Topik: Tsunami

  • Megathrust Meledak, Banten-Lampung Digulung Tsunami 20 Meter

    Megathrust Meledak, Banten-Lampung Digulung Tsunami 20 Meter

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ancaman gempa megathrust kini menjadi perhatian serius bagi Indonesia. Sebagai negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust yang berpotensi memicu gempa besar.

    Dari sejumlah segmen tersebut, wilayah Selatan Jawa termasuk yang paling berisiko karena dampaknya bisa meluas hingga ke Selat Sunda.

    Selain itu, segmen Sumatera, dikenal sebagai Segmen Enggano, juga memiliki potensi serupa dengan jangkauan yang bisa memengaruhi area sekitar Selat Sunda.

    Khusus Selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda, segmen tersebut berdampak besar apabila melepaskan energi. Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa ini terus bertambah seiring waktu.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa beberapa saat lalu mengungkapkan makin lama energi yang terkumpul ini akan mencapai titik pelepasan energi melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Jika dilepaskan sekaligus bisa menyebabkan gempa hingga M 8,7.

    Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapai daratan atau tsunami.

    Tsunami yang ditimbulkan cukup tinggi, diperkirakan bisa mencapai 20 meter dan bisa berdampak luas. Tidak hanya di selatan Jawa, tetapi juga di wilayah pesisir lainnya seperti Banten dan Lampung, bahkan hingga ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten itu akan berdampak tapi dengan tinggi (tsunami) yang berbeda-beda,” ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Sabtu (11/10/2025).

    Rahma menghitung apabila Megathrust di segmen Selatan Jawa yaitu wilayah Pangandaran pecah, maka akan terjadi tsunami sekitar 20 meter. Gelombang tsunami kemudian akan menyebar hingga masuk wilayah Selat Sunda dimana di daerah tersebut ada kawasan pesisir Banten dan Lampung.

    “Kawasan pesisir Banten kira-kira tsunami 4 sampai 6 atau 8 meter,” sebutnya.

    “Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk Jakarta, tsunami diprediksi akan menerjang wilayah pesisir utara dengan ketinggian 1 sampai 1,8 meter. Menurut perhitungannya, tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Megathrust Meledak, Banten-Lampung Digulung Tsunami 20 Meter

    Megathrust Meledak, Banten-Lampung Digulung Tsunami 20 Meter

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ancaman gempa megathrust kini menjadi perhatian serius bagi Indonesia. Sebagai negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust yang berpotensi memicu gempa besar.

    Dari sejumlah segmen tersebut, wilayah Selatan Jawa termasuk yang paling berisiko karena dampaknya bisa meluas hingga ke Selat Sunda.

    Selain itu, segmen Sumatera, dikenal sebagai Segmen Enggano, juga memiliki potensi serupa dengan jangkauan yang bisa memengaruhi area sekitar Selat Sunda.

    Khusus Selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda, segmen tersebut berdampak besar apabila melepaskan energi. Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa ini terus bertambah seiring waktu.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa beberapa saat lalu mengungkapkan makin lama energi yang terkumpul ini akan mencapai titik pelepasan energi melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Jika dilepaskan sekaligus bisa menyebabkan gempa hingga M 8,7.

    Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapai daratan atau tsunami.

    Tsunami yang ditimbulkan cukup tinggi, diperkirakan bisa mencapai 20 meter dan bisa berdampak luas. Tidak hanya di selatan Jawa, tetapi juga di wilayah pesisir lainnya seperti Banten dan Lampung, bahkan hingga ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten itu akan berdampak tapi dengan tinggi (tsunami) yang berbeda-beda,” ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Sabtu (11/10/2025).

    Rahma menghitung apabila Megathrust di segmen Selatan Jawa yaitu wilayah Pangandaran pecah, maka akan terjadi tsunami sekitar 20 meter. Gelombang tsunami kemudian akan menyebar hingga masuk wilayah Selat Sunda dimana di daerah tersebut ada kawasan pesisir Banten dan Lampung.

    “Kawasan pesisir Banten kira-kira tsunami 4 sampai 6 atau 8 meter,” sebutnya.

    “Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk Jakarta, tsunami diprediksi akan menerjang wilayah pesisir utara dengan ketinggian 1 sampai 1,8 meter. Menurut perhitungannya, tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perkuat Koordinasi Penanganan Bencana, Kogabwilhan II Kunjungi BPBD Jatim

    Perkuat Koordinasi Penanganan Bencana, Kogabwilhan II Kunjungi BPBD Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Kolaborasi penanggulangan bencana di Jatim bersama TNI dipastikan akan semakin kuat di masa-masa mendatang.

    Itu setelah Tim Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II mengunjungi Kantor BPBD Jatim, Jumat (10/10/2025).

    Kunjungan Tim Kogabwilhan II yang dipimpin Asisten Teritorial (Aster) Brigjen TNI Robby Suryadi ini disambut langsung Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto bersama Tenaga Ahli BPBD Jatim Bige Agus Wahyuono dan Tim Pusdalops PB BPBD Jatim.

    Dalam pertemuan ini, Kalaksa BPBD Jatim memaparkan potensi bencana,  potensi SDM dan potensi peralatan yang dimiliki BPBD Jatim. Termasuk, potensi BPBD di Kabupaten/kota serta unsur penthahelix di Jawa Timur.

    Berbagai kendala juga disampaikan, seperti, variasi dukungan kepala daerah terhadap BPBD di daerah, serta koordinasi dengan stakeholders di tingkat pusat.

    Salah satu contohnya, normalisasi sungai lahar dingin di kawasan Gunung Semeru yang tidak bisa dilakukan karena menjadi kewenangan BBWS.

    “Kami berharap Kogabwilhan II bisa memfasilitasi kendala itu sebagai upaya penguatan mitigasi bencana di sekitar wilayah Semeru,” ujarnya.

    Kalaksa Gatot Soebroto juga menambahkan perlunya penguatan kesiapan Jatim dalam menghadapi potensi tsunami di pesisir selatan. Misalnya, dengan menambah EWS tsunami dan shelter evakuasi di sejumlah titik, seperti, di Pacitan.

    Selain berdiskusi tentang permasalahan kebencanaan, Tim Kogabwilhan II juga meninjau fasilitas Pusdalops BPBD Jatim yang mampu memonitor berbagai kejadian bencana secara nasional dan bahkan internasional.

    Tim Kogabwilhan pun mengapresiasi akses dan jejaring yang dimiliki BPBD Jatim hingga ke level multi nasional itu.

    “Saya kira, apa yang dimiliki Jatim ini penting dan selaras dengan tupoksi kami untuk menjaga pertahanan di berbagai wilayah di Indonesia Timur,” terang Aster Kaskogabwilhan II.

    Seperti yang diketahui, Kogabwilhan II memang memiliki wilayah kerja tidak hanya di Jatim saja, tapi juga di berbagai provinsi lain, seperti, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Jawa Tengah, dan DIY. (tok/ted)

  • Kemlu Imbau WNI di Filipina Waspadai Gempa Susulan Usai Diguncang 7,4 M

    Kemlu Imbau WNI di Filipina Waspadai Gempa Susulan Usai Diguncang 7,4 M

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemlu)  mengimbau WNI di Filipina untuk memperhatikan keamanan pribadi dan mewaspadai gempa susulan usai gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Kepulauan Mindanao di wilayah Filipina selatan, Jumat pagi waktu setempat.

    Menurut Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha, KJRI di Davao City, yang berdekatan dengan pusat gempa, telah berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas masyarakat Indonesia.

    “KJRI telah menyampaikan imbauan agar para WNI tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan,” kata Judha dikutip dari Antara, Jumat (10/10/2025).

    Ia menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada WNI yang dilaporkan menjadi korban akibat gempa tersebut. Diketahui saat ini terdapat sekitar 8.700 WNI yang menetap di Filipina selatan.

    Judha memastikan bahwa selain waspada keamanan, KJRI Davao City juga meminta para WNI untuk terus memonitor informasi dan arahan otoritas lokal serta supaya segera menghubungi KJRI apabila menghadapi situasi kedaruratan.

    Gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Filipina bagian selatan pada Jumat pagi. Laporan badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) menyampaikan bahwa pusat gempa tersebut berada 127,9 kilometer dari kota Davao di Kepulauan Mindanao dan memiliki kedalaman 58 kilometer.

    Gempa tersebut sempat memicu peringatan tsunami, meski kemudian telah dicabut oleh otoritas Filipina.

    Berdasarkan informasi otoritas Filipina, tercatat tiga warga setempat meninggal dunia akibat gempa dahsyat tersebut.

    Sementara itu, kantor berita Filipina PNA mewartakan bahwa Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah menginstruksikan semua badan pemerintah terkait penanggulangan bencana untuk segera mengaktifkan komunikasi dan berkoordinasi erat dengan otoritas wilayah yang terdampak gempa.

    “Operasi pencarian, penyelamatan, dan pertolongan telah disiapkan dan akan diturunkan begitu situasi aman,” kata Marcos, sembari menambahkan bahwa departemen pemerintah terkait telah mempersiapkan pasokan bantuan dan layanan medis darurat.

  • Warga Talaud Lega, Peringatan Tsunami Berakhir Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Laut Filipina
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Oktober 2025

    Warga Talaud Lega, Peringatan Tsunami Berakhir Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Laut Filipina Regional 10 Oktober 2025

    Warga Talaud Lega, Peringatan Tsunami Berakhir Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Laut Filipina
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami di wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara dan sekitarnya berakhir, setelah sempat diberlakukan menyusul gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Laut Filipina, Jumat pagi.
    “Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pukul 13.25 WIB,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (10/10/2025), dikutip dari Antara.
    Menurut dia, keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil observasi dari seluruh tsunami gauge di kawasan utara Sulawesi dan Maluku Utara.
    Ia menyebutkan, tidak terpantau lagi adanya kenaikan tinggi muka laut yang berpotensi menimbulkan ancaman.
    BMKG sempat mencatat adanya kenaikan permukaan air laut atau anomali tsunami minor di sejumlah titik pengamatan. Di antaranya di Essang, Kepulauan Talaud, dengan ketinggian 17 centimeter, Sangihe 16 centimeter; serta di Morotai, Maluku Utara, sekitar 10 centimeter.
    Gelombang tersebut menurut analisa BMKG bersifat minor. Namun, sesuai prosedur mitigasi, tetap mengeluarkan peringatan dini sebagai langkah preventif agar masyarakat tetap waspada.
    Sebelumnya diketahui peringatan dini tsunami dikeluarkan setelah gempa tektonik berkekuatan 7,4 magnitufo mengguncang Laut Filipina pada pukul 08.43 WIB.
    Episenter gempa terletak pada koordinat 7,23° LU dan 126,83° BT, atau sekitar 275 kilometer arah barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 58 kilometer.
    BMKG menyebut gempa tersebut dipicu oleh aktivitas subduksi di zona Laut Filipina dan memiliki mekanisme sesar naik.
    Getaran dirasakan kuat di Tahuna, Kepulauan Sangihe, dengan intensitas IV MMI, serta terasa ringan di Manado dengan intensitas II MMI.
    Sejumlah warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, mengaku sempat panik dengan gempa bumi magnitudo 7,6 yang terjadi pada Jumat, pukul 08:43:58 WIB.
    “Getaran gempa cukup kuat serta satu menit lamanya. Saya langsung keluar ruangan untuk menghindari dampak buruk,” kata Sekretaris Kecamatan Tahuna Barat, Kabupaten Kepulauah Sangihe, Joffre Dalita, saat dihubungi ANTARA.
    Menurutnya, gempa bumi yang berpusat di barat laut Pulau Karatung, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud itu, membuat dirinya serta sejumlah staf kantor kecamatan menjadi panik.
    Apalagi pria yang hobi menyanyi ini langsung melihat sejumlah tiang listrik yang bergoyang dengan keras.
    “Apalagi lokasi tempat tinggal kami ada di pesisir pantai, serta berjaga jangan sampai ada tsunami. Ketika BMKG umumkan peringatan dini potensi tsunami dicabut, kami langsung lega,” tegas Dalita.
    Sementara salah satu warga yang tinggal di Melonguane, ibukota Kabupaten Talaud, Alwina Inang, mengaku terkejut dengan gempa yang terjadi pagi hari itu.
    “Saya lagi siap-siap mau ke kantor ada urusan penting, tiba-tiba beberapa benda di rumah mulai bergerak dan bunyi. Ternyata sementara gempa,” tandas istri dari salah satu personil polisi di Polres Talaud ini.
    Menurutnya, setelah diketahui informasi dari pemda dan BMKG bahwa potensi gempa susulan dan potensi tsunami dikatakan tidak ada, ibu rumah tangga itu langsung melanjutkan aktivitasnya.
    “Beberapa warga di lingkungan kami memang masih ada yang diliputi rasa takut jika ada gempa susulan,” ujarnya, sambil menyebut belum ada informasi warga terkait kerusakan rumah maupun bangunan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa M 7,4 Guncang Filipina, 1 Orang Tewas Tertimpa Tembok

    Gempa M 7,4 Guncang Filipina, 1 Orang Tewas Tertimpa Tembok

    Manila

    Sedikitnya satu orang tewas akibat gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,4 yang mengguncang lepas pantai sebelah selatan Filipina pada Jumat (10/10) waktu setempat. Gempa ini sempat memicu peringatan tsunami untuk area pesisir Filipina, Indonesia dan Pulau Palau, namun peringatan itu telah dicabut.

    Gempa itu berpusat di perairan berjarak 20 kilometer dari wilayah Manay di Mindanao, dan mengguncang pada Jumat (10/10) pagi, pukul 09.43 waktu setempat.

    Kepolisian Filipina, seperti dilansir AFP, Jumat (10/10/2025), melaporkan sedikitnya satu orang tewas ketika sebuah tembok runtuh di kota Mati, pusat populasi terbesar di dekat pusat gempa.

    Seorang pejabat lokal di kota Tagum, sebelah barat Manay, Wes Caasi, mengatakan kepada AFP bahwa sebuah acara pemerintah di balai kota setempat menjadi kacau karena “orang-orang panik, mereka berteriak dan berlarian”.

    Mengonfirmasi video yang beredar di media sosial, Caasi mengatakan dirinya melihat para pekerja berhamburan turun dari rangka pohon Natal logam setinggi 202 meter yang sedang mereka hias ketika gempa terjadi.

    Sejumlah saksi lainnya mengatakan mereka melihat siswa-siswa dan para pekerja berhamburan keluar dari gedung sekolah, gedung perkantoran, dan pusat perbelanjaan.

    Sejauh ini, menurut para saksi, gempa bumi tampaknya telah menyebabkan kerusakan kecil dan tersebar.

    Seorang pejabat Kepolisian Provinsi Davao Oriental, Dianne Lacorda, mengatakan kepada AFP bahwa aliran listrik dan komunikasi telah terputus dan otoritas setempat sedang berupaya menaksir kerusakan di beberapa daerah.

    Pemerintah provinsi tersebut mengatakan via Facebook bahwa pihaknya menangguhkan kegiatan belajar mengajar “sampai pemberitahuan lebih lanjut” dan telah memulangkan para pekerja publik non-esensial.

    Seorang jurnalis lokal di kota Davao, Kath Cortez, menuturkan kepada AFP bahwa retakan kecil muncul pada dinding lantai dasar rumah keluarganya.

    “Saya terkejut dengan kekuatannya (gempa),” ucapnya, sembari mengatakan bahwa anggota keluarganya berlarian keluar rumah.

    Otoritas Filipina sempat merilis peringatan tsunami dan memerintahkan warganya yang ada di area pesisir untuk mengungsi. Namun pada Jumat (10/10) siang, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik telah mencabut peringatan tsunami untuk wilayah pantai Filipina, Indonesia, dan Pulau Palau.

    “Tidak ada lagi ancaman tsunami dari gempa ini,” tegas Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Video: Tsunami Kecil Setinggi 17 Cm Menerjang Talaud Sulut

    Video: Tsunami Kecil Setinggi 17 Cm Menerjang Talaud Sulut

    Jakarta, CNBC Indonesia- BMKG melaporkan telah terjadi tsunami minor di Essang, sebuah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Jumat (10/10/2025) pagi. Mengutip pengumuman BMKG di akun media sosial X, tsunami akibat gempa magnitudo 7,6, telah terdeteksi pada pukul 09:08 WIB, dengan ketinggian 17 centimeter.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Jumat, 10/10/2025) berikut ini.

  • Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Jantho Aceh Besar

    Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Jantho Aceh Besar

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,6 menggetarkan wilayah Jantho Aceh Besar, Jumat (10/10/2025), pukul 13.35.09 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Jantho Aceh ini berada pada koordinat 4.99LU, 94.80BT, dengan episenter gempa berada di laut 94 km barat daya Jantho Aceh Besar.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gemap susulan.

  • Cerita Warga Sulut Panik Diguncang Gempa Magnitudo 7,6

    Cerita Warga Sulut Panik Diguncang Gempa Magnitudo 7,6

    Liputan6.com, Jakarta Warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, panik saat terjadi gempa bumi magnitudo 7,6, Jumat (10/10/2025) pukul 08.43 WIB.

    “Getaran gempa cukup kuat serta satu menit lamanya. Saya langsung keluar ruangan untuk menghindari dampak buruk,” kata Sekretaris Kecamatan Tahuna Barat, Kabupaten Kepulauah Sangihe, Joffre Dalita. Dikutip dari Antara.

    Menurutnya, gempa bumi yang berpusat di barat laut Pulau Karatung, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud itu, membuat dia serta sejumlah staf kantor kecamatan menjadi panik. Dia melihat sejumlah tiang listrik yang bergoyang dengan keras.

    “Apalagi lokasi tempat tinggal kami ada di pesisir pantai, serta berjaga jangan sampai ada tsunami. Ketika BMKG umumkan peringatan dini potensi tsunami dicabut, kami langsung lega,” tegas Dalita.

    Sementara salah satu warga yang tinggal di Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud, Alwina Inang, mengaku terkejut dengan gempa yang terjadi pagi hari itu.

    “Saya lagi siap-siap mau ke kantor ada urusan penting, tiba-tiba beberapa benda di rumah mulai bergerak dan bunyi. Ternyata sementara gempa,” tandas istri dari salah satu personel polisi di Polres Talaud ini.

    Menurutnya, setelah diketahui informasi dari pemda dan BMKG bahwa potensi gempa susulan dan potensi tsunami dikatakan tidak ada, ibu rumah tangga itu langsung melanjutkan aktivitasnya.

    “Beberapa warga di lingkungan kami memang masih ada yang diliputi rasa takut jika ada gempa susulan,” ujarnya.

    BMKG sempat mengingatkan warga tetap tenang setelah terjadi gempa dengan magnitudo 7,6, itu.

    “Terkait gempa Karatung lebih ke Mindanao, Filipina. Meski begitu, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan status waspada untuk wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Muhammad Zulkifli.

    Lokasi gempa, kata dia, membelakangi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Talaud dengan jarak sekitar 287 kilometer.

    Status waspada, kata dia, bila dikonversi ke dalam ketinggian tsunami yaitu di bawah 0,5 meter.

    Dia mengatakan, BMKG akan terus memutakhirkan informasi peringatan dini tsunami akibat gempa yang terjadi beberapa jam yang lalu.

    “Warga diharapkan tetap tenang, tetap waspada dan tidak terpengaruh dengan Informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” harapnya.

  • Tsunami Terjang 8 Wilayah di Sulut dan Malut Usai Gempa 7,6 M di Laut Filipina

    Tsunami Terjang 8 Wilayah di Sulut dan Malut Usai Gempa 7,6 M di Laut Filipina

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan gelombang tsunami akibat gempa bumi 7,6 magnitudo di Laut Filipina telah mencapai sejumlah wilayah Indonesia.

    Berdasarkan data dari aplikasi BMKG per 12.56 WIB, setidaknya delapan daerah di Sulawesi Utara hingga Maluku Utara yang telah terdampak. Tercatat, ketinggian gelombang tsunami dari delapan daerah itu tidak melebihi satu meter.

    “Berdasarkan pengamatan muka air laut, tsunami telah terdeteksi di lokasi Beo, Biak, Essang, Ganalo, Halmahera Barat, Melonguane, Morotai dan Sangihe,” dikutip dalam informasi BMKG, Jumat (10/10/2025).

    Perinciannya, Beo dengan ketinggian gelombang 0,05 meter; Biak setinggi 0,13 meter; Essang setinggi 0,17 meter; Ganalo setinggi 0,05 meter; Halmahera Barat setinggi 0,05 meter.

    Adapun, gelombang tsunami juga telah menyentuh wilayah Melonguane setinggi 0,11 meter; Morotai setinggi 0,10 meter dan Sangihe 0,16 meter.

    Sebelumnya, terdapat lima wilayah yang telah ditetapkan status waspada. Secara terperinci, empat di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan. Sementara satu lainnya yakni Supiori, Papua 

    Adapun, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengemukakan bahwa gempa bumi 7,6 Magnitudo telah terjadi di Laut Filipina, Kepulauan Talaud Sulawesi Utara berpotensi tsunami.

    Gempa itu terjadi pada 08.43 WIB di laut pada jarak 275 Km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara pada kedalaman 58 km.

    “Gempabumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman waspada,” ujar Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).

    Dia menambahkan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi ini berjenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik thrust fault,” tutur Daryono.