Topik: volatilitas

  • LPS ungkap alasan TBP tetap ditahan meskipun BI-Rate sudah dipangkas

    LPS ungkap alasan TBP tetap ditahan meskipun BI-Rate sudah dipangkas

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap alasan masih dipertahankannya tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan di bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia pada Januari ini dipangkas menjadi 5,75 persen.

    Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa LPS memiliki metodologi untuk menentukan TBP salah satunya mempertimbangkan suku bunga pasar.

    “Walaupun BI-Rate turun, reaksi di pasar masih lambat sepertinya, jadi belum turun. Jadi kalau hitung-hitungan rumus kita, kita belum bisa turunkan bunga. Itu yang pertama,” kata Purbaya.

    Alasan selanjutnya, lanjut dia, LPS juga melihat kondisi pada sistem finansial secara umum. Saat ini ada tekanan ke nilai tukar rupiah. Pihaknya agak khawatir, apabila TBP juga diturunkan maka akan memberi sinyal yang negatif ketika semua pihak sedang mencoba menjaga sentimen ke nilai tukar rupiah.

    “Alasan yang ketiga, kita anggap kita tidak mengganggu kebijakan moneter karena suku bunga kita sudah di bawah suku bunga bank sentral. Jadi harusnya tidak ada masalah,” kata Purbaya.

    LPS pada Kamis memutuskan untuk tetap mempertahankan TBP simpanan rupiah di bank umum di level 4,25 persen. Adapun TBP simpanan valuta asing (valas) di bank umum juga tetap berada di posisi 2,25 persen serta TBP simpanan rupiah di BPR tetap di level 6,75 persen. TBP tersebut berlaku pada 1 Februari 2025 sampai dengan 31 Mei 2025.

    Ia menyampaikan bahwa LPS tidak hanya mencermati dinamika pasar keuangan melainkan juga dinamika kinerja perekonomian dan perbankan.

    Selain itu, keputusan penetapan TBP pada periode ini juga telah mempertimbangkan respon penurunan suku bunga simpanan yang masih terbatas serta kondisi likuiditas dan upaya memberikan ruang pengelolaan suku bunga.

    Tingkat cakupan penjaminan simpanan yang masih memadai (nominal dan rekening) serta memperkuat stabilitas sistem keuangan dan antisipasi risiko terhadap volatilitas di pasar keuangan juga menjadi pertimbangan LPS.

    Ia mengatakan, TBP ini akan dievaluasi secara berkala dan dapat diubah sewaktu-waktu dalam hal terdapat perubahan atas suku bunga pasar, kinerja perbankan, dan kondisi perekonomian yang signifikan.

    Sebagai bagian untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai tingkat bunga penjaminan, LPS kembali menyampaikan bahwa TBP merupakan batas atas atau maksimal dari suku bunga simpanan agar produk simpanan yang dimiliki oleh nasabah perbankan dapat memenuhi salah satu kriteria program penjaminan.

    “Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengimbau agar bank secara transparan dan terbuka menyampaikan kepada nasabah penyimpan mengenai besaran tingkat bunga penjaminan yang berlaku saat ini,” katanya.

    Hal tersebut, imbuh Purbaya, dapat dilakukan antara lain melalui penempatan informasi tingkat bunga penjaminan di kantor bank, area yang mudah diketahui oleh nasabah atau melalui media informasi serta seluruh channel komunikasi bank

    Menurut dia, dalam hal meningkatkan perlindungan dana nasabah serta upaya menjaga kepercayaan nasabah deposan secara luas, LPS meminta agar bank selalu memperhatikan ketentuan tingkat bunga penjaminan simpanan dimaksud dalam rangka penghimpunan dana.

    “Selanjutnya, dalam jaringan operasional bank, bank juga diminta tetap mematuhi ketentuan pengaturan dan pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta pengelolaan likuiditas oleh Bank Indonesia (BI),” kata Purbaya.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Indonesia Wajibkan Eksportir SDA Simpan Hasil Dalam Negeri

    Indonesia Wajibkan Eksportir SDA Simpan Hasil Dalam Negeri

    Jakarta, FORTUNE – Pemerintah akan mewajibkan Eksportir Sumber Daya Alam (SDA) menyimpan seluruh hasil ekspor di dalam negeri minimal selama satu tahun. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pada Selasa (21/1).

    Langkah ini ditempuh untuk meningkatkan cadangan devisa negara sebesar US$90 miliar atau sekitar Rp1,46 triliun per tahun. Kebijakan baru ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar rupiah.

