Topik: Tsunami

  • Tsunami Smelter, Perusahaan Tambang Terancam Tekor Jual Produk Nikel

    Tsunami Smelter, Perusahaan Tambang Terancam Tekor Jual Produk Nikel

    Bisnis.com, JAKARTA – Membanjirnya pembangunan smelter nikel di dalam negeri membuat harga jual produk turunan nikel di pasar global jatuh. Pengusaha pun mendorong pemerintah agar segera melakukan kebijakan rasionalisasi atau pembatasan jumlah smelter melalui moratorium perizinan.

    Wacana penangguhan atau moratorium izin proyek baru smelter nikel berteknologi pirometalurgi rotary klin-electric furnace (RKEF) sejatinya telah digulirkan beberapa tahun terakhir. Namun, hingga saat ini tak kunjung terealisasi. Akibatnya, pasokan produk olahan nikel kelas dua seperti feronikel (FeNi), bahan baku baja tahan karat atau stainless steel, menjadi berlebih.

    Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, kondisi kelebihan pasok atau oversupply produk nikel saat ini telah memicu jatuhnya harga komoditas tersebut di pasar global. Alhasil, harga jual feronikel saat ini tidak ekonomis.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 5 Desember 2024: Sebagian Wilayah Berawan Tebal Pagi Hingga Malam – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 5 Desember 2024: Sebagian Wilayah Berawan Tebal Pagi Hingga Malam – Page 3

    Ribuan ikan kecil terekam kamera melompat ke daratan di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, pada Sabtu (30/11/2024) malam. Dalam video yang beredar di media sosial, ikan-ikan tersebut terlihat melompat dari tepian laut hingga terdampar di daratan dermaga.

    Beberapa ikan juga tampak melompat di bagian tengah laut dan terdampar di berbagai sisi dermaga.

     Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Panjang, Tarjono mengonfirmasi fenomena alam tersebut. 

    Tarjono menjelaskan bahwa kejadian ini dipicu oleh beberapa faktor, baik yang berkaitan dengan alam maupun keadaan lingkungan di sekitar Pelabuhan Panjang.

    “Peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam di area Pelabuhan Panjang dan sekitarnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena tersebut, salah satunya adalah perubahan suhu laut yang sangat drastis,” kata Tarjono, Senin (2/12/2024).

    Menurutnya, fenomena ini kemungkinan besar berkaitan dengan perubahan suhu yang menyebabkan ikan-ikan kecil tersebut bergerak mencari wilayah dengan suhu yang lebih hangat. 

    “Secara alami, ikan akan berpindah ke wilayah yang suhunya lebih nyaman bagi mereka,” jelasnya.

    Meskipun banyak yang mengaitkan peristiwa ini dengan isu tsunami, Tarjono menegaskan bahwa BMKG tidak mendeteksi adanya aktivitas kegempaan yang berpotensi menimbulkan tsunami di Teluk Lampung. 

    BMKG pun membantah adanya kaitan antara fenomena ikan melompat dengan ancaman tsunami.

    “BMKG selalu memantau kondisi cuaca dan aktivitas seismik di wilayah ini, dan hingga saat ini tidak ada indikasi gempa yang berpotensi tsunami,” terangnya.

    Tarjono mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing isu-isu palsu terkait tsunami dan selalu mengikuti informasi resmi yang disampaikan BMKG. 

    Meskipun demikian, ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap perubahan alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

    “BMKG sendiri terus memberikan informasi berkala mengenai kondisi cuaca dan fenomena alam yang berpotensi berdampak pada masyarakat,” ungkapnya.

  • 20 Tahun Setelah Tsunami Aceh, Kok Bisa Banyak Masjid Selamat?

    20 Tahun Setelah Tsunami Aceh, Kok Bisa Banyak Masjid Selamat?

    Jakarta: Sudah 20 tahun setelah tsunami Aceh yang cukup berkenan di hati dan benak rakyat Indonesia.

    Pada 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 Mw diikuti tsunami menghantam Aceh dan negara-negara di sekitar Samudra Hindia, menimbulkan kerusakan besar dan menelan sekitar 227.898 korban jiwa di 14 negara.

    Di tengah kehancuran, banyak masjid di Aceh tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi warga.

    Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, misalnya, tidak hancur akibat tsunami, memunculkan interpretasi bahwa masjid tersebut memiliki perlindungan ilahi, benarkah?

