Topik: volatilitas

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 22 Oktober 2025: UBS, Antam, Galeri24 Kompak Terbang – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 22 Oktober 2025: UBS, Antam, Galeri24 Kompak Terbang – Page 3

    Indeks dolar AS juga menguat 0,4%. Hal ini membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    “Risiko yang lebih baik di pasar umum awal pekan ini berdampak bearish bagi logam safe haven,” ujar Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff.

    Analis Citi prediksi berakhirnya penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung, serta pengumuman kesepakatan perdagangan AS-China dapat berkontribusi pada konsolidasi harga emas selama 2-3 minggu ke depan.

    Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 7,6% menjadi USD 48,49 per ounce.

    “Perak sedang terpuruk hari ini dan telah menyeret seluruhnya lebih rendha,” kata Wong.

    Ia mengatakan, harga perak di posisi puncak dalam jangka pendek di USD 54, dan meskipun sentimen berfluktuasi di bawah USD 50. “Perak kemungkinan akan diperdagangkan sideways dengan volatilitas yang substansial selama emas tetap relatif stabil,” kata dia.

    Selain itu, harga platinum turun 5,9% menjadi USD 1.541,85 dan paladium merosot 5,3% menjadi USD 1.417,25.

    Adapun pelaku pasar menantikan rilis laporan indeks harga konsumen AS untuk September pada Jumat, yang tertunda akibat penutupan pemerintah AS. Laporan tersebut diperkirakan akan menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 3,1%. Pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan minggu depan.

    Emas, aset yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah.

  • Biarkan Bitcoin Anda bekerja untuk Anda dan nikmati imbal hasil yang berkelanjutan

    Biarkan Bitcoin Anda bekerja untuk Anda dan nikmati imbal hasil yang berkelanjutan

    Atasi Volatilitas dan Hasilkan Pendapatan Pasif yang Konsisten dengan Penambangan Awan Bitcoin
    Narasi mata uang kripto terus berkembang. Fluktuasi pasar telah mewarnai masa lalunya, sementara masa depan bergantung pada pertumbuhan yang stabil dan terprediksi. Bagi investor yang ingin keluar dari gejolak emosi perdagangan, sebuah paradigma baru telah muncul: menghasilkan pendapatan pasif yang andal langsung dari Bitcoin yang Anda miliki.

    OAKMining berada di garda terdepan dalam pergeseran ini, menawarkan layanan penambangan awan Bitcoin canggih yang dirancang untuk investor modern. Saatnya memanfaatkan aset digital Anda, mengubahnya dari penyimpan nilai statis menjadi mesin dinamis untuk menghasilkan kekayaan.

    Mengapa Penambangan Awan Bitcoin adalah Pilihan Investor Cerdas
    Penambangan awan Bitcoin menghilangkan hambatan tradisional untuk masuk—perangkat keras yang rumit, biaya listrik yang selangit, dan pemeliharaan teknis. Pendekatan inovatif ini memungkinkan Anda untuk berpartisipasi dalam jaringan Bitcoin dan mendapatkan imbalan harian dengan mudah.Dengan OAKMining, Anda memperoleh:
    Tanpa Kompleksitas Teknis: Mulai dapatkan penghasilan segera, tidak diperlukan keahlian.Tanpa Biaya Tersembunyi: Kami mengelola semua biaya operasional dan pemeliharaan.Pengaturan Instan: Penghasilan Anda dimulai sejak hari pertama.
    OAKMining: Gerbang Anda Menuju Pengembalian yang Transparan dan Dapat Diverifikasi
    Kepercayaan adalah yang terpenting. Di OAKMining, kami memastikan transparansi operasional yang menyeluruh. Pembayaran harian kami yang terjamin dikirim langsung ke dompet Anda dan sepenuhnya dapat diverifikasi di blockchain. Komitmen terhadap kejelasan ini, dipadukan dengan fasilitas canggih kami yang didukung oleh energi terbarukan, menyediakan lingkungan investasi yang aman dan berkelanjutan.Rencana Fleksibel untuk Setiap Investor
    Baik Anda sedang menguji coba atau siap untuk meningkatkan skala, OAKMining punya rencana untuk Anda. Maksimalkan ROI Anda dengan infrastruktur berkelas institusional dan kekuatan hashing kami yang teruji.