    Airlangga menyatakan, aturan ini akan mulai diterapkan pada 1 Maret 2025. Aturan tersebut akan diberlakukan untuk setiap aktivitas ekspor yang memiliki nilai dokumen pengiriman minimal US$250.000 atau sekitar Rp4 miliar.

    Sebelumnya, peraturan yang berlaku mengharuskan eksportir SDA seperti batu bara, minyak sawit, dan produk nikel untuk menyimpan hanya 30 persen dari hasil ekspor dalam sistem keuangan domestik selama tiga bulan.

    Airlangga berharap kebijakan baru ini dapat meningkatkan cadangan devisa negara hingga US$90 miliar atau Rp1,46 triliun per tahun. Pada akhir Desember 2024, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$155,7 miliar atau Rp2,54 triliun.

    “Konversi ke rupiah dapat meningkatkan pasokan dolar AS. Dan tanpa intervensi berlebihan oleh bank sentral melalui suku bunga atau penjualan dolar, ini dapat mengurangi volatilitas rupiah,” ujar Airlangga dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters pada Rabu (22/1).

    Diketahui, pada Januari 2025, rupiah mencapai titik terlemah terhadap dolar AS sejak Juli 2024. Pendapatan yang disimpan dalam rupiah bisa digunakan untuk operasional bisnis. Ia juga mendorong eksportir untuk menukar dolar mereka dengan rupiah atau meminjam dari bank jika mereka enggan melakukan konversi.

  • Siap-Siap! Trump Kirim Sinyal Mau Kenakan Tarif 10% ke China mulai Februari 2025

    Siap-Siap! Trump Kirim Sinyal Mau Kenakan Tarif 10% ke China mulai Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengindikasikan rencana pengenaan tarif 10% pada semua impor di China dapat terjadi pada bulan depan.

    “Kita berbicara tentang tarif 10% pada China, berdasarkan fakta bahwa mereka mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada. Mungkin tanggal 1 Februari adalah tanggal yang kita lihat,” kata Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih dikutip dari Bloomberg, Rabu (22/1/2025).

    Komentar Trump yang muncul sehari setelah dia mengeluarkan ekonomi terbesar kedua di dunia dari negara-negara yang ingin segera menjadi sasarannya, menunjukkan bahwa penangguhan hukuman bagi China mungkin tidak akan berlangsung lama.

    Selama kampanye dalam Pemilu, Trump berjanji untuk mengenakan tarif besar-besaran terhadap negara lain, termasuk tarif mengambang sebesar 60% untuk produk-produk China. 

    Setelah memenangkan pemilu, dia juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% terhadap China. Dia beralasan China membiarkan perdagangan gelap fentanil dan bahan kimia yang digunakan untuk membuat obat yang mematikan itu.

    Selain itu, Trump juga mengancam pengenaan tarif sebesar 25% terhadap Meksiko dan Kanada jika mereka gagal membantu AS mengamankan perbatasannya.

    Adapun, saham-saham China anjlok, dengan indeks acuan dalam negeri CSI 300 menuju penurunan pertamanya dalam lima hari dan indeks Hang Seng China Enterprises menjadi yang berkinerja terburuk di Asia. 

    Perbesar

    Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Kenny Holston

    Meski level tarif 10% lebih rendah daripada potensi tarif sebesar 60% terhadap produk-produk China yang Trump terapkan selama kampanye pemilihannya, para investor bersiap menghadapi lebih banyak volatilitas.

    “Ini akan semakin sulit dari sini. Ini adalah pengingat bahwa Trump akan melakukan sesuatu, karena hari pertama mungkin telah memberikan kesan yang salah kepada sebagian orang bahwa ia mungkin tidak akan melakukannya,” kata Xin-Yao Ng, seorang direktur investasi di abrdn Plc di Singapura.  

    Xin menambahkan, tarif yang lebih bertahap juga dapat menunda atau mengurangi kekuatan stimulus yang diinginkan pasar.

    Pada Senin (20/1/2025) atau hari pertama masa jabatan barunya, Trump menunda perintah tarif khusus China, meskipun dia bermaksud untuk mengenakan pungutan sebesar 25% kepada Kanada dan Meksiko paling lambat tanggal 1 Februari 2025.

    Trump malah memerintahkan pemerintahannya untuk menangani praktik perdagangan yang tidak adil secara global dan menyelidiki apakah Beijing telah mematuhi kesepakatan yangd ia tandatangani selama masa jabatan pertamanya, dengan mengadopsi pendekatan yang tampaknya lebih lambat terhadap China.

