Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tower BTS yang Rubuh Ditabrak Truk Maut Bekasi Disewa Smartfren

Tower BTS yang Rubuh Ditabrak Truk Maut Bekasi Disewa Smartfren

Jakarta, CNN Indonesia

Kecelakaan truk maut yang terjadi di Bekasi ikut merusak menara BTS milik Smartfren. VP Network Operation Smartfren, Agus Rohmat menjelaskan, pihaknya sudah melakukan prosedur standar berkaitan dengan penempatan menara tersebut.

“Kami mulai menyewa dari PT. Bali Tower sejak 2018. Tentu saja sebelum kami menyewa kami melakukan pengecekan konstruksi dan perizinan towernya,” ujar Agus lewat pesan pendek kepada CNNIndonesia.com.

Seperti diketahui, kecelakaan melibatkan truk terjadi di Bekasi dan menewaskan 11 orang. Tujuh di antaranya merupakan anak sekolah.

Kecelakaan tersebut melibatkan truk tronton dan terja di di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Rabu (31/8). “Korban sampai saat ini adalah 30 keseluruhan. Yang meninggal 10 orang,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, di Bekasi, dikutip dari detikcom, Rabu (31/8).

“Anak sekolah 20-an lebih. Yang sudah meninggal anak sekolahnya tujuh. Tujuh orang meninggal,” imbuh dia.

Dari rekaman cctv di sekitar kejadian, sebuah menara BTS kemudian roboh usai tertabrak truk tersebut. Menara itu lalu jatuh melintang di jalan sehingga menghalangi arus lalu lintas.

Agus mengatakan, Smartfren menyewa pole untuk menara itu dari PT. Bali Tower. Menara itu, lanjut Agus, punya fungsi seperti menara BTS pada umumnya. “Hanya saja konstruksinya berupa pole,” kata Agus.

Lebih lanjut, Agus mengakui robohnya menara BTS ini ikut berdampak kepada layanan Smartfren. Namun ia menegaskan, Smartfren sudah melakukan antisipasi.

“Dengan rubuhnya pole ini 1 site smartfren saat ini mati, tapi sudah melakukan optimisasi site sekitar nya agar area terdampak layanan smartfren tetep tersedia,” kata Agus.

Diakui Agus, penuntasan robohnya menara ini memakan waktu cukup lama. “Kami sudah berkoordinasi dengan Bali tower. Untuk recovery akan memakan waktu yg lama lebih dari sebulan. Kami dari Smartfren juga sedang menyiapkan solusi alternatifnya,” kata Agus mengakhiri.

(lth/lth)