    Jenis KontrakJumlah Investasi
    Jangka Waktu KontrakPerkiraan Pendapatan Harian*

    Kontrak Pengalaman Pemula$100
    2 hari$3,00
    Whatsminer M50s$500
    6 hari$6,75
    Penambang Semut S21$1.500
    12 hari$21,00
    Penambang Semut L7$3.200
    16 hari$46,40
    S21 XP+ Hidro$5.000
    20 hari$75,00
    S21 XP Imersi$8.000
    27 hari$128,00

    Investasikan kembali penghasilan harian Anda untuk memanfaatkan kekuatan peracikan dan mempercepat pertumbuhan Anda.Untuk Siapa Ini?
    HODLer Jangka Panjang: Ciptakan likuiditas tanpa menjual Bitcoin Anda.Profesional yang Sibuk: Bangun aliran pendapatan pasif yang bekerja untuk Anda, 24/7.Investor yang Sadar Risiko: Lebih menyukai keuntungan yang dapat diprediksi dan stabil daripada perdagangan spekulatif.
    Mulai Hasilkan Uang Hari Ini
    Jangan biarkan Bitcoin Anda menganggur. Dengan satu rencana sederhana, Anda bisa mulai menghasilkan uang besok.

    Jelajahi Paket Hasil Tinggi Kami Sekarang
    Unduh Aplikasi OAKMining untuk mengelola investasi Anda saat bepergian

    Bergabunglah dengan ribuan pengguna yang sudah menghasilkan uang setiap hari bersama OAKMining. Kendalikan masa depan keuangan kripto Anda.

    Pelajari Lebih Lanjut: Kunjungi situs web resmi kami: OAKMining.com
    Hubungi kami di: info@oakmining.com

  • Di Tengah Gempuran Trump, Malaysia Bisa Tumbuh 5,2% di Kuartal III/2025

    Di Tengah Gempuran Trump, Malaysia Bisa Tumbuh 5,2% di Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump sejauh ini belum mampu mengguncang perekonomian Asia Tenggara, meskipun negara-negara di kawasan tersebut menghadapi tarif impor yang tinggi.

    Sejumlah negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Vietnam, dan Singapura berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi pada kuartal III/2025 di tengah gempuran kebijakan tarif tersebut.

    Terbaru, Malaysia berhasil mencetak pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal III/2025 yang ditopang oleh kinerja positif di seluruh sektor dan ekspor yang tetap tangguh.

    Berdasarkan estimasi awal dari Departemen Statistik Malaysia yang dirilis pada Jumat (17/10/2025), produk domestik bruto (PDB) negara tersebut tumbuh 5,2% secara tahunan pada periode Juli–September. Capaian ini melampaui perkiraan tertinggi dalam survei Bloomberg dan lebih cepat dibandingkan laju ekspansi pada tiga kuartal sebelumnya.

    “Permintaan domestik terus menjadi pendorong utama pertumbuhan, terutama pada aktivitas yang terkait dengan pariwisata selama libur umum dan sekolah,” ujar Kepala Statistik Malaysia Mohd Uzir Mahidin dalam keterangan resmi dikutip dari Bloomberg. 

    Dia menambahkan, aktivitas ekonomi juga mendapat dukungan dari penyaluran bantuan tunai serta penurunan suku bunga.

    Selain itu, investasi modal yang berkelanjutan dan meningkatnya permintaan eksternal turut memperkuat ekspansi ekonomi, meskipun ketidakpastian kebijakan perdagangan global masih menjadi tantangan.

    Dengan hasil ini, Malaysia berada di jalur untuk mencapai target pertumbuhan resmi pemerintah antara 4% hingga 4,8% pada tahun ini. Pemerintah mengandalkan ketahanan permintaan domestik untuk menahan dampak tekanan ekspor akibat kebijakan tarif dari AS. Namun, pada 2026, laju pertumbuhan diperkirakan akan melambat ke kisaran 4%–4,5% seiring dengan meningkatnya volatilitas eksternal.

