Topik: Vaksin Corona

  • Panduan Lengkap Ganjil Genap Jakarta pada Rabu 22 Januari 2025, Cek 26 Titiknya! – Page 3

    Panduan Lengkap Ganjil Genap Jakarta pada Rabu 22 Januari 2025, Cek 26 Titiknya! – Page 3

    Ada ketentuan pengecualian bagi kendaraan bermotor yang diperbolehkan memasuki kawasan ganjil genap Jakarta.

    1. Kendaraan bertanda khusus yang membawa masyarakat disabilitas

    2. Kendaraan ambulans

    3. Kendaraan pemadam kebakaran

    4. Kendaraan angkutan umum (pelat kuning)

    5. Kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik

    6. Sepeda motor

    7. Kendaraan angkutan barang khusus bahan bakar minyak dan gas

    8. Kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara RI

    9. Kendaraan dinas operasional berpelat merah, TNI dan Polri

    10. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara

    11. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas

    12. Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Polri seperti kendaraan pengangkut uang

    13. Kendaraan petugas kesehatan penanganan Covid-19, selama masa penanggulangan bencana yang diakibatkan oleh penyebaran Covid-19.

    14. Kendaraan mobilisasi pasien Covid-19

    15. Kendaraan mobilisasi vaksin Covid-19

    16. Kendaraan pengangkut tabung oksigen

    17. Kendaraan angkutan barang pengangkut logistik

    Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

  • Trump Titahkan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

    Trump Titahkan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk mengeluarkan Negeri Paman Sam dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini terjadi sesaat setelah Trump dilantik menjadi Presiden, Senin (20/01/2025).

    Trump menyebut serangkaian alasan dalam keluarnya AS dari WHO. Ini termasuk penanganan pandemi Covid-19 yang dianggap buruk dan kegagalan organisasi tersebut dalam melakukan reformasi yang mendesak.

    “WHO menuntut pembayaran yang sangat memberatkan dari AS,” ungkap Trump, seraya menambahkan bahwa kontribusi China jauh lebih kecil.

    Menanggapi rencana Trump tersebut, Jerman pun turun tangan berupaya melobi Trump untuk tidak meninggalkan WHO. Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, mengatakan bahwa keluarnya AS dari WHO memiliki dampak yang besar bagi infrastruktur kesehatan global.

    “Kami akan mencoba membujuk Donald Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini,” ucapnya, dilansir dari Reuters, Selasa (21/01/2025).

    Jerman adalah donor nasional terbesar kedua bagi WHO, yang menyumbang sekitar 3% dari pendanaan lembaga tersebut.

    Dalam reaksi pertama Badan Kesehatan PBB terhadap langkah AS tersebut, Juru Bicara WHO Tarik Jašarević mengatakan bahwa pihaknya meminta Trump untuk kembali memikirkan dampak dari langkahnya itu.

    “Kami berharap AS mempertimbangkan kembali, dan kami sangat berharap akan ada dialog yang konstruktif demi kepentingan semua orang, bagi warga Amerika tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia,” tuturnya.

    Dampak AS Keluar dari WHO

    Lantas, apa saja dampak bila AS benar-benar keluar dari WHO?

    Keluarnya AS dari WHO ternyata memiliki sejumlah dampak bagi kesehatan dunia. Berikut daftarnya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/01/2025):

    1. Donor

    AS menyumbang sekitar 18% pendanaan untuk WHO. Diketahui, anggaran dua tahun lembaga tersebut untuk tahun 2024-2025 adalah US$ 6,8 miliar.

    Pada periode tersebut, AS membiayai 75% program WHO untuk HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, lebih dari setengah kontribusi dana itu untuk memerangi tuberkulosis, data lembaga tersebut menunjukkan.

    Di luar WHO, AS sejauh ini merupakan donor kesehatan global teratas di dunia. Washington tercatat memberikan US$ 15,8 miliar pada 2022.

    2. Pandemi

    Trump juga skeptis tentang negosiasi yang dipimpin WHO untuk perjanjian pascapandemi Covid-19 yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas global saat ancaman kesehatan berikutnya menyerang.

    Miliarder sekutu Trump, Elon Musk, mengatakan negara-negara tidak boleh “menyerahkan wewenang” kepada WHO. AS juga akan menghentikan negosiasi dalam perjanjian tersebut sementara penarikannya terus berlanjut.

    3. Staf AS di Jenewa

    Perintah Trump juga mengatakan bahwa staf dan kontraktor AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahkan.

    Diketahui, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya telah bekerja sama erat dengan WHO terkait karyawan AS. Tercatat, Washington menempatkan sekitar 30 staf di Jenewa dan berkolaborasi dalam penelitian dan wabah.

    4. Pengawasan Wabah Dunia

    AS, seperti negara anggota WHO lainnya, merupakan bagian dari jaringan pengawasan influenza global yang diawasi oleh WHO.

    Di antara hal-hal lain, kelompok tersebut memberikan saran tentang komposisi vaksin flu musiman tahunan.