    Keeseokan harinya, Trump juga secara khusus menyoroti Uni Eropa, yang menurutnya sangat buruk bagi AS.

    “Negara-negara lain juga merupakan pelaku besar, Anda tahu itu bukan hanya China,” kata Trump. “Kami memiliki defisit $350 miliar dengan Uni Eropa. Mereka memperlakukan kami dengan sangat sangat buruk, jadi mereka akan dikenai tarif.”

    Dia juga menegaskan kembali ancamannya sebelumnya untuk mengenakan tarif kepada Kanada dan Meksiko. Trump mengatakan, kebijakan ini bukanlah upaya untuk memaksakan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas ketiga negara tersebut, tetapi karena mereka telah mengizinkan imigran ilegal dan narkoba masuk ke AS.

    Tidak jelas di bawah kewenangan hukum apa Trump dapat memerintahkan penerapan tarif ini. Dalam perintah eksekutif pada hari Senin, dia memerintahkan para pejabat untuk menilai migrasi ilegal dan aliran fentanil dari Kanada, Meksiko, dan China dan melaporkannya paling lambat tanggal 1 April 2025.

  • BI Siapkan SVBI dan SUVBI untuk Dukung Perpanjangan Penyimpanan Devisa Hasil Ekspor SDA

    BI Siapkan SVBI dan SUVBI untuk Dukung Perpanjangan Penyimpanan Devisa Hasil Ekspor SDA

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) mendukung langkah pemerintah memperpanjang masa penyimpanan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) menjadi 12 bulan.

    Untuk mendukung kebijakan ini, BI mengoptimalkan dua instrumen baru, yakni sekuritas valas Bank Indonesia (SVBI) dan sukuk valas Bank Indonesia (SUVBI).

    Perry menjelaskan, eksportir yang menempatkan DHE dalam rekening khusus tidak hanya dapat menyimpannya dalam bentuk deposito, tetapi juga melalui SVBI dan SUVBI. Saat ini, BI telah mendukung DHE SDA dengan instrumen deposito valas melalui perbankan.

    “Dana tersebut dapat dipindahkan dan diredeposit di BI dengan bunga yang menarik, serta mendapatkan fasilitas lindung nilai melalui foreign exchange swap,” kata Perry Warjiyo dalam acara peluncuran “Laporan Perekonomian Indonesia 2024”, di Jakarta, Rabu (22/1/2025).

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, perpanjangan masa penyimpanan DHE SDA ini berpotensi meningkatkan cadangan devisa hingga lebih dari US$ 90 miliar.

    Untuk merealisasikan kebijakan ini, regulasi teknis akan diterbitkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah yang berlaku mulai 1 Maret 2025. Salah satu insentif yang diberikan adalah tarif pajak penghasilan (PPh) 0% atas pendapatan bunga dari instrumen penempatan DHE, yang sebelumnya dikenakan pajak sebesar 20%.

    Kebijakan ini juga memungkinkan eksportir mengonversi devisa hasil ekspor SDA ke dalam nilai tukar rupiah. Langkah ini akan menambah pasokan dolar tanpa perlu intervensi berlebihan dari BI, sehingga membantu stabilitas nilai tukar rupiah. Konversi ke rupiah ini juga tidak hanya mengurangi volatilitas, tetapi juga mendukung kebutuhan operasional perusahaan.

  • Rahasia Manfaatkan January Effect Tanpa Jual Aset Berharga

    Rahasia Manfaatkan January Effect Tanpa Jual Aset Berharga

    Jakarta

    Periode perdagangan di bulan Januari biasanya menjadi momen yang ditunggu oleh para pelaku pasar saham. Hal ini disebabkan oleh fenomena penguatan saham, atau yang dikenal dengan sebutan ‘January Effect’.

    Banyak yang percaya, pasar saham cenderung naik di awal tahun pada bulan Januari. Tentu ini menjadi peluang emas bagi para investor yang ingin meningkatkan portofolio mereka. Namun apakah fenomena ‘January Effect’ benar adanya?

    Mengenal January Effect, Apa Itu?

    Secara sederhana, January Effect merupakan istilah yang merujuk pada keadaan pasar modal, di mana harga-harga saham sedang mengalami kenaikan atau cenderung menguat di dua minggu pertama bulan Januari. Adapun fenomena musiman ini pertama kali diamati oleh bankir investasi Sidney B. Wachtel pada 1942.

