Kado Hardiknas 2025: Beasiswa Diperluas, Tunjangan Guru-Dosen Jadi Prioritas
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pemerintah memberikan kabar baik untuk para guru dan dunia pendidikan dalam
Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) yang jatuh pada Jumat (2/5/2025) kemarin.
Kabar baik ini sejalan dengan cita-cita Presiden
Prabowo Subianto
yang ingin memberikan pendidikan terbaik dari pemerintahan yang ia pimpin.
Atas dasar itulah, Prabowo mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), di mana pendidikan mendapatkan alokasi hingga 22 persen pada 2025.
Bahkan, Kepala Negara mengungkapkan, ada alokasi anggaran sebesar hampir Rp 17 triliun untuk memperbaiki seluruh sekolah di Indonesia.
“Pendidikan lah yang menentukan apakah negara ini mau menjadi negara miskin atau negara ini mau menjadi negara yang baik untuk rakyatnya,” ujar Prabowo saat menghadiri acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025).
Lantas, apa saja kabar baik tersebut?
Kabar baik pertama adalah program renovasi sekolah, menyusul masih banyaknya sekolah yang berada dalam keadaan rusak.
Saat mengikuti Hari Pendidikan Nasional di SD Cimahpar 5, Prabowo bahkan menyatakan akan menghemat anggaran untuk memperbaiki sekolah.
Sebab ia tidak memungkiri, anggaran yang ia sisihkan dalam APBN memang belum cukup untuk memperbaiki seluruh sekolah di Indonesia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti menyebut, akan ada puluhan ribu sekolah yang direnovasi tahun ini.
“Untuk
launching
pembangunan sekolah kita rencanakan tahun ini akan dibangun atau direnovasi 10.440 sekolah,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti.
Kepala Negara juga memberikan bantuan untuk guru honorer. Rencana pemberian bantuan ini termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diluncurkan kemarin.
Adapun besaran bantuan untuk guru honorer yang diberikan mencapai Rp 300.000 per bulan.
Pemerintah juga akan menyiapkan bantuan untuk guru yang belum lulus sarjana atau S1 sebesar Rp 3 juta per semester.
Tak hanya itu, pemerintah menyatakan
tunjangan guru
dan dosen bakal menjadi prioritas utama.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyebut, guru dan dosen merupakan fondasi bagi kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga perlu untuk mendapatkan kesejahteraan.
“Tunjangan profesi, tunjangan kinerja bagi guru dan dosen terus menjadi prioritas karena kesejahteraan pendidik adalah fondasi kualitas pendidikan,” bebernya di kesempatan yang sama.
Brian bilang, kebijakan itu diperkuat untuk mewujudkan komitmen memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan.
Untuk para pelajar termasuk mahasiswa, pihaknya akan memperluas akses beasiswa.
Adapun beasiswa yang dimaksud, yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP), beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), KIP Kuliah, hingga beasiswa inovasi.
“Memperluas akses beasiswa: dari Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP Kuliah, LPDP, hingga beasiswa riset dan inovasi di dalam dan luar negeri. Kebijakan pemerintah memastikan tidak ada pengurangan anggaran untuk berbagai program beasiswa ini,” ungkap Brian.
Brian menyadari sepenuhnya bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang bangsa.
“Perhatian terhadap sektor pendidikan terus diperkuat, bukan hanya dalam retorika, tetapi dalam kebijakan nyata yang relevan dan tepat sasaran,” kata dia menjelaskan.
Seiring dengan itu, pemerintah menyatakan tidak ada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun ini. Hal ini juga mengacu pada pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pendidikan itu dijamin untuk semua masyarakat Indonesia.
Tidak adanya kenaikan UKT ini disampaikan Brian saat menemui mahasiswa yang berdemo.
“Jadi, kita yakinkan bahwa tidak ada kenaikan UKT. Meskipun begitu, kita terus mendorong beasiswa-beasiswa,” jelas Brian.
Ia sudah mengingatkan setiap rektor di perguruan tinggi agar tidak memutus pendidikan mahasiswa yang tidak bisa membayar UKT. Apabila masih ada mahasiswa yang putus kuliah karena UKT, Brian meminta mahasiswa melaporkan.
“Saya selalu menekankan ke teman-teman rektor, jangan sampai ada mahasiswa yang putus hanya karena masalah ekonomi,” kata dia.
Kemudian, untuk penyamarataan akses, Prabowo berencana mengumpulkan ratusan guru terbaik yang dipusatkan di studio untuk mengajar daring ke seluruh sekolah di Indonesia.
Rencana ini adalah bagian dari upaya digitalisasi di sekolah.
“Nanti akan kita kumpulkan beberapa ratus guru terbaik, kita pusatkan di sebuah studio dan dia akan mengajar di seluruh sekolah Indonesia,” ucap Prabowo.
Kepala Negara berharap, digitalisasi sekolah bakal berlangsung dalam dua bulan ke depan.
Masih dalam program digitalisasi sekolah, Kepala Negara menargetkan seluruh sekolah memiliki televisi besar pada pertengahan tahun 2026 untuk menunjang pembelajaran.
Prabowo mengatakan, penyediaan layar televisi itu akan sangat bermanfaat bagi para pelajar, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Kita berharap sasaran saya adalah dalam satu tahun pertengahan 2026 semua sekolah di Indonesia bisa mendapat layar televisi tersebut. Mudah-mudahan ini bisa tercapai,” ucap Prabowo.
Harapannya, pelajar di daerah-daerah 3T dapat mengakses pelajaran lewat televisi tersebut apabila mereka tidak mendapatkan guru yang ahli sejumlah bidang.
“Ini bisa bermanfaat untuk sekolah-sekolah, apalagi di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah terluar, ataupun di daerah-daerah kota dan sebagainya yang mengalami kesulitan mendapat bahan atau mendapat guru yang ahli di bidang-bidang tertentu,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Uang Kuliah Tunggal
-
/data/photo/2025/03/12/67d129187c7bc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Monolog Gibran: Dari Bonus Demografi hingga Film Jumbo Nasional
Monolog Gibran: Dari Bonus Demografi hingga Film Jumbo
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Presiden (Wapres)
Gibran Rakabuming Raka
tiba-tiba berbicara mengenai bonus demografi yang sedang terjadi di Indonesia.
Gibran berpandangan, Indonesia saat ini berada dalam momen yang sangat menentukan di tengah tantangan global, baik itu perang dagang, geopolitik, hingga perubahan iklim.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara besar tetap harus tumbuh, lincah, dan adaptif.
“Teman-teman, tantangan ini memang ada. Bahkan begitu besar, tapi yakinlah peluang kita juga jauh lebih besar,” kata Gibran dalam video yang diunggah di kanal Youtube pribadinya, Sabtu (19/4/2025).
Gibran mengatakan, lebih dari separuh atau sebanyak 208 juta penduduk Indonesia pada kurun 2030-2045 akan berada pada usia produktif.
“Sebuah kondisi yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban sebuah bangsa. Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif,” kata Gibran.
Menurutnya, ini merupakan peluang besar dan kesempatan emas untuk mengelola bonus demografi.
“Agar bukan menjadi sekadar bonus, bukan menjadi sekadar angka statistik yang fantastis, tapi sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia,” sambungnya.
Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu mendorong generasi muda untuk menyiapkan diri, memiliki mimpi besar, dan keberanian membuat terobosan.
Ia juga mengingatkan generasi muda untuk beradaptasi dan menjadi tonggak kemajuan.
“Karena penentu di era kompetisi saat ini bukan siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling cepat belajar, cepat beradaptasi, dan cepat memanfaatkan peluang,” ujar Gibran.
Gibran pun menyinggung keberhasilan film Jumbo sebagai tanda era baru industri film animasi Indonesia.
Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, jumlah penonton film Jumbo di bioskop yang dibuat animator muda Indonesia saat ini sudah menembus 4 juta.
“Akan ditayangkan di 17 negara Asia dan Eropa. Ini menjadi era baru industri animasi Indonesia,” ujar Gibran.
Gibran mengatakan, pencapaian film Jumbo menjadi bukti kemampuan anak muda Indonesia.
Selain film Jumbo, menurutnya, kemampuan generasi muda juga terlihat dari keberhasilan Timnas Indonesia usia 17 tahun (Timnas U-17) yang lolos kualifikasi Piala Dunia.
Oleh karenanya, kata dia, generasi muda yang jumlahnya akan mencapai puncak pada 2030-2045 bukan sekadar bonus demografi, melainkan jawaban masa depan.
“Kita lihat sendiri saat ini banyak anak-anak muda kita yang sudah tampil di garis depan,” ujar Gibran.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, Gibran tengah mencoba untuk menciptakan momentum dengan berbicara monolog mengenai bonus demografi.
Adi mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, eksposur atau sorotan publik kepada Gibran kurang signifikan.
Meski sempat meluncurkan program Lapor Mas Wapres hingga blusukan ke berbagai tempat, namun efeknya tidak berlangsung lama.
“Praktis setelah itu, ya, sudah berbulan-bulan, publik tidak pernah melihat Gibran yang bisa dilihat oleh publik dari seorang Wakil Presiden Republik Indonesia,” kata Adi saat dihubungi
Kompas.com
melalui sambungan telepon, Sabtu (19/4/2025).
Menurut Adi, secara normatif data yang disampaikan Gibran seperti puncak bonus demografi pada 2030 hingga 2040 tidak terbantahkan.
Secara alamiah, meskipun tidak dilemparkan menjadi isu kepada publik, tonggak kepemimpinan pada masa mendatang akan dipegang pemuda hari ini.
“Jadi, bagi saya sih sebenarnya ini bagian dari upaya untuk menciptakan momentum politik, wakil presiden itu mampu membangun satu jurus diskursus,” ujar Adi.
Namun, kata Adi, perbincangan mengenai bonus demografi menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana pemerintah menyiapkan anak muda untuk masa mendatang.
Ia berpendapat, pemerintah belum serius dan menyeluruh dalam menyiapkan anak muda.
Banyak anak muda hari ini justru tidak bisa melanjutkan sekolah di bangku SMA atau kuliah. Di antaranya karena masalah biaya pendidikan yang mahal.
Adi pun mengamini persoalan uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri yang naik beberapa waktu terakhir.
“Replika anak-anak muda hari ini, anggaplah yang umur 18 tahun sampai 30-35 tahun, adalah mereka yang memang
mostly
kesulitan untuk mencari kerjaan,” tutur Adi.
“Kebanyakan mereka yang sulit untuk menyelesaikan sekolah SMA dan S1-nya,” tambahnya.
Berkaca dari kondisi ini, Adi melihat bonus demografi sudah lama menjadi komoditas yang digoreng elite politik.
Isu demografi dan anak muda menjadi pemanis dalam banyak pembicaraan bahwa anak muda merupakan generasi emas yang harus disiapkan pada masa mendatang.
“Artinya apa? Bonus demografi itu sudah sejak lama menjadi dagangan politik elite,” kata Adi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Jokowi “Lebih Suka” Ditanya Ijazah
GELORA.CO – BEBERAPA waktu terakhir, publik ramai memperbincangkan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Perdebatan sengit terjadi di media sosial, pengadilan hingga ruang-ruang diskusi ilmiah. Namun bagi banyak rakyat yang hidup di bawah tekanan ekonomi, isu paling mendasar bukanlah apakah ijazah itu asli atau palsu, melainkan sejauh mana lulusan atau pemilik ijazah tersebut membawa perubahan nyata bagi bangsa ini.
Pertanyaannya yang esensial, apa arti selembar ijazah jika setelah 10 tahun memimpin, rakyat justru semakin susah? Apa gunanya legalitas akademik jika realitas kehidupan rakyat jauh dari kesejahteraan?
Inilah inti yang harus kita renungkan bersama, bukan semata mempertanyaan ijazah Jokowi. Barangkali Jokowi lebih senang ditanya soal keaslian ijazahnya ketimbang ditanya terkait utang negara dan kegagalan ekonomi dll. Selama satu dekade Jokowi memimpin Indonesia (2014-2024), apakah kita sebagai bangsa semakin dewasa, sejahtera, dan merdeka secara ekonomi dan berpikir? Atau justru semakin tergantung pada utang, semakin dalam jurang ketimpangan sosial, dan kian jauh dari cita-cita para pendiri bangsa?
Suka tidak suka, sadar atau tidak, kita sedang hidup di zaman yang getir. Zaman yang membuat banyak keluarga Indonesia, terutama di lapisan bawah, hanya bisa menjalani hari demi hari tanpa sempat merancang masa depan. Hidup terlalu mahal, terlalu keras, dan terlalu sempit untuk sekadar bermimpi.
Dulu, orang tua kita, entah seorang pegawai negeri di kecamatan, seorang guru, atau bahkan petani di desa masih bisa memikirkan satu hal penting dalam hidup yakni pendidikan anak-anaknya. Di meja makan sederhana yang penuh canda dan kehangatan, mereka masih bisa bertanya pada anaknya yang baru lulus SMA, “Mau kuliah di mana, Nak? Atau kamu lebih tertarik masuk Akmil (Akademi Militer) atau Akpol (Akademi Kepolisian)”. Pertanyaan sederhana yang penuh harapan.
Kini, meja makan mungkin tak lagi penuh. Bukan karena nggak ada anak-anak, tapi karena tak ada yang bisa dimakan bersama. Banyak dari kita yang hidup di era ini bahkan tak mampu merencanakan satu minggu ke depan, apalagi membayangkan menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi. Bisa makan hari ini dan esok saja sudah cukup membuat kita bersyukur.
Jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang (BPS). Angka ini stagnan sejak 2019, bahkan cenderung meningkat jika menghitung mereka yang hidup nyaris miskin (near poor).
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2024 berada di 5,32 persen atau sekitar 7,2 juta orang. Kebanyakan adalah lulusan SMA/SMK, usia muda, usia produktif.
Biaya kuliah makin mahal: Di universitas negeri, UKT semester awal bisa mencapai Rp7-15 juta. Gaji minimum (UMR) di banyak daerah masih hanya sekitar Rp2,5 juta.
Rasio Gini Indonesia pada 2023 sebesar 0,388, menandakan ketimpangan yang tinggi. Di Jakarta bahkan mencapai 0,419 (BPS), artinya sebagian kecil orang menguasai sebagian besar kekayaan kota.
Sekitar era tahun 70 hingga awal 2000-an, seorang petani atau buruh masih bisa membiayai anaknya kuliah. Tak banyak, tapi cukup untuk bermimpi. Sekarang?
Pendapatan petani Indonesia rata-rata hanya Rp1,8 juta per bulan (Susenas, 2023). Harga pupuk naik, hasil panen tak stabil, pasar dikuasai tengkulak. Anak-anak mereka bahkan sulit menyelesaikan SMA, apalagi kuliah.
Pemerintah memang masih memberikan Bansos, KIP Kuliah atau beasiswa, tapi akses dan kuotanya terbatas. Tidak semua yang miskin bisa kuliah. Bahkan yang cerdas pun harus berjuang sendiri.
Alih-alih membereskan pendidikan, pertanian, dan kesehatan, pemerintahan Jokowi justru memilih megaproyek infrastruktur raksasa: jalan tol, kereta cepat, bandara, dan tentu saja pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan.
Laporan Bank Dunia (2023) menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur Indonesia belum cukup inklusif dan tidak serta-merta mengurangi kemiskinan. Proyek besar menguntungkan investor dan elite, tetapi tidak menyentuh kebutuhan dasar rakyat kecil.
Belajar dari Vietnam dan Bangladesh
Vietnam berhasil menurunkan kemiskinan dari 58 persen (1993) menjadi di bawah 2 persen (2020), bukan dengan jalan tol atau kereta cepat, tapi dengan subsidi pertanian, pendidikan gratis, dan koperasi petani.
Bangladesh yang dulunya salah satu negara termiskin di dunia kini menjadi pusat industri tekstil Asia. Mereka fokus pada pemberdayaan perempuan, pendidikan dasar gratis, dan pemberian modal mikro bagi rakyat kecil.
Penutup
Kita bisa perdebatkan ijazah Jokowi, tapi yang lebih penting adalah menilai hasil nyata dari 10 tahun pemerintahannya, Apakah rakyat lebih pintar? Apakah kita lebih berdaulat secara pangan dan energi? Apakah anak-anak Indonesia bisa bermimpi kuliah dengan tenang?
Jika jawabannya tidak, maka rakyat berhak marah, bukan karena ijazah, tapi karena harapan yang dirampas, cita-cita yang ditunda, dan mimpi yang mati perlahan.
Mungkin kita tidak bisa kembali ke masa 1990-an, tapi kita bisa belajar dari semangat orang tua kita dulu percaya bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Maka perjuangan hari ini adalah memastikan anak-anak kita bisa kembali bermimpi.
Bangkit bukan pilihan, tapi keharusan. Kita harus sadar, bersatu, dan memperjuangkan masa depan yang adil dan setara. Bukan dengan harapan palsu atau pencitraan politik, tapi dengan kebijakan yang benar-benar berpihak pada rakyat.
-

Pertamina Berikan Beasiswa untuk Dorong Akses Pendidikan Local Hero
PIKIRAN RAKYAT – Upaya meningkatkan akses pendidikan masyarakat, PT Pertamina (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dan dijalankan oleh Pertamina Foundation, memberikan beasiswa pendidikan kepada 44 local heroes ataupun keluarganya.Local Heroes adalah individu dari komunitas binaan Pertamina yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan kapasitas mereka di bidang energi terbarukan, kemandirian energi, dan kemandirian masyarakat di daerah masing-masing.
Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto menjelaskan bahwa beasiswa ini sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi local hero.
“Beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi kami kepada para local heroes yang telah menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan program TJSL Pertamina. Mereka lebih dari sekadar penerima manfaat melainkan penerus manfaat sehingga tercipta kemandirian masyarakat di sekitarnya,” ujar Rudi.
Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo menyampaikan bahwa penerima beasiswa ini berjenjang mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
“Penerima beasiswa ini berjenjang mulai dari tingkat tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, di antaranya 33 mahasiswa perguruan tinggi, 6 siswa sekolah menengah atas (SMA) atau kejuruan (SMK), 4 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan 1 siswa sekolah dasar (SD). Bantuan pendidikan yang diberikan meliputi bantuan biaya SPP/UKT atau sekolah dan biaya hidup. Selain itu, mereka juga didorong untuk melakukan green initiative program melalui Aksi Sobat Bumi,” ujar Bulo.
Penerima beasiswa termuda, Aqila Raysha Muchtar, merupakan seorang siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sukajaya dan local hero PHE Jambi Merang Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina. Aqila disebut sebagai local hero karena perannya sebagai pelopor penggerak lingkungan di wilayah tempat tinggalnya di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan.
Aqila dan teman-temannya rutin untuk melakukan pendampingan, pelatihan, dan penyuluhan tentang gaya hidup ramah lingkungan bagi kelompok Penggerak Peduli Lingkungan maupun teman-teman sekolahnya, seperti memilah sampah yang benar
Atas kontribusinya terhadap lingkungan, selain ditunjuk sebagai Duta Adiwiyata sekolahnya, Aqila juga mendapat penghargaan Community Involvement and Development (CID) Upstream Award 2024 untuk kategori Best Local Hero dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
“Terima kasih Pertamina terus memberikan dukungan kepada saya untuk berprestasi dan berkontribusi menjaga lingkungan sekitar,” ujar Aqila.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan harapannya agar beasiswa yang diberikan mampu meningkatkan motivasi local hero untuk terus menginspirasi bagi masyarakat di sekitarnya.
“Local Hero Pertamina merupakan penggerak di lingkungan sekitarnya dengan membawa dampak positif terhadap lingkungan, komunitas lokal, dan masyarakat luas. Kami harap beasiswa ini mampu meningkatkan komitmen dan kontribusi mereka sehingga menginspirasi bagi masyarakat di sekitarnya,” ungkap Fadjar.
Lewat program TJSL di bidang pendidikan ini, Pertamina memberikan beasiswa yang selaras selaras dengan Asta Cita ke-4, yakni “memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan”. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDG’s) tujuan 4, pendidikan berkualitas serta mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG). ***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-

UGM Terima 2.783 Mahasiswa Lewat Jalur SNBP
Yogyakarta, Beritasatu.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima 2.783 mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun ini. Beberapa program studi (prodi) dengan jumlah pendaftar terbanyak pada SNBP UGM meliputi kedokteran, hukum, psikologi, farmasi, akuntansi, manajemen, ilmu keperawatan, ilmu komputer, cizi, dan teknik industri.
Adapun prodi dengan jumlah mahasiswa terbanyak yang diterima antara lain hukum (96 mahasiswa), ilmu dan industri peternakan (90 mahasiswa), kehutanan (90 mahasiswa), biologi (72 mahasiswa), psikologi (68 mahasiswa), kedokteran hewan (60 mahasiswa), kedokteran (53 mahasiswa), teknik mesin (51 mahasiswa), dan kedokteran gigi (47 mahasiswa).
Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM, Sigit Priyanta menjelaskan bahwa jalur SNBP menampung 30% dari total kuota mahasiswa baru di UGM. Sisanya dapat mengakses jalur seleksi lain seperti SNBT, International Undergraduate Program (IUP), dan seleksi mandiri yang mencakup beberapa skema, seperti Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Afirmasi Tridharma UGM, serta Ujian Mandiri berbasis Computer-Based Test (UM UGM CBT).
“Total dari kuota mandiri yang mencakup 40% dari total kuota penerimaan mahasiswa baru ini memiliki rincian 10% dari PBUB dan PBUTM, 10-15% dari jalur afirmasi. Sisanya yang akan dipenuhi melalui UM UGM CBT,” jelas Sigit.
Kriteria Kelulusan SNBP
Menurut Sigit, kelulusan SNBP didasarkan pada nilai akademik dalam rapor serta prestasi lain yang diakui secara resmi.“Untuk UGM, kita mengakui minimal tingkat provinsi, diselenggarakan oleh penyelenggara kegiatan lomba yang diakui oleh Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional). Kemudian di UGM misalnya lomba-lomba UGM, di perguruan-perguruan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri yang secara kualitas bisa dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Evaluasi kelulusan di SNBP merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 48 Tahun 2022 dan Nomor 62 Tahun 2023. Dari total nilai, 50% berasal dari rata-rata nilai rapor semester 1 hingga 5, sedangkan sisanya diambil dari dua mata pelajaran pendukung yang relevan dengan prodi pilihan.
“Dua mata pelajaran pendukung tersebut dapat berbeda-beda untuk setiap prodi, disesuaikan dengan lampiran yang disertakan dalam peraturan menteri tersebut. Sebagai contoh, untuk teknik mesin mengambil dua mata pelajaran, yaitu matematika dan fisika. Kemudian ditambahkan dengan nilai prestasi yang dimiliki,” paparnya tentang SNBP UGM.
Sigit mengingatkan para calon mahasiswa yang telah diterima melalui SNBP agar segera melengkapi dokumen registrasi.
“Registrasi dilaksanakan mulai dari 20 Maret 2025 pukul 15.00 WIB sampai dengan 27 Maret 2025 pukul 15.00 WIB,” jelasnya.
Setelah registrasi, hasil verifikasi dokumen dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT) akan diumumkan di akun Simaster masing-masing pada 16 April hingga 30 April 2025 pukul 15.00 WIB. Jika calon mahasiswa tidak melakukan registrasi dan pembayaran UKT dalam batas waktu yang ditentukan, maka akan dianggap mengundurkan diri.
Bagi peserta yang belum diterima, Sigit menegaskan bahwa SNBP bukan satu-satunya jalur masuk perguruan tinggi.
“Tidak diterima atau belum diterima di SNBP itu bukan akhir dari sebuah proses mendapatkan tempat terbaik untuk melanjutkan studi,” pesannya.
Ia juga memberikan saran dalam memilih program studi, yakni dengan mempertimbangkan minat terhadap mata pelajaran tertentu serta prospek karier di masa depan.
“Kami di UGM ini kan mempublikasikan selektivitas prodi. Mungkin juga bisa sebagai gambaran untuk melengkapi dari pilihan yang sesuai. Calon pendaftar bisa mengukur mana prodi yang paling tepat,” tutupnya terkait penerimaan mahasiswa baru selain melalui SNBP UGM.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/873179/original/015545600_1431240370-2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seleksi Mandiri UGM 2025 Akan Dibuka, Catat Syarat dan Cara Daftarnya
Liputan6.com, Yogyakarta – Tahun ini Universitas Gadjah Mada sudah membuka jalur Ujian Masuk UGM atau seleksi mandiri UGM yang meliputi Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Afirmasi Tridharma UGM, serta Ujian Mandiri UGM berbasis Computer-Based Test (UM UGM CBT). Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Gandes Retno Rahayu mengatakan UGM juga membuka program International Undergraduate Program (IUP).
“Dengan total kuota mahasiswa yang disediakan sebanyak 9.236 mahasiswa, pembagian kuota dibagi menjadi tiga, yaitu 30% dari Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), 30% dari Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan 40% dari Ujian Masuk UGM,” katanya dalam Sosialisasi Jalur Masuk Penerimaan Mahasiswa Baru UGM, Minggu (16/3/2025).
Gandes menjelaskan beberapa perubahan dalam mekanisme Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada, terutama pada jalur UM UGM CBT, dimana peserta dapat memilih dua program studi. Sebelumnya, ujian dibagi menjadi kategori Saintek, Soshum, dan Campuran. Tahun ini ujian terdiri dari Tes Kemampuan Dasar (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika Dasar), Tes Potensi Akademik, serta Tes Kemampuan Akademik, yang terdiri dari dua mata pelajaran yang mendukung program studi yang dipilih.
“Jadi, calon mahasiswa harus mencermati dan mempersiapkan tentang dua mata pelajaran pendukung prodi ini. Misalnya, jika memilih program studi MIPA Fisika, maka tes akan mencakup Matematika IPA dan Fisika, atau untuk Sosiologi, tes akan mencakup Sejarah dan Sosiologi. Daftar lengkap mata pelajaran yang diuji dapat dilihat di website,” ujarnya.
Sigit Priyanta, Sekretaris Pendidikan dan Pengajaran UGM mengatakan syarat umum seleksi mandiri UGM untuk jalur Penelusuruan Bibit Unggul (PBU) adalah memiliki prestasi akademik yang dibuktikan dengan masuk 25 peringkat terbaik di kelas, yang ditunjukkan melalui rapor. Selain itu, calon mahasiswa harus memiliki sertifikat kejuaraan di bidang IPTEK (Matematika, IPA, Fisika, Kimia, Informatika, Biologi, Astronomi, Kebumian), minimal juara 1 tingkat provinsi.
Sementara untuk bidang olahraga dan seni, persyaratan minimal adalah menjadi juara 1 atau 2 di tingkat provinsi. Untuk seni (fotografi, seni rupa, lomba keagamaan, teater, orkestra, paduan suara, seni tari, karawitan, sinden), diperlukan sertifikat kejuaraan di tingkat provinsi dengan minimal juara 1 atau 2.
“Untuk PBU, sertifikat kejuaraan yang diterima dapat berasal dari berbagai penyelenggara yang sudah diinformasikan di laman website, seperti International Mathematics Olympiad, International Biology Olympiad, dan lainnya. Kejuaraan nasional juga dapat diterima, seperti yang diselenggarakan oleh BRIN, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, OSN Puspresnas, UGM, atau lomba debat (seperti LDBI, National School Debating Championship).”
Sementara Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) merupakan jalur yang dirancang oleh UGM untuk memberikan apresiasi kepada calon mahasiswa berprestasi yang kurang beruntung secara ekonomi. Syaratnya meliputi kepemilikan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dan pendapatan kotor gabungan orang tua maksimal Rp4 juta per bulan, atau pendapatan kotor maksimal Rp750.000 per anggota keluarga yang ditanggung. “Selain itu, pendidikan tertinggi orang tua calon mahasiswa maksimal setara dengan jenjang sarjana.”
Sementara untuk jalur Afirmasi Tridharma, UGM juga memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) khusus untuk memfasilitasi mahasiswa berprestasi dari daerah-daerah tersebut. Jalur Afirmasi Tridharma juga dikhususkan untuk memberikan fasilitasi mitra kerjasama ugm dalam kegiatan tridharma seperti kementerian, Pemda, BUMN, atau industri. “Calon mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok juga tidak perlu ragu untuk mencoba jalur PBU, karena UGM berusaha memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi teman-teman sekalian,” ujarnya.
Sigit menjelaskan pendaftaran jalur PBUB dan PBUTM dibuka pada 6 Mei-10 Juni 2025. Bagi calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur olahraga dan seni, tes keterampilan akan dilaksanakan pada 25-26 Juni 2025. Sedangkan untuk jalur Afirmasi Tridharma akan dibuka pada 18 Maret-17 April 2025, dengan hasil seleksi administrasi yang diumumkan pada 30 April 2025. Setelah itu, calon mahasiswa yang lolos akan mengikuti program pre-university mulai 5 Mei-4 Juli 2025.
“UM UGM CBT dibuka pada 6 Mei hingga 10 Juni 2025, dengan lokasi ujian yang tersedia di Jakarta dan Yogyakarta. Jalur ini diperuntukkan bagi lulusan SMA atau sederajat yang lulus dalam dua tahun terakhir atau lulusan paket C dengan maksimal usia 25 tahun pada 1 Juli 2025. Hasil akhir jalur penerimaan ini diharapkan akan diumumkan pada tanggal 19 Juli 2025.”
Sigit menjelaskan bahwa seluruh prosedur pendaftaran jalur mandiri di UGM dilakukan secara daring melalui laman resmi milik UGM dan calon mahasiswa diminta membuat akun pendaftaran, mengisi biodata, mengunggah dokumen persyaratan, dan mengunci proses pendaftaran. Setelah itu, calon mahasiswa akan mendapatkan kode pembayaran sesuai dengan jalur yang dipilih.
“Biaya pendaftaran bervariasi, mulai dari Rp275.000 untuk jalur PBUB, Rp500.000 untuk jalur afirmasi, hingga jalur UM UGM CBT yang bergantung pada lokasi ujian,” ujar Sigit.
Terkait dengan biaya UKT, calon mahasiswa yang mengikuti jalur Ujian Mandiri akan mendapatkan biaya tambahan berupa Iuran Pengembangan Institusi (IPI), sebesar Rp30 juta untuk prodi Sains, Teknologi, dan Kesehatan, serta Rp20 juta untuk prodi Sosial Humaniora (Soshum). Sigit memberi saran kepada calon mahasiswa saat memilih program studi (prodi) yang tepat dan linear lantaran apabila tidak linear akan ada konsekuensi dalam pembobotan nilai. “Calon mahasiswa sebaiknya melihat kembali kecenderungan minat dan semangat mereka dalam belajar, serta bagaimana minat tersebut berkaitan dengan prospek profesi di masa depan,” ujarnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4276430/original/042169700_1672310083-Logo-SNBP-300x144.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengumuman SNBP 2025 Hari Ini, Selasa 18 Maret: Ini Link dan Cara Cek Hasilnya – Page 3
Bagi peserta yang dinyatakan lolos SNBP 2025, segera lakukan daftar ulang di PTN masing-masing. Kegagalan melakukan daftar ulang akan mengakibatkan pembatalan kelulusan. Prosedur daftar ulang dapat berbeda di setiap PTN, baik secara online maupun offline. Pastikan untuk selalu mengecek informasi terbaru dari situs resmi PTN tujuan.
Persyaratan berkas daftar ulang umumnya meliputi:
Pas foto
Kartu identitas
Kartu Keluarga
Surat keterangan sekolah
Kartu peserta SNBP
Akta kelahiran
Surat pernyataan mahasiswa baru
Surat keterangan bebas narkotika
Bukti pembayaran listrik, pajak kendaraan, dan pajak bumi bangunanProses daftar ulang juga meliputi pemberkasan, pengisian formulir, penentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan kemungkinan tes kesehatan (tergantung ketentuan PTN). Jangan sampai terlambat melakukan daftar ulang, karena kuota kursi akan diberikan kepada peserta lain yang menunggu.
Selamat kepada seluruh peserta yang telah lolos SNBP 2025! Semoga sukses di jenjang pendidikan selanjutnya. Bagi yang belum berhasil, tetap semangat dan jangan menyerah untuk meraih cita-cita. Masih ada jalur masuk PTN lainnya yang dapat diikuti.
-

Menteri HAM bantah pernyataan Satryo Brodjonegoro soal Presiden alergi demo
Jakarta (ANTARA) – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai membantah pernyataan mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro soal Presiden Prabowo Subianto alergi dengan demonstrasi.
“Kalau pernyataan sepihak, enggak usah percaya. Enggak usah percaya sepanjang tidak ada cover both side (berimbang), enggak usah percaya,” kata Pigai dalam konferensi pers di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (11/3).
Ia lantas menjelaskan bahwa Presiden Prabowo tidak memiliki masalah dengan demonstrasi yang dilakukan warga negara Indonesia.
“Demonstrasi kan parlemen jalanan. Ya boleh dong. Emang kenapa enggak boleh? Alergi? Kok alergi?” kata Pigai.
Selain itu, sebagai orang yang menjadi bagian dari perjalan politik Presiden Prabowo, ia menegaskan bahwa Presiden tidak alergi dengan demonstrasi.
“Ada enggak kami melaporkan satu orang saja? Kami enggak pernah, biasa aja. Demonstrasi ya, apalagi (melaporkan warga, red) demonstrasi,” jelasnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam wawancara khusus yang dilakukan oleh salah satu media nasional yang ditayangkan pada Jumat (7/3), mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo alergi terhadap demo.
Satryo menyampaikan pernyataan tersebut merujuk demo terhadap dirinya di Kementerian Diktisaintek dan demo mahasiswa mengenai uang kuliah tunggal.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025 -

Cerita Satryo Soemantri Brodjonegoro Terkait Pengunduran Dirinya, Berusaha Pertahankan Kebijakan Namun Dianggap Bikin Gaduh – FAJAR
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, bicara terkait proses reshuffle dirinya dari Kabinet Merah Putih pada Rabu,19 Februari 2025 lalu.
Dalam kesempatan yang sama, ia berbicara tentang dinamika di balik dua demo yang disebut menjadi pemicu kegaduhan yang berujung pada terlemparnya ia dari kabinet.
Satryo Soemantri juga mengungkap terkait keputusannya untuk mengundurkan diri dari posisi orang nomor satu di kementerian tersebut di detik-detik menjelang reshuffle.
Baginya menjalankan tugas sebaik-baiknya memang belum tentu berbuah respon positif.
“Jadi hari selasa malam tanggal 18 Februari yang lalu, jam 10 malam, Mayor Teddy ke kediaman saya di Widya Candra. Kemudian beliau bicara, intinya menganggap saya punya kesalahan yang fatal,” katanya
“Yakni tentang terjadinya demo di kantor tanggal 20 Januari 2025, dan terjadinya demo tentang UKT oleh mahasiswa BEM pada tanggal 17 dan 18 Februari 2025,” sebutnya.
Lanjut, ia menjelaskan terkait dua kesalahan fatal. Dengan menyebut Presiden Prabowo Subianto alergi dengan demo.
“Yang beliau anggap fatal adalah dua itu. Karena Pak Presiden itu alergi dengan demo kata Mayor Teddy. Jadi kalau ada demo, beliau menganggap itu kegaduhan, membuat gaduh suasana,” tuturnya.
Terkait cerita awalnya, Satryo Soemantri menjelaskan terkait raker di DPR yang kebetulan terbuka.
“Ini bermula dari isi raker di DPR yang kebetulan memang rakernya terbuka. Waktu di raker, kami ditanya oleh Ketua Sidang, beliau tanya apakah rakernya mau terbuka atau tidak? Saya bilang terserah pimpinan (pimpinan Komisi X),”
/data/photo/2025/05/03/681582c4a6d54.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
