Topik: Tsunami

  • Gempa M 6,1 Guncang Peru, 1 Orang Tewas

    Gempa M 6,1 Guncang Peru, 1 Orang Tewas

    Lima

    Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,1 mengguncang Peru dan memicu tanah longsor. Peristiwa itu menewaskan satu orang.

    Dilansir AFP, Senin (16/6/2025), gempa terjadi sesaat sebelum tengah hari Minggu waktu setempat. Pusat Seismologi Nasional mencatat gempa ini berpusat sekitar 30 kilometer (20 mil) dari Callao, kota pelabuhan di sebelah ibu kota Lima.

    Peru mengatakan gempa tersebut tidak menimbulkan peringatan tsunami.

    Kepolisian Peru menyebut seorang pria tewas di Lima ketika tembok runtuh menimpa mobil yang dikendarainya.

    Saluran TV Latina menayangkan rekaman tanah longsor di beberapa wilayah ibu kota.

    Gempa tersebut juga menyebabkan penangguhan pertandingan sepak bola yang sedang berlangsung di Lima.

    Peru mengalami sedikitnya 100 gempa bumi yang dapat dideteksi setiap tahun.

    Sedangkan gempa dahsyat pada tahun 1970 di wilayah Ancash utara Peru menewaskan sekitar 67.000 orang.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Warning Gempa Besar Terjang Jepang, Ratusan Ribu Orang Tewas

    Warning Gempa Besar Terjang Jepang, Ratusan Ribu Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China memberikan peringatan pada warganya di Jepang untuk bisa berwaspada terhadap potensi gempa susulan yang bisa menewaskan hampir 300.000 orang.

    Dalam laporan Global Times, Kedutaan Besar China di Jepang mengeluarkan pemberitahuan itu Senin. Ini menyusul rilis pemerintah Jepang 31 Maret soal gempa di Palung Nankai yang bisa membuat 298.000 orang tewas.

    “Jepang adalah negara yang rentan terhadap gempa bumi yang sering terjadi. Pada bulan Agustus tahun lalu, gempa bumi berkekuatan 7,1 Skala Richter melanda Prefektur Miyazaki di ujung barat Palung Nankai, yang mendorong pemerintah Jepang untuk mengeluarkan peringatan gempa besar,” kata kedutaan pada April 2025 lalu.

    “Menurut laporan media Jepang, pemerintah Jepang merilis penilaian risiko terbaru untuk gempa besar Palung Nankai pada tanggal 31 Maret, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya peristiwa seperti itu dalam 30 tahun ke depan dari 70% menjadi 80%,” catat kedutaan lagi.

    “Gempa bumi yang berpotensi terjadi dapat berdampak pada wilayah yang luas yang membentang dari Okinawa di barat hingga Fukushima di timur, berpotensi menyebabkan 298.000 kematian dan mengakibatkan kerugian ekonomi hingga US$1,8 triliun.”

    Selain mengingatkan warga negaranya, kedutaan China juga memberi tips untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri, memantau informasi terkait gempa bumi dengan saksama dan merencanakan perjalanan, studi, atau pembelian properti di Jepang dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan berbagai faktor risiko. Warga China disarankan untuk mengidentifikasi lokasi evakuasi terdekat terlebih dahulu dan mengikuti instruksi evakuasi pemerintah setempat tanpa penundaan.

    Sementara itu mengutip Newsweek, belum ada komentar dari pemerintah Jepang soal ini. Hingga berita diturunkan belum ada tanggapan.

    Namun lama itu mencatat gempa bumi telah melanda palung di lepas pantai selatan pulau utama Jepang setiap 100 hingga 150 tahun, dengan yang terakhir tercatat pada tahun 1946. Ada kemungkinan 70-80% gempa besar terjadi dalam 30 tahun, memang perkiraan pemerintah.