    Berdasarkan teori, di awal tahun khususnya di bulan Januari biasanya para investor-investor ritel menerima bonus akhir tahun. Dengan uang bonus tersebut, biasanya sering digunakan oleh para investor untuk memborong beberapa saham, setelah aksi jual akhir tahun untuk kebutuhan pajak atau aliran dana baru dari bonus akhir tahun.

    Kiat Manfaatkan January Effect untuk Raup Cuan

    Di Indonesia, jika melihat track record pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode bulan Januari setiap tahun, sejak tahun 2014 hingga 2024, cenderung menguat. Tercatat IHSG berada di level 7.163 pada hari pertama perdagangan awal tahun Kamis (2/1). Indeks saham menguat 83,30 poin atau plus 1,18 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Kenaikan ini memberi angin segar bagi investor setelah IHSG babak belur di 2024. Dengan dibukanya penguatan pada awal Januari 2025 dengan baik, tak menutup kemungkinan pada Januari 2025 akan mendapatkan berkah dari January Effect. Lantas bagaimana mengoptimalkannya untuk mengejar cuan maksimal di awal tahun?

    1. Lakukan Riset Mendalam

    Sebelum mengambil keputusan investasi, Anda perlu melakukan riset menyeluruh terhadap saham yang berpotensi menguat di bulan Januari. Perhatikan faktor fundamental seperti kinerja perusahaan, laporan keuangan, dan prospek bisnis ke depan. Pilih saham dengan fundamental kuat untuk meminimalkan risiko.

    2. Manfaatkan Diversifikasi Saham

    Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko dalam investasi. Jadi, jangan hanya berpatok pada satu jenis saham atau sektor tertentu. Sebagai gantinya, alokasikan dana Anda ke berbagai sektor dan jenis aset, seperti saham berkapitalisasi kecil, saham berkapitalisasi besar, reksa dana, atau ETF. Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya memanfaatkan peluang January Effect tetapi juga melindungi portofolio dari volatilitas pasar.

    3. Fokus pada Saham Berkapitalisasi Kecil

    Tips selanjutnya yaitu Anda bisa melirik saham small cap. Sebab saham dengan kapitalisasi kecil sering kali menunjukkan penguatan yang lebih signifikan selama January Effect dibandingkan saham berkapitalisasi besar. Hal ini karena saham kecil cenderung lebih sensitif terhadap aliran dana baru dari investor individu.

    Itulah tadi 3 strategi investasi bagi Anda yang ingin ‘memanen’ cuan maksimal di momentum January Effect ini.

    Nah, bagi Anda yang ingin mempertahankan portofolio tanpa menjual aset, bisa memanfaatkan layanan Gadai Efek dari Pegadaian.

    Gadai Efek bisa menjadi solusi mendapatkan akses ke dana pinjaman untuk menambah portofolio investasi, tanpa khawatir karena tidak menghilangkan status kepemilikan aset berharga seperti jika menjualnya. Adapun kelebihan Gadai Efek Pegadaian antara lain:

    – Proses pengajuan mudah dan dapat dilakukan secara online melalui Call Center Pegadaian.

    – Sewa modal (bunga) terjangkau.

    – Kepemilikan saham tidak berpindah.

    – Jangka waktu pelunasan fleksibel.

    – Bisa diperpanjang selama memenuhi kriteria pinjaman.

    Selain itu, layanan Gadai Efek juga aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menggunakan gadai efek pegadaian untuk memanfaatkan January Effect dapat menjadi strategi yang cerdas bagi investor yang ingin memaksimalkan peluang pasar.

    Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat memanfaatkan fenomena January Effect secara optimal tanpa mengorbankan stabilitas portofolio Anda. Informasi selengkapnya kunjungi laman sahabat.pegadaian.co.id/produk-gadai-efek.

    (ega/ega)

  • Simak Pergerakan Harga Emas Usai Trump Resmi Dilantik

    Simak Pergerakan Harga Emas Usai Trump Resmi Dilantik

    Jakarta, FORTUNE – Harga Emas kembali melambung karena didorong sentimen pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. 

    Berdasarkan laporan Reuters, Selasa (21/12), pukul 21.00 WIB, emas dunia diperdagangkan pada level US$2.726 per troy ounce. Harga tersebut menguat 0,69 persen dalam 24 jam terakhir.

    Level harga itu juga menjadi yang tertinggi sejak pengumuman kemenangan Trump pada November lalu. Harga tersebut juga hampir menyentuh level tertinggi yang pernah diraih Oktober lalu pada level US$2.790.

