Topik: volatilitas

  • Ini Strategi Jaga Ekonomi RI di Tengah Was-Was Efek Trump 2.0

    Ini Strategi Jaga Ekonomi RI di Tengah Was-Was Efek Trump 2.0

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan terus mewaspadai beragam tantangan struktural maupun siklikal yang mengancam ekonomi Indonesia, terutama pada masa kepemimpinan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kedua kalinya.

    Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan Deni Surjantoro menyampaikan bukan hanya Trump 2.0, tantangan siklikal saat ini dipicu tensi geopolitik, dinamika ekonomi USA, pelemahan Eropa, perlambatan ekonomi China.

    “Tantangan tersebut berpotensi memicu peningkatan perang dagang, fenomena proteksionisme, fragmentasi, volatilitas harga komoditas, suku bunga, dan nilai tukar,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/1/2025).

    Sementara tantangan struktural yang perlu direspon secara konsisten antara lain transisi demografi, perubahan iklim, dan Artificial Intelligence (AI), serta ekonomi digital.

    Untuk mengatasi hal tersebut, Deni menyampaikan strategi ekonomi dan fiskal yang ditempuh adalah melakukan transformasi ekonomi dengan penguatan human capital, hilirisasi, mendorong investasi yang berorientasi ekspor, pengembangan ekonomi hijau, serta ketahanan pangan dan energi.

    Agar transformasi ekonomi tersebut berjalan efektif maka disertai reformasi fiskal secara holistik baik sisi pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

    “Kombinasi transformasi ekonomi dan refom fiskal diharapkan mampu menstimulasi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus penyehatan fiskal,” lanjutnya.

    Sementara Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah masih menunggu kebijakan apa yang akan diterapkan Trump. 

    Sebagaimana diketahui, Donald Trump segera dilantik menggantikan Joe Biden pada Senin (20/1/2025) pukul 12.00 siang waktu setempat. Jadwal pelantikan Donald Trump itu berlangsung pada Selasa (21/5/2025) sekitar pukul 00.00 WIB. 

    “Kami lihat saja, kami belum monitor apa yang akan dilakukan. Kalau faktor fundamental kita kan kuat. Jadi tinggal kita melihat kebijakan di sana seperti apa,” ujar Airlangga, Senin (20/1/2025).

    Pasalnya, rencana implementasi tarif perdagangan Trump menjadi satu kebijakan yang diwaspadai berbagai negara mitra dagang. 

    Bahkan Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects (GEP) edisi Januari 2025, melaporkan hasil simulasi sebuah model makroekonomi global digunakan untuk mengkalibrasi kemungkinan implikasi kenaikan tarif AS.

    Simulasi menunjukkan bahwa kenaikan tarif AS sebesar 10% pada semua mitra dagang pada tahun 2025, tanpa adanya tarif pembalasan yang diberlakukan sebagai tanggapan, akan mengurangi pertumbuhan global sebesar 0,2% pada tahun tersebut.

    Selain itu, pertumbuhan akan lebih lemah sebesar 0,1% setiap kenaikan tarif sebesar 10% tersebut untuk negara berkembang (emerging market and developing economies/EMDE)—di mana Indonesia termasuk ke dalam kategori tersebut.

    Lain halnya bila ternyata adanya tarif pembalasan yang proporsional oleh mitra dagang, efek negatif pada pertumbuhan global dan EMDE relatif terhadap baseline akan meningkat menjadi sekitar 0,3% dan 0,2%.

    Secara umum, Bank Dunia meramalkan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 2,7% pada 2025. Sementara negara EMDE diproyeksikan stagnan di level 4,1%.

    Artinya, bila efek tarif Trump tersebut benar-benar terjadi, ekonomi global dan EMDE akan merosot ke 2,5% dan 4% pada 2025. 

  • Investasi Digital atau Hanya Tren Sesaat?

    Investasi Digital atau Hanya Tren Sesaat?

    Jakarta: Dunia kripto kembali menarik perhatian dengan munculnya Trump Coin atau meme $TRUMP sebagai salah satu aset digital yang menarik perhatian.
     
    Namun, sebelum memutuskan untuk membeli, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui, terutama jika Anda seorang trader.

    Mengapa Trump Coin populer di kalangan trader?
    Trump Coin menjadi populer karena sejumlah alasan, seperti:
     
    Branding Kuat: Nama “Trump” sendiri membawa daya tarik besar, terutama bagi pendukung politiknya.
    Lonjakan Harga Sesaat: Banyak trader tertarik dengan potensi keuntungan cepat karena volatilitasnya.
    Media Sosial: Komunitas kripto di media sosial sering membicarakan Trump Coin, menciptakan buzz yang menarik perhatian.