    Gempa dengan magnitudo 9,0 melanda pesisir timur Jepang pada 11 Maret 2011, menjadi gempa bumi terbesar yang pernah tercatat di negara tersebut. Gempa tersebut memicu tsunami dan menyebabkan kecelakaan nuklir, menewaskan 19.729 orang, dengan 2.559 orang masih dilaporkan hilang secara resmi.

    Di sisi lain, menurut Badan Meteorologi Jepang, total enam gempa bumi dengan magnitudo 2,5 atau lebih dalam 24 jam hingga pukul 6 sore pada Selasa waktu setempat. Gempa terbesar adalah gempa berkekuatan 4,8 skala Richter yang melanda lepas pantai timur pulau Hokkaido di Jepang utara.

    Jepang merupakan bagian dari sabuk seismik “Cincin Api” di tepi luar Samudra Pasifik, yang berada di sepanjang batas lempeng tektonik yang bergerak perlahan. Sekitar 81% gempa bumi terbesar di dunia terjadi di wilayah ini, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa Megathrust Hantui RI, ‘Kekuatan’ AI Jadi Penolong?

    Gempa Megathrust Hantui RI, ‘Kekuatan’ AI Jadi Penolong?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bencana alam merupakan peristiwa tak terduga. Saat ini muncul kekhawatiran potensi gempa megathrust yang mengancam wilayah Indonesia disebut tinggal menunggu waktu.

    Hal tersebut diperkuat oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono beberapa waktu lalu.

    BMKG memperingatkan ada 2 zona megathrust yang perlu diwaspadai. Masing-masing adalah megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut. Pasalnya, 2 zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau seismic gap, yakni berabad-abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklus sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Dalam rangka memitigasi dampak gempa megathrust, bencana tersebut kini dapat terdeteksi lebih dini melalui teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi berbasis Distributed Acoustic Sensing (DAS), inovasi berbasis AI yang memanfaatkan kabel optik bawah laut untuk memantau aktivitas seismik secara real-time.

    Dengan mengandalkan infrastruktur kabel optik bawah laut milik Telkom yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, sistem ini mampu mendeteksi gelombang primer (P-wave), sinyal awal sebelum gelombang sekunder yang merusak (S-wave) datang.

    Sistem ini dapat memberikan peringatan beberapa detik hingga menit sebelum guncangan utama terjadi, sehingga dapat memberikan waktu yang sangat krusial untuk evakuasi dini.

    Pemrosesan data dilakukan secara real-time dan terintegrasi dengan sistem geospasial, memungkinkan respons kebencanaan yang lebih cepat dan terkoordinasi.

    “Teknologi ini memberikan solusi yang cepat, presisi, dan mampu menjangkau area rawan yang selama ini minim pemantauan,” ujar Kuwat Triyana anggota tim peneliti UGM, dikutip dari keterangannya di laman resmi UGM, dikutip Minggu (15/6/2025).

    Mantan President Director PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, mengatakan penggunaan kabel optik sebagai elemen deteksi juga dapat meningkatkan ketahanan aset nasional yang vital dari berbagai risiko alam.

    Ririek menambahkan bahwa pemanfaatan kabel optik yang sudah ada membuat sistem ini efisien dan mudah dikembangkan. Jalur kabel optik Telkom disebut telah melintasi di berbagai zona subduksi aktif di wilayah selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan pantai barat Sumatra.

    “Tanpa perlu pemasangan sensor baru, sistem ini dapat menjangkau area laut dalam yang sebelumnya belum tercakup oleh sistem peringatan konvensional,” ujar Ririek.

    Saat ini, sistem deteksi DAS tengah dalam tahap uji coba di kawasan Pantai Selatan Jawa dan akan diperluas ke wilayah rawan lainnya. UGM dan Telkom juga tengah merancang protokol kolaboratif agar data dapat diakses terbuka untuk riset dan kebijakan publik.

    Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem nasional dalam menghadapi bencana secara lebih terpadu dan responsif.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Komdigi: Media Harus Berkualitas, untuk Bentengi Misinformasi

    Komdigi: Media Harus Berkualitas, untuk Bentengi Misinformasi

    Komdigi: Media Harus Berkualitas, untuk Bentengi Misinformasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Fifi Aleyda Yahya menegaskan pentingnya media memiliki kualitas sebagai benteng terakhir melawan
    misinformasi
    .
    “Di tengah disrupsi, pemerintah terus mendukung industri media melalui regulasi yang adaptif dan program peningkatan kapasitas. Sebab,
    media berkualitas
    adalah benteng terakhir melawan misinformasi di era digital,” kata Fifi di kantornya, Jumat (13/6/2025).
    Karena itulah pemerintah berkomitmen serius memikirkan masa depan industri media mengingat peran vitalnya dalam demokrasi.
    “Gelombang
    transformasi digital
    yang masif telah mengubah lanskap industri media secara fundamental,” tegas Fifi.
    Fifi mengungkapkan, perubahan yang terjadi dalam satu dekade terakhir jauh lebih dramatis dibandingkan evolusi media selama 30 tahun sebelumnya.
    “Strategi media lima atau sepuluh tahun lalu sudah tidak relevan lagi. Kini kita berhadapan dengan era di mana platform media sosial menjadi sumber informasi utama masyarakat,” ungkapnya.
    Ia menyoroti dua tantangan utama saat ini, di antaranya transformasi bisnis media dan tsunami informasi yang membanjiri publik dengan konten sulit diverifikasi.
    “Eksistensi media dan profesi
    jurnalis
    harus dijaga, bukan hanya untuk bisnis, tapi sebagai pilar demokrasi yang menyediakan informasi berkualitas,” ujarnya.
    Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai “era tsunami informasi” di mana publik kesulitan membedakan fakta dan fiksi.
    Transformasi bisnis media menjadi keniscayaan. Banyak grup media besar telah beralih dari model konvensional ke platform digital.
    “Televisi tradisional harus bertransformasi menjadi heavy digital untuk bertahan. Model bisnis dengan karyawan ribuan sudah tidak sustainable,” papar Fifi.
    Tantangan lain adalah mempersiapkan talenta jurnalis yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan digital.
    “Kita perlu jurnalis dengan skill baru yang relevan dengan platform digital, termasuk kemampuan content activation dan data journalism,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Sumba Timur NTT, Tak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Sumba Timur NTT, Tak Berpotensi Tsunami

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa dengan magnitudo 5,2 melanda Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/6/2025) pukul 09.28 WIB.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan episenter gempa ini berada di titik koordinat 0,94 derajat lintang selatan dan 119,33 derajat bujur timur.

    Pusat gempa tepatnya berada di sekitar 118 kilometer arah barat daya Kecamatan Karera, Sumba Timur pada kedalaman 59 kilometer.

    BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami, tetapi masyarakat tetap waspada dengan potensi gempa susulan. 

    “Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” kata BMKG dikutip dari laman resminya.

    Belum ada laporan ada tidaknya korban jiwa maupun kerusakan akibat gempa ini.

  • Gempa Hari Ini Kamis 12 Juni 2025, Dua Kali Getarkan Indonesia – Page 3

    Gempa Hari Ini Kamis 12 Juni 2025, Dua Kali Getarkan Indonesia – Page 3

    Apa Itu Gempa Bumi?

    Untuk diketahui, gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.

    Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil.

    Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

  • Gempa Hari Ini Rabu 11 Juni 2025 di Indonesia, BMKG: Terjadi di Nias Utara Sumut – Page 3

    Gempa Hari Ini Rabu 11 Juni 2025 di Indonesia, BMKG: Terjadi di Nias Utara Sumut – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bumi Pertiwi kembali digetarkan lindu di tengah pekan pada hari ini, Rabu (11/6/2025). Hingga pukul 20.45 WIB, hanya terjadi satu kali gempa hari ini di Indonesia.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, lindu tersebut menggetarkan pukul 05:28:46 WIB pagi tadi di wilayah Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

    Gempa di Indonesia itu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) III di Nias Utara. Pusat lindu berada di laut 31 kilometer barat daya Nias Utara.

    Gempa bumi dilaporkan BMKG memiliki kekuatan magnitudo 4,1 dengan kedalaman 25 kilometer. Episenter lindu berada pada koordinat titik 1,26 Lintang Utara (LU)-97,14 Bujur Timur (BT).

    Apa Itu Gempa Bumi?

    Untuk diketahui, gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.

    Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil.

    Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

    Perbarui informasi Anda bersama Fokus edisi (04/5) dengan beberapa berita pilihan di antaranya, Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Gorontalo, Pria Berusia 99 Tahun Siap Menunaikan Ibadah Haji, Berburu Busana dan Aksesori.

  • 159 Bencana Hidrometeorologi di Sumbawa, Australia Bantu Pemda Siap Siaga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Juni 2025

    159 Bencana Hidrometeorologi di Sumbawa, Australia Bantu Pemda Siap Siaga Regional 11 Juni 2025

    159 Bencana Hidrometeorologi di Sumbawa, Australia Bantu Pemda Siap Siaga
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com
    – Kabupaten
    Sumbawa
    mencatat sebanyak 159
    bencana hidrometeorologi
    dari tahun 1977 hingga 2022, menjadikannya salah satu daerah yang paling rentan terhadap bencana.
    Dalam upaya mitigasi dini,
    program SIAP SIAGA
    yang didukung Kedutaan
    Australia
    diluncurkan untuk memperkuat sistem ketangguhan bencana di wilayah tersebut.
    Wakil Bupati Sumbawa, Mohamad Ansori, meluncurkan rencana kerja tahunan program SIAP SIAGA untuk tahun 2025 pada Rabu (11/6/2025).
    Dalam sambutannya, Ansori mengapresiasi Pemerintah Australia melalui Kedutaan Besar dan
    Program SIAP SIAGA
    yang telah memberikan kepercayaan kepada Kabupaten Sumbawa sebagai wilayah dampingannya untuk fase 2025–2027.
    “Ini adalah kesempatan penting sekaligus tantangan besar bagi kita semua untuk mengakselerasi penguatan sistem ketangguhan bencana di daerah yang kita cintai ini,” tegas Ansori.
    Menurut Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), kejadian bencana di Sumbawa mencakup sembilan jenis bencana utama, termasuk banjir, cuaca ekstrem, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, serta tsunami.
    Ansori mengingatkan bahwa beberapa bulan terakhir, masyarakat Sumbawa kembali dihadapkan pada tantangan kebencanaan yang nyata, seperti banjir di Karang Dima, Serading, Boak, dan kebakaran di Sepakat dan Sabedo.
    “Bukti bahwa membangun ketangguhan tidak bisa ditunda,” jelasnya.
    Ansori menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang tangguh, partisipatif, dan berkelanjutan.
    Ia juga mengapresiasi arah kerja Program SIAP SIAGA yang telah menetapkan sejumlah prioritas strategis, termasuk penguatan sistem manajemen risiko bencana yang inklusif dan sensitif gender, peningkatan kapasitas tanggap darurat melalui pelatihan teknis dan simulasi, serta penguatan sinergi antar-organisasi perangkat daerah (OPD) dan mitra lokal.
    Secara khusus, Ansori menyoroti Kecamatan Moyo Utara yang terdiri atas enam desa dampingannya sebagai laboratorium praktik baik yang diharapkan dapat direplikasi di kecamatan lain.
    “Kami ingin pelaksanaan program ini mendorong perubahan paradigma, dari reaktif menjadi preventif, dari terpusat menjadi terdesentralisasi, dan dari program sektoral menjadi gerakan kolektif masyarakat,” ungkapnya.
    Fredy Chandra, perwakilan Program SIAP SIAGA dari Kemitraan Australia–Indonesia, juga menyampaikan penghargaan kepada Pemda Sumbawa atas dukungan yang diberikan.
    “Kick-off ini merupakan tonggak awal menuju sistem penanggulangan bencana yang tangguh, inklusif, dan sensitif gender. Kami berkomitmen mendorong pengembangan desa tangguh bencana di Sumbawa melalui pendampingan teknis yang berkelanjutan,” ujarnya.
    Fredy menambahkan bahwa meskipun Sumbawa menghadapi tantangan kompleks dalam hal kebencanaan, wilayah ini memiliki potensi besar dalam pencegahan dan penanggulangan bencana.
    Program SIAP SIAGA akan terus mendukung serangkaian kegiatan strategis demi membangun ketahanan lokal yang kokoh.
    Acara peluncuran yang digelar di La Grande Ballroom ini dihadiri oleh Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sumbawa, Asisten Sekda, Camat, serta para Kepala Desa se-Kecamatan Moyo Utara, yang menjadi salah satu fokus program pendampingan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Hari Ini Selasa 10 Juni 2025, Terjadi Satu Kali Menggetarkan Tuban Jatim – Page 3

