Topik: volatilitas

  • Dinamika Penguatan Dolar AS Bakal Bayangi Penerbitan SBN

    Dinamika Penguatan Dolar AS Bakal Bayangi Penerbitan SBN

    Jakarta, Beritasatu.com – Surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN) menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk meraup dana guna menambal anggaran.

    SBN Indonesia masih memiliki potensi positif seiring kondisi ekonomi nasional yang relatif terjaga. Namun, ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendi Manilet mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang masih membayangi pasar SBN, terutama dari sisi arus modal asing.

    Sepanjang tahun ini, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 4,5 triliun, yang turut memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta memengaruhi persepsi risiko investor.

    Menurutnya, ketegangan geopolitik maupun volatilitas pasar keuangan internasional berpotensi mendorong yield kembali naik.

    “Oleh karena itu, investor akan terus mencermati dinamika nilai tukar, kebijakan fiskal pemerintah, serta arah inflasi, mengingat faktor-faktor tersebut berpengaruh langsung terhadap potensi capital gain maupun capital loss pada portofolio obligasi,” kata dia kepada Beritasatu.com.

    Terkait lelang SUN yang melibatkan tujuh seri, Yusuf menilai seri dengan tenor menengah hingga panjang, khususnya sekitar 10 tahun atau lebih, masih berpeluang menjadi incaran utama investor.

    “Seri-seri fixed rate (FR) yang likuid dan menawarkan yield menarik diperkirakan tetap diminati, terutama oleh investor institusional domestik maupun asing, sebagaimana tercermin dalam pelaksanaan lelang-lelang sebelumnya,” jelasnya.

  • Berapa Harga Emas Senin 15 Desember 2025 Besok, Intip Prediksinya

    Berapa Harga Emas Senin 15 Desember 2025 Besok, Intip Prediksinya

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas diproyeksikan bergerak fluktuatif pada awal pekan, Senin (15/12/2025), dengan peluang koreksi jangka pendek namun tetap menyimpan potensi penguatan lanjutan.

    Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai pergerakan emas global masih berada dalam fase konsolidasi setelah volatilitas tinggi di pasar Amerika Serikat.

    Ibrahim menjelaskan, meski pada perdagangan sebelumnya emas sempat mencatat kenaikan signifikan, tekanan jual di pasar Amerika membuat harga kembali terkoreksi.

    Alhasil, harga emas dunia ditutup di level USD 4.300 per troy ons, sementara harga logam mulia di dalam negeri tercatat sebesar Rp 2.462.000 per gram pada penutupan akhir pekan.

    “Walaupun kemarin sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan, tetapi turunnya pun juga di pasar Amerika cukup signifikan juga. Akhirnya ditutup di USD 4.300. Kemudian logam mulianya ditutup di hari Sabtu di Rp 2.462.000,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Minggu (14/12/2025).

    Menurut Ibrahim, apabila pada perdagangan Senin harga emas dunia kembali mengalami pelemahan, maka level support pertama berada di kisaran USD 4.224 per troy ons. Sejalan dengan itu, harga logam mulia di dalam negeri berpotensi turun ke area Rp 2.452.000 per gram.

    “Kalau seandainya harga emas dunia turun, kemungkinan besar support pertama adalah di USD 4.224 troy ons. Untuk logam mulianya Rp 2.452.000,” ujarnya.

    Kemudian kata Ibrahim, jika harga emas dunia turun, maka di support kedua dilevel USD 4.219 troy ons. Untuk logam mulianya kemungkinan di Rp 2.390.000.

     

     

  • Siap-Siap, Harga Emas Dipreksi Tembus Segini Pekan Depan

    Siap-Siap, Harga Emas Dipreksi Tembus Segini Pekan Depan

    Adapun yang menambah potensi volatilitas harga emas, diantaranya Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data ketenagakerjaan bulan Oktober dan November minggu depan, bersamaan dengan angka inflasi bulan November.

    Menurut perkiraan konsensus, para ekonom memperkirakan 50.000 lapangan kerja tercipta bulan lalu, yang menandakan berlanjutnya perlambatan di pasar tenaga kerja. Pada saat yang sama, Indeks Harga Konsumen diperkirakan akan naik di atas 3%.

    Analis komoditas mengatakan bahwa data ekonomi saat ini tetap mendukung harga emas, karena melemahnya aktivitas ekonomi meningkatkan tekanan pada Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga.

    Di luar Amerika Utara, baik Bank of England maupun Bank Sentral Eropa dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan kebijakan moneter terakhir mereka tahun ini. Bank of England secara luas diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga, sementara pasar mengantisipasi ECB akan tetap mempertahankan suku bunga saat ini.

    Dengan kebijakan ECB yang kemungkinan akan mendukung euro hingga akhir tahun, para analis mengatakan mereka akan mengamati pelemahan lebih lanjut pada dolar AS untuk memberikan dorongan terakhir bagi emas sebelum akhir tahun 2025. 

  • Harga Emas Berpotensi Lanjutkan Tren Kenaikan Senin 15 Desember 2025

    Harga Emas Berpotensi Lanjutkan Tren Kenaikan Senin 15 Desember 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah analis pasar memandang prospek harga emas masih cenderung positif pada perdagangan Senin (15/12/2025) dan sepekan ke depan. Penguatan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah membawa emas spot mendekati level psikologis US$ 4.300 per troi ons.

    Pada perdagangan Jumat (12/12/2025) waktu Amerika Serikat, harga emas spot tercatat naik 0,45% dan ditutup di posisi US$ 4.299,47 per troi ons. Kinerja tersebut memperkuat sentimen optimisme pelaku pasar terhadap kelanjutan reli logam mulia.

    Mengutip Kitco News, Minggu (13/12/2025), Analis Pasar Senior FXTM Lukman Otunuga menilai momentum emas masih berada dalam fase bullish. Ia melihat ruang penguatan lanjutan masih terbuka lebar apabila harga mampu bertahan di level kunci.

    “Pergerakan yang solid dapat membuka jalan bagi harga emas menuju US$ 4.400 per troi ons dan bahkan lebih tinggi. Sebaliknya, pelemahan di bawah US$ 4.300 dapat memicu aksi jual lanjutan ke area US$ 4.240 hingga US$ 4.200,” ujar Otunuga.

    Ia menambahkan, optimisme pasar turut ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat pada tahun depan.

    “Dengan perkiraan pasar terhadap setidaknya dua kali penurunan suku bunga AS, pelaku pasar menilai emas memiliki fondasi yang cukup kuat,” katanya.

    Selain faktor kebijakan moneter, Otunuga juga menilai penguatan emas ke depan akan didukung oleh tren pelemahan dolar AS serta berlanjutnya pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara.

    Namun, para analis mengingatkan adanya potensi volatilitas menjelang musim liburan akhir tahun. Aktivitas perdagangan yang cenderung menipis pada pekan-pekan terakhir 2025 berisiko memperbesar fluktuasi harga dan mengaburkan sinyal teknikal.

    Pandangan senada disampaikan Kepala Analis Pasar FP Markets Aaron Hill. Ia memperkirakan harga emas bergerak dalam rentang US$ 4.250 hingga US$ 4.380 per troi ons dalam waktu dekat.

    “Saya akan mencermati level US$ 4.255 sebagai batas penting. Jika level itu ditembus ke bawah, harga berpotensi turun cepat menuju US$ 4.200 di tengah kondisi volume perdagangan yang rendah,” ujar Hill.

    Namun, Hill menegaskan selama level tersebut mampu dipertahankan, pelemahan harga justru dapat menjadi peluang.

    “Selama level itu bertahan, setiap penurunan harga saya anggap sebagai peluang beli,” pungkasnya.

  • Harga Emas Berpotensi Lanjutkan Tren Kenaikan Senin 15 Desember 2025

    Harga Emas Dunia Akan Berfluktuasi Pekan Depan

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak volatil pada pekan depan. Meski demikian, para analis tetap merekomendasikan strategi buy on dip atau membeli saat harga terkoreksi, seiring kuatnya sentimen penurunan suku bunga global.

    Ekspektasi inflasi tetap terkendali dan aktivitas ekonomi Amerika Serikat (AS) semakin melambat mendorong keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga secara agresif pada tahun depan. Kondisi ini memberikan dorongan bullish baru bagi emas sebagai aset lindung nilai.

    Dikutip dari Kitco News, Minggu (14/12/2025), analis pasar senior FXTM Lukman Otunuga menilai momentum emas masih sangat kuat. Setelah harga mampu menembus level US$ 4.300 per troi ons, peluang kenaikan ke area US$ 4.400 atau lebih tinggi semakin terbuka. Sebaliknya, pelemahan di bawah level tersebut berpotensi mendorong koreksi ke kisaran US$ 4.240 hingga USD 4.200.

    Prospek pemangkasan setidaknya dua kali suku bunga AS tahun depan, ditambah dolar AS yang melemah dan pembelian emas oleh bank sentral, dinilai bisa menopang kenaikan harga hingga 2026.

    Namun, meski tren jangka menengah masih positif, para analis mengingatkan musim libur akhir tahun dapat meningkatkan volatilitas pasar. Volume transaksi yang tipis pada pekan perdagangan terakhir 2025 berpotensi memicu pergerakan harga yang tajam dan tidak terduga.

    Kepala analis pasar FP Markets, Aaron Hill memperkirakan emas akan bergerak dalam rentang lebar US$ 4.250 hingga US$ 4.380 per troi ons. Dalam kondisi likuiditas rendah, fluktuasi harga bisa terjadi secara cepat.

    Namun, selama level support di sekitar US$ 4.255 bertahan, setiap penurunan harga masih dipandang sebagai peluang beli. Apabila  level tersebut jebol, harga emas berisiko turun cepat menuju US$ 4.200.

    Volatilitas pasar juga berpotensi meningkat dengan rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat pada pekan depan.

  • Ekonomi Global Tak Pasti, tapi Peluang Investor Raup Cuan Masih Tinggi

    Ekonomi Global Tak Pasti, tapi Peluang Investor Raup Cuan Masih Tinggi

    Jakarta

    Perlambatan ekonomi global dan ketegangan geopolitik menjadi tantangan bagi setiap negara. Namun, optimisme tetap membuka peluang baru bagi investasi nasional.

    Peluang ini dibahas dalam BRI Market Outlook yang dibuka dengan sambutan dari Direktur Consumer Banking BRI, Nancy Adistyasari, sesi berlanjut dengan paparan dari tiga figur kunci Chief Economist Danantara Reza Yamora Siregar, CEO PT Trimegah Asset Management Antony Dirga, dan investor legendaris Lo Kheng Hong.

    Inisiatif restrukturisasi dan dorongan investasi yang digagas Danantara Indonesia turut memperkuat momentum ini, sejalan dengan semakin baiknya antisipasi pelaku pasar terhadap ketidakpastian global. Bagaimana para pakar ini melihat peluang di tengah tantangan?

    Chief Economist Danantara Indonesia, Reza Yamora Siregar menyebut terdapat tiga isu utama yang harus diwaspadai investor besar, yaitu perlambatan ekonomi dunia, tensi geopolitik, dan potensi tekanan pada aset komoditas. Perspektif ini penting, khususnya bagi investor yang portofolionya bersentuhan dengan dinamika lintas negara.

    “Namun, di tengah sinyal waspada dari global, optimisme terhadap Indonesia tetap tinggi. Beberapa penentu ekonomi dinilai cukup kuat menopang pertumbuhan bagi Indonesia,” kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (13/12/2025).

    Konsumsi domestik yang kuat, menjadi pendorong utama, membuat ekonomi Indonesia tidak terlalu rentan terhadap gejolak eksternal. Kedua inflasi yang terjaga dan stabilisasi harga membantu menjaga daya beli dan iklim investasi.

    Antony Dirga memberikan peta jalan untuk memanfaatkan peluang domestik. Menurutnya, stabilitas makro, konsumsi yang solid, serta arah kebijakan fiskal memberikan energi bagi beberapa sektor untuk mencatat pertumbuhan menarik.

    Investor HNWI (High-Net-Worth Individuals) disarankan untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang paling tepat untuk realokasi portofolio. Sektor yang disebut memiliki potensi untuk outperform (melampaui pasar) adalah, perbankan, infrastruktur, kesehatan, dan ekonomi Hijau.

    “Analisis ini menekankan bahwa investor perlu mengutamakan sektor unggulan dan melakukan rotasi sektor,” terangnya.

    Dalam yang paling dinantikan adalah insight dari Lo Kheng Hong, investor yang dikenal karena strategi value investing jangka panjang yang konsisten. Dalam menghadapi volatilitas pasar, ia memberikan pesan yang sangat relevan untuk penguatan portofolio jangka panjang.

    Pertama, harus disiplin dalam valuasi, jangan tergiur harga, fokus pada nilai sebenarnya perusahaan, kemudian harus konsisten memilih perusahaan berkualitas, fondasi yang kokoh adalah kunci, serta kesabaran adalah kunci dalam berinvestasi.

    Lo Kheng Hong menegaskan bahwa volatilitas tidak perlu dihindari, tetapi dimanfaatkan. Menurutnya, momen gejolak justru dapat menjadi saat terbaik untuk mengakumulasi aset bernilai.

    (ada/ara)

  • Harga Perak Naik 115 Persen Setahun, Analis Ramalkan Tembus US$ 100

    Harga Perak Naik 115 Persen Setahun, Analis Ramalkan Tembus US$ 100

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga perak mencatat reli luar biasa sepanjang satu tahun terakhir. Logam mulia ini telah melonjak sekitar 115% secara tahunan, menembus level psikologis US$ 60 per ons dan bahkan sempat mencetak rekor baru di atas US$ 62 per ons. Kenaikan tajam tersebut membuat perak mengungguli emas dan kembali menjadi sorotan pelaku pasar global.

    Mengutip CNBC, Sabtu (13/12/2025), sejumlah analis menilai lonjakan harga perak tidak terjadi secara kebetulan. Permintaan yang kuat dari sektor industri, dikombinasikan dengan fungsinya sebagai aset lindung nilai, dinilai menjadi motor utama reli yang berlangsung sepanjang 2025.

    Direktur Pelaksana pemasok emas dan perak Solomon Global Paul Williams mengatakan daya tarik perak berasal dari perannya yang unik.

    “Identitas ganda perak sebagai sumber daya industri penting dan sebagai penyimpan nilai terus menarik pembeli ritel maupun institusional,” ujarnya.

    Menurut Williams, perak juga menjadi alternatif bagi investor yang menilai harga emas semakin sulit dijangkau.

    “Bagi mereka yang ingin mendapatkan eksposur pada siklus booming logam mulia, perak terbukti dan saya yakin akan terus menjadi opsi yang menarik,” katanya.

    Identitas ganda perak, sebagai bahan baku industri sekaligus penyimpan nilai membuat logam ini semakin diminati di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Permintaan industri perak terus meningkat seiring ekspansi teknologi. Perak menjadi komponen penting dalam panel surya, kendaraan listrik, perangkat elektronik, hingga infrastruktur pusat data dan kecerdasan buatan.

    Sifat konduktivitas listrik dan termalnya yang unggul membuat peran perak sulit tergantikan dalam transisi energi dan revolusi teknologi yang sedang berlangsung.

    Pada sisi lain, pasokan perak dinilai masih relatif ketat. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan telah mendorong harga naik secara agresif, sekaligus memperkuat pandangan bullish untuk jangka menengah hingga panjang. Sejumlah analis menilai kondisi fundamental tersebut belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

    Dengan harga yang kini stabil di atas US$ 60 per ons, sebagian pelaku pasar mulai mengalihkan fokus ke proyeksi selanjutnya. Beberapa analis memperkirakan harga perak masih memiliki ruang kenaikan signifikan dan berpotensi menembus level US$ 100 per ons dalam satu hingga dua tahun ke depan, meski perjalanan menuju level tersebut diperkirakan tidak akan mulus.

    Volatilitas tetap menjadi risiko utama. Setelah reli tajam, aksi ambil untung dipandang berpeluang memicu koreksi jangka pendek. Namun, koreksi tersebut lebih dilihat sebagai jeda sementara, bukan perubahan arah tren, selama fundamental pasar perak tetap kuat.

    Kinerja perak tahun ini juga mencolok jika dibandingkan dengan emas. Meski harga emas sama-sama mencetak rekor dan naik tajam, laju kenaikan perak jauh lebih agresif. Rasio emas-perak pun terus menyempit, menandakan bahwa perak masih dinilai relatif murah dibandingkan emas oleh sebagian investor.

    Ke depan, arah harga perak akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi faktor makroekonomi, kebijakan moneter global, serta keberlanjutan permintaan dari sektor teknologi dan energi hijau. Jika tren tersebut bertahan, para analis menilai reli perak belum berakhir, melainkan baru memasuki fase awal dari siklus bullish jangka panjang.

  • Harga Minyak Hari Ini 13 Desember 2025 Amblas, Brent Sentuh Level Segini

    Harga Minyak Hari Ini 13 Desember 2025 Amblas, Brent Sentuh Level Segini

    Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) karena investor mengalihkan fokus mereka kembali ke pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina dan tidak melihat dampak dari serangan pesawat tak berawak Ukraina atau penyitaan kapal tanker minyak yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Venezuela.

    Dikutip dari CNBC, Jumat (12/12/2025), harga minyak mentah Brent turun 93 sen, atau 1,49%, menjadi USD 61,28 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS kehilangan 86 sen atau turun 1,47% menjadi USD 57,60 per barel.

    “Ada sedikit dukungan setelah berita tentang serangan pesawat tak berawak. Namun tampaknya ada pergerakan menuju kemungkinan jalan menuju perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Hal itu menghilangkan dukungan dari pasar,” kata Analis Senioi Price Futures Group, Phil Flynn.

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Kamis bahwa kunjungan utusan AS Steve Witkoff ke Moskow bulan ini telah menyelesaikan kesalahpahaman antara kedua negara. Lavrov menambahkan bahwa Moskow telah menyerahkan proposal Rusia tentang jaminan keamanan kolektif kepada Washington.

    Indeks acuan ditutup lebih tinggi sehari sebelumnya setelah AS mengatakan telah menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela, seiring meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang menimbulkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan.

    “Sejauh ini, penyitaan tersebut belum berdampak pada pasar, tetapi eskalasi lebih lanjut akan menimbulkan volatilitas harga minyak mentah yang besar,” kata Analis Minyak Senior LSEG, Emril Jamil.

    “Pasar masih dalam ketidakpastian, mengamati perkembangan kesepakatan perdamaian Rusia-Ukraina,” ungkap dia.

     

     

  • Bukan Warisan, Ini 10 Alasan Orang Kaya Terus Makin Kaya

    Bukan Warisan, Ini 10 Alasan Orang Kaya Terus Makin Kaya

    Jakarta

    Kesenjangan kekayaan tidak hanya datang dari keberuntungan atau warisan. Faktor terbesar datang dari sistem pengambilan keputusan dalam mengelola uang jangka panjang, membuat harta kekayaan mereka semakin bertambah seiring berjalannya waktu.

    Selain sumber daya yang mereka miliki baik itu berupa aset, uang tunai, hingga tingkat pendidikan, orang kaya cenderung memiliki kebiasaan finansial atau cara mengelola aset yang berbeda dari kelas menengah atau kelompok masyarakat lainnya yang terjebak sebagai pekerja.

    Dikutip dari New Trader U, Sabtu (13/12/2025), berikut 10 alasan yang membuat orang kaya semakin kaya dari waktu ke waktu:

    1. Orang Kaya Tidak Membiarkan Uang Menganggur

    Orang kaya memperlakukan uang tunai seperti alat yang harus terus bekerja. Mereka tidak menyimpan sejumlah besar uang di rekening tabungan yang tidak bisa menghasilkan apa pun, selain potongan biaya administrasi dan layanan.

    Memiliki uang lebih di luar kebutuhan sehari-hari dan cadangan dana darurat membuat mereka bisa mengalokasikan dana ke aset produktif seperti obligasi pemerintah, reksa dana, properti penghasil pendapatan yang menghasilkan arus kas bulanan, kepemilikan saham swasta, atau ekspansi bisnis.

    Sementara para penabung kelas menengah membiarkan uang mereka menumpuk di rekening tabungan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Di mata orang kaya, uang tunai yang menganggur ini seperti aset yang terbuang sia-sia.

    2. Lebih Penting Aset daripada Gaya Hidup

    Setiap uang yang keluar selalu diuji dengan satu pertanyaan: menghasilkan arus kas atau hilang begitu saja? Cara berpikir ini membentuk kebiasaan finansial dalam menghabiskan dana yang dimiliki untuk jangka panjang.

    Alih-alih membeli mobil baru yang nilainya langsung menyusut , mereka berinvestasi dalam saham perusahaan atau saham yang memberikan dividen. Merek-merek mewah menjadi prioritas kedua setelah investasi yang nilainya terus meningkat.

    3. Mengotomatiskan Pembelian Aset

    Orang-orang kaya kerap kali memperkaya dirinya sendiri dengan kedisiplinan dalam membeli aset dari hasil investasi mereka sebelumnya.

    Misalkan saja mereka menetapkan kontribusi/atau biaya bulanan yang selalu disimpan di rekening pialang yang berjalan tanpa bergantung pada kondisi pasar atau mendaftar dalam program reinvestasi dividen yang secara otomatis membeli lebih banyak saham setiap kali dapat uang.

    Ada juga yang menggunakan pendapatan mereka dari kepemilikan properti untuk membeli properti lain atau setidaknya untuk membayar cicilan bangunan lain yang baru saja dibeli. Membuat aset mereka terus berlipat ganda.

    4. Menggunakan Utang sebagai Pengungkit, Bukan Beban

    Orang kaya memandang utang sebagai alat strategis. Perbedaan pentingnya adalah apa yang dibiayai oleh utang tersebut. Mereka meminjam untuk membeli properti yang menghasilkan pendapatan sewa melebihi pembayaran KPR.

    Mereka menggunakan pinjaman bisnis guna memperluas usaha mereka, memberi keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada suku bunga utang. Hal ini berbeda secara mendasar dari utang konsumsi seperti ambil kredit untuk liburan, pinjaman mobil, atau pinjaman pribadi untuk pengeluaran gaya hidup lainnya.

    5. Melindungi Modal dengan Ketat

    Orang kaya biasanya memiliki perlindungan aset yang luas, mulai dari asuransi jiwa, asuransi properti, hingga polis payung dengan batas di atas standar. Mereka juga membentuk trust dan struktur perlindungan hukum untuk menghindari risiko gugatan.

    Rasio utang dijaga rendah sehingga tetap aman ketika pendapatan terganggu. Mereka juga melakukan diversifikasi dan hedging untuk menghindari konsentrasi risiko. Bagi mereka, menjaga kekayaan jauh lebih mudah daripada membangunnya kembali.

    6. Membangun Sistem yang Menghasilkan Uang

    Orang kaya cenderung fokus membangun kekayaan dari sumber pendapatan pasif. Banyak dari mereka membangun atau membeli bisnis yang tetap berjalan tanpa keterlibatan harian, mengakuisisi franchise atau waralaba dengan sistem yang stabil, hingga memperoleh royalti dan lisensi.

    Dengan begitu uang mereka dapat terus mengalir terlepas dari apakah mereka bekerja pada hari itu atau tidak. Membuat mereka semaki kaya meski hanya tiduran seharian di rumah.

    7. Memprioritaskan Pengeluaran Pajak

    Pajak merupakan kewajiban seluruh warga negara. Pada akhirnya uang atau kekayaan yang mereka bisa nikmati setelah pembayaran pajak. Karena itu, orang kaya menaruh perhatian besar pada optimalisasi pajak mereka.

    8. Menghindari Emosi dalam Pengambilan Keputusan Keuangan

    Pengambilan keputusan berdasarkan emosi kerap kali memberikan dampak yang sangat besar terhadap kepemilikan harta. Orang kaya tidak mengejar investasi yang sedang tren atau membuat keputusan berdasarkan rasa takut selama volatilitas pasar.

    Selain itu mereka tidak berbelanja secara emosional di saat stres atau meninggalkan rencana jangka panjang ketika gangguan jangka pendek menjadi semakin besar. Sebaliknya, mereka mengikuti sistem investasi berbasis aturan, berpegang pada model risiko yang ditentukan, dan tetap berpegang pada prinsip keuangan yang dipegang.

    9. Berada di Lingkaran Kekayaan

    Alasan lain orang kaya bisa menjadi semakin kaya karena mereka memiliki akses yang lebih luas dari kebanyakan kelas menengah. Orang kaya menjaga jaringan dengan sesama orang kaya untuk mendapatkan aliran peluang yang tidak ada di pasar publik.

    Peluang investasi privat, kemitraan bisnis, dan sumber modal sering berasal dari lingkaran ini. Ketika kelas menengah hanya berinvestasi pada instrumen publik, orang kaya masuk duluan ke peluang pre-IPO atau kerja sama dengan pihak-pihak yang sudah berpengalaman.

    10. Berpikir dalam Rentang Waktu Panjang

    Perbedaan terbesar antara kelas menengah dan orang kaya adalah cara memandang waktu. Kelas menengah bertanya, “Apa yang bisa saya dapat bulan ini?” Orang kaya bertanya, “Berapa nilainya dalam 15 tahun?”

    Dengan cara berpikir seperti ini, mereka dapat membangun instrumen investasi untuk jangka yang sangat panjang. Hingga tanpa sadar aset ini terus berkembang dan terus memperkaya mereka.

    (igo/fdl)

  • Harga Emas dan Harga Perak Kompak Naik Hari Ini 10 Desember 2025

    Harga Emas dan Harga Perak Kompak Naik Hari Ini 10 Desember 2025

    Sebelumnya, setelah beberapa pekan bergerak dalam pola harga emas dunia yang relatif terarah, harga emas kembali memantul di level tinggi seiring pelaku pasar mencermati keputusan suku bunga The Federal Reserve (the Fed) pekan ini, yang sementara mengalahkan pengaruh sebagian besar rilis data ekonomi.

    Melansir Kitco News, Senin (8/12/2025), emas spot mengawali perdagangan pekan lalu di level USD 4.217,34 per ons dan langsung bergerak mendekati batas atas kisarannya. Kenaikan berlanjut hingga Senin saat emas menyentuh level tertinggi mingguan di USD 4.262 per ons.

    Meski demikian, volatilitas masih membayangi pasar. Pada pembukaan perdagangan Amerika Utara, harga emas kembali melemah ke USD 4.225 per ons. Area ini berfungsi sebagai level penopang yang cukup kuat, sebelum tekanan pada sesi Asia mendorong harga turun hingga USD 4.205 per ons. .

    Seiring terbentuknya rentang harga mingguan, pergerakan emas dalam beberapa hari berikutnya cenderung berfluktuasi di antara USD 4.225 dan USD 4.185, dengan sesekali bergerak di luar kanal tersebut.

    Hasil Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan pandangan pelaku Wall Street terbagi antara sikap bullish dan netral, sementara investor di pasar utama masih mempertahankan dominasi pandangan bullish, meski tidak banyak berubah.

    Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day menyatakan dirinya bersikap hati-hati menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan. 

    “Saya berhati-hati sampai pertemuan Federal Reserve minggu depan,” kata Adrian, dilkutip dari Kitco News.