Topik: volatilitas

  • IHSG Longsor 6 Persen, Langsung Dihentikan Sementara, Bagaimana Jika Turunnya Lebih dari 15 Persen? – Halaman all

    IHSG Longsor 6 Persen, Langsung Dihentikan Sementara, Bagaimana Jika Turunnya Lebih dari 15 Persen? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3/2025) mengalami penurunan tajam.

    Pada akhir perdagangan sesi pertama, IHSG turun hingga 6,12 persen atau 395,86 poin ke level 6.076,08.

    Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membekukan sementara perdagangan atau disebut juga sebagai trading halt pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    Perdagangan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

    Keputusan trading halt tersebut dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.

    Dalam surat tersebut, diatur juga mengenai jika IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 10 persen. Tindakan bursa atas kelangsungan perdagangan adalah trading halt selama 30 menit.

    Namun, jika IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen, akan dilakukan trading suspend dengan beberapa ketentuan seperti: a) sampai akhir sesi perdagangan; atau b) lebih dari satu sesi perdagangan, setelah mendapat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan.

    Lantas, apa alasan IHSG hari ini bisa runtuh?

    Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan pelemahan IHSG masih didominasi oleh sentimen negatif dari dalam negeri.

    Alasannya karena indeks saham regional dan global masih berada di zona hijau.

    Felix merinci terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tekanan terhadap indeks. 

    Pertama, penurunan penerimaan negara yang memperbesar defisit anggaran serta kebutuhan pembiayaan yang lebih besar.

    Kedua, pelaku pasar masih bersikap wait and see terhadap kebijakan Danantara dan Makan Bergizi Gratis (MGB) di tengah proses realokasi anggaran.

    Ketiga, indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan, yang disebabkan kondisi ketenagakerjaan yang suram belakangan ini. 

    “Situasi ini turut mendorong sejumlah analis asing, seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley, untuk menurunkan peringkat saham Indonesia,” kata Felix kepada Kontan, Selasa (18/3/2025).

    Keempat, ada sentimen pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

    Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman membantah penurunan IHSG lebih dari 6 persen berasal dari kebijakan pemerintah Indonesia.

    Menurutnya, penurunan IHSG ini justru dampak dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

    Dia bahkan menegaskan bahwa investor berada dalam posisi wait and see akibat kebijakan Trump.

    “Ini bukan hal yang wajar, mereka sedang wait and see. Hari ini sebagian asing, update terjadi oleh Donald trump ini menjadi salah satu dampak penurunan IHSG,” kata Iman saat Konferensi Pers di BEI, Selasa.

    Bahkan kata dia, volatilitas IHSG ini dampak dari berbagai akumulasi sentimen, tidak hanya berasal dari tingkat domestik.

    “Indeks kan akumulasi berbagai hal tidak hanya domestik, kalau fundamental perusahaan semuanya bagus nggak ada isu. Yang terjadi itu persepsi mengenai kondisi bursa efek kita,” ungkapnya. 

  • IHSG Anjlok, Komisi XI DPR Minta Investor Tenang dan Tidak Gegabah

    IHSG Anjlok, Komisi XI DPR Minta Investor Tenang dan Tidak Gegabah

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggota Komisi XI DPR  Ahmad Najib Qodratullah meminta para investor untuk tenang dan menghindari keputusan yang impulsif dalam menghadapi penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pada perdagangan, Selasa (18/3/2025).

    Najib sapaanya mengingatkan, fluktuasi  pasar adalah hal yang wajar sehingga penting untuk tidak membuat keputusan investasi yang hanya berdasarkan emosi sesaat.

    “Tetap tenang dan hindari keputusan impulsif. Fluktuasi pasar adalah hal yang wajar. Penting untuk tidak membuat keputusan investasi berdasarkan emosi sesaat,” kata Najib, Selasa (18/3/2025).

    Lebih lanjut, Najib menyarankan para investor untuk kembali mengevaluasi portofolio investasi yang melantai.  Najib mengatakan, pentingnya meninjau aset yang dimiliki dan memastikan portofolio guna meminimalkan risiko.

