Topik: Tsunami

  • Ada 13 Lokasi Megathrust di RI, Kepala BMKG Kasih Peringatan Keras

    Ada 13 Lokasi Megathrust di RI, Kepala BMKG Kasih Peringatan Keras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa potensi megathrust sebenarnya bukan hal baru di Indonesia, karena memang sering terjadi banyak gempa.

    Setidaknya, jika mengulik data BMKG, sejak gempa besar M7,1 yang terjadi di Megathrust Nankai Jepang Selatan pada Jumat 8 Agustus 2024 pukul 14.42.58 WIB, tercatat ada 7 kali gempa yang mengguncang Indonesia. Namun Daryono memastikan, gempa-gempa itu tidak berkaitan dengan gempa megathrust yang baru mengguncang Jepang.

    “Tidak ada ada sama sekali (hubungan rentetan gempa pasca-megathrust di Jepang). Gempa kita memang banyak,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Daftar 13 Segmen Megathrust Ancam Wilayah RI
    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    Tren peningkatan gempa

    Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kejadian gempa bumi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan.

    Di sisi lain, kata dia, alat pemantau yang disebarkan BMKG kini juga semakin banyak.

    Hal itu disampaikannya dalam webinar “Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi”, yang ditayangkan kanal Youtube Teknik Geofisika ITS.

    Dwikorita pun mengingatkan pentingnya pendekatan mitigasi bencana geohidrometeorologi. Tidak hanya gempa bumi dan tsunami, tetapi juga bencana hidrometeorologi yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.

    Untuk menghadapi tantangan dinamika tektonik yang menunjukkan peningkatan aktivitas, dengan merapatkan jaringan seismograf.

    Menurut Dwikorita, pada saat kejadian gempa – tsunami Aceh tahun 2004 silam, hanya ada skeitar 20 seismograf yang ada dan tidak dalam jaringan. Sejak tahun 2008, jelasnya, BMKG membangun sistem info dini gempa dan peringatan dini tsunami. Sensornya terus bertambah hingga kini mencapai ada 550 seismograf.

    “Aktivitas kegempaan yang termonitor BMKG mengalami lompatan. Berdasarkan data aktivitas data gempa jangka panjang, ada pola kejadian gempa di Indonesia terus meningkat setiap tahun,” katanya.

    “Rata-rata kejadian gempa di tahun 1990-2008 sekitar 2.254 gempa per tahun. Namun, tahun 2009-2017 meningkat jadi 5.389 kejadian gempa. Kemudian melompat mulai tahun 2018-2019, bahkan 2020 ya, melompat bahkan 2018 itu 12.062, 2019 itu masih 11.731,” tambahnya.

    (fsd/fsd)

  • Saat Para Politisi Perempuan Cerdas Berbagai Parpol Bertemu Satu Panggung PWKI, Terkuak Tujuannya

    Saat Para Politisi Perempuan Cerdas Berbagai Parpol Bertemu Satu Panggung PWKI, Terkuak Tujuannya

    TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Para politisi perempuan cerdas dari berbagai partai politik berkumpul dalam satu panggung Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI).

    Mereka datang dalam kegiatan tahunan PWKI yakni Buka Tahun Baru Bersama Ke-18 yang diadakan di Aula Universitas Tarumanagara, Jakarta pada Sabtu (25/1/2025).

    Terkuak tujuan para politisi cerdas itu datang ke acara PWKI.

    Oleh panitia perayaan, para politisi perempuan itu diminta untuk menyerahkan trofi penghargaan Terimakasihku Kepadamu.  

    Mereka adalah Rieke Diah Pitaloka, Nurul Arifin, Eva kusuma Sundari, Ida Fauziah dan Dina Lorenza. 

    Penerimanya adalah tujuh organisasi organisasi pemuda lintas agama dan satu tokoh Indonesia yang tinggal di luar negeri.

    Demikian ditegaskan oleh Mercy Tirayoh, Ketua Pelaksana Perayaan Buka Tahun Baru Bersama PWKI dan yang didampingi oleh Asni Ovier Dengen Paluin, Ketua PWKI, dalam penjelasannya di Jakarta, Jumat (24/01/2024). 

    Dijadwalkan hadir pula Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano Karno. 