    Di luar kerja samanya dengan WHO, AS juga mendanai banyak program kesehatan global lainnya.

    5. Kampanye Melawan AIDS

    AS merupakan penyandang dana utama dalam perang melawan HIV. Sebagian besar berasal dari PEPFAR, Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR).

    Rencana tersebut baru disahkan kembali oleh Kongres selama satu tahun tahun lalu setelah klaim konservatif bahwa beberapa penerima hibah mempromosikan aborsi. Otorisasi tersebut berakhir pada bulan Maret.

    6. Aborsi

    Pada masa jabatan terakhirnya, Trump memberlakukan kembali apa yang disebut “Kebijakan Mexico City”, yang mewajibkan badan amal asing yang menerima dana keluarga berencana AS untuk menyatakan bahwa mereka tidak menyediakan layanan atau memberikan nasihat tentang aborsi.

    Ia memperluas kebijakan tersebut, yang dikenal oleh para kritikus sebagai “aturan pembungkaman global”, dengan menindak badan amal yang mendanai kelompok lain yang mendukung aborsi. Trump juga memangkas dana untuk Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), yang menangani kesehatan reproduksi.

    7. Vaksin

    Dengan Robert F. Kennedy Junior yang skeptis terhadap vaksin dicalonkan sebagai Menteri Luar Negeri untuk kesehatan, pendekatan pemerintahan Trump terhadap vaksinasi, baik di dalam negeri maupun internasional masih belum jelas.

    Namun, selama pemerintahan terakhir Trump, kontribusi untuk kelompok vaksin global, Gavi, tetap hampir sama seperti di bawah pendahulunya dari Partai Demokrat di Gedung Putih, Joe Biden

    Pendanaan juga tetap pada tingkat yang sama untuk Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria, pelaku kesehatan global utama lainnya.

    8. Penelitian

    Badan-badan kesehatan di AS menanggapi keadaan darurat dan wabah di seluruh dunia, dan juga menetapkan norma dan standar untuk obat-obatan dan keamanan melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan dan CDC.

    National Institutes of Health AS juga merupakan salah satu pusat penelitian terkemuka di dunia dan mendanai upaya kesehatan global di seluruh dunia, mulai dari upaya memerangi mpox hingga Ebola.

    Peran global AS di bidang-bidang ini di bawah Trump belum jelas, dan kemungkinan akan dipengaruhi oleh peristiwa dan prioritas. Misalnya, Trump mendirikan Operation Warp Speed, untuk menggarap vaksin Covid-19.

    (wia)

  • Tak Ada Aturan Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Sabtu 11 Januari 2025, Semua Kendaraan Bebas Melintas – Page 3

    Tak Ada Aturan Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Sabtu 11 Januari 2025, Semua Kendaraan Bebas Melintas – Page 3

    Ada ketentuan pengecualian bagi kendaraan bermotor yang diperbolehkan memasuki kawasan ganjil genap Jakarta.

    1. Kendaraan bertanda khusus yang membawa masyarakat disabilitas

    2. Kendaraan ambulans

    3. Kendaraan pemadam kebakaran

    4. Kendaraan angkutan umum (pelat kuning)

    5. Kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik

    6. Sepeda motor

    7. Kendaraan angkutan barang khusus bahan bakar minyak dan gas

    8. Kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara RI

    9. Kendaraan dinas operasional berpelat merah, TNI dan Polri

    10. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara

    11. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas

    12. Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Polri seperti kendaraan pengangkut uang

    13. Kendaraan petugas kesehatan penanganan Covid-19, selama masa penanggulangan bencana yang diakibatkan oleh penyebaran Covid-19.

    14. Kendaraan mobilisasi pasien Covid-19

    15. Kendaraan mobilisasi vaksin Covid-19

    16. Kendaraan pengangkut tabung oksigen

    17. Kendaraan angkutan barang pengangkut logistik

  • Payudara Wanita Ini Tiba-tiba Membesar Usai Vaksin COVID, Apa Pemicunya?

    Payudara Wanita Ini Tiba-tiba Membesar Usai Vaksin COVID, Apa Pemicunya?

    Jakarta

    Sebuah kejadian aneh dialami oleh seorang wanita 19 tahun setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Payudaranya tiba-tiba membesar dari ukuran sebelumnya cup B menjadi triple G dalam waktu 6 bulan setelah mendapatkan dua dosis vaksin.

    Wanita yang tidak disebutkan namanya itu mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 dari Pfizer pada September 2022. Ia merasakan ada sensasi yang berbeda pada area payudaranya. Pada saat itu pembesaran secara bertahap juga sudah terjadi

    Ketika ia mendapatkan vaksin dosis kedua 3 minggu setelahnya, payudaranya semakin membesar enam kali lipat. Khawatir dengan kejadian yang dialaminya, wanita tersebut akhirnya pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

    “Pasien yakin bahwa vaksin tersebut menyebabkan pertumbuhan payudaranya,” tulis peneliti dari Toronto, Kanada dalam jurnal Plastic & Reconstructive Surgery-Global Open, dikutip dari The Sun, Rabu (8/1/2025).