    Namun, sebagai trader, penting untuk tidak hanya terpaku pada popularitas. Analisis mendalam diperlukan sebelum Anda membeli.
     

    Hal yang Harus Diketahui Sebelum Membeli Trump Coin

    1. Periksa Kredibilitas Proyek

    Sebelum membeli, teliti proyek di balik Trump Coin. Apakah tim pengembangnya transparan? Apakah mereka memiliki roadmap yang jelas? Pastikan Anda memahami tujuan dan manfaat yang ditawarkan koin ini.

    2. Volatilitas yang Tinggi

    Seperti kebanyakan altcoin, Trump Coin memiliki volatilitas yang sangat tinggi. Ini berarti harganya bisa naik dan turun drastis dalam waktu singkat. Sebagai trader, Anda perlu memiliki strategi yang matang untuk memanfaatkan pergerakan harga ini.

    3. Risiko Pump and Dump

    Trump Coin berpotensi menjadi target praktik pump and dump, di mana harga sengaja didorong naik oleh kelompok tertentu untuk kemudian dijual massal. Waspadai pola harga yang tidak wajar dan hindari membeli saat hype memuncak.

    4. Regulasi dan Legalitas

    Cek apakah Trump Coin mematuhi regulasi di negara Anda. Beberapa aset kripto bisa dianggap ilegal atau berisiko tinggi karena tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
     

    Tips Memulai Trading Trump Coin
    Gunakan modal yang bisa Anda relakan
    Jangan pernah menggunakan dana darurat atau uang kebutuhan sehari-hari untuk trading kripto.
     
    Pantau berita dan sentimen pasar
    Sentimen pasar sangat memengaruhi pergerakan harga Trump Coin. Tetap update dengan berita terkini.
     
    Gunakan strategi Stop Loss
    Lindungi modal Anda dengan menetapkan batas kerugian melalui fitur stop loss.
     
    Diversifikasi Portofolio
    Jangan hanya fokus pada Trump Coin. Sebarkan investasi Anda ke aset kripto lain untuk mengurangi risiko.
     
    Trump Coin memang menarik, terutama bagi trader yang ingin memanfaatkan peluang dari hype dan volatilitas. Namun, aset ini juga memiliki risiko tinggi yang perlu diperhitungkan dengan cermat.
     
    Sebelum membeli, pastikan Sobat Medcom memahami segala aspeknya dan memiliki strategi yang jelas. Ingat, investasi yang sukses selalu dimulai dengan pengetahuan yang memadai.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Outlook Ekonomi Indonesia 2025, Ini Hal yang Mesti Jadi Perhatian Bersama

    Outlook Ekonomi Indonesia 2025, Ini Hal yang Mesti Jadi Perhatian Bersama

    Jakarta: Kondisi ekonomi Indonesia tahun ini dianalisis, khususnya di tengah ketidakpastian global dan tantangan. Secara garis besar, kondisi ekonomi Indonesia dinilai mumpuni dalam menghadapi ‘badai’ tersebut.
     
    Chief Investment Officer Insight Investments Management Camar Remoa membeberkan analisis terkait kondisi ini. Dia menekankan bahwa ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian bersama, khususnya terkait faktor pendorong dan risiko ekonomi.
     
    “Jika dilihat dari faktor pendorong dan faktor risiko, ada beberapa hal penting untuk diperhatikan ketika melihat outlook ekonomi 2025,” kata Camar Remoa dalam keterangan yang dilansir Senin, 20 Januari 2025.

    Dari faktor pendorong, kata dia, konsumsi domestik diperkirakan masih terjaga. Penilaian terkait hal ini merujuk pada stimulus pemerintah, baik yang langsung seperti kenaikan upah dan melalui program prioritas.
     

    Menurut dia, stimulus itu mendukung ketahanan ekonomi nasional. Diperkuat dengan peningkatan investasi dalam negeri, yang diproyeksikan mendapat momentum tahun ini.
     
    “Lalu, terdapat juga potensi pengalihan basis produksi China ke Indonesia akibat pengenaan tarif dari Amerika Serikat,” lanjut Camar. 
     
    Meski demikian, dia mengingatkan soal faktor risiko yang tetap perlu diperhatikan. Camar menjelaskan bahwa ketidakpastian kebijakan Pemerintah AS (Trump 2.0) membuat volatilitas pasar meningkat.
     
    “Dari faktor risiko, kita melihat adanya ketidakpastian kebijakan Pemerintah AS, Trump 2.0, yang membuat volatilitas pasar meningkat. Kemudian ada juga potensi kenaikan inflasi global yang disebabkan retaliasi tarif akibat perang dagang,” jelas Camar.
     
    Selain itu, dia menyoroti turunnya harga komoditas energi yakni minyak mentah dan batubara. Kondisi tersebut berpotensi menekan pendapatan negara dari komoditas batubara.
     