    “Acara Buka Tahun ke-18 diawali dengan Misa Syukur dengan Konselebran Rm Adi Prasodjo, didampingi Rm Heri Wibowo dan Rm Aloys Budi Purnomo. Setelah misa, akan dilanjutkan dengan makan bersama, orasi kebangsaan dan pemberian penghargaan,” ujar Mercy.

    Dengan mengambil tema perayaan “Pangan Untuk Semua”, Mercy menjelaskan lpanitia menghadirkan Menko Pangan Zukifli Hasan dan Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily untuk memberikan pidato kebangsaan. 

    Bagi PWKI, orasi kebangsaan ini sangat penting karena terkait dengan pangan yang menjadi fokus pemerintah. 

    Tujuannya adalah, agar bangsa Indonesia berjalan bersama dalam menghadapi tantangan ke depan terkati dengan pangan. 

    Terkait dengan penghargaan, kata Mercy, penerima dinilai telah memulai sesuatu yang baru dan dilakukan secara bersama-sama. 

    Menurut Mercy, hal itu pantas untuk didukung dan dihormati. Sesuatu yang baru itu adalah komitmen bersama mewujudkan perdamaian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

    Penerima penghargaan adalah Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik  (PK) Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Ketua Umum Pemuda Budha (Gemabudhi) Bambang Patijaya dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan. 

    Penerima anugerah terakhir adalah Romo Markus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri (Kementerian) Dialog Antaragama Vatikan. Pastor yang akan hadir secara daring ini adalah satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia. Ia merupakan tokoh penting terwujudnya Deklarasi Jakarta – Vatikan.

    Deklarasi ini merupakan komitmen mewujudkan perdamaian di Indonesia dan dunia yang ditandatangani para organisasi pemuda lintas agama tersebut. 

    Paus Fransiskus sebagai saksi atas komitmen bersama yang mulia itu dengan wujud pembubuhan tandatangan secara langsung di Vatikan pada 21 Agustus 2024. Padre Marco, demikian Romo Markus akrab disapa adalah penerjemah Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu.

    Sementara itu Asni Ovier Dengen Paluin menjelaskan bahwa PWKI didirikan pada 1 Dember 2004 dan diresmikan pada 28 Januari 2005 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja SJ, Uskup Agung Jakarta.  

    Yang menginisiasi berdirinya paguyuban ini adalah AM Putut Prabantoro dan Pieter Gero. Tema Buka Tahun Baru Bersama pada waktu itu mengambil tema “Doa Untuk Aceh” karena pada saat terjadi tsunami yang melanda Aceh.

    Saat itu, PWKI ikut memberikan donasi sebagai tanda belarasa (compassion) atas kejadian prihatin yang menimpa masyarakat Aceh. 

    “PWKI selalu mengusung tema kebangsaan dalam perayaan buka tahun baru bersama. Tema-tema kebangsaan ini tidak dapat dilepaskan dari nilai luhur yang kami dapatkan sebagai warisan dari seorang uskup pribumi pertama. Dia adalah pahlawan nasional yakni Uskup Agung Semarang dan sekaligus merupakan uskup pribumi pertama.  Nilai luhur itu adalah 100 persen Katolik – 100 persen Indonesia. Kami menyebutnya sebagai motto atau sebagai warisan,“ jelas Asni Ovier. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • PMI Gelar Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh, JK Kenang Proses Penanganan

    PMI Gelar Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh, JK Kenang Proses Penanganan

    Jakarta

    Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar peringatan 20 tahun bencana alam tsunami Aceh. Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla (JK), menyebut sempat ada kendala keamanan dalam melakukan penanganan bencana tersebut karena adanya konflik di Aceh.

    Awalnya, JK bercerita kejadian tsunami di Aceh saat itu tidak bisa diketahui tanda-tandanya. Hingga akhirnya, kejadian itu merenggut sekitar 200 ribu nyawa masyarakat.

    “Peristiwa itu tentu merupakan suatu bencana yang terbesar dalam sejarah Indonesia, bencana alam. Karena seperti kita ketahui juga, korban keseluruhan sekitar 200 ribu manusia tewas atau meninggal akibat tsunami itu,” ungkap JK saat memberi sambutan melalui video yang ditayangkan saat acara peringatan berlangsung di Pusdiklat PMI, Jakarta Timur, Kamis (23/1/2025).

