Topik: vaksin booster

  • Lowongan Kerja PT PAMA Dibuka untuk Fresh Graduate, Buruan Daftar! – Page 3

    Lowongan Kerja PT PAMA Dibuka untuk Fresh Graduate, Buruan Daftar! – Page 3

    1. Corporate Social Responsibility Officer

    Pendaftaran untuk posisi ini dibuka hingga Minggu, 12 Oktober 2025.

    Kualifikasi yang dibutuhkan:

    a. Usia maksimal 27 tahun;

    b. Pendidikan S1, jurusan: Kehutanan, Pertanian, Kesejahteraan Sosial, Peternakan, Perikanan

    Sudah menyelesaikan studi;

    c. IPK minimum 3.00;

    d. Tidak buta warna;

    e. Sudah vaksin booster Covid-19;

    f. Belum pernah mengikuti proses seleksi selama 1 tahun terakhir;

    g. Bersedia bekerja di area job site PAMA (Kalimantan, Sumatera Selatan & Sulawesi);

    h. Bersedia mematuhi seluruh persyaratan perundang-undangan, peraturan perusahaan, dan persyaratan lainnya terkait dengan keselamatan kesehatan kerja, keselamatan operasi & lingkungan hidup. 

    Uraian Pekerjaan:

    a. Mengidentifikasi secara langsung kebutuhan pendidikan dan permasalahan kemasyarakatan akibat adanya kegiatan penambangan;

    b. Membuat program peningkatan taraf pengetahuan dan pendidikan masyarakat dan menjaga keharmonisan hubungan kemasyarakatan.

     

    2. Finance & Administration Officer

    Pendaftaran untuk posisi ini dibuka hingga Jum’at, 17 Oktober 2025.

    Kualifikasi yang dibutuhkan:

    a. Pendidikan D3, Jurusan Akutansi;

    b. Sudah menyelesaikan studi;

    c. IPK minimum 3.00;

    d. Tidak buta warna;

    e. Sudah vaksin booster Covid-19;

    f. Belum pernah mengikuti proses seleksi selama 1 tahun terakhir;

    g. Bersedia bekerja di area job site PAMA (Kalimantan, Sumatera Selatan & Sulawesi);

    h. Belum Pernah mengikuti proses seleksi selama 1 tahun terakhir;

    i. Bersedia mematuhi seluruh persyaratan perundang-undangan, peraturan perusahaan, dan persyaratan lainnya terkait dengan keselamatan kesehatan kerja, keselamatan operasi & lingkungan hidup. 

    Uraian pekerjaan:

    a. Mencatat, memonitor, dan membuat laporan semua transaksi;

    b. Menghitung, memotong dan melaporkan transaksi menjadi objek pajak;

    c. Melakukan pembayaran dan memonitor kas harian.

  • Varian Baru COVID ‘Stratus’ Mewabah di RI, Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar

    Varian Baru COVID ‘Stratus’ Mewabah di RI, Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar

    Jakarta

    Varian baru COVID-19 ‘Stratus’ atau XFG belakangan disorot setelah terdeteksi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui hasil surveilans penyakit pernapasan yang mencakup influenza, COVID-19, dan penyakit pernapasan lainnya.

    Surveilans ini dilakukan secara rutin melalui fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi sentinel, yakni 39 puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan di pintu masuk negara.

    Laporan tersebut mengatakan varian baru COVID XFG atau ‘Stratus’ kini menjadi varian paling dominan di Indonesia.

    “Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” demikian bunyi laporan Kemenkes, dikutip Minggu (27/7/2025).

    Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar Varian Baru COVID Stratus

    Dikutip dari Health Site, kelompok yang paling berisiko terinfeksi varian baru COVID-19, termasuk Stratus adalah mereka yang termasuk dalam kategori rentan, seperti anak-anak, lansia, serta individu dengan penyakit penyerta (komorbid) atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Para ahli menjelaskan menurunnya kekebalan tubuh menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penyebaran varian ini semakin meluas. Efektivitas vaksin booster juga disebut menurun seiring waktu, sementara infeksi alami yang dulu memberikan kekebalan kini mulai jarang terjadi.

