Topik: Tsunami

  • Gempa Dahsyat M 8 Guncang Rusia, Picu Peringatan Tsunami

    Gempa Dahsyat M 8 Guncang Rusia, Picu Peringatan Tsunami

    Jakarta

    Gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,0 terjadi di lepas pantai timur Rusia. US Geological Survei (USGS) mengatakan gempa ini memicu peringatan tsunami Samudra Pasifik.

    Dilansir AFP, Rabu (30/7/2025), USGS mengatakan episentrum gempa berada sekitar 136 kilometer di timur Petropavlovsk di semenanjung Kamchatka, pada kedalaman 19 kilometer. Otoritas Amerika mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah yang mencakup Alaska.

    Sementara itu berdasarkan laporan Reuters, Badan Meteorologi Jepang memprediksi akan ada tsunami setinggi 1 meter mencapai wilayah pesisir yang luas mulai pukul 01.00 waktu setempat.

    Sistem peringatan tsunami ini sama dengan laporan USGS yang juga mengeluarkan peringatan “gelombang tsunami berbahaya” dalam tiga jam ke depan di sepanjang beberapa pantai Rusia dan Jepang.

    Lihat Video ‘Negara-negara yang Umumkan Peringatan Tsunami Setelah Gempa Rusia’:

    (zap/yld)

  • Megathrust ‘Meledak’, Selatan Jawa Pernah Digulung Tsunami Raksasa

    Megathrust ‘Meledak’, Selatan Jawa Pernah Digulung Tsunami Raksasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa. Namun, catatan sejarah mengenai peristiwa tsunami di wilayah ini masih sangat terbatas.

    “Artinya, kita bisa saja melewatkan ancaman besar yang pernah terjadi di masa lalu, sebagaimana kita lihat pada kasus tsunami raksasa Aceh 2004,” ungkap Periset Bidang Sedimentologi, Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Purna Sulastya Putra, dalam keterangan tertulis, Minggu (27/7/2025).

    Untuk mengisi kekosongan pengetahuan tersebut, tim BRIN melakukan riset paleotsunami, yaitu studi ilmiah untuk mendeteksi jejak tsunami purba berdasarkan data geologi melalui lapisan sedimen yang tersimpan di tanah dan batuan. Riset ini memungkinkan tim bisa memetakan peristiwa tsunami yang terjadi bahkan ribuan tahun lalu.

    Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan sejak 2006 hingga 2024, tim mencatat adanya lapisan endapan tsunami purba, salah satunya diperkirakan berasal dari kejadian tsunami sekitar 1.800 tahun yang lalu. Endapan tersebut tersebar di wilayah selatan Jawa, seperti Lebak, Pangandaran, Kulon Progo, hingga Pacitan.

    Temuan endapan tsunami dengan umur yang sama di berbagai lokasi sepanjang selatan Jawa mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut sangat besar (tsunami raksasa), kemungkinan merupakan akibat dari gempa megathrust bermagnitudo 9 atau lebih, seperti yang terjadi pada tsunami Aceh 2004.

    Untuk melengkapi temuan tersebut, pada Mei 2025, BRIN melanjutkan kegiatan survei di wilayah selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul, dengan fokus pencarian jejak tsunami yang lebih muda usianya, karena secara hipotesis perulangan gempa besar dengan magnitudo >9.0 di selatan Jawa adalah sekitar 675 tahun sekali.

    Foto: Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
    Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)

    “Metode yang digunakan adalah pemboran tangan, trenching atau pembuatan kolam paritan, dan pemetaan LiDAR,” jelas Purna.

    “Ekspedisi kami kali ini difokuskan untuk mencari jejak paleotsunami yang usianya lebih muda dari sekitar 1.800 tahun yang lalu, agar kami bisa merekonstruksi berapa kali tsunami raksasa akibat gempa megathrust bermagnitudo lebih dari 9 pernah terjadi di selatan Jawa,” ujar Purna.

    Hasil trenching di kawasan Kulon Progo membuahkan hasil berupa ditemukannya tiga lapisan pasir yang diduga kuat sebagai endapan tsunami purba. Lapisan tersebut mengandung foraminifera laut dan memiliki struktur khas akibat hempasan gelombang besar.