    Sebelumnya, Vietnam mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,23% pada kuartal III/2025. Catatan itu menjadi laju ekspansi tercepat sejak 2022. Lonjakan tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas pabrik yang mempercepat pengiriman barang ke AS sebelum pemberlakuan kebijakan tarif.

    Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional, Senin (6/10/2025), produk domestik bruto (PDB) Vietnam tumbuh 8,23% secara year on year (yoy). Angka tersebut melampaui estimasi median analis yang disurvei Bloomberg sebesar 7,15%.  

    Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 juga direvisi naik menjadi 8,19% dari perkiraan sebelumnya 7,96%. Adapun, secara keseluruhan pertumbuhan PDB Vietnam pada kuartal I hingga III 2025 mencapai 7,85% (year-on-year).

    “Kenaikan manufaktur terjadi karena banyak perusahaan mempercepat produksi menjelang tenggat penerapan tarif baru AS,” ujar Kepala Kantor Statistik Nasional Nguyen Thi Huong dalam konferensi pers dikutip dari Bloomberg. 

    Sektor industri tetap menjadi motor utama ekspansi ekonomi, dengan manufaktur naik 9,92% sepanjang Januari–September 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu.

    Sementara itu, ekspor Vietnam pada September 2025 tumbuh 24,7% yoy, sedangkan impor naik 24,9% yoy. Kemudian, indeks harga konsumen atau inflasi naik 3,38% yoy pada September.

    Adapun, pertumbuhan ekonomi Singapura melambat menjadi 2,9% secara tahunan pada kuartal yang sama. Meski demikian, catatan tersebut masih lebih baik dari perkiraan, melampaui proyeksi para ekonom yang memproyeksikan pertumbuhan hanya sebesar 2% menurut survei Bloomberg.

    Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI), memaparkan, secara kuartalan dan disesuaikan secara musiman, perekonomian Singapura tumbuh 1,3% pada kuartal III/2025. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 1,5% yang tercatat pada kuartal sebelumnya.

    MTI pada Agustus lalu menyampaikan bahwa perekonomian tumbuh 4,4% pada kuartal II/2025, sedikit direvisi naik dari estimasi awal sebesar 4,3%. Adapun pada kuartal I/2025, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,1%.

    Sementara itu, Otoritas Moneter Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) mencatat perekonomian negara tersebut tumbuh 3,9% sepanjang tiga kuartal pertama 2025, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dalam keterangan resminya, MAS menyampaikan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat pada kuartal-kuartal berikutnya seiring dengan normalisasi aktivitas di sektor-sektor yang terkait perdagangan.

    Dalam tinjauan makroekonominya, bank sentral Singapura tersebut menilai selama tidak terjadi lonjakan tarif secara tiba-tiba atau penurunan permintaan yang tajam, perusahaan manufaktur masih memiliki bantalan yang cukup untuk menahan penurunan harga tanpa harus memangkas produksi secara signifikan, setidaknya hingga akhir tahun ini.

    Lebih lanjut, MAS menambahkan bahwa tingginya investasi global perusahaan teknologi dalam infrastruktur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan mendukung kinerja sektor-sektor terkait perdagangan di Singapura.

    Peningkatan permintaan terhadap produk yang menunjang aplikasi AI, seperti chip memori dan server, juga diperkirakan akan memberikan dorongan positif bagi perekonomian Singapura.

  • Pelabuhan Los Angeles catat penurunan volume kargo pada September 2025

    Pelabuhan Los Angeles catat penurunan volume kargo pada September 2025

    Los Angeles (ANTARA) – Pelabuhan Los Angeles (Port of Los Angeles/POLA) menangani sebanyak 883.053 TEU (twenty-foot equivalent unit) pada September, turun 7,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), ungkap otoritas pelabuhan tersebut pada Rabu (15/10).

    Menurut data bulanan dari pelabuhan tersibuk di Amerika Serikat (AS) itu, muatan impor yang tercatat sebanyak 460.044 TEU, turun 7,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara muatan ekspor mencapai 114.693 TEU, atau hampir sama seperti pada 2024.

    Selain itu, pelabuhan tersebut juga telah menangani 308.317 peti kemas kosong bulan lalu, 10 persen lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

    Data menunjukkan bahwa impor melalui POLA mengalami penurunan untuk bulan kedua berturut-turut pada September, meski total volume kargo pada kuartal ketiga (Q3) mencapai rekor tertinggi.

    Para pelaku industri memprediksi bahwa kebijakan perdagangan AS saat ini berpotensi menurunkan volume impor bulanan di pelabuhan kontainer utama menjadi kurang dari 2 juta TEU sepanjang sisa tahun ini.

    Direktur Eksekutif POLA, Gene Seroka, memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan AS memicu letidakpastian yang lebih besar.

    Dia menjelaskan bahwa saat kenaikan tarif pertama kali diumumkan, para importir menunda pesanan dari China, tetapi pengiriman kembali pulih ketika tenggat waktu diperpanjang.

    “Rantai pasokan telah mengalami naik turun sepanjang tahun, dan kondisi itu terus berlanjut,” ujarnya.

    “Pemberlakuan tarif di satu sektor cenderung memicu kenaikan harga di sektor lain. Pada akhirnya, hal ini membuat harga barang menjadi lebih mahal,” lanjutnya.

    Laporan yang dirilis pada 8 Oktober oleh National Retail Federation dan Hackett Associates menyebutkan bahwa musim puncak impor telah berlalu, karena para peritel telah memuat pengiriman mereka lebih awal sebelum tarif baru diberlakukan.

    Laporan tersebut memperkirakan bahwa pelabuhan-pelabuhan utama di AS akan menangani sekitar 1,97 juta TEU pada Oktober, turun 12,3 persen (yoy), 1,75 juta pada November, turun 19,2 persen, dan 1,72 juta pada Desember, turun 19,4 persen, menjadikannya angka terendah sejak Maret 2023.

    “Ketidakpastian yang signifikan sedang terjadi akibat volatilitas yang terus berlanjut dalam kebijakan tarif AS,” sebut Ben Hackett, pendiri Hackett Associates.

    “Seiring berkurangnya stok persediaan, dampak inflasi penuh dari kebijakan tarif tersebut akan mulai terlihat,” imbuhnya.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: RI Kecanduan Kedelai Impor, Petani Lokal “Enggan” Tanam Sendiri

    Video: RI Kecanduan Kedelai Impor, Petani Lokal “Enggan” Tanam Sendiri

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah RI menargetkan pencapaian swasembada pangan sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sebagai strategi menjaga kedaulatan ekonomi RI di tengah gejolak global.

    Agrifood Analyst CNBC Indonesia Research, Emanuella Bungasmara Ega Tirta menyebutkan arah pembangunan sektor pangan RI telah bergerak ke jalur yang benar meski masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya terkait ketersediaan lahan, benih, pupuk hingga infrastruktur pendukung.

    Selain itu sejumlah ketergantungan RI terhadap sejumlah komoditas pangan juga masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan, seperti kedelai yang sangat tergantung dari pasokan impor dari Amerika Serikat hingga Kanada dan Argentina. Di mana Indonesia membutuhkan pasokan kedelai 2,5-2,8 juta ton per tahun sementara produksi lokal tidak sampai 500 ribu ton.

    Di tengah ketergantungan kedelai impor, petani lokal enggan menanam kedelai karena terkait daya saing dan struktur pasar yang sudah dikuasai oleh importir karena takut tidak terserap.

    Selain itu perang dagang AS-China, sebenarnya Indonesia cukup diuntungkan karena pasokan kedelai AS yang tidak diserap China bisa lebih murah. Namun kondisi volatilitas harga dan pasokan ini membuat petani lokal sulit untuk melakukan kontrak jangka panjang.

    Seperti apa persoalan dan upaya RI menuju swasembada pangan utamanya sektor kedelai? Selengkapnya simak Andi Shalini dengan Agrifood Analyst CNBC Indonesia Research, Emanuella Bungasmara Ega Tirta dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 16/10/2025)

  • Didimax Ungkap Potensi Bisnis Perdagangan Berjangka di RI

    Didimax Ungkap Potensi Bisnis Perdagangan Berjangka di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Didi Max Berjangka (DIDIMAX) menilai potensi pengembangan perdagangan berjangka di Indonesia masih terbuka lebar. Pasalnya, literasi keuangan dan diversifikasi investasi telah menjadi kebutuhan penting bagi para trader atau investor di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.

    Komisaris Utama Didimax Berjangka, Yadi Supriyadi mengatakan, pihaknya melihat berbagai sentimen global seperti kebijakan suku bunga bank sentral, kondisi geopolitik, serta fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas cukup berpengaruh terhadap volatilitas harga aset. Meski begitu, volatilitas yang terjadi pada instrumen-instrumen berjangka sebenarnya menjadi peluang bagi perusahaan berjangka.

    “Karena kita instrumennya bisa dua arah, bisa saat dia harga di atas maupun saat harga di bawah, mungkin seperti itu,” ujar dia dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2025 ‘Best Financial Services’, Selasa (14/10/2025).

    Pada akhirnya, berbagai sentimen tersebut akan mempengaruhi investor untuk memilih aset perdagangan berjangka. Ini mengingat, aset berjangka ini berbeda dengan instrumen investasi lainnya seperti saham.

    “Pada umumnya kalau kita misalkan buy satu arah dan dia (saham) menunjukkan ke ini, kalau ini (berjangka) enggak. Ini kita bisa dua arah, jadi bisa buy duluan atau sell duluan, itu kontrak berjangka dan kontrak derivatifnya seperti itu,” tutur dia.

    Di sisi lain, Yadi menyebut, sejauh ini Didimax melihat minat investor terhadap perdagangan berjangka menunjukkan tren positif. Pertumbuhan minat tersebut didorong oleh kemudahan akses melalui platform digital yang disertai meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi aset.

    “PT Didimax Berjangka juga mencatat bahwa investor generasi muda kini lebih terbuka setiap instrumen alternatif seperti kontrak berjangka. Nah meski demikian, kami selalu menekankan bahwa disitu bukan hanya ada peluang, tapi resiko pun tinggi. Jadi high risk high return tadi,” tandas dia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rasio Utang Pemerintah Dekati Level Pandemi, Berdampak ke Rating Kredit?

    Rasio Utang Pemerintah Dekati Level Pandemi, Berdampak ke Rating Kredit?

    Bisnis.com, JAKARTA — Rasio utang pemerintah per akhir semester I/2025 yang melebar ke 39,8% terhadap PDB dinilai belum akan memengaruhi persepsi investor maupun lembaga pemeringkat global. Meski demikian, pemerintah tetap perlu berhati-hati dan memastikan utang yang ditarik bersifat produktif. 

    Berdasarkan data terbaru Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), rasio utang pemerintah menyentuh Rp9.138 triliun per Juni 2025.

    Besarannya nyaris menyentuh 40% terhadap PDB atau mendekati level pandemi Covid-19.

    Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Hosianna Evalita Situmorang menilai level rasio utang pemerintah hingga pertengahan tahun ini masih dalam koridor aman apabila mengacu pada Undang-Undang (UU) tentang Keuangan Negara, yakni 60% terhadap PDB. 

    Hosianna juga melihat bahwa persepsi investor tetap konstruktif karena jangkar disiplin fiskal, yakni defisit APBN masih di bawah 3% terhadap PDB, struktur tenor panjang dengan basis domestik yang kuat, serta prospek pertumbuhan. 

    “Bagi lembaga pemeringkat, arah kebijakan fiskal, kualitas belanja, perbaikan rasio pajak, dan kredibilitas fiskal dipandang lebih krusial. Ke depannya selama ini terjaga, risiko downgrade relatif dapat dihindari,” ujarnya, dikutip Selasa (14/10/2025).

    Hosianna turut melihat kebijakan pemerintah mengarah pada potensi pengurangan beban bunga utang pemerintah, sehingga kebutuhan gross issuance atau penerbitan surat utang bisa ditekan dengan toolkit yang lebih lincah. 

    Contohnya, quasi burden sharing ‘jilid baru’ antara pemerintah Bank Indonesia (BI) melalui stabilisasi kurva via operasi sekunder otoritas moneter hingga pengelolaan penempatan kas pemerintah.

    Debt switching serta penerbitan surat utang dari Danantara, yakni Patriot Bond, juga dinilai bisa ikut membantu pembiayaan pemerintah. 

    Di sisi lain, pemerintah juga dinilai masih memiliki bantalan sebelum melakukan lelang surat utang dengan merealokasi anggaran yang belum terserap dari kementerian atau lembaga. 

    “Dengan kombinasi ini, SBN 2026 tetap menarik (imbal hasil riil kompetitif, volatilitas kurva lebih terkelola) selama koordinasi fiskal–moneter dan komunikasi pasar dijaga konsisten,” terang Hosianna. 

    Di sisi lain, ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan turut menilai rasio utang pemerintah kini masih dalam batas aman meski sudah mendekati level pandemi. Terlebih, dia menilai rasio utang menunjukkan ketahanan terhadap risiko eksternal seba komposisi utang didominasi dengan penerbitan SBN domestik yakni Rp7.980 triliun.

    Akan tetapi, Deni tidak menampik kondisi terkini rasio utang pemerintah tetap akan menjadi perhatian investor dan lembaga pemeringkat. Kaitannya terkait dengan keberlanjutan fiskal dan strategi pembiayaan ke depan.

    Deni menggarisbawahi besarnya kebutuhan pembiayaan atau pembayaran utang jatuh tempo dan bunga dalam masa 2026-2028.

    Adapun mengenai risiko penurunan rating surat utang pemerintah, lembaga-lembaga seperti Fitch, Moody’s maupun S&P dinilai tidak hanya akan melihat rasio, melainkan juga prospek pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan efektivitas kebijakan fiskal.

    “Jika utang meningkat tanpa disertai penguatan institusi fiskal dan reformasi pendapatan, maka risiko penurunan outlook atau peringkat bisa terjadi. Tapi, selama rasio utang tetap moderat dan pemerintah menunjukkan komitmen fiskal, kemungkinan pemangkasan peringkat masih terbatas,” jelasnya kepada Bisnis. 

    Adapun mengenai rencana penerbitan SBN tahun depan sebagai salah satu instrumen pembiayaan fiskal, terang Deni, akan bergantung pada kredibilitas kebijakan fiskal dan kondisi pasar global. Salah satu tantangan yang dihadapi yakni suku bunga global yang relatif masih tinggi. 

    Tidak hanya itu, kompetisi dengan obligasi dari negara lain, serta instrumen investasi selain SBN juga tinggi. “Karena itu, agar SBN kita menarik pemerintah perlu menawarkan yield yang kompetitif, menjaga stabilitas makro dan nilai tukar, meningkatkan transparansi dan perbaikan komunikasi. Selain itu, penting juga untukk memperluas basis investor, termasuk investor ritel,” pungkasnya.

  • Mata Uang Kripto Arus Utama Anjlok, RGD Mining Luncurkan Kontrak Penambangan Awan XRP yang Gandakan Keuntungan

    Mata Uang Kripto Arus Utama Anjlok, RGD Mining Luncurkan Kontrak Penambangan Awan XRP yang Gandakan Keuntungan

    Fajar.co.id, Jakarta — Saat harga mata uang kripto arus utama anjlok, RDG Mining meluncurkan kontrak penambangan awan XRP satu hari baru, yang menggandakan keuntungan dalam 7 hari.

    Di tengah volatilitas pasar mata uang kripto, RDG Mining telah meluncurkan kontrak satu hari baru untuk memastikan imbal hasil tanpa gangguan bagi pengguna. Kontrak ini menjamin imbal hasil harian hingga 15% untuk semua pengguna, dengan beberapa kontrak baru menawarkan tanpa batas pembelian.

    Dengan model penambangan awan RDG Mining , aset-aset utama seperti XRP, Bitcoin, dan Ethereum tidak lagi sekadar kepemilikan pasif, melainkan diubah menjadi arus kas yang dihasilkan secara berkelanjutan. Pengguna cukup mengaktifkan kontrak melalui ponsel mereka, dan AI akan secara otomatis mengalokasikan daya komputasi.

    Apa itu RDG Mining?

    RDG Mining adalah platform penambangan awan global yang didirikan pada tahun 2019 dan berkantor pusat di Inggris. Dengan memanfaatkan sistem penjadwalan daya komputasi bertenaga AI miliknya, platform ini menyediakan layanan penambangan cerdas dan berbiaya rendah bagi pengguna untuk Bitcoin dan mata uang digital arus utama lainnya. Platform ini mendukung operasi seluler, menjangkau 175 negara, dan memiliki lebih dari 8,5 juta pengguna.

    Mengapa pengguna tingkat lanjut memilih RDG Mining?

    Bagi investor, signifikansi terbesar RDG Mining bukan terletak pada prediksi harga, melainkan pada penyederhanaan proses menghasilkan imbal hasil. Sebelumnya, pemegang mata uang kripto harus terus memantau kondisi pasar dan mengidentifikasi peluang jual beli. Kini, mereka cukup mengaktifkan cloud mining melalui ponsel dan menerima arus kas harian. Pendekatan ini mengubah investasi mata uang kripto dari “spekulasi yang menegangkan” menjadi “pendapatan pasif”, menurunkan hambatan masuk dan memungkinkan lebih banyak orang untuk mempertahankan pola pikir yang stabil di tengah pasar yang volatil.

  • Mata Uang Kripto Arus Utama Anjlok, RGD Mining Luncurkan Kontrak Penambangan Awan XRP yang Gandakan Keuntungan

    Mata Uang Kripto Arus Utama Anjlok, RGD Mining Luncurkan Kontrak Penambangan Awan XRP yang Gandakan Keuntungan

    Fajar.co.id, Jakarta — Saat harga mata uang kripto arus utama anjlok, RDG Mining meluncurkan kontrak penambangan awan XRP satu hari baru, yang menggandakan keuntungan dalam 7 hari.

    Di tengah volatilitas pasar mata uang kripto, RDG Mining telah meluncurkan kontrak satu hari baru untuk memastikan imbal hasil tanpa gangguan bagi pengguna. Kontrak ini menjamin imbal hasil harian hingga 15% untuk semua pengguna, dengan beberapa kontrak baru menawarkan tanpa batas pembelian.

    Dengan model penambangan awan RDG Mining , aset-aset utama seperti XRP, Bitcoin, dan Ethereum tidak lagi sekadar kepemilikan pasif, melainkan diubah menjadi arus kas yang dihasilkan secara berkelanjutan. Pengguna cukup mengaktifkan kontrak melalui ponsel mereka, dan AI akan secara otomatis mengalokasikan daya komputasi.

    Apa itu RDG Mining?

    RDG Mining adalah platform penambangan awan global yang didirikan pada tahun 2019 dan berkantor pusat di Inggris. Dengan memanfaatkan sistem penjadwalan daya komputasi bertenaga AI miliknya, platform ini menyediakan layanan penambangan cerdas dan berbiaya rendah bagi pengguna untuk Bitcoin dan mata uang digital arus utama lainnya. Platform ini mendukung operasi seluler, menjangkau 175 negara, dan memiliki lebih dari 8,5 juta pengguna.

    Mengapa pengguna tingkat lanjut memilih RDG Mining?

    Bagi investor, signifikansi terbesar RDG Mining bukan terletak pada prediksi harga, melainkan pada penyederhanaan proses menghasilkan imbal hasil. Sebelumnya, pemegang mata uang kripto harus terus memantau kondisi pasar dan mengidentifikasi peluang jual beli. Kini, mereka cukup mengaktifkan cloud mining melalui ponsel dan menerima arus kas harian. Pendekatan ini mengubah investasi mata uang kripto dari “spekulasi yang menegangkan” menjadi “pendapatan pasif”, menurunkan hambatan masuk dan memungkinkan lebih banyak orang untuk mempertahankan pola pikir yang stabil di tengah pasar yang volatil.

  • Harga Bitcoin Anjlok Imbas Ancaman Tarif Baru AS ke China: Kesempatan atau Ancaman?

    Harga Bitcoin Anjlok Imbas Ancaman Tarif Baru AS ke China: Kesempatan atau Ancaman?

    JAKARTA – Harga Bitcoin mengalami tekanan tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif besar terhadap produk China. Pengumuman ini memicu gelombang risiko global yang memukul pasar ekuitas, komoditas, dan aset kripto. Bitcoin sempat merosot hingga USD105.000 dalam satu jam, sebelum kembali di atas USD111.000.

    Penurunan ini bersamaan dengan ancaman baru dari Gedung Putih, di mana Trump menyatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif impor dari China menjadi 100% serta memberlakukan pembatasan ekspor pada perangkat lunak penting. China merespons dengan mengenakan biaya baru untuk kapal terkait AS mulai 14 Oktober, meniru langkah AS, yang berpotensi mengganggu rantai pasok dan jalur pengiriman global.

    Data dari CoinGlass menunjukkan dalam waktu kurang dari satu jam, lebih dari USD8 miliar posisi long terlikuidasi, termasuk Bitcoin senilai USD1,83 miliar dan Ethereum USD1,68 miliar. Selama 24 jam terakhir, total posisi yang dilikuidasi mencapai lebih dari USD9 miliar dan melibatkan sekitar 1,4 juta investor, dengan transaksi terbesar mencapai USD87,53 juta di pasangan BTC/USDT.

    Kapitalisasi pasar kripto menyusut sekitar 13% menjadi USD3,78 triliun, dengan volume perdagangan 24 jam mencapai USD333,8 miliar, tertinggi sejak Agustus.

    Vice President INDODAX, Antony Kusuma mengatakan koreksi Bitcoin menunjukkan bagaimana aset digital bereaksi terhadap ketegangan geopolitik dan sentimen risiko global.

    “Bitcoin sering disebut sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan moneter, tetapi dalam kondisi ekstrem, ia bergerak layaknya aset berisiko tinggi. Pasar global yang terguncang, likuiditas tipis, dan aksi jual berantai pada posisi leverage memicu penurunan cepat yang kemudian diikuti aksi beli algoritmik,” jelas Antony.

    Ia menambahkan, situasi ini memperlihatkan pentingnya pemahaman konteks makro bagi investor kripto.

    “Para investor harus melihat lebih dari sekadar harga saat ini. Koreksi ini bukan pertanda fundamental Bitcoin melemah, melainkan reaksi pasar terhadap eskalasi ketegangan dagang dan risiko makro. Mereka yang mampu menjaga perspektif jangka panjang dapat memanfaatkan momen volatilitas ini untuk membangun posisi strategis,” ujar Antony.

    Antony menekankan, meskipun pasar bergejolak, skenario jangka menengah tetap positif bagi Bitcoin.

    “Jika ketegangan AS-China mereda atau pembicaraan baru muncul, Bitcoin bisa berkonsolidasi di kisaran USD112.000–118.000. Namun jika isu perdagangan terus mendominasi, harga bisa bergerak diantara USD105.000–120.000. Penurunan di bawah USD105.000 membuka peluang bagi pembeli jangka panjang,” paparnya.

    Ia menambahkan, volatilitas global juga menjadi momentum bagi investor untuk menegakkan disiplin dan strategi portofolio yang matang.

    “Pasar yang sehat tidak hanya naik, tetapi mampu bertahan dalam gejolak. Mereka yang memahami mekanisme likuidasi, level support psikologis, dan perilaku pasar global akan menemukan peluang yang tersembunyi saat sebagian pelaku investasi kripto panik,” tutup Antony.

    Dengan demikian, meski ancaman tarif AS memicu likuidasi besar-besaran, pasar kripto tetap menunjukkan ketahanan. Di Indonesia, ekosistem perdagangan kripto kini semakin matang, didukung pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diyakini mampu menjaga stabilitas pertumbuhan industri aset digital di tengah ketidakpastian global.

    Terakhir, Antony menambahkan, “Fenomena ini juga menjadi pelajaran bagi industri kripto di Indonesia untuk semakin memperkuat edukasi dan perlindungan konsumen.

    “Platform seperti INDODAX berfokus pada transparansi dan keamanan, memastikan investor memiliki informasi yang seimbang tentang risiko dan peluang,” tutupnya.