    “Tinjau kembali aset yang dimiliki dan pastikan portofolio telah terdiversifikasi dengan baik untuk meminimalkan risiko,” jelas Najib.

    Najib mengusulkan, para investor dapat fokus kepada fundamental perusahaan saat melakukan investasi. Najib menegaskan, pentingnya mempertimbangkan berinvestasi pada perusahaan dengan fundamental kuat karena cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar.

    “Pertimbangkan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan fundamental kuat yang cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar,” imbuh Najib.

    Najib turut mendorong, upaya konsultasi dengan penasihat keuangan di tengah situasi seperti saat ini. Dia berharap, para investor dapat mendiskusikan urusan investasi dengan profesional yang berpengalaman untuk mendapatkan pandangan objektif.

    “Terakhir, pantau perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Tetap update dengan berita ekonomi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi pasar untuk membuat keputusan yang lebih informasional,” beber Najib.

    Sekretaris  Fraksi PAN DPR ini pun yakin, dengan pendekatan yang bijak dan informasi yang tepat investor dapat menghadapi volatilitas pasar dengan lebih percaya diri dan meminimalkan potensi kerugian.

    Diketahui, IHSG sempat anjlok dalam pada perdagangan hari ini. Bursa Efek Indonesia bahkan sempat menghentikan perdagangan sementara atau trading halt jelang sesi I berakhir karena sudah anjlok lebih dari 5%.

    Pada sesi II, IHSG perlahan bangkit. Per pukul 14.35 WIB, koreksi IHSG terpangkas menjadi 3,48% ke level 6.246,98.

    Direktur Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengatakan bahwa penurunan IHSG sudah terjadi sejak pekan lalu. Isu global dan beberapa hal terjadi. “Saat ini investor sedang wait and see, penurunannya sebagai besar karena asing,” katanya mengenai IHSG anjlok di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/3/2025).

  • IHSG Longsor 6 Persen, Langsung Dihentikan Sementara, Bagaimana Jika Turunnya Lebih dari 15 Persen? – Halaman all

    IHSG Anjlok, Anggota Komisi XI Minta Investor Tenang dan Hindari Keputusan Berdasarkan Emosi Sesaat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah meminta, para investor untuk tenang dan menghindari keputusan yang impulsif dalam menghadapi penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi, pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025).

    Najib sapaanya mengingatkan, fluktuasi  pasar adalah hal yang wajar sehingga penting untuk tidak membuat keputusan investasi yang hanya berdasarkan emosi sesaat.

    “Tetap tenang dan hindari keputusan impulsif. Fluktuasi pasar adalah hal yang wajar. Penting untuk tidak membuat keputusan investasi berdasarkan emosi sesaat,” kata Najib kepada wartawan Selasa,(18/3/2025).

    Lebih lanjut, Najib menyarankan, para investor untuk kembali mengevaluasi portofolio investasi yang melantai.  Najib mengatakan, pentingnya meninjau aset yang dimiliki dan memastikan portofolio guna meminimalkan risiko.

    “Tinjau kembali aset yang dimiliki dan pastikan portofolio telah terdiversifikasi dengan baik untuk meminimalkan risiko,” jelas Najib.

    Najib mengusulkan, para investor dapat fokus kepada fundamental perusahaan saat melakukan investasi. Najib menegaskan, pentingnya mempertimbangkan berinvestasi pada perusahaan dengan fundamental kuat karena cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar.

    “Pertimbangkan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan fundamental kuat yang cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar,” ujar Najib.

    Najib turut mendorong, upaya konsultasi dengan penasihat keuangan di tengah situasi seperti saat ini. Najib berharap, para investor dapat mendiskusikan urusan investasi dengan profesional yang berpengalaman untuk mendapatkan pandangan objektif.

    “Terakhir, pantau perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Tetap update dengan berita ekonomi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi pasar untuk membuat keputusan yang lebih informasional,” tutur Najib.

    Sekretaris Fraksi PAN DPR ini pun yakin, dengan pendekatan yang bijak dan informasi yang tepat investor dapat menghadapi volatilitas pasar dengan lebih percaya diri dan meminimalkan potensi kerugian.

    Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok dalam pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025). 

    Bursa Efek Indonesia bahkan sempat menghentikan perdagangan sementara atau trading halt jelang sesi I berakhir karena sudah anjlok lebih dari 5 persen.

    Pada sesi II, IHSG perlahan bangkit. Per pukul 14.35 WIB, koreksi IHSG terpangkas menjadi 3,48% ke level 6.246,98. 

    Direktur Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengatakan bahwa penurunan IHSG sudah terjadi sejak pekan lalu. Isu global dan beberapa hal terjadi. 

    “Saat ini investor sedang wait and see, penurunannya sebagai besar karena asing,” katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/3/2025).

  • Usai Cetak Rekor, Harga Emas Makin Berkilau – Page 3

    Usai Cetak Rekor, Harga Emas Makin Berkilau – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia mengalami koreksi setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD 3.004 per troy ons pada perdagangan Sabtu (15/3/2025), sebelum turun ke level USD 2.982 dengan penurunan harian sebesar 0,21%.

    Pada perdagangan hari Senin (17/3/2025), harga emas dunia tetap kuat di dekat USD 2.985 setelah turun dari rekor tertinggi USD 3.005 selama sesi Asia awal. Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan pelemahan Dolar AS menjadi faktor utama yang mendorong volatilitas harga emas.

    Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, emas masih berpotensi untuk kembali menguji level psikologis USD 3.000 pada perdagangan hari ini. Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan terjadi reversal, emas bisa turun lebih lanjut hingga mencapai USD 2.978 sebagai target terdekat.

    “Kondisi pasar akan sangat bergantung pada data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, terutama laporan Penjualan Ritel untuk bulan Februari, yang dapat mempengaruhi pergerakan Dolar AS dan, secara tidak langsung, harga emas,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (17/3/2025).

    Dolar AS yang lebih lemah akibat data ekonomi yang kurang memuaskan turut memberikan dukungan bagi harga emas. Indeks Sentimen Konsumen University of Michigan terbaru menunjukkan penurunan ke level 57,9, terendah sejak November 2022, dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 63,1. Pelemahan ini menambah tekanan pada dolar AS, yang berkontribusi terhadap stabilitas emas di sekitar USD 2.985.

    “Selain itu, ketidakpastian terkait perang dagang AS dengan beberapa mitra utama juga menjadi faktor pendorong permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas,” jelas Andy. 

     

  • IHSG Sesi I Hari Ini Melemah, Sektor Teknologi Anjlok Terdalam

    IHSG Sesi I Hari Ini Melemah, Sektor Teknologi Anjlok Terdalam

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini mengalami melemah karena turun 64,8 poin atau 0,99% ke level 6.450,8 pada penutupan sesi I, Senin (17/3/2025).  Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.445-6.557 dan mencerminkan volatilitas pasar yang cukup tinggi.

    Selama sesi I, tercatat 13,54 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 5,15 triliun, dan frekuensi perdagangan sebanyak 662.032 kali transaksi. Dari total saham yang diperdagangkan, 296 saham menguat, 290 saham melemah, dan 210 saham stagnan.

    Tekanan jual juga berdampak pada saham unggulan. Berdasarkan data IDX hingga pukul 12.00 WIB, indeks LQ45 turun 0,1%, sementara Investor33 terkoreksi 0,3%. Namun, di tengah tren negatif ini, indeks Jakarta Islamic Index (JII) justru naik 1,1%, menunjukkan bahwa saham-saham berbasis syariah masih mendapat minat dari investor.

    Pada penutupan IHSG sesi I hari ini, sektor teknologi mengalami penurunan paling tajam dengan kejatuhan hingga 11,6%, menjadikannya sektor yang paling terbebani di pasar. Pelemahan juga terjadi di sektor keuangan yang turun 1%, sektor transportasi turun 0,4%, sektor barang konsumsi non-primer melemah 0,3%, serta sektor properti yang terkoreksi 0,3%.

    Meskipun mayoritas sektor mengalami penurunan, beberapa sektor masih mampu mencatatkan kenaikan. Sektor barang baku memimpin dengan kenaikan 2,2%, diikuti sektor barang konsumsi primer yang naik 0,6%, serta sektor infrastruktur yang mencatatkan kenaikan tipis 0,1%.

    Sementara IHSG hari ini tertekan, indeks saham utama di Asia justru mengalami kenaikan. Indeks Shanghai Composite (China) naik 0,2%, Hang Seng (Hong Kong) melonjak 1,1%, Nikkei (Jepang) menguat 1,2%, dan Straits Times (Singapura) mencatat kenaikan 0,7%.

  • Rupiah Hari Ini Menguat Tipis Jadi Rp 16.348 Per Dolar AS

    Rupiah Hari Ini Menguat Tipis Jadi Rp 16.348 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini menguat tipis atas dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan, Senin (17/3/2025).

    Melansir Bloomberg, rupiah hingga pukul 09.34 WIB naik tipis 2 poin atau 0,01% menjadi Rp 16.348 per dolar AS.

    Selain rupiah hari ini yang menguat, beberapa mata uang Asia catat kenaikan, seperti rupee India naik tinggi mencapai 23% menjadi 87 rupee per dolar AS. Kemudian won Korea juga naik tinggi sebesar 42% menjadi 1,446 won per dolar AS.

    Reuters melaporkan, dolar AS melemah mendekati titik terendah dalam lima bulan terhadap sejumlah mata uang utama pada Senin (17/3/2025), dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang tidak stabil serta data ekonomi makro yang kurang menggembirakan.

    Analis Goldman Sachs Dominic Wilson mengungkapkan, pasar makro mengalami dua perubahan besar.

    Pertama, terjadi penurunan penilaian terhadap aset-aset AS akibat volatilitas kebijakan tarif serta meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh pemerintahan saat ini. Kedua, terdapat peningkatan penilaian terhadap dorongan fiskal di Jerman.

    “Kombinasi dari kedua faktor ini menghadirkan tantangan besar terhadap dominasi narasi keistimewaan AS yang selama ini mendominasi pasar,” ucapnya.

    Selain rupiah hari ini yang naik, beberapa mata uang Asia lain juga catat kenaikan, seperti yen Jepang naik tipis 0,03% menjadi 148 yen per dolar AS dan yuan China naik 0,01% menjadi 7,2 yuan per dolar AS.

  • Vietnam Target Trump Berikutnya, RI Gimana? Ini Kata Sri mulyani

    Vietnam Target Trump Berikutnya, RI Gimana? Ini Kata Sri mulyani

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengenakan tarif hingga 25% untuk berbagai negara sebagai kebijakan barunya. Langkah ini menyebabkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan banyak negara, tak terkecuali Meksiko dan Kanada yang sebelumnya bagian dari negara dengan perdagangan bebas tarif AS.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kini Presiden Trump mengincar negara-negara yang memiliki surplus terhadap AS. Indonesia merupakan salah satunya. Pasalnya sepanjang 2024 Indonesia surplus US$ 19,3 miliar terhadap AS atau menduduki peringkat 15.

    Bendahara negara itu pun mewanti-wanti karena menurutnya, Vietnam akan menjadi target tarif tinggi selanjutnya.

    “Kita lihat dari negara-negara yang mempunyai surplus besar. China kena, Meksiko kena, Vietnam akan menjadi target yang cukup nyata,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Kamis (13/3/2025).

    Sri Mulyani menjelaskan bahwa jika kebijakan tarif diberlakukan ke Indonesia, hal tersebut menciptakan biaya rantai pasok sektor manufaktur hingga sektor digital yang akan meningkat.

    “Rantai pasok juga akan mengalami disrupsi, harga komoditas mengalami volatilitas,dan sentimen pasar akan terus menerus terayun ayun volatile, seperti yang terjadi pada 1 bulan terakhir. Ini menimbulkan semua negara sekarang berpikir peta dunia dari sisi ekonomi seperti apa keputusan mengenai investasi relokasi dan juga rekonfigurasi dari rantai pasok,” ujarnya.

    (haa/haa)

  • IHSG Anjlok, Komisi XI DPR Minta Investor Tenang dan Tidak Gegabah

    Fluktuatif, IHSG Hari Ini Terdampar di Zona Merah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa hari ini, Kamis (13/3/2025) akhirnya menyerah setelah berfluktuasi sejak awal perdagangan. IHSG hari ini melemah dan bergerak pada rentang 6.618-6.707.

    Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, IHSG hari ini ditutup melemah 17,6 poin atau 0,26% dan berakhir di level 6.647. Sebanyak 287 saham menguat, 322 saham melemah, dan 189 saham stagnan.

    Adapun volume perdagangan IHSG hari ini mencapai 15,9 miliar lembar saham dan transaksi mencapai Rp 8,85 triliun dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1,108 juta kali.

    Mayoritas saham sektoral menunjukkan tren pelemahan pada perdagangan bursa hari ini. Sektor keuangan menjadi saham sektoral yang ambles terdalam mencapai 1,39%, diikuti sektor transportasi yang melemah 0,82%, sektor perindustrian melemah 0,77%, dan infrastruktur turun 0,51%.

    Sementara, saat IHSG hari ini melemah, lima saham sektoral catat kenaikan, yakni teknologi yang melesat 5,87%, konsumsi nonprimer naik 0,42%, kesehatan menguat 0,13%, serta properti dan konsumsi primer yang masing-masing naik 0,05% dan 0,01%.

    Kemudian, tiga saham catat kenaikan hingga masuk top gainers, yakni PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) mengaut 28,6%, PT Sinar Terang Mandiri Tbk (SMDM) bertambah 25,00%, dan PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) naik 24,62%.

    Senada dengan IHSG hari ini yang di zona merah, tiga saham juga catat pelemahan dan jadi top losers. Tiga saham itu, yakni PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) turun 20,94%, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) melemah 20,36%, dan PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) ambles 12,50%.

    IHSG hari ini mengalami volatilitas akibat ketidakpastian yang dipicu oleh ketegangan perdagangan global, terutama setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

    Pilarmas Investindo Sekuritas menilai, inflasi konsumen AS yang lebih rendah memberikan harapan terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Inflasi bulan Februari tercatat turun secara bulanan (mom) dari 0,5% menjadi 0,2%, sementara secara tahunan (yoy) turun dari 3% menjadi 2,8%.

    “Data ini mengonfirmasi bahwa inflasi bergerak ke arah yang diharapkan, sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga utama tahun ini,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Kamis (13/3/2025).

    Selain prediksi pergerakan IHSG hari ini, Pilarmas juga menyoroti kekhawatiran pasar terhadap potensi eskalasi perang tarif di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Kebijakan tarif yang lebih agresif, termasuk ancaman kenaikan tarif terhadap negara-negara Eropa, masih menjadi faktor yang diawasi ketat oleh pelaku pasar.

  • Rupiah Hari Ini Turun Tipis, Pasar Waspadai Dampak Perang Dagang

    Rupiah Hari Ini Turun Tipis, Pasar Waspadai Dampak Perang Dagang

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada Kamis (13/3/2025) pagi. Pelaku pasar masih mencermati dampak meningkatnya ketegangan perdagangan global terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.

    Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, rupiah hari ini melemah 1,5 poin (0,01%) ke level Rp 16.453 per dolar AS. Pada perdagangan Rabu (12/3/2025), rupiah sebelumnya ditutup melemah 43,5 poin (0,27%) di level Rp 16.452 per dolar AS.

    Sementara itu, indeks dolar AS tercatat turun 0,05 poin menjadi 103,5, sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 32 poin ke level 4,3%.

    Mengutip Reuters, dolar AS mengalami penguatan tipis pada Kamis (13/3/2025) seiring kenaikan imbal hasil obligasi, meskipun pergerakan mata uang masih dalam kisaran terbatas.

    Pelaku pasar masih mencermati potensi dampak dari eskalasi perang dagang global terhadap stabilitas ekonomi.

    Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan menerapkan tarif tambahan pada produk asal Uni Eropa pada Rabu (12/3/2025). Ancaman ini muncul setelah negara-negara mitra dagang utama AS menyatakan akan melakukan langkah balasan atas kebijakan tarif yang telah diterapkan sebelumnya.

    Ketegangan yang meningkat ini memicu kekhawatiran akan resesi ekonomi di AS serta mengguncang pasar keuangan global. Akibatnya, volatilitas di pasar valuta asing meningkat, dengan investor tetap waspada terhadap kebijakan ekonomi yang masih fluktuatif.

    Selain rupiah hari ini turun, mata uang Asia lain yang turun, yakni ringgit Malaysia melemah 0,10% menjadi 4,43 ringgit per dolar AS dan dolar Hong Kong turun tipis 0,02% menjadi  7,7 dolar Hong Kong per dolar AS.

  • Pasar Saham AS dan Kripto Lagi Loyo, Ada Apa Nih?

    Pasar Saham AS dan Kripto Lagi Loyo, Ada Apa Nih?

    Jakarta: Lagi pada merah nih, pasar saham Amerika Serikat (AS) dan kripto. Kemarin, pasar saham AS kehilangan nilai sekitar USD4 triliun.
     
    Indeks-indeks utama seperti S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average kompak turun lebih dari 2 persen Sektor teknologi paling parah kena getahnya. Apple, Nvidia, dan Tesla pada tumbang.
    Kenapa pasar saham AS tiba-tiba Anjlok?

    Merangkum siaran pers Reku, Rabu, 12 Maret 2025, banyak faktor yang bikin pasar saham AS goyah. Salah satunya, Delta Air Lines memangkas proyeksi laba mereka karena ekonomi lagi tidak pasti. Ini bikin investor pada panik dan cari aman, pindah ke aset-aset yang dianggap lebih stabil, kayak obligasi pemerintah AS.
     
    Selain itu, ada kekhawatiran soal inflasi. Rencananya, laporan inflasi CPI AS bakal dirilis tanggal 12 Maret. Kalau inflasinya masih tinggi memicu krisis. Lalu, ada juga ancaman shutdown pemerintah AS. 

    Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan fenomena ini mengindikasikan kemungkinan sedang terjadinya upaya penyesuaian portofolio besar-besaran yang terjadi di kalangan investor dan aset manajer.
     
    “Potensi stagflasi yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi lambat dan inflasi tinggi serta resesi ekonomi AS yang kembali terbuka di tengah upaya pengetatan anggaran pemerintah dan kebijakan impor Trump, membuat investor untuk sementara mungkin lebih memilih mengalokasikan aset di instrumen risk-off,” ungkap Fahmi.
     

    Kripto ikutan merah, gimana nasib Bitcoin?
    Tidak hanya saham, kripto juga ikutan loyo. Bitcoin turun sekitar 5 persen, Ethereum anjlok lebih dari 10 persen. Volatilitas pasar lagi tinggi banget, bikin banyak posisi likuidasi.
     
    Tapi, kata Fahmi, koreksi harga Bitcoin ini bisa jadi kesempatan buat investor institusi buat akumulasi. Terlebih, Bitcoin dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
     
    “Meskipun demikian, altcoin, terutama yang terkait proyek AI atauteknologi, mungkin akan lebih rentan terkoreksi lebih dalam akibat valuasi yang terlalu optimis dan korelasinya
    dengan sentimen saham-saham AS di sektor teknologi seperti Nvidia. Kedepan, laporan inflasi dan perkembangan kebijakan fiskal AS akan menjadi katalis utama,” lanjut Fahmi.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)