Topik: Tsunami

  • Papua Nugini Diguncang Gempa Bumi M 6,2

    Papua Nugini Diguncang Gempa Bumi M 6,2

    Port Moresby

    Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 mengguncang wilayah lepas pantai utara Papua Nugini pada Kamis (5/9) waktu setempat. Tidak ada laporan kerusakan parah akibat guncangan gempa tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (5/9/2024), peta Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS menunjukkan gempa berpusat di lautan yang berjarak sekitar 300 kilometer sebelah timur kota Vanimo, yang sedang bersiap menyambut kedatangan pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, pada akhir pekan.

    Laporan Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) menyebut pusat gempa bumi itu ada di kedalaman 10 kilometer. Namun, tidak ada peringatan tsunami yang dirilis menyusul gempa bumi tersebut.

    Seorang fotografer yang berbasis di Wewak, ibu kota Provinsi Sepik Timur, menuturkan kepada AFP bahwa tampaknya tidak ada kerusakan besar akibat gempat bumi tersebut di negara tersebut.

    Gempa bumi tergolong sering terjadi di wilayah Papua Nugini, yang terletak di puncak “Cincin Api” seismik — sebuah busur aktivitas tektonik intens yang membentang melalui kawasan Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.

    Meskipun bencana alam ini jarang menyebabkan kerusakan yang luas pada area-area yang berpenduduk jarang, gempa kuat bisa memicu tanah longsor yang memicu kerusakan cukup besar.

    Pada Jumat (6/9) besok, Paus Fransiskus akan berangkat ke Papua Nugini, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

    Pemimpin umat Katolik sedunia itu akan melakukan kunjungan selama tiga malam di Papua Nugini, setelah singgah sebentar di Vanimo, kota pesisir terpencil yang dekat dengan perbatasan Indonesia.

    Saat ini Paus Fransiskus masih melakukan kunjungan di Jakarta, Indonesia, sebagai rangkaian dari tur 12 hari di kawasan Asia-Pasifik.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Gunung Padang dan 5 Temuan Lain di Sundaland Sebelum Tenggelam

    Gunung Padang dan 5 Temuan Lain di Sundaland Sebelum Tenggelam

    Jakarta

    Sundaland seakan hilang ditelan Bumi, sampai kemudian para ilmuwan berhasil menemukan kembali benua yang membentang di Semenanjung Asia Tenggara, termasuk Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Sebelum tenggelam akibat naiknya permukaan laut di Zaman Es akhir, benua ini diduga merupakan tempat tinggal manusia dengan peradaban yang sudah maju.

    Dalam Seminar Nasional Warisan Peradaban Sundaland yang diadakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja, Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membeberkan sejumlah temuan yang berpotensi menjadi bukti peradaban manusia di zaman itu.

    “Sundaland punya banyak keunikan, termasuk kalau kita lihat di zona tropis, Sundaland satu-satunya daratan yang tenggelam karena kenaikan muka air laut sejak Zaman Es. Tentu pertanyaan berikutnya kalau kita melihat penyebaran dari peradaban dunia apakah di Sundaland ada peradaban?” tanya Danny.

    Ia menjelaskan beberapa temuan yang terkait dengan peradaban zaman Sundaland. Sejumlah temuan itu banyak yang berasal dari Indonesia, dan ada di antaranya yang kuat membuktikan Sundaland adalah wilayah bermulanya peradaban manusia.

    1. Jejak Sungai Purba

    Berdasarkan penelitian menggunakan data 3D Seismic oleh ahli geologi Dr. Andang Bachtiar di Teluk Thailand, ditemukan jejak sungai purba yang saat ini berada di sekitar 70 meter di bawah permukaan air laut.

    “Yang mengejutkan, saat model ini di-slice pada kedalaman 100 meter, tak hanya terlihat jejak sungai yang lebih purba, tapi jaringan air yang membentuk seperti sarang laba-laba. (Jaringan seperti ini) bukan jaringan sungai alamiah melainkan irigasi,” ujarnya.

    Jejak sungai purba di Teluk Thailand. Foto: dok. Dr. Andang BachtiarJejak jaringan irigasi di bawah jejak sungai purba di Teluk Thailand. Foto: dok. Dr. Andang Bachtiar

    Danny menyebutkan, prinsip dari eksplorasi 3D Seismic bisa diterapkan di Indonesia, misalnya di Laut Jawa, Selat Karimata. Ilmuwan lainnya Dr. Wahyu Triyoso, menggunakan 3D Seismic untuk melihat apa yang ada di dekat permukaan Laut Jawa.

    Jejak sungai purba di Laut Jawa. Foto: dok. Dr. Wahyu Triyoso

    “Dan ternyata kita memang bisa melihat jejak sungai purba di Laut Jawa itu. Tentunya jejak peradaban juga kita bisa tahu kalau kita lebih intensif lagi (menelitinya),” kata Danny.

    2. Pelabuhan Kuno di Bawah laut

    Temuan lainnya adalah penelitian di Selat Sunda menggunakan multibeam oleh Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia, Dr. Gegar Prasetya. Penelitiannya menemukan keberadaan pelabuhan yang tenggelam sekitar 60 m di bawah permukaan laut saat ini.

    Jejak pelabuhan kuno di bawah laut di Selat Sunda. Foto: dok. Dr. Gegar Prasetya

    “Terlihat bentuknya bukan karena proses geologi tapi merupakan dredging dari pelabuhan menurut pak Gegar. Bahkan ada jalan masuk dan keluarnya,” Danny memaparkan.

    3. Gunung Padang

    Penelitian tentang Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, dinilai yang paling kuat mewakili keberadaan peradaban Sundaland di wilayah Indonesia. “Di daratan, kita sebenarnya sudah punya data yang cukup bagus juga. Gunung Padang, ini adalah peradaban pada zaman gunung es,” ujar Danny.

    Sayangnya, setelah sempat menggemparkan dunia, serta tayang sebagai film dokumenter ilmiah ‘Ancient Apocalypse’di Netflix, penelitian tentang Gunung Padang harus dicabut (retract).

    Situs Gunung Padang dibangun di Zaman Es dan setelah Zaman Es. Foto: Weka Kanaka/detikcom

    “Setelah di-review selama 9 bulan, dinyatakan memenuhi syarat ilmiah, sudah published, pernah menggegarkan dunia selama satu bulan, reaksinya pun sangat positif, kemudian ada serangan bertubi-tubi dari seluruh dunia yang akhirnya paper ini di-retract oleh publishernya dengan alasan ada major error, tapi tidak pernah dijelaskan bukti dan argumen ilmiahnya,” Danny menyayangkan.

    4. Situs Kumitir

    Di situs Kumitir yang ditemukan di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini ditemukan sisa-sisa bangunan yang dibangun di era Kerajaan Majapahit.

    “Kita memang ketemu bata (zaman) Majapahit-nya. Tapi di bawahnya itu ada batu bata merah yang jauh lebih tua minimal 700 SM dia sudah ada. Tapi menurut hemat kami para peneliti, kelihatannya 500 tahun SM dia sudah ada,” ujar Danny.

    Jauh di bawah Situs Trowulan terdapat jejak peradaban yang lebih tua. Foto: dok. Dr. Danny Hilman Natawidjaja

    “Artinya sudah ada bangunan pertama di Trowulan sebelum Kerajaan Mataram Kuno ada. Ini yang harus diteliti. Berdasarkan penelitian sekilas, di Trowulan masih banyak bangunan bata merah yang masih harus dicari,” imbuhnya.

    5. Piramida Toba

    Di tahun 2023, sebuah riset awal yang dilakukan di kawasan Danau Toba, Sumatra Utara menemukan bangunan besar. Struktur bangunan ini bentuknya seperti piramida tapi sebagian struktur menempel ke bukit pada batuan berpori hasil abu vulkanik yang diperkirakan berumur 74 ribu tahun.

    “Baru-baru ini di Toba kami menemukan suatu bangunan berupa teras-teras batu yang jika dilihat dari arah muka, berbentuk seperti piramida. Tidak ada keraguan kalau ini buatan manusia bukan alamiah.

    Tiga struktur bangunan raksasa di kawasan Toba berbentuk seperti piramida. Foto: dok. Dr. Danny Hilman Natawidjaja

    Danny yang juga terlibat dalam penemuan piramida Gunung Padang ini mengatakan riset Piramida Toba masih tahap penelitian pendahuluan dan memerlukan riset lanjutan.

    “Tidak hanya satu, tapi ada tiga (piramida) di kawasan luas yang luar biasa indah. Ini adalah satu peninggalan yang sangat besar,” sebutnya.

    6. Kawasan Megalitikum Kalamba dan Palindo

    Di kawasan Megalitikum Kalamba dan Palindo di Sulawesi Tengah, ditemukan ratusan kalamba, yakni benda Zaman Megalitikum berbentuk seperti drum atau tong batu yang berbentuk silinder terpotong, dan patung granit.

    “Kemungkinan masih ada ribuan kalamba dan patung granit yang tersembunyi di hutan-hutan atau tertimbun di bawah tanah,” kata Danny.

    Foto: dok. Dr. Danny Hilman Natawidjaja

    Di wilayah itu juga ditemukan bukit yang diberi nama Piramida Lembah Napu. “Di sana ada satu bukit yang berdasarkan ciri-cirinya sudah ada campur tangan manusia, Piramida Lembah Napu. Terdapat dinding yang berukir dari granit,” sebutnya.

    Bukit dengan dinding berukir granit. Foto: Dr. Danny Hilman Natawidjaja

    Publik terutama komunitas ilmuwan tentu saja berharap berbagai temuan ini ada tindak lanjut berupa riset lanjutan sehingga akan membuka tabir yang masih belum banyak terungkap.

    (rns/rns)

  • Asal Muasal Oarfish Disebut ‘Ikan Hari Kiamat’

    Asal Muasal Oarfish Disebut ‘Ikan Hari Kiamat’

    Jakarta

    Para penyelam dan pendayung di selatan California baru-baru ini dikagetkan dengan kemunculan oarfish yang sudah mati di permukaan air. Selama 125 tahun, tercatat hanya 20 kali ada penampakan oarfish di area itu.

    Penemuan ikan yang dapat tumbuh sampai sepanjang 8 meter ini membuat sekelompok ilmuwan dan tim penjaga pantai bekerja sama untuk membawanya ke fasilitas National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk diteliti lebih lanjut.

    Menariknya, makhluk satu ini sering dijuluki ikan hari kiamat karena menurut kisah yang berasal dari Jepang, kemunculan ikan ini menandakan akan ada bencana, khususnya gempa Bumi.

    Oarfish merupakan jenis ikan di perairan laut dalam sehingga jarang muncul di permukaan. Nah saat muncul, bukan berarti bakal terjadi gempa atau tsunami. Lalu, bagaimana awal mulanya oarfish disebut sebagai ikan hari kiamat?

    Mengutip Forbes, merujuk hasil sejumlah penelitian, hasil studi terbaru para peneliti Jepang menunjukkan kemunculan oarfish sama sekali tidak berkorelasi dengan gempa.

    Cerita tentang oarfish dan gempa berasal dari legenda masyarakat Jepang. Menurut cerita, ketika ikan perak seperti ular itu mucul dari kedalaman, sebuah gempa besar akan segera terjadi. Namun, para peneliti Jepang yang meneliti laporan surat kabar, catatan akuarium, dan makalah akademis yang berasal dari tahun 1928 tidak dapat menemukan korelasi antara penampakan oarfish dan gempa besar.

    “Peneliti hampir tidak dapat mengonfirmasi hubungan antara dua fenomena itu (kemunculan oarfish dan gempa),” kata seismolog Yoshiaki Orihara dan rekan-rekannya dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA).

    Laporan Forbes menyebutkan, oarfish menarik perhatian setelah gempa Tohoku Maret 2011. Gempa disusul tsunami itu menewaskan lebih dari 19 ribu orang dan menyebabkan kehancuran pada tiga reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Pengamat pun menghubungkan gempa ini dengan penampakan puluhan oarfish yang terdampar di pantai Jepang pada akhir 2009 hingga 2020.

    Di Jepang, makhluk ini punya sebutan Ryugu No Tsukai atau Utusan dari Istana Dewa Laut. Oarfish, terutama spesies yang lebih kecil atau ramping, dipercaya mengunjungi pantai Jepang untuk memperingatkan akan terjadinya gempa dan tsunami.

    “Seandainya cerita rakyat ini terbukti benar, penampakan ikan laut dalam ini bisa menjadi informasi yang berguna untuk mitigasi bencana,” tulis Orihara.

    Tetapi, beberapa ilmuwan telah mencoba menjelaskan legenda itu dengan menyebut pergerakan lempeng tektonik dapat menghasilkan arus elektromagnetik yang mendorong oarfish dan ikan laut dalam lainnya seperti dealfish, ribbonfish, dan unicorn creshfish menuju perairan dangkal.

    Oarfish pertama kali dideskripsikan pada 1772. Pertemuan langka dengan penyelam dan tangkapan tidak disengaja telah memberikan sedikit informasi perilaku dan ekologi ikan ini.

    Oarfish sering berada pada kedalaman signifikan hingga 1.000 meter. Para ilmuwan percaya mereka bermigrasi ke Laut Jepang di Arus Tsushima. Beberapa tim peneliti telah merekam video oarfish hidup dalam beberapa tahun terakhir.

    Anggota terbesar dari spesies oarfish, yakni giant oarfish, dapat tumbuh hingga 11 meter. Itulah mengapa mereka sering diidentifikasi sebagai ular laut, padahal berbeda.

    Secara keseluruhan, Orihara dan rekan-rekannya menemukan 336 penampakan ikan laut dalam di Jepang antara November 1928 hingga Maret 2011. Tetapi tidak satu pun dari penampakan jadi dalam 30 hari setelah gempa bumi berkekuatan M 7,0 atau lebih besar. Orihara juga tidak dapat menemukan laporan tentang gempa berkekuatan M 6,0 atau lebih besar yang terjadi dalam waktu 10 hari dari pengamatan ikan laut dalam.

    (rns/rns)

  • Sempat Bikin Heboh, Jepang Akan Cabut Peringatan Gempa Besar

    Sempat Bikin Heboh, Jepang Akan Cabut Peringatan Gempa Besar

    Jakarta

    Pemerintah Jepang akan mencabut peringatan “gempa besar” pada Kamis sore waktu setempat, jika tidak ada lagi aktivitas seismik besar.

    Peringatan yang dikeluarkan pekan lalu itu telah mendorong ribuan warga Jepang untuk membatalkan liburan dan menimbun kebutuhan pokok, yang menyebabkan rak-rak di beberapa toko kosong.

    “Jika tidak ada perubahan khusus dalam aktivitas seismik atau deformasi kerak bumi yang diamati, pada pukul 17:00 (0800 GMT) hari ini, pemerintah akan mengakhiri seruan untuk perhatian khusus tersebut,” kata Yoshifumi Matsumura, Menteri Negara untuk Penanggulangan Bencana, dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/8/2024).

    “Kemungkinan gempa besar belum dapat dikesampingkan,” katanya, seraya mendesak warga untuk secara teratur memeriksa kesiapan mereka “untuk gempa besar yang diperkirakan akan terjadi”.

    Sebelumnya pada Kamis lalu, badan cuaca Jepang mengatakan kemungkinan terjadinya gempa dahsyat “lebih tinggi dari biasanya” setelah terjadinya gempa dengan Magnitudo (M) 7,1, yang melukai 14 orang.

    Peringatan Asosiasi Meteorologi Jepang (JMA) adalah yang pertama berdasarkan peraturan baru yang dibuat setelah gempa bumi, tsunami, dan bencana nuklir tahun 2011 yang menyebabkan sekitar 18.500 orang meninggal atau hilang.

    Tsunami tahun 2011 menyebabkan tiga reaktor di pabrik nuklir Fukushima hancur, yang menyebabkan bencana pascaperang terburuk di Jepang dan kecelakaan nuklir paling serius di dunia sejak Chernobyl.

    Peringatan tersebut menyangkut “zona subduksi” Palung Nankai di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik, tempat gempa bumi besar pernah terjadi di masa lalu.

    Palung bawah laut sepanjang 800 kilometer (500 mil) itu membentang dari Shizuoka, ke pesisir Pasifik dari wilayah Tokyo — wilayah perkotaan terbesar di dunia — hingga ujung selatan pulau Kyushu.

    Pada tahun 1707, semua segmen Palung Nankai pecah sekaligus, melepaskan gempa bumi yang tetap menjadi gempa bumi terkuat kedua di negara itu yang pernah tercatat.

    Gempa tersebut — yang juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji — diikuti oleh dua gempa besar Nankai pada tahun 1854, dan kemudian dua gempa besar pada tahun 1944 dan 1946.

    Pemerintah Jepang sebelumnya mengatakan gempa besar berikutnya dengan M 8-9 di sepanjang Palung Nankai memiliki kemungkinan sekitar 70 persen terjadi dalam 30 tahun ke depan.

    Dalam skenario terburuk, 300.000 nyawa bisa hilang, menurut perkiraan para ahli. Sementara beberapa teknisi mengatakan kerusakannya bisa mencapai US$13 triliun dengan hancurnya infrastruktur.

    Lihat juga Video ‘Momen Gempa M 7,1 Hantam Jepang’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kesaksian Warga Palestina Disiksa di Penjara Israel: Dipukuli Habis-habisan

    Kesaksian Warga Palestina Disiksa di Penjara Israel: Dipukuli Habis-habisan

    Jakarta

    Peringatan: Artikel ini berisi detail yang mungkin mengganggu kenyamanan Anda.

    Organisasi hak asasi manusia terkemuka di Israel mengatakan puluhan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel mengalami penyiksaan dan kondisi mereka semakin memburuk sejak pertikaian tak berkesudahan di Gaza sejak Oktober 2023.

    Laporan B’tselem yang bertajuk Welcome to Hell, memuat kesaksian dari 55 tahanan Palestina yang baru saja dibebaskan. Mereka menggambarkan memburuknya kondisi di dalam penjara secara dramatis sejak dimulainya pertikaian di Gaza sejak 10 bulan lalu.

    Ini adalah laporan terbaru dari serangkaian laporan, termasuk laporan PBB, yang berisi tuduhan mengejutkan mengenai penyiksaan yang ditujukan terhadap tahanan Palestina.

    B’tselem mengatakan kesaksian yang dikumpulkan para peneliti sangat konsisten.

    “Semuanya berkali-kali menyampaikan hal yang sama kepada kami,” kata Yuli Novak, direktur eksekutif B’tselem.

    “Penganiayaan yang terus-menerus, kekerasan sehari-hari, kekerasan fisik dan kekerasan mental, penghinaan, kurang tidur, orang-orang kelaparan.”

    ‘Sel yang penuh sesak dan kotor’

    Sejak serangan mematikan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan warga negara asing, jumlah tahanan Palestina meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 10.000.

    Penjara-penjara Israel sebagian dijalankan oleh tentara, sisanya dikelola oleh petugas penjara sudah kewalahan.

    Penjara penuh sesak. Satu sel diisi puluhan narapidana yang dirancang untuk menampung tidak lebih dari enam orang.

    Laporan B’tselem menggambarkan sel-sel yang penuh sesak dan kotor, tempat beberapa narapidana terpaksa tidur di lantai, terkadang tanpa kasur atau selimut.

    Beberapa tahanan ditangkap segera setelah serangan Hamas. Yang lainnya ditangkap di Gaza ketika invasi Israel sedang berlangsung, atau ditangkap di Israel dan Tepi Barat yang diduduki.

    Banyak di antara mereka yang kemudian dibebaskan tanpa dakwaan.

    BBCFiras Hassan mengatakan “hidupnya berubah total” ketika menjadi tahanan di penjara Israel setelah serangan 7 Oktober

    Firas Hassan sudah dipenjara pada Oktober, dan ditahan di bawah “penahanan administratif”, sebuah tindakan yang memungkinkan tersangka meskipun banyak diterapkan pada warga Palestina dapat ditahan, tanpa batas waktu, tanpa dakwaan.

    Israel mengatakan bahwa penerapan kebijakan tersebut diperlukan dan mematuhi hukum internasional.

    Firas mengatakan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kondisi memburuk dengan cepat setelah tanggal 7 Oktober.

    “Hidup berubah total,” katanya kepada saya ketika kami bertemu di Tuqu’, sebuah desa di Tepi Barat di selatan Bethlehem.

    “Saya menyebut apa yang terjadi sebagai tsunami.”

    Hassan telah keluar masuk penjara sejak awal tahun sembilan puluhan, dua kali dituduh menjadi anggota Jihad Islam Palestina kelompok milisi yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan sebagian besar negara Barat.

    Dia tidak merahasiakan afiliasi masa lalunya, dengan mengatakan bahwa dia pernah “aktif”.

    Baca juga:

    Familier dengan kerasnya kehidupan di penjara, ia mengatakan bahwa ia tidak mempersiapkan apa pun untuk menghadapi apa yang terjadi ketika petugas memasuki selnya dua hari setelah tanggal 7 Oktober.

    “Kami dipukuli habis-habisan oleh 20 petugas, pria bertopeng menggunakan pentungan dan tongkat, anjing dan senjata api,” katanya.

    “Kami diikat dari belakang, mata kami ditutup, dan dipukuli dengan kejam. Darah mengucur dari wajah saya. Mereka terus memukuli kami selama 50 menit. Saya melihat mereka dari bawah penutup mata. Mereka merekam kami sambil memukuli kami.”

    Hassan akhirnya dibebaskan, tanpa dakwaan, pada April silam, dan saat itu dia mengatakan bahwa dia telah kehilangan 20kg berat badan nya.

    Sebuah video yang direkam pada hari pembebasannya menunjukkan sosok kurus.

    “Saya pernah menghabiskan 13 tahun di penjara,” katanya kepada peneliti B’tselem pada akhir bulan itu, “dan tidak pernah mengalami hal seperti itu.”

    BBCSari Khourieh, seorang warga Arab Israel, mengatakan tidak ada hukum atau ketertiban di dalam penjara Israel utara tempat dia ditahan selama 10 hari.

    Namun bukan hanya warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat yang berbicara tentang penyiksaan di penjara-penjara Israel.

    Warga negara Israel keturunan Arab, seperti Sari Khourieh, yang berprofesi sebagai pengacara, mengatakan hal itu juga terjadi pada mereka.

    Khourieh ditahan di Penjara Megiddo di Israel utara selama 10 hari pada bulan November lalu. Polisi mengatakan bahwa dua unggahan di akun Facebook miliknya mengagung-agungkan tindakan Hamas tuduhan yang segera dibantahnya.

    Namun pengalaman singkatnya di penjara yang pertama hampir menghancurkannya.

    “Mereka kehilangan akal,” katanya tentang pemandangan yang dia saksikan di Megiddo.

    “Tidak ada hukum. Tidak ada ketertiban di dalam.”

    Baca juga:

    Khourieh mengatakan dia terhindar dari penyiksaan terburuk. Namun dia mengaku terkejut dengan perlakuan yang diterima sesama narapidana.

    “Mereka memukuli mereka dengan kejam tanpa alasan,” katanya kepada kami.

    “Mereka berteriak, ‘kami tidak melakukan apa-apa. Anda tidak perlu memukul kami.’”

    Saat berbicara dengan tahanan lain, dia segera mengetahui bahwa apa yang dilihatnya tidak normal.

    “Itu bukanlah perlakuan terbaik sebelum 7 Oktober, kata mereka kepada saya, namun setelahnya semuanya berbeda.”

    Saat berada di sel isolasi yang dikenal oleh para tahanan sebagai Tora Bora (merujuk pada jaringan gua al-Qaeda di Afghanistan), Khourieh mengatakan dia mendengar seorang narapidana yang dipukuli memohon bantuan medis di sel yang berdekatan.

    Menurut Khourieh, dokter mencoba menyelamatkannya, namun dia meninggal tak lama kemudian.

    Menurut laporan PBB, “pengumuman oleh Layanan Penjara Israel (IPS) dan organisasi tahanan menunjukkan bahwa 17 warga Palestina telah tewas dalam tahanan IPS antara tanggal 7 Oktober dan 15 Mei”.

    Sementara itu, pengacara militer Israel mengatakan pada tanggal 26 Mei bahwa mereka sedang menyelidiki kematian 35 tahanan Gaza dalam tahanan tentara.

    Beberapa bulan setelah pembebasan Khourieh sekali lagi, tanpa dakwaan pengacara tersebut masih kesulitan memahami apa yang ia saksikan di Megiddo.

    “Saya orang IsraelSaya seorang pengacara,” katanya kepada kami.

    “Saya telah melihat dunia di luar penjara. Sekarang saya di dalam. Saya melihat dunia lain.”

    Baca juga:

    Keyakinannya terhadap kewarganegaraan dan supremasi hukum, katanya, telah hancur.

    “Semuanya hancur setelah pengalaman ini.”

    Kami menyampaikan klaim mengenai penganiayaan yang meluas terhadap tahanan Palestina kepada pihak berwenang yang terlibat.

    Tentara mengatakan mereka “menolak tuduhan terang-terangan mengenai penganiayaan sistematis terhadap tahanan”.

    “Keluhan nyata mengenai pelanggaran atau kondisi penahanan yang tidak memuaskan,” kata pihak militer kepada kami, “akan diteruskan ke badan terkait di IDF, dan ditangani sebagaimana mestinya.”

    Sementara itu, layanan penjara mengatakan mereka “tidak mengetahui klaim yang Anda jelaskan, dan sejauh yang kami tahu, tidak ada kejadian seperti itu yang terjadi”.

    Channel 13The Israeli Prison Service denies the allegations of abuse, saying “no such events have occurred”

    Sejak 7 Oktober, Israel menolak memberikan akses terhadap tahanan Palestina kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC), sebagaimana diwajibkan oleh hukum internasional.

    Tidak ada penjelasan yang diberikan atas penolakan ini, namun pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering mengungkapkan rasa frustrasinya atas kegagalan ICRC dalam mendapatkan akses terhadap sandera Israel dan sandera lainnya yang ditahan di Gaza.

    Asosiasi Hak Sipil di Israel (ACRI) menuduh pemerintah “secara sadar menentang hukum internasional”.

    Perlakuan terhadap tahanan Palestina memicu kemarahan publik, ketika para demonstran sayap kanan termasuk anggota parlemen Israel berusaha keras untuk mencegah penangkapan tentara yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang tahanan dari Gaza di pangkalan militer Sde Teiman.

    Beberapa dari mereka yang melakukan protes adalah pengikut menteri keamanan garis keras Israel, Itamar Ben Gvir, orang yang bertanggung jawab atas layanan penjara.

    Ben Gvir sering berkoar-koar bahwa di bawah pengawasannya, kondisi para tahanan Palestina semakin memburuk.

    “Saya bangga bahwa pada masa saya, kami telah mengubah semua kondisi,” katanya kepada anggota parlemen Israel, Knesset, dalam sesi di parlemen pada Juli.

    Bagi B’Tselem, Ben Gvir memikul tanggung jawab yang berat atas pelanggaran yang kini dilaporkan.

    “Sistem ini berada di tangan kelompok sayap kanan, menteri paling rasis yang pernah dimiliki Israel,” kata Yuli Novak kepada kami.

    Baginya, perlakuan Israel terhadap tahanan, setelah peristiwa traumatis tanggal 7 Oktober, merupakan indikator berbahaya dari kemerosotan moral bangsa.

    “Trauma dan kecemasan menyertai kita setiap hari,” katanya.

    “Tetapi membiarkan hal ini mengubah kita menjadi sesuatu yang tidak manusiawi, tidak melihat manusia, menurut saya tragis.”

    (ita/ita)

  • Kabar Potensi Gempa Besar Bikin Jepang Gempar

    Kabar Potensi Gempa Besar Bikin Jepang Gempar

    Jakarta

    Peringatan gempa besar berpotensi tsunami usai gempa berkekuatan M 7,1 mengguncang Pulau Kyushu, membuat geger masyarakat Jepang. Peringatan ini juga membuat warga panik.

    Dirangkum detikcom dari sejumlah pemberitaan media asing, Sabtu (10/8/2024), peringatan itu muncul setelah gempa M 7,1 yang berpusat di kedalaman 25 km dari permukaan laut itu memicu peringatan tsunami untuk beberapa wilayah. Peringatan itu dirilis untuk wilayah Kyushu dan Shikoku.

    Diperkirakan tsunami hingga setinggi satu meter diperkirakan akan menerjang atau telah menerjang area pesisir di kedua wilayah tersebut, usai gempa mengguncang.

    Pusat Peringatan Tsunami Pasifik secara terpisah merilis peringatan yang menyebut gelombang tsunami berbahaya mungkin terjadi hingga jarak 300 kilometer dari pusat gempa di Jepang.

    selanjutnya

    Lihat juga Video: Jepang Keluarkan Peringatan Gempa Susulan yang Besar

    PM Jepang Batal ke Luar Negeri

    Terkait bencana alam ini, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membatalkan perjalanan ke Asia Tengah setelah para ilmuwan gempa memperingatkan negara itu harus bersiap menghadapi kemungkinan “gempa dahsyat” atau “megaquake”.

    Semula Kishida dijadwalkan pada hari Jumat untuk melakukan perjalanan ke Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia, dan telah berencana untuk menghadiri pertemuan puncak regional.

    “Sebagai perdana menteri dengan tanggung jawab tertinggi untuk manajemen krisis, saya memutuskan untuk tinggal di Jepang setidaknya selama seminggu,” katanya kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/8).

    Kishida menambahkan bahwa masyarakat pasti merasa “sangat cemas” setelah JMA mengeluarkan peringatan pertamanya berdasarkan sistem baru yang disusun menyusul gempa bumi M 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami dan bencana nuklir yang mematikan.

    Warga Jepang Panik

    Adanya insiden ini membuat warga Jepang panik. Bahkan, pemerintah Jepang mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak melakukan panic buying alias menimbun barang karena cemas akan kemungkinan gempa besar.

    Laporan AFP mengatakan di sebuah supermarket di Tokyo, ibu kota Jepang pada hari Sabtu, sebuah tulisan dipasang untuk meminta maaf kepada pelanggan atas kekurangan produk tertentu yang dikaitkan dengan “laporan media terkait gempa”.

    “Potensi pembatasan penjualan sedang diberlakukan”, demikian bunyi tulisan tersebut, seraya menambahkan air minum kemasan sudah dijatah karena pengadaan yang “tidak stabil”.

    Pada Sabtu pagi, situs web raksasa e-commerce Jepang, Rakuten menunjukkan toilet portabel, makanan kaleng, dan air minum dalam kemasan berada di puncak daftar barang yang paling dicari.

    Menurut laporan media lokal, beberapa pengecer di wilayah sepanjang garis pantai Pasifik juga melaporkan tingginya permintaan barang-barang terkait bencana.

    Sebelumnya, para ilmuwan gempa di Jepang memperingatkan kemungkinan datangnya gempa dahsyat atau “megaquake”, setelah gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,1 yang mengguncang negara itu pada Kamis (8/8) memicu delapan korban luka.

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jepang melaporkan 14 orang mengalami luka-luka, dengan beberapa orang tertimpa benda yang jatuh saat guncangan kuat terjadi.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/taa)

  • Gempa 5,2 Magnitudo di Lumajang Kagetkan Warga Blitar

    Gempa 5,2 Magnitudo di Lumajang Kagetkan Warga Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Gempa bumi 5,2 magnitudo mengguncang wilayah Lumajang dan sekitarnya pada Sabtu (11/5/2024). Dari laman website BMKG tercatat gempa bumi 5.2 magnitudo itu berpusat di 112 kilometer barat daya Lumajang.

    Kedalaman gempa bumi tersebut adalah 10 kilometer dan terjadi pada pukul 02.34 WIB. Gempa yang berpusat di Barat Daya Lumajang ini juga tidak berpotensi tsunami. Meski begitu masih ada potensi terjadinya gempa susulan.

    Guncangan gempa yang berpusat di Barat Daya Lumajang ini ternyata juga terasa hingga wilayah Blitar Raya. Warga yang sedang beristirahat dikagetkan dengan guncangan gempa bumi 5.2 magnitudo tersebut.

    “Saya pikir kalau ada orang ketok-ketok, soalnya pintu bergerak-gerak cukup keras, ternyata gempa,” kata Dinar, warga Kota Blitar.

    Gempa yang berpusat di Barat Daya Lumajang ini memang terasa cukup keras dan lama di Kota Blitar. Akibat guncangan gempa tersebut semua perabotan rumah tangga warga bergerak tak beraturan.

    Bahkan guncangan gempa membuat warga yang beristirahat kaget berlarian. “Kaget saya, bergerak semua,” ucapnya

    Masyarakat Blitar yang belum tidurpun juga kaget karena guncangan gempa terasa cukup keras dan lama. “Lebih dari 5 detik kayaknya, saya di jalan goyang-goyang, Lampu di jalan juga goyang,” kata Enggal.

    Warga pun berharap gempa susulan tidak terjadi. Belum diketahui pasti ada tidaknya korban atau bangunan rusak akibat gempa 5.2 magnitudo tersebut. [owi/suf]

  • Raungan Gunung Ruang

    Raungan Gunung Ruang

    Jakarta

    Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara menjadi perhatian semua orang. Bukan cuma karena dampak letusannya tapi juga karena fenomena alam langka.

    Gunung Ruang Sitaro erupsi lagi sejak Selasa (30/4) dan berstatus awas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau sangat ketat bencana alam ini.

    Dampak dari erupsi, ada 7 bandara ditutup termasuk Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado. Menurut Basarnas, sebanyak 14.045 warga dievakuasi dan Pusdalops BNPB mencatat 3.762 bangunan rusak.

    Ratusan gempa vulkanik dan tektonik terjadi di sana selama erupsi. Bahkan bukan cuma itu, PVMBG sampai sempat mengeluarkan peringatan waspada tsunami. Ini sebagai imbas material erupsi yang masuk ke laut. Tidak banyak lho erupsi gunung vulkanik yang sampai muncul peringatan waspada tsunami.

    Peristiwa alam yang lebih langka adalah munculnya fenomena kilat petir vulkanik. Siapa sangka erupsi gunung berapi sampai menimbulkan kilatan petir yang tampak dahsyat dalam foto-foto yang beredar.

    Gempa, potensi tsunami dan petir vulkanik, memang nih sungguh Gunung Ruang bukan sembarang gunung berapi. Oleh karena itu Eureka! talkshow sains detikINET akan kembali hadir dengan episode terbarunya

    Untuk edisi Mei 2024 kami akan menghadirkan Ahli Vulkanologi ITB, Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT. Dia akan menjelaskan aneka keunikan letusan Gunung Ruang dan apa yang harus diwaspadai.

    Jangan lewatkan waktunya ya. Kalian harus banget nonton live di channel YouTube detikcom dan Facebook detikcom nih:

    Eureka! Raungan Gunung Ruang
    Waktu: Senin, 6 Mei 2024
    Jam: 19.00 WIB
    Narasumber: Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT, Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB)

    Punya pertanyaan terkait Gunung Ruang dan fenomena alam langka yang menyertainya. Jangan ragu tuliskan di kolom komentar ya!

    (rns/rns)

  • Raungan Gunung Ruang

    Raungan Gunung Ruang, Bukan Sekadar Erupsi

    Jakarta

    Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara menjadi perhatian semua orang. Bukan cuma karena dampak letusannya tapi juga karena fenomena alam langka.

    Gunung Ruang Sitaro erupsi lagi sejak Selasa (30/4) dan berstatus awas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau sangat ketat bencana alam ini.

    Dampak dari erupsi, ada 7 bandara ditutup termasuk Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado. Menurut Basarnas, sebanyak 14.045 warga dievakuasi dan Pusdalops BNPB mencatat 3.762 bangunan rusak.

    Ratusan gempa vulkanik dan tektonik terjadi di sana selama erupsi. Bahkan bukan cuma itu, PVMBG sampai sempat mengeluarkan peringatan waspada tsunami. Ini sebagai imbas material erupsi yang masuk ke laut. Tidak banyak lho erupsi gunung vulkanik yang sampai muncul peringatan waspada tsunami.

    Peristiwa alam yang lebih langka adalah munculnya fenomena kilat petir vulkanik. Siapa sangka erupsi gunung berapi sampai menimbulkan kilatan petir yang tampak dahsyat dalam foto-foto yang beredar.

    Gempa, potensi tsunami dan petir vulkanik, memang nih sungguh Gunung Ruang bukan sembarang gunung berapi. Oleh karena itu Eureka! talkshow sains detikINET akan kembali hadir dengan episode terbarunya

    Untuk edisi Mei 2024 kami akan menghadirkan Ahli Vulkanologi ITB, Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT. Dia akan menjelaskan aneka keunikan letusan Gunung Ruang dan apa yang harus diwaspadai.

    Jangan lewatkan waktunya ya. Kalian harus banget nonton live di channel YouTube detikcom dan Facebook detikcom nih:

    Eureka! Raungan Gunung Ruang
    Waktu: Senin, 6 Mei 2024
    Jam: 19.00 WIB
    Narasumber: Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT, Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB)

    Punya pertanyaan terkait Gunung Ruang dan fenomena alam langka yang menyertainya. Jangan ragu tuliskan di kolom komentar ya!

    (fay/fyk)

  • Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut, Rusak Sejumlah Bangunan di Sejumlah Kabupaten

    Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut, Rusak Sejumlah Bangunan di Sejumlah Kabupaten

    Jakarta (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4/2024) pukul 23.29 WIB.

    “Gempa yang berpusat di laut dengan kedalaman 70 kilometer dengan titik parameter 8,42 LS dan 107,26 BT tersebut tidak berpotensi tsunami,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Menurutnya, berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusadalops) BNPB mencatat, sedikitnya sembilan kabupaten dan kota terdampak akibat gempat tersebut. Adapun 10 wilayah di antaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Sumedang.

    “Akibat gempa yang mengguncang ini sedikitnya empat orang mengalami luka-luka,” katanya.

    Muhari memaparkan, data hingga Minggu (28/4) pukul 5.45 WIB, tercatat sebanyak 27 Kepala Keluarga (KK) terdampak dari gempa ini. Dari jumlah ini warga terdampak paling banyak berada di Kabupaten Garut dengan rincian 3 orang mengalami luka-luka dan 4 KK terdampak. Sementara di Kabupaten Tasikmalaya 1 orang mengalami luka-luka dan 8 KK terdampak serta di Kota Tasikmalaya 5 KK terdampak.

    Laporan juga menyebut total rumah yang rusak akibat gempa ini berjumlah 27 unit. Rincian berdasarkan tingkat kerusakannya meliputi 4 unit rumah rusak berat (RB), 11 unit rumah rusak ringan (RS), 5 unit rumah rusak ringan (RR), serta 7 unit rumah terdampak.

    Dari total jumlah tersebut kerusakan sebagian besar berada di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut. Selain tempat tinggal atau rumah, bencana geologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, dan sarana kesehatan.

    “Rincian kerusakan di tiga wilayah itu meliputi 1 unit rumah RB dan 3 unit rumah terdampak di Kabupaten Garut, 4 unit RS dan 3 unit RR di Kabupaten Tasikmalaya, serta 5 unit rumah RS di Kota Tasikmalaya,” kata Muhari.

    Masih menurut Muhari, BPBD kabupaten, kota, serta provinsi Jawa Barat yang didukung oleh tim gabungan telah melakukan upaya penanganan darurat sejak dini sesaat setelah gempa terjadi. Sementara itu tim Reaksi Cepat BPBD di masing-masing kabupaten dan kota serta provinsi Jawa Barat terus melakukan pendataan dan monitoring.

    “Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan, BPBD Kabupaten Sumedang bersama instansi terkait telah mendirikan tenda pengungsian di halaman parkir RS Sumedang,” kata Muhari. [ian]