Topik: transformasi digital

  • Menkominfo Prediksi Nilai Ekonomi Digital Indonesia Capai USD 130 M di 2025

    Menkominfo Prediksi Nilai Ekonomi Digital Indonesia Capai USD 130 M di 2025

    Menteri Komunikasi dan Informatika RI Budi Arie Setiadi mengungkapkan transformasi digital diperkirakan akan menambah nilai perekonomian global senilai USD 100 triliun pada 2025. Sementara, nilai ekonomi digital Indonesia sendiri diperkirakan akan mencapai USD 130 miliar.

  • Integrasi AI dalam Pajak Tingkatkan Layanan dan Kepatuhan

    Integrasi AI dalam Pajak Tingkatkan Layanan dan Kepatuhan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dalam sistem perpajakan menjadi kebutuhan strategis, terutama dalam menghadapi tantangan global serta tuntutan efisiensi dan akurasi.

    Managing Partner Tax RSM Indonesia Ichwan Sukardi mengatakan, penggunaan teknologi sangat krusial dari berbagai sisi, mulai dari harapan klien, efisiensi bisnis, hingga retensi tenaga profesional.

    “Klien kini menuntut layanan perpajakan yang tangkas, berbasis data, serta mampu memberikan insight secara real-time. Di sisi lain, efisiensi komersial tidak lagi menjadi pilihan, tetapi keharusan. Otomatisasi, kecepatan analisis, dan akurasi dalam penyampaian layanan menjadi elemen penting, apalagi di tengah kewajiban global seperti Pilar Dua,” jelas Ichwan pada Sabtu (7/6/2025).

    Ia juga menekankan bahwa retensi talenta menjadi perhatian utama. Untuk itu, tim pajak harus dibekali keterampilan dan teknologi terkini agar tetap termotivasi dan tidak terbebani tugas repetitif.

    Penggunaan teknologi dalam sistem kepatuhan pajak memiliki lima manfaat utama, pertama integrasi sistem pajak dengan akuntansi, ERP, penggajian, dan data klien yang mempercepat proses pelaporan. Kedua, dashboard real time yang memungkinkan pengambilan keputusan cepat dan tepat.

    Ketiga, pemutakhiran berkelanjutan melalui dokumen kerja (workpapers) otomatis. Keempat, pemanfaatan AI untuk memberi rekomendasi pajak dan menganalisis risiko, dan kelima pendekatan berbasis data, yang memastikan keputusan dan pelaporan berdasarkan data aktual.

    Partner Tax RSM Indonesia T Qivi Hady Daholi menjelaskan, AI juga memainkan peran penting dalam mendukung penyelesaian sengketa perpajakan.

    “AI dapat bertindak seperti GPS dalam merumuskan strategi penyelesaian sengketa, mengidentifikasi data relevan, meningkatkan ketepatan analisis, serta memberikan prediksi hasil kasus,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa pendekatan berbasis AI mampu mengurangi bias serta mempercepat proses, sehingga menghasilkan keputusan yang lebih objektif dan transparan.

    Sementara, Partner Technology Consulting RSM Indonesia Kemal Alfadin memaparkan, pihaknya menerapkan pendekatan menyeluruh dalam implementasi AI. Mulai dari penetapan tujuan bisnis, perumusan pertanyaan utama, hingga pembuatan pipeline otomatis yang menjalankan use case secara berkala.

    “Fokus kami adalah menerapkan AI sebagai solusi strategis yang legal, etis, aman, dan bebas bias,” tegasnya.

    Saat ini, RSM Indonesia telah mengembangkan layanan Artificial Intelligence & Data Analytics yang mencakup tata kelola data, business intelligence, hingga machine learning.

    Selain itu, tersedia juga solusi integrasi digital, teknologi enterprise, dan infrastruktur teknologi, seperti IoT dan cloud computing, yang semuanya dirancang untuk mendukung transformasi digital yang berdampak nyata bagi dunia usaha.

  • Bank DBS dan UOB Indonesia Kucurkan Pinjaman Rp 6,7 Triliun untuk Pusat Data – Page 3

    Bank DBS dan UOB Indonesia Kucurkan Pinjaman Rp 6,7 Triliun untuk Pusat Data – Page 3

    Menurut penelitian dari Boston Consulting Group 2 , permintaan pusat data di Asia Tenggara diperkirakan melonjak hingga 6,5GW pada 2030, tiga kali lipat dari kapasitas yang ada saat ini di kawasan ini pada 2023.

    Hal ini didorong oleh transformasi digital yang terus berlanjut di kawasan ini, konektivitas regional yang terus berkembang, dan percepatan adopsi kecerdasan buatan.

    Koridor Singapura-Johor-Batam yang merupakan pusat utama lalu lintas data di Asia Tenggara, diperkirakan akan memenuhi hingga setengah dari permintaan ini, dengan kapasitas koridor tersebut diproyeksikan mencapai hingga 3,3GW pada tahun 2030.

    CEO DayOne Jamie Khoo mengatakan, pendanaan bersejarah ini, yang adalah fasilitas dalam denominasi rupiah terbesar yang pernah diperoleh untuk pengembangan pusat data, merupakan bentuk pengakuan yang kuat atas kemampuan DayOne dalam menghadirkan infrastruktur digital secara cepat dan berskala besar.

    “Ini mencerminkan kepercayaan yang mendalam terhadap komitmen jangka panjang kami di Indonesia serta pentingnya Kampus DayOne NDP dalam memperkuat tulang punggung digital di kawasan ini. Kampus kami akan menjadi rumah bagi pusat data tercanggih di Indonesia yang siap mendukung teknologi AI dan dirancang untuk menunjang gelombang transformasi digital berikutnya,” kata dia.

    “Kami bangga dapat berkontribusi pada pertumbuhan digital Indonesia dan Asia Tenggara melalui infrastruktur berkinerja tinggi yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang,” ia menambahkan.

  • XLSmart Rilis Jaringan Terintegrasi Pertama di Nusa Tenggara Pasca Merger XL-Smartfren – Page 3

    XLSmart Rilis Jaringan Terintegrasi Pertama di Nusa Tenggara Pasca Merger XL-Smartfren – Page 3

    Disebutkan, bergabungnya XL Axiata dan Smartfren di awal 2025 ini membuka peluang baru dan menghadirkan layanan lebih luas untuk pelanggan di Indonesia. 

    Lewat integrasi yang dilakukan, XLSmart memperkuat posisi sebagai pelopor transformasi digital inklusif. 

    Sekadar informasi, saat ini jaringan 4G XLSmart di Nusa Tenggara Barat menjangkau sekitar 112 kecamatan dan 10 kota/kabupaten. Layanan di NTB ditopang lebih dari 5.600 BTS. 

    Sementara di Nusa Tenggara Timur menjangkau lebih dari 22 kecamatan dan 189 kota/kabupaten dengan 1.400 BTS. 

  • Jadi Kebutuhan Mendasar, Transformasi Digital Berbasis Cloud bakal Tembus Rp 22 Triliun di Indonesia pada 2025! – Page 3

    Jadi Kebutuhan Mendasar, Transformasi Digital Berbasis Cloud bakal Tembus Rp 22 Triliun di Indonesia pada 2025! – Page 3

    Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, isu kedaulatan data menjadi perhatian utama. Kedaulatan data dianggap krusial karena berkaitan dengan kontrol nasional, keamanan informasi, kemandirian ekonomi digital, serta keadilan dalam akses terhadap teknologi.

    Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Hammam Riza, menekankan urgensi pembangunan infrastruktur yang mendukung kedaulatan data dan transformasi digital yang inklusif.

    “Dengan cloud berbasis edge yang dikembangkan secara lokal, kita dapat memastikan bahwa AI dan data digital melayani kepentingan bangsa, bukan hanya menjadi konsumen solusi dari luar negeri,” ujarnya.

    Menurut Hammam, selain dampak ekonomi dan sosial budaya, aspek keselamatan dan keamanan dalam penggunaan teknologi AI juga menjadi perhatian utama dalam konteks kedaulatan data.

    “Saat ini, pemanfaatan AI masih dibayangi oleh isu pelanggaran data dan ancaman keamanan lainnya,” ia memungkaskan.

    Selain itu, potensi ketidakakuratan dan penyalahgunaan AI, termasuk disinformasi, malinformasi, manipulasi, dan pengambilan keputusan yang keliru, juga menjadi perhatian. Oleh karena itu, diperlukan landasan etika dan regulasi yang jelas dalam pemanfaatannya.

  • KAI Catat Hingga Mei 2025 Total Transaksi Capai 10,2 Juta Lewat Aplikasi Access by KAI

    KAI Catat Hingga Mei 2025 Total Transaksi Capai 10,2 Juta Lewat Aplikasi Access by KAI

    JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) ungkapkan sepanjang lima bulan pertama 2025, aplikasi Access by KAI mencatat 10.225.431 transaksi dengan volume akses mencapai 14.849.994 kali.

    Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan aplikasi ini telah menjadi pilihan mayoritas masyarakat, khususnya dalam menyambut libur panjang Idul Adha dan cuti bersama yang berlangsung pada 5–9 Juni 2025.

    Menurutnya aplikasi ini menjadi kanal dominan dalam proses pemesanan tiket KAI, dengan kontribusi mencapai 71,01 persen dari total pemesanan dibanding kanal lainnya seperti loket, website, dan E-commerce.

    Anne menyampaikan bahwa peningkatan penggunaan ini selaras dengan upaya KAI dalam membangun ekosistem digital yang mudah diakses, efisien, dan adaptif terhadap kebutuhan pelanggan.

    “Kami melihat tren yang sangat positif terhadap layanan digital. Access by KAI tidak hanya menawarkan kepraktisan, tapi juga kecepatan dalam merespons kebutuhan mobilitas masyarakat, terutama saat momen padat seperti libur panjang,” ujar Anne dalam keterangannya, Jumat, 6 Mei.

    Adapun, puncak mobilitas libur Idul Adha sudah tercatat pada Kamis, 5 Juni 2025, dengan 218.473 pelanggan dilayani dari kapasitas 168.043 kursi, setara 130 persen okupansi.

    Anne menjelaskan bahwa okupansi yang melampaui kapasitas tempat duduk ini dimungkinkan melalui sistem naik-turun penumpang di sejumlah stasiun sepanjang perjalanan.

    Hingga Jumat, 6 Juni pukul 07.00 WIB, tiket yang telah terjual untuk periode 5–9 Juni sudah mencapai 681.363 tiket atau 80 persen dari total 850.937 kursi yang disediakan KAI untuk momen libur tersebut.

    Dari sisi jumlah pengguna, Access by KAI juga menunjukkan pertumbuhan yang impresif hingga 31 Mei 2025:

    • Total user terdaftar: 23.703.868

    • Realisasi user tahun 2025: 2.484.577

    • Januari–April : 1.965.006

    • Mei: 519.571

    • Active user (pengguna dalam 30 hari terakhir) : 8.130.455

    • User premium (Member Premium) : 3.882.460

    • Persentase Member Premium terhadap total user : 16,38 persen

    • Jumlah unduhan kumulatif aplikasi: 30.098.948

    Anne menyampaikan sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan perusahaan, KAI juga telah menghadirkan fitur carbon footprint dalam aplikasi Access by KAI.

    Menurutnya melalui fitur ini, pelanggan dapat mengetahui estimasi emisi karbon yang berhasil dikurangi dengan memilih moda transportasi kereta api dibandingkan kendaraan pribadi.

    “Dengan lebih dari 8 juta active user dan hampir 4 juta Member Premium, Access by KAI menjadi pilar utama digitalisasi layanan kami. Penambahan fitur carbon footprint juga menunjukkan komitmen kami dalam mendukung transportasi rendah emisi dan ramah lingkungan,” tuturnya.

    Ke depan, Anne menyampaikan KAI akan terus mengembangkan fitur dan fungsionalitas Access by KAI agar semakin terintegrasi, inklusif, dan responsif terhadap preferensi pelanggan.

    “Inovasi berkelanjutan ini merupakan bagian dari transformasi digital KAI untuk menciptakan layanan transportasi masa depan yang cerdas, mudah, dan dapat diandalkan,” pungkasnya.

  • Tren Pembayaran Nontunai di Indonesia Meningkat, AstraPay Jadi Pilihan

    Tren Pembayaran Nontunai di Indonesia Meningkat, AstraPay Jadi Pilihan

    Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah lajunya transformasi digital, Indonesia sedang mengalami perubahan besar dalam cara masyarakat bertransaksi. Pembayaran nontunai atau cashless, tidak lagi sekadar menjadi tren sementara, melainkan menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern.

    Hal itu terjadi khususnya pada kalangan masyarakat urban yang mengutamakan kecepatan dan kemudahan dalam aktivitas sehari-hari. Sebuah survei dari Jakpat pada semester pertama 2024 mengungkapkan data menarik dari 2,159 responden, sebanyak 93% telah menggunakan pembayaran digital untuk kebutuhan sehari-hari.

    Dari jumlah tersebut, 97% memilih dompet digital, 49% memanfaatkan platform perbankan digital, dan 33% menggunakan layanan paylater. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, mereka mencerminkan transformasi nyata dalam perilaku konsumen Indonesia, yang kini semakin nyaman meninggalkan uang tunai demi transaksi yang lebih cepat dan efisien.

    Perubahan ini juga terlihat jelas pada sektor transportasi publik, seperti MRT dan Transjakarta, yang mana dompet digital seperti AstraPay mulai menjadi pilihan utama dalam pembayaran. Namun, apa yang mendorong pergeseran ini? Tidak lain adalah kemudahan, kecepatan, dan promo yang menggoda.

    Dalam lanskap kompetitif dompet digital, AstraPay, produk dari PT Astra Digital Arta mampu mencuri perhatian. Bukan sekadar aplikasi pembayaran, AstraPay menawarkan solusi lengkap untuk menunjang gaya hidup digital masa kini.

    Dengan hanya beberapa ketukan di layar ponsel, pengguna dapat membayar tiket MRT atau Transjakarta cukup dengan memindai kode QR. Tak ada lagi antrean panjang atau kerepotan mencari uang tunai.

    Selain itu, AstraPay juga memudahkan pengguna untuk isi pulsa, membeli paket data, hingga membayar tagihan listrik, air, dan internet, semuanya dari satu aplikasi yang simpel dan intuitif.

    Keunggulan AstraPay tidak berhenti di situ. Integrasinya dengan ekosistem besar Astra Group menjadi nilai tambah yang sulit ditandingi oleh kompetitornya. Pengguna bisa dengan mudah mengakses layanan, seperti pembelian kendaraan, pembayaran cicilan, hingga servis otomotif, semua tanpa perlu berpindah aplikasi.

    AstraPay juga rutin memberikan penawaran menarik, seperti cashback berupa poin yang dikenal sebagai AstraPoints atau diskon bagi setiap transaksi, baik itu pengguna baru atau yang sudah lama. Tentunya, hal ini membuat pengalaman bertransaksi jadi semakin menyenangkan.

    Namun, di balik segala kemudahan tersebut, aspek keamanan tetap menjadi perhatian utama. AstraPay mengandalkan teknologi enkripsi terkini untuk menjaga data dan transaksi pengguna, sebuah langkah penting di tengah meningkatnya risiko kejahatan digital.

    Desain antarmukanya yang ramah pengguna juga memastikan siapa pun, termasuk mereka yang baru beralih ke dompet digital, dapat menggunakannya dengan mudah dan nyaman.

    Untuk pengguna transportasi umum yang kerap mengandalkan kepraktisan dalam kehidupan sehari-hari, AstraPay adalah contoh nyata bagaimana teknologi bisa menyederhanakan hidup.

    Jangkauannya yang luas, baik di merchant online maupun offline, membuatnya menjadi solusi serbaguna untuk beragam kebutuhan, kapan pun dan di mana pun.

    Di tengah persaingan ketat industri pembayaran digital, AstraPay mampu menonjol berkat perpaduan fitur unggulan, keamanan solid, dan konektivitas menyeluruh dengan ekosistem Astra. Tak ayal, aplikasi ini sudah mendapat 10 juta lebih unduhan pada aplikasi Google Play Store.

    Tren cashless di Indonesia bukan hanya perubahan cara bayar, ia adalah bagian dari perubahan budaya, bagaimana kita menyesuaikan diri dengan dunia yang bergerak cepat dan penuh tuntutan efisiensi.

    Dalam hal ini, AstraPay bukan sekadar mengikuti arus. Ia hadir sebagai pionir yang membentuk masa depan transaksi digital, yaitu lebih praktis, aman, dan inklusif. Bagi masyarakat urban yang menghargai efisiensi, AstraPay bukan lagi alternatif, melainkan kebutuhan yang tak tergantikan.

  • PT Pos Indonesia Ikut Ajang UPU Innovation Challenge 2025

    PT Pos Indonesia Ikut Ajang UPU Innovation Challenge 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – PT Pos Indonesia (Persero) kembali menegaskan kiprahnya di kancah internasional dengan berpartisipasi dalam ajang bergengsi UPU Innovation Challenge 2025 yang mengusung tema ‘Unlocking The Power of Hyper-Collaboration’.

    Forum ini menitikberatkan pada inovasi reverse logistics dalam mendukung circular economy, khususnya pengelolaan limbah elektronik (e-waste management).

    Dua perwakilan PT Pos Indonesia (Persero), Def Afuww Wildan Everest (Assistant Manager of Freight Forwarding – Logistic Operation) dan Verayanti Corellina Simanullang (Jr. Analyst 3 Solution & Partnership – Enterprise Business), mendapat kehormatan terpilih langsung oleh Universal Postal Union (UPU) untuk tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga menjadi bagian dari working group internasional.

    Kelompok kerja ini beranggotakan operator pos dari berbagai negara yang berkolaborasi menyusun langkah konkret pemanfaatan infrastruktur jaringan pos untuk mengelola e-waste secara berkelanjutan.

    Keikutsertaan PT Pos Indonesia (Persero) merupakan langkah strategis dalam mengembangkan sistem reverse logistics yang mampu mendukung pengumpulan dan penanganan limbah elektronik di Indonesia.

    Menurut laporan The Global Waste Monitor 2024 yang dirilis United Nations Institute for Training and Research (UNITAR), total e-waste global pada 2022 mencapai 62 juta ton. Di kawasan ASEAN, e-waste mencapai 4,4 juta ton pada tahun yang sama, dengan Indonesia sebagai penyumbang terbesar sebesar 1,9 juta ton.

    Besarnya angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar sekaligus aktor penting dalam solusi e-waste management global. UPU memandang potensi besar Indonesia untuk mengambil peran sentral, dan mendorong PT Pos Indonesia (Persero) sebagai pelopor dalam integrasi jaringan logistik nasional untuk sistem pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.

    “Dengan kepercayaan yang diberikan oleh UPU dan semangat kolaborasi lintas negara, PT Pos Indonesia (Persero) siap mengambil peran strategis dalam mendukung circular economy. Kami yakin, sinergi antara jaringan logistik, teknologi, pemerintah, serta berbagai pemangku kepentingan adalah kunci menciptakan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Def Afuww Wildan Everest selaku assistant Manager of Freight Forwarding – Logistic Operation.

    Melalui partisipasi aktif dalam UPU Innovation Challenge 2025, PT Pos Indonesia (Persero) meneguhkan komitmennya terhadap agenda keberlanjutan global, sejalan dengan transformasi digital dan visi layanan masa depan perusahaan yang inklusif, inovatif, dan berdampak. [tok/aje]

  • Ciptakan Kehidupan yang Sehat, Peran Teknologi dalam Mewujudkan Gaya Hidup Efisien

    Ciptakan Kehidupan yang Sehat, Peran Teknologi dalam Mewujudkan Gaya Hidup Efisien

    JAKARTA – Di era digital yang serba cepat ini, gaya hidup masyarakat ikut berubah. Kemudahan, efisiensi, dan keberlanjutan menjadi kunci dalam menjalani keseharian. Inilah yang melahirkan konsep smart living, sebuah pendekatan hidup modern yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, aman, dan hemat energi. Smart living bukan hanya soal teknologi tinggi, tapi bagaimana kita memanfaatkannya untuk hidup lebih efisien dan sehat.

    Smart living adalah pola hidup yang mengintegrasikan teknologi pintar ke dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari rumah tangga, transportasi, hingga manajemen gaya hidup dan kesehatan. Gaya hidup ini banyak diterapkan lewat smart home, smart health, dan smart mobility.

    Beberapa contoh nyata dari smart living, diantaranya perangkat rumah tangga pintar, yakni lampu otomatis, sistem pendingin berbasis AI, dan alat masak yang terhubung ke aplikasi.

    Lalu, manajemen energi berupa panel surya, pengatur konsumsi listrik otomatis, dan smart meter. Terakhir, gaya hidup digital melalui penggunaan aplikasi untuk kesehatan, kebugaran, pola makan, bahkan meditasi.

    Smart living mendorong gaya hidup minim limbah, penggunaan ulang air hujan, hingga sistem pengelolaan sampah otomatis di beberapa hunian modern. Perkembangan gaya hidup smart living tidak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi industri.

    Hal ini terlihat dari penyelenggaraan International Industrial Week (IIW) Indonesia 2025, yang dibuka pada 4 Juni-7 Juni 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.

    Acara ini menghadirkan beragam inovasi industri, termasuk solusi otomatisasi dan digitalisasi dari ratusan perusahaan teknologi global.

    “Kami ingin menjadi penggerak dalam proses pemindahan industri global ke Indonesia, salah satunya dengan mengadopsi teknologi logistik yang cerdas,” jelas Mahendra Rianto, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, dari keterangan resmi IIW.

    Pameran ini juga menjadi wadah untuk memperkenalkan teknologi ramah lingkungan dan solusi yang relevan bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk dalam sektor perumahan dan gaya hidup.

    “Inovasi industri tidak berhenti di pabrik. Mereka akan hadir di rumah-rumah kita, membantu kehidupan yang lebih baik.” tutur Dr. Atong Soekirman dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI saat membuka acara.

    Smart living adalah gaya hidup masa kini dan masa depan yang tak bisa dihindari. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, efisien, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara gaya hidup dan teknologi industri seperti yang ditampilkan dalam IIW Indonesia 2025 menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya untuk pabrik, tapi juga untuk kehidupan kita sehari-hari.

    Acara ini menampilkan berbagai solusi digitalisasi industri, forum bisnis, dan demonstrasi teknologi yang relevan dengan gaya hidup smart living.

  • Bank Indonesia Siap Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Digital Lewat BIDIC

    Bank Indonesia Siap Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Digital Lewat BIDIC

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia akan mendirikan Bank Indonesia Digital Innovation Center alias BIDIC. BIDIC ditargetkan menjadi pusat pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan pihaknya akan mengembangkan BIDIC dengan fungsi sebagai market intelligence (pengumpulan dan analisis data digital untuk strategi pasar), innovation experimentation (uji coba solusi atau produk digital baru), dan in-depth sandboxing (lingkungan uji coba inovasi digital dengan pengawasan digital).

    “Ini bersama-sama melalui BIDIC ini, kita terus mengakselerasi inovasi yang aman, yang cepat, yang handal, dan juga bermanfaat bagi ekonomi dan keuangan inklusif ke depan,” ujarnya, dalam sambutan acara Hackathon 2025 secara daring, Kamis (5/6/2025).

    Oleh sebab itu, BI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Hackathon 2025 sebagai cikal bakal BIDIC nantinya. Dia berharap Hackathon 2025 bisa menjadi ajang mencari ide hingga solusi yang dapat diuji dan direplikasi untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia ke depan.

    Perry mencontohkan berbagai area yang perlu menjadi perhatian seperti formulasi kebijakan, layanan perbankan, sistem pembayaran, mitigasi resiko, penipuan, hingga rating atau pemeringkatan.

    “Kita terus gelorakan ke depan untuk kontribusi nyata melalui inovasi dan solusi berbagai teknologi sebagai basis untuk mendigitalkan Indonesia di bidang ekonomi dan keuangan,” katanya.

    Dia pun mendorong agar para inovator, developer, akademisi, profesional untuk mengambil bagian untuk menjawab tantangan besar pengembangan ekonomi digital ke depan melalui Hackathon 2025.

    Lebih lanjut, Perry menjelaskan akselerasi transformasi digital nasional dalam lima tahun terakhir tak lepas dari dari peran BI melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2019-2025.

    Secara khusus, digitalisasi penyaluran program-program bantuan sosial telah menyelamatkan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19.

    “Kita ingat pada waktu itu, seluruh penyaluran bantuan sosial yang semula cash [tunai], telah kita lakukan secara elektronifikasi dan digital sehingga sampai kepada masyarakat dan kemudian menyelamatkan Indonesia dari krisis,” ucapnya. 

    Pascapandemi, partisipasi dan penerimaan digital semakin meluas. Sektor usaha dan masyarakat terdorong pengembangan model bisnis maupun berbagai layanan-layanan baru berbasis digital.

    Perry mencontohkan sejak diluncurkan pada 2019, kini QR Indonesian Standard (QRIS) sudah digunakan lebih dari 56 juta orang dan 38 juta merchant. Menurutnya, QRIS sebagian besar dipakai oleh pelaku usaha UMKM.

    Bahkan, QRIS juga sedang terinterkoneksi dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dengan demikian, warga Indonesia yang berlibur ke tiga negara tetangga itu bisa melakukan pembayaran secara lebih praktis begitu juga sebaliknya.

    “Insya Allah 17 Agustus nanti kita bisa gunakan QRIS itu di Jepang dan kita juga akan launching uji coba QRIS interkoneksinya dengan Tiongkok dan dengan negara-negara lain termasuk Saudi Arabia,” tuturnya. 

    Dalam BPSI 2019—2025, BI turut mengembangkan BI-Fast untuk transfer antarbank yang murah, cepat, dan 24 jam, Standard Nasional Open API Pembayaran (SNAP) untuk penyamaan layanan pembayaran antar pelaku, elektronifikasi program sosial dan kartu kredit Indonesia untuk memperlancar transaksi keuangan pemerintah di pusat maupun di daerah, dan reformasi regulasi yang memperkuat industri pembayaran nasional.

    “Tentu saja kita tidak boleh lengah, kita harus bersama terus mendorong digitalisasi nasional ke depan. Apalagi generasi Y, generasi Z, generasi Alpha semakin berperan sebagai pelaku ekonomi keuangan yang serba digital,” katanya.

    Oleh sebab itu, BI kembali meluncurkan BSPI 2025—2030 yang fokus ke lima inisiatif. Pertama, modernisasi infrastruktur pembayaran retail, postal, dan data. Kedua, konsolidasi industri pembayaran nasional. Ketiga, inovasi dengan market conduct dan perlindungan konsumen. Keempat, perluasan kerjasama internasional. Kelima, pengembangan rupiah digital.