    Purna menerangkan bahwa salah satu lapisan yang ditemukan diduga berasal dari kejadian tsunami sekitar 1.800 tahun lalu. Ia juga menambahkan bahwa terdapat lapisan-lapisan lain yang usianya lebih muda, yang mengindikasikan bahwa tsunami besar kemungkinan telah terjadi berulang kali di wilayah tersebut.

    Saat ini, proses analisis terhadap sampel-sampel sedimen tersebut masih berlangsung. Sampel dengan analisis radiocarbon dating sedang dikirim ke laboratorium luar negeri untuk mengetahui waktu kejadian tsunami purba.

    “Temuan paleotsunami ini bukan sekadar catatan akademik. Data tersebut sangat penting untuk menyusun zonasi wilayah rawan bencana, menjadi pertimbangan tata ruang dan pembangunan wilayah pesisir, serta meningkatkan kesadaran publik termasuk simulasi evakuasi tsunami (tsunami drill), khususnya di kawasan wisata Pantai,” tegas Purna.

    Dirinya berharap, temuan ini menjadi bagian dari pengambilan kebijakan berbasis data ilmiah. Sehingga, mitigasi bencana dapat dilakukan secara lebih tepat, efektif, dan menyeluruh.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rembuk Pemuda Tanam 70.000 Mangrove, Fathur Razaq: Ini Sedekah Alam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 Juli 2025

    Rembuk Pemuda Tanam 70.000 Mangrove, Fathur Razaq: Ini Sedekah Alam Regional 26 Juli 2025

    Rembuk Pemuda Tanam 70.000 Mangrove, Fathur Razaq: Ini Sedekah Alam
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Dalam rangka memperingati Hari
    Mangrove
    Internasional, aksi tanam 70.000 pohon
    mangrove
    digelar pesisir Teluk Palu pada Sabtu (26/7/2025).
    Kegiatan ini menjadi langkah nyata pemuda dalam menghadapi krisis iklim dan memulihkan ekosistem pesisir yang rusak. Aksi lingkungan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas Mangrovers, pelajar, mahasiswa, hingga organisasi kepemudaan.
    Kolaborasi ini diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Rembuk Pemuda dan Mangrovers sebagai bentuk komitmen terhadap gerakan restorasi mangrove berkelanjutan di Sulawesi Tengah.
    Ketua Rembuk Pemuda, Fathur Razaq, menyebut, penanaman mangrove ini adalah bentuk “sedekah
    alam
    ”.
    Ia menekankan bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab sosial yang harus dijalankan secara konsisten oleh generasi muda.
    “Kami tanam mangrove bukan untuk seremonial, tapi sebagai bentuk syukur dan sedekah kami kepada alam. Kami percaya menjaga alam adalah bagian dari ibadah sosial,” ucap Fathur.
    Fathur juga menyoroti kurangnya kontribusi industri dalam program reboisasi dan restorasi lingkungan. Ia menilai bahwa jika pemuda mampu menanam puluhan ribu pohon, maka perusahaan besar seharusnya bisa berbuat lebih banyak untuk lingkungan.
    Ketua komunitas Mangrovers, Ismail, memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia menyebut gerakan tanam mangrove ini sebagai titik balik perjuangan lingkungan pasca-bencana tsunami 2019.
    Menurutnya, ekosistem mangrove memiliki peran penting secara ekologis dan ekonomi, seperti menahan gelombang serta menyediakan sumber pangan bagi masyarakat pesisir.
    Dukungan terhadap aksi ini datang dari Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah serta berbagai komunitas pelajar dari sekolah dan perguruan tinggi. Penanaman dimulai dari kawasan Layana hingga Citraland, sebagai langkah awal menciptakan pesisir Palu yang hijau, tangguh, dan lestari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • China Beri Warning Gempa Besar Terjang Jepang, 30.000 Orang Tewas

    China Beri Warning Gempa Besar Terjang Jepang, 30.000 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa besar berpotensi melanda Jepang. Hal ini membuat Pemerintah China memperingatkan warganya di Jepang, dan meminta untuk mengambil tindakan pencegahan dan terus waspada.

    Dalam laporan Global Times, Kedutaan Besar China di Jepang mengeluarkan pemberitahuan itu Senin. Ini menyusul rilis pemerintah Jepang 31 Maret soal gempa di Palung Nankai yang bisa membuat 298.000 orang tewas.

    “Jepang adalah negara yang rentan terhadap gempa bumi yang sering terjadi. Pada bulan Agustus tahun lalu, gempa bumi berkekuatan 7,1 Skala Richter melanda Prefektur Miyazaki di ujung barat Palung Nankai, yang mendorong pemerintah Jepang untuk mengeluarkan peringatan gempa besar,” kata kedutaan dikutip Sabtu (26/7/2025).

    “Menurut laporan media Jepang, pemerintah Jepang merilis penilaian risiko terbaru untuk gempa besar Palung Nankai pada tanggal 31 Maret, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya peristiwa seperti itu dalam 30 tahun ke depan dari 70% menjadi 80%,” catat kedutaan lagi.

    “Gempa bumi yang berpotensi terjadi dapat berdampak pada wilayah yang luas yang membentang dari Okinawa di barat hingga Fukushima di timur, berpotensi menyebabkan 298.000 kematian dan mengakibatkan kerugian ekonomi hingga US$1,8 triliun.”

    Selain mengingatkan warga negaranya, kedutaan China juga memberi tips untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri, memantau informasi terkait gempa bumi dengan saksama dan merencanakan perjalanan, studi, atau pembelian properti di Jepang dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan berbagai faktor risiko. Warga China disarankan untuk mengidentifikasi lokasi evakuasi terdekat terlebih dahulu dan mengikuti instruksi evakuasi pemerintah setempat tanpa penundaan.

    Sementara itu mengutip Newsweek, belum ada komentar dari pemerintah Jepang soal ini. Hingga berita diturunkan belum ada tanggapan.

    Namun lama itu mencatat gempa bumi telah melanda palung di lepas pantai selatan pulau utama Jepang setiap 100 hingga 150 tahun, dengan yang terakhir tercatat pada tahun 1946. Ada kemungkinan 70-80% gempa besar terjadi dalam 30 tahun, memang perkiraan pemerintah.

    Gempa dengan magnitudo 9,0 melanda pesisir timur Jepang pada 11 Maret 2011, menjadi gempa bumi terbesar yang pernah tercatat di negara tersebut. Gempa tersebut memicu tsunami dan menyebabkan kecelakaan nuklir, menewaskan 19.729 orang, dengan 2.559 orang masih dilaporkan hilang secara resmi.

    Di sisi lain, menurut Badan Meteorologi Jepang, total enam gempa bumi dengan magnitudo 2,5 atau lebih dalam 24 jam hingga pukul 6 sore pada Selasa waktu setempat. Gempa terbesar adalah gempa berkekuatan 4,8 skala Richter yang melanda lepas pantai timur pulau Hokkaido di Jepang utara.

    Jepang merupakan bagian dari sabuk seismik “Cincin Api” di tepi luar Samudra Pasifik, yang berada di sepanjang batas lempeng tektonik yang bergerak perlahan. Sekitar 81% gempa bumi terbesar di dunia terjadi di wilayah ini, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Kota Sorong Papua Barat, Tidak Berpotensi Tsunami – Page 3

    Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Kota Sorong Papua Barat, Tidak Berpotensi Tsunami – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Gempa Magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (26/7/2025) pukul 12:31:47 WIB.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa ini berada pada koordinat 0.39 LS, 131.60 BT, dengan episenter gempa berada di 64 km timur laut Kota Sorong.

    BMKG menyebutkan, gempa tidak berpotensi tsunami.

    “tidak berpotensi tsunami,” demikian seperti dikutip dari BMKG.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa Darat Magnitudo 5,7 Guncang Poso, Begini Kondisi di Area Pusat Getaran

    Gempa Darat Magnitudo 5,7 Guncang Poso, Begini Kondisi di Area Pusat Getaran

    Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi magnitudo 5,7 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/7) malam. Guncangan cukup kuat menyebabkan kepanikan di sejumlah titik, termasuk di RSUD Poso dan RS Sinar Kasih Tentena, di mana pasien dan keluarga sempat dievakuasi keluar bangunan.