    JK menjelaskan saat itu dirinya pun baru sebulan menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) dan juga selaku Kepala Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Bakornas PBP). Dia mengaku pada saat Tsunami terjadi belum menerima kejelasan soal pemberitaan yang ada karena terkendala putusnya komunikasi di Aceh.

    JK pun meminta Sofyan Djalil sebagai Menteri ATR/BPN saat itu untuk terbang lebih dulu ke Aceh guna mendapatkan informasi yang pasti. Hasilnya, JK mendapat kabar jumlah korban tewas akibat tsunami yang terjadi mencapai 200 ribu orang.

    Singkat cerita, JK mengatakan saat kejadian tsunami, situasi keamanan di Aceh juga sedang panas. Sebab saat itu masih terjadi konflik yang melibatkan kelompok GAM (Gerakan Aceh Merdeka).

    “Namun ada suatu kendala yaitu kendala keamanan. Waktu itu konflik di Aceh masih berlangsung. Karena itu, setelah bersama-sama, saya usahakan konflik ini dapat mencapai kedamaian dalam waktu 6 bulan. Karena tanggap darurat kita juga diberikan 6 bulan. Sehingga secara bersama-sama bisa ketemu, akhirnya 6 bulan itu ada kedamaian,” sebut JK.

    Dia menjelaskan setelah adanya kesepakatan perdamaian, penanganan terhadap bencana tsunami Aceh pun dapat cepat dilakukan. Dia lantas menekankan bahwa penyelesaian terhadap dua persoalan secara bersama-sama ini pun menjadi pembelajaran ke depan.

    “Nah ini adalah pembelajaran terhadap masa-masa lalu, bagaimana melalui permasalahan yang besar pada saat yang kesamaan, terjadi konflik, bagaimana menyelesaikannya, sehingga penyelesaian tsunami pada waktu itu sudah dianggap terbaik di dunia, dari bencana sebesar itu,” sambungnya.

    Selain pembelajaran penyelesaian konflik dari kejadian tsunami Aceh, JK juga menerangkan dari momentum ini terbentuk pula Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dia mengatakan BNPB lahir karena pemerintah merasa perlu adanya badan khusus yang fokus menangani bencana besar layaknya tsunami.

    “Setelah bencana itu kita sudah memikirkan, bahwa perlu ada sebuah badan yang tetap untuk mengikuti atau menyelesaikan masalah-masalah dan bencana di Tanah Air. Maka itu didirikanlah BNPB untuk penyelesaian bencana yang beroperasi. Itu pembelajaran yang diambil dari tsunami itu, bahwa tsunami itu kita tidak siap bekerja sekian besar, hanya bersifat koordinatif,” imbuhnya.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 7
                    
                        Gempa "Megathrust" Jepang Bisa Capai M 8-9, Ratusan Ribu Orang Terancam Tewas
                        Internasional

