejadian itu, Kapten KMP Dharma Ferry VIII, Sunaryo, segera memutar haluan dan memerintahkan anak buah kapal (ABK) menurunkan sekoci untuk melakukan pencarian. Sekitar pukul 06.55 Wita, korban berhasil dievakuasi dan dinaikkan ke kapal dalam kondisi pingsan.

    Menurut petugas kapal Suliyandi, korban masih bernyawa namun tak sadarkan diri. Kapal kemudian bersandar di Dermaga II Pelabuhan Padangbai pukul 07.25 WITA, dan AR langsung dibawa ke Puskesmas Manggis I menggunakan ambulans KKP Padangbai untuk penanganan medis.

    “Korban sempat pingsan, tapi kini sudah sadar dan berangsur membaik. Ia sudah bisa diajak berkomunikasi,” ujar Artono.

    Polisi menyebut, tindakan nekat AR diduga dipicu masalah keluarga.

    “Sebab kejadian, korban depresi karena ada masalah keluarga atau masalah dengan istri. Korban dalam keadaan selamat namun sempat pingsan, tetapi sekarang sudah berangsur-angsur membaik dan dapat diajak komunikasi atau observasi di Puskesmas Manggis 1,” ujarnya.

  • Sepekan Tak Ditemukan, Pencarian Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar Dihentikan

    Sepekan Tak Ditemukan, Pencarian Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar Dihentikan

    Liputan6.com, Jakarta – Setelah 7 hari melakukan pencarian, operasi pencarian kapal ambulans yang hilang kontak di perairan Selat Makassar, Kabupaten Pangkep, resmi dihentikan. Keputusan ini diambil setelah tim gabungan Basarnas Makassar dan unsur potensi SAR tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal maupun tiga penumpangnya.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, mengatakan bahwa penghentian operasi dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Basarnas.

    “Operasi SAR kapal ambulans ini telah dilaksanakan selama tujuh hari dengan menggunakan KN SAR Kamajaya yang membawa ABK, rescuer, dan potensi SAR. Hingga hari ketujuh, kami belum menemukan tanda-tanda keberadaan kapal maupun penumpangnya,” kata Arif, Selasa (21/10/2025) petang.

    Arif menjelaskan, keputusan penghentian operasi didasarkan pada hasil pencarian yang telah dilakukan secara intensif di seluruh area yang diprediksi menjadi jalur pelayaran kapal tersebut.

    “Kami telah menyisir jalur yang direkomendasikan oleh aplikasi SAR Map dan jalur yang kemungkinan besar dilewati kapal ambulans, namun hasilnya nihil,” katanya.

    Meski demikian, Arif menegaskan bahwa jika di kemudian hari muncul informasi baru terkait keberadaan kapal atau korban, Basarnas siap membuka kembali operasi pencarian.

    “Operasi ini kami tutup sementara, namun apabila ada laporan atau temuan baru di lapangan, operasi akan segera kami aktifkan kembali,” tegasnya.

     

  • Ambulans Terbalik di Tol Jombang-Mojokerto, Lima Korban Luka-luka

    Ambulans Terbalik di Tol Jombang-Mojokerto, Lima Korban Luka-luka

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah ambulans yang sedang membawa pasien mengalami kecelakaan di Jalan Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) KM 693+600 A, Selasa (21/10/2025). Kecelakaan tunggal ini menyebabkan lima orang terluka dan membutuhkan perawatan medis.

    Ambulans Suzuki APV bernomor polisi AG 8095 EP itu sedang dalam perjalanan dari Kediri menuju Surabaya, membawa seorang pasien yang hendak dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Kendaraan tersebut dikemudikan oleh Ferry (40), warga Perum Doko Indah, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

    Menurut keterangan AKP Sudirman, Kanit PJR Jatim III Warugunung Ditlantas Polda Jatim, kecelakaan diduga terjadi akibat aquaplaning, yaitu kondisi di mana ban kendaraan kehilangan traksi dengan jalan yang licin karena genangan air.

    “Semula kendaraan melaju dari Kediri tujuan Surabaya dengan kecepatan 110 km/jam di lajur 2. Setiba di KM 693+500 A, kendaraan mengalami aquaplaning, sehingga pengemudi kehilangan kendali dan tidak bisa mengendalikan kendaraan,” ujar Sudirman.

    Kendaraan pun berputar-putar dan oleng ke kiri, menabrak pembatas jalan (guardrail) di Lajur OS, sebelum akhirnya terbalik dan melintang di Lajur OS dan Lajur 1.

    Akibat kecelakaan ini, lima orang yang berada di dalam ambulans, termasuk pasien, mengalami luka-luka dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

    Peristiwa ini menambah catatan kecelakaan di jalan tol yang dapat berpotensi berbahaya, terutama saat cuaca buruk. Aparat kepolisian mengimbau agar para pengemudi selalu berhati-hati, terutama saat melintasi jalan yang tergenang air, untuk menghindari kejadian serupa. [suf]

  • Kisah Kepulangan Suroto: Polisi Gresik Antar Pahlawan Devisa Kembali ke Tanah Air

    Kisah Kepulangan Suroto: Polisi Gresik Antar Pahlawan Devisa Kembali ke Tanah Air

    Gresik (beritajatim.com) – Suroto, pekerja migran asal Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, akhirnya pulang ke tanah kelahirannya. Bukan dengan langkah gagah membawa kisah sukses dari negeri jiran, melainkan dalam peti kayu yang diselimuti duka. Ia meninggal dunia karena sakit saat bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia.

    Kabar itu sampai ke Polres Gresik melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Gresik. Tanpa menunggu lama, tim Seksi Kedokteran dan Kesehatan (Sidokkes) bergerak cepat. Mereka menjemput jenazah Suroto di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, dan mengantarnya menuju rumah duka menggunakan ambulans gratis milik Polres Gresik.

    “Ini merupakan bagian dari komitmen Polres Gresik dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama dalam situasi kemanusiaan,” ujar Kasie Dokkes Polres Gresik, Iptu Sugioto, dengan mata berkaca-kaca mengenang perjalanan itu.

    Perjalanan ambulans malam itu sunyi. Di sepanjang jalan menuju Dukun, beberapa warga menunggu di tepi jalan untuk memberi penghormatan terakhir. Bagi mereka, Suroto bukan hanya tetangga — dia adalah pahlawan devisa yang berjuang di negeri orang demi keluarganya.

    “Kami akan terus berupaya memperluas layanan kemanusiaan semacam ini agar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan, khususnya bagi keluarga pekerja migran,” lanjut Sugioto.

    Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menegaskan bahwa kehadiran polisi bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga merawat sisi kemanusiaan.

    “Wujud kepedulian kami tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat tapi juga pengabdian,” tuturnya.

    Ketika ambulans berhenti di depan rumah sederhana di Lowayu, suasana berubah hening. Tangis keluarga pecah menyambut kepulangan Suroto. Di tengah duka itu, masyarakat menyadari: kepedulian aparat tak hanya sebatas tugas, tapi juga bentuk penghormatan bagi mereka yang mengabdi untuk negeri. [dny/beq]