    Di samping itu, Reuters mencatat indeks dolar mengalami penurunan hingga 0,6 persen. Pergerakan keduanya memang bertolak belakang. Ketika dolar melemah, emas batangan dianggap lebih menarik. Hal ini kemudian membuat emas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang selain dolar, yang walhasil mendorong penguatan harga emas.

    Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, mencermati bahwa lonjakan ini dipengaruhi efek dari pidato Trump terkait kebijakan tarif. 

    “Pernyataan Trump mengenai tarif dianggap lebih soft, yang mana hanya menyebutkan tarif untuk Meksiko dan Kanada, serta sedikit menyinggung Cina,” katanya kepada Fortune Indonesia, Selasa (21/1). 

    Kemudian dampaknya, Lukman mengamati investor mulai berasumsi bahwa Trump kemungkinan akan menunda penerapan kebijakan tersebut dan melaksanakannya secara bertahap. Hal ini pun menjadi katalis yang meredakan kekhawatiran inflasi AS, serta prospek suku bunga Fed.

    Mencermati sentimen tersebut, Lukman memproyeksi pergerakan harga emas berpotensi besar menguat. Ia menargetkan emas menyentuh level US$3.000, setidaknya pada akhir tahun.

    Apalagi logam mulia ini merupakan aset safe haven atau investasi yang aman. Pada periode kedua kepemimpinannya ini, Trump diperkirakan akan menyebabkan volatilitas pasar lebih tinggi, mengingat janji-janji kampanyenya. Dengan demikian, ketidakpastian ekonomi dan geopolitik ke depannya akan mendukung aset safe haven seperti emas untuk diburu dan meningkatkan harganya. 

  • Harga Bitcoin Kembali Dekati Level Tertinggi

    Harga Bitcoin Kembali Dekati Level Tertinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga Bitcoin (BTC) terus bergerak mendekati rekor tertingginya seusai pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (20/1/2025).

    Berdasarkan data dari Coinmarketcap pada Rabu (22/1/2025) pukul 10.13 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 3,31% menjadi US$ 3,64 triliun dalam 24 jam. Sementara itu, harga Bitcoin naik 3,27% mencapai US$ 105.810 per koin.

    Kenaikan juga terjadi pada Ethereum (ETH) sebesar 2,65% menjadi US$ 3.326 per koin. Sedangkan Binance (BNB) turun 1,66% menjadi US$ 693,8 per koin.

    Dilansir dari Reuters, pergerakan harga ini terjadi di tengah volatilitas pasar saat regulator utama AS meluncurkan rencana untuk merombak aturan di sektor kripto.

    Sebelumnya pada Senin (20/1/2025), harga Bitcoin mencatat rekor tertinggi sebesar US$ 109.071 setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS yang dikenal mendukung kripto. Namun, harga Bitcoin mengalami penurunan karena aset digital tidak disebutkan dalam agenda hari pertama Trump. Meski demikian, harga Bitcoin berhasil naik 3,8% pada perdagangan Selasa (21/1/2025), diikuti Ethereum yang menguat 1,4%.

    Pada Selasa, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) juga telah mengumumkan pembentukan gugus tugas khusus untuk mengembangkan kerangka regulasi bagi aset digital. Langkah ini menjadi inisiatif besar pertama dari pemerintahan Trump dalam merombak kebijakan kripto.

    “Presiden bergerak cepat dengan agendanya. SEC menunjukkan keseriusan untuk menjadi bagian dari reformasi ini,” ujar Kepala Bagian Hukum Coinbase Paul Grewal.

    Namun, analis memperingatkan volatilitas pasar kripto dan harga Bitcoin kemungkinan akan terus terjadi hingga kebijakan konkret dirilis. Selain itu, beberapa proyek kripto yang terkait dengan Trump juga menjadi sorotan. 

  • Rupiah Menguat, Analis: Faktor Global Jadi Pengaruh Utama

    Rupiah Menguat, Analis: Faktor Global Jadi Pengaruh Utama

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, mengatakan bahwa meredanya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong penguatan nilai tukar rupiah dan mayoritas mata uang Asia lainnya.

    “Rupiah hari ini diperkirakan bergerak menguat di kisaran Rp16.300-Rp16.350 seiring penguatan mayoritas mata uang regional Asia setelah kekhawatiran terhadap tarif mulai mereda,” ujar Rully kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah menguat 33 poin atau 0,20 persen ke level Rp16.310 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.343 per dolar AS.

    Penguatan juga terjadi pada sejumlah mata uang regional seperti baht Thailand yang naik 0,48 persen, ringgit Malaysia 0,36 persen, dan won Korea Selatan 0,31 persen.