    7 Gempa "Megathrust" Jepang Bisa Capai M 8-9, Ratusan Ribu Orang Terancam Tewas Internasional

    Gempa “Megathrust” Jepang Bisa Capai M 8-9, Ratusan Ribu Orang Terancam Tewas
    Penulis
    TOKYO, KOMPAS.com
    – Komite Penelitian Gempa Bumi Jepang baru saja mengumumkan peningkatan peluang terjadinya gempa besar atau
    megathrust
    di negara tersebut.
    Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (16/1/2025), peluang terjadinya gempa
    megathrust
    kini diperkirakan berada di angka 75-82 persen dalam 30 tahun ke depan.
    Ini adalah peningkatan dari perkiraan sebelumnya yang berkisar di angka 74-81 persen.
    Gempa
    megathrust
    yang diprediksi dapat bermagnitudo 8-9 ini berpotensi memicu tsunami besar, menyebabkan ratusan ribu kematian, serta merugikan negara hingga miliaran dollar AS.
    Lokasi yang menjadi sorotan untuk kemungkinan terjadinya gempa ini adalah
    Palung Nankai
    , jurang bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang sejajar dengan pantai Pasifik Jepang.
    Palung Nankai adalah area di mana lempeng tektonik samudra Laut Filipina menunjam perlahan ke bawah lempeng benua Jepang.
    Dalam prosesnya, lempeng-lempeng tersebut mengalami gesekan, menyimpan energi yang sangat besar hingga akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa dahsyat.
    Menurut Markas Besar Penelitian Gempa Bumi milik pemerintah, selama 1.400 tahun terakhir, gempa besar di Palung Nankai telah terjadi setiap 100-200 tahun.
    Gempa terakhir yang tercatat di daerah ini berlangsung pada tahun 1946.
    “Sudah 79 tahun sejak gempa terakhir, dan kemungkinan terjadinya gempa lagi meningkat setiap tahun dengan kecepatan sekitar satu persen,” ungkap seorang pejabat dari Komite Penelitian Gempa Bumi kepada
    AFP
    .
    Pemerintah Jepang juga memberikan peringatan kepada publik mengenai potensi terjadinya tsunami setinggi lebih dari 30 meter, yang dapat menerjang pulau-pulau kecil di lepas pantai utama, berdasarkan perkiraan yang dikeluarkan pada 2012.
    Pada Agustus 2024, Asosiasi Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan pertama tentang kemungkinan gempa besar, setelah terjadi gempa bermagnitudo 7,1 yang melukai 15 orang.
    Meskipun peringatan itu dicabut setelah seminggu, kepanikan menyebar di kalangan masyarakat, mendorong mereka melakukan
    panic buying
    .
    Banyak yang mulai menimbun beras dan bahan pokok lainnya, sehingga terjadi kelangkaan pasokan di beberapa daerah.
    Sejarah mencatat bahwa pada 1707, semua segmen Palung Nankai mengalami kerusakan secara bersamaan, menghasilkan gempa terkuat kedua dalam catatan Jepang.
    Peristiwa tersebut juga memicu letusan Gunung Fuji yang terakhir, diikuti dua
    megathrust
    Nankai pada 1854, serta dua gempa lainnya pada 1944 dan 1946.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaksa KPK Sebut Gedung Shelter Tsunami di Lombok Proyek Gagal
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Januari 2025

    Jaksa KPK Sebut Gedung Shelter Tsunami di Lombok Proyek Gagal Regional 23 Januari 2025

    Jaksa KPK Sebut Gedung Shelter Tsunami di Lombok Proyek Gagal
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan, proyek gedung tempat evakuasi sementara (TES) Shelter Tsunami di Desa Bangsal, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
    Lombok
    Utara, Nusa Tenggara Barat, gagal.
    Hal tersebut terungkap dalam sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Tipikor Mataram, Rabu (22/1/2025).
    “Gedung TES Lombok pada saat bencana mengalami kegagalan bangunan sehingga tidak dimanfaatkan pada kondisinya saat ini,” kata JPU KPK, Ahmad Ali Fikri Pandela saat membacakan dakwaan.
    Gedung shelter tsunami yang dibangun tahun 2014, semula dihajatkan untuk menyelamatkan masyarakat dari bencana gempa dan tsunami. 
    Namun hingga saat ini shelter belum bisa dimanfaatkan karena telah rusak saat diguncang gempa magnitudo 6,4 dan 7,0 di Lombok tahun 2018.
    Padahal, standar shelter itu harus bisa tahan terhadap gempa hingga magnitudo 9 dan kuat terhadap empasan gelombang tsunami. 
    “Jadi benar-benar sudah tidak bisa (difungsikan) atau kegagalan bangunan,” kata Ahmad Ali Fikri dikonfirmasi usai sidang.
    Sebelumnya, sidang perdana kasus korupsi proyek pembangunan shelter tsunami di Lombok Utara menghadirkan dua terdakwa yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh lembaga antirasuah KPK.
    Dalam sidang tersebut, dua terdakwa hadir yaitu Aprialely Nirmala (AN) selaku Pejabat Pembuat Komitmen proyek pembangunan shelter tsunami di Kabupaten Lombok Utara tahun 2014. 
    Serta Agus Herijanto (AH) selalu Kepala Proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada pembangunan shelter tsunami di Lombok Utara tahun 2014. 
    Keduanya didakwa melakukan korupsi secara bersama-sama dengan cara mengubah desain dan mengurangi spesifikasi shelter tsunami. 
    Dalam dakwaan, AN diduga telah melakukan perubahan desain tanpa ada dasar kajian yang dapat dipertanggungjawabkan tanpa pengesahan dari Konsultan Perencanaan BNPB. 
    AN bersama-sama dengan terdakwa AH melaksanakan pembangunan tidak sesuai dengan kontrak dan membuat laporan pertanggungjawaban tidak benar. 
    KPK menaksir kasus korupsi ini menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 18,4 miliar. 
    Keduanya didakwa dengan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seram, Jepang Diprediksi Kena Gempa ‘Monster’

    Seram, Jepang Diprediksi Kena Gempa ‘Monster’

    Jakarta

    Berada di kawasan Ring of Fire, Jepang memang rentan gempa. Bahkan kemungkinan gempa ‘monster’ atau megaquake melanda Jepang yang dapat memicu tsunami dahsyat dan menewaskan ratusan ribu orang kini mencapai 82%. Estimasi itu datang dari panel pemerintah Jepang sendiri.

    Komite Penelitian Gempa Bumi Jepang menaikkan perkiraannya tentang kemungkinan gempa bumi dahsyat tersebut terjadi di Palung Nankai, palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang kira-kira sejajar dengan pantai Pasifik Jepang.

    Palung itu terletak di Cincin Api Pasifik tempat dua bagian raksasa kerak Bumi bertemu yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Laut Filipina. Lempeng terakhir bergerak perlahan di bawah lempeng pertama dan menciptakan tekanan serta potensi gempa bumi sebagai akibatnya.

    Dikutip detikINET dari Newsweek, kedua lempeng tersebut dapat saling menempel saat bergerak melewati satu sama lain. Hal ini menciptakan penumpukan tekanan sangat besar.

    Menurut otoritas Jepang, pola aktivitas gempa bumi di sana selama 1.400 tahun terakhir memperlihatkan gempa besar terjadi di Palung Nankai setiap 100 hingga 200 tahun.

    Gempa monster terakhir yang melanda Jepang terjadi tahun 1946, yang terasa di seluruh Jepang dan menghancurkan 36.000 rumah di selatan pulau Honshu saja. “Sudah 79 tahun sejak gempa terakhir, dan kemungkinan terjadinya megaquake lain meningkat tiap tahun dengan kecepatan sekitar satu persen,” kata pejabat Earthquake Research Committee Jepang.

    Menurut perkiraan pemerintah Jepang sebelumnya, jika terjadi megaquake, pulau-pulau kecil di lepas pantai Jepang dapat dibanjiri tsunami setinggi lebih dari 30 meter, sementara gelombang besar dapat menghantam daerah di pulau-pulau utama Honshu dan Shikoku dalam beberapa menit.

    Asosiasi Meteorologi Jepang pada bulan Agustus lalu pernah mengeluarkan peringatan kemungkinan megaquake pertamanya berdasarkan peraturan yang dibuat setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat tahun 2011, yang menewaskan 18.500 orang.

    Mereka saat itu mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya gempa besar lebih tinggi dari biasanya setelah gempa berkekuatan 7,1 skala Richter melanda. Peringatan ini sempat menimbulkan kepanikan, mengakibatkan kekurangan beras dan makanan lainnya.

    Menilik sejarah di tahun 1707, semua segmen Palung Nankai pecah sekaligus, melepaskan gempa yang menjadi gempa bumi terkuat kedua di negara itu dan memicu letusan terakhir Gunung Fuji. Akhir Perang Dunia II, Jepang mengalami dua megaquake yang terjadi di sepanjang palung Nankai tahun 1944 dan 1946.

    (fyk/fyk)

  • Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Jaya, Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Jaya, Tidak Berpotensi Tsunami

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa dengan magnitudo 5,4 melanda Kabupaten Aceh Jaya, Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 12.04 WIB. Gempa ini dinyatakan tidak berpotensi tsunami.

    BMKG melaporkan lokasi gempa berada di titik koordinat 3,87 lintang derajat utara dan 93.54 derajat bujur timur.

    Pusat gempa berada di 242 kilometer arah barat daya Calang, Ibu Kota Aceh Jaya, pada kedalaman 10 kilometer.

    “Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” tulis BMKG dalam laman resminya.

    BMKG memastikan gempa di Aceh Jaya tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

    Belum diketahui apa dampak dari gempa tersebut.

    Aceh Jaya merupakan kabupaten di pesisir barat Aceh yang pernah luluh lantak dihantam tsunami pada 26 Desember 2004, setelah gempa 9 SR. lebih 200.000 orang jadi korban akibat tsunami tersebut.

  • Penyebab Gempa Magnitudo 4,3 di Sukabumi Hari Ini

    Penyebab Gempa Magnitudo 4,3 di Sukabumi Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Hari Sabtu, 18 Januari 2025 pukul 00:44:08 WIB, wilayah KAB-SUKABUMI-JABAR dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan Magnitudo 4,3.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono megatakan Episenter terletak pada koordinat 7.28 LS dan 106.49 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 33 km BaratDaya KAB-SUKABUMI-JABAR dengan kedalaman 38 km.

    Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini dipicu sesar aktif (sesar naik) di darat.

    Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Surade dengan Skala Intensitas III MMI *(Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu)*, Di Cianjur, Cibeber, Cipanas, Bogor, Cidolog, Palabuhan Ratu dengan Skala Intensitas II MMI *(Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)*.

    Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.

    Hingga pukul 01:10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.

  • Tanggul Laut Raksasa: Peluang Investasi atau Jebakan Utang? – Halaman all

    Tanggul Laut Raksasa: Peluang Investasi atau Jebakan Utang? – Halaman all

    Presiden Prabowo Subianto akan membangun tanggul laut raksasa atau giant sea wall membentang dari pesisir Cilegon, Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Pembangunan tanggul sepanjang 958 kilometer ini ditargetkan rampung dalam waktu 20 hingga 40 tahun.

    Tanggul ini diklaim dapat mengatasi banjir rob akibat penurunan muka tanah di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa yang telah mencapai 1-25 cm per tahun. Di waktu yang bersamaan, kenaikan permukaan laut mencapai 1-15 cm per tahun, diperparah oleh perubahan iklim.

    Pembangunan tanggul ini sebenarnya kali pertama dimulai tahun 2014 untuk mengatasi penurunan muka tanah di kawasan pesisir Jakarta. Seiring perkembangannya, pemerintah memutuskan untuk membangun tanggul laut di sepanjang Pantura Jawa.

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menyebutkan total anggaran yang diperlukan diperkirakan mencapai US$50 miliar, atau setara dengan Rp816 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.328 per dolar.

    Lantaran giant sea wall ini diperkirakan akan menelan anggaran raksasa, pembangunan ini pun bukan lagi tergolong Proyek Strategis Nasional (PSN), melainkan mega infrastruktur yang sangat butuh dana segar dari swasta.

    Pemerintah tebar jaring investasi

    Merasa tidak cukup mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah gencar mencari sumber dana lain, termasuk skema pendanaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan pihak asing.

    Oktober 2024, Nanjing Hydrolic Resources Institute dari Cina disebut-sebut melirik peluang kerja sama dalam proyek ini. Presiden Prabowo pun turut membahas potensi pengembangan proyek ini bersama Presiden Xi Jinping saat berkunjung ke Beijing pada bulan November lalu.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru

    Pada Desember 2024, Prabowo kembali mengajak puluhan investor Jepang untuk turut terlibat dalam proyek tanggul laut raksasa ketika bertemu dengan delegasi Japan-Indonesia Association (JAPINDA) di Istana Merdeka, Jakarta.

    Meski begitu, hingga saat ini belum ada konfirmasi yang pasti dari kedua negara tersebut terkait penanaman modal dalam proyek mega infrastruktur ini.

    Dr. M. Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menilai pemerintah belum menyiapkan rencana perhitungan yang matang bagi investor. Akibatnya, nafsu investor dalam mendanai proyek pun turun.

    “Pemerintah harus benar-benar mensortir, adakah investor yang mau di giant sea wall? Mereka harus hitung-hitungan bisnis, selama 40 tahun apa yang akan investor dapat? Dari mana return of investment-nya? Bahkan desain dan perhitungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pun belum jalan,” kata Rizal kepada DW Indonesia.

    Hingga saat ini, pemerintah belum mempublikasikan cetak biru rencana pembangunan tanggul laut secara transparan kepada publik. Terlebih, studi kelayakan proyek hingga kini masih terus berlangsung.

    “Saya minta sebenarnya beberapa data yang berkaitan proyek ini, tapi tidak dikasih dari Kementerian PUPR,” jelas Rizal.

    Sebelumnya, pemerintah menyebutkan ada 70 kawasan industri, lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan lima wilayah pusat pertumbuhan industri sepanjang Pantura. Pantura Jawa berkontribusi hingga 34,7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun 2023 dari sektor perikanan, transportasi dan pariwisata, yakni tiga sektor yang signifikan bagi PDB Indonesia. Hal inilah yang diprediksi menjadi daya jual proyek tanggul laut raksasa bagi para investor.

    “Kalau saya lihat, memang kemungkinan return of investment-nya adalah akan diberikan ruang ekonomi di sekitar tanggul bagi para investor,” ujar Rizal.

    Alih-alih investasi, waspadai risiko jebakan utang

    Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menilai bahwa proyek ini akan menambah beban fiskal negara, terlepas dari ada atau tidaknya keterlibatan investor.

    “Yang jadi pertanyaan, apakah proyek ini akan melibatkan investasi, atau lebih dibebankan kepada APBN dan APBD. Daerah di sekitar Pantura Jawa itu kan APBD-nya lebih sempit lagi, kalau menerbitkan municipal bond atau utang daerah, bisa jadi daerahnya benar-benar tidak bergerak secara fiskal,” ungkap Bhima.

    Di satu sisi, Bhima memprediksi bahwa keterlibatan swasta atau asing akan lebih condong ke pembelian surat utang. Jika berkaca pada berbagai proyek pemerintah di masa lalu yang dianggap kurang menguntungkan, mereka akan cenderung tidak mau ambil risiko dan hanya berani memberikan pinjaman.

    Pada proyek Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) misalnya, proyek ini diprediksi baru bisa balik modal dalam jangka waktu 70 hingga 100 tahun ke depan. Padahal, biaya pembangunannya menghabiskan hingga Rp108 triliun.

    “Kalau kita membandingkan KCIC dan giant sea wall, proyek tanggul ini balik modalnya akan lebih lama lagi. Secara komersial, siapa yang mau membayar secara langsung tarif dari tanggul itu?” tutur Bhima.

    Jika tidak bisa membayar kembali pinjaman, Indonesia harus memberikan jaminan lainnya, menurut pakar. Jaminan tersebut dapat berupa topangan insentif pemerintah terhadap konsesi industri maupun sektor ekstraktif. Namun lebih dari itu, ada ketakutan bahwa pinjaman tersebut justru akan berdampak pada politik Indonesia yang tidak lagi bebas aktif.

    Belajar dari tanggul laut di Jepang dan Belanda

    Sebelum rencana ekspansi sepanjang Pantura, proyek tanggul laut Jakarta adalah bagian dari masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang bekerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan. Proyek ini sendiri adalah permintaan dari pemerintah Indonesia kepada Belanda untuk membantu permasalahan pesisir di Jakarta.

    Belanda sendiri telah membangun serangkaian proyek konstruksi berupa bendungan, pintu air, dan tanggul bernama Delta Works sejak tahun 1954 untuk melindungi daerahnya dari luapan air laut.

    Meski begitu, ada beberapa perbedaan fundamental antara proses pembangunan tanggul laut Belanda dan Indonesia. Salah satunya adalah keterlibatan publik.

    “Kalau di Belanda itu daratannya ada di bawah permukaan laut, jadi mau tidak mau mereka harus membuat manajemen air yang sangat bagus dan terintegrasi antara tanggul, drainase, dan tata ruang kotanya. Selain itu, memang partisipasi publik di Belanda itu sangat kuat, terutama di dalam perencanaan proyek besar, jadi publik itu selalu ikut terlibat,” jelas Rizal.

    Sementara Suci Fitria Tanjung, Direktur Eksekutif WALHI Jakarta, menilai pemerintah tidak cukup melibatkan masyarakat sekitar dalam pembangunan tanggul.

    “Ada kekurangan dari pemerintah, yaitu tidak melibatkan masyarakat secara meaningful participation. Bagaimana kelompok perempuan, kelompok rentan, kelompok disabilitas itu betul-betul diajak untuk merancang dan mengevaluasi, apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan mereka, dan bagaimana seharusnya solusi itu dibangun secara bersama-sama,” kata Suci.

    Bukan bisnis, perlindungan warga yang harus jadi prioritas

    Selain Belanda, Indonesia juga dinilai perlu berkaca pada Jepang yang membangun tanggul sebagai mitigasi risiko tsunami. Tanggul laut sepanjang 400 kilometer dibangun di sekitar 600 lokasi di Jepang dan menghabiskan biaya sekitar ¥1,3 triliun atau setara dengan Rp138,8 triliun.

    Meski menghabiskan dana yang cukup fantastis, tanggul tersebut berhasil menyelamatkan beberapa area dari terjangan tsunami dahsyat tahun 2011.

    Menurut Bhima, negara-negara lain seperti Belanda dan Jepang tidak menjadikan proyek tanggul sebagai proyek komersial, sehingga fokus utamanya hanya untuk melindungi masyarakat.

    Sementara di Indonesia, tanggul laut dinilai tidak hanya dibangun untuk kepentingan lingkungan serta perlindungan masyarakat, tapi juga kepentingan bisnis dan investor.

    “Sebagian besar pembiayaan dari giant sea wall di Belanda dan Jepang itu lebih dominan dari dana APBN atau APBD, dan lebih bertujuan mengurangi dampak dari bencana, dibandingkan bertujuan membuat suatu daerah menjadi magnet ekonomi,” ungkap Bhima.

    Menurut WALHI, meski tanggul laut bisa menjadi solusi jangka pendek, pemerintah harus terus mencari solusi jangka panjang yang dinilai lebih efektif untuk melindungi masyarakat.

    Suci juga mengungkapkan bahwa sedikitnya 24 ribu nelayan harus direlokasi demi pembangunan tanggul di Jakarta saja. Jika dilanjutkan hingga Pantura, akan lebih banyak lagi nelayan yang harus direlokasi sehingga rawan meningkatkan angka kemiskinan dan kerentanan sosial.

     

  • Ini Dia Tsunami Tertinggi di Dunia, Ketinggian Mencapai 524 Meter

    Ini Dia Tsunami Tertinggi di Dunia, Ketinggian Mencapai 524 Meter

    Bisnis.com, JAKARTA – Tsunami tertinggi di dunia yang pernah tercatat yakni mencapai ratusan meter di Lituya Bay, Alaska, Amerika Serikat.

    Tsunami ini terjadi karena longsoran gunung es ke laut yang berada di teluk Lituya dipicu oleh gempabumi magnitudo 8,3 dari sesar Fairweather, Alaska.

    Dalam buku “The Wave: In Pursuit of the Rogues, Freaks and Giants of the Ocean Monster”, Susan Casey menulis bahwa gelombang tsunami teluk Lituya mencapai tinggi 524 meter dan menghantam pantai dengan kecepatan 161 kilometer per jam.

    Salah satu penyebab gelombang besar di Teluk Lituya adalah seluruh bongkahan puncak gunung diperkirakan berukuran 2.400 kaki kali 3.000 kaki kali 300 kaki terlepas dari tebing dan jatuh 2.000 kaki.

    “Dalam beberapa hal, itu menciptakan reaksi yang sama dengan yang akan terjadi jika sebuah asteroid jatuh ke air,” kata penulis ringkasan dari Western States Seismic Policy Council dilansir dari NASA Gov.

    Dalam foto yang diambil pada tahun 1958, menunjukkan bekas luka yang tertinggal setelah longsoran batu. Setelah ledakan awal, bentuk Teluk Lituya yang sempit dan dasar laut berbentuk U juga memperkuat gelombang, menyebabkannya bergoyang maju mundur seperti gelombang besar di bak mandi besar.

    Dinding Teluk Lituya yang curam, bentuk dasar lautnya, dan fakta bahwa teluk itu berpotongan dengan patahan yang sering menjadi sumber gempa bumi menunjukkan bahwa Teluk Lituya akan mengalami lebih banyak tsunami di masa mendatang.

    Setelah meneliti geologi dan sejarah teluk itu selama bertahun-tahun, seorang ilmuwan menghitung bahwa gelombang raksasa terjadi di sana sekali setiap seperempat abad—peluangnya 1 berbanding 9000 pada hari tertentu.

    Ancaman dari arus pasang surut yang menggagalkan La Pérouse lebih konstan. Sejak gelombang tahun 1958, rata-rata satu perahu nelayan hilang di pintu masuk teluk per tahun, lapor Philip Fradkin dalam buku Wildest Alaska: Journeys of Great Peril in Lituya Bay .