    Laporan sementara yang dihimpun BNPB tercatat adanya satu rumah roboh di sekitar pusat gempa dan tiga rumah mengalami rusak ringan, masing-masing di Desa Tokilo dan Tindoli (Kecamatan Pamona Tenggara), serta Desa Pendolo (Kecamatan Pamona Selatan).

    “Getaran terasa luas, memengaruhi setidaknya lima kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Pamona Tenggara, Pamona Selatan, Pamona Barat, Pamona Puselemba, dan Pamona Timur. Masyarakat banyak yang memilih bertahan di luar rumah untuk menghindari risiko gempa susulan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya kepada wartawan.

    Berdasarkan parameter awal dari BMKG, gempa tercatat dengan magnitudo M6,0, namun setelah dilakukan pemutakhiran, magnitudo resmi diperbarui menjadi M5,7.

    Episenter gempa berada di darat, pada koordinat 2,01° LS dan 120,78° BT, dengan kedalaman 10 km.

    Gempa ini tergolong dangkal, dipicu oleh aktivitas sesar aktif di Zona Sesar Poso, dan memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Hasil analisis BMKG menyatakan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

    Hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa, namun proses pendataan masih berlangsung karena pemadaman listrik dan gangguan jaringan komunikasi di beberapa wilayah menyulitkan pelaporan cepat.

    Di sisi lain, BMKG telah mencatat adanya 11 kali gempa susulan hingga pukul 20.40 WIB, dengan kekuatan terbesar M5,5 dan terkecil M2,4.

    “Sebagai langkah respons cepat, tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Poso telah diterjunkan ke lokasi-lokasi terdampak, terutama di sekitar Danau Poso yang berada dekat episentrum gempa. Tim melakukan assessment awal, verifikasi dampak kerusakan, dan pengumpulan data di lapangan,” lanjutnya.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di wilayah terdampak gempabumi agar tetap tenang namun waspada. Masyarakat diharapkan tidak panik dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama yang beredar di media sosial.

    Warga juga diimbau untuk tidak memasuki bangunan yang mengalami keretakan atau kerusakan struktural akibat gempa, sampai bangunan tersebut dinyatakan aman oleh petugas berwenang.

    Apabila terjadi gempa susulan, masyarakat diimbau segera menjauh dari struktur tinggi seperti tembok, tiang, dan bangunan tua yang rawan runtuh. Dalam kondisi listrik padam, warga diminta untuk menggunakan alat penerangan dan komunikasi secara bijak, dan memprioritaskan informasi penting dan darurat.

  • Dampak Serangan Situs Nuklir Iran, Apakah Segawat Chernobyl?

    Dampak Serangan Situs Nuklir Iran, Apakah Segawat Chernobyl?

    Jakarta

    Sebulan pasca serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran di kota Fordow, Natanz dan Isfahan, dampaknya hingga saat ini masih belum jelas. Beberapa pihak baik dari AS, Iran, Israel, dan IAEA memberikan penilaian kerusakan yang saling bertentangan satu sama lain.

    Presiden AS, Donald Trump, menyebut serangan-serangan tersebut sebagai bagian dari “Operasi Midnight Hammer”. Operasi ini melibatkan 125 pesawat dan pesawat pengebom B-2 khusus yang membawa bom seberat 15.000 kilogram yang didesain sebagai Massive Ordinance Penetrator – penghancur target yang terletak jauh di bawah tanah atau lebih dikenal sebagai “bunker busters.”

    Fordow dibentengi dengan kuat

    Serangan di Fordow adalah yang paling signifikan. Ini adalah fasilitas nuklir terkubur jauh di dalam pegunungan untuk melindunginya dari serangan.

    Tidak jelas kapan Iran mulai membangun fasilitas di Fordow, tetapi keberadaannya terungkap kepada dunia di tahun 2009. Fasilitas ini dirancang untuk menampung sekitar 3.000 sentrifugal, mesin yang digunakan untuk memperkaya uranium.

    Sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 – Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) – dengan negara-negara besar dunia, Teheran setuju untuk mengubah situs tersebut menjadi fasilitas penelitian dan menghentikan pengayaan uranium di sana selama 15 tahun.

    Namun, setelah Presiden AS Donald Trump, pada masa jabatan pertamanya, secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut di tahun 2018, Iran melanjutkan aktivitas pengayaan uranium di Fordow.