    Di sisi lain, indeks dolar AS mengalami pelemahan ke level 108,06, sementara imbal hasil obligasi AS turun menjadi 4,58 persen.

    Sentimen Domestik

    Dari dalam negeri, pasar tengah menantikan aturan baru terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang akan dirilis oleh Bank Indonesia.

    Aturan ini mewajibkan eksportir menempatkan 100 persen DHE SDA di Indonesia untuk minimal satu tahun.

    Namun, menurut Rully, kebijakan ini diperkirakan tidak akan terlalu berdampak signifikan pada pergerakan rupiah. “Pengaruh aturan DHE SDA tidak akan besar karena volatilitas rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor global,” jelasnya. (*)

  • Pembukaan IHSG hari ini, 22 Jan 2025

    Pembukaan IHSG hari ini, 22 Jan 2025

    Jakarta, FORTUNE– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 52.793 poin atau 0.007 persen ke level 7181.820 pada pembuka perdagangan hari 22 Jan 2025 pagi. Tercatat, sebanyak 37 saham menguat, dan 34 saham menurun. Pada akhir perdagangan IHSG kemarin 21 Jan 2025, IHSG ditutup pada level 7181.820.

    Pergerakan Sejumlah Indeks Saham

    ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)

    Penguatan IHSG pagi ini diikuti oleh penguatan dari sejumlah indeks saham blue chip atau saham indeks yang lainnya, ini rinciannya.

    LQ45 mengalami penguatan 0.009 persen menjadi 841.855IDX30 mengalami penguatan 0.009 persen menjadi 433.754JII mengalami penguatan 0.010 persen menjadi 473.718KOMPAS100 mengalami penguatan 0.008 persen menjadi 1066.147

    Dengan demikian untuk pembukaan IHSG Hari Ini mengalami penguatan. Meskipun dibuka menguat investor tetap harus waspada terhadap pergerakan atau potensi perubahan pada tren dalam sesi perdagangan hari ini. Keputusan yang tepat dalam mengelola portofolio investasi menjadi krusial dalam menghadapi volatilitas pasar yang mungkin terjadi.

  • Perekonomian Indonesia 2025 Tetap Solid Meski Dibayangi Ketidakpastian Global

    Perekonomian Indonesia 2025 Tetap Solid Meski Dibayangi Ketidakpastian Global

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Insight Investments Management memandang tahun 2025 sebagai masa penuh tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia.

    Chief Investment Officer PT Insight Investments Management Camar Remoa menegaskan, bahwa perekonomian Indonesia akan tetap solid pada 2025 meski tetap dibayangi ketidakpastian global.

    “Jika dilihat dari faktor pendorong dan faktor risiko, ada beberapa hal penting untuk diperhatikan ketika melihat outlook ekonomi 2025,” tutur Camar dalam keterangan resminya, Senin (20/1/2025).

    Dari sisi faktor pendorong, Camar memperkirakan konsumsi domestik masih akan terjaga seiring dengan beberapa upaya stimulus pemerintah, baik melalui stimulus langsung ke masyarakat seperti kenaikan UMP maupun program prioritas pemerintahan baru yang mendukung ketahanan ekonomi nasional. Kenaikan investasi dalam negeri juga diproyeksikan akan mendapatkan momentum pada tahun 2025.

    “Lalu, terdapat juga potensi pengalihan basis produksi China ke Indonesia akibat pengenaan tarif dari Amerika Serikat,” lanjut Camar. 

    Namun, dari faktor risiko tetap perlu diperhatikan. Camar menjelaskan bahwa ketidakpastian kebijakan Pemerintah AS (Trump 2.0) membuat volatilitas pasar meningkat.

    “Dari faktor risiko, kita melihat adanya ketidakpastian kebijakan Pemerintah AS, Trump 2.0, yang membuat volatilitas pasar meningkat. Kemudian ada juga potensi kenaikan inflasi global yang disebabkan retaliasi tarif akibat perang dagang. Selain itu, turunnya harga komoditas energi yakni minyak mentah dan batubara, berpotensi menekan pendapatan negara (batubara),” jelas Camar.

    “Namun disisi lain, penurunan impor minyak mentah dapat membantu penguatan rupiah dan penurunan subsidi energi dalam pengeluaran negara,” ujarnya.

    Outlook Pasar Obligasi & Saham

    Dalam pasar obligasi, 3 hal yang selalu menjadi fokus utama kami adalah potensi supply penerbitan SBN, potensi permintaan pasar SBN serta valuasi dan strategi.