    Yuk simak, mengapa begitu banyak masjid selamat dari amukan tsunami.
     
    Konstruksi Masjid yang Kokoh

    Foto: Bangunan Setelah Tsunami Aceh, 2004. (Michael L. Bak)

    Salah satu alasan utama mengapa banyak masjid di Aceh selamat dari tsunami adalah kualitas konstruksinya yang sangat kuat.

    Masjid-masjid seperti Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun dengan bahan dan teknik konstruksi yang lebih baik dibandingkan bangunan-bangunan lain di sekitarnya, yang kebanyakan menggunakan material berkualitas rendah dan tidak tahan bencana.

    Menurut Mirza Irwansyah, seorang ahli arsitektur dari Universitas Syiah Kuala, setidaknya 27 masjid di Banda Aceh selamat dari tsunami, dan sering kali menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri di lingkungan tersebut.

    Mirza menyebutkan bahwa masjid-masjid ini bertahan terutama karena konstruksi mereka yang solid dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya, yang sebagian besar menggunakan bahan berkualitas rendah.

    Gambar: Banda Aceh, abad 18. (Perpustakaan Nasional Belanda)

    Masjid Raya Baiturrahman, misalnya, awalnya dibangun pada masa Kesultanan Aceh dan kemudian dibakar oleh kolonial Belanda saat perang Aceh.

    Masjid ini kemudian dibangun kembali oleh Belanda pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1881. Dirancang dengan fondasi yang sangat kuat, sehingga mampu menahan terjangan tsunami.

    Foto: Dua Anak bermain di kubah Masjid yang hanyut oleh tsunami. (ANTARA PHOTO/Irwansyah Putra/wsj)

    Selain itu, penggunaan struktur yang kokoh dan bahan bangunan yang tahan terhadap getaran turut berperan besar dalam keselamatannya.

    Menurut Mirza Irwansyah, masjid dan gereja dibangun oleh lembaga amal, sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk ditipu oleh kontraktor korup yang menggunakan bahan berkualitas rendah pada rumah dan bangunan biasa demi menghemat biaya, melansir The National News, 2014.

    Baca Juga:
    Museum Tsunami Aceh Raih Penghargaan Museum Komunikatif

    Jakarta: Sudah 20 tahun setelah tsunami Aceh yang cukup berkenan di hati dan benak rakyat Indonesia.
     
    Pada 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 Mw diikuti tsunami menghantam Aceh dan negara-negara di sekitar Samudra Hindia, menimbulkan kerusakan besar dan menelan sekitar 227.898 korban jiwa di 14 negara.
     
    Di tengah kehancuran, banyak masjid di Aceh tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi warga.
    Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, misalnya, tidak hancur akibat tsunami, memunculkan interpretasi bahwa masjid tersebut memiliki perlindungan ilahi, benarkah?
     
    Yuk simak, mengapa begitu banyak masjid selamat dari amukan tsunami.
     
    Konstruksi Masjid yang Kokoh

    Foto: Bangunan Setelah Tsunami Aceh, 2004. (Michael L. Bak)
     
    Salah satu alasan utama mengapa banyak masjid di Aceh selamat dari tsunami adalah kualitas konstruksinya yang sangat kuat.
     
    Masjid-masjid seperti Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun dengan bahan dan teknik konstruksi yang lebih baik dibandingkan bangunan-bangunan lain di sekitarnya, yang kebanyakan menggunakan material berkualitas rendah dan tidak tahan bencana.
     
    Menurut Mirza Irwansyah, seorang ahli arsitektur dari Universitas Syiah Kuala, setidaknya 27 masjid di Banda Aceh selamat dari tsunami, dan sering kali menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri di lingkungan tersebut.
     
    Mirza menyebutkan bahwa masjid-masjid ini bertahan terutama karena konstruksi mereka yang solid dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya, yang sebagian besar menggunakan bahan berkualitas rendah.
     

    Gambar: Banda Aceh, abad 18. (Perpustakaan Nasional Belanda)
     
    Masjid Raya Baiturrahman, misalnya, awalnya dibangun pada masa Kesultanan Aceh dan kemudian dibakar oleh kolonial Belanda saat perang Aceh.
     
    Masjid ini kemudian dibangun kembali oleh Belanda pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1881. Dirancang dengan fondasi yang sangat kuat, sehingga mampu menahan terjangan tsunami.
     

    Foto: Dua Anak bermain di kubah Masjid yang hanyut oleh tsunami. (ANTARA PHOTO/Irwansyah Putra/wsj)
     
    Selain itu, penggunaan struktur yang kokoh dan bahan bangunan yang tahan terhadap getaran turut berperan besar dalam keselamatannya.
     
    Menurut Mirza Irwansyah, masjid dan gereja dibangun oleh lembaga amal, sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk ditipu oleh kontraktor korup yang menggunakan bahan berkualitas rendah pada rumah dan bangunan biasa demi menghemat biaya, melansir The National News, 2014.
     
    Baca Juga:
    Museum Tsunami Aceh Raih Penghargaan Museum Komunikatif
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Hadapi Risiko Bencana, Lindungi Harta Benda Anda dengan Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI

    Hadapi Risiko Bencana, Lindungi Harta Benda Anda dengan Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI

    Jakarta, Beritasatu.com – Bencana alam, kebakaran, dan berbagai risiko lain bisa datang tanpa terduga dan membahayakan aset berharga, termasuk tempat tinggal Anda. 

    Kerugian yang ditimbulkan tak hanya dapat berdampak pada materi, tetapi juga mengganggu stabilitas finansial Anda. Untuk itu, memiliki perlindungan yang tepat menjadi langkah penting dalam menjaga aset dan harta benda dari potensi kerusakan atau kehilangan.

    Asuransi Griya Proteksi Maksima memberikan jaminan atas berbagai kerusakan material, seperti kebakaran, petir, ledakan asap, dan berbagai dampak kecelakaan lainnya yang bisa terjadi pada harta benda atau tempat tinggal Anda. Selain kerusakan materi, risiko kehilangan nyawa atau cacat tetap akibat bencana juga ditanggung dengan pemberian santunan biaya pengobatan serta perawatan medis. 

    Sementara, bila objek pertanggungan mengalami kerugian yang dijamin polis dan sudah tidak layak dihuni, Asuransi Griya Proteksi Maksima akan memberikan bantuan sewa.

    Untuk perlindungan hukum, Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI memberikan jaminan kerugian atas kerusakan fisik atau materi akibat kerugian yang dijamin dalam polis. Jaminan yang diberikan berupa biaya kepada tertanggung dengan nilai setinggi-tingginya sesuai dengan santunan yang tercantum pada polis.

    Pembayaran santunan diberikan atas dasar surat tuntutan dari pihak ketiga dengan rate premi yang berbeda-beda. Untuk Griya Proteksi Maksima Silver akan mendapatkan santunan sebesar 0,294 persen. Premi ini berlaku khusus untuk obyek pertanggungan yang mengalami kerusakan akibat kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang, asap, dan semacamnya.

    Untuk Proteksi Maksima Gold akan diberikan 1,5 persen jika mengalami bencana alam (banjir, angin topan, badai, dan kerusakan akibat air), pengrusakan (kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja, dan perbuatan kriminal), serta terorisme dan sabotase. Premi ini juga memberikan jaminan untuk santunan duka meninggal dunia dan rawat inap maksimal 30 hari serta bantuan sewa rumah.

    Terakhir, Griya Proteksi Maksima Platinum yang memberikan penggantian sebesar 2,25 persen. Premi ini mencakup hampir seluruh jaminan secara komprehensif, bahkan untuk gempa bumi, letusan gunung merapi, hingga tsunami. Anda akan mendapatkan 100 persen dari nilai pertanggungan yang diberikan.

    Untuk memberikan keamanan berganda, Anda juga dapat melindungi surat-surat berharga dengan mengandalkan safety deposit box (SDB) dari BRI Private dan BRI Prioritas. Pilihan ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga keamanan dokumen dalam kotak penyimpanan khusus berbahan baja.

    SDB bahkan disimpan dalam ruang khazanah yang kokoh dan tahan api untuk menjamin perlindungan kepada dokumen Anda.

    Ada beberapa ukuran yang dapat dipilih, mulai dari Tipe A (3x5x24 inci), Tipe B (3x10x24 inci), Tipe C (5x10x24 inci), Tipe  D (10x10x24 inci), dan Tipe E (15x10x24 inci). Untuk menggunakan layanan SDB, Anda dapat langsung mendatangi Sentra Layanan Prioritas dan Private di BRI.

    Jadi, tunggu apa lagi? Segera jadi member Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI. Dengan biaya polis mulai dari Rp 50.000, Anda bisa mendapatkan perlindungan untuk harta benda dari bencana yang tak terduga.

    Promo Asuransi Griya Proteksi Maksima dan SBD dari BRI berlaku mulai 26 September 2024 dan tanpa batas waktu. Jangan lupa untuk segera kunjungi BRI di seluruh Indonesia untuk mendapatkan informasi lebih lengkap atau kunjungi laman ini untuk keterangan lebih lanjut.

  • Perkuat Mitigasi, BIG Miliki Stasiun Pasang Surut Lebih Cepat Deteksi Tsunami – Page 3

    Perkuat Mitigasi, BIG Miliki Stasiun Pasang Surut Lebih Cepat Deteksi Tsunami – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun ini telah menambah 24 stasiun pasang surut (pasut) untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami di Tanah Air.

    Dengan demikian, BIG kini memiliki total 290 stasiun pasang surut air laut atau tide gauge yang tersebar berbagai pulau di Indonesia.

    Kepala BIG, Muh Aris Marfai, mengatakan penambahan stasiun pasut ini dalam upaya memperkuat mitigasi peringatan dini tsunami di Indonesia.

    “Pasut fungsi utamanya untuk referensi ketika pemetaan juga untuk Tsunami Early Warning System serta banjir rob. Sekarang kami punya 290 pasut, terpasang di setiap pelabuhan,” kata Kepala BIG, Muh Aris Marfai, disela workshop internasional di Bogor, Senin (2/12/2024).

    Meskipun sistem alat ini sama dengan yang digunakan di sejumlah negara lain, namun stasiun pasang surut yang dimiliki BIG lebih unggul. Selain jauh lebih cepat mengirim data hingga per lima detik, juga dapat beroperasi selama tujuh hari non stop secara real time.

    “Ketika terjadi gempa di laut dan ada potensi tsunami, alat ini bisa mendeteksi dengan cepat dan mengirim data per 5 detik. Data ini nantinya langsung terkoneksi ke BMKG,” terangnya.

    Plt Direktur Sistem Referensi Geospasial, Bayu Triyogo Widyantoro mengatakan, Indonesia membutuhkan lebih banyak stasiun pasang surut untuk memperkuat jaringan sistem peringatan dini tsunami.

    Sebab, letak geografis Indonesia berada di titik pertemuan dari tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Kondisi ini membuat wilayah Indonesia rawan gempa bumi, yang memicu tsunami.

    “Selama ini alat pasut yang dipasang jaraknya berjauhan, karena berdiri di atas platform pelabuhan milik Kemenhub, Pelindo, dan TNI Angkatan Laut,” kata dia.

     

  • Megatsunami 200 Meter Hajar Greenland, Tanda Kiamat Nyata

    Megatsunami 200 Meter Hajar Greenland, Tanda Kiamat Nyata

    Jakarta, CNBC Indonesia – Megatsunami setinggi 200 meter dilaporkan terjadi di Greenland pada 2023. Namun sejumlah ilmuwan kebingungan dengan kejadian tersebut.

    IFL Science menyebutkan megatsunami itu terjadi di Fjord Greenland pada 2023. Baru setahun kemudian fenomena akibat tanah longsor itu ketahuan oleh publik.

    Longsor itu terjadi setelah 25 juta meter kubik batu dan es jatuh dari lereng sepanjang 600-900 meter. Berdasarkan citra satelit terungkap empat longsor bari bersama dengan longsoran lainnya.

    Ini juga yang membuat para ilmuwan kebingungan. Hanya sedikit informasi yang bisa mereka dapatkan dari megatsunami tersebut.

    “Saat kami mulai petualangan ilmiah, semua orang bingung dan tidak ada seorangpun yang paham,” ujar Kristian Svennevig dari Survei Geologi Denmark dan Greenland.

    Dia mengatakan pihaknya hanya mengetahui megatsunami terjadi karena longsor. Ini diketahui melalui beberapa upaya para ilmuwan.

    “Kami hanya tahu kaitannya dengan tanah longsor. Kami berhasil memecahkan teka-teki ini lewat upaya interdisipliner dan internasional yang besar,” jelasnya menambahkan.

    Dalam makalah oleh tim Svennevig disebut megatsunami itu terjadi selama seminggu dan tegak lurus dengan arah tsunami awal. Mereka juga menemukan kemungkinan asal usul penyebab mega tsunami.

    Longsor dikatakan oleh tim peneliti karena adanya perubahan iklim. Terdapat perbedaan suhu ekstrem pada musim panas dan dingin membuat longsor terjadi pada musim semi.

    Sejumlah hal menyebabkan longsor, misalnya lapisan es yang mencair, kurangnya penopang es dan perubahan pola presipitasi.

    (fab/fab)

  • Romansa Pasutri Tunanetra di TPS 19, Korban Tsunami Aceh Mengejar Cinta ke Palembang

    Romansa Pasutri Tunanetra di TPS 19, Korban Tsunami Aceh Mengejar Cinta ke Palembang

    Liputan6.com, Palembang – Suasana di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 19 di Sekolah Dasar (SD) Karya Dharma Bhakti (KDB) 1 di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), sudah ramai dipadati para pemilih sejak pagi hari.

    Banyak di antara mereka adalah para penyandang disabilitas tunanetra, yang datang silih berganti di ruangan sekolah berakreditasi B, di Jalan Seduduk Putih Nomor 61 RT.30, Kelurahan 8 Ilir Kecamatan Ilir Timur (IT) 3 Palembang Sumsel.

    Para tunanetra yang mendapatkan hak pilihnya tersebut, didampingi oleh anggota keluarganya yang menuntunnya. Mereka dibantu pendampingnya untuk berjalan ke pendaftaran, mengambil surat suara, mencoblos, memasukkan surat suara hingga mencelupkan jari ke tinta biru.

    Di TPS 19 itu juga, para panitia TPS di meja pendaftaran memastikan nama-nama pendamping tunanetra dengan mendatanya satu per satu. Satu per satu penyandang tunanetra yang dipanggil untuk mencoblos, dituntun oleh masing-masing pendampingnya.

    Salah satu penyandang tunanetra yang menggunakan hak suaranya adalah pasangan suami istri (pasutri) tunanetra yakni Irwansyah (44) dan Rani (35), yang didampingi ayah Rani bernama Heri (62). Sekitar pukul 10.00 WIB, pasutri ini digandeng oleh Heri untuk melakukan pencoblosan di TPS 19 secara bergantian.

    Nama Irwansyah terlebih dahulu dipanggil dan melakukan pencoblosan didampingi mertuanya Heri. Disusul oleh Rani, yang juga dibantu sang ayah, Heri, untuk mencoblos dan memasukkan surat suara ke kotak suara.

    Walau dengan keterbatasan indera penglihatan, terlihat kemesraan antara Irwansyah dan Rani yang kompak datang ke TPS 19 untuk meyalurkan hak suaranya. Ternyata pasutri tunanetra ini dulunya tinggal di provinsi berbeda di Pulau Sumatra.

    Kepada Liputan6.com, Irwansyah bercerita jika dia adalah putra asli tanah Serambi Mekkah, yang memilih berpindah kependudukan ke Kota Palembang Sumsel belasan tahun lalu.

    Pria kelahiran 1980 tersebut bercerita, saat umurnya baru 24 tahun, dia menjadi korban tsunami Aceh 2004 yang selamat dari bencana alam tersebut. Anak ketiga dari enam bersaudara tersebut awalnya tinggal di panti sosial bersama penyandang tunanetra lainnya.

    Saat air laut gempa terjadi dengan kekuatan 9,3 SR dan gelombang besar setinggi lebih dari 30 meter menyapu sebagian besar daerah di Banda Aceh, dia bersama para penyandang tunanetra lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan cara masing-masing.

    Dia ingat betul ketika itu, tangannya dituntun oleh seorang wanita yang ingin menyelamatkannya, yang dilihatnya dengan kemampuan penglihatan seadanya. Tiba-tiba, pegangan tangannya terlepas dan akhirnya dia tersapu gelombang air laut hingga tersangkut di atas pohon.

    “Saya selamat, karena tersangkut di atas pohon yang tinggi. Keluarga saya semuanya juga selamat, mereka berlari menyelamatkan diri ke daerah pegunungan. Sedangkan wanita yang pertama menyelamatkan saya, ditemukan meninggal dunia,” ujarnya, Rabu (27/11/2024).

     

  • Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia

    Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kiprah Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul patut dibanggakan. Belum lama ini, kalurahan tersebut melalui perwakilan Forum Pengurangan Risiko Bencana ikut tampil The 2nd X UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium, yang dihelat di Banda Aceh.

    Surisdiyanto, Perwakilan kalurahan menyebut bahwa Kalurahan Kemadang memiliki kawasan pantai terpanjang dibandingkan dengan kalurahan lain di Gunungkidul. Oleh karena itu, Kemadang menjadi salah satu kawasan dengan resiko bencana tertinggi yang berada di Pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul.

    “Kemadang itu memiliki 9 kawasan pantai. Bisa dibayangkan jika ada tsunami, tentu sebagian besar wilayahnya bakal tersapu,” tutur Suris nama sapaannya.

    Untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan upaya mitigasi struktural dan nonstruktural yang melibatkan berbagai pihak. Salah satu upaya nonstruktural yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti program Tsunami Ready Community (Komunitas Siaga Tsunami).

    “Tsunami Ready Community adalah program pembentukan komunitas siaga tsunami yang bertujuan untuk membangun masyarakat tangguh dengan kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami sehingga dapat meminimalkan korban jiwa serta kerugian ekonomi,” tuturnya.

    Peran Komunitas Kalurahan Kemadang dalam acara ini adalah menyampaikan pesan bahwa pengakuan sebagai Tsunami Ready Community harus dipertahankan dengan upaya mitigasi kebencanaan yang berkelanjutan. Selain itu, Komunitas Kalurahan Kemadang juga berbagi pengalaman tentang dampak positif program ini terhadap kehidupan pariwisata di Kalurahan Kemadang.

    Keberhasilan Kalurahan Kemadang dalam meraih pengakuan sebagai Tsunami Ready Community menjadi bukti bahwa sinergi multihelix antara BMKG, pemerintah daerah, BPBD, masyarakat, dan pihak swasta mampu mendukung upaya mewujudkan cita-cita Zero Victim saat terjadi bencana.

    “Kita bangun budaya siaga bencana di sektor pariwisata, demi keberlanjutan dan keselamatan bersama. Selalu siap untuk tangguh, tanggap dan tangguh,” kata dia.

    Kalurahan kemadang memiliki 9 titik pantai, dari Pantai Baron sampai Watu Kodok, semuanya sudah memiliki jalur evakuasi, peta evakuasi, peta rawan tsunami dan titik kumpul. Kesiapan ini tidak hanya infrastruktur, tetapi masyarakat, termasuk pelaku wisata sudah diberi pelatihan mengenai mitigasi bencana.

    Suris menyebut, Kalurahan Kemadang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia merupakan area pengembangan Geopark Gunung Sewu dengan elevasi 0 hingga 300 meter di atas permukaan laut dan dicirikan oleh perbukitan karst. Hingga pada tahun 2021 Kalurahan Kemadang kolaborasi dengan BMKG merilis peta bahaya tsunami dan mengambil skenario terburuk kemungkinan gempa berkekuatan 8,8 SR yang terjadi di selatan DIY.

     “Dengan adanya kerjasama antara BMKG, BPBD Gunungkidul, Pemerintah Kalurahan dan masyarakat di Kalurahan Kemadang, akhirnya pada bulan Desember 2022 Kemadang berhasil mendapatkan pengakuan UNESCO IOC sebagai Masyarakat Siap Tsunami,” pungkasnya.

     

    Menilik Ritual Salat Idul Fitri Penganut Islam Aboge di Banyumas

  • BMKG Ingatkan Gempa Megathrust RI Tunggu Waktu, Cek Zona Merahnya

    BMKG Ingatkan Gempa Megathrust RI Tunggu Waktu, Cek Zona Merahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait potensi gempa megathrust di Indonesia. Sebelumnya, isu ini telah ramai diperbincangkan dan membuat masyarakat khawatir.

    Kabar ini muncul setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) terjadi di Pulai Kyushu, Jepang pada 8 Agustus lalu.

    Terkait hal ini, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pun memperingatkan gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu.

    Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Namun BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

    “Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (25/8/2024).

    “Jadi tujuannya ke sana; mitigasi dan edukasi, persiapan, kesiapsiagaan,” imbuh dia.

    Dwikorita melanjutkan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi megathrust. Pertama, menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap ke zona-zona megathrust.

    “InaTEWS itu sengaja dipasang untuk menghadap ke arah megathrust. Aslinya tuh di BMKG hadir untuk menghadapi, memitigasi megathrust,” jelasnya.

    Kedua, edukasi masyarakat lokal dan internasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah mendampingi pemerintah daerah (pemda) buat menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

    Selain itu, bergabung dengan Indian Ocean Tsunami Information Center, yang juga berkantor di kompleks BMKG. Komunitas ini bertujuan buat mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami.

    “Kami edukasi publik bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemda sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang menyebabkan tsunami,” kata dia.

    Ketiga, mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemda.

    “Sirine [peringatan tsunami] harusnya tanggung jawab pemerintah daerah, hibah dari BNPB, hibah dari BMKG, tapi pemeliharaan dari pemerintah daerah, kan otonomi daerah. Ternyata sirine selalu kita tes tanggal 26 [tiap bulan], kebanyakan bunyi tapi yang macet ada,” bongkarnya.

    Keempat, menyebarluaskan peringatan dini bencana. Menurut Dwi, jika masyarakat harus siap, berarti harus ada penyebarluasan informasi. “Kami dibantu Kominfo,” pungkasnya.

    (fsd/fsd)

  • Nyata, Dulu Pernah Terjadi Tsunami Miras di Kota Ini

    Nyata, Dulu Pernah Terjadi Tsunami Miras di Kota Ini

    Jakarta

    Jalanan perkotaan memang bisa membahayakan. Namun mungkin tidak akan terpikir jika nyawa penduduk kotanya bisa terancam karena tenggelam oleh tsunami bir.

    Peristiwa ini nyata, pernah terjadi di London, Inggris. Hal buruk yang mengerikan ini tepatnya terjadi pada, Senin, 17 Oktober 1814. London saat itu benar-benar dibanjiri miras alias minuman keras. Bencana itu bermula di Horse Shoe Brewery di sepanjang Tottenham Court Road, salah satu tempat paling terkenal di kota itu pada era modern yang padat penduduk pada abad ke-19.

    Tempat itu merupakan rumah bagi tong besar berisi bir porter cokelat, bir hitam yang konon memiliki rasa khas cokelat-karamel di lidah. Menurut Historic UK, tong besar itu tingginya 6,7 meter dan menampung sekitar 3.500 barel bir. Semuanya berubah pada 17 Oktober 1814, ketika salah satu cincin besi penting yang menyatukannya putus, sehingga memunculkan retakan yang menjadi awal malapetaka.

    Retakan itu menyebabkan lebih dari 320.000 galon bir membanjiri jalan-jalan hingga membentuk gelombang seperti tsunami setinggi 4,6 meter yang menghantam area tersebut. Rumah-rumah ambruk dan tempat kerja terendam banjir, termasuk Tavistock Arms Pub tempat seorang pelayan bar tewas. Secara total, delapan orang dilaporkan tewas akibat banjir bir, tetapi orang kesembilan dilaporkan meninggal beberapa hari kemudian karena keracunan alkohol.

    Dikutip dari IFL Science, saat kejadian, ratusan orang mengambil dan menenggak bir untuk menyelamatkan yang tersisa. Bahkan setelah bir habis, insiden itu sangat membekas karena bau bir hitam pekat masih tercium selama berbulan-bulan setelah kecelakaan.

    Meskipun tsunami bir itu berasal dari hal yang sangat duniawi, ketika pabrik bir itu kemudian diproses ke pengadilan, pada akhirnya kecelakaan itu ditetapkan sebagai ‘Kuasa Tuhan’. Oleh karena itu, mereka bebas dari kesalahan di mata hukum, namun tetap harus membayar kerugian £23.000 atau setara £1,25 juta saat ini (Rp 24,8 miliar).

    Setelah bencana tersebut, beberapa penyintas memajang orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal untuk mencoba dan mengumpulkan dana, salah satunya dengan melakukan kegiatan yang menjadi populer di massa itu, yaitu pameran ruang bawah tanah yang penuh bir.

    (rns/rns)