    “Namun di sisi lain, penurunan impor minyak mentah dapat membantu penguatan rupiah dan penurunan subsidi energi dalam pengeluaran negara,” kata dia.
     
    Di sisi lain, Camar membeberkan ada 3 fokus utama pihaknya dalam menyongsong ekonomi Indonesia tahun ini. Menurut dia, ada 3 hal yang menjadi fokus utama pihaknya, yakni potensi suppy penerbitan surat berharga negara (SBN), potensi permintaan SBN, serta valuasi dan strategi.
     
    Camar menyebut penerbitan SBN tahun ini bakal tetap terkendali karena beberapa langkah strategis. Kemudian, dukungan investor domestik di pasar obligasi juga ikut menyokong stabilitas.
     
    Meski demikian, kata dia, masih terdapat ketidakpastian dari sisi domestik maupun global. Sehingga strategi yang ditempuk pihaknya, adalah memadukan short term bonds dengan long term bonds.
     
    “Kami berfokus pada obligasi korporasi berkualitas yang memberikan pengembalian yang atraktif, disertai diversifikasi sektor untuk mengurangi risiko kredit. Sementara kami melakukan trading untuk porsi obligasi pemerintah untuk mencari capital gain,serta menjaga likuiditas,” tegas Camar.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ADN)

  • Kondisi Ini Bikin Harga Bitcoin Terbang ke Level Rp 1,6 Miliar

    Kondisi Ini Bikin Harga Bitcoin Terbang ke Level Rp 1,6 Miliar

    Jakarta

    Harga Bitcoin (BTC) terbang seiring dirilisnya data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Desember 2024. Inflasi tahunan tercatat sesuai dengan ekspektasi di angka 2,9%.

    Hal ini mendorong nilai Bitcoin melampaui US$ 102.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar lebih. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya saat pengumuman CPI, seperti Ethereum (ETH) yang mencapai Rp 54 juta, XRP di Rp 50 ribu, SOL di Rp 3,2 juta, dan XLM di Rp 7 ribu.

    Mayoritas aset kripto lainnya turut mengalami tren kenaikan yang memperkuat optimisme pasar. Kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada di angka US$ 3,7 triliun, dengan total volume perdagangan mencapai US$ 183 miliar.

    Sementara pada bulan sebelumnya, CPI tercatat sebesar 2,7%, di mana harga Bitcoin saat itu berada di kisaran US$ 90.000, naik dari sebelumnya US$ 87.000. Meski kenaikan CPI Desember sedikit lebih tinggi dari angka bulan lalu, hal ini dianggap tidak menunjukkan tanda-tanda inflasi yang memburuk.

    Kendati begitu, CPI inti meningkat tipis sebesar 0,2%, lebih rendah dibandingkan perkiraan awal sebesar 0,3%. Namun begitu, data tersebut tetap menjadi sinyal positif tekanan inflasi tetap terkendali.

    Dengan inflasi yang moderat, terbuka ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menilai bahwa lonjakan ini mencerminkan kuatnya kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai.

    “Kita melihat pola yang sama ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan. Dengan target inflasi The Fed berada di angka 2%, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti,” kata Oscar dalam keterangan tertulisnya, ditulis Minggu (19/1/2025).

    Oscar mengatakan, optimisme ini juga tercermin dalam Fear and Greed Index pasar kripto, yang berada diangka 75 dari 100. Angka ini menunjukkan dominasi sentimen greed atau optimisme yang kuat di kalangan investor.

    Jika tren ini terus berlanjut, Oscar mengatakan tidak menutup kemungkinan Bitcoin akan terus melanjutkan level psikologis di atas US$ 102.000 dalam waktu dekat. Namun begitu, Oscar menilai keputusan The Fed akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya.

    “Pasar sangat sensitif terhadap kebijakan moneter. Jika TheFed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, maka likuiditas akan meningkat, dan Bitcoin bisa menjadi salah satu aset yang paling diuntungkan,” jelasnya.

    Sementara, data Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis pada 24 Januari 2025 diharapkan memberi sinyal tambahan terkait tekanan inflasi yang mulai mereda. Oscar menilai, faktor ini akan memperkuat sentimen bullish bagi Bitcoin.

    “Investor institusional kini lebih percaya diri dalam memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio mereka. Ketika inflasi dan kebijakan moneter mulai stabil, permintaan terhadap aset kripto cenderung meningkat,” tambahnya.

    Oscar menegaskan bahwa regulasi global juga menjadi faktor penting dalam pergerakan Bitcoin. Dengan semakin banyaknya negara yang menerima Bitcoin sebagai instrumen investasi sah, ia menilai peningkatan adopsi dari institusi juga semakin besar.