    Setelah melalui pemeriksaan mendalam, akhirnya dokter mendiagnosis wanita tersebut dengan pseudoangiomatous stromal hyperplasia (PASH). Itu adalah sebuah kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal dan benjolan jinak di payudara.

    Dokter tidak menemukan adanya ketidakseimbangan hormon atau penyebab umum gigantomastia (pembesaran tidak normal pada payudara) pada pasien, seperti kehamilan atau pengobatan.

    Kurang dari 200 kasus PASH telah dilaporkan di seluruh dunia. Ini menjadi laporan pertama yang menunjukkan adanya keterkaitan PASH dan vaksin.

    Meski penyebabnya masih belum pasti, beberapa penelitian menunjukkan vaksin dapat menyebabkan pembengkakan sementara pada kelenjar getah bening. Ini yang mungkin dapat membuat payudara tampak lebih besar.

    National Health Service (NHS) mengingatkan reaksi yang ditimbulkan sangat jarang terjadi. Manfaat vaksin juga jauh lebih besar daripada risikonya.

    Dalam kasus ini, wanita tersebut tidak memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya. Meskipun payudaranya bengkak dan kendur, tim peneliti tidak menemukan adanya benjolan. Pemindaian ultrasonografi dan CT scan menunjukkan kelenjar getah bening yang sedikit bengkak dan pembuluh darah padat di sekitar ketiak, kemungkinan karena jaringan yang membesar.

    Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah vaksin COVID berpotensi memicu pertumbuhan payudara yang berlebihan. Tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kaitannya.

    Wanita tersebut menjalani operasi pengecilan payudara 11 bulan setelah vaksin awalnya. Tim dokter mengangkat jaringan seberat 8 pon (3,6 kg) dan memperkecil ukurannya menjadi cup double D.

    (avk/kna)

  • HMPV Sudah Ada di RI, Perlu Nggak Sih Nyetok Masker? Gini Kata Dokter Paru

    HMPV Sudah Ada di RI, Perlu Nggak Sih Nyetok Masker? Gini Kata Dokter Paru

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengatakan bahwa Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Namun, Kemenkes meminta kepada masyarakat untuk tidak panik terkait hal tersebut.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Menkes Budi menambahkan bahwa HMPV ini bukanlah virus yang mematikan, serta penularannya serupa dengan virus flu lainnya yakni melalui percikan air liur atau individu yang terinfeksi.

    Lantas, untuk menghadapi situasi ini, apakah masyarakat perlu untuk ‘nyetok’ masker dan menggunakan masker di tempat-tempat umum?

    Menjawab hal ini, spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah SpP(K) Divisi Infeksi KSM Paru RS Persahabatan-Departemen Pulmonologi FKUI mengatakan bahwa masyarakat tetap harus waspada terhadap HMPV dengan tetap menggunakan masker saat beraktivitas dan bertemu orang lain.

    “Iya pasti, untuk (mencegah) semua virus itu pasti harus pakai masker,” kata dr Fathiyah saat dihubungi detikcom, Selasa (7/1/2024).

    Meskipun HMPV ini merupakan virus lama yang memang sudah lama ditemukan, dr Fathiyah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyepelekannya.

    “Jadinya gini, orang-orang sekarang saja vaksin COVID-19, mereka banyak yang nggak mau booster lagi. Tidak takut lagi sama COVID-19, kan harusnya tetap waspada COVID-19, tapi juga waspada HMPV,” tegasnya.

    Menurutnya, ada beberapa kelompok yang paling rentan terserang HMPV ini, sehingga ini perlu menjadi perhatian khusus bagi masyarakat yang dirinya termasuk atau memiliki keluarga kelompok rentan.

    “Ada rentan, kalau yang paling berisiko untuk jadi berat anak di bawah lima tahun, orang lanjut usia, sama dengan orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh,” kata dr Fathiyah.

    Sebagai seorang tenaga medis yang setiap hari bertemu dengan pasien penyakit pernapasan, dr Fathiyah tetap berharap masyarakat jangan panik terkait hebohnya HMPV ini.

    “Jangan panik. Kalau yang sakit diam di rumah, gunakan masker, dan segera ke dokter,” katanya.

    “Tetap harus rutin cuci tangan, terutama yang lagi nggak enak badan, yang sedang flu, harus menggunakan masker atau di rumah saja,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Payudara Remaja 19 Tahun Berubah dari Ukuran B ke G Pasca Vaksin COVID-19

    Payudara Remaja 19 Tahun Berubah dari Ukuran B ke G Pasca Vaksin COVID-19

    Jakarta

    Payudara seorang remaja berusia 19 tahun tumbuh secara tidak normal dari ukuran B ke triple G dalam enam bulan setelah menerima vaksin COVID-19. Para peneliti mengatakan kasus ini menjadi yang pertama memperlihatkan efek samping vaksin COVID-19 dengan pertumbuhan payudara tak normal.

    “Wanita muda yang sehat” yang tidak disebutkan namanya itu dilaporkan mulai mengalami pertumbuhan yang cepat seminggu setelah divaksinasi pada September 2022 – dan kondisinya memburuk setelah mendapatkan vaksin dosis keduanya.

    “Pasien percaya bahwa vaksin tersebut menyebabkan pertumbuhan payudaranya; namun, kekhawatirannya tidak ditangani secara memadai oleh dokter perawatan primernya, yang menyebabkan ketidakpercayaan pada sistem perawatan kesehatan,” tulis para peneliti yang berbasis di Toronto bulan lalu di jurnal Plastic & Reconstructive Surgery-Global Open dikutip Selasa (7/1/2025).

    Para penulis studi menunjuk pada apa yang disebut fenomena “payudara Pfizer”, beberapa wanita mengklaim payudara mereka tumbuh setelah mendapatkan suntikan vaksin COVID, tetapi tidak ada bukti bahwa itu benar.

    Meskipun pembengkakan kelenjar getah bening merupakan efek samping yang diketahui dari vaksinasi COVID-19, perubahan pada struktur atau kepadatan jaringan payudara “sangat jarang terjadi. Peneliti mengatakan hanya ada satu kasus yang dipublikasikan yang merinci perubahan payudara yang khas setelah suntikan penguat Pfizer, dan itu adalah benjolan yang terlihat. Wanita ini tidak memiliki benjolan.

    Wanita itu ditemukan memiliki kondisi yang sangat langka. Dia memiliki benjolan jinak yang disebut PASH dan menyebabkan pembesaran payudaranya yang ekstrem.

    “Kasus ini adalah yang pertama yang menunjukkan hubungan temporal antara gigantomastia terkait PASH dan vaksin,” tulis para peneliti.

    Wanita itu melaporkan merasakan kesemutan di payudaranya sebelum tumbuh. Dokter tidak melihat perubahan hormonal dalam hasil pemeriksaan darahnya dan meresepkan steroid dan antibiotik tetapi tidak berhasil. Payudaranya berhenti tumbuh setelah enam bulan dan dia menjalani operasi pengecilan lima bulan kemudian.

    Dia kehilangan banyak darah selama prosedur, yang membatasi jumlah jaringan payudara yang dapat diangkat oleh ahli bedah. Saat ini pasien memiliki payudara ukuran D ganda dan mungkin akan melakukan pengecilan payudara lagi untuk kembali ke ukuran normalnya.

    Para penulis studi di Toronto menyerukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19, PASH, dan pertumbuhan payudara yang tidak normal.

    (kna/kna)

  • Virus HPMV Masih Misterius dan Belum Banyak Dikenal, Tapi…

    Virus HPMV Masih Misterius dan Belum Banyak Dikenal, Tapi…

    Jakarta

    Apa itu virus HMPV? Virus Human metapneumovirus atau HMPV, sedang jadi pembicaraan karena kasusnya disebut merebak di China. Bahkan di Amerika Serikat, virus ini diam-diam juga banyak menular.

    Virus HMPV sebenarnya belum banyak dikenal. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut terjadi kenaikan kasus HMPV sebesar 36% di Amerika Serikat pada tahun 2023.

    Dikutip detikINET dari New York Post, Human metapneumovirus atau HMPV adalah penyakit pernapasan dengan gejala yang mirip flu pada umumnya, yaitu batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan napas pendek.

    Jadi, kebanyakan orang berasumsi HMPV hanya flu biasa. Namun bagi anak-anak atau lansia serta orang dengan imun lemah, HMPV bisa menyebabkan sakit yang cukup berat dan harus dirawat di rumah sakit.

    Tidak mengejutkan jika kebanyakan orang belum pernah mendengar mengenai HMPV lantaran virus ini memang baru ditemukan tahun 2021. Namun saat ilmuwan menguji sampel darah sampai tahun 1950-an, ditemukan bukti bahwa virus ini mungkin sudah bersirkulasi setidaknya 50 tahun lamanya.

    “Namun saya merasa banyak orang bahkan di bidang kesehatan tidak familiar dengan virus ini. HMPV padahal adalah virus paling penting yang tidak pernah Anda dengar,” kata John V Williams, profesor mikrobioogi di University of Pittsburgh.

    Kebanyakan orang yang terinfeksi HMPV membaik setelah beberapa hari beristirahat, minum cairan, dan mengonsumsi dekongestan serta obat pereda nyeri yang dijual bebas.

    Kebanyakan anak-anak sudah terinfeksi HMPV saat mereka mencapai usia 5 tahun. Namun, bagi sebagian anak kecil, penyakit ini dapat berubah menjadi lebih serius.

    Dalam studi tahun 2015 di Journal of the Pediatric Infectious Diseases Society, bayi dan anak-anak berusia kurang dari 2 tahun kemungkinan besar dirawat di rumah sakit karena HMPV. Dan 18% anak-anak yang dirawat di rumah sakit dirawat di unit perawatan intensif, sementara 6% memerlukan ventilasi mekanis karena kesulitan bernapas.

    Sebuah studi yang diterbitkan Lancet memperkirakan di tahun 2018, HMPV menyebabkan 643.000 pasien rawat inap dan 16.100 kematian di seluruh dunia di antara anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

    Saat ini belum ada obat atau vaksin untuk penyakit ini, tetapi hal itu mungkin akan segera berubah karena berbagai riset sedang dilakukan. Moderna, produsen vaksin COVID-19, telah memulai uji klinis awal vaksin terhadap HMPV.

    Hingga vaksin tersebut dikembangkan, dokter menyarankan tindakan pencegahan umum terhadap HMPV dan virus pernapasan lainnya yaitu mencuci tangan secara teratur, menghindari orang yang sakit, dan tinggal di rumah jika merasa terinfeksi.

    [Gambas:Youtube]

    (fyk/afr)

  • AS Hadapi Ancaman ‘Quad-demic’, Warganya Diminta Pakai Masker Lagi

    AS Hadapi Ancaman ‘Quad-demic’, Warganya Diminta Pakai Masker Lagi

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) dihantui ancaman ‘quad-demic’, yaitu empat jenis penyakit atau infeksi menyebar secara bersamaan di suatu populasi.

    Kasus flu, COVID-19, respiratory syncytial virus (RSV), dan norovirus di AS dilaporkan meningkat. Peningkatan kasus empat penyakit tersebut juga disebut mengkhawatirkan.

    Menurut laporan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular AS (CDC), flu telah membuat sekitar 3,1 juta orang sakit sejauh musim ini, memicu 37 ribu orang dirawat di RS dan 1.500 orang meninggal.

    Sementara itu COVID-19 terus menginfeksi jutaan orang, dengan 2,5 hingga 4,4 juta kasus dilaporkan sejak Oktober 2024, yang mengakibatkan hingga 120 ribu pasien dirawat di rumah sakit.

    Jumlah pasien rawat inap akibat penyakit RSV juga melonjak hampir 40 persen selama dua minggu, serta wabah norovirus meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan awal musim gugur.

    “Kami akan mengalami peningkatan hingga Januari, dengan puncak yang bervariasi di setiap wilayah. Keempat virus ini cenderung meningkat secara bersamaan, sehingga menciptakan lingkungan kesehatan masyarakat yang menantang,” kata seorang ahli penyakit menular dan mantan pejabat CDC, Dr Joe Bresee, dikutip dari Times of India.

    Imbas peningkatan tersebut, beberapa rumah sakit dan sistem kesehatan di seluruh negeri telah memberlakukan kembali mandat masker, terutama di wilayah dengan aktivitas virus yang tinggi.

    Sistem Perawatan Kesehatan Aurora di Wisconsin, RWJBarnabas Health di New Jersey, dan fasilitas di Illinois dan Indiana telah memperkenalkan kembali aturan masker bagi staf dan pengunjung. Pejabat kesehatan masyarakat di New York City juga mendesak para penumpang untuk mengenakan masker di transportasi umum.

    Apa Pemicunya?

    Para ahli menghubungkan peningkatan infeksi dengan peningkatan aktivitas dalam ruangan, pertemuan liburan yang ramai, dan kekebalan yang menurun.

    “Pesta liburan, reuni keluarga, dan perjalanan menciptakan kondisi yang optimal bagi virus ini untuk menyebar,” kata Dr William Schaffner dari Vanderbilt University Medical Center.

    Yang menambah tantangan adalah keterlambatan dalam vaksinasi. Hanya 21 persen orang dewasa dan 10,6 persen anak-anak yang telah menerima vaksin COVID-19 yang diperbarui, sementara tingkat vaksinasi flu berkisar sekitar 40 persen, menurut data CDC.

    Sementara itu, norovirus menyebar melalui permukaan yang terkontaminasi dan menyebabkan gejala gastrointestinal yang parah, termasuk muntah dan diare. Virus ini dapat berkembang pesat selama musim dingin.

    Dr Robert Hopkins Jr, direktur medis untuk National Foundation for Infectious Diseases, menekankan pentingnya kebersihan tangan, khususnya untuk mencegah norovirus.

    “Pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak mengalahkan norovirus. Sabun dan air tetap penting,” imbuhnya.

    (suc/kna)

  • Kelas Menengah Kena Imbas, Masyarakat Kembali Dibodohi

    Kelas Menengah Kena Imbas, Masyarakat Kembali Dibodohi

    JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah resmi menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Direktur Riset Bright Institute Muhammad Andri Perdana menilai pengumuman tersebut tidak kurang dari pembodohan publik.

    Tarif PPN 12 persen mulai tahun depan ini sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

    “Sesuai dengan amanat UU HPP, ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tarif PPN tahun depan akan naik sebesar 12 persen per 1 Januari,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/12/2024).

    Dalam kesempatan itu juga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan kenaikan tarif PPN 12 persen ini khusus untuk barang dan jasa mewah. Sejumlah barang yang akan dikenakan PPN 12 persen di antaranya adalah bahan pangan premium. Menkeu Sri Mulyani sempat menyinggung bahan pangan ini adalah daging sapi seperti wagyu, dan kobe.

    Warga memilih pakaian saat berbelanja di Mall Blok M Square, Jakarta, Jumat (15/11/2024). (ANTARA/Sulthony Hasanuddin/foc/am)

    “Yang harganya bisa di atas Rp2,5 juta bahkan Rp3 juta per kilogram-nya,” kata Sri Mulyani.

    Di sisi lain, Airlangga mengatakan tarif PPN 12 persen tidak berlaku untuk barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat atau bahan kebutuhan pokok penting.

    Sedangkan Sri Mulyani menyebutkan ada juga barang-barang yang sebenarnya terkena PPN 12 persen, namun pemerintah hanya menerapkan 11 persen. Yang masuk kategori ini adalah tepung terigu dan gula untuk industri, serta minyak goreng curah merek Minyakita.

    Pembodohan Publik

    Keputusan tarif PPN 12 persen hanya untuk barang dan jasa mewah, dengan rincian seperti yang disebutkan pemerintah, menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat. Direktur Riset Bright Institute Muhammad Andri Perdana bahkan menilai pengumuman tersebut tidak kurang dari pembodohan publik. Pasalnya, kenaikan PPN tersebut tetap akan diterapkan kepada seluruh barang yang selama ini terkena PPN kecuali tiga jenis barang. Bahkan, jenis barang yang akan dibebankan PPN justru bertambah.

    “Faktanya kenaikan ini bukannya mengurangi daftar produk yang akan terkena kenaikan PPN, tapi nyatanya justru menambah,” ujar Andri dalam keterangan tertulis.

    Andri menambahkan, barang-barang pokok yang disebutkan bebas dari PPN, seperti beras hingga angkutan umum, nyatanya selama ini memang sudah dikategorikan sebagai barang yang tak terbebani PPN menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2022.

    Dalam PP tersebut disebutkan barang-barang yang tidak terbebani PPN terbagi menjadi dua jenis, yaitu Barang Kena Pajak (BKP) tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN dan BKP tertentu yang tidak dipungut PPN/PPN dan PPnBM.

    Yang digolongkan sebagai BKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN antara lain adalah vaksin polio, vaksin COVID-19, buku pelajaran, kitab suci, jasa konstruksi untuk keperluan ibadah, hingga produk-produk yang berhubungan dengan bencana nasional.

    Sedangkan yang digolongkan sebagai BKP tertentu yang tidak dipungut PPN/PPN dan PPnBM antara lain adalah sembako (kecuali minyak goreng), barang hasil kelautan dan perikanan, mesin dan peralatan pabrik, hewan ternak, bibit dan pakan, rumah susun milik, perak butiran dan batangan, listrik di bawah 6.600 VA,  air bersih, barang hasil pertambangan, hingga gula konsumsi.

    “Jadi berbagai barang tersebut memang sudah dari dulu tidak dibebani PPN bahkan sebelum PP Nomor 49 Tahun 2022 diterbitkan,” ujar Andri.

    Justru dengan kebijakan baru ini, kata Andri, sebagian barang-barang tersebut yang tadinya tidak dibebani PPN tersebut kini langsung terkena tarif 12 persen.

    “Produk seperti beras premium, ikan salmon, listrik di atas 3.500 VA, rumah sakit VIP, jasa pendidikan, dan lain-lain yang dianggap premium tadinya PPN 0 persen kini dibebankan 12 persen. Produk-produk tersebut sebelumnya satu kategori dengan BKP tertentu yang tidak dibebani PPN, namun sekarang hanya yang digolongkan ‘non-premium’ yang bebas PPN. Jadi inilah yang digembar-gemborkan sebagai ‘PPN hanya untuk barang mewah’ tersebut. Padahal seluruh barang dalam kategori tersebut memang bebas PPN dari dulu,” jelas Andri.

    Menyangsikan Insentif dari Pemerintah

    Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut implementasi PPN 12 persen akan disertai berbagai stimulasi ekonomi dan insentif pajak. Seperti yang telah disinggung, pemerintah juga berkomitmen tetap memberikan fasilitas pembebasan PPN bagi barang dan jasa strategis. Selain bahan makanan pokok, ada sektor transportasi, pendidikan, kesehatan, jasa keuangan yang termasuk di antara bebas PPN. 

    Ekonom senior dari Bright Institute Awalil Rizky mengatakan dengan kebijakan ini pada akhirnya PPN 12 persen tetap dinaikan, sementara pengecualian hanya diberikan kepada sedikit kelompok barang dengan skema satu persennya ditanggung pemerintah (DTP). Adapun barang dan jasa yang tidak dikenakan PPN atau dikecualikan sebenarnya sama saja dengan sebelumnya, alias bukan kebijakan baru.

    “Hal ini menjadi berbeda dengan wacana pemerintah seminggu terakhir, bahkan hingga kemarin, yang menyebut hanya akan menaikan PPN bagi barang mewah,” kata Awalil ketika dihubungi VOI.

    Pemerintah juga mengatakan rumah tangga berpendapatan rendah akan mendapat insentif tambahan. Hal ini dilakukan demi menjaga daya beli masyarakat yang dalam beberapa bulan terakhir memang diklaim terus menurun.

    Tapi awalil meyakini penerapan tarif PPN 12 persen mulai tahun depan secara umum akan tetap terjadi kenaikan harga dan semakin memukul daya beli masyarakat kelompok bawah dan menengah bawah.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Paket Kebijakan Ekonomi: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif & Berkelanjutan, yang digelar di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (16/12/2024). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

    Bahkan beberapa paket kebijakan untuk meredam kenaikan tarif tersebut hanya sedikit mengurangi beban masyarakat, dan itu pun masih ditunggu lebih jauh rincian dan pelaksanaan insentif tersebut.

    “Beberapa insentif yang telah diumumkan hanya bersifat sementara, ada yang berdurasi beberapa bulan,” jelas Awalil, merujuk pada diskon 50 persen untuk tarif listrik dengan daya 2.200 watt ke bawah.

    “Begitu pula tentang pajak ditanggung pemerintah atas beberapa barang dan jasa pada umumnya hanya memperpanjang yang sudah dilaksanakan saat ini. Dengan demikian, ini bukan insentif baru terkait kenaikan tarif,” imbuhnya.

    Alih-alih memberikan insentif, Awalil menyatakan yang lebih diharapkan dari pemerintah adalah kebijakan yang memberi stimulus langsung ke sektor riil.

    “Bisa membantu kondisi sektor riil (beberapa industri) agar PHK massal tak berlanjut. Begitu pula agar usaha mikro dan kecil makin memperoleh kemudahan dan memberi hasil usaha yang membaik bagi pelakunya,” pungkasnya.

  • Anomali PPN 12%: Diklaim Khusus Barang Mewah, tapi Mobil dan Rumah Miliaran Dapat Diskon

    Anomali PPN 12%: Diklaim Khusus Barang Mewah, tapi Mobil dan Rumah Miliaran Dapat Diskon

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah resmi mengumumkan pemberlakuan tarif pajak pertambahan nilai atau PPN 12% pada 1 Januari 2025. Meski diklaim tarif PPN baru tersebut hanya untuk barang mewah, nyatanya pemerintah juga memberi diskon pajak untuk pembelian mobil listrik hingga rumah miliaran rupiah.

    Pengumuman pemberlakuan tarif PPN 12% disampaikan pada Senin (16/12/2024). Pada saat itu, pemerintah turut mengumumkan paket insentif fiskal sebagai kompensasi kenaikan PPN dari 11% menjadi 12%.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak menampik bahwa banyak arus penolakan penerapan tarif PPN 12% karena ditakutkan akan semakin membebani biaya hidup masyarakat. Oleh sebab itu, dia menyatakan tarif baru tersebut hanya akan menyasar barang mewah.

    “Sesuai dengan masukan dari berbagai pihak, termasuk DPR, agar asas gotong royong di mana PPN 12% dikenakan bagi barang yang dikategorikan mewah, maka kita juga akan menyisir untuk kelompok harga untuk barang-barang dan jasa yang merupakan barang jasa kategori premium,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (16/12/2024).

    Meski demikian, pada saat yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pembelian sejumlah barang mewah juga mendapatkan insentif fiskal dari pemerintah.

    Contohnya, pemerintah mengumumkan kebijakan PPN ditanggung pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah maksimal Rp5 miliar, dengan dasar pengenaan pajak Rp2 miliar.

    “Jadi Rp2 miliar ditanggung pemerintah, sisanya yang 3 miliar bayar,” kata Airlangga pada kesempatan yang sama.

    Selain rumah miliaran rupiah, empat kebijakan PPN DTP untuk sektor otomotif juga diberikan. Pertama, PPN DTP 10% untuk pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dalam keadaan terurai lengkap/completely knocked down (KBLBB CKD).

    Kedua, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) DTP 15% untuk KBLBB impor dalam keadaan utuh/completely built up (CBU) dan CKD. Ketiga, PPnBM 0% untuk KBLBB CBU.

    Keempat, kebijakan diskon pajak sektor otomotif terbaru, yaitu bagi kendaraan bermotor hybrid berupa PPnBM DTP 3%.

    Seperti diketahui, harga mobil listrik di Indonesia masih cukup tinggi, dari ratusan juta hingga miliaran rupiah. Artinya, insentif pemerintah bisa turut mencakup barang-barang berharga miliaran rupiah.

    Airlangga mengaku semua paket kebijakan insentif fiskal, termasuk untuk barang mewah, diberikan agar kenaikan tarif PPN tidak memberi dampak negatif ke masyarakat.

    “Paket ini dirancang untuk melindungi masyarakat, mendukung pelaku usaha—utamanya UMKM dan padat karya, menjaga stabilitas harga serta pasokan bahan pokok, dan ujungnya untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

    Bukan Khusus Barang Mewah

    Direktur Riset Bright Institute Muhammad Andri Perdana menekankan bahwa objek yang terkena tarif PPN 12% bukan cuma untuk barang mewah seperti narasi yang digembor-gemborkan pemerintah.

    Andri melihat pemerintah selama akan ingin menipu publik padahal PPN 12% tetap akan diterapkan kepada seluruh barang/jasa yang selama ini terkena PPN kecuali tiga jenis barang. Malahan, Andi mengungkapkan jenis barang yang akan dibebankan PPN justru bertambah.

    “Faktanya kenaikan ini bukannya mengurangi daftar produk yang akan terkena kenaikan PPN, tapi nyatanya justru menambah,” ujar Andri dalam keterangannya, Selasa (17/12/2024).

    Dia menjelaskan barang yang dibebaskan dari PPN 12% seperti beras hingga angkutan umum memang sejak lama sudah dikategorikan sebagai barang yang tidak menjadi objek PPN alias bebas pajak konsumsi.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 49/2022, barang-barang yang tidak terbebani PPN terbagi menjadi dua jenis: Barang Kena Pajak (BKP) tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN dan BKP tertentu yang tidak dipungut PPN/PPN dan PPnBM.

    Andri menjelaskan bahwa barang yang tergolong sebagai BKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN antara lain adalah vaksin polio, vaksin Covid-19, buku pelajaran, kitab suci, jasa konstruksi untuk keperluan ibadah, hingga produk-produk yang berhubungan dengan bencana nasional.

    Sedangkan yang digolongkan sebagai BKP tertentu yang Tidak Dipungut PPN/PPN dan PPnBM adalah sembako (kecuali minyak goreng), barang hasil kelautan & perikanan, mesin & peralatan pabrik, hewan ternak, bibir & pakan, rumah susun milik, perak butiran & batangan, listrik di bawah 6.600 VA, air bersih, barang hasil pertambangan, hingga gula konsumsi.

    Bahkan, ujarnya, sejumlah barang tersebut sudah dari dulu tidak bebas PPN bahkan sebelum PP Nomor 49/2022 diterbitkan.

    “Barang-barang yang dibebaskan PPN sudah diatur setidaknya sejak PP 146 tahun 2000,” ujar Andri.

    Sebaliknya, dia menjelaskan sebagian barang-barang yang tadinya bebas PPN tersebut kini langsung terkena tarif 12%. Andri mencontohkan beras premium, ikan salmon, listrik di atas 3.500 VA, rumah sakit VIP, hingga sekolah internasional.

    “Produk-produk tersebut sebelumnya satu kategori dengan BKP tertentu yang tidak dibebani PPN, namun sekarang hanya yang digolongkan ‘non-premium’ yang bebas PPN,” lanjutnya.

    Berikut Daftar Skema Insentif Fiskal 2025:

    Beras, daging, telur, sayur, buah-buahan, garam, gula konsumsi, tetap bebas PPN
    Jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa transportasi publik tetap bebas PPN
    MinyakKita, tepung terigu, gula industri tetap 11% (1% ditanggung pemerintah)
    PPh Final 0,5% diperpanjang hingga 2025
    PPh Pasal 21 karyawan industri padat karya yang bergaji sampai dengan Rp10 juta, ditanggung pemerintah
    Diskon Listrik 50% untuk pelanggan dengan daya sampai 2.200 VA selama Januari—Februari 2025
    Bantuan pangan/beras tiap keluarga 10 kg untuk 16 juta kader pembangunan manusia (KPM) selama Januari—Februari 2025
    Diskon PPN 100% sampai dengan Rp2 miliar untuk pembelian rumah dengan harga maksimal Rp5 miliar
    Pekerja yang mengalami PHK akan diberikan kemudahan akses jaminan kehilangan pekerjaan dan kartu prakerja
    Subsidi bunga 5% revitalisasi mesin untuk produktivitas di sektor padat karya
    Bantuan 50% untuk jaminan kecelakaan kerja sektor padat karya selama 6 bulan
    Kendaraan listrik berbasis baterai, PPnBM DTP 15% untuk KBLBB CKD dan CBU (kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang diimpor dalam keadaan utuh dan dalam keadaan terurai lengkap)
    PPN ditanggung pemerintah (DTP) 10% KBLBB CKD
    Bea masuk nol untuk KBLBB CBU
    PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) DTP 3% kendaraan listrik hybrid.