Topik: transformasi digital

  • dari Ranpur Amfibi hingga Drone Surveillance

    dari Ranpur Amfibi hingga Drone Surveillance

    Jakarta: EDGE Group, perusahaan teknologi dan pertahanan asal Uni Emirat Arab (UEA) ikut unjuk gigi di Indo Defence 2025 Expo and Forum. Sederet alutsista canggih mereka bawa di pameran pertahanan internasional yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

    Vice President – International Business Development EDGE, Miles Chambers menyebut ini kali ketiga EDGE Group ikut Indo Defence. Keikutsertaan ini selain memamerkan teknologi dan sistem pertahanan canggih juga bentuk komitmen perusahaan terhadap pasar Indonesia. 

    “Ini merupakan komitmen kami terhadap pasar Indonesia, kami juga bekerja sama erat dengan sejumlah mitra lokal di Indonesia, baik pemerintah maupun sektor swasta. Karena pada akhirnya kami membawa peralatan ke pasar lokal, kami ingin memastikan hal ini dapat didukung dan dipertahankan,” kata Miles saat ditemui Medcom.id di JIExpo, Jumat, 13 Juni 2025.
    Pamerkan Alutsista Canggih
    Di Indo Defence tahun perusahaan yang berbasis di Abu Dhabi, UEA ini membawa berbagai alutsista canggih dari 18 perusahaan yang tergabung dalam portofolio EDGE. Lebih dari 90 solusi dan produk pertahanan canggih.

    “Dari platform kendaraan kami seperti kendaraan AJBAN 4X4 untuk patroli dan operasi darat hingga kendaraan amfibi 8X8 (Rabdan) dengan kemampuan tempur yang telah terbukti,” beber Miles.

    Kendaraan tempur (ranpur) Rabda sendiri sempat mencuri perhatian Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan setelah membuka Indo Defence 2024 pada Rabu (11/6/2025) sempat mengunjungi stan EDGE Group. Kepala negara juga terlihat sempat melihat langsung bagian dalam kendaraan tempur yang bisa memuat 12 personel itu.

    “Kendaraan tempur infanteri (IFV) ini mempunyai tingkat proteksi balistik dan ledakan yang sangat tinggi tetapi juga merupakan kendaraan amfibi. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia kemampuan amfibi di negara dengan banyak pulau sangatlah penting,” jelas Miles.

    (IFV Rabda 8X8. Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)
     

    Tidak hanya kendaraan tempur, EDGE Group yang mempunyai fokus pada autonomous system ini juga menghadirkan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Garmoosha dan Unmanned Ground Vehicle (UGV) THeMIS.

    “UAV untuk operasi tempur pengawasan. Kami juga memiliki kendaraan darat tanpa awak (UGV) dari salah satu perusahaan kami yang berinvestasi di Estonia, Milrem Robotics,” tambahnya.

    (UGV TheMIS. Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)

    EDGE juga membawa berbagai teknologi sensor berbasis AI, siber hingga solusi yang dirancang khusus untuk kebutuhan regional, mulai dari amunisi berpandu presisi, sistem keamanan komunikasi hingga keamanan siber.
    Tentang EDGE

    EDGE sebuah perusahaan UEA yang mulai menjalankan bisnisnya sejak November 2019. EDGE adalah salah satu grup perusahaan teknologi canggih terkemuka dunia, yang didirikan untuk menghadirkan solusi pertahanan yang gesit, berani, dan disruptif, serta menjadi katalis perubahan dan transformasi.

    EDGE berkomitmen untuk menghadirkan inovasi,produk, dan layanan ke pasar global dengan kecepatan dan efisiensi yang lebih tinggi, memposisikan UEA sebagai pusat global terkemuka untuk industri masa depan dan mencetak generasi talenta unggul di sektor ini.

    Dengan fokus pada teknologi Revolusi Industri Keempat (4IR), EDGE mendorong pengembangan kapabilitas dalam negeri untuk ekspor global dan menjaga keamanan nasional. EDGE bekerja sama dengan operator garis depan dan mitra internasional, dan mengadopsi teknologi mutakhir seperti sistem otonom, sistem siber-fisik, sistem propulsi canggih, robotika, dan material pintar.

    EDGE menggabungkan R&D, teknologi baru (emerging technologies), transformasi digital, dan inovasi pasar komersial dengan kapabilitas militer untuk mengembangkan solusi disruptif yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pelanggannya.

    Berkantor pusat di Abu Dhabi, EDGE menaungi lebih dari 35 entitas dalam enam klaster utama: Platforms & Systems, Missiles & Weapons, Space & Cyber Technologies, Trading & Mission Support, Technology & Innovation, and Homeland Security.

     

    Jakarta: EDGE Group, perusahaan teknologi dan pertahanan asal Uni Emirat Arab (UEA) ikut unjuk gigi di Indo Defence 2025 Expo and Forum. Sederet alutsista canggih mereka bawa di pameran pertahanan internasional yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
     
    Vice President – International Business Development EDGE, Miles Chambers menyebut ini kali ketiga EDGE Group ikut Indo Defence. Keikutsertaan ini selain memamerkan teknologi dan sistem pertahanan canggih juga bentuk komitmen perusahaan terhadap pasar Indonesia. 
     