    Berdasarkan APBN 2025 indikasi penerbitan SBN di tahun 2025 di prediksikan lebih besar dibandingkan realisasi penerbitan SBN di tahun 2024. Hal ini dikarenakan adanya jatuh tempo SBN di tahun 2025 sebesar Rp 757 triliun termasuk jatuh tempo SBN yang dimiliki oleh BI sebesar Rp 104 triliun.

    Walaupun demikian kami memperkirakan penerbitan SBN akan tetap terkendali berkat beberapa langkah strategis, seperti kesepakatan skema debt switching antara Kemenkeu dan BI, potensi pinjaman dan penerbitan global bonds yang lebih besar di tengah suku bunga yang lebih rendah, pemanfaatan dana SAL pemerintah, serta pre-funding yang telah dilakukan oleh pemerintah sebesar Rp 86,6 triliun. 

    Selain itu, PT Insight Investments Management juga melihat bahwa dukungan investor domestik ke pasar obligasi masih akan kuat di tahun 2025 terutama dari investor ritel dan institusi non-bank. Posisi kepemilikan SBN oleh investor asing yang masih relatif rendah diharapkan dapat kembali ke pasar obligasi indonesia.

    Karena secara valuasi, indonesia masih memberikan real yield yang atraktif dan menarik dengan fundamental yang baik. Sehingga, kami memproyeksikan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun diperkirakan berada dalam kisaran 6,30%-6,80% pada akhir tahun 2025.

    “Pasar obligasi Indonesia masih kompetitif dengan valuasi 10Y Govt Bonds pada range 6,30%-6,80% (lihat fig.1),” jelas Camar.

    Valuasi 10Y Bonds Indonesia. (TradingEconomics, Bloomberg and Insight’s Research per Desember 2024)

    “Meski demikian, ke depan kami melihat masih terdapat ketidakpastian dari sisi domestik maupun global. Sehingga strategi kami memadukan short term bonds dengan long term bonds. Kami berfokus pada obligasi korporasi berkualitas yang memberikan pengembalian yang atraktif, disertai diversifikasi sektor untuk mengurangi risiko kredit. Sementara kami melakukan trading untuk porsi obligasi pemerintah untuk mencari capital gain,serta menjaga likuiditas” lanjutnya. 

    Pada tahun 2025, penerbitan obligasi korporasi diperkirakan mencapai Rp145 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh jatuh tempo obligasi korporasi yang lebih besar dibandingkan tahun 2024, serta meningkatnya kebutuhan pendanaan untuk belanja modal dan modal kerja yang sempat tertunda sebelumnya. Selain itu, tren penurunan suku bunga diprediksi akan mendorong emiten untuk lebih agresif menerbitkan obligasi dengan tenor panjang.

    Kemudian, pada pasar saham, Camar menjelaskan bahwa Saat ini, IHSG menawarkan valuasi menarik dengan price-to-earnings (P/E) ratio sebesar 16,5x yang berada di bawah rata-rata lima tahun terakhir (lihat Gambar 2). Hal ini dikarenakan terjadinya koreksi IHSG akibat keluarnya dana asing selama 3 bulan terakhir di penghujung 2024, namun disisi lain perusahaan masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih selama tahun 2024.

    Historikal valuasi IHSG 5 tahun terakhir. (Bloomberg & Insight Research)

    Saat ini, IHSG menawarkan valuasi menarik dengan price-to-earnings (P/E) ratio sebesar 16,5x yang berada di bawah rata-rata lima tahun terakhir.  Apabila diteliti lebih dalam menggunakan IDX80 untuk merepresentasikan saham dengan kapitalisasi pasar yang besar, maka saat ini IDX80 berada pada level P/E sebesar 12,4x. Level ini tergolong kompetitif jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.

    “Selain itu, rendahnya kepemilikan institusi domestik yang hanya sebesar 4,44% (per 30 Desember 2024) dibandingkan level pre-covid sebesar 12,3% (per 31 Desember 2019) sehingga terdapat peluang untuk peningkatan permintaan dari investor domestik, terutama dengan proyeksi penurunan suku bunga kedepan,” jelas Camar.

    Komparasi P/E saham antar negara.

    Camar juga menjelaskan bahwa terdapat tiga sektor unggulan yang dapat dijadikan pilihan dalam berinvestasi pada tahun 2025 .

    Sektor Financials tetap menjadi pilihan utama karena valuasinya yang menarik dengan ekspektasi penurunan suku bunga yang dapat meningkatkan margin perbankan, serta pertumbuhan kredit yang positif seiring dengan pemulihan belanja modal (capex) perusahaan guna mendukung program pemerintah yang baru.

    Sektor Consumer Staples juga dipandang menjanjikan, didukung oleh pemulihan daya beli masyarakat yang didorong oleh kebijakan perlindungan sosial dari pemerintahan baru. Sementara itu, Sektor Telecomunication menjadi pilihan yang menarik dengan adanya konsolidasi pasar sehingga diharapkan dapat menumbuhkan pendapatan baik dari layanan mobile service maupun non-mobile service, seiring ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang stabil.

    Sektor pilihan 2025. (Insight Research)

    Diversifikasi Investasi melalui Reksa Dana 

    Di tengah volatilitas pasar, PT Insight Investments Management  tetap melihat potensi besar untuk berinvestasi di pasar domestik Indonesia, terutama melalui produk reksa dana yang menawarkan diversifikasi dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

    Dengan keunggulan diversifikasi, produk reksa dana menawarkan potensi pertumbuhan jangka panjang sekaligus mitigasi risiko di tengah volatilitas pasar.

    Strategi pengelolaan aktif yang diterapkan PT Insight Investments Management memungkinkan portofolio reksa dana untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kondisi pasar dan perubahan kebijakan ekonomi. Strategi ini memungkinkan manajer untuk mengalokasikan portofolio secara dinamis, mengurangi risiko, atau memanfaatkan peluang pasar.

    “Reksa dana adalah instrumen investasi yang cocok untuk investor dengan berbagai profil risiko, terutama dalam menghadapi ketidakpastian tinggi. Dengan pendekatan yang terukur, investor dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan tanpa harus terpapar langsung pada fluktuasi pasar global,” jelas Camar.

    Reksa dana saham seperti Insight Wealth (I-Wealth) dan Indeks Insight Sri Kehati Likuid menjadi pilihan tepat bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi pertumbuhan pasar saham domestik, khususnya dengan valuasi IHSG yang menarik dan katalis positif berupa penurunan suku bunga.

    Sementara itu, bagi investor yang mencari peluang di kala penurunan suku bunga, produk pendapatan tetap seperti Reksa Dana Insight Government Fund menawarkan potensi imbal hasil optimal di tengah volatilitas pasar obligasi, didukung oleh strategi pengelolaan aktif PT Insight Investments Management. 

    Sepanjang 2024, PT Insight Investments Management telah mencatatkan performa cemerlang pada sejumlah reksa dana unggulannya. Salah satunya adalah Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund, yang menjadi produk teratas dengan kontribusi signifikan.

    Produk ini memiliki keunikan karena sebagian Nilai Aktiva Bersihnya (NAB) disisihkan sebagai Infaq untuk membantu memberangkatkan individu kurang mampu namun berkontribusi positif di masyarakat ke Tanah Suci. PT Insight Investments Management dengan bangga merayakan pencapaian luar biasa produk Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund, yang pada 13 Januari 2025 menandai 20 tahun perjalanannya sejak diluncurkan pada 2005.

    Tidak hanya itu, selain I-Hajj, produk I-Renewable dan I-Money juga mencatatkan kinerja memuaskan pada 2024, memberikan imbal hasil yang kompetitif sekaligus dampak sosial positif.

    Sebagai catatan, sepanjang tahun 2024, PT Insight Investments Management telah membantu lebih dari 16.000 orang di 35 provinsi melalui program-program yang berfokus pada pendidikan, sosial kemanusiaan, pemberdayaan ekonomi, keberlanjutan lingkungan dan energi terbarukan.

    Seperti pembuatan sumur air bersih yang telah dinikmati oleh 350 penerima manfaat di 4 wilayah serta ada lebih dari 5.000 penerima manfaat pencegahan stunting.

    Tidak berhenti di situ, berkat peran investor, PT Insight Investments Management telah mencetak lebih dari 900 anak muda dari pelatihan advokasi lingkungan, pemberian beasiswa untuk lebih dari 200 orang, 100 masyarakat rentan yang menerima pelatihan UMKM, serta 3.000 masyarakat yang terbantu kebutuhan pokoknya.

    Sebagai manajer investasi dengan fokus pada dampak sosial, PT Insight Investments Management terus berkomitmen untuk menciptakan nilai tambah bagi para investor dan masyarakat luas.

    Dengan berinvestasi pada produk-produk reksa dana PT Insight Investments Management, investor tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga berkontribusi dalam mendorong perubahan positif di masyarakat.