    Iran telah memperkaya uranium hingga kemurnian 60% di lokasi tersebut, jauh melampaui kadar kemurnian yang diperlukan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir sipil. Teheran juga mengumumkan rencana perluasan kapasitas pengayaan uranium di lokasi tersebut.

    Targetkan fasilitas pengayaan uranium

    Target lain dari operasi AS adalah fasilitas nuklir di Natanz, pusat pengayaan uranium terbesar di Iran, yang terletak sekitar 225 kilometer di selatan Teheran.

    Seperti Fordow, Natanz juga merupakan situs nuklir bawah tanah yang bahkan dapat menampung hingga sekitar 50.000 sentrifugal.

    Fasilitas Fordow dan Natanz sebelumnya telah beberapa kali menjadi target serangan canggih.

    Pemerintah di Teheran menyebut, rangkaian serangan tersebut dimulai dari serangan siber Stuxnet di tahun 2010, hingga insiden yang terjadi empat tahun silam, yang melumpuhkan jaringan pasokan listrik Fordow dan ledakan yang dikendalikan dari jarak jauh di Natanz. Dua serangan terakhir ini menyebabkan kehancuran ekstensif dan merusak kemampuan pengayaan uranium Iran.

    Situs nuklir ketiga yang ditargetkan oleh AS adalah yang berlokasi di Isfahan, yang dicurigai menyimpan bahan bakar nuklir tingkat senjata.

    Penjelasan sederhananya, fasilitas Ishafan mengubah uranium alam menjadi gas uranium heksafluorida, yang kemudian disalurkan ke sentrifugal di Natanz dan Fordow untuk pengayaan uranium.

    Rusia pemasok tunggal bahan bakar PLTN Iran

    Situs di Fordow, Natanz, dan Isfahan ketiganya merupakan fasilitas pengayaan uranium, dan para ahli memperkirakan bahwa Iran telah memiliki lebih dari 400 kilogram uranium yang telah diperkaya kadar tinggi.

    Terlepas dari kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan AS pada ketiga situs tersebut, nasib uranium yang telah diperkaya ini masih belum diketahui.

    Sumber-sumber pemerintah Iran sebagian besar mengklaim, uranium yang diperkaya tersebut telah dipindahkan ke lokasi-lokasi yang “aman”.

    Namun, beberapa media mengutip sumber-sumber Israel yang menyebutkan, uranium telah didistribusikan ke tiga situs nuklir tersebut, dan “tidak dipindahkan.”

    Seorang pejabat senior Israel, yang tidak ingin disebutkan namanya, baru-baru ini mengatakan kepada BBC, sebagian dari uranium yang diperkaya disimpan jauh di dalam fasilitas nuklir Isfahan dan Iran mencoba untuk mengambilnya.

    Ketiga situs yang ditargetkan diyakini tidak memiliki reaktor nuklir aktif.

    Iran memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di Bushehr, sekitar 750 kilometer di selatan Teheran. Pembangkit listrik yang diawasi oleh IAEA ini. menggunakan uranium yang dipasok dari Rusia. Bahan bakar bekasnya juga dikembalikan ke Rusia untuk mencegah pemrosesan ulang menjadi bahan baku senjata nuklir.

    PLTN Bushehr tidak menjadi target serangan AS.

    Pemantauan tingkat radiasi di Iran

    Setelah serangan AS, IAEA menyatakan, mereka tidak melihat adanya peningkatan kadar radiasi di wilayah tersebut.

    Karena serangan menyasar fasilitas pengayaan uranium dan pabrik bahan bakar nuklir, bukan reaktor aktif (PLTN Bushehr), potensi risiko radiasi terbatas pada kebocoran gas uranium heksafluorida (UF6) dari tangki penyimpanan uranium yang diperkaya, kaskade sentrifugal, atau jaringan pipa.

    Jika dilepaskan, gas UF6 akan bereaksi dengan uap air di udara, membentuk senyawa uranyl fluorida dan asam fluorida. Asam fluorida sangat korosif dan berbahaya. Kontak dengan asam ini atau menghirup uapnya dapat merusak jaringan paru-paru, dan menyebabkan masalah pernapasan yang parah dan mematikan, yang dapat menyebabkan mati lemas dan kematian.

    “Memang ada indikasi bahwa UF6 telah dilepaskan di lokasi fasilitas yang diserang. Baik bahaya radiologi dan peningkatan kadar radiasi, serta bahaya kimia, telah disebutkan. Tapi ini hanya merujuk pada efek kimia asam,” kata Clemens Walther, profesor dan ahli nuklir di Institut Radioekologi dan Perlindungan Radiasi di Universitas Hannover, kepada DW.

    “Walau begitu, dengan jelas dinyatakan bahwa insiden itu terbatas di lokasi. Tidak ada laporan penyebaran ke daerah pemukiman.”

    Risiko bencana seperti Chernobyl?

    Bencana nuklir di Chernobyl pada tahun 1986 dan Fukushima pada tahun 2011 mencuatkan risiko radiasi yang disebabkan oleh kecelakaan reaktor nuklir.

    Bencana Fukushima terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 9 SR dan tsunami melumpuhkan pasokan listrik dan sistem pendingin tiga reaktor di PLTN Fukushima Daiichi, di pantai timur Jepang.

    Material radioaktif bocor dari lokasi tersebut, yang menyebabkan evakuasi puluhan ribu orang dari kawasan bencana.

    Namun Roland Wolff, seorang ahli proteksi radiasi, fisika medis, dan radiasi mengatakan bahwa ketiga fasilitas nuklir Iran yang jadi target serangan AS tidak memili8ki potensi bahaya seperti Chernobyl.

    “Persediaan radioaktif di fasilitas pengayaan nuklir, tidak seperti di reaktor nuklir, tidak mengandung produk fisi nuklir,” kata ahli radiasi tersebut. “Selain itu, unsur radioaktif tidak dilepaskan ke kawasan dengan elevasi tinggi melalui ledakan, seperti yang terjadi di Chernobyl. Oleh karena itu, potensi kontaminasi diasumsikan bersifat lokal, dengan kemungkinan terbawa angin ke negara-negara tetangga.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

  • Kantor Baru BMKG Telan Biaya Rp 252 M, Diklaim Tahan Gempa

    Kantor Baru BMKG Telan Biaya Rp 252 M, Diklaim Tahan Gempa

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) meresmikan Gedung Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (21/7/2025). Gedung ini dilengkapi dengan teknologi Sistem Peringatan Dini Multi-Bahaya (Multi Hazard Early Warning System/MHEWS).

    Gedung ini menjadi bagian MHEWS yang dibangun di dua lokasi, yakni Jakarta dan Bali, dengan total nilai kontrak sebesar Rp 252,7 miliar. Sistem MHEWS dirancang khusus untuk memberikan informasi cepat dan akurat demi menunjang keselamatan, serta akan menjadi acuan dalam mitigasi dan evakuasi sebelum tsunami mencapai daratan.

    Direktur Operasi I Wika Bangunan Gedung, Bagus Tri Setiana, menjelaskan Gedung Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG dirancang khusus sebagai gedung pusat common center dengan teknologi base isolator tipe friction pendulum untuk mengantisipasi beban gempa bumi. Teknologi ini mampu menahan gempa periode 2.500 tahun.

    Teknologi ini dipasang pada 23 titik dengan diameter 1,1 meter dan 1,124 meter, yang merupakan produk dari Italia dan dikombinasikan dengan produksi lokal dari Wika Group.

    “Jadi mekanikalnya dari Itali, kami rangkai semuanya di lokal. Jadi ada nilai TKDN-nya untuk base isolator,” ungkap Bagus dalam sambutannya di peresmian Gedung Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG, Jakarta, Senin (21/7/2025).

    Gedung ini juga dilengkapi dengan layar LCD besar di lantai 4 dan 6, dengan ukuran lebar 30 meter dan tinggi 3 meter. Adapun total luas bangunan 8.679,88 meter persegi.

    Struktur fondasi profile menggunakan tiang pancang dengan diameter 120 cm dan kedalaman rata-rata 24 meter, dengan jumlah titik sekitar 64 titik. Gedung ini terdiri dari 2 basement dan 9 lantai.

    “Mari kita manfaatkan kesempatan ini sebagai langkah baru demi Indonesia yang kuat serta kehidupan yang berkelanjutan. Hari ini untuk masa depan dan masa depan dimulai dari ini,” pungkasnya.

    Tonton juga video “BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Masih Mengintai” di sini:

    (acd/acd)

  • Gempa Dahsyat M 8 Guncang Rusia, Picu Peringatan Tsunami

    Peringatan Tsunami, Rusia Imbau Warga Kamchatka Evakuasi ke Dataran Tinggi

    Moskow

    Pemerintah Rusia mengeluarkan peringatan potensi tsunami di sejumlah permukiman wilayah Kamchatka. Warga di kawasan pesisir diminta pindah ke dataran yang lebih tinggi.

    Dilansir media Rusia, RIA Novosti, Minggu (20/7/2025), departemen regional Kementerian Situasi Darurat Rusia menyebut gelombang maksimum diperkirakan terjadi di Desa Nikolskoye.

    “Ketinggian gelombang maksimum diperkirakan terjadi di desa Nikolskoye. Di sana, gelombang setinggi 0,29 meter diperkirakan akan mendekat. Di Ust-Kamchatsk, kenaikan hingga 0,19 meter mungkin terjadi,” demikian peringatan departemen tersebut.

    Pusat Penelitian Federal Survei Geofisika Terpadu Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, menyebut ada tiga gempa bumi dengan magnitudo 5,3, 6,5, dan 7,2 yang terjadi di lepas pantai wilayan itu. Gempa pertama tercatat terjadi di 146 kilometer timur Petropavlovsk-Kamchatsky.

    Pusat gempa berada di Samudra Pasifik. Tim penyelamat telah menyarankan penduduk setempat mengungsi ke dataran tinggi dan menjauh dari air.

    Lihat juga Video: Peringatan Tsunami Muncul Seusai Gempa M 7,1 Guncang Kepulauan Tonga

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Alert! Gempa Dahsyat M 7,4 Guncang Rusia, Muncul Peringatan Tsunami

    Alert! Gempa Dahsyat M 7,4 Guncang Rusia, Muncul Peringatan Tsunami

    Bisnis.com, JAKARTA — Peringatan bencana alam tsunami dirilis setelah terjadi tiga gempa bumi secara beruntun di lepas pantai Pasifik Rusia dengan skala magnitudo 6,5, M6,7, dan M7,4. 

    Dikutip dari AlJazeera, Minggu (20/7/2025) menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) tiga gempa bumi dahsyat terjadi di daerah yang sama di pesisir pantai Petropavlovsk-Kamchatsky dalam rentang waktu 32 menit.

    Laporan Reuters menyebutkan Pusat Tsunami Nasional AS telah memberikan peringatan tsunami dikeluarkan untuk Rusia dan sejauh negara bagian Hawaii di Amerika Serikat. 

    Dua getaran tercatat pada magnitudo 6,7 dan satu pada magnitudo 7,4. Kurang dari 30 menit sebelum itu, gempa berkekuatan 5.0 juga dilaporkan di area yang sama, kata monitor USGS.

    Monitor GFZ Jerman juga mengkonfirmasi bahwa setidaknya satu gempa berkekuatan 6,7 tercatat di timur Wilayah Kamchatka pada hari Minggu. GFZ kemudian memperbaruinya menjadi magnitudo 7.4.

    Untuk diketahui, menurut situs web kota setempat, Kota Petropavlovsk-Kamchatsky memiliki populasi lebih dari 163.152 orang. 

    Kota ini terletak di Wilayah Kamchatka yang menghadap ke Pasifik, timur laut Jepang dan barat negara bagian Alaska AS.

    Potensi Dampak ke Indonesia

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. 

    “Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia dihimbau agar tetap tenang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut,” ujar Daryono. 

    Hasil analisis parameter update dari BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M6,7; M7,4; dan M6,7 Episenter gempabumi pertama terletak pada koordinat 52,99° LU; 160,57° BT pada kedalaman 15 km. 

    Episenter gempabumi kedua terletak pada koordinat 52,90° LU; 160,75° BT pada kedalaman 20 km. Episenter gempabumi ketiga terletak pada koordinat 52,85° LU; 160,85° BT pada kedalaman 9 km.

    Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas  subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench). Gempabumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault).