Topik: Tsunami

  • Gempa M 6,9 Guncang Papua Nugini, Sempat Muncul Peringatan Tsunami

    Gempa M 6,9 Guncang Papua Nugini, Sempat Muncul Peringatan Tsunami

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,9 mengguncang negara Papua Nugini. Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer.

    Dilansir AFP, Satu (5/4/2025), gempa dangkal tersebut sempat memicu peringatan tsunami. Namun, tak berselang lama, peringatan tsunami itu dicabut oleh Pusat Peringatan Tsunami Pasifik AS.

    “Berdasarkan semua data yang tersedia, ancaman tsunami dari gempa bumi ini kini telah berlalu,” kata pusat itu, seraya menambahkan bahwa “tidak ada tsunami yang teramati” di lokasi pemantauan terdekat.

    Gempa bumi terjadi pada pukul 06.04 pagi waktu setempat (2004 GMT) dan berpusat sekitar 194 kilometer (120 mil) di tenggara kota besar terdekat, Kimbe.

    Marolyn Simbiken, seorang resepsionis di Liamo Reef Resort, Kimbe, mengatakan sejauh ini ia belum melihat kerusakan apa pun.

    “Kami memang merasakan gempa bumi di sini,” katanya kepada AFP.

    Pekerja Walindi Plantation Resort, Barbara Aibilo, merasakan “guncangan kecil”.

    Beberapa gempa bumi yang lebih kecil, dengan kekuatan awal berkisar antara M 4,9 hingga M 5,3, terjadi setelahnya di dekat wilayah laut yang sama, menurut USGS.

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 9
                    
                        Gempa Guncang Sumbar Jumat Malam, Warga Kira Marapi Meletus 
                        Regional

    9 Gempa Guncang Sumbar Jumat Malam, Warga Kira Marapi Meletus Regional

    Gempa Guncang Sumbar Jumat Malam, Warga Kira Marapi Meletus
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com –
    Gempa bermagnitudo 4,7 mengguncang Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (4/4/2025) pukul 18.07 WIB.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) merilis bahwa gempa terjadi pada 84 kilometer Barat Daya Agam dengan kedalaman 53 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
    Gempa dirasakan hingga ke Mentawai, Padang Pariaman, Padang, Pasaman, Pasaman Barat, hingga Bukittinggi.
    “Iya gempa, tapi sebentar,” kata Nando (38), warga Padang, kepada Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
    Menurut Nando, getaran gempa tidak terlalu kuat dan hanya sebentar sehingga tidak berpengaruh banyak bagi warga.
    Sementara itu, Suci (43), warga Agam, merasakan getaran yang cukup kuat karena membuat kaca jendela bergetar.
    “Cukup kuat membuat kaca jendela bergetar,” kata Suci.
    Suci awalnya memprediksi gempa itu karena Gunung Marapi meletus, namun setelah dilihat ke arah gunung, ternyata tidak.
    “Awalnya dipikir Marapi meletus. Ternyata tidak, ternyata gempa darat,” kata Suci.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hancurkan Kota, Tenggelamkan Ribuan Rumah, dan Tewaskan 298.000 Orang

    Hancurkan Kota, Tenggelamkan Ribuan Rumah, dan Tewaskan 298.000 Orang

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Jepang baru-baru ini merilis laporan terbaru mengenai potensi gempa bumi berkekuatan 9 magnitudo yang berisiko menewaskan hingga 298.000 orang. Prediksi ini didasarkan pada pemodelan terbaru dari Kantor Kabinet Jepang, yang memperbarui data seismik dan geologi di wilayah rawan gempa.

    Zona Risiko dan Penyebab Gempa

    Gempa dahsyat ini diperkirakan akan terjadi di sepanjang Palung Nankai, yang membentang sekitar 900 km dari Shizuoka di barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu. Palung ini merupakan tempat pertemuan Lempeng Laut Filipina yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.

    “Lempeng ini tersangkut saat bergerak dan menyimpan energi super besar. Jika terlepas, pastinya mengakibatkan gempa bumi berskala masif,” ujar laporan tersebut.

    Jepang sendiri merupakan salah satu negara paling rawan gempa di dunia, dengan probabilitas sekitar 80% bahwa gempa berkekuatan 8 hingga 9 dapat terjadi dalam beberapa dekade mendatang.

    Dampak Kemanusiaan dan Infrastruktur

    Jika gempa bumi 9 magnitudo benar-benar terjadi, dampaknya diprediksi sangat besar:

    Korban Jiwa: Sekitar 298.000 orang berpotensi meninggal, dengan 215.000 di antaranya akibat tsunami. Kerusakan Bangunan: Sekitar 73.000 bangunan diperkirakan akan hancur akibat guncangan, sementara 9.000 bangunan lainnya akan terbakar. Pengungsi: Diperkirakan sebanyak 1,23 juta orang harus dievakuasi ke tempat aman. Kerugian Ekonomi: Total kerugian ekonomi diprediksi mencapai 270,3 triliun yen (sekitar Rp30.699 triliun), atau hampir setengah dari produk domestik bruto (PDB) Jepang. Pelajaran dari Gempa 2011

    Jepang masih memiliki trauma mendalam dari gempa dan tsunami dahsyat yang terjadi pada tahun 2011. Gempa berkekuatan 9,1 yang terjadi saat itu menewaskan lebih dari 15.000 orang dan menyebabkan kehancuran tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

    Peristiwa ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan terhadap bencana serupa di masa depan.

    Pemerintah Jepang pun menegaskan pentingnya langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi potensi bencana ini:

    Pembangunan Infrastruktur Tahan Gempa: Jepang terus memperkuat struktur bangunan dengan teknologi tahan gempa terbaru. Sistem Peringatan Dini: Sistem ini memungkinkan warga mendapatkan peringatan beberapa detik sebelum gempa terjadi, memberi mereka waktu untuk berlindung. Simulasi dan Latihan Darurat: Penduduk Jepang secara rutin melakukan latihan evakuasi guna mempersiapkan diri menghadapi bencana besar. Strategi Evakuasi dan Bantuan Darurat: Pemerintah telah menyiapkan skenario darurat untuk memastikan evakuasi berjalan lancar dan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi. Kolaborasi Internasional: Jepang juga bekerja sama dengan negara lain dalam penelitian seismik untuk meningkatkan prediksi dan penanganan gempa bumi.

    Meskipun prediksi ini hanya berupa simulasi dan bukan ramalan pasti, Jepang menanggapinya dengan serius.

    “Harap diingat, ini adalah prediksi dan permodelan, bukan ramalan kejadian di masa depan. Namun, Jepang merasa penting untuk membuat proyeksi ini sebagai strategi tanggap bencana di masa depan,” tutur laporan Kantor Kabinet Jepang, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Dengan kesiapan dan mitigasi yang matang, Jepang berharap dapat meminimalkan dampak dari gempa bumi besar yang berpotensi terjadi di masa mendatang. Perencanaan yang baik dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi risiko bencana ini.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gempa Guncang Cilacap Berkekuatan M 4,9, Ini Analisis BMKG – Halaman all

    Gempa Guncang Cilacap Berkekuatan M 4,9, Ini Analisis BMKG – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 mengguncang wilayah Cilacap, Jawa Tengah, hari ini, Jumat (4/4/2025) pukul 13.59 WIB.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi, gempa Cilacap hari ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

    Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pusat gempa berada di laut, sekitar 75 kilometer tenggara Cilacap, pada kedalaman 64 kilometer.

    “Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia,” ujar Daryono dalam keterangan resminya.

    Berdasarkan analisis mekanisme sumber, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan sesar turun dengan kombinasi mendatar atau dikenal dengan istilah oblique normal fault.

    Dampak Guncangan

    Guncangan akibat gempa ini dirasakan di beberapa wilayah dengan intensitas yang berbeda:

    Cilacap, Kebumen, dan Bantul: Skala III MMI (getaran terasa di dalam rumah, seperti truk besar yang melintas).
    Pacitan: Skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan bergoyang, terasa seperti truk berlalu).

    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.

    Tidak Ada Gempa Susulan

    Hasil pemantauan BMKG hingga pukul 14.15 WIB menunjukkan belum adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

    Imbauan BMKG

    BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

    Warga juga diminta untuk memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali masuk ke dalam rumah, terutama jika terdapat retakan atau kerusakan akibat gempa.

    “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” ungkap Daryono.

    (Tribunnews.com)

  • Gempa Cilacap Magnitudo 5,0 Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia

    Gempa Cilacap Magnitudo 5,0 Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Cilacap Jateng, Jumat siang (4/4/2025), pukul 13.59.49 WIB. Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Cilacap ini memiliki parameter update dengan magnitudo 4,9. Episenter gempa terletak pada koordinat 8,39° LS; 109,19° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 km Tenggara Cilacap, Jawa Tengah, pada kedalaman 64 km.

    Dirtektur Gempada dan Tsunami BMKg Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun dengan kombinasi mendatar (oblique normal fault),” katanya.

    Daryono juga mengatakan, dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Cilacap, Kebumen, Bantul III MMI, dan Pacitan II-III MMI.

    Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

    “Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.

    Hingga hari Jumat, 04 April 2025 pukul 14.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

    Meski begitu masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.

  • Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Cilacap Jateng, Berpusat di Laut

    Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Cilacap Jateng, Berpusat di Laut

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Cilacap Jateng, Jumat (4/4/2025), pukul 13.59.48 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Cilacap ini berada pada koordinat 8.43 LS,109.18 BT, dengan episenter gempa berada di 80 km tenggara Cicalap Jateng.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga menyebutkan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa Cilacap Jawa Tengah Hari Ini 4 April 2025 Berpotensi Tsunami? BMKG Rilis Info Terkini

    Gempa Cilacap Jawa Tengah Hari Ini 4 April 2025 Berpotensi Tsunami? BMKG Rilis Info Terkini

    PIKIRAN RAKYAT – Gempa dengan magnitude (M) 5 mengguncang Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), pada kedalaman 10 km, hari ini, Jumat, 4 April 2025.

    BMKG melalui akun X-nya (dulu Twitter) menginformasikan bahwa gempa terjadi hari ini pukul 13.59 WIB. Titik gempa terletak sekitar 80 km Tenggara Cilacap, Jateng.

    “Gempa Mag:5.0,” tulis BMKG.

    Gempa terjadi di titik koordinat 8,43 Lintang Selatan dan 109,18 Bujur Timur. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

    “Tidak berpotensi tsunami,” kata akun resmi BMKG itu, menambahkan.

    #Gempa Mag:5.0, 04-Apr-25 13:59:48 WIB, Lok:8.43 LS,109.18 BT (80 km Tenggara CILACAP-JATENG), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG pic.twitter.com/CGCfppp28U— BMKG (@infoBMKG) April 4, 2025 Zona Gempa Megathrust

    Di mana saja wilayah Indonesia yang termasuk berpotensi terkena gempa megathrust? Berikut rinciannya.

    Subduksi Sunda: Zona subduksi ini membentang luas dari wilayah barat Sumatera hingga ke timur, meliputi pulau-pulau seperti Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Interaksi antara Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia di zona ini telah melahirkan sejumlah gempa bumi dahsyat, salah satunya adalah gempa megathrust Aceh tahun 2004 yang memicu tsunami besar dan menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar.

    Subduksi Banda: Terletak di wilayah tenggara Indonesia, zona subduksi Banda memiliki karakteristik yang kompleks dengan pertemuan beberapa lempeng tektonik. Konfigurasi geologis yang rumit ini berpotensi menghasilkan gempa bumi besar dan tsunami. Aktivitas seismik di zona ini perlu terus dipantau secara ketat.

    Subduksi Lempeng Laut Maluku: Wilayah utara Indonesia didominasi oleh subduksi Lempeng Laut Maluku. Zona ini dikenal sangat aktif secara tektonik, dengan sering terjadi gempa bumi. Potensi gempa kuat di wilayah ini menjadi perhatian serius bagi para ahli seismologi dan masyarakat setempat.

    Subduksi Sulawesi: Pulau Sulawesi berada di pertemuan beberapa lempeng tektonik, sehingga membuatnya menjadi salah satu wilayah dengan risiko gempa bumi yang tinggi. Sejarah mencatat beberapa gempa bumi merusak yang pernah terjadi di Sulawesi, yang menunjukkan tingginya aktivitas seismik di wilayah ini.

    Subduksi Lempeng Laut Filipina dan Subduksi Utara Papua: Kedua zona subduksi ini juga memiliki sejarah gempa bumi dengan kekuatan merusak. Interaksi antara lempeng-lempeng tektonik di wilayah ini terus dipantau oleh para ahli untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi di masa mendatang. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • BMG Jepang: Jika Terjadi Gempa Palung Nankai, Setidaknya 6.000 Orang Tewas dan Kerugian Rp10.858 T – Halaman all

    BMG Jepang: Jika Terjadi Gempa Palung Nankai, Setidaknya 6.000 Orang Tewas dan Kerugian Rp10.858 T – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEPANG –  Laporan terbaru Badan Meteorologi Geofisika Jepang, diperkirakan sedikitnya 6.000 orang meninggal apabila muncul gempa bumi palung Nankai dengan kekuatan sekitar 7 skala Richter di Tokyo, Jepang.

    Selain itu, kerugian gempa ditaksir mencapai sekitar 95 triliun yen atau setara Rp10.858 triliun.

    Diperkirakan 1,67 juta orang akan kesulitan pasokan air dan sebagainya sehari setelah gempa.

    “Selain itu, dalam skenario terburuk, jumlah pengungsi diperkirakan akan mencapai sekitar 230.000 di Tokyo dan tujuh prefektur sehari setelah gempa, dan lebih dari 279.700 di wilayah metropolitan Tokyo satu minggu kemudian, di samping langsung meninggal sekitar 6000 orang di Tokyo,” ungkap laporan perkiraan korban gempa bumi besar di Kanto oleh badan meteorologi geofisika Jepang 31 Maret lalu.

    Dalam skenario terburuk, pemerintah telah mengumumkan perkiraan kerusakan baru bahwa dalam skenario terburuk, lebih dari 6.000 orang akan tewas oleh tsunami di wilayah metropolitan Tokyo, dan banyak bangunan mungkin runtuh karena guncangan dan pencairan yang hebat.

    Di sisi lain, dikatakan bahwa langkah-langkah lebih lanjut seperti evakuasi cepat dan tahan gempa dapat mengurangi korban secara signifikan di samping kerugian ekonomi sedikitnya 95 triliun yen.

    Sehubungan dengan gempa bumi besar di Palung Nankai, yang dikhawatirkan akan terjadi dalam waktu dekat, pemerintah Jepang telah meninjau perkiraan kerusakan yang diumumkan setelah Gempa Besar Jepang, berdasarkan data topografi berdasarkan pengetahuan terbaru dan kemajuan langkah-langkah pencegahan bencana hingga saat ini.

    Menurut asumsi baru yang diumumkan pada tanggal 31 Maret lalu, dalam skenario terburuk, tsunami besar dengan ketinggian 20 meter atau lebih akan melonjak di tiga pulau Kepulauan Izu dan Kepulauan Ogasawara, serta tsunami besar 10 meter atau lebih di Kepulauan Izu, Prefektur Chiba, dan tujuh kotamadya di Prefektur Kanagawa, dan tsunami besar 3 meter atau lebih di 60 kotamadya, termasuk lima distrik di Tokyo, Kota Yokohama, dan Kota Chiba.

    Secara khusus, di Kepulauan Izu, diperkirakan ketinggian tsunami akan mencapai 1 meter hanya dalam waktu 10 menit setelah gempa.

    Selain itu, diasumsikan bahwa getaran kuat dengan intensitas seismik 6 atau lebih tinggi di prefektur Yamanashi dan Nagano, intensitas seismik kurang dari 6 di Prefektur Kanagawa, dan intensitas seismik 5 atau 5 di daerah lain di wilayah Kanto diperkirakan akan melanda.

    Dalam kasus terburuk, jumlah kematian yang diperkirakan akibat keruntuhan, pencairan, kebakaran, dan lainnya akibat tsunami dan guncangan adalah sekitar 3.100 orang di Prefektur Kanagawa, sekitar 1.800 di Prefektur Chiba, sekitar 1.400 di Tokyo, 300 di Prefektur Yamanashi, 80 di Prefektur Nagano, dan 10 di Prefektur Ibaraki.

    Hasil perhitungan menggunakan data terperinci, tingkat genangan meningkat dibandingkan sebelumnya, dan jumlah kematian sedikit meningkat.

    Diperkirakan 18.520 bangunan hancur total atau terbakar karena tsunami, getaran, pencairan, dan lainnya di delapan prefektur Kanto-Koshin.

    Selain itu, infrastruktur diperkirakan akan sangat terpengaruh, dan selain serangkaian kerusakan pada kereta api dan jalan, terutama di wilayah Kanto selatan dan Koshin, dampak pemadaman pasokan air diperkirakan akan mencapai lebih dari 1,67 juta orang sehari setelah gempa.

    Selain itu, serangkaian pemadaman listrik terjadi karena guncangan hebat dan tsunami, yang mematikan pengoperasian pembangkit listrik termal dan menyebabkan kerusakan pada tiang listrik, gardu induk, dan saluran listrik, dan diperkirakan jumlah rumah tangga di lima prefektur Kanto-Koshin akan mencapai 1,39 juta segera setelah gempa.

    Sementara pemerintah memperkirakan bahwa gempa bumi besar Palung Nankai akan menyebabkan kerusakan besar di area yang luas, pemerintah juga memperkirakan bahwa jumlah korban dapat sangat berkurang jika langkah-langkah pencegahan bencana seperti evakuasi segera dari tsunami dan bangunan tahan gempa dipromosikan.

    Di Tokyo, sekitar 1.400 orang tewas akibat tsunami dan sekitar 1.600 bangunan hancur total, di mana sekitar 1.300 di antaranya disebabkan oleh tsunami, sekitar 300 tenggelam, sekitar 90 kebakaran, dan sekitar 85.000 orang terkena dampak pemadaman pasokan air sehari setelah gempa, dan sekitar 1.700 orang terkena dampak gempa satu bulan kemudian. 

    Sistem pembuangan limbah tidak tersedia untuk 46.000 orang segera setelah gempa, sekitar 60.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 60.000 rumah tetap tidak berubah satu minggu kemudian, sekitar 350 jalan rusak, sekitar 18.000 pengungsi dievakuasi sehari setelah gempa, sekitar 33.000 orang adalah yang paling banyak setelah satu minggu, dan sekitar 11.000 orang dievakuasi satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Kanagawa, sekitar 3.100 orang tewas akibat tsunami dan sekitar 3.400 bangunan hancur total, di mana sekitar 2.600 di antaranya disebabkan oleh tsunami, sekitar 700 tenggelam, sekitar 100 terbakar, sekitar 60 terguncang, dan dampak pemadaman pasokan air sekitar 120.000 sehari setelah gempa, dan sekitar 5.800 orang satu bulan kemudian. 

    Sekitar 230.000 orang kehilangan layanan pembuangan limbah segera setelah gempa, sekitar 120.000 orang satu minggu kemudian, sekitar 18.000 orang satu bulan kemudian, sekitar 69.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 69.000 rumah tanpa perubahan satu minggu kemudian, sekitar 570 jalan rusak, sekitar 94.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, dan sekitar 76.000 orang satu minggu kemudian. Satu bulan kemudian, jumlahnya masih sekitar 49.000.

    Di Prefektur Chiba, sekitar 1.800 orang tewas akibat tsunami, sekitar 1.700 bangunan hancur total oleh tsunami, sekitar 7.900 orang terkena dampak pemadaman air sehari setelah gempa, sekitar 200 orang satu bulan kemudian, sekitar 13.000 orang segera setelah gempa bumi dan sekitar 8.100 orang satu minggu kemudian.

    Sekitar 1.300 orang kehilangan listrik satu bulan kemudian, sekitar 14.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 14.000 rumah tetap tidak berubah satu minggu kemudian, sekitar 90 jalan rusak, sekitar 34.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, sekitar 15.000 orang satu minggu kemudian, dan sekitar 9.100 orang satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Yamanashi, sekitar 300 orang tewas, di mana sekitar 300 orang roboh bangunan, sekitar 10 orang menderita tanah longsor, dan sekitar 7.900 bangunan hancur total, di mana sekitar 5.900 rumah terguncang, sekitar 1.400 kebakaran, sekitar 600 cair, dan sekitar 100 tanah longsor.

    Dampak dari pemadaman pasokan air adalah sekitar 330.000 orang sehari setelah gempa bumi dan sekitar 36.000 orang satu bulan kemudian, sekitar 490.000 orang tidak dapat menggunakan sistem saluran pembuangan segera setelah gempa bumi dan sekitar 28.000 orang satu minggu kemudian, sekitar 470.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 720 jalan rusak, sekitar 43.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, dan sekitar 95.000 orang dievakuasi satu minggu kemudian. Bahkan satu bulan kemudian, masih ada sekitar 74.000 orang.

    Di Prefektur Nagano, sekitar 80 orang tewas, di mana sekitar 70 orang runtuh bangunan, sekitar 10 orang tewas karena tanah longsor, dan sekitar 3.100 bangunan hancur total, di mana sekitar 1.500 rumah terguncang, sekitar 1.500 dicairkan, sekitar 100 tanah longsor, dan sekitar 50 kebakaran.

    Dampak dari pemadaman pasokan air adalah sekitar 1,1 juta orang sehari setelah gempa bumi dan sekitar 9.800 orang satu bulan kemudian, sekitar 1,5 juta orang segera setelah gempa dan sekitar 3.800 orang satu minggu kemudian, sekitar 780.000 rumah tangga segera setelah gempa, sekitar 100 rumah satu minggu kemudian, sekitar 1.300 tempat rusak oleh jalan, dan sekitar 25.000 pengungsi sehari setelah gempa. Satu minggu kemudian, jumlah tertinggi adalah sekitar 42.000, dan satu bulan kemudian, sekitar 34.000.

    Di Prefektur Ibaraki, 10 orang tewas akibat tsunami, sekitar 10 bangunan hancur total, sekitar 2.200 orang terkena dampak pemadaman pasokan air sehari setelah gempa, sekitar 300 orang tidak dapat menggunakan sistem saluran pembuangan segera setelah gempa, sekitar 40 jalan rusak, sekitar 700 pengungsi dievakuasi sehari setelah gempa, dan sekitar 400 orang dievakuasi satu minggu kemudian. Satu bulan kemudian, ada sekitar 200 orang.

    Di Prefektur Saitama, tidak ada korban jiwa yang diperkirakan akibat gempa bumi, tetapi sekitar 800 bangunan hancur total, sekitar 800 di antaranya tenggelam, sekitar 50 kebakaran, dan dampak pemadaman pasokan air sekitar 30.000 sehari setelah gempa, dan sekitar 600 orang satu bulan kemudian. 

    Sekitar 39.000 orang kehilangan layanan pembuangan limbah segera setelah gempa, sekitar 200 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 670 jalan rusak, sekitar 16.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, sekitar 18.000 orang satu minggu kemudian, dan sekitar 16.000 orang satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Gunma, tidak ada kematian akibat gempa bumi yang diperkirakan. Sekitar 10 bangunan hancur total akibat bencana, sekitar 3.100 orang terdampak pemadaman pasokan air sehari setelah gempa, sekitar 1.300 orang tidak dapat menggunakan saluran pembuangan segera setelah gempa, sekitar 90 jalan rusak, dan sekitar 300 orang dievakuasi satu minggu setelah gempa dan sekitar 100 orang satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Tochigi, tidak ada kematian atau kehancuran total bangunan yang diperkirakan akibat gempa bumi, tetapi dampak dari pemadaman pasokan air adalah sekitar 200 orang sehari setelah gempa, dan sekitar 20 pengungsi satu minggu setelah gempa.

     “Ketika risiko tsunami seperti gempa bumi besar di Palung Nankai meningkat, kami akan menyerukan tamu rekreasi di pantai untuk mengungsi. Kota Ichinomiya di Prefektur Chiba telah memutuskan untuk memulai inisiatif baru untuk menyampaikan peringatan tsunami dari langit dengan drone.” ungkap sumber BMG kepada Tribunnews.com Kamis (3/4/2025).

    Kota Ichinomiya di Prefektur Chiba diperkirakan akan menerima tsunami hingga 7 meter dalam gempa bumi besar Palung Nankai, dan tsunami besar juga diperkirakan terjadi dalam gempa bumi di lepas pantai timur Semenanjung Boso.

    Kota ini dikenal sebagai salah satu tempat selancar terkemuka di negara Jepang, tetapi secara finansial sulit untuk memasang radio administratif pencegahan bencana di seluruh kota, dan telah menjadi masalah untuk memberikan informasi kepada tamu rekreasi ketika peringatan tsunami dikeluarkan.

    Faktanya, para peselancar juga mengatakan bahwa terkadang sulit untuk mendengar suara radio administrasi, dan seorang peselancar pria berusia 40-an berkata, “Terkadang Anda tidak dapat mendengarnya ketika angin timur, dan mereka yang dapat mendengarnya tidak punya pilihan selain memanggil satu sama lain,” katanya.

    Untuk alasan ini, kota telah memutuskan untuk memulai inisiatif baru dari tahun fiskal baru untuk menyerukan evakuasi dari udara menggunakan suara otomatis menggunakan drone.

    Drone dipasang di dua tempat, satu di balai kota dan yang lainnya di atap sekolah dasar, dan ketika peringatan tsunami diumumkan, ia secara otomatis lepas landas, dan ketika mencapai pantai, ia membunyikan sirene dan memanggil tamu rekreasi untuk mengungsi dari langit.

    Shun Kawachi dari Divisi Urusan Umum Kota Ichinomiya berkata, “Jika Anda mendengar suara yang menyerukan evakuasi dari drone, kami ingin memberitahukan bahwa Anda harus segera melarikan diri.”

    Dalam skenario terburuk gempa bumi besar Palung Nankai yang diumumkan oleh pemerintah, kota Kamakura di Prefektur Kanagawa, yang diperkirakan akan mencapai 10 meter dalam tsunami, telah memutuskan untuk mengubah desain tanda yang mengumumkan ketinggian permukaan laut untuk memasukkan piktogram dan indikasi bahasa Inggris dari lokasi evakuasi dari tahun fiskal baru untuk menyampaikan informasi evakuasi kepada wisatawan, termasuk orang asing, dengan cara yang mudah dipahami.

    Di Kota Kamakura, pemerintah berasumsi bahwa dalam kasus terburuk gempa bumi besar Palung Nankai, tsunami akan mencapai dalam waktu sekitar 30 menit, mencapai ketinggian maksimum 10 meter.

    Untuk mengungsi dengan cepat, kota telah memasang sekitar 300 rambu di atas permukaan laut di tiang telepon dan tempat-tempat lain, tetapi untuk menyampaikannya dengan cara yang mudah dipahami kepada wisatawan, termasuk orang asing, telah diputuskan untuk mengubah desain menjadi desain baru dari tahun fiskal baru.

    Sembilan lokasi di sepanjang pantai telah diubah menjadi desain baru secara uji coba, dan piktogram yang menunjukkan orang-orang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dari tsunami, lokasi evakuasi terdekat dalam bahasa Jepang dan Inggris, panah yang menunjukkan arah yang harus dituju dan jarak ke lokasi evakuasi ditampilkan dengan cara yang mudah dipahami.

    Kota berencana untuk mengganti setidaknya 30 rambu, terutama di daerah pesisir, dengan rambu desain baru pada Maret tahun depan, dan akan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut pada desain untuk menyampaikan informasi evakuasi dengan lebih baik.

    Di dekat Stasiun Hase dari Kereta Api Listrik Enoshima, yang digunakan oleh banyak wisatawan asing, sekitar 300 meter dari pantai, desain baru rambu ketinggian telah dipasang.

    Seorang pria yang berkunjung bersama keluarganya dari Australia berkata, “Saya pikir itu adalah tanda yang mudah dipahami yang menunjukkan bahwa tsunami adalah tempat yang membutuhkan perhatian,” dan putri kecil pria itu berkata, “Anda dapat melihat gambar seseorang yang menjauh dari tsunami.”

    Selain itu, seorang pria yang berkunjung dari Belanda berkata, “Saya pikir ini adalah pertanda baik bahwa bahkan orang asing akan tahu ke mana harus melarikan diri ketika gempa bumi terjadi dan tsunami terjadi.”

    Selain itu, kota ini memperkuat langkah-langkah bagi wisatawan, seperti menyerukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi tidak hanya dalam bahasa Jepang tetapi juga dalam bahasa Inggris di radio administrasi pencegahan bencana ketika peringatan tsunami dikeluarkan, dan menyiapkan situs web t  610.000 rumah akan hancur total atau terbakar dan hingga 23.000 orang akan tewas karena guncangan dan kebakaran yang disebabkan oleh gempa bumi. 

    Terkait pencegahan bencana baru di situs web asosiasi pariwisata dan menampilkannya dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Cina.

    Kenji Suetsugu, wakil direktur Departemen Pencegahan Bencana Warga Kota Kamakura, mengatakan, “Kamakura adalah kota yang dikunjungi oleh banyak wisatawan yang tidak terbiasa dengan geografi dan sulit untuk memahami jalan.”

    Kerusakan ekonomi sekitar 95 triliun yen, yang setara dengan anggaran nasional, dan 100 kali lipat dari gempa bumi Semenanjung Noto.

    Peringatan Dini Gempa tidak akan dikeluarkan tepat waktu, sehingga banyak orang yang mungkin terjebak di dalam lift. Jika ada kekurangan daya penyelamatan, akan sulit untuk menyelamatkan. Ada juga risiko kebakaran berskala besar di daerah dengan rumah kayu lebat.

    Selain itu, jika kereta tergelincir dan terbalik selama jam perjalanan, akan ada banyak korban. Jika terjadi kesalahan dengan tank dan bahan berbahaya di Teluk, itu akan lebih sulit. Jika hal-hal ini terjadi pada saat yang sama, sayangnya, SDF dan pemadam kebakaran tidak akan dapat berbuat cukup sama sekali.

    Kesulitan berlanjut bahkan setelah bencana. Banyak orang akan kesulitan untuk kembali ke rumah atau pergi bekerja, dan jika kereta api berhenti, tidak mungkin untuk mempertahankan fungsi ibu kota, yang mengandalkan perjalanan jarak jauh.

    Selain itu, jika pasokan kebutuhan sehari-hari terganggu atau pemulihan garis hidup tertunda, kehidupan dan pekerjaan tidak akan dipertahankan untuk waktu yang lama, dan evakuasi area yang luas akan diperlukan.

    Markas Besar Penelitian dan Promosi Gempa Bumi pemerintah menilai probabilitas terjadinya gempa bumi dalam 30 tahun ke depan sebesar 70 persen berdasarkan sejarah gempa bumi di wilayah metropolitan Tokyo.

    Namun, perlu dicatat bahwa meskipun dikatakan berada tepat di bawah wilayah metropolitan Tokyo, itu bukan hanya gempa bumi langsung di bawah pusat kota, yang sering diliput di media, tetapi juga gempa bumi yang terjadi di suatu tempat di wilayah Kanto selatan.

    Jika ibu kota dan wilayah Jepang barat yang luas rusak, dampaknya terhadap masyarakat akan sangat besar. 

    “Sudah 80 tahun sejak Gempa Palung Nankai terakhir dan Gempa Showa Tonankai, dan sekitar 100 tahun sejak Gempa Taisho Kanto. Kami telah mengalami Gempa Bumi Besar Jepang Timur dan bencana virus corona baru, dan gempa bumi tepat di bawah wilayah metropolitan Tokyo dan gempa palung Nankai mendekat tepat di depan kami. Letusan Gunung Fuji juga menjadi perhatian. Dengan latar belakang ini, diskusi pembentukan Badan Pencegahan Bencana menjadi lebih aktif. Sekali lagi, saya pikir perlu untuk menganggap bencana sebagai masalah kita sendiri dan mempersiapkannya dengan sikap mengenalnya, mengenal dirinya sendiri, dan tidak berjuang seratus pertempuran.” ungkap  Nobuo Fukuwa Profesor Emeritus, Universitas Nagoya, Direktur Pusat Penciptaan Bersama Ketahanan Aichi Nagoya

    Fukawa sensei memperkirakan sedikitnya 23.000 orang nantinya akan meninggal paling buruk setelah gempa terjadi.

    Diskusi gempa bumi dilakukan di kelompok Pencinta Jepang partisipasi gratis. Kirimkan nama alamat no whatsapp ke tkyjepang@gmail.com

     

  • Gempa Cilacap Magnitudo 5,0 Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia

    Warga Manado Dikejutkan dengan Guncangan Gempa Bumi M6,0 di Ternate

    Liputan6.com, Manado – Gempa bumi tektonik dengan magnitudo M5,9 mengguncang Ternate, Maluku Utara pada, Kamis (3/4/2025), pukul 06:03 Wita. Guncangan gempa ini juga dirasakan warga di Kota Manado, Sulut.

    “Kami terkejut dengan guncangan gempa yang terjadi. Meski durasinya hanya sebentar, namum cukup membuat kami was-was,” ujar Mikael Labaro, warga Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulut.

    Meski terkejut saat gempa mengguncang, namun warga masih memilih bertahan di dalam rumah karena durasi gempa yang singkat.

    “Kami masih tetao berada di dalam rumah, sambil menunggu perkembangan situasinya,” ujarnya.

    Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,21° LU ; 126,69° BT.

    “Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 121 Km arah barat daya Pulau Doi, Maluku Utara pada kedalaman 42 km,” ujarnya.

    Dia mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.

    “Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Manado, Bitung, Ternate dan Jailolo dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah,” tuturnya.

    Daryono mengatakan, terasa juga getaran seakan- akan truk berlalu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

    “Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo M4,9,” ujarnya.

    Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

     

     

  • Jepang Prediksi Mega Gempa M 9, 298 Ribu Orang Bisa Tewas

    Jepang Prediksi Mega Gempa M 9, 298 Ribu Orang Bisa Tewas

    Jakarta

    Usai gempa besar di Myanmar yang juga mengguncang Thailand, Jepang merilis prediksi gempa yang lebih mengerikan. Itu terjadi di negara mereka sendiri.

    Gempa di Myanmar dilaporkan sudah menewaskan 2.000 orang. Dalam waktu yang sama, Kantor Kabinet Jepang merilis laporan permodelan mega gempa yang bisa terjadi di Negeri Matahari Terbit.

    Proyeksi gempa super ini sungguh mengerikan, seperti dilansir dari News.com Australia, Kamis (3/4/2025). Permodelan itu memakai kekuatan Magnitudo 9. Data simulasi menunjukkan 298.000 orang akan tewas dengan kerugian ekonominya mencapai 270,3 triliun yen (Rp 30.699,15 triliun).

    Gempa ini juga diprediksi menimbulkan tsunami, gedung hancur dan kebakaran. 1,23 Juta orang diproyeksikan mesti dievakuasi.

    Permodelan ini adalah versi update dari tahun 2014. Potensi gempanya ada di Terusan Nankai di selatan Jepang. Diketahui, ada palung bawah laut sepanjang 800 km dari Shizuoka di barat Tokyo sampai ke ujung selatan Pulau Kyushu.

    Di situ ada lempeng tektonik samudra dari Laut Filipina yang akan mengalami subduksi atau perlahan menyelip ke bawah lempeng benua di bawah Jepang. Lempeng ini tersangkut saat bergerak dan menyimpan energi super besar yang jika akhirnya terlepas akan mengakibatkan gempa bumi berskala masif.

    Kelompok kerja manajemen bencana dari Kantor Kabinet Jepang mengumumkan permodelan mega gempa ini menimbulkan tsunami yang bisa menewaskan 215 ribu orang, menghancurkan 73 ribu bangunan dan 9.000 bangunan lain kebakaran.

    Harap diingat, ini adalah prediksi dan permodelan, bukan ramalan kejadian di masa depan. Namun, Jepang merasa penting untuk membuat proyeksi ini sebagai strategi tanggap bencana di masa depan.

    Inilah yang disebut sedia payung sebelum hujan. Potensi bencana bisa dipelajari dan dipersiapkan antisipasinya, sebelum semuanya terlambat.

    (fay/rns)