    “Ini merupakan komitmen kami terhadap pasar Indonesia, kami juga bekerja sama erat dengan sejumlah mitra lokal di Indonesia, baik pemerintah maupun sektor swasta. Karena pada akhirnya kami membawa peralatan ke pasar lokal, kami ingin memastikan hal ini dapat didukung dan dipertahankan,” kata Miles saat ditemui Medcom.id di JIExpo, Jumat, 13 Juni 2025.
    Pamerkan Alutsista Canggih
    Di Indo Defence tahun perusahaan yang berbasis di Abu Dhabi, UEA ini membawa berbagai alutsista canggih dari 18 perusahaan yang tergabung dalam portofolio EDGE. Lebih dari 90 solusi dan produk pertahanan canggih.

    “Dari platform kendaraan kami seperti kendaraan AJBAN 4X4 untuk patroli dan operasi darat hingga kendaraan amfibi 8X8 (Rabdan) dengan kemampuan tempur yang telah terbukti,” beber Miles.
     
    Kendaraan tempur (ranpur) Rabda sendiri sempat mencuri perhatian Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan setelah membuka Indo Defence 2024 pada Rabu (11/6/2025) sempat mengunjungi stan EDGE Group. Kepala negara juga terlihat sempat melihat langsung bagian dalam kendaraan tempur yang bisa memuat 12 personel itu.
     
    “Kendaraan tempur infanteri (IFV) ini mempunyai tingkat proteksi balistik dan ledakan yang sangat tinggi tetapi juga merupakan kendaraan amfibi. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia kemampuan amfibi di negara dengan banyak pulau sangatlah penting,” jelas Miles.
     

    (IFV Rabda 8X8. Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)
     

     
    Tidak hanya kendaraan tempur, EDGE Group yang mempunyai fokus pada autonomous system ini juga menghadirkan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Garmoosha dan Unmanned Ground Vehicle (UGV) THeMIS.
     
    “UAV untuk operasi tempur pengawasan. Kami juga memiliki kendaraan darat tanpa awak (UGV) dari salah satu perusahaan kami yang berinvestasi di Estonia, Milrem Robotics,” tambahnya.
     

    (UGV TheMIS. Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)
     
    EDGE juga membawa berbagai teknologi sensor berbasis AI, siber hingga solusi yang dirancang khusus untuk kebutuhan regional, mulai dari amunisi berpandu presisi, sistem keamanan komunikasi hingga keamanan siber.
    Tentang EDGE

    EDGE sebuah perusahaan UEA yang mulai menjalankan bisnisnya sejak November 2019. EDGE adalah salah satu grup perusahaan teknologi canggih terkemuka dunia, yang didirikan untuk menghadirkan solusi pertahanan yang gesit, berani, dan disruptif, serta menjadi katalis perubahan dan transformasi.
     
    EDGE berkomitmen untuk menghadirkan inovasi,produk, dan layanan ke pasar global dengan kecepatan dan efisiensi yang lebih tinggi, memposisikan UEA sebagai pusat global terkemuka untuk industri masa depan dan mencetak generasi talenta unggul di sektor ini.
     
    Dengan fokus pada teknologi Revolusi Industri Keempat (4IR), EDGE mendorong pengembangan kapabilitas dalam negeri untuk ekspor global dan menjaga keamanan nasional. EDGE bekerja sama dengan operator garis depan dan mitra internasional, dan mengadopsi teknologi mutakhir seperti sistem otonom, sistem siber-fisik, sistem propulsi canggih, robotika, dan material pintar.
     
    EDGE menggabungkan R&D, teknologi baru (emerging technologies), transformasi digital, dan inovasi pasar komersial dengan kapabilitas militer untuk mengembangkan solusi disruptif yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pelanggannya.
     
    Berkantor pusat di Abu Dhabi, EDGE menaungi lebih dari 35 entitas dalam enam klaster utama: Platforms & Systems, Missiles & Weapons, Space & Cyber Technologies, Trading & Mission Support, Technology & Innovation, and Homeland Security.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Menerka Alasan Prabowo Absen KTT G7, Pilih Merapat ke Blok Putin?

    Menerka Alasan Prabowo Absen KTT G7, Pilih Merapat ke Blok Putin?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketidakhadiran Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan puncak Kelompok Tujuh (G7) negara ekonomi maju di Kanada mengundang perhatian kalangan pengamat.

    Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pemerintah perlu merespons secara cermat dan strategis agar absensi tersebut tidak ditafsirkan sebagai sinyal politik negatif terhadap mitra strategis Indonesia, terutama negara-negara Barat.

    Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman, menekankan pentingnya melakukan diplomasi pasca-forum secara proaktif, guna menjaga relasi dan persepsi di level global.

    “Ketidakhadiran Presiden dalam forum G7 sejatinya bukan sekadar soal protokoler, tapi menyampaikan sinyal politik yang penting bagi mitra-mitra strategis Indonesia, khususnya negara-negara ekonomi maju,” ujar kepada Bisnis, Jumat (13/6/2025)

    Menurutnya, Presiden Ke-8 RI itu perlu memastikan bahwa absensinya tidak dimaknai sebagai pengabaian terhadap kemitraan strategis dengan negara-negara G7 seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan Inggris, yang selama ini menjadi mitra utama dalam hal perdagangan, investasi teknologi tinggi, serta pembiayaan transisi energi.

    Rizal menyarankan pemerintah untuk memperkuat peran diplomatik secara aktif, baik melalui Menteri Luar Negeri, perwakilan tetap di PBB dan negara-negara G7, maupun melalui dialog bilateral strategis di bidang perdagangan, investasi hijau, dan transformasi digital.

    “Indonesia perlu mengoptimalkan kehadirannya dalam forum-forum global lainnya seperti G20, APEC, dan ASEAN, untuk menyeimbangkan persepsi internasional sekaligus menegaskan posisinya sebagai kekuatan menengah (middle power) yang otonom dan konstruktif serta tetap bebas aktif,” katanya.

    Rizal juga menambahkan bahwa secara substansi, G7 adalah forum yang sangat strategis bagi Indonesia untuk memperkuat kanal diplomasi ekonomi dan memperluas akses pasar.

    Absennya Prabowo, menurut Rizal, bisa menimbulkan celah persepsi bahwa Indonesia mulai menjauh dari orbit Barat, meski faktanya sebagian besar arus investasi langsung dan perdagangan berteknologi tinggi masih bersumber dari negara-negara G7.

    “Jika tidak diimbangi dengan strategi diplomasi lanjutan yang aktif dan terukur, absensi ini bisa menurunkan efektivitas posisi Indonesia dalam negosiasi global, serta melemahkan momentum untuk masuk ke dalam rantai nilai strategis yang ditawarkan oleh ekosistem G7—terutama dalam hal pendanaan hijau, digitalisasi, dan supply chain re-engineering pasca-pandemi,” ucapnya

    Ketiadaan fisik Presiden Prabowo dalam forum tersebut juga dinilai membuat posisi Indonesia kurang terdengar saat pembahasan isu-isu strategis global. Terutama berkaitan dengan subsidi hijau, dan digitalisasi, meskipun delegasi Indonesia di Forum G7 tetap berpartisipasi dan hadir.

    Rizal juga menyoroti meningkatnya pengaruh Rusia dan China dalam arah kebijakan luar negeri Indonesia. Dari Rusia, penguatan kerja sama di bidang militer dan pertahanan terlihat dari intensitas pengadaan alutsista dan pelatihan militer.

    Sementara dari China, pendekatan lebih sistematis dilakukan melalui proyek-proyek infrastruktur besar seperti kereta cepat Jakarta–Bandung dan kawasan industri berbasis nikel di Sulawesi, yang masuk dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI).

    “Pendekatan Beijing yang berbasis pada kebutuhan pembangunan dan investasi Indonesia memang menggiurkan, namun mengandung risiko ketergantungan ekonomi dan tekanan politik yang tidak kecil,” imbuhnya.

    Menurutnya, strategi diversifikasi mitra global memang penting, namun harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap dominasi satu blok tertentu, yang bisa merusak prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dipegang teguh Indonesia.

    Indef mengingatkan bahwa diplomasi modern tak cukup hanya dijalankan melalui forum resmi, melainkan juga melalui pengelolaan persepsi dan komunikasi strategis. Ketidakhadiran dalam forum G7 harus diikuti dengan langkah pemulihan diplomatik yang konkret, agar posisi Indonesia tetap kokoh sebagai kekuatan menengah yang dihormati di panggung global.

    Indonesia Tetap Diuntungkan Meski Absen di G7

    Sementara itu, Direktur China-Indonesia Desk dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Muhammad Zulfikar Rakhmat menilai bahwa ketidakhadiran Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 2025 tidak akan memberi dampak signifikan terhadap relasi dagang, investasi, maupun bantuan internasional.

    Menurutnya, posisi Indonesia dalam hubungan internasional tetap kuat karena mengedepankan prinsip bebas aktif dan strategi diversifikasi mitra global.

    “Indonesia masih memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara anggota G7, meski tak hadir dalam forum tersebut. Indonesia dikenal dengan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, yang artinya tetap menjalin hubungan baik dengan berbagai negara, baik di dalam maupun luar G7,” tuturnya kepada Bisnis.

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa Indonesia selama ini dikenal sebagai negara dengan pendekatan luar negeri yang terbuka dan pragmatis.

    Zulfikar menekankan selama ini kebijakan luar negeri pemerintah tidak berpihak ke satu blok kekuatan saja, tetapi menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

    Oleh sebab itu, Menurut Zulfikar, meskipun G7 merupakan kumpulan negara-negara ekonomi terbesar dunia, Indonesia memiliki ruang manuver luas di luar forum tersebut, termasuk melalui kerja sama dengan negara-negara non-G7 seperti China, Rusia, dan berbagai negara Asia lainnya.

    “Indonesia memiliki kerjasama yang luas dengan negara-negara non-G7 seperti Rusia, China, dan negara-negara Asia lainnya yang juga memberikan peluang dagang dan investasi,” katanya.

    Selain itu, Indonesia aktif dalam berbagai forum internasional seperti G20, APEC, dan ASEAN, yang dianggap lebih inklusif dan relevan bagi kepentingan pembangunan Indonesia secara keseluruhan.

    Tak hanya itu, dia menilai bahwa di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, Indonesia dikatakan makin menekankan strategi diversifikasi dalam menjalin hubungan internasional.

    Apalagi, hubungan pemerintah RI dengan Moskow, kata Zulfikar, mencerminkan upaya konkret untuk memperkuat kerja sama strategis di bidang energi dan pertahanan, yang menjadi dua pilar utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia saat ini.

    Sementara itu, kerja sama dengan China terus meluas, terutama di sektor infrastruktur dan manufaktur melalui proyek-proyek Belt and Road Initiative (BRI). China tetap menjadi mitra dagang dan investasi terbesar kedua bagi Indonesia, dengan pengaruh yang terus menguat dalam kebijakan ekonomi nasional.

    Oleh karena itu, Zulfikar menegaskan bahwa pendekatan Indonesia bukanlah berpaling dari G7, melainkan membangun otonomi strategis. Indonesia dinilai tetap menjunjung kepentingan nasional di atas kepentingan geopolitik kelompok tertentu.

    Meskipun negara-negara G7 kemungkinan akan mencermati absensi Indonesia, tetapi dia meyakini bahwa hubungan bilateral tetap dapat dijaga melalui jalur diplomatik lainnya.

    CELIOS menyimpulkan bahwa absennya Presiden Prabowo dari forum G7 bukan berarti langkah menjauh dari negara-negara maju, melainkan bagian dari strategi luar negeri yang lebih seimbang dan adaptif terhadap perubahan global. Indonesia masih memiliki banyak saluran diplomasi dan kerja sama ekonomi yang terbuka baik dengan G7 maupun kekuatan global lainnya selama kepentingan nasional tetap menjadi orientasi utama.

    “Jadi, meskipun absennya Indonesia di KTT G7 mungkin akan diikuti dengan pengamatan dari negara-negara G7, namun Indonesia tetap memiliki banyak jalur untuk menjaga hubungan perdagangan dan investasi yang positif,” pungkas Zulfikar.

    Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subianto tidak akan menghadiri outreach session pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang akan berlangsung di Kanada pada tanggal 17 Juni 2024. Hal itu lantaran Prabowo telah lebih dulu berkomitmen untuk bertandang ke Singapura dan Rusia.

    Sebelumnya, Prabowo telah menerima secara resmi undangan untuk menghadiri salah satu sesi di KTT G7 itu. Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mengonfirmasi bahwa Presiden tidak akan hadir pada pertemuan antara pemimpin negara G7 serta negara nonanggota sekaligus lembaga internasional itu.

    “Karena adanya beberapa komitmen pertemuan Bapak Presiden, baik itu terkait dengan pertemuan di Singapura dan juga dengan partisipasi di forum di Rusia, maka Bapak Presiden tidak dapat hadir pada pertemuan tersebut,” ujar Juru Bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat pada taklimat media, Kamis (12/6/2025).

    Meski demikian, pria yang akrab disapa Roy Soemirat itu mengatakan bahwa undangan untuk menghadiri KTT G7 itu sudah diterima dari PM Kanada Mark Carney. Hal itu juga, katanya, menunjukkan bahwa Indonesia dipandang penting dan signifikan pada politik global saat ini kendati bukan negara anggota.

    Di sisi lain, Prabowo juga sudah menyampaikan dukungannya kepada Kanada yang menjadi tuan rumah KTT G7 itu untuk terus mendorong kolaborasi antara negara-negara adidaya serta negara nonanggota maupun lembaga internasional.

    “Dan itu sudah disampaikan langsung oleh Bapak Presiden kepada Perdana Menteri Kanada pada saat berlangsungnya teleponnya antara kedua pimpinan,” kata Roy.

    Agenda Prabowo

    Adapun Prabowo akan mengunjungi dua negara sahabat mulai dari awal pekan depan. Pertama, dia akan menghadiri pertemuan bilateral dan Leaders’ Retreat di Singapura. Pada kunjungan tersebut, Presiden ke-8 RI itu akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Singapura serta Presiden Singapura.

    Roy menyebut ini akan menjadi kunjungan pertama Prabowo sebagai presiden ke Singapura, serta menjadi Leaders’ Retreat pertama bagi kedua kepala pemerintahan setelah Pemilu di Singapura pada Mei 2025 lalu.

    “Pada retreat ini akan dibahas berbagai prioritas kerja sama strategis dalam konteks pemerintahan dan kabinet baru dari kedua negara. Isu-isu yang terkait dengan investasi di kedua negara di berbagai bedang juga akan banyak direncanakan, akan banyak dibahas,” paparnya.

    Kedua, Prabowo akan melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Ketua Umum Partai Gerindra itu akan terbang ke Saint Petersburg, Rusia pada 18-20 Juni mendatang.

    Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi undangan dari Presiden Putin untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia, serta sekaligus menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum.

    Di sisi lain, kunjungan Prabowo pertama kali ke Rusia sebagai Presiden ini juga masih dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Rusia.

    “Dalam pertemuan bilateral nanti, kunjungan ini juga diharapkan akan membahas perkembangan kerja sama bilateral serta melakukan tukar pikiran di antara para leaders terkait dengan isu-isu regional dan global yang menjadi common concern,” ujar Roy.

    Khususnya pada acara Saint Petersburg International Economic Forum itu, Prabowo dijadwalkan untuk menyampaikan pidato pada sesi pembukaan dan sesi pleno bersama dengan Presiden Putin.

    “Ini sebenarnya hal yang sudah pernah dijadwalkan sebelumnya hanya tertunda sehingga baru bisa terlaksana minggu depan bila tidak ada halangan,” terang Roy.

  • Komdigi: Media Harus Berkualitas, untuk Bentengi Misinformasi

    Komdigi: Media Harus Berkualitas, untuk Bentengi Misinformasi

    Komdigi: Media Harus Berkualitas, untuk Bentengi Misinformasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Fifi Aleyda Yahya menegaskan pentingnya media memiliki kualitas sebagai benteng terakhir melawan
    misinformasi
    .
    “Di tengah disrupsi, pemerintah terus mendukung industri media melalui regulasi yang adaptif dan program peningkatan kapasitas. Sebab,
    media berkualitas
    adalah benteng terakhir melawan misinformasi di era digital,” kata Fifi di kantornya, Jumat (13/6/2025).
    Karena itulah pemerintah berkomitmen serius memikirkan masa depan industri media mengingat peran vitalnya dalam demokrasi.
    “Gelombang
    transformasi digital
    yang masif telah mengubah lanskap industri media secara fundamental,” tegas Fifi.
    Fifi mengungkapkan, perubahan yang terjadi dalam satu dekade terakhir jauh lebih dramatis dibandingkan evolusi media selama 30 tahun sebelumnya.
    “Strategi media lima atau sepuluh tahun lalu sudah tidak relevan lagi. Kini kita berhadapan dengan era di mana platform media sosial menjadi sumber informasi utama masyarakat,” ungkapnya.
    Ia menyoroti dua tantangan utama saat ini, di antaranya transformasi bisnis media dan tsunami informasi yang membanjiri publik dengan konten sulit diverifikasi.
    “Eksistensi media dan profesi
    jurnalis
    harus dijaga, bukan hanya untuk bisnis, tapi sebagai pilar demokrasi yang menyediakan informasi berkualitas,” ujarnya.
    Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai “era tsunami informasi” di mana publik kesulitan membedakan fakta dan fiksi.
    Transformasi bisnis media menjadi keniscayaan. Banyak grup media besar telah beralih dari model konvensional ke platform digital.
    “Televisi tradisional harus bertransformasi menjadi heavy digital untuk bertahan. Model bisnis dengan karyawan ribuan sudah tidak sustainable,” papar Fifi.
    Tantangan lain adalah mempersiapkan talenta jurnalis yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan digital.
    “Kita perlu jurnalis dengan skill baru yang relevan dengan platform digital, termasuk kemampuan content activation dan data journalism,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satu juta penumpang lebih gunakan `face recognition boarding gate` di Daop IV Semarang

    Satu juta penumpang lebih gunakan `face recognition boarding gate` di Daop IV Semarang

    Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

    Satu juta penumpang lebih gunakan `face recognition boarding gate` di Daop IV Semarang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 13 Juni 2025 – 13:56 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang mencatat sebanyak 1.051.855 penumpang telah memanfaatkan fasilitas Face Recognition Boarding Gate selama periode Januari hingga Mei 2025. Penerapan teknologi ini menjadi bagian dari transformasi digital KAI untuk meningkatkan kemudahan, kenyamanan, dan efisiensi dalam proses boarding pelanggan KA jarak jauh.

    Face Recognition Boarding Gate memungkinkan pelanggan untuk naik kereta api tanpa harus menunjukkan tiket fisik, e-boarding pass, atau KTP. Cukup dengan memindai wajah di mesin boarding gate, seluruh data tiket dan identitas penumpang yang telah terintegrasi dalam sistem KAI akan diverifikasi secara otomatis dalam waktu hanya 1 detik, sehingga proses boarding menjadi lebih cepat, praktis, dan bebas repot.

    “Penerapan teknologi ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk menghadirkan layanan transportasi publik yang modern, efisien, sekaligus mendukung konsep ramah lingkungan,” ujar Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Jumat (13/6).

    Saat ini, Face Recognition Boarding Gate telah tersedia di empat stasiun di wilayah Daop 4 Semarang, yaitu Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Pekalongan, dan Stasiun Tegal. Dari keempat stasiun tersebut, tercatat jumlah pengguna fasilitas ini untuk di Stasiun Semarang Tawang sebanyak 475.885 penumpang, Stasiun Semarang Poncol sebanyak 236.493 penumpang, Stasiun Tegal sebanyak 170.919 penumpang, dan Stasiun Pekalongan sebanyak 168.558 penumpang.

    Selain meningkatkan kecepatan layanan, teknologi ini juga sejalan dengan upaya KAI dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek pengurangan limbah kertas. Selama lima bulan pertama tahun 2025, KAI Daop 4 Semarang berhasil memangkas penggunaan 8.765 roll kertas tiket, atau setara dengan 1 juta lebih lembar kertas yang biasanya digunakan untuk boarding pass fisik.

    “Inovasi ini bukan hanya soal kecepatan atau kenyamanan, tetapi bagian dari gerakan sadar lingkungan. Satu wajah yang dipindai berarti satu tiket yang tidak perlu dicetak. Ini wujud nyata upaya kami mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan sampah kertas dan emisi karbon dari proses produksi serta distribusi tiket fisik,” tambah Franoto.

    Untuk dapat menggunakan fasilitas ini, pelanggan cukup melakukan satu kali registrasi layanan Face Recognition melalui aplikasi Access by KAI atau langsung melalui petugas di stasiun. Di aplikasi, pelanggan dapat membuka menu “Akun” → “Registrasi Face Recognition”, lalu mengikuti petunjuk yang tersedia. Setelah terdaftar, pelanggan tidak lagi memerlukan boarding pass cetak dan bisa langsung menuju gate saat waktu keberangkatan tiba.

    Dalam hal keamanan data pribadi, KAI menjamin perlindungan penuh dengan penerapan standar internasional ISO 27001 untuk manajemen keamanan informasi. Data pelanggan seperti nama, NIK, dan foto wajah disimpan secara aman di infrastruktur KAI, hanya digunakan untuk keperluan boarding, dan akan dihapus otomatis setelah satu tahun atau lebih cepat jika diminta oleh pelanggan melalui aplikasi atau Customer Service di stasiun.

    “Kami mengajak seluruh pelanggan yang belum menggunakan layanan ini untuk segera mendaftar dan merasakan manfaat kemudahan serta kecepatan proses boarding dengan Face Recognition. Selain mempersingkat antrean, pelanggan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Franoto.

    Melalui transformasi teknologi, efisiensi sumber daya, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, KAI terus memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan transportasi publik yang modern, andal, aman, serta berperan aktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan nasional. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Wamen PANRB: Reformasi birokrasi wujudkan wajah humanis Polri 

    Wamen PANRB: Reformasi birokrasi wujudkan wajah humanis Polri 

    Penguatan peran dalam reformasi birokrasi yang dapat dilakukan Korlantas Polri mencakup transformasi digital layanan publik, ….

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Wamen PANRB) Purwadi Arianto mengatakan bahwa reformasi birokrasi oleh Korlantas (Korps Lalu Lintas) Polri dapat membentuk wajah Polri yang humanis karena layanan lalu lintas adalah layanan kepolisian yang paling sering berinteraksi dengan masyarakat.

    “Penguatan peran dalam reformasi birokrasi yang dapat dilakukan Korlantas Polri mencakup transformasi digital layanan publik, peningkatan transparansi melalui pengawasan dan publikasi kinerja, serta pengembangan kompetensi Digital SDM,” kata Purwadi dalam Rapat Kerja Teknis Korlantas Polri 2025 di Jakarta, Jumat.

    Purwadi lantas menjabarkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan Korlantas Polri dalam kerangka kota cerdas atau smart city.

    Pendekatan berbasis komunitas dapat dilakukan oleh polisi lalu lintas dengan dukungan teknologi dan analisis data. Dengan demikian, intervensi di lapangan tidak hanya responsif terhadap kejadian, tetapi juga preventif dan strategis melalui pemetaan risiko serta optimalisasi sumber daya.

    Smart city juga memerlukan strategi patroli kepolisian yang mengandalkan pendekatan berbasis data untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

    Era digital juga menuntut Korlantas untuk mengoptimalkan peran dalam orkestrasi data lalu lintas. Selain itu, Korlantas harus proaktif dalam pengamanan dan pengaturan simpul transportasi strategis.

    Wamen PANRB mengatakan bahwa Korlantas bisa menjadi aktor utama dalam mewujudkan tata kelola mobilitas dengan memperkuat infrastruktur digital dan interoperabilitas data antarinstansi.

    Dengan mengedepankan interoperabilitas data, penguatan teknologi, dan layanan berbasis bukti, menurut dia, Polri dapat lebih responsif terhadap dinamika masyarakat serta mampu memenuhi kebutuhan publik secara proaktif dan berkelanjutan dalam konteks smart city.

    “Semua hal tersebut, akan makin memperkuat langkah strategis Bapak Presiden untuk menjadikan pemerintahan yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat melalui peran polisi yang humanis,” tegasnya.

    Purwadi juga menekankan agar kebijakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan perbaikan secara internal pelayanan yang transparan, adaptif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat diimplementasikan secara konsisten.

    “Langkah-langkah ini diharapkan terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi instansi lain dalam memperkuat tata kelola pelayanan publik yang lebih baik dan terpercaya,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Di Era Pemerintahan Prabowo, Internet Selimuti Pelosok NTT-Maluku Utara

    Di Era Pemerintahan Prabowo, Internet Selimuti Pelosok NTT-Maluku Utara

    Kupang

    Pemerintahan Prabowo Subianto terus memperluas jangkauan sinyal internet, khususnya di pelosok Indonesia yang sebelumnya tidak ada jaringan di wilayah tersebut.

    Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), Badan Layanan Umum (BLU) yang berada di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan data terbaru terkait pemerataan akses internet yang dilakukan pemerintah.

    “Sampai 10 Juni, sekarang ini sudah ada di Maluku Utara sebanyak 1.147 infrastruktur yang disediakan oleh Komdigi berupa akses internet dan seluler 4G. Sedangkan di Nusa Tenggara Timur itu sebanyak 1.658. 50% dari seluruh penyediaan itu dibangun pada masa Kabinet Merah Putih. Ini juga bisa membuktikan betapa akseleratifnya Komdigi di bawah kepemimpinan Ibu Menteri,” ujar Direktur Utama Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar di Desa Kalali, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Kamis (12/6/2025).

    Data tersebut disampaikan Dirut Bakti Komdigi kepada Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid melalui sambungan internet dari program Bakti Aksi. Kehadiran konektivitas digital ini menandai perluasan pembangunan BTS Universal Service Obligation (USO) di wilayah 3T, termasuk Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

    Keberadaan akses internet akan mendukung upaya transformasi digital yang sedang digencarkan pemerintah dalam hal ini Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    “Kami tentu menyakini bahwa keberadaan akses internet tersebut menjadi fondasi digitalisasi untuk program prioritas pemerintah, seperti makan bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, aplikasi pemerintah dan aplikasi atau platform lainnya untuk mendukung produktivitas masyarakat,” tambahnya.

    Berdasarkan data terbaru, juga mengungkapkan ada pencapaian signifikan dalam upaya pemerataan akses digital di seluruh Tanah Air melalui BTS USO, Satelit Republik Indonesia (Satria-1) hingga Palapa Ring.

    “Melalui kerja keras dan kolaborasi berbagai sektor, total sebanyak 27.858 lokasi layanan publik dengan kapasitas (satelit) Satria-1 dan 6.747 desa kini telah terlayani akses internet dan sinyal seluler,” kata perempuan yang akrab disapa Indah ini.

    Tidak hanya menghadirkan sinyal internet, lokasi yang sebelumnya sudah dibangun BTS USO juga ditingkatkan kapasitasnya seiring tingginya kebutuhan mengakses layanan digital di area tersebut.

    Dari koneksinya yang semula 4 Mbps per titiknya, kini pemerintah meningkatkan kapasitas internet menjadi 8 Mbps per titiknya, termasuk di Desa Kalali, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Peningkatan kualitas layanan dilakukan melalui modernisasi jaringan transmisi dari VSAT ke microwave dan penyediaan komitmen Committed Information Rate (CIR) melalui kerja sama dengan Telkomsat.

    Pemerintah melalui program BTS USO terus berkomitmen memperluas akses internet hingga pelosok Nusantara demi mendorong pemerataan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, serta transformasi pelayanan publik berbasis digital.

    (agt/agt)

  • Transformasi Digital Harus Dibarengi Literasi dan Pemerataan Internet

    Transformasi Digital Harus Dibarengi Literasi dan Pemerataan Internet

    Bisnis.com, KUPANG — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan pembangunan infrastruktur digital hingga pelosok negeri harus berjalan beriringan dengan edukasi serta literasi penggunaan internet yang bijak.

    Hal ini dinilai penting agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara optimal sekaligus menghindari dampak negatif dari penggunaan internet.

    “Transformasi digital tidak mungkin terjadi tanpa konektivitas yang baik. Presiden Prabowo Subianto dalam visi besarnya juga menegaskan bahwa layanan-layanan publik akan dilakukan secara digital. Dan karena itu, kita perlu mempersiapkan sampai ke pelosok hingga pos di perbatasan untuk bisa terkoneksi,” ujar Meutya, Kamis (12/6/2025).

    Meutya menyoroti tantangan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan jumlah penduduk yang besar. Menurutnya, pembangunan digital memerlukan waktu, usaha yang konsisten, dan harus dipastikan berkelanjutan serta didukung kecepatan yang memadai.

    Dia juga menekankan bahwa infrastruktur digital saja tidak cukup tanpa literasi digital yang memadai.

    “Banyak masyarakat ketika infrastruktur turun, belum tahu bagaimana pemanfaatan internet yang baik sehingga kemudian jadi terpapar kepada konten-konten negatif. Jadi saya harapkan agar menggunakan internet dengan baik,” jelasnya.

    Dalam video conference, Meutya Hafid berdialog langsung dengan pelajar dan tenaga pendidik di tiga provinsi, termasuk SD Inpres 9 Halmahera Barat. Kepala Sekolah SD Inpres 9 Halmahera Barat, Nurul, menyampaikan rasa syukurnya atas manfaat besar dari layanan internet BAKTI AKSI di sekolah mereka. “Terima kasih banyak Ibu sudah beri kesempatan kepada kami untuk tampil bersama di sini… sangat luar biasa,” ungkap Nurul.

    Nurul menjelaskan, kehadiran internet sangat membantu kegiatan pendidikan, mulai dari webinar guru hingga pelaksanaan asesmen siswa secara online.

    “Webinarnya kalau jam sekolah berarti kita bisa mengakses internetnya secara online, sehingga bisa secara online kita bisa ikuti, terus anak-anaknya juga pada saat kelas di assesment juga bisa dan dilaksanakan dengan baik,” ujarnya.

    Pemerintah melalui program BTS Universal Service Obligation (USO) terus berkomitmen memperluas akses internet hingga pelosok Nusantara. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pemerataan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, serta transformasi pelayanan publik berbasis digital, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

    Kehadiran konektivitas digital yang diresmikan melalui program BAKTI AKSI menandai kemajuan nyata dalam pemerataan pembangunan digital nasional, sekaligus menjadi fondasi penting bagi masa depan pendidikan dan pelayanan publik di Indonesia.

  • Siemens Ungkap Pentingnya Digitalisasi di Transformasi Industri di Indonesia

    Siemens Ungkap Pentingnya Digitalisasi di Transformasi Industri di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Siemens Indonesia menyoroti pentingnya digitalisasi sebagai penggerak utama transformasi industri nasional, seiring meningkatnya kebutuhan akan efisiensi, daya saing, dan keberlanjutan. 

    Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, Surya Fitri mengatakan digitalisasi mendorong transformasi industri di Indonesia. Menurutnya  dengan merangkul teknologi canggih, bisnis dapat tetap kompetitif dan memenuhi permintaan yang terus meningkat akan efisiensi dan keberlanjutan. 

    “Di Siemens, kami bangga mendukung kemajuan ini melalui solusi yang terbukti dan berfokus pada pelanggan. Saya dengan tulus berterima kasih kepada semua pelanggan dan mitra kami atas komitmen bersama dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia,” kata Surya Fitri dalam dalam pembukaan Siemens Tech Summit 2025 di Jakarta pada Rabu (11/6/2025).

    Surya Fitri menyebutkan Siemens Indonesia dengan bangga merayakan 50 tahun berdirinya Pabrik Switchgear di Jakarta yang telah menjadi pusat produksi penting untuk switchgear tegangan rendah dan menengah, tidak hanya untuk pasar dalam negeri, tetapi juga untuk ekspor. 

    Pabrik ini pada Mei 2025 juga resmi ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS) oleh Kementerian Perindustrian, sebagai pengakuan atas perannya dalam mendukung ketahanan infrastruktur energi nasional.  

    Tidak hanya sampai disitu, langkah strategis lainnya ditunjukkan melalui peresmian Siemens Xperience Center dan peluncuran Siemens Indonesia Call Center di Jakarta.  

    Xperience Center berfungsi sebagai pusat inovasi dan kolaborasi yang menampilkan teknologi elektrifikasi, digitalisasi, dan otomatisasi terkini, sekaligus menjadi ruang pelatihan dan eksplorasi solusi teknologi bagi pelanggan dan mitra industri. 

    “Ini tidak hanya sekadar showcase. Tetap juga sebagai learning center untuk customer kami. Kami menampilkan semua solusi. Jadi, tidak hanya sebagai produk hardware tapi juga software digital. Di sini kami mengkombinasikan semua antara software, digital, dan hardware-nya. Dan menampilkan fitur-fitur yang terdepan, terbaru,” ungkapnya. 

    Sementara Call Center dirancang untuk memberikan layanan ahli dan respons cepat kepada para profesional di seluruh Indonesia. Siemens juga memperkuat kerja sama lokal dengan menandatangani nota kesepahaman dengan PLN Electricity Services dan PT Surya Energi Indotama, untuk mendukung transformasi digital sektor energi, efisiensi energi, serta pengembangan infrastruktur cerdas. Kolaborasi ini mencakup pelatihan teknis, riset bersama, hingga penerapan teknologi berbasis AI.

    Selain itu, Siemens menandatangani kemitraan strategis dengan pemangku kepentingan industri makanan dan minuman serta kelapa sawit, termasuk Kementerian Perindustrian dan WANTRII, guna mendorong transformasi digital dan efisiensi di sektor-sektor strategis tersebut.

    “Tentunya ini masih tahap awal Nanti akan kami bicarakan lebih detail lagi,” ungkap Surya Fitri. 

    Di sisi lain,Peter Koerte, Member of the Managing Board, Chief Technology Officer and Chief Strategy Officer of Siemens AG, mengatakan Indonesia tengah mengalami transformasi industri yang besar menuju pertumbuhan berkelanjutan, teknologi seperti AI industri, kembaran digital (digital twin), dan metaverse industri merupakan katalis utama.

    “Dengan menggabungkan inovasi ini dengan kekuatan lokal dalam bidang manufaktur dan bakat digital, kami melihat munculnya pabrik yang lebih cerdas dan infrastruktur yang lebih berkelanjutan. Di Siemens, kami melihat teknologi digital sebagai hal yang penting untuk memajukan tujuan keberlanjutan Indonesia dan daya saing global dalam inovasi dan manufaktur,” ungkapnya.

  • Fraksi PDIP DPRD Jatim Desak Perbaikan Manajemen Bank Jatim Pasca RUPS

    Fraksi PDIP DPRD Jatim Desak Perbaikan Manajemen Bank Jatim Pasca RUPS

    Surabaya (beritajatim.com) – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur mendesak perbaikan serius di tubuh manajemen Bank Jatim usai ditetapkannya susunan baru Direksi dan Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Mei 2025.

     

    Sorotan tajam dilayangkan terhadap kinerja, transparansi, hingga profesionalisme jajaran baru di tengah mencuatnya isu kredit fiktif dan dugaan nepotisme dalam tubuh bank pelat merah tersebut.

    Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana, menekankan bahwa pergantian pimpinan Bank Jatim seharusnya menjadi momentum pemulihan kepercayaan publik, bukan malah memperlebar jurang keraguan.

    “Bank Jatim bukan hanya mesin bisnis, tetapi representasi dari tata kelola keuangan daerah. Kepercayaan publik adalah modal utama. Direksi dan Komisaris baru wajib menunjukkan bahwa mereka layak dipercaya,” ujar Bunda Renny, Rabu (11/6/2025).

    Fraksi PDIP menyoroti tiga isu utama yang harus segera dijawab manajemen baru. Pertama, dugaan politisasi jabatan yang dinilai publik sebagai penunjukan berdasarkan kepentingan politik, bukan karena integritas atau profesionalitas.

    “Hal ini bisa menjadi bom waktu jika tidak dijawab secara transparan,” tegasnya.

    Kedua, minimnya komunikasi terbuka terkait kondisi internal dan arah strategis Bank Jatim setelah RUPS dinilai memperdalam krisis kepercayaan. Menurut Renny, kondisi ini menciptakan jarak antara manajemen dengan publik dan para pemangku kepentingan.

    “Padahal, Bank Jatim adalah milik seluruh masyarakat Jawa Timur,” ujarