Topik: Tsunami

  • Tsunami Kecil Muncul di Talaud Pasca Gempa 7,4 di Filipina

    Tsunami Kecil Muncul di Talaud Pasca Gempa 7,4 di Filipina

    Tsunami kecil terjadi di Talaud, Sulawesi Utara, dengan ketinggian 3,5-11 cm, pasca gempa 7,4 magnitudo di Filipina pada 10 Oktober 2025. Tidak ada gempa susulan.

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG mencatat terjadi tsunami kecil di kawasan Essang-Talaud Sulawesi Utara pasca gempa besar magnitudo 7,4 di Filipina Jumat pagi.

    Data BMKG mencatat, tsunami terjadi dengan ketinggian gelombang mulai dari 3,5 cm sampai dengan 11 cm.

    Berikut deretan tsunami yang terjadi di Talau

    Essang-Talaud 5 cm
    Beo-Talaud 7 cm
    Melonguane-Talaud 3,5 cm
    Gelano-Talaud 5,5 cm
    Sangihe 11 cm. 

    Gempabumi dirasakan oleh masyarakat di daerah  Tahuna dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Manado dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

    Hingga pukul 09.14 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

    ⁠Jumat 10 Oktober 2025 pukul 08.43.58 WIB wilayah Laut Filipina, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,4.

    Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ).

  • Penyebab Gempa Bumi Magnitudo 7,4 di Filipina yang Berpotensi Tsunami ke Talaud

    Penyebab Gempa Bumi Magnitudo 7,4 di Filipina yang Berpotensi Tsunami ke Talaud

    Bisnis.com, JAKARTA – ⁠Jumat 10 Oktober 2025 pukul 08.43.58 WIB wilayah Laut Filipina, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,4.

    Dilansir dari Instagram BMKG gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ).

    Gempabumi dirasakan oleh masyarakat di daerah  Tahuna dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Manado dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

    Tsunami tercatat telah terjadi di Essang-Talaud dengan ketinggian gelombang 5 cm, Beo-Talaud dengan ketinggian gelombang 7 cm, Melonguane-Talaud dengan ketinggian gelombang 3,5 cm, Gelano-Talaud dengan ketinggian gelombang 5,5 cm, Sangihe dengan ketinggian gelombang 11 cm.

    Hingga pukul 09.14 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

  • Peringatan Tsunami Imbas Gempa Filipina Dicabut

    Peringatan Tsunami Imbas Gempa Filipina Dicabut

    Manila

    Peringatan tsunami yang dirilis setelah gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,4 mengguncang perairan sebelah selatan Filipina telah dicabut. Belum ada laporan dari otoritas Manila soal korban jiwa atau kerusakan akibat gempa tersebut.

    Pusat Peringatan Tsunami Pasifik dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Jumat (10/10/2025), mengumumkan pencabutan peringatan tsunami tersebut beberapa jam setelah gempa dahsyat mengguncang wilayah Filipina bagian selatan pada Jumat (10/10) pagi waktu setempat.

    “Tidak ada lagi ancaman tsunami dari gempa ini,” kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik dalam pernyataannya.

    Laporan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS menyebut gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 itu mengguncang perairan berjarak 20 kilometer dari Manay di wilayah Mindanao pada Jumat (10/10) pagi, sekitar pukul 09.43 waktu setempat.

    Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mencatat gempa itu berkekuatan Magnitudi 7,6.

    Sebelumnya, Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina menyebut “tsunami destruktif diperkirakan terjadi dengan ketinggian gelombang yang mengancam nyawa” di pesisir timur negara kepulauan tersebut. Warga yang tinggal di area pesisir, sebut institut tersebut, “sangat disarankan untuk segera mengungsi di dataran tinggi atau pindah lebih jauh ke pedalaman”.

    Sistem Peringatan Tsunami AS sebelumnya memperingatkan bahwa gelombang setinggi 1 meter hingga 3 meter bisa menerjang sebagian wilayah Filipina, sedangkan beberapa pantai Indonesia dan di Pulau Palau, diperkirakan dilanda gelombang setinggi 30 cm hingga 1 meter.

    Sejauh ini belum ada laporan soal korban jiwa akibat gempa bumi tersebut.

    Seorang pejabat Kepolisian Filipina, Dianne Lacorda, mengatakan kepada AFP bahwa wilayah Provinsi Davao Oriental, termasuk Manay, diperkirakan mengalami kerusakan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • BMKG Ungkap Mengapa Wilayah Timur Filipina Rawan Gempa dan Tsunami

    BMKG Ungkap Mengapa Wilayah Timur Filipina Rawan Gempa dan Tsunami

    Lebih jauh Daryono mengatakan, Palung Filipina (Philippine Trench) merupakan salah satu zona subduksi utama di wilayah barat Samudra Pasifik, yang menandai batas antara Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Sunda.

    “Zona ini terletak di sisi timur Kepulauan Filipina dan memanjang dari wilayah Mindanao di selatan hingga ke arah utara Luzon, di mana ia berlanjut menjadi Palung Timur Luzon (East Luzon Trough),” katanya.

    Palung Filipina, katanya, terbentuk akibat proses subduksi miring (oblique subduction) di mana Lempeng Laut Filipina menunjam ke bawah busur kepulauan Filipina. Kecepatan relatif gerakan lempeng di sekitar zona ini diperkirakan mencapai sekitar 80 mm per tahun.

    “Subduksi ini disertai dengan aktivitas seismik tinggi serta vulkanisme aktif di sepanjang busur kepulauan di atasnya,” kata Daryono.

    Palung Timur Luzon dianggap sebagai zona subduksi muda yang masih berkembang ke arah utara, menjadikannya contoh unik dari proses pembentukan palung laut baru (Hamburger et al., 1983). Zona ini memperlihatkan kombinasi antara konvergensi lempeng di sepanjang palung dan geseran mendatar di sepanjang Sesar Filipina (Philippine Fault), yang berperan sebagai sistem transform utama.

    Sistem Palung Filipina berhubungan erat dengan gempa-gempa besar di wilayah tersebut. Salah satu peristiwa penting adalah Gempa Luzon 1990 (M7,6) yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Filipina yang berasosiasi dengan zona subduksi ini.

    Selain itu, beberapa segmen di sepanjang palung juga berpotensi menghasilkan gempa megathrust dan tsunami, meskipun tingkat penguncian (coupling) antarlempeng relatif lemah dibandingkan zona subduksi lain di Pasifik.

    “Secara tektonik, Palung Filipina memainkan peran penting dalam pembentukan dan evolusi Kepulauan Filipina, memengaruhi aktivitas vulkanik, deformasi kerak bumi, serta distribusi gempa di kawasan tersebutm,” katanya.

     

  • Tsunami Minor Terdeteksi di Talaud Usai Gempa Melonguane M7,6

    Tsunami Minor Terdeteksi di Talaud Usai Gempa Melonguane M7,6

    BMKG juga mencatat sudah terdeteksi tsunami setinggi 5-7 centimeter di perairan Talaud, Sulawesi Utara, usai gempa tektonik bermagnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Filipina.

    Daryono memastikan, tsunami terdeteksi melalui alat pengukur tinggi muka laut atau tsunami gauge milik BMKG yang berada di dua titik di Kepulauan Talaud.

    “Tercatat di Tsunami Gauge BMKG di Beo, Talaud, setinggi 7 centimeter dan di TG Essang Talaud setinggi 5 centimeter dan sejumlah titik lainnya,” katanya.

    Daryono juga menegaskan, kenaikan muka air laut tersebut merupakan dampak dari tsunami minor akibat aktivitas gempa dangkal di zona subduksi Laut Filipina.

    “Ya, itu tsunami, tapi kami menyebutnya tsunami minor,” ujarnya.

  • 7
                    
                        BMKG Peringatkan 5 Wilayah di RI Berpotensi Tsunami Imbas Gempa di Filipina
                        Nasional

    7 BMKG Peringatkan 5 Wilayah di RI Berpotensi Tsunami Imbas Gempa di Filipina Nasional

    BMKG Peringatkan 5 Wilayah di RI Berpotensi Tsunami Imbas Gempa di Filipina
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan terhadap lima wilayah di Indonesia yang berpotensi tsunami.
    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan, potensi ini diterbitkan usai gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Laut Filipina, Jumat (10/10/2025).
    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman Waspada di Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Minahasa Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan, dan Supiori,” ujar Daryono dalam keterangannya, Jumat (10/10/2025).
    Getaran gempa dilaporkan dirasakan cukup kuat di Tahuna dengan skala intensitas IV MMI atau dirasakan banyak orang di dalam rumah.
    Sementara di Manado, getaran terukur skala II MMI atau dirasakan sebagian orang dengan benda ringan bergoyang.
    Ia menuturkan, hasil monitoring BMKG hingga pukul 09.14 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (
    aftershock
    ).
    “Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ucapnya.
    Masyarakat diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal.
    “Pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang berada pada status Awas diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi menyeluruh,” jelasnya.
    Kemudian pemda dengan status Siaga diharapkan memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi.
    “Pada pemda dengan status Waspada diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Melonguane Sulut Berpotensi Tsunami, BMKG Imbau Masyarakat Jauhi Pantai

    Gempa Melonguane Sulut Berpotensi Tsunami, BMKG Imbau Masyarakat Jauhi Pantai

     

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 7,6 mengguncang wilayah Melonguane Sulut, Jumat (10/10/2025), pukul 08.43.58 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Melonguane ini berada pada koordinat 7.34LU, 126.87BT, dengan episenter gempa 371 km timur laut Melonguane Sulut.

    “Kedalaman gempa 56 km,” tulis BMKG.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,4. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,23° LU ; 126,83° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 275 Km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 58 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Melonguane yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Daryono. 

    Berdasarkan informasi dari masyarakat, gempa dirasakan oleh masyarakat di daerah Tahuna dengan skala intensitas IV MMI, daerah Manado dengan skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. 

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami,” katanya.

    Daryono juga menegaskan, peringatan dini tsunami dikeluarkan dengan tingkat ancaman WASPADA di Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan dan Supiori. 

    “Hingga pukul 09.14 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” katanya.

    Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

    Pemerintah Propinsi/Kab/Kota yang berada pada status “Awas” diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi menyeluruh.

    “Pada status ‘Siaga’ diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi, dan pada status ‘Waspada’ diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai,” katanya.  

  • Gempa M7,6 Guncang Melonguane, Waspada Tsunami di Sulut dan Papua

    Gempa M7,6 Guncang Melonguane, Waspada Tsunami di Sulut dan Papua

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 7,6 mengguncang wilayah Melonguane Sulut, Jumat (10/10/2025), pukul 08.43.58 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Melonguane ini berada pada koordinat 7.34LU, 126.87BT, dengan episenter gempa 371 km timur laut Melonguane Sulut.

     “Kedalaman gempa 56 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga menyebutkan, gempa berpotensi tsunami. Peringatan dini tsunami dikueluarkan untuk wilayah Sulut dan Papua. 

    “Peringatan dini tsunami di Sulut dan Papua,” tulis BMKG.

    Berikut keterangan daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan: (Potensi Tsunami dengan ketinggian maksimal 50 cm)

    Waspada: Sulut, Kepulauan Talaud (estimasi waktu tiba: 10-10-2025 09.59.58 Wita

    Waspada: Sukut, Kota Bitung (estimasi waktu tiba: 10-10-2025 10.49.13 Wita

    Waspada: Sulut, Minahasa Utara Bagian Selatan (estimasi waktu tiba: 10-10-2025 11.01.28 Wita

    Waspada: Sulut, Minahasa Bagian Selatan (estimasi waktu tiba: 10-10-2025 11.02.13 Wita

    Waspada: Papua, Supioro (estimasi waktu tiba: 10-10-2025 12.26.43 WIT.

     

  • Tsunami Minor Terdeteksi di Talaud Usai Gempa Melonguane M7,6

    Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Melonguane Sulut, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 7,6 mengguncang wilayah Melonguane Sulut, Jumat (10/10/2025), pukul 08.43.58 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Melonguane ini berada pada koordinat 7.34LU, 126.87BT, dengan episenter gempa 371 km timur laut Melonguane Sulut.

    “Kedalaman gempa 56 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga menyebutkan, gempa berpotensi tsunami. Peringatan dini tsunami dikueluarkan untuk wilayah Sulut dan Papua. 

    “Peringatan dini tsunami di Sulut dan Papua,” tulis BMKG.

  • Pemkab Sumenep Rehab Rumah Warga Terdampak Gempa di Pulau Sepudi

    Pemkab Sumenep Rehab Rumah Warga Terdampak Gempa di Pulau Sepudi

    Sumenep (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mulai merehabilitasi rumah-rumah warga di Pulau Sepudi yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo beberapa waktu lalu.

    Berdasarkan data yang dihimpun, total terdapat 519 bangunan rusak. Rinciannya, rumah rusak ringan 192 unit, rusak sedang 165 unit, rusak berat 107 unit, dan rusak sangat berat 10 unit.

    Selain itu, fasilitas umum yang mengalami kerusakan meliputi 18 tempat ibadah rusak ringan, 11 rusak sedang, dan 4 rusak berat. Sedangkan untuk sarana pendidikan, tercatat 5 rusak ringan, 2 rusak sedang, dan 2 rusak berat. Kemudian 2 fasilitas kesehatan dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

    Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, pemerintah hadir untuk memastikan masyarakat tidak berjalan sendiri menghadapi ujian ini. Ia menyampaikan bahwa perbaikan rumah dengan kategori rusak ringan hingga sedang sudah mulai dikerjakan.

    “Mulai kemarin, perbaikan rumah yang rusak sedang maupun ringan sudah berjalan. Kami ingin masyarakat bisa segera menempati rumahnya kembali dengan layak dan aman,” katanya, Rabu (08/10/2025).

    Meski fokus awal rehab dilakukan untuk rumah yang rusak ringan dan sedang, namun bukan berarti rumah dengan kerusakan berat maupun sangat berat diabaikan. Hanya saja perlu waktu karena membutuhkan anggaran yang lebih besar.

    “Saat ini kami fokus dulu pada yang rusak ringan. Untuk yang rusak berat, perbaikan rumah kami lakukan tahap berikutnya,” terang Bupati.

    Menurutnya, rehabilitasi yang dilakukan tidak hanya sebatas pembangunan fisik, tetapi juga wujud kepedulian pemerintah agar masyarakat terdampak cepat bangkit.

    Untuk menjamin hasilnya tepat sasaran, tim teknis turun langsung melakukan pendataan dan pendampingan di lapangan.

    Gempa bumi magnitudo 6,5 terjadi di Sumenep pada Selasa (30/09/2025) jam 23.49 WIB. Berdasarkan rilis Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada koordinat 7.25 lintang selatan,114.22 bujur timur, dengan episenter gempa berada di laut 50 kilometer tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep di kedalaman 11 kilometer.

    Jenis gempa bumi yang terjadi di Sumenep adalah gempa tektonik, yakni gempa dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. (tem/ian)