    Gempa Hari Ini Selasa 10 Juni 2025, Terjadi Satu Kali Menggetarkan Tuban Jatim – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lindu kembali menggetarkan Bumi Pertiwi pada hari ini, Selasa (10/6/2025). Hingga pukul 20.30 WIB di Indonesia, hanya terjadi satu gempa hari ini.

    Berdasarkan laporan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lindu menggetarkan pagi tadi pukul 06:15:07 WIB di wilayah Tuban, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

    “Pusat gempa berada di laut 119 kilometer timur laut Tuban,” terang BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id dikutip Liputan6.com, Selasa (10/6/2025).

    Lindu di Indonesia tersebut dilaporkan BMKG memiliki kekuatan magnitudo 4,5 dengan kedalaman 5 kilometer. Episenter gempa berada pada koordinat titik 5,84 Lintang Selatan (LS)-112,24 Bujur Timur (BT).

    Lindu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II-III di Bawean.

    Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin malam, 9 Juni 2025, tepatnya pukul 23.55 WIB. Guncangan gempa turut dirasakan di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Cilacap, Kebumen, hingga Banyumas.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa berasal dari aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, bukan dari patahan aktif di permukaan.

    “Gempa terjadi pada pukul 23.55 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, parameter gempa terkini menunjukkan magnitudo 5,0,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa dini hari, seperti dikutip dari Antara.

    BMKG mencatat, episenter gempa terletak pada koordinat 8,09 derajat Lintang Selatan dan 108,71 derajat Bujur Timur, sekitar 49 kilometer tenggara Pangandaran, dengan kedalaman 70 kilometer.

    Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk jenis gempa menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng. Mekanisme yang terdeteksi adalah oblique thrust, yakni kombinasi antara pergerakan naik dan geser.

    Gempa jenis ini umum terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, dan menjadi penyebab utama aktivitas seismik di kawasan selatan Jawa.

     

    Basarnas Kirim Personel untuk Bantu Penanganan Gempa Cianjur

  • BMKG Ungkap Penyebab Gempa Pangandaran Magnitudo 5,0 – Page 3

    BMKG Ungkap Penyebab Gempa Pangandaran Magnitudo 5,0 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin malam, 9 Juni 2025, tepatnya pukul 23.55 WIB. Guncangan gempa turut dirasakan di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Cilacap, Kebumen, hingga Banyumas.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa berasal dari aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, bukan dari patahan aktif di permukaan.

    “Gempa terjadi pada pukul 23.55 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, parameter gempa terkini menunjukkan magnitudo 5,0,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa dini hari, seperti dikutip dari Antara.

    BMKG mencatat, episenter gempa terletak pada koordinat 8,09 derajat Lintang Selatan dan 108,71 derajat Bujur Timur, sekitar 49 kilometer tenggara Pangandaran, dengan kedalaman 70 kilometer.

    Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk jenis gempa menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng. Mekanisme yang terdeteksi adalah oblique thrust, yakni kombinasi antara pergerakan naik dan geser.

    Gempa jenis ini umum terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, dan menjadi penyebab utama aktivitas seismik di kawasan selatan Jawa.