Transportasi: Ambulans

  • Bupati Jember Ajak Penerima Bantuan Juga Bersedekah

    Bupati Jember Ajak Penerima Bantuan Juga Bersedekah

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto mengajak warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang menjadi penerima bantuan juga bersedekah. Dia berharap ini bisa menjadi kultur.

    “Kita di bulan suci Ramadan ini mengajak seluruh masyarakat Jember, siapapun yang punya rezeki lebih, untuk bersedekah. Anda menerima sedekah. Tapi sesampai di rumah, saya meminta kepada Anda, sebagian dari sedekah itu diberikan ke orang lain, kepada saudara atau tetangga,” kata Hendy, di sela-sela acara J-Bershodaqoh, di Kecamatan Kalisat, Jumat (22/03/2024).

    “Saya mengajari orang bersedekah, siapapun orangnya. Niatnya hanya satu. Sedekah. Titik. Tidak ada niat lain-lain. Tidak ada maksud macam-macam. Jadi orang Jember bukan hanya menerima, tak mau memberi. Ini tidak boleh. Menerima juga memberi,” kata Hendy.

    Semangat ini, menurut Hendy, harus ditumbuhkan pada saat Ramadan dan dilanjutkan seumur hidup. “Kami berharap ini jadi kebiasaan orang Jember,” katanya.

    Hendy mengatakan, Jember dihuni kurang lebih 2,6 juta orang. “Orang semua, bukan pohon kelapa. Punya perut semua. Kalau kita sama-sama bersedekah, baik. Ekonomi berjalan. Kuncinya sedekah. Tidak berpikir macam-macam. Selain menggerakkan perekonomian, sedekah juga mencegah bencana.,” jelasnya.

    Hendy juga meminta kepada ibu-ibu yang hamil untuk memeriksakan diri ke puskesmas. “Tidak perlu membayar lagi. Kalau tidak ada angkutan menuju puskesmas karena rumah jauh, minta tolong ke Pak Kepala Desa. Ada ambulans, gratis tidak berbayar. Syaratnya warga ber-KTP Jember. Kalau Pak Kades suruh bayar, lapor ke bupati,” katanya. [wir]

  • Tiga Santri Jombang Swafoto di Pinggir Rel, Satu Tewas Disambar Kereta Api

    Tiga Santri Jombang Swafoto di Pinggir Rel, Satu Tewas Disambar Kereta Api

    Jombang (beritajatim.com) – Tiga santri asal Ponpes (Pondok Pesantren) Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang melakukan swafoto di pinggir rel Desa Glagahan kecamatan setempat.

    Saking asyiknya jeprat-jepret menggunakan ponsel, mereka tidak sadar ada bahaya mengancam. Saat bersamaan sebuah kereta api melaju kencang. Nah, salah satu santri, tersambar kereta hingga tewas.

    Tubuh santri itu terpental. Dia mengembuskan nafas terakhirnya. Sedang dua santri lainnya dilaporkan selamat dari sambaran ular besi itu. “Tiga orang santri. Yang meninggal satu orang,” ujar Jangki Dausat (18), saksi mata.

    Jangki menjelaskan, meski tertemper kereta api namun jasad santri tersebut masih utuh. Hanya saja, Jangki tidak mengetahui identitas santri itu. Jengki hanya mengatakan bahwa saat kejadian, kereta api membunyikan klakson berkali-kali.

    “Identitasnya tidak tahu. Korban memakai celana trining dan baju takwa. Dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans desa. Sepertinya sudah meninggal dunia,” kata warga Kecamatan Perak ini ketika di lokasi kejadian.

    Peristiwa itu dibenarkan oleh Kapolsek Perak AKP Kasnasin, Sabtu (23/3/2024). Menurutnya, tiga santri tersebut berasal dari Ponopes Gadingmangu Perak. Mereka adalah M Alif Firmansyah (15), Bima Qori Firdaus (15), dan Alexa Maulana Achmad (15).

    Kejadiannya Jumat malam sekitar pukul 21.45 WIB. Ketiganya usai menjalankan ibadah salat tarawih. Kemudian mengendarai sepeda motor menuju Dusu Glagahan. Sepeda motor yang mereka kendarai diparkir di balai desa.

    Selanjutnya, tiga santri itu menyeberang jalan menuju rel. Di lokasi tersebut, Alif, Bima dan Alexa mencari spot foto. Mereka ingin mengambil gambar dengan latar belakang kereta api. Sejurs kemudian, kereta api melaju dari arah timur.

    Alif dan Bima menyadari ada bahaya. Keduanya menepi. Sedangkan Alexa masih asyik jeprat-jepret. Alif dan Bima meneriaki kawannya yang berasal dari Koja, Jakarta Utara, itu agar segera menepi. Namun teraikan dua santri tersebut tak dihiraukan oleh Alexa.

    Dalam sekejap, kereta api menyambar tubuh Alexa. Korban terpental hingga 10 meter akibat tertabrak kereta api. “Jasadnya kemudian dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang,” ujar Kasnasin ketika dikonfirmasi. [suf]

  • Lansia Asal Gresik Meninggal Dunia Akibat Kios Bensin Terbakar

    Lansia Asal Gresik Meninggal Dunia Akibat Kios Bensin Terbakar

    Gresik (beritajatim.com) – Seorang lanjut usia atau lansia atas nama Khoiriyah (68) ditemukan meninggal dunia akibat kios bensin yang menjadi tempat usahanya terbakar di Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik. Selain ludes dilalap api, kios tersebut terbakar juga disertai adanya ledakan.

    Berdasarkan Indonesia yang dihimpun kejadian kebakaran tersebut terjadi pada pukul 15.00 WIB. Diduga penyebab kebakaran itu, korban sedang memasak sambil menyalurkan bensin ke pembeli.

    Saat kembali untuk memasak, tiba-tiba muncul kobaran api yang langsung menyambar korban. Dalam hitungan detik, tubuh korban dilalap si jago merah lalu menyambar bangunan seluruh kios.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Gresik, Suyono membenarkan ada kios terbakar yang menyebabkan korban jiwa.

    “Saat personel damkar berjibaku memadamkan api. Ditemukan ada korban lalu dievakuasi ke mobil ambulance,” ujarnya, Kamis (21/03/2024).

    Usai berhasil memadamkan api selama satu jam kata Suyono, anggota yang bertugas terus memastikan tidak ada titik api yang muncul di bangunan kios.

    “Kami mengerahkan 8 personel damkar untuk memadamkan api yang menghanguskan bangunan kios serta dibantu 1 unit mobil suplai air,” ungkapnya.

    Terkait dengan adanya korban lanjut Suyono, sudah diserahkan ke Polsek Dukun untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.

    “Untuk penyebab yang pasti menjadi ranahnya aparat kepolisian. Kami hanya melakukan evakuasi korban,” pungkasnya. [dny/ian]

  • Tragis! Pria Australia Tewas Digigit Ular di Tempat Penitipan Anak

    Tragis! Pria Australia Tewas Digigit Ular di Tempat Penitipan Anak

    Queensland

    Tragis! Seorang pria di Australia tewas setelah digigit ular ketika berusaha mengeluarkan reptil tersebut dari tempat penitipan anak setempat. Pria itu diyakini telah digigit ular cokelat yang merupakan salah satu spesies ular paling mematikan di dunia.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (20/3/2024), paramedis di wilayah negara bagian Queensland dipanggil ke lokasi kejadian pada Selasa (19/3) sore waktu setempat, dan menemukan pria yang tidak disebut identitasnya itu dalam kondisi kritis.

    Juru bicara Layanan Ambulans Queensland mengatakan kepada AFP bahwa pria tersebut dilarikan ke rumah sakit di wilayah Townsville, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

    Laporan media lokal menyebut pria itu berusaha mengeluarkan seekor ular dari sebuah tempat penitipan anak.

    Diduga kuat pria itu digigit oleh ular cokelat, salah satu spesies ular paling mematikan di dunia.

    Kematian akibat gigitan ular tergolong jarang terjadi di wilayah Australia, dengan hanya segelintir serangan fatal yang tercatat setiap tahunnya. Menurut Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia, sekitar 200 orang dirawat di rumah sakit setiap tahun karena kontak dengan ular cokelat.

    “Kami memiliki antivenom dengan kualitas sangat baik di Australia,” kata Christina Zdenek dari Akademi Reptil Australia kepada AFP.

    Ular paling aktif dari bulan September hingga Januari, ketika reptil berdarah dingin ini menghangatkan diri di musim panas Australia.

    Zdenek menyebut cara terbaik untuk mengobati gigitan ular adalah dengan “tetap diam, tenang dan membalut anggota tubuh dengan erat menggunakan perban yang elastis”.

    “Jangan pernah mencoba membunuh ular,” imbuhnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BPJS Kesehatan Cabang Mojokerto Ingatkan Status Kepesertaan JKN Aktif

    BPJS Kesehatan Cabang Mojokerto Ingatkan Status Kepesertaan JKN Aktif

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Mojokerto mengingatkan agar para peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak lupa membayar iuran tepat waktu agar status kepesertaan JKN aktif selalu. Meski selama periode cuti bersama dan libur Lebaran, akses pelayanan kesehatan yang diperlukan dipermudah.

    Hal tersebut disampaikan Pejabat Pengganti Sementara (PPS), Kepala BPJS Kesehatan Cabang Mojokerto, Indri Lestari Maharani di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Mojokerto, Rabu (20/3/2024). Komitmen tersebut mengacu pada prinsip portabilitas yang telah diterapkan BPJS Kesehatan.

    “Selama periode cuti bersama dan libur lebaran, tanggal 8 hingga 15 April 2024, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memudahkan peserta JKN dengan memberikan akses pelayanan kesehatan yang diperlukan. Prinsip portabilitas diwujudkan dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara bagi peserta JKN di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.

    Peserta yang berada di luar wilayah tempat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar, dapat mengakses pelayanan rawat jalan di FKTP lain paling banyak tiga kali kunjungan dalam waktu satu bulan. BPJS Kesehatan juga menyediakan berbagai kanal layanan seperti pelayanan piket di kantor cabang dan Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA).

    “Jam operasi dari pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Layanan yang disediakan bagi peserta JKN mencakup administrasi, pemberian informasi, dan penanganan pengaduan. Selain itu, peserta JKN juga dapat memanfaatkan layanan administrasi JKN melalui Aplikasi Mobile JKN. Kita juga memberikan sosialisasi kepada peserta melalui poster, spanduk, leaflet, banner,” katanya.

    Selain itu, dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada pemudik selama libur Lebaran, BPJS Kesehatan menyiapkan Posko Mudik mulai dari tanggal 5 hingga 9 April 2024. Lokasi Posko Mudik Kesehatan tersebar di beberapa titik strategis seperti di Terminal Purabaya Sidoarjo. Posko tersebut menyediakan berbagai layanan seperti konsultasi dan pemeriksaan kesehatan dan lainnya.

    “Diharapkan masyarakat dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses layanan kesehatan selama periode libur lebaran ini. Namun para peserta untuk jangan lupa bayar iuran tepat waktu agar status kepesertaan JKN aktif selalu. Karena jika status kepesertaannya tidak aktif, dendanya cukup besar yakni 5 persen dari biaya yang dibebankan kali tunggakan,” ujarnya.

    Untuk peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang dikenal sebagai peserta mandiri, diimbau untuk rutin melakukan pembayaran iuran setiap bulannya per tanggal 10 agar status kepesertaan tetap aktif. BPJS Kesehatan juga telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 960 ribu kanal pembayaran untuk mempermudah peserta JKN dalam melakukan pembayaran iuran.

    “BPJS Kesehatan telah menerapkan janji layanan JKN di fasilitas kesehatan, yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka Transformasi Mutu Layanan. Dengan adanya janji layanan JKN, peserta JKN dapat merasakan berbagai kemudahan dalam mengakses layanan JKN. Seperti cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk mengakses layanan di fasilitas kesehatan,” tegasnya.

    Peserta JKN juga dapat langsung menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 165 untuk pencarian informasi fasilitas terdekat bagi yang melakukan perjalanan mudik dan mengakses melalui Aplikasi Mobile JKN untuk mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat. Kini terdapat fitur i-Care JKN yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan.

    “Bagi yang melakukan perjalanan mudik untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan makanan bergizi seimbang, kurangi makanan tinggi gula, perbanyak asupan air putih, istirahat cukup, dan usahakan tetap berolahraga ringan. Jangan lupa juga untuk selalu memastikan status kepesertaan JKN kita semua aktif, sehingga saat hendak mengakses layanan di fasilitas kesehatan tidak terkendala,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto dr Farida Mariana menambahkan, rumah sakit di Kota Mojokerto selama cuti bersama dan libur Lebaran menerima rujukan dari Puskesmas, Pos Kesehatan Terpadu, Public Safety Center (PSC)  dan Palang Merah Indonesia (PMI).

    “Rumah sakit menugaskan dokter jaga onsite dan oncall selama mudik dan libur Lebaran. Jika tidak ada dokter spesialis yang bertugas maka, Puskesmas dan Pos Kesehatan Terpadu akan merujuk ke rumah sakit rujukan yang sudah ditentukan. Di Puskesmas, klinik, PSC dan PMI, selain menugaskan tim kesehatan juga menyiapkan ambulance lengkap dengan alat kesehatan dan obat-obatan emergency,” tambahnya. [tin/aje]

  • Musim Hujan, Pj Bupati Pasuruan Ingatkan Potensi Munculnya Penyakit

    Musim Hujan, Pj Bupati Pasuruan Ingatkan Potensi Munculnya Penyakit

    Pasuruan (beritajatim.com) – Musim hujan yang melanda Kabupaten Pasuruan beberapa hari terakhir ini membawa potensi munculnya berbagai penyakit. Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan Andriyanto menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit penyerta pasca banjir.

    “Masyarakat perlu mewaspadai beberapa penyakit akibat banjir. Genangan air yang tidak surut dapat menyebabkan hipotermia dan diare,” ujar Andriyanto, Kamis (14/3/2024).

    Andriyanto juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans yang ditularkan melalui tikus.

    “Pemkab Pasuruan berupaya mempercepat surutnya banjir dan memulihkan kondisi lokasi terdampak bencana. Dinas PU Bina Marga, Dinas SDA Cipta Karya, dan DLH sudah bergerak untuk membersihkan lumpur,” terangnya.

    Di sisi lain, Andriyanto mengapresiasi kesigapan Dinas Kesehatan dan OPD terkait dalam penanganan bencana. Tim medis dengan mobil ambulans dan Puskesmas siaga membantu warga, serta pembersihan rumah dan jalan dari endapan lumpur juga dilakukan.

    “Dampak bencana alam memang besar, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) sigap dalam menangani setiap daerah yang terkena bencana,” pungkasnya. [ada/suf]

  • Usai Takziah, Pemkot Malang Minta Dinkes Pantau Kasus Penolakan Pasien di RS Hermina

    Usai Takziah, Pemkot Malang Minta Dinkes Pantau Kasus Penolakan Pasien di RS Hermina

    Malang (beritajatim.com) – Kasus meninggalnya Wahyu Widianto warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang membuat Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat turut berduka. Mendiang Wahyu meninggal dunia karena tidak segera mendapat perawatan oleh RS Hermina padahal saat itu kondisinya sedang kritis.

    Versi keluarga Wahyu tidak mendapat penanganan karena RS Hermina beralasan bed penuh. Sementara versi RS Hermina mereka telah menyiapkan bed secara diam-diam tanpa memberitahu keluarga pasien.

    “Saya sempatkan untuk takziah ke rumah duka dan sudah omongan dengan istri dan anak-anak beliau. Saya menyampaikan duka cita atas nama saya pribadi dan Pemkot Malang,” ujar Wahyu, Rabu, (13/3/2024).

    Wahyu mengatakan, Dinkes selaku pengapu Rumah Sakit yang ada di Kota Malang telah diminta untuk melakukan penelusuran terkait kabar ini. Penelusuran untuk memastikan kabar kebenaran penolakan pasien oleh RS Hermina.

    “Kan informasi yang saya dapat masih simpang siur. Dari pihak RS seperti itu (membantah), dari keluarga korban juga gitu. Ini kan dibawah binaan Dinkes. Saya sudah minta Kadinkes untuk mendata keseluruhan,” ujar Wahyu.

    Wahyu mengatakan, bahwa Dinkes terus memantau perkembangan kasus penolakan pasien oleh RS Hermina. Apalagi informasinya sedang ditangani polisi atas pengaduan masyarakat. Jika terbukti, Pemkot Malang akan menyiapkan sanksi untuk RS Hermina.

    “Kita akan tunggu kepolisian juga. Tapi saya minta Kadinkes untuk memantau perkembangannya. Apabila terbukti tentu akan kita tindaklanjuti tapi harus jelas dulu. Sanksi juga kita lihat dulu,” ujar Wahyu.

    Wahyu yang saat itu mengidap penyakit diabetes diantar oleh keluarga menggunakan becak motor sekira pukul 18.30 WIB, Senin, (11/3/2024) karena kondisinya kritis. Disana keluarga sempat berdebat dengan pihak RS Hermina karena Wahyu tidak mendapat penanganan dengan alasan bed penuh.

    Karena tidak mendapat penanganan keluarga ditolong oleh ambulans salah satu relawan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saifu Anwar (RSSA) Kota Malang. Pada pukul 19.00 WIB Wahyu tiba dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di RSSA. (luc/ian)

  • Gudang Limbah Triplek di Bululawang Malang Terbakar

    Gudang Limbah Triplek di Bululawang Malang Terbakar

    Malang (beritajatim.com) – Gudang limbah triplek milik PT. Wijaya Cahaya Timber (WCT) di Desa Kasembon, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, terbakar Selasa (12/3/2024) kemarin.

    Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Lantaran banyaknya material yang mudah terbakar di pabrik tersebut, membuat proses pemadaman berjalan hingga Rabu (13/3/2024) dini hari.

    Dari informasi yang dirangkum Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang, lokasi kebakaran terjadi di penampungan limbah triplek dengan luas sekitar 20 meter x 30 meter. “Informasinya kebakaran terjadi kemarin sekitar pukul 17.30 WIB,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Malang, Sigit Yuniarto, Rabu (13/3/2024).

    Sesaat setelah kejadian tersebut, Damkar Kabupaten Malang yang mendapat laporan bergegas mendatangi lokasi kejadian. Kata Sigit, petugas sampai di lokasi dan melakukan penanggulangan kebakaran pada pukul 19.05 WIB. Selain petugas Damkar Kabupaten Malang, Pemerintah Desa (Kasembon) dan para relawan juga turut dilibatkan dalam proses pemadaman. Selain itu, satu unit ambulans juga turut disiagakan ke lokasi kejadian. “Lima unit mobil pemadam kebakaran kami kerahkan guna menanggulangi kebakaran,” ucap Sigit.

    Banyaknya material yang mudah terbakar mengakibatkan proses pemadaman berlangsung cukup lama. Dikabarkan, kebakaran baru bisa dipadamkan sekitar 7 jam setelah kejadian. “Kebakaran berhasil dipadamkan pada tadi (Rabu, 13/3/2024) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB,” ujarnya.

    “Tidak ada korban jiwa, kerugian material kurang lebih Rp 10 juta. Peristiwa kebakaran ini sedang ditangani pihak kepolisian,” lanjutnya.

    Sementara itu, Kapolsek Bululawang Kompol Ainun Djariyah menambahkan, diduga api berasal dari gesekan kayu bekas triplek yang sudah lama dan mengering. Sehingga pada saat ada angin kencang, kayu tersebut terbakar. “Walaupun begitu, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut,” pungkasnya. (yog/kun)

  • Anggota DPRD Kota Malang Geram Sikap RS Hermina Karena Tolak Beri Penanganan ke Wahyu

    Anggota DPRD Kota Malang Geram Sikap RS Hermina Karena Tolak Beri Penanganan ke Wahyu

    Malang (beritajatim.com) – Kasus meninggalnya Wahyu Widianto warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang membuat anggota DPRD setempat geram. Wahyu meninggal dunia karena tidak segera mendapat perawatan oleh RS Hermina padahal saat itu kondisinya sedang kritis.

    Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi langsung meminta klarifikasi pada RS Hermina. Arief adalah tetangga dekat Wahyu. Dia bertemu dengan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih meminta jawaban atas kabar bahwa Wahyu tidak ditangani karena alasan bed penuh.

    “Ada keteledoran setelah kami bicara. Mereka mengaku menyiapkan tempat tidur, tapi tidak diberitahukan kepada keluarga pasien sehingga kondisi pasien terlantar. Seharusnya diinformasikan kepada keluarga untuk menunggu sehingga tidak akan membawa pasien ke RSSA,” ujar Arief.

    Wahyu yang saat itu mengidap penyakit diabetes diantar oleh keluarga menggunakan becak motor sekira pukul 18.30 WIB, Senin, (11/3/2024) karena kondisinya kritis. Disana keluarga sempat berdebat dengan pihak RS Hermina karena Wahyu tidak mendapat penanganan dengan alasan bed penuh.

    Karena tidak mendapat penanganan keluarga ditolong oleh ambulans salah satu relawan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saifu Anwar (RSSA) Kota Malang. Pada pukul 19.00 WIB Wahyu tiba dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di RSSA.

    “Aneh dan tidak masuk akal melakukan penanganan tapi keluarga pasien tidak diberi tahu padahal kondisinya kritis. Sampai minta bantuan relawan yang sudah siap dengan ambulans. Kalau keluarga dibertahu untuk menunggu, pasti menunggu,” ujar Arief.

    Dia pun berencana melaporkan kejadian ini ke Dinas Kesehatan Kota Malang agar RS Hermina mendapat sanksi atas kasus ini. Menurutnya, jika ada pasien yang kritis seharus RS Hermina memberikan penanganan karena berkaitan dengan nyawa.

    “Nyawa lebih penting dari apapun. Kalau perlu ditaruh di tempat Kami di legislatif akan kaji terlebih dahulu. Kalau memang dibutuhkan sanksi, kami rekomendasikan untuk itu,” ujar Arief.

    Sebelumnya, melalui Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih membantah anggapan itu. Mereka mengklaim telah memberikan penanganan awal lewat dokter jaga yang berpakaian tidak formal atau non dinas.

    “Sudah kami lakukan juga untuk penanganan awal dimana dokter jaga kami sudah memeriksa dan ditemukan juga bahwa saturasi (oksigen) 77,” ujar Yuli.

    Soal kamar pasien penuh dia juga menyangkal. Mereka mengklaim telah menyiapkan bed untuk mendiang Wahyu namun diam-diam tidak memberi tahu keluarga pasien.

    “Kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full dan ada pasien yang duduk. Sehingga kami harus koordinasi internal untuk melakukan penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien. Tapi tidak kami beritahukan ke keluarga” ujar Yuli.

    Yuli menyebut, bahwa saat pasien datang kondisinya masih bernafas. RS Hermina juga membenarkan bahwa pasien saat itu dalam kondisi gawat darurat atau perlu penanganan lebih lanjut.

    “Masih hidup (kondisi pasien). Tetapi memang butuh emergency atau penanganan lebih lanjut. Tapi kami sudah koordinasikan bahwa kami akan menurunkan bed tapi gak kita komunikasikan ke keluarga,” ujar Yuli. (luc/ian)

  • Bantah Pernyataan RS Hermina, Keluarga Sebut Wahyu Tidak Dapat Penanganan Medis hingga Meninggal Dunia

    Bantah Pernyataan RS Hermina, Keluarga Sebut Wahyu Tidak Dapat Penanganan Medis hingga Meninggal Dunia

    Malang (beritajatim.com) – Keluarga mendiang Wahyu Widianto warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang membantah pernyataan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih. Menurut keluarga pernyataan RS Hermina tidak sesuai fakta sebenarnya.

    “Ayah mulai dari rumah sampai tiba di RS Hermina sekitar 18.30 tetap di becak motor. Ayah tidak mendapat penanganan sama sekali,” ujar anak kedua mendiang Wahyu, yakni Elia Widianaputri (26) Selasa, (12/3/2024).

    Wahyu yang saat itu mengidap penyakit diabetes diantar oleh keluarga menggunakan becak motor sekira pukul 18.30 WIB, Senin, (11/3/2024) karena kondisinya kritis. Disana keluarga sempat berdebat dengan pihak RS Hermina karena Wahyu tidak mendapat penanganan dengan alasan bed penuh.

    Karena tidak mendapat penanganan keluarga ditolong oleh ambulans salah satu relawan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saifu Anwar (RSSA) Kota Malang. Pada pukul 19.00 WIB Wahyu tiba dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di RSSA.

    “Ayah tidak mendapat penanganan sama sekali. Hanya diperiksa mata, tidak ada alat medis sama sekali,” imbuh Elia.

    Pernyataan Elia membantah keterangan RS Hermina yang menyebut pasien sempat diperiksa oleh dokter jaga berpakaian non dinas. RS Hermina juga mengklaim telah menyiapkan kamar pasien meski tidak memberi tahu keluarga pasien.

    “Kita datang belum ditangani, mereka bilang hanya tidak ada bed. Karena kan itu sakit tetap di bektor. Kita minta tolong tapi tetap tidak bisa. Akhirnya ada relawan yang membawa ayah ke Rumah Sakit Saiful Anwar,” ujar Elia.

    Usai mendengar pernyataan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih. Keluarga semakin kecewa dan sakit hati. Karena pernyataan RS Hermina tidak sesuai dengan fakta yang ada. Apalagi Elia adalah salah satu orang yang mengantar ayahnya pergi ke RS Hermina.

    “Saya pribadi sakit hati karena bapak sudah susah nafas saat di becak motor tapi tidak diberi penanganan. Dan pernyataan RS Hermina itu semuanya tidak benar. Soal ambulans ini dalam kondisi kritis tapi kita masih disuruh ngisi form administrasi,” ujar Elia.

    Sebelumnya, melalui Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih membantah anggapan itu. Mereka mengklaim telah memberikan penanganan awal lewat dokter jaga yang berpakaian tidak formal atau non dinas.

    “Sudah kami lakukan juga untuk penanganan awal dimana dokter jaga kami sudah memeriksa dan ditemukan juga bahwa saturasi (oksigen) 77,” ujar Yuli.

    Soal kamar pasien penuh dia juga menyangkal. Mereka mengklaim telah menyiapkan bed untuk mendiang Wahyu namun diam-diam tidak memberi tahu keluarga pasien.

    “Kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full dan ada pasien yang duduk. Sehingga kami harus koordinasi internal untuk melakukan penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien. Tapi tidak kami beritahukan ke keluarga” ujar Yuli.

    Yuli menyebut, bahwa saat pasien datang kondisinya masih bernafas. RS Hermina juga membenarkan bahwa pasien saat itu dalam kondisi gawat darurat atau perlu penanganan lebih lanjut.

    “Masih hidup (kondisi pasien). Tetapi memang butuh emergency atau penanganan lebih lanjut. Tapi kami sudah koordinasikan bahwa kami akan menurunkan bed tapi enggak kita komunikasikan ke keluarga,” ujar Yuli. (luc/ian)