Cerita Yasir Bawa Jenazah Ayah Pakai Gerobak Kayu di Daerah Kaya Minyak
Tim Redaksi
PEKANBARU, KOMPAS.com –
Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan jenazah dibawa menggunakan gerobak kayu, Sabtu (25/1/2025).
Peristiwa menyedihkan ini terjadi di Desa Semukut, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten
Kepulauan Meranti
, Riau.
Kejadian ini sangat miris karena terjadi di daerah yang kaya minyak bumi.
Dalam video itu, tampak jenazah berada di dalam gerobak dorong terbuat dari kayu.
Di dalam gerobak diletakkan kasur sebagai alas jenazah. Kemudian jenazah ditutup dengan kain penutup keranda.
Gerobak berisi jenazah tersebut ditarik menggunakan sepeda motor. Seorang pria duduk di atas gerobak memegang payung untuk melindungi jenazah dari sinar matahari.
Jenazah yang dibawa dengan gerobak kayu itu merupakan orangtua dari warga bernama M Yasir (54).
Yasir sendirilah yang membawa jenazah almarhum bapaknya, Muhazin (83) menggunakan gerobak kayu karena
ambulans
puskesmas rusak.
“Ya, itu kejadiannya pada Rabu (22/1/2025). Jenazah orangtua saya terpaksa dibawa pakai gerobak kayu ditarik pakai motor, karena ambulans puskesmas katanya rusak,” ujar Yasir saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu malam.
Dia mengatakan, orangtuanya meninggal dunia sekitar pukul 14.00 WIB, karena sakit tua.
Menjelang dimakamkan, sekitar pukul 16.00 WIB, Yasir bersama keluarganya menghubungi pihak puskemas.
Keluarga ingin meminjam ambulans untuk mengantarkan jenazah ke TPU karena jarak dari rumah duka ke TPU sekitar 3 km.
Namun, Puskesmas mengabarkan ambulans sedang rusak.
“Rencananya kami mau pakai ambulans antar jenazah. Cuma pihak puskemas bilang ambulans tidak bisa dioperasikan karena rusak. Kerusakan sudah berlangsung dalam empat bulan terakhir,” sebut Yasir.
Setelah mendapat jawaban tersebut, dia dan keluarganya mencoba mencari alternatif lain.
Mereka mencoba meminta bantuan ke PLN meminjam kendaraan roda tiga untuk mengantarkan jenazah.
Namun, kendaraan merek kaisar itu katanya juga sedang rusak.
Pilihan satu-satunya adalah, jenazah dibawa dengan gerobak kayu dan ditarik dengan sepeda motor.
“Pada rusak semuanya. Jadi mau tak mau harus menggunakan gerobak milik saya sendiri ke tempat pemakaman umum. Kami sangat sedih dengan kondisi ini,” kata Yasir.
Gerobak kayu ditarik pakai sepeda motor yang dikendarai oleh temannya, Rahmat. Sedangkan Yasir duduk di atas gerobak sambil memayungi jenazah ayahnya.
Yasir berharap, pemerintah memberikan perhatian setelah kejadian ini.
“Harapan saya, ya mohon bantuanlah kepada pemerintah memberikan bantuan ambulans untuk desa. Supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ucap Yasir.
“Kami sebenarnya juga butuh bantuan mesin robin, pak, untuk menyedot air di dalam kubur,” imbuh Yasir.
Dia melanjutkan, setiap gali kubur pada musim hujan, kuburan selalu dipenuhi air.
Sehingga membuat proses pemakaman jenazah menjadi lama.
“Kemarin waktu pemakaman orangtua saya, itu kuburan banyak air. Jadi harus ditimba dulu baru bisa dimasukkan jenazah. Jadi kami kami butuh bantuan mesin robin, pak,” sebut Yasir.
Persoalan lainnya, tambah dia, tukang gali kubur juga tidak mendapatkan gaji.
“Tukang gali kubur tak ada gaji. Cuma dikasih seikhlasnya dari pihak keluarga yang berduka,” kata Yasir.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan
Meranti
tak banyak memberikan tanggapan terkait buruknya pelayanan ini.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti, Asmar hanya mengatakan akan menindaklanjuti masalah tersebut.
“Nanti kita tindaklanjuti,” kata Asmar singkat kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu malam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Transportasi: Ambulans
-

Kematian Uswatun Khasanah: Suami Siri Tak Hadir di Pemakaman – Halaman all
TRIBUNNEWS.com – Jasad Uswatun Khasanah, korban mutilasi yang ditemukan dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, dimakamkan pada Jumat (24/1/2025).
Pemakaman berlangsung di kampung halaman orang tuanya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Pemakaman dan Ketidakhadiran Suami Siri
Jenazah Uswatun tiba di rumah duka sekitar pukul 19.10 WIB, dibawa menggunakan mobil ambulans dari Ngawi.
Setelah disalati, pemakaman dilaksanakan sekitar pukul 20.00 WIB di TPU Desa Sidodadi.
Namun, yang mengejutkan, ayah kandung Uswatun, Nur Khalim, mengungkapkan bahwa suami siri putrinya tidak hadir selama pemakaman.
“Suaminya juga tidak terlihat datang,” ungkap Nur.
Ia menambahkan bahwa Uswatun telah menikah siri dengan suaminya yang berasal dari Tulungagung selama tiga tahun.
Nur juga menyebutkan bahwa selama setahun terakhir, ia tidak pernah bertemu dengan suami Uswatun.
Bahkan pada Idulfitri tahun lalu, suami Uswatun tidak berkunjung ke rumah.
“Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini, anak saya terlihat baik-baik saja,” jelasnya.
Dugaan Kekerasan Sebelum Kematian
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, mengungkapkan bahwa Uswatun diduga mengalami kekerasan sebelum meninggal.
“Korban tewas akibat kehabisan napas, diduga dicekik pelaku,” jelas Joshua.
Ia menambahkan bahwa penyebab kematian ini berkaitan dengan asfiksia, atau kekurangan napas, yang disebabkan terhambatnya jalan pernapasan.
Ditemukan juga adanya resapan darah di sekujur tubuh korban, yang mengindikasikan adanya kekerasan sebelum kematiannya.
Penemuan jasad wanita dalam koper merah ini menggegerkan warga setempat pada Kamis (23/1/2025).
Kronologi Penemuan Jasad
Penemuan mayat bermula ketika seorang warga curiga melihat paket besar berwarna hitam di selokan saat hendak membuang sampah.
Setelah membuka paket tersebut, ia menemukan koper merah yang mencurigakan.
“Warga kemudian melaporkan penemuan ini ke Pemerintah Desa, yang diteruskan ke polisi,” ungkap Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Satria Rama.
Setelah penemuan tersebut, mayat korban dievakuasi dan dibawa ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk diautopsi.
Pihak keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap.
“Saya minta bantuan agar pelaku bisa ditangkap dan dihukum sesuai perbuatannya,” ujar Nur Khalim.
Hal serupa juga disampaikan oleh ayah sambung korban, Hendi Suprapto, yang berharap agar pelaku segera ditangkap.
“Kami berharap anggota tubuhnya cepat ditemukan, dan pelaku cepat tertangkap. Cara pelaku sangat sadis dan tidak manusiawi,” kata dia.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Calon Pengantin di Siantar Tewas Kecelakaan H-1 Pemberkatan, Pelayat Diberi Souvenir Pernikahan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, SIANTAR – Seorang calon pengantin Elon Douglas Marbun di Siantar tewas dalam kecelakaan maut sehari jelang hari pemberkatan pernikahan.
Sedianya Elon Douglas Marbun melangsungkan pernikahan dengan pujaan hatinya, Ayu Ribka Pasaribu, pada Sabtu (25/1/2025) hari ini.
Namun, takdir berkata lain karena Elon Douglas Marbun mengalami kecelakaan pada Jumat pagi, di Jalan Melanthon Siregar, Kota Pematangsiantar.
Saat ini, jenazah Elon sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Dalil Tani, Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar.
Pantauan Tribun di rumah duka, Sabtu (25/1/2025) siang, satu per satu pelayat mulai mendatangi kediaman Elon.
Sejumlah keluarga yang datang dari jauh juga berdatangan ke rumah duka.
Tampak pula papan bunga mulai berdatangan.
Pihak keluarga juga menambah tenda di jalan untuk para pelayat yang duduk di luar rumah.
Sekitar pukul 11.30 WIB, perwakilan keluarga memberikan air minum dan snack serta suvenir atau cendera mata yang sedianya akan dibagikan kepada tamu pernikahan Elon Douglas dengan Ayu Pasaribu.
Suvenir yang dibagikan berbentuk mangkok kecil dengan kemasan plastik bertuliskan “Thank You For Being A Part of Our Happiness” dari “Elon & Ayu” tanggal 25 Januari 2025.
Rumah duka Elon Douglas Marbun (32) di Jalan Dalil Tani, Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar dipadati pelayat ramai, Jumat (24/1/2025) siang. (TRIBUN MEDAN/ALIJA) ()
Ada pula secarik kertas bertuliskan “Terima Kasih Atas Kehadirannya”.
Pihak keluarga menyampaikan bahwa prosesi adat duka cita dilakukan pada Minggu (26/1/2024) besok, termasuk di antaranya pemberian ulos parsirangan atau ulos perpisahan.
Ritual adat Batak Ulos Parsirangan sendiri merupakan tanda perpisahan dengan almarhum.
“Ulos Parsirangan marsogot do ibaen (Ulos Parsirangan besok digelar) Minggu (26/1/2025),” kata pihak keluarga dalam Bahasa Batak.
Informasi yang dihimpun Tribun-medan.com, Elon Douglas Marbun yang mengendarai sepeda motor terlibat kecelakaan kontra pengendara motor lainnya di sekitar depan kantor Disdukcapil Siantar.
Elon mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion BK 2195 LWA melaju dari arah Kota Pematangsiantar dan hendak menjemput calon pengantin wanita, Ayu Ribka Pasaribu di Emplasmen Marihat Ulu Kabupaten Simalungun.
Keduanya berencana menuju ke gereja untuk melakukan persiapan pernikahan.
Namun tiba-tiba, sepeda motor yang dikendarai Elon bertabrakan dengan sepeda motor Honda Beat BK 6987 WAJ, yang dikendarai Fida Simarmata (45).
Akibatnya, Elon terjatuh di jalan raya dan mengalami luka berat dan sempat dibawa ke RS Harapan untuk mendapatkan perawatan namun nyawa Elon Douglas tak dapat tertolong.
Tangis Ayu PecahTangis Ayu Pasaribu pecah saat jenazah pujaan hatinya, Elon Douglas Lumbanbatu tiba di rumah duka Jalan Dalil Tani, Jumat (24/1/2025) sore.
Ayu memegang tubuh Elon Douglas yang akan ditutupi oleh ulos berwarna merah.
Ia terus dikuatkan oleh sanak keluarga yang ada belakangnya.
Ayu yang duduk di sebelah kiri jenazah menundukkan kepalanya di samping tubuh sang kekasih yang seyogianya mempersunting dirinya pada Sabtu (25/1/2025), hari ini.
Akun Facebook Ayu Pasaribu pun banjir ucapan duka.
Tidak sedikit saudara, kerabat, dan temannya mengucapkan pesan duka atas peristiwa tragis yang dialami Elon Douglas.
Mereka juga menguatkan Ayu untuk berupaya tegar menatap kehidupan selanjutnya.
Beberapa teman medsos Ayu pun tampak membagikan foto undangan yang seharusnya akan mereka hadiri.
Bahkan di antaranya sudah menyiapkan papan bunga untuk dipajang di Sopo Anugerah HKBP Tomuan yang menjadi tempat resepsi pernikahan.
Dari profilnya di media sosial @Ayu_Ribka_Pasaribu diketahui Ayu merupakan lulusan SMA Negeri 2 Pematangsiantar.
Ia sempat mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang Jawa Tengah.
Muhammad Rizky, sopir Ambulance dari Bankom Raya Kota Pematangsiantar menjadi sosok yang berjuang untuk menyelamatkan Elon Douglas Lumbanbatu usai kecelakaan di Jalan Melanthon Siregar, Jumat (24/1/2025) pagi.
Saat itu, Rizky kebetulan sedang berada di bengkel yang tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Suvenir pernikahan Elon dan Ayu diberikan kepada pelayat di rumah duka Jalan Dalil Tani, Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar. Elon meninggal dunia usai terlibat kecelakaan pada Jumat (24/1/2025) kemarin – TRIBUN-MEDAN – ALIJA MAGHRIBI ()
Dikatakan Rizky, saat kejadian berlangsung ia sedang membawa Ambulance untuk diperbaiki di salah satu bengkel yang ada di Jalan Melanthon Siregar.
Namun seketika suasana ramai karena terdengar kalimat dari warga yang menyebut telah terjadi kecelakaan.
“Jadi saya dan mekanik langsung nengok ke arah keramaian, ternyata ada kecelakaan. Saat itu saya lihat yang laki-laki (Elon Douglas) sudah tergeletak di aspal. Sementara yang perempuan (Fida Simarmata) sedang dipegangi kepalanya sama warga,” kata Rizky.
Dari situ, warga yang mengerubungi kejadian langsung mendorong Rizky untuk membawa mobil yang tadinya di bengkel dengan perkiraan Elon Douglas masih bisa diselamatkan.
Ia pun membawa Elon Douglas ke RS Harapan yang tak jauh dari lokasi.
“Jadi warga tadi mikir ini bisa diselamatkan, walaupun saya juga lihat matanya (Elon Douglas) sebenarnya sudah nggak bergerak. Jadi kami bawa ke RS Harapan,” kata Rizky.
“Di waktu yang sama si perempuan (Fida Simarmata) juga dibawa ke RS Harapan naik mobil pribadi,” sambung Rizky.
Namun malang, saat Elon Douglas dibawa ke UGD RS Harapan, ternyata nyawanya sudah tak ada.
Tim medis pun meminta Rizky untuk membawa mayat Elon Douglas ke RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar.
“Tapi si dia (Elon) ini, dibilang dokter sudah nggak ada (nyawa). Maka kemudian sesuai prosedur harus dibawa ke RSUD Djasamen Saragih untuk divisum,” kata Rizky menerangkan upaya evakuasi untuk menyelamatkan pria 32 tahun tersebut.
Pemberkatan Nikah Dibatalkan
Ketua Pararaton Sopo Anugerah HKBP Tomuan – Kota Pematangsiantar, St Jamukka Sihotang mengaku sudah mendengar kabar jemaatnya bernama Elon Douglas Marbun yang tewas usai kecelakaan yang terjadi pada Jumat (24/1/2025) pagi tadi.
Padahal sesuai jadwal, pria 32 tahun itu akan menikah pada Sabtu (25/1/2025) besok.
“Jadi setelah dengar kabar, kami dari pengurus Sopo Anugerah HKBP Tomuan langsung ke rumah sakit dan rumah duka keluarga,” kata Jamukka saat dikonfirmasi Jumat (24/1/2025) sore.
Jamukka menyampaikan pascakematian Elon Douglas, tentu proses pemberkatan pernikahan otomatis dibatalkan.
Oleh sebab itu semua rencana persiapan untuk besok dibatalkan seluruhnya.
Disinggung terkait bagaimana awal pembicaraan keluarga untuk memakai Sopo Anugerah HKBP Tomuan untuk pernikahan, Jamukka menyebut order untuk memakai Sopo sudah terjadi jauh-jauh hari.
“Jadi ini sebenarnya keluarga si laki-laki (Elon Douglas) ini, ayahnya itu lah jemaat kita. Jadi kemarin sempat pun ngundang pernikahan. Kalau orderan pemakaian Sopo dari pihak keluarga ini sudah lama. Sudah beberapa bulan lalu pun permintaannya,” Kata Jamukka.
Pengurus Sopo HKBP Anugerah Tomuan pun mengaku sangat berduka dengan kepergian Elon Douglas Marbun yang merupakan keluarga besar jemaat HKBP.
“Orangtuanya yang kami kenal. Kalau si Elon ini kan sudah keluar kota dia bekerja,” singkat Jamukka.
Kronologi Kecelakaan
Kasat Lantas, AKP Gabriellah A. Gultom menjelaskan sesuai keterangan saksi-saksi bahwa Sat Lantas Polres Pematangsiantar telah mengamankan barang bukti berupa 2 unit sepeda motor, yakni Yamaha Vixion 2195 LWA dan Honda Beat BK 6987 WAJ.
“Hingga saat ini penyebab tabrakan masih dalam penyelidikan,” pungkas AKP Gabriellah.
Dikatakan AKP Gabriellah, kecelakaan bermula saat sepeda motor Yamaha Vixion 2195 LWA dikendarai Elon Douglas Lumbanbatu (31), datang dari Kota Pematangsiantar menuju Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Setiba di lokasi kejadian (TKP) tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai Elon bertabrakan dengan sepeda motor Honda Beat BK 6987 WAJ yang dikendarai Fida Simarmata (45).
Kebetulan saat itu Fida dan temannya berinisial YT hendak menyeberang jalan menggunakan sepeda motor Kantor Disdukcapil. (Tribun Medan/Alija Magribi)
-
/data/photo/2025/01/25/6794d59d5c766.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dimakamkan di Blitar dengan Organ Tubuh Tak Utuh Surabaya 25 Januari 2025
Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Dimakamkan di Blitar dengan Organ Tubuh Tak Utuh
Tim Redaksi
BLITAR, KOMPAS.com –
Jasad Uswatun Khasanah (29), korban mutilasi yang ditemukan berada dalam koper merah di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten
Blitar
, Jawa Timur, telah dimakamkan di Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025) malam.
Pemakaman berlangsung sekitar pukul 20.00 WIB atau sekitar satu jam setelah jenazah Uswatun tiba di rumah ibunya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum,Kabupaten Blitar.
Kepala Dusun Sidodadi, Desa Sidodadi, Nahroni mengatakan, kondisi jasad korban masih sama dengan saat pertama kali ditemukan pada Kamis lalu, yakni berupa badan tanpa kepala dan tanpa beberapa bagian kaki.
“Iya. Memang kondisi jasad Almarhumah ya masih seperti itu. Tapi saat di rumah sakit di Ngawi, sudah dimandikan dan sudah dirapikan di dalam peti,” ujar Nahroni kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2025) sore.
Menurutnya, hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan termasuk mencari keberadaan kepala serta sejumlah organ kaki korban.
Nahroni sendiri ikut mendampingi ibu korban, Sulatemi, serta ayah tiri korban ke Kabupaten Ngawi untuk memberikan keterangan kepada pihak kepolisian serta menjemput jasad korban untuk dibawa pulang ke Blitar.
Kata Nahroni, pihak keluarga mendapatkan ciri-ciri korban dari pihak Polres Blitar yang mendatangi rumah keluarga korban bersama dirinya pada Kamis (23/1/2025) malam atau beberapa jam setelah ditemukan pada pagi harinya di Ngawi.
Setelah pihak kepolisian menunjukkan sejumlah ciri-ciri dan barang-barang yang ada di koper, kata dia, pihak keluarga meyakini bahwa jasad perempuan tanpa kepala dan kaki itu adalah Uswatun Khasanah.
“Malam itu juga, sekitar pukul 22.00 WIB, kami putuskan untuk berangkat ke Ngawi,” tuturnya.
Kata Nahroni, mereka tiba di Ngawi pada Jumat dini hari sekitar pukul 03.30 WIB dan langsung memberikan keterangan ke Polres Ngawi.
“Ibu Sulatemi sempat diambil sampe darahnya. Jasad tersebut dapat dipastikan sebagai Mbak Uswatun sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 WIB, jasad korban diantar ke Blitar menggunakan mobil ambulans.
“Saya dan keluarga korban mengendarai mobil di belakang ambulans,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, jasad perempuan tanpa kepala dan kaki ditemukan berada dalam koper merah di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan guna menemukan pelaku pembunuhan disertai mutilasi tersebut.*
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Suami Siri Uswatun Khasanah Tak Ada saat Pemakaman Istri yang Ditemukan Tewas Dalam Koper di Ngawi – Halaman all
TRIBUNNEWS.com – Jasad korban mutilasi yang ditemukan dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, telah dimakamkan pada Jumat (24/1/2025).
Korban yang diketahui bernama Uswatun Khasanah, dimakamkan di kampung halaman orang tuanya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
“Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 19.10 WIB. Dibawa mobil ambulans dari Ngawi. Kemudian disalati dan sebagainya.”
“Sekitar pukul 20.00 WIB langsung dibawa ke pemakaman di TPU Desa Sidodadi,” ungkap Camat Garum, Arinal Huda, di rumah duka, Jumat, dikutip dari TribunJatim.com.
Pada kesempatan yang sama, ayah kandung Uswatun, Nur Khalim, mengaku tidak melihat sosok suami siri putrinya saat pemakaman berlangsung.
Menurut Nur, suami siri Uswatun juga tidak tampak melayat ke rumah duka sejak diketahui, jasad yang ditemukan di dalam koper merah di Ngawi, adalah Uswatun.
“Suaminya juga tidak terlihat datang,” kata Nur, Jumat.
Lebih lanjut, Nur mengungkapkan, Uswatun sudah menikah siri dengan suaminya yang merupakan warga Tulungagung, selama tiga tahun menikah.
Nur mengatakan, Uswatun dan sang suami sempat hidup di Blitar saat awal menikah, namun keduanya kemudian pindah ke Tulungagung.
Tetapi, kata Nur, selama setahun belakangan, ia tidak pernah bertemu suami Uswatun.
Bahkan, Idulfitri tahun lalu, suami Uswatun juga tidak terlihat berkunjung ke rumah.
“Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah,” tutur Nur.
Meski demikian, Uswatun tak pernah bercerita mengenai suaminya kepada sang ayah.
Nur menduga, suami sang anak bekerja di luar kota, sehingga jarang pulang.
Ia juga melihat Uswatun selama ini dalam kondisi baik-baik saja.
“Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini anak saya juga terlihat baik-baik saja,” pungkas dia.
Sebagai informasi, suami siri ini merupakan pernikahan ketiga Uswatun.
Dari dua pernikahan sebelumnya, Uswatun dikaruniai masing-masing satu anak, namun berakhir bercerai.
Korban Tewas karena Dicekik
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, mengungkapkan ada dugaan Uswatun Khasanah mengalami kekerasan sebelum tewas.
Korban tewas akibat kehabisan napas. Diduga, ia dicekik pelaku.
“Penyebab kematian akibat asfiksia atau kekurangan napas, ini disebabkan terhambatnya jalan pernapasan.”
“Kemungkinan akibat cekikan atau potongan pada leher korban,” jelas Joshua, Jumat.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan, ada resapan darah di sekujur tubuh korban.
“Disinyalir ada kekerasan sebelum korban meninggal dunia,” imbuh dia.
Diketahui, penemuan mayat wanita dalam koper pada Kamis, membuat geger warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025).
Penemuan mayat itu bermula saat seorang warga yang melintas hendak membuang sampah.
Ia kemudian curiga melihat ada paket besar berwarna hitam yang terbungkus rapi di selokan.
Saat dibuka, paket itu ternyata berisi koper merah. Warga tersebut lantas mengintip koper dan menemukan kejanggalan.
“Ada selimut agak putih, sepatu wanita dan sekilas bentuk tubuh tapi tidak lama ditutup kembali.”
“Warga lalu melaporkannya ke Pemerintah Desa diteruskan ke polisi,” ungkap Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Satria Rama, Kamis.