    Kondisi ini membuat semakin banyak orang kembali rentan terhadap infeksi COVID-19, termasuk terhadap varian baru seperti Stratus. Para ahli memperingatkan ancaman ini bisa menjadi pemicu gelombang baru infeksi, terutama di kalangan masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster atau memiliki daya tahan tubuh rendah.

    dr Kaywaan Khan, dokter umum di Harley Street dan pendiri Hannah London Clinic juga memperingatkan orang-orang dari semua kelompok usia dan jenis kelamin mungkin rentan jika varian tersebut terus menyebar tanpa terkendali.

    “Tidak seperti varian lain, Stratus memiliki mutasi tertentu pada protein spike, yang dapat membantunya menghindari antibodi yang terbentuk dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya,” kata dr Khan, dikutip dari Financial Express.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Varian Stratus Intai RI

    13 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Jumlah Kematian Pengidap COVID-19 di Indonesia Selama Masa Pandemi

    Jumlah Kematian Pengidap COVID-19 di Indonesia Selama Masa Pandemi

    Jakarta

    Pandemi COVID-19 sempat menjadi permasalahan besar dunia. Selain memengaruhi sistem pelayanan medis, pandemi yang pertama kali muncul di awal 2020 tersebut juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

    Hal tersebut juga dialami oleh Indonesia. Selama masa pandemi, ada jutaan orang yang menjadi pasien, dan tak sedikit juga yang meninggal dunia. Bagaimana situasi pandemi COVID-19 di Indonesia?

    Kasus COVID-19 di RI

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai tahun 2025 Indonesia mencatatkan total kasus positif COVID-19 hingga 6.830.274 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 20 dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

    Sedangkan untuk angka kematian akibat COVID-19 di RI sampai tahun 2025, tercatat ada 162.059 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 11 dengan angka kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia.

    Kondisi COVID-19 di Negara-negara Asia Tenggara

    Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan kasus kematian akibat COVID-19 terbanyak. Pada peringkat kedua ada Filipina dengan 66.864 kasus kematian, lalu ada Vietnam dengan 43.206 kematian.

    Berikut ini rincian lengkapnya:

    Indonesia – 162.059 kematian dari 6.830.274 kasus.Filipina – 66.864 kematian dari 4.140.383 kasus.Vietnam – 43.206 kematian dari 11.624.000 kasus.Malaysia – 37.351 kematian dari 5.329.836 kasus.Thailand – 34.871 kematian dari 5.247.981 kasus.Myanmar – 19.494 kematian dari 643.349 kasus.Kamboja – 3.056 kematian dari 139.326 kasus.Singapura – 2.024 kematian dari 3.006.155 kasus.Brunei – 182 kematian dari 350.550 kasus.Laos – 671 kematian dari 219.060 kasus.

    Harus Tetap Waspada

    Kasus harian dan efek dari infeksi COVID-19 sudah jauh menurun bila dibandingkan semasa pandemi. Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) menuturkan infeksi COVID-19 saat ini sebenarnya lebih mirip dengan flu musiman.

    Gejalanya cenderung lebih ringan lantaran daya tahan tubuh masyarakat jauh lebih baik setelah vaksinasi diberikan.

    “Karena ini sudah dianggap ringan, jadi kita ya untuk kewaspadaan sendiri aja. Terutama untuk orang-orang yang punya komorbid, kemudian orang-orang yang punya orang tua, kemudian anak-anak itu yang rentan terhadap infeksi seperti itu,” kata dr Erlang dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    “Iya betul, perilaku hidup bersih sehat sama seperti COVID yang dulu, pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan itu aja sih,” sambungnya.

    Meski gejalanya cenderung ringan, dr Erlang mengingatkan virus COVID-19 akan selalu ada. Jangan sampai terlena dan tidak menerapkan perlindungan sama sekali, khususnya pada pengidap komorbid seperti diabetes, penyakit paru kronik, jantung, dan sebagainya.

    Infeksi COVID-19 dapat memperburuk masalah kesehatan yang sudah ada.

    “Ya, karena dia penyakitnya ringan, beberapa masyarakat menganggap itu seperti batuk pilek biasa. Ya, kita kan memang normal ya jadi terinfeksi virus seperti itu, batuk pilek dalam satu tahun bisa kena sampai beberapa kali,” tambahnya.

    “Yang jadi masalah sebenarnya, kalau pada orang-orang yang rentan. Seperti anak-anak atau bayi, balita, kemudian orang tua dan yang punya komorbid, itu kadang-kadang infeksi yang sedikit saja, yang ringan saja, itu membuat komorbidnya jadi tambah berat,” jelas dr Erlang.

    Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman beberapa waktu lalu mengimbau untuk vaksinasi booster. Vaksin booster sangat disarankan untuk kelompok-kelompok rentan seperti lansia, orang dengan imunitas rendah, serta orang dengan komorbid atau penyerta.

    Jumlah vaksin gratis yang disediakan saat ini sudah sangat terbatas. Di luar program pemerintah, vaksin COVID-19 masih bisa didapatkan secara mandiri dengan kisaran harga Rp 200 ribuan.

    “Gratis di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Tetapi jumlahnya sudah terbatas,” tutur Aji beberapa waktu lalu.

    Daftar Negara dengan Kasus COVID-19 Terbanyak

    Berikut ini 10 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia:

    Amerika Serikat – 103 juta kasus.China – 99,4 juta kasus.India – 45,1 juta kasus.Prancis – 39 juta kasus.Jerman – 38,4 juta kasus.Brasil – 37,7 juta kasus.Korea Selatan – 34,6 juta kasus.Jepang – 33,8 juta kasus.Italia – 27 juta kasus.Britania Raya – 25,1 juta kasus.

    Berikut ini 10 negara dengan angka kematian COVID-19 terbanyak di dunia:

    Amerika Serikat – 1,2 juta kasus kematian.Brasil – 703 ribu kasus kematian.India – 534 ribu kasus kematian.Rusia – 404 ribu kasus kematian.Meksiko – 335 ribu kasus kematian.Britania Raya – 232 ribu kasus kematian.Peru – 221 ribu kasus kematian.Italia – 199 ribu kasus kematian.Jerman – 175 ribu kasus kematian.Prancis – 168 ribu kasus kematian.

    (avk/tgm)

  • COVID-19 Varian Stratus Naik di Asia, Pakar Soroti Gejala Khas Suara Parau

    COVID-19 Varian Stratus Naik di Asia, Pakar Soroti Gejala Khas Suara Parau

    Jakarta

    Muncul lagi varian COVID-19 baru yang dinamai ‘Stratus’. Varian ini dikategorikan menjadi strain rekombinan keturunan Omicron lantaran menginfeksi seseorang dengan dua strain COVID-19 sekaligus, alias menjadi varian hibrida baru.

    Namanya secara ilmiah dikenal sebagai XFG. Strain ini dianggap lebih menular daripada strain sebelumnya karena mutasi membuat varian tersebut mampu menghindari sistem kekebalan tubuh. Total kasusnya melonjak dari semula 10 persen menjadi hampir 40 persen dari keseluruhan kasus yang tercatat di Inggris. Peningkatan juga terjadi di India.

    “Strain COVID-19 Stratus menyebar dengan cepat,” kata Profesor Lawrence Young, seorang ahli virus di Universitas Warwick kepada MailOnline.

    “Mengingat kekebalan terhadap COVID-19 mulai menurun di masyarakat akibat menurunnya penerimaan vaksin booster dan penurunan infeksi COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir, lebih banyak orang rentan terhadap infeksi XFG dan XFG.3.”

    “Hal ini dapat menyebabkan gelombang infeksi baru, tetapi sulit untuk memprediksi sejauh mana gelombang ini,” tambahnya.

    Gejala Khas Suara Parau

    Sebagian besar gejala Stratus mirip dengan jenis sebelumnya. Menurut layanan kesehatan Inggris, gejala-gejala varian COVID-19 Stratus meliputi sesak napas, kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa, merasa lelah atau letih, suhu tinggi atau menggigil, hidung tersumbat atau berair, badan pegal-pegal, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, gangguan nafsu makan, dan merasa mual.

    Namun, menurut Dr Kaywaan Khan, dokter umum Harley Street dan Pendiri Klinik Hannah London, salah satu gejala varian Stratus yang paling ketara adalah suara serak, yang meliputi suara parau atau hoarse voice.

    Dokter menambahkan gejalanya cenderung ringan hingga sedang secara umum dan jika seseorang dinyatakan positif, mereka harus tinggal di rumah dan mengisolasi diri karena COVID-19 varian Stratus sangat menular.

    Gejala khas yang sama juga disoroti pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia. Meski begitu, kemunculan subvarian baru termasuk rekombinan menurutnya akan terus terjadi dan masyarakat tidak perlu panik.

    “Varian XFG kini telah masuk dalam kategori variant under monitoring (VuM) atau dalam pemantauan sejak akhir Mei 2025 karena penyebarannya yang cukup cepat. XFG merupakan varian rekombinan yang berasal dari subvarian JN.1. Kasusnya saat ini cukup tinggi di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India,” jelasnya kepada detikcom saat dihubungi Senin (7/7/2025).

    “Namun, hingga kini tidak ada indikasi bahwa varian ini menyebabkan peningkatan keparahan atau angka kematian yang signifikan. Memang terjadi gejala khas suara serak atau pecah, tetapi tetap tergolong ringan. Masyarakat tidak perlu panik, karena protokol kesehatan dasar seperti pola hidup bersih dan sehat serta pemakaian masker masih efektif untuk mencegah penularan,” imbaunya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

    Habis Nimbus Terbit Stratus

    6 Konten

    Setelah Nimbus atau NB.1.8.1, variant baru COVID-19 muncul lagi dengan julukan Stratus yang mencakup varian XFG dan XFG.3. Disebut-sebut, salah satu gejala khasnya adalah suara serak dan parau.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Waspada Varian Baru COVID ‘Stratus’ yang Merebak di Inggris, Picu Gejala Tak Biasa

    Waspada Varian Baru COVID ‘Stratus’ yang Merebak di Inggris, Picu Gejala Tak Biasa

    Jakarta

    Para ahli di Inggris memperingatkan kemunculan varian baru COVID-19 bernama ‘Stratus’. Secara ilmiah, varian ini dikenal sebagai XFG dan dianggap lebih menular dibandingkan varian sebelumnya karena mutasi yang memungkinkannya menghindari sistem kekebalan tubuh.

    Menurut data dari UK Health Security Agency (UKHSA), strain ini kini menjadi varian COVID-19 yang dominan di Inggris. Proporsinya meningkat dari sekitar 10 persen pada Mei menjadi hampir 40 persen dari seluruh kasus pada pertengahan Juni.

    Kedua strain Stratus, yakni XFG asli dan varian turunannya XFG.3, disebut ‘menyebar dengan cepat’, kata Profesor Lawrence Young, seorang ahli virologi dari Universitas Warwick, kepada MailOnline, dikutip dari Times of India.

    “Mengingat kekebalan terhadap COVID semakin menurun di masyarakat akibat rendahnya cakupan vaksin booster musim semi dan berkurangnya infeksi COVID dalam beberapa bulan terakhir, maka lebih banyak orang akan rentan terinfeksi XFG dan XFG.3,” ujarnya.

    “Hal ini bisa memicu gelombang infeksi baru, meski sejauh mana penyebarannya masih sulit untuk diprediksi,” tambahnya.

    Sebagian besar gejala varian Stratus mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya. Menurut NHS, gejala-gejala tersebut meliputi sesak napas, kehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa, kelelahan, demam atau menggigil, hidung tersumbat atau berair, nyeri otot, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, hilangnya nafsu makan, dan mual.

    Namun, menurut dokter umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan, salah satu gejala khas varian Stratus adalah suara serak atau parau.

    dr Khan menambahkan, secara umum gejala Stratus cenderung ringan hingga sedang. Meski begitu, jika seseorang dinyatakan positif, ia sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi karena varian ini sangat menular.

    (suc/suc)

  • COVID-19 di Thailand Masih ‘Ngegas’, Picu 72 Ribu Orang Dirawat di RS

    COVID-19 di Thailand Masih ‘Ngegas’, Picu 72 Ribu Orang Dirawat di RS

    Jakarta

    Peningkatan kasus COVID-19 yang sangat tajam di Thailand memicu kekhawatiran masyarakat. Secara nasional, dilaporkan ada 76.161 kasus infeksi dan 40 kematian baru pada seminggu terakhir.

    Menurut Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, data tersebut mencakup kasus dari periode 24 Mei hingga 14 Juni 2025. Kasus-kasus baru tersebut menjadikan total kumulatif infeksi sejak 1 Januari menjadi 476.584 kasus.

    Dari kasus-kasus tersebut, 72.166 dirawat inap di rumah sakit, sementara 3.995 dirawat jalan. Kematian terbaru tersebut menjadikan total jumlah kematian nasional untuk tahun ini menjadi 154 kasus.

    Dikutip dari Bangkok Post, ada lima provinsi di Thailand yang melaporkan kasus tertinggi dalam seminggu terakhir, yakni:

    Bangkok (17.945 kasus)Chon Buri (3.315)Nakhon Ratchasima (3.027)Chiang Mai (2.678)Rayong (1.775)

    Analisis dari Kelompok Usia

    Berdasarkan analisis kelompok usia, populasi lansia yang berusia 60 tahun ke atas tetap menjadi yang paling rentan dari COVID-19. Disebutkan, jumlah kasus COVID-19 pada lansia sebanyak 14.757.

    Kelompok usia yang paling terdampak berikutnya adalah 30-39 tahun sebanyak 14.561 kasus dan 20-29 tahun 13.889 kasus. Keduanya merupakan kelompok usia kerja yang sangat aktif dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi.

    Grafik tren kasus mingguan dari DDC menunjukkan bahwa jumlah infeksi terus meningkat hingga minggu ke-24, yang menyoroti penularan berkelanjutan di seluruh negeri. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan Thailand terus mengimbau masyarakat untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan penyakit.

    Mulai dari memakai masker di tempat-tempat ramai, menjaga kebersihan tangan, dan menerima vaksin booster terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi.

    Pada kesempatan berbeda, Dr Thira Woratanarat dari Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn mengatakan melalui laman Facebook-nya bahwa COVID-19 telah merenggut 116 nyawa selama empat minggu terakhir. Angka yang 29 kali lebih tinggi daripada influenza musiman, dan hampir empat kali lebih tinggi daripada kematian yang disebabkan oleh bentuk pneumonia lainnya.

    Peringatan Dr Thira menekankan bahwa COVID-19 tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang serius. Ia juga menambahkan bahwa rasa puas diri dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kematian jika tindakan pencegahan diabaikan.

    Meningkatnya jumlah korban telah mengintensifkan seruan untuk kewaspadaan dan tindakan pencegahan publik yang baru, terutama karena Thailand terus melewati fase endemik COVID-19 dengan jumlah kasus yang terus bertambah.

    (sao/kna)

  • Kasus COVID-19 Naik, Warga Malaysia Ramai-ramai Pengin Vaksin Booster

    Kasus COVID-19 Naik, Warga Malaysia Ramai-ramai Pengin Vaksin Booster

    Jakarta

    Praktisi kesehatan melihat minat baru terhadap vaksinasi dan booster untuk COVID-19, khususnya di antara populasi yang rentan. Hal ini terjadi di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan di negara-negara tetangga.

    Dokter umum Dr Parmjit Singh mengatakan minat vaksinasi booster muncul kembali karena warga sangat waspada mengingat meningkatnya kasus varian baru COVID-19 di Thailand dan Singapura.

    “Sangat penting bagi individu yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksinasi terbaru guna mempertahankan perlindungan yang kuat, terutama terhadap varian yang muncul,” jelasnya yang dikutip dari The Straits Times.

    Dr Parmjit menunjukkan bahwa meski situasi COVID-19 di Malaysia mungkin tampak stabil, tetapi virus itu belum sepenuhnya hilang.

    “Warga Malaysia diimbau untuk menjaga kebersihan dengan baik, memakai masker di tempat yang ramai atau tertutup, dan mencari pertolongan medis jika muncul gejala,” terang Dr Parmjit.

    “Kesadaran publik yang berkelanjutan dan perilaku yang bertanggung jawab adalah kunci untuk mencegah lonjakan kasus lainnya. Varian baru dapat menyebar lintas batas melalui perjalanan dan interaksi masyarakat,” sambungnya.

    Salah satu orang yang masuk dalam kelompok rentan lansia di Malaysia, B Premala (68), mengatakan telah divaksinasi dan juga menerima satu suntikan booster pada 2021. Tetapi, ia mengatakan tidak mau lagi menerima suntikan keempat.

    “Saya berhati-hati dan memakai masker saat pergi ke tempat ramai. Saya sadar bahwa karena usia, saya rentan terhadap virus, tetapi saya tetap berhati-hati,” ucapnya.

    NEXT: Perkiraan penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Malaysia

    Perkiraan Penyebab Kenaikan Kasus COVID-19 di Malaysia

    Dr Parmjit mengungkapkan salah satu hal yang dikaitkan dengan peningkatan kasus COVID-19, yakni masalah cuaca. Tetapi, sampai saat ini tidak ada bukti pasti bahwa cuaca yang kering dapat meningkatkan lonjakan kasus COVID-19.

    “Perubahan cuaca dapat mempengaruhi perilaku manusia. Orang mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan ber-AC selama musim panas dan kering, yang dapat meningkatkan risiko penularan virus,” bebernya.

    “Penyebaran virus bergantung pada faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, cakupan vaksinasi, tindakan kesehatan masyarakat, dan perilaku individu,” tegas Dr Parmjit.

    Senada dengan Dr Parmjit, Ketua Komite Kesehatan Penang, Malaysia, Daniel Gooi mengatakan belum ada bukti bahwa cuaca yang kering dan panas dapat meningkatkan penularan COVID-19.

    Namun, kenaikan kasus COVID-19 yang signifikan di negara bagian itu terjadi selama hari libur besar. Selain itu, bisa juga karena periode perayaan karena meningkatnya perjalanan, pelonggaran tindakan pencegahan, dan pertemuan sosial.

    “Meskipun tidak ada bukti bahwa cuaca kering meningkatkan penularan COVID-19 di Malaysia, kondisi panas dan kering dapat menyebabkan lebih banyak pertemuan di dalam ruangan. Ini dapat memfasilitasi penyebaran virus,” pungkasnya.

  • Deretan Negara di Asia yang Laporkan Peningkatan Kasus COVID-19

    Deretan Negara di Asia yang Laporkan Peningkatan Kasus COVID-19

    Jakarta

    Banyak negara di Asia yang melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19. Hal ini dipicu oleh munculnya subvarian Corona baru, salah satunya NB.1.8.1 yang mengkhawatirkan.

    Selain itu, ada beberapa varian COVID-19 yang juga tersebar di beberapa negara. Varian itu meliputi XEC, JN.1, hingga LF.7.

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut deretan negara di Asia yang melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19:

    Korea Selatan

    Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea melaporkan kasus COVID-19 yang dihitung melalui rumah sakit dan klinik pengawasan penyakit pernapasan, tercatat 8,8 persen selama minggu 18-24 Mei (minggu ke-21), menunjukkan tren peningkatan selama dua minggu berturut-turut.

    Komunitas medis juga memantau dengan cermat kemungkinan munculnya kembali penyakit menular. Komite Tanggap Penyakit Menular dari Asosiasi Medis Korea (KMA) menyatakan pada kesempatan yang sama.

    “Meskipun COVID-19 tersebar luas di luar negeri, virus pernapasan akut seperti rhinovirus, virus influenza B, dan virus parainfluenza secara bersamaan tersebar luas di Korea. Sehingga diperlukan kehati-hatian khusus,” terang komunitas tersebut, dikutip dari Business Korea.

    KMA mencatat jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut menunjukkan sedikit peningkatan sejak pertengahan Mei. Melihat virus varian Omicron meningkat, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar tentang kebangkitan COVID-19.

    Hong Kong

    Hong Kong melaporkan adanya kenaikan kasus COVID-19 yang diperkirakan akan tetap tinggi selama satu atau dua bulan ke depan.

    Dikutip dari South China Morning Post, pusat perlindungan kesehatan juga mendesak kelompok berisiko tinggi untuk segera mendapatkan vaksin booster untuk mengurangi kemungkinan komplikasi serius, hingga kematian.

    Pengawas pusat tersebut, Dr Edwin Tsui Lok-kin menjelaskan bahwa virus Corona telah berubah menjadi penyakit endemik dengan pola siklus. Peningkatan kasus biasanya diperkirakan terjadi setiap enam hingga sembilan bulan.

    “Hong Kong telah mengalami peningkatan kasus COVID-19 sejak April 2025, lebih dari setengah tahun setelah peningkatan terakhir pada Juli dan Agustus 2024,” terang Tsui.

    Ia mengatakan bahwa aktivitas virus akan relatif tinggi dalam jangka pendek, sebelum berangsur-angsur mereda selama satu atau dua bulan ke depan.

    Thailand

    Dikutip dari Nation Thailand, data per 30 Mei 2025 menunjukkan 41.283 kasus baru, sehingga total kasus tahun ini menjadi 257.280. Dilaporkan juga ada dua kasus kematian baru, sehingga total kematian menjadi 52.

    Wilayah Bangkok mencatat kasus terbanyak, diikuti Provinsi Chonburi, dengan tingkat infeksi tertinggi di kalangan orang dewasa usia kerja, pelajar, anak-anak, dan populasi lansia.

    Masyarakat diimbau untuk memantau situasi, terutama karena varian NB.1.8.1 terus menyebar dengan cepat di berbagai wilayah. Meskipun situasi di Thailand belum mencapai level tertinggi, perjalanan internasional dan musim hujan, yang sering kali membawa penyakit pernapasan, dapat mempercepat wabah di masa mendatang.

    Next: Singapura dan Malaysia

    Singapura

    Negara tetangga Indonesia, yakni Singapura juga melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19. Singapura mengalami peningkatan tajam dalam kasus COVID-19, dengan ratusan infeksi baru dilaporkan setiap hari.

    Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh varian NB.1.8.1. Kasus rawat inap juga meningkat menjadi rata-rata 350 per hari, naik dari 225 pada minggu sebelumnya. Sementara rawat inap ICU harian telah meningkat menjadi sembilan kasus.

    Malaysia

    Dikutip dari Malay Mail, situasi COVID-19 masih terkendali dan di bawah level waspada. Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan total ada 11.727 kasus COVID-19 telah tercatat sejak Minggu Epidemiologi (MEP) 1 hingga 19 di tahun ini, dengan tren penurunan yang terus berlanjut sejak awal tahun.

    “Jumlah kasus tertinggi tercatat dalam beberapa minggu pertama tahun ini dengan 960 kasus pada Minggu I/2025 dan 1.229 kasus pada Minggu II/2025 dan Minggu III/2025,” kata Kemenkes.

    “Kasus harian menunjukkan tren penurunan terus-menerus hingga mencapai 210 kasus pada Minggu I/15/2025,” kata pernyataan yang dikeluarkan hari ini.”

    Untuk periode Minggu I/16 hingga Minggu I/19, pernyataan tersebut mengatakan bahwa rata-rata sekitar 600 kasus per minggu tercatat.

    Kementerian Kesehatan meyakinkan masyarakat bahwa angka tersebut masih di bawah ambang batas peringatan dan tindakan pengendalian yang tepat sedang dilaksanakan.

  • Terima Ribuan Vaksin PMK, Disnakkan Bondowoso Sasar Sapi, Domba, dan Kambing

    Terima Ribuan Vaksin PMK, Disnakkan Bondowoso Sasar Sapi, Domba, dan Kambing

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso kembali menerima vaksin PMK atau penyakit mulut dan kuku (PMK).

    Jumlahnya mancapai 18.000 dosis. Jika ditotal dengan tahap pertama, maka total mencapai 21 ribuan dosis yang sudah diterima Bondowoso. Baik dari Pemprov atau pun Pemerintah pusat.

    Untuk diketahui pada tahap pertama sekitar Januari 2025 kemarin, telah diterima 3.525 dosis. Dan sudah disuntikkan pada hewan ternak sapi.

    Menurut Kabid Keswan Kesmavet dan P2HP pada Disnakkan Bondowoso, drh. Cendy Herdiawan, pihaknya hanya menerima bantuan vaksin saja. Tak ada bantuan alat suntiknya.

    Kendati, informasinya dari APBD kabupaten Bondowoso akan ada alokasi untuk pengadaan alat suntik. Namun, masih menyusul.

    “Alhamdulillahnya, masih ada alat suntik yang kemarin,” jelasnya dikonfirmasi TribunJatim.com pada Selasa (25/2/2025).

    Ia menerangkan, belasan ribu dosis vaksin ini selanjutnya disuntikkan pada sapi, domba dan kambing. Baik sebagai vaksin booster, vaksin pertama, atau pun vaksin ke dua.

    Disinggung  perihal menyasar kambing dan domba juga, kata Cendy, karena kasus PMK pada sapi sudah melandai se Indonesia. Sehingga, sudah diperbolehkan juga vaksin dilakukan pada domba dan kambing.

    Sementara di lain sisi, vaksin kambing atau domba sudah memasuki enam bulan vaksin pertama. Perlu, dilakukan vaksin booster lagi.

    Lebih-lebih dalam sebulan ini PMK mulai menyasar kambing. Bahkan, sudah ada 4 kasus kendati tak ada yang mati atau pun kondisinya parah.

    “Ada kasus, tapi tak sampai lima ekor kok. Dan sudah sembuh, sudah kapan hari itu,” ungkapnya.

    Ia menegaskan, kambing yang terpapar PMK tak separah sapi. Kendati begitu, pihaknya tetap menyuntikkan vaksin PMK pada kambing dan domba sebagai upaya antisipasi.

    Sementara untuk kasus PMK sapi, di Bondowoso tercatat hingga saat ini menurun signifikan dari 200 lebih kasus. Sekarang yang masih sakit sekitar 50an ekor. Terlebih, pasca ada penyuntikan vaksin.

    Untuk kasus sapi mati, masih tetap seperti data sebelumnya yakni 4 ekor sapi mati.

    “Tak ada tambahan jumlah kasus mati karena PMK,” urainya.

    Menurutnya, vaksin yang diterima ini masih kurang dari kebutuhan. Karena, jika merunut pada kebutuhan satu tahun lalu, mencapai 70 ribu dosis.

    Namun begitu, pihaknya mendengar infonya akan ada dropping vaksin lagi. 

    “Cuma kita belum tahu, kapan dan jumlahnya berapa,” pungkasnya.

  • Loker PAMA 2025: 7 Posisi Dibuka untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Batas Akhir 16 Februari 2025

    Loker PAMA 2025: 7 Posisi Dibuka untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Batas Akhir 16 Februari 2025

    Loker PAMA 2025: 7 Posisi Dibuka untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Batas Akhir 16 Februari 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut informasi lowongan kerja terbaru hari ini Rabu (12/2/2025).

    Saat ini PT Pamapersada Nusantara (PAMA) kembali membuka lowongan pekerjaan.

    Terdapat tujuh posisi yang dibuka PT Pamapersada Nusantara (PAMA).

    Posisi tersebut adalah 

    Supply Management Group Leader
    Receiving & Binning Admin
    Purchasing Admin
    Human Capital Officer
    General Services Group Leader
    Finance & Administration Officer
    IT Service Group Leader

    Kabar baiknya, lowongan kerja Pamapersada ini terbuka untuk lulusan pendidikan minimal SMA Sederajat, D3, dan S1. 

    Periode pendaftaran lowongan kerja ini dibuka hingga 16 Februari 2025. 

    Pendaftaran dilakukan melalui link INI 

    Sebagai informasi PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan kontraktor penambangan dan konstruksi di Indonesia. PAMA juga melayani pembangunan bendungan dan jalan raya. 

    Persyaratan Pelamar

    Dikutip dari Instagram resmi @join_pamapersada, simak persyaratan umum dan khusus lowongan kerja PAMA untuk ketujuh posisi yang dibuka di bawah ini.

    Syarat Umum:

    Usia maksimal 27 tahun
    Sudah menyelesaikan studi
    IPK minimum 3.00
    Tidak buta warna
    Sudah vaksin booster Covid-19
    Diutamakan pelamar yang memiliki KTP & berdomisili di Banjarmasin (IT Services GL, HC Officer, FA Officer)
    Belum pernah mengikuti proses seleksi selama 1 tahun terakhir di PAMA
    Bersedia mematuhi seluruh persyaratan perundang undangan, peraturan perusahaan dan persyaratan lainnya terkait dengan Keselamatan Kesehatan Kerja, Keselamatan Operasi & Lingkungan Hidup.
    Syarat Khusus:

    1. Supply Management Group Leader

    Jenjang pendidikan D3, jurusan: Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Listrik, Industri, Teknik Logistik, Teknik Informatika, Teknik Kimia,  Teknik Sipil, Manajemen, Kimia & Fisika, Matematika, Statistika.

    2. Receiving & Binning Admin

    Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA, diutamakan menguasai Ms.Office, terutama dalam proses pengolahan data, dokumentasi dan administrasi dokumen ekspedisi.

    3. Purchasing Admin

    Jenjang pendidikan SMA/SMK/MA, diutamakan menguasai Ms.Office, terutama dalam proses pengolahan data, dokumentasi dan administrasi dokumen vendor/supplier.

    4. IT Service Group Leader

    Jenjang pendidikan D3, jurusan: Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Sistem Informatika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Komputer.

    5. Human Capital Officer

    Jenjang pendidikan S1 Manajemen, Teknik Industri, Psikologi, Hukum

    6. General Service Group Leader

    Jenjang pendidikan D3 jurusan: Teknik Mesin, Teknik Elektronika, Teknik Listrik, Teknik Sipil, Teknik Transportasi, Administrasi Bisnis, Pariwisata & Perhotelan, dan Gizi.

    7. Finance & Administrator Officer

    Jenjang pendidikan D3 Keuangan, Akuntansi