    “Hal ini bisa menjadi pendorong utama bagi harga Bitcoin dalam jangka panjang,” terangnya.

    Meski optimis, ia juga mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar. Menurutnya, Bitcoin memiliki fundamental yang kuat, tetapi juga perlu memperhitungkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global dan pergerakan pasar tradisional.

    “Saya percaya bahwa 2025 akan menjadi tahun penting bagi Bitcoin dan ekosistem kripto secara keseluruhan. Dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, kita bisa melihat Bitcoin mencapai level yang lebih tinggi. Namun, seperti biasa, investor harus tetap melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang ada,” tutupnya.

    (kil/kil)

  • Menjaga Kredibilitas Bank Sentral

    Menjaga Kredibilitas Bank Sentral

    loading…

    Adhitya Wardhono, PhD. Foto/Istimewa

    Adhitya Wardhono, PhD

    Dosen dan peneliti ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Jember. Koordinator Kelompok Riset Behavioral Economics on Monetary, Financial, and Development Policy” (KeRis Benefitly) – Universitas Jember.

    WACANA kredibilitas bank sentral selalu diarahkan pada aras pemikiran kokohnya konstruksi menjaga stabilitas ekonomi sebuah negara. Sederhananya, ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan moneter bisa memengaruhi dinamika ekonomi, terutama ketika suku bunga mendekati batas bawah efektif (effective lower bound/ELB). Ketika masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap bank sentral, ekspektasi inflasi bisa menjadi tidak terjangkar. Maka ikutannya adalah menciptakan risiko spiral deflasi atau inflasi yang tak terkendali. Dalam konteks Indonesia, pentingnya kredibilitas Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter sangat relevan, mengingat tantangan ekonomi terus berkembang, baik di level domestik maupun global.

    Situasi ekonomi yang tidak menentu telah Indonesia hadapi, seperti periode taper tantrum pada tahun 2013 lalu. Masa itu, kecenderungan fenomena pelemahan nilai tukar rupiah memicu kenaikan inflasi yang relatif signifikan. BI merespons dengan menaikkan suku bunga acuan secara agresif untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar. Langkah ini menunjukkan pentingnya kebijakan moneter tegas dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank sentral. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Seiring berjalannya waktu, tantangan baru muncul, terutama ketika pandemi COVID-19 melanda. BI menurunkan suku bunga acuan hingga ke level terendah dalam sejarah, yaitu 3,5%, untuk mendorong pemulihan ekonomi. Langkah ini mendekati batas bawah efektif, yang berarti bahwa ruang untuk manuver kebijakan moneter konvensional menjadi semakin terbatas.

    Dalam kondisi seperti ini, kredibilitas bank sentral menjadi semakin penting. Ketika ekspektasi inflasi tetap terjangkar, kebijakan moneter yang tidak konvensional, seperti quantitative easing dan forward guidance, bisa menjadi alat yang efektif. Namun, jika masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan bank sentral untuk mencapai target inflasi, langkah-langkah tersebut bisa kehilangan efektivitasnya. Dalam kasus Indonesia, BI telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali, seperti melalui publikasi laporan ekonomi dan komunikasi kebijakan yang transparan. Namun, efektivitas upaya ini sangat bergantung pada seberapa cermat dan taktis BI bisa membangun persepsi publik bahwa langkah-langkahnya tepat dan akan berhasil.

    Ekspektasi inflasi yang terjangkar adalah kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian global. Tantangan ini semakin relevan mengingat tekanan inflasi yang sering kali bersumber dari luar negeri, seperti kenaikan harga minyak dunia atau gangguan pada rantai pasok global. Ketika tekanan eksternal seperti ini muncul, masyarakat cenderung lebih sensitif terhadap langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh BI. Jika kebijakan tersebut tidak diiringi dengan komunikasi yang efektif, risiko ekspektasi inflasi menjadi tidak terjangkar akan meningkat, yang pada akhirnya bisa memperburuk kondisi ekonomi.

    Keberhasilan BI dalam menjaga kredibilitasnya juga tercermin dari bagaimana ia menangani dinamika nilai tukar rupiah. Indonesia sering kali menghadapi volatilitas nilai tukar yang tinggi. Beberapa tahun terakhir, BI telah berhasil menjaga stabilitas rupiah melalui kombinasi intervensi pasar, pengelolaan cadangan devisa, dan kebijakan suku bunga. Namun, stabilitas nilai tukar bergantung pada langkah teknis dan persepsi pasar terhadap kemampuan BI mengelola tekanan eksternal. Jika ekspektasi terhadap stabilitas rupiah terjaga, volatilitas pasar bisa diminimalkan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi.

    Namun, tantangan yang dihadapi BI tidaklah sederhana. Ketika dunia menghadapi krisis global seperti pandemi COVID-19, tantangan kredibilitas menjadi lebih kompleks. Penurunan suku bunga secara drastis dan kebijakan tidak konvensional sering menimbulkan kekhawatiran, seperti risiko inflasi di masa depan atau sulitnya bank sentral menarik kembali likuiditas yang telah disuntikkan ke perekonomian.

    Dalam konteks Indonesia, kebijakan moneter longgar selama pandemi telah membantu mendorong pemulihan ekonomi, tetapi juga menciptakan tantangan baru terkait stabilitas harga di masa depan. Oleh karena itu, langkah-langkah komunikasi kebijakan yang efektif menjadi sangat penting untuk mengelola ekspektasi masyarakat dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

  • Investor Asing Tarik Diri dari Pasar Obligasi Asia

    Investor Asing Tarik Diri dari Pasar Obligasi Asia

    Jakarta, FORTUNE – Pada Desember 2024, Investor Asing menarik diri dari Pasar Obligasi Asia sepanjang bulan kedua berturut-turut, meskipun permintaan relatif tinggi sepanjang tahun sebelumnya.

    Penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, wacana kebijakan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump, pelonggaran kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed), serta penurunan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi regional.

    Investor asing tercatat menjual obligasi senilai US$3,07 miliar di Indonesia, Thailand, Malaysia, India, dan Korea Selatan pada Desember. Ini terjadi setelah penjualan bersih sebesar US$2,12 miliar pada November, seperti yang tercatat dalam data otoritas regulasi dan asosiasi pasar obligasi.

    Pada tiga kuartal pertama tahun lalu, pasar obligasi regional sebenarnya mengalami permintaan yang signifikan, dengan arus masuk asing mencapai US$36,88 miliar, angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Namun, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, arus keluar dari pasar obligasi Asia pada kuartal keempat 2024 mengalami penurunan drastis menjadi US$3,53 miliar.

    “Kami memprediksi volatilitas pasar akan semakin meningkat pada tahun 2025, seiring dengan semakin jelasnya rencana tarif yang akan diterapkan pemerintahan Trump setelah pelantikan pada akhir bulan ini. Tentu saja, hal ini akan memengaruhi arus keluar portofolio dari kawasan tersebut,” ujar Khoon Goh, Kepala Penelitian Asia di ANZ, dikutip dari Reuters pada Jumat (17/1).

    Goh mengatakan, tantangan pertumbuhan domestik di Asia, kecuali Cina, semakin meningkat, yang pada akhirnya akan memengaruhi pergerakan portofolio dan arus keluar modal dari kawasan tersebut.

    Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) pada Desember 2024 dari beberapa negara Asia, termasuk Cina dan Korea Selatan, menunjukkan adanya penurunan aktivitas pabrik. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian perdagangan di masa pemerintahan kedua Trump, serta pemulihan ekonomi Cina yang tidak stabil.

    Salah satu dampak penarikan besar terjadi di pasar obligasi Korea Selatan, yang mengalami arus keluar US$2,38 miliar pada Desember 2024. Hal ini mengakhiri tren pembelian selama empat bulan berturut-turut, yang dipengaruhi oleh ketegangan politik pasca-deklarasi darurat militer dan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.

    Pasar obligasi Indonesia juga mengalami arus keluar sebesar US$1 miliar, yang merupakan penurunan asing kedua dalam delapan bulan terakhir. Sementara itu, pasar obligasi Malaysia tercatat mengalami penjualan bersih sebesar US$310 juta. Namun, pasar obligasi India dan Thailand masing-masing berhasil menarik arus masuk sebesar US$445 juta dan US$172 juta pada bulan Desember lalu.

    Ke depan, prospek pasar obligasi Asia akan sangat dipengaruhi oleh dinamika kebijakan global dan tantangan domestik yang berkembang, termasuk dampak dari pemerintahan Trump yang baru mulai bertugas.

  • Bitcoin Naik Ke Zona Hijau, Simak Sentimen Pendukungnya

    Bitcoin Naik Ke Zona Hijau, Simak Sentimen Pendukungnya

    Jakarta, FORTUNE – Harga Bitcoin terus menunjukkan tren penguatan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). 

    Mengacu pada CoinMarketCap, Jumat (17/1), pukul 17:18 WIB, bitcoin diperdagangkan pada level US$102.022 per koin. Nilai ini menguat 2,87 persen hanya dalam 24 jam terakhir.

    Di samping itu, penguatan ini pun didukung oleh meredanya data inflasi CPI AS untuk Desember 2024 yang dirilis Kamis (15/1) malam waktu Indonesia.

    Analis Platform Kripto Reku, Fahmi Almuttaqin, menyatakan data inflasi tersebut mengalami penurunan laju sebesar 0,1 persen dari bulan-bulan sebelumnya. Hal ini kemudian memberikan harapan terhadap potensi dapat tercapainya target inflasi Fed pada level 2 persen.

    Sebagai konteks, kondisi laju inflasi tinggi, terutama pada sektor energi, akan menjadi faktor pendukung proyeksi Fed untuk memangkas suku bunga lebih sedikit pada tahun ini. 

    Nah, penurunan laju inflasi diyakini akan membuka peluang bagi Fed untuk kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC akhir bulan ini. 

    “Menghijaunya harga bitcoin mengindikasikan meningkatnya keyakinan para investor terhadap potensi situasi suku bunga yang akan lebih rendah dari level saat ini dalam beberapa waktu ke depan,” katanya, Jumat (17/1).

    Di samping karena data inflasi AS, reli penguatan bitcoin juga didukung oleh sentimen pelantikan Trump pada 20 Januari 2025. Trump sendiri telah menjanjikan pemotongan pajak yang berpotensi memacu pertumbuhan. 

    “Namun, kebijakan proteksionis dan pembatasan imigrasi berpotensi menaikkan biaya produksi serta mengganggu supply chain, yang mana berpotensi menambah tekanan inflasi. Penurunan suku bunga di bulan ini, apabila terjadi, dapat memperparah kondisi tersebut dan membuat kondisi serta arah kebijakan ekonomi ke depan menjadi semakin sulit diprediksi. 

    “Momentum pelantikan Trump dan gebrakan-gebrakannya, terkhusus bagi industri dan pasar kripto, dapat turut memperkuat momentum yang ada,” ujarnya.

    Ia pun melihat reaksi pasar dari perkembangan yang ada. Menurutnya, reli berpotensi akan berlanjut hingga penentuan kebijakan suku bunga Fed pada akhir bulan ini. 

    Fahmi mengingatkan skenario ini belumlah pasti. Oleh sebab itu, investor perlu mencermati lebih lanjut perkembangan kondisi pasar serta kebijakan Fed.

    Perihal strategi bagi investor, Fahmi merekomendasikan agar mereka memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimalkan performa portofolionya. Caranya, mengambil lebih banyak posisi trading dengan memanfaatkan volatilitas yang ada pada aset-aset strategis sembari memantau potensi reli selanjutnya.

  • Analis ungkap potensi suku bunga lebih rendah dalam waktu dekat

    Analis ungkap potensi suku bunga lebih rendah dalam waktu dekat

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Analis ungkap potensi suku bunga lebih rendah dalam waktu dekat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 16 Januari 2025 – 15:57 WIB

    Elshinta.com – Analis Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan bahwa menghijaunya pasar saham dan kripto Amerika Serikat (AS) mengindikasikan meningkatnya keyakinan para investor terhadap potensi situasi suku bunga yang akan lebih rendah dari level saat ini dalam beberapa waktu ke depan.

    Pasar saham dan kripto AS serempak menghijau pascameredanya data inflasi Consumer Price Index (CPI) AS yang dirilis pada Kamis, yang memberikan harapan terhadap potensi dapat tercapainya target inflasi The Fed di level 2 persen.

    “Penurunan laju kenaikan inflasi inti mungkin dapat membuka kemungkinan akan kembali diturunkannya suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan FOMC akhir bulan ini. Namun, jika hal itu terjadi, outlook kebijakan suku bunga hingga mungkin beberapa bulan setelahnya akan relatif lebih tidak pasti,” kata Fahmi di Jakarta, Kamis.

    Di sisi lain, Ia menjelaskan bahwa kebijakan proteksionis dan pembatasan imigrasi oleh Presiden Terpilih AS Donald Trump berpotensi akan menaikkan biaya produksi dan mengganggu supply chain, yang mana berpotensi menambah tekanan inflasi.

    Sehingga, lanjutnya, penurunan suku bunga oleh The Fed pada Januari 2025 dapat memperparah kondisi itu, dan membuat kondisi serta arah kebijakan ekonomi ke depan menjadi semakin sulit diprediksi.

    “Dengan demikian, meskipun perkembangan yang ada membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir bulan ini, para pejabat The Fed mungkin akan berpikir dua kali untuk melakukannya,” ujar Fahmi.

    Sementara itu, apabila suku bunga tidak diturunkan pada pertemuan FOMC mendatang, menurutnya, berpotensi akan memberikan tekanan bagi pasar, terlebih apabila The Fed kembali memaparkan proyeksi kebijakan ke depan yang akan lebih ketat, seperti yang terjadi pada pertemuan sebelumnya.

    Dengan demikian, meskipun kondisi pasar saat ini cukup positif, ia mengingatkan kehati-hatian serta responsivitas investor terhadap perkembangan situasi yang ada masih sangat diperlukan untuk menjaga pertumbuhan portofolio investasinya.

    “Momentum pasar saat ini juga dapat dimanfaatkan investor untuk mengoptimalkan performa portofolionya dengan mengambil lebih banyak posisi trading untuk memanfaatkan volatilitas yang ada pada aset-aset strategis selagi memantau potensi reli selanjutnya,” ujar Fahmi.

    Fahmi menjelaskan, laju inflasi yang tinggi terutama di sektor energi, dapat menjadi faktor pendukung proyeksi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih sedikit pada tahun ini.

    Sebagaimana diketahui, The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebesar total 100 basis poin sejak memulai siklus pelonggaran pada September 2024.

    Terdekat, The Fed akan menyelenggarakan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 28-29 Januari 2025 untuk menentukan kebijakan terkait suku bunga acuannya.

    Sumber : Antara

  • 8 Tips Investasi Saham dengan Modal Kecil

    8 Tips Investasi Saham dengan Modal Kecil

    Jakarta, Beritasatu.com – Investasi saham sering kali dianggap sebagai kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki modal besar. Namun, dengan tips dan strategi yang tepat, siapa pun dapat memulai investasi saham dengan modal kecil.

    Meskipun tantangan mungkin muncul, seperti fluktuasi pasar dan risiko yang melekat pada investasi, memulai dengan modal kecil memberikan keuntungan yang unik dan Anda juga dapat belajar dan beradaptasi tanpa tekanan finansial yang berlebihan.

    Berikut ini delapan tips investasi saham dengan modal kecil, yang dikutip dari Investopedia, Kamis (16/1/2025).

    1. Mulai dengan akun investasi dasar
    Membuka akun investasi dasar adalah langkah penting dalam memulai perjalanan investasi Anda, terutama jika Anda memiliki modal kecil. Banyak platform investasi sekarang menawarkan perdagangan tanpa komisi, yang sangat menguntungkan bagi investor kecil. Dengan memilih akun pialang yang memiliki biaya rendah, Anda dapat memaksimalkan modal yang ada dan menghindari pengurangan hasil dari biaya transaksi yang tinggi.

    2. Manfaatkan reksa dana indeks dan exchange traded fund (ETF)
    Reksa dana indeks dan ETF adalah pilihan yang baik karena mereka memberikan diversifikasi instan. Dengan berinvestasi dalam satu produk, Anda dapat memiliki bagian dari banyak saham sekaligus. Hal ini mengurangi risiko yang terkait dengan membeli saham individu, karena kinerja buruk satu saham dapat diimbangi oleh kinerja baik saham lainnya.

    3. Jelajahi saham pecahan
    Saham pecahan memungkinkan Anda untuk membeli sebagian dari sebuah saham, bukan harus membeli satu saham utuh. Hal ini sangat berguna untuk saham-saham dengan harga tinggi, seperti perusahaan-perusahan besar. Dengan cara tersebut, Anda tetap bisa berinvestasi pada perusahaan yang Anda percayai tanpa harus mengeluarkan modal yang besar.

    4. Diversifikasi portofolio
    Diversifikasi melibatkan penyebaran investasi Anda di berbagai sektor dan industri. Dengan cara diversifikasi membeli saham dari berbagai sektor, Anda dapat mengurangi risiko kerugian jika salah satu saham turun, jika satu sektor mengalami penurunan, sektor lain mungkin akan tetap stabil atau bahkan tumbuh. Diversifikasi ini akan membantu melindungi portofolio Anda dari risiko yang tidak terduga.

    5. Investasikan untuk jangka panjang
    Fokuslah pada pertumbuhan jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek, hal ini sangat penting dalam investasi saham. Pasar saham pasti akan mengalami fluktuasi, tetapi secara historis, pasar cenderung akan naik seiring waktu. Dengan tetap berinvestasi selama periode volatilitas, Anda akan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    6. Reinvestasikan dividen 
    Jika Anda berinvestasi dalam saham yang membayar dividen, pertimbangkan untuk mereinvestasikan dividen tersebut untuk membeli lebih banyak saham. Strategi ini dapat meningkatkan jumlah total saham yang Anda miliki dan mempercepat pertumbuhan investasi Anda melalui efek compounding.

    7. Tetap pantau dan selalu terinforma
    Setelah membeli saham, penting untuk secara rutin memantau kinerja tren pasar dan terus belajar tentang pasar saham, strategi investasi, serta faktor-faktor ekonomi yang memengaruhi harga saham. Dengan pengetahuan yang baik, Anda akan lebih mampu membuat keputusan investasi yang bijaksana dan menyesuaikan strategi Anda sesuai kebutuhan.

    8. Bersabar dan tetap tenang 
    Bersabar dan tetap tenang adalah kunci sukses dalam investasi saham, terutama ketika menghadapi volatilitas pasar. Volatilitas adalah bagian alami dari pasar saham. Harga saham dapat berfluktuasi karena berbagai faktor, termasuk berita ekonomi, perubahan kebijakan, atau kondisi global. Memahami fluktuasi ini normal dapat membantu Anda mengelola ekspektasi dan mengurangi kecemasan.

    Dengan memahami dan menerapkan tips ini, Anda dapat memulai perjalanan investasi saham dengan lebih percaya diri, meskipun hanya memiliki modal kecil dan siap untuk menghadapi tantangan yang muncul selama perjalanan investasi Anda.

  • 7 Kiat Menghindari Kerugian di Pasar Saham

    7 Kiat Menghindari Kerugian di Pasar Saham

    Jakarta, Beritasatu.com – Investasi di pasar saham menawarkan potensi keuntungan yang besar dan apresiasi modal, tetapi juga disertai risiko yang perlu diperhatikan. Lalu, bagaimana kiat menghindari kerugian di pasar saham?

    Harga saham yang berfluktuasi merupakan bagian dari volatilitas pasar yang tidak bisa dihindari. Meskipun pasar saham dapat memberikan keuntungan yang cepat pada saat bullish, fluktuasi harga yang tajam bisa menyebabkan kerugian besar.

    Oleh karena itu, penting untuk memahami kiat menghindari kerugian di pasar saham agar dapat berinvestasi dengan bijak. Berikut ini tujuh kiat untuk menghindari risiko kerugian di pasar saham.

    1. Pelajari tentang saham
    Salah satu alasan utama mengapa investor sering mengalami kerugian adalah kurangnya pengetahuan tentang pasar saham. Sebelum mulai berinvestasi, pastikan Anda memahami dasar-dasar pasar saham dan cara kerjanya. Memiliki pemahaman yang baik akan mengurangi kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh keputusan investasi yang tidak tepat.

    2. Teliti saham yang Anda pilih
    Jangan hanya memilih saham berdasarkan popularitas atau rekomendasi orang lain. Sebelum berinvestasi, lakukan riset mendalam tentang perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Tinjau laporan keuangan, proyeksi arus kas, fundamental, kapitalisasi pasar, dan sentimen pasar terhadap saham tersebut. Penelitian yang matang akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih terinformasi.

    3. Miliki perspektif jangka panjang
    Investasi saham memang menawarkan potensi keuntungan jangka pendek, tetapi untuk hasil yang lebih stabil dan mengurangi risiko, sebaiknya berinvestasi dengan perspektif jangka panjang. Menjaga fokus pada tujuan jangka panjang dapat membantu Anda menghindari pengaruh fluktuasi harga yang tajam dan volatilitas pasar yang sementara.

    4. Kinerja masa lalu tidak menjamin keuntungan masa depan
    Banyak investor yang terjebak dengan pemikiran bahwa kinerja saham di masa lalu akan terus berlanjut di masa depan. Namun, penting untuk diingat hasil historis tidak bisa dijadikan acuan untuk memprediksi kinerja masa depan. Selalu pertimbangkan faktor-faktor terkini sebelum membuat keputusan investasi.

    5. Jangan turuti emosi Anda
    Salah satu kesalahan umum yang dilakukan investor adalah membiarkan emosi menguasai keputusan investasi mereka. Dalam pasar saham, sangat penting untuk tetap tenang dan menghindari keputusan impulsif yang bisa merugikan. Berpikir rasional dan berbasis data akan membantu Anda mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh keputusan yang diambil berdasarkan perasaan.

    6. Tetap belajar
    Pasar saham terus berkembang, begitu pula dengan peraturan dan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, penting untuk terus belajar dan memperbarui pengetahuan Anda tentang perkembangan terbaru di pasar. Menjaga diri tetap terinformasi akan memberikan keuntungan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.

    7. Lacak investasi Anda secara teratur
    Trading saham bukanlah aktivitas yang bisa dibiarkan tanpa perhatian. Kelalaian dalam memantau investasi bisa menyebabkan kerugian besar. Pastikan untuk secara teratur melacak pergerakan pasar dan mengevaluasi portofolio Anda. Penyeimbangan portofolio secara berkala serta mengikuti tren pasar akan membantu Anda meraih hasil maksimal.

    Dengan mengikuti kiat menghindari kerugian di pasar saham, Anda dapat berinvestasi dengan lebih bijak dan meminimalkan risiko kerugian. Meskipun pasar saham menawarkan peluang keuntungan yang besar, kesabaran, riset yang matang, dan pengelolaan emosi sangat penting dalam meraih kesuksesan investasi.