“Paketnya rapi. Kalau bukan orang paket atau kurir, tidak mungkin bisa dikemas sedemikian rupa,” imbuhnya.
Setelah penemuan itu, mayat korban lantas dievakuasi dan dibawa ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk diautopsi.
Atas kematian korban, pihak keluarga berharap pelaku segera ditangkap.
“Saya minta bantuan agar pelaku bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatannya,” kata Nur Khalim.
Hal serupa juga turut disampaikan ayah sambung korban, Hendi Suprapto, saat menjemput jasad korban di RSUD Dr Soeroto, Jumat.
“Harapan anggota tubuh cepat ditemukan, pelaku cepat tertangkap, cara pelaku sadis, tidak manusiawi,” ujar dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pilu Ayah Korban Mutilasi dalam Koper Ngawi Ceritakan Sosok sang Anak, Harap Pelaku segera Ditangkap
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Samsul Hadi)
-

Jeritan Tangisan Keluarga Sambut Aulia Belinda Korban Kebakaran Glodok Plaza
Makassar, Beritasatu.com – Tangis haru menyambut kedatangan jenazah Aulia Belinda (28) salah satu korban kebakaran di Glodok Plaza, saat tiba di rumah duka di Jalan Mannuruki Raya 9, Gang 3, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Keluarga dan kerabat tercinta pecah dalam tangisan saat peti jenazah anak kedua dari empat bersaudara ini, diturunkan dari mobil ambulans yang membawanya dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Suasana haru semakin terasa saat ibadah penghiburan dilaksanakan. Keluarga dan kerabat terus meneteskan air mata sepanjang ibadah, sesekali membasuh wajah mereka dengan tisu.
Di rumah duka, kursi-kursi telah disusun dengan rapi. Di dalam rumah, peti jenazah Aulia diletakkan dengan foto almarhumah di atasnya.
Kakak Aulia Belinda, Rikky Kurapak, mengenang adiknya yang selama ini merintis karier sebagai konsultan hukum di Jakarta. Sebelumnya, Aulia Belinda bekerja sebagai pramugari di salah satu maskapai penerbangan swasta di Indonesia.
Kali terakhir Aulia Belinda bertemu keluarga pada 3 Januari 2025, ketika menghadiri acara lamaran kakaknya di Kota Makassar. Di mata keluarga, Aulia Belinda dikenal sebagai sosok yang mandiri, ceria, dan penuh semangat.
“Terakhir kami bertemu 3 Januari. Dia sosok yang tangguh, ceria, dan sangat kuat. Dia mandiri dan selalu penuh energi,” ujar Rikky Kurapak mengenang adiknya kepada awak media, Sabtu (25/1/2025).
Diketahui, Aulia Belinda menjadi salah satu korban tewas dalam kebakaran tragis yang melanda Glodok Plaza. Pada malam nahas tersebut, Aulia Belinda hadir demi memenuhi ajakan rekannya yang merayakan ulang tahun.
Jenazah Aulia Belinda dibawa untuk dikebumikan di kampung halamannya, Dusun Tongko Sarapung, Kecamatan Sangalla, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Pukul 22.00 WITA, jenazah Aulia dibawa melalui jalur darat menuju Tana Toraja, untuk dimakamkan di tempat yang telah disiapkan oleh keluarga.
“Rencana malam ini kami akan membawa jenazah ke Tana Toraja dan dimakamkan di tempat bapak di Tongko Sarapung, Sangalla,” kata Rikky Kurapak.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5109008/original/019121900_1737789692-IMG-20250125-WA0032.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mengenal Butterfly IQ+, Solusi Ultrasound Portable dengan Teknologi POCUS di Indonesia
Liputan6.com, Jakarta – Akses layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil atau pedalaman di Indonesia, sering kali terbatas. Pemerintah melalui program seperti dokter keluarga dan puskesmas keliling berusaha untuk menjangkau wilayah-wilayah ini, namun hal ini tentu saja membutuhkan alat kesehatan berteknologi tinggi.
Untuk itu, guna meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan di Indonesia, perusahaan terdepan dalam solusi kesehatan dan teknologi medis PT Wellesta CPI mengumumkan peluncuran produk terbaru mereka, Butterfly IQ+ di Jakarta, Sabtu (25/01/2025).
Produk ultrasound portable ini mengusung teknologi Point-Of-Care Ultrasound (POCUS) yang canggih dan dirancang untuk memberikan kemudahan serta efektivitas dalam diagnosis medis.
“Peluncuran Butterfly IQ+ di Indonesia adalah langkah penting dalam misi kami untuk menghadirkan teknologi medis berkualitas tinggi yang terjangkau dan mudah diakses,” ujar Country Group Head PT Wellesta CPI, Hanadi Setiarto.
Pada acara yang dihadiri dokter, tenaga kesehatan dan jajaran Kementerian Kesehatan ini, Hanadi mengatakan Butterfly IQ+ juga dilengkapi dengan aplikasi yang intuitif dan ramah pengguna, memungkinkan para dokter dan tenaga medis untuk mendapatkan hasil yang cepat dan akurat dengan metode non-invasif. Produk init elah didukung oleh berbagai penelitian dan uji klinis yang membuktikan keandalannyadalam berbagai kondisi medis.
Dengan ketepatan ini, Butterfly IQ+ dapat mengefisiensikan biaya tindakan, misalnya biaya pemasangan jarum infus, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, terutama saat penanganan pasien dengan kebutuhan medis mendesak. Seperti penanganan pasien di dalam ambulans, layanan kesehatan keliling dan instalasi gawat darurat (IGD).
-

Tiba di Blitar, Jasad Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Langsung Dimakamkan
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Jenazah Uswatun Khasanah alias UK (30), korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Kabupaten Ngawi, tiba di rumah orang tuanya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Jasad korban sempat disemayamkan untuk disalatkan di rumah duka.
Setelah itu, jenazah langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Sidodadi.
“Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 19.10 WIB. Dibawa mobil ambulans dari Ngawi. Kemudian disalati dan sebagainya. Sekitar pukul 20.00 WIB langsung dibawa ke pemakaman di TPU Desa Sidodadi,” kata Camat Garum, Arinal Huda di rumah duka, Jumat (24/1/2025).
Sejumlah warga juga terlihat hadir melayat di rumah duka.
Beberapa warga ikut mengangkat peti jenazah korban di rumah duka.
Dari rumah duka, peti jenazah korban dinaikkan mobil pickup untuk dibawa ke tempat pemakaman umum Desa Sidodadi.
“Jenazah tiba di rumah duka dalam kondisi sudah disucikan dan dimasukan dalam peti,” ujar Arinal.
Arinal mengaku tidak begitu kenal dengan korban.
Ia juga belum pernah bertemu dengan korban sebelumnya.
Arinal hanya mendapat cerita dari keluarga, kalau korban tinggal bersama neneknya di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
“Korban tinggal bersama neneknya. Namun, untuk pemakaman dan sebagainya dilakukan di rumah ibu kandung di Desa Sidodadi. Alhamdulillah, penjemputan jenazah dari Ngawi ke Blitar sekitar 3 jam berjalan lancar tidak ada kendala,” katanya.
Arinal juga mendapat informasi korban kerja di luar kota.
Tiap seminggu sekali, korban pulang ke Blitar.
“Info yang kami terima, korban bekerja di luar kota, di Tulungagung. Hampir setiap minggu pulang ke Blitar, itu info dari keluarga. Untuk pekerjaannya, kami belum tahu pasti,” ujarnya.
Dengan musibah ini, Arinal berharap kepada masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap warga yang tidak dikenal.
“Saya juga meminta masyarakat saling rukun antara sesama warga, jangan sampai ada permasalahan sosial yang menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Seperti diketahui, korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Desa Dadapan, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/1/2025), ternyata warga Kabupaten Blitar
Korban adalah UK (29), perempuan asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Hingga kini, polisi masih memburu pelaku pembunuhan dan mutilasi yang jasadnya dimasukkan koper.
/data/photo/2025/01/25/6794e8ab52b24.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
