Topik: vaksin booster

  • Kota Blitar Dapat Jatah 300 Dosis Vaksin PMK dari Kementan, Bakal Dibagikan ke Tiga Kecamatan

    Kota Blitar Dapat Jatah 300 Dosis Vaksin PMK dari Kementan, Bakal Dibagikan ke Tiga Kecamatan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

    TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Kota Blitar mendapat jatah 300 dosis vaksin penyakit mulut dan kaku (PMK) dari Kementerian Pertanian (Kementan). 

    Sebanyak 300 dosis vaksin PMK itu akan dibagi di tiga kecamatan di Kota Blitar.

    “Kemarin, kami mendapat 300 dosis vaksin PMK dari pusat. Vaksin itu akan kami bagi di tiga kecamatan masing-masing 100 dosis,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, Dewi Masitoh, Kamis (16/1/2025). 

    Dewi mengatakan, 300 dosis vaksin PMK itu masih sangat kurang jika dibandingkan kebutuhan vaksinasi PMK di Kota Blitar. 

    Populasi sapi di Kota Blitar saat ini sekitar 3.700 ekor dan populasi kambing sekitar 5.000 ekor. 

    Vaksin PMK ini, kata Dewi, akan diberikan kepada sapi yang memang belum pernah mendapat vaksinasi. 

    Tahap awal vaksinasi PMK sebanyak tiga kalo dengan jarak vaksin pertama ke vaksin ke dua satu bulan, lalu vaksin kedua ke vaksin ketiga jaraknya tiga bulan. 

    “Selanjutnya vaksin booster jaraknya enam bulan. Satu ekor sapi dalam setahun minimal dua kali vaksin booster,” ujarnya. 

    Menurutnya, selain dari pemerintah pusat, daerah juga akan mendapatkan kuota vaksin PMK dari Pemprov Jatim. 

    Informasi, vaksin PMK dari Pemprov Jatim turun pada akhir Januari 2025.

    “Kota Blitar dapat berapa dosis, kami belum tahu. Informasinya akhir Januari ini turun vaksin PMK dari provinsi,” katanya. 

    Dikatakannya, perkembangan kasus PMK di Kota Blitar saat ini ada 34 kasus dan 5 ekor sapi di antaranya mati. 

    DKPP terus mengimbau para peternak waspada dengan penyebaran kasus PMK dengan menjaga kebersihan kandang dan kesehatan sapi.

    “Karena belum ada status wabah dari pemerintah pusat, untuk sementara Pasar Hewan Dimoro tetap buka. Tapi, kami memperketat skrining lalu lintas sapi di Pasar Hewan Dimoro,” ujarnya

  • 10 Ribu Dosis Vaksin PMK Ngawi Kedaluwarsa

    10 Ribu Dosis Vaksin PMK Ngawi Kedaluwarsa

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebanyak 10 ribu dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Ngawi ditemukan kedaluwarsa pada Oktober 2024. Vaksin ini merupakan sisa dari bantuan pemerintah pusat sebanyak 463.747 dosis yang diterima pada awal 2024.

    Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, sebagian besar vaksin tersebut telah disalurkan kepada peternak untuk hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Rinciannya adalah:

    Sapi: 130.248 dosis
    Kerbau: 1.914 dosis
    Kambing: 307.910 dosis
    Domba: 13.675 dosis

    Meski demikian, 10 ribu dosis tidak sempat digunakan hingga akhirnya kedaluwarsa. “Vaksin yang tersisa ini disimpan dalam mesin pendingin di kantor DPP Ngawi. Sekarang sudah tidak dapat digunakan lagi,” ungkap Eko, Sabtu (4/1/2025)

    Salah satu alasan masih adanya sisa vaksin adalah penolakan dari peternak. Banyak peternak enggan memberikan vaksin kepada ternak mereka karena efek samping pasca-vaksinasi.

    “Beberapa peternak melaporkan ternak mereka kehilangan nafsu makan setelah divaksin. Bahkan, ada yang menolak secara tertulis,” jelasnya.

    Eko menambahkan, vaksin PMK hanya memberikan kekebalan tubuh sementara, yaitu selama enam bulan. Oleh karena itu, vaksinasi harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kekebalan ternak.

    “Virus PMK masih ada, sehingga vaksin booster enam bulan sekali sangat penting. Indonesia belum sepenuhnya bebas dari PMK,” terangnya.

    Terkait vaksin yang telah kadaluarsa, DPP Ngawi berencana untuk memusnahkannya. Namun, proses tersebut masih menunggu arahan dari pemerintah pusat mengenai mekanisme dan prosedur yang harus dilakukan.

    Saat ini, Ngawi mencatat 501 kasus ternak terjangkit PMK, dengan 57 di antaranya telah mati. Untuk menekan penyebaran, DPP Ngawi berencana menyediakan 10 ribu dosis vaksin baru pada pertengahan Januari 2025. Anggaran yang dialokasikan sebesar Rp255 juta, atau Rp25.500 per dosis.

    Vaksin baru ini akan diberikan kepada ternak yang belum terinfeksi. “Kami terus melakukan vaksinasi dan menangani ternak yang sakit dengan bantuan dokter hewan dan petugas lapangan. Sosialisasi pentingnya vaksin juga terus digencarkan agar kasus PMK bisa segera terkendali,” ujar Eko. [fiq/beq]

  • Update Imun, Solusi Agar Tubuh Tetap Terjaga Setelah Pandemi Covid-19

    Update Imun, Solusi Agar Tubuh Tetap Terjaga Setelah Pandemi Covid-19

    Jakarta, CNN Indonesia

    Memasuki tahun kelima penyebaran Covid-19, situasi pandemi di dunia belum benar-benar berakhir. Bahkan di sejumlah negara kembali terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir.

    Peneliti global health security Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman PhD menyatakan, fase akut pandemi Covid-19 memang sudah dilewati, namun saat ini manusia masih berada di fase post acute pandemi, di mana fase ini memiliki risiko tinggi yang disebut Long Covid.

    Terlebih, data WHO secara global menunjukkan, jumlah kasus baru meningkat sebesar 52 persen selama periode 28 hari pada 20 November hingga 17 Desember 2023, dengan lebih dari 850 ribu kasus baru dilaporkan.

    dr. Dicky menegaskan, kontrol harus tetap diterapkan, antara lain melalui vaksin booster yang diakui memegang peran penting.

    “Yang dihadapi dunia saat ini adalah kesakitan yang berlanjut, yang berpotensi menimbulkan Long Covid dan pada akhirnya berpotensi menurunkan kualitas kesehatan,” kata dr. Dicky saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (18/1).

    Menurut dr. Dicky, dengan proporsi penduduk Indonesia sekarang ditambah faktor-faktor lain seperti lingkungan, kebiasaan sehari-hari, hingga literasi kesehatan yang kurang, vaksinasi dan vaksin booster Covid-19 sebagai salah satu langkah update imun menjadi solusi paling tepat.

    Peneliti global health security Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman PhD. (Foto: dok istimewa)

    Secara khusus, dr. Dicky menyoroti para lansia, anak-anak, serta penderita komorbid yang disebut kelompok paling rawan terhadap Covid-19 dan dampak panjangnya. Pasalnya, imunitas dari pemberian vaksin umumnya menurun setelah 6 bulan.

    “Kalau bicara varian JN1, dibandingkan (varian) Delta, dia mungkin lebih kuat. Kalau saja dia (JN1) datangnya Juli 2021, di mana cakupan vaksinasi belum seperti sekarang, kematian yang disebabkan bisa jauh lebih besar, lebih banyak,” papar dr. Dicky.

    Riset menunjukkan, evolusi tidak melemahkan virus itu sendiri. Justru, virus dapat jadi lebih kuat. Untuk itu, dr. Dicky menekankan pentingnya update imun dengan vaksinasi booster, khususnya terhadap kelompok rentan.

    “Terinfeksi Covid berulang kali itu tidak bagus. Tikus di laboratorium saja mati terpapar Covid berulang kali, organ dalamnya rusak. Ini yang disebut dengan long term atau collateral damage, ini yang harus diatasi,” katanya.

    Karena itu, dr. Dicky menjelaskan, vaksin booster aman bagi lansia, penderita komorbid, serta ibu hamil. Dengan cakupan vaksin mencapai 7 miliar dosis saat ini, kasus sakit pascavaksin atau yang dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) terhitung sangat kecil.

    “Bisa di-state ya ini aman, dan yang penting, dampak buruk dari penyakit Covid itu sangat jauh lebih besar,” ujarnya.

    (Foto: Bio Farma)

    Lebih lanjut dr. Dicky menilai bahwa IndoVac dapat menjadi rekomendasi vaksin booster terbaik. Selain merupakan buatan anak bangsa, keefektifan Indovac sudah terbukti secara ilmiah, dan dipastikan sesuai bagi penduduk Indonesia.

    Diproduksi oleh Bio Farma, IndoVac resmi mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai vaksin lanjutan atau booster bagi orang di atas 18 tahun pada 2023.

    Tak hanya memenuhi syarat keamanan, kualitas, serta kemanjuran, IndoVac juga telah memperoleh ketetapan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

    “Saya merekomendasikan yang memang cocok untuk Indonesia, ya Indovac saja. Pas untuk kita, selain karena tadi, keefektifan, keamanan, dan kehalalannya,” tutur dr. Dicky.

    Saat ini, manfaat vaksin booster IndoVac bisa diperoleh melalui fasilitas kesehatan (faskes) milik BUMN Holding Farmasi, yakni Kimia Farma Klinik Diagnostik, juga faskes BUMN lainnya, serta di faskes swasta dengan harga bervariasi.

    Di faskes Bio Farma Group, layanan vaksinasi IndoVac dipatok mulai Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per suntikan. IndoVac juga bisa didapatkan melalui distributor Kimia Farma Trading dan Distribusi (KFTD), serta distributor resmi PT Bio Farma (Persero) lain.

    Tak sebatas vaksin booster Covid-19, dr. Dicky juga meminta agar masyarakat tetap menerapkan kebiasaan new normal dalam keseharian, termasuk memakai masker, menjauhi kerumunan, dan rajin mencuci tangan atau memakai hand sanitizer.

    “Tentu situasinya tidak sama dengan waktu puncak pandemi, tapi ancaman itu ada. Jadi prinsipnya, perilaku hidup sehat 5M itu tetap diperlukan, jangan sampai terjadi dampak-dampak lain ke depannya,” pungkas dr Dicky.

    Sebelumnya, pada awal Januari 2024 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 yang ditetapkan sebagai program imunisasi rutin tetap diberikan secara gratis terhadap dua kelompok, yakni mereka yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali, dan mereka yang sudah menerima minimal satu dosis vaksin.

    Pada kedua kelompok tersebut, sasaran vaksin ditujukan bagi penduduk lansia, lansia dengan komorbid, dewasa dengan komorbid, dan tenaga kesehatan. Kemudian, juga kepada ibu hamil, remaja usia 12 tahun ke atas, dan kelompok usia lain dengan kondisi memiliki gangguan sistem imun berskala sedang sampai berat.

    Sekadar informasi, hingga akhir Desember 2023, Kemenkes mencatat kasus Covid-19 varian JN.1 terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Riau, Kepulauan Riau, serta Kalimantan Utara.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, meminta agar masyarakat segera melengkapi vaksin Covid-19 dan terus menerapkan protokol kesehatan yang sesuai.

    (rea/rir)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jerman Dilanda Gelombang Baru Infeksi Corona

    Jerman Dilanda Gelombang Baru Infeksi Corona

    Jakarta

    Masih banyak orang ingat, pertengahan Desember 2020, Jerman kembali membatasi kehidupan publik. Kebijakan yang disebut sebagai lockdown light ini dimulai awal November, dan dimaksudkan untuk secara signifikan mengurangi jumlah infeksi corona sebelum Natal.

    Namun kebijakan ini gagal total. Angka kejadian dalam 7 hari meningkat menjadi hampir 200 kasus. Pemerintah federal dan negara bagian kemudian memutuskan kembali memberlakukan lockdown. Hanya lima orang dari dua rumah tangga yang diizinkan berkumpul, sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh, dan pemborongan barang kebutuhan pokok secara berlebihan dari toko ritel pun kembali terjadi.

    Tepat tiga tahun kemudian, virus ini telah lama kehilangan kekuatan terornya. Sebagian besar warga Jerman telah divaksinasi dan hampir semua orang punya kekebalan dasar. Namun dokter keluarga di Jerman, seperti Lars Rettstadt kembali kewalahan. Telepon di ruang praktiknya berdering sepanjang waktu.

    “Sekarang masa penularan seperti biasa lagi, banyak yang bersin dan batuk. Saat kami mulai buka pada Senin pagi, sudah ada 70 orang datang tanpa buat janji, laki-laki, perempuan, tua atau muda. Diperkirakan 80% terkena infeksi virus, setengahnya mengidap corona.”

    Hanya sedikit kasus corona berat

    Banyak orang datang ke tempat praktiknya tanpa memakai masker, dan tim dokter keluarga di Dortmund ini kemudian memberikan masker pasien tersebut seharga 50 sen. Rettstadt memanfaatkan kebutuhan tersebut dan menyiapkan jam konsultasi infeksi khusus, yakni mulai tengah hari dan seterusnya, pasiennya juga dapat menghubunginya melalui video.

    Normalitas baru corona di Jerman berarti kebanyakan orang tidak lagi melakukan tes virus secara mandiri. Selain itu, Ketua Asosiasi Dokter Umum Westphalia-Lippe ini hanya menggunakan tes PCR ketika pasien dalam kondisi yang sangat buruk.

    “Kami tidak lagi melihat kasus berat. Saya hanya punya pasien berusia 94 tahun yang terpaksa masuk rumah sakit karena infeksi corona. Sebaliknya, saat ini banyak pasien yang datang dengan keluhan saluran cerna dan sakit kepala sebagai efek samping corona, dan banyak lagi. Kami juga sering memberikan surat keterangan sakit selama dua minggu kepada pasien yang lebih muda karena mereka kelelahan secara fisik dan belum punya daya tahan.”

    Jutaan orang menderita penyakit pernafasan

    Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, mendesak perlunya tindakan kehati-hatian dan melakukan lebih banyak vaksinasi menjelang Natal akibat gelombang baru infeksi virus ini di Jerman.

    Saat ini, angka kejadian dalam 7 hari saat ini berjumlah 38. Sebagai perbandingan, pada puncak gelombang varian Omicron pada musim semi tahun 2022 kasus 7 hari hampir mencapai 2.000.

    Namun gambaran situasi corona yang sebenarnya tidak lagi dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan kejadian yang berlaku selama ini, karena orang-orang sudah jarang melakukan tes mandiri. Namun ini bisa diketahui dari sampel air limbah. Setidaknya 123 instalasi pengolahan limbah terpilih di Jerman menjadi sistem peringatan dini baru karena orang yang terinfeksi mengeluarkan virus sebelum mereka menyadari penyakitnya.

    Ahli virologi di Frankfurt, Martin Stürmer, mengetahui penelitian lain yang menggambarkan sejauh mana sebenarnya gelombang corona saat ini. “Studi SentySurv dari Rhineland-Pfalz secara teratur memeriksa 10.000 peserta menggunakan PCR secara berkala, terlepas dari apakah orang tersebut memiliki gejala atau tidak. Saat ini, insiden 7 hari di Rhineland-Pfalz hampir 3.900. Pada seminggu yang lalu jumlahnya masih di angka 2.600. Jadi kita sudah berada di fase dimana angka corona kembali meningkat secara masif.”

    Gelombang wabah varian Pirola

    Tidak hanya virus corona yang merajalela, tetapi juga infeksi saluran pernapasan biasa seperti influenza atau virus RSV. Pada saat yang sama, Stürmer memberikan gambaran yang jelas: Tidak ada peningkatan signifikan dalam jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien yang dirawat di unit perawatan intensif, atau bahkan kematian akibat corona. Meski demikian, ahli virologi ini menilai infeksi varian baru sedang meningkat.

    “Dalam beberapa hari dan minggu terakhir kita sebenarnya melihat perubahan dari varian penerus Eris ke varian berikutnya, Pirola. Varian asli Pirola mengalami lebih dari 30 mutasi. Sekarang ada varian BA.2.86.1 di Jerman, tetapi di Jerman ada lebih dari 30 mutasi. terutama varian JN.1, jenis varian penerus Pirola lainnya, yang kini bertanggung jawab atas hampir sepertiga pendeteksian,” menurut Stürmer.

    Masker dan vaksinasi tetap penting

    Oleh karena itu, beberapa minggu ke depan akan ada tantangan lain, menurut Stürmer. Ia juga mengimbau kelompok berisiko, yaitu orang yang berusia di atas 60 tahun dan pernah menderita penyakit kronis, untuk segera divaksinasi. Pada saat yang sama, vaksinasi juga memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit Covid jangka panjang, yaitu masalah kesehatan jangka panjang lebih dari empat minggu setelah infeksi.

    “Masyarakat sendiri sering berkata: ‘Saya tidak akan mau lagi pakai masker.’ Ada jarak tertentu atau keengganan untuk melakukan langkah-langkah yang sangat masuk akal. Kesediaan untuk melakukan vaksinasi juga berada pada tingkat yang rendah. Saya pikir ini semua adalah faktor-faktor yang dapat kita tingkatkan secara signifikan melalui komunikasi yang positif dan masuk akal.” (ae/hp)

    Lihat juga Video ‘Perhatian! Masyarakat Indonesia Diminta Segera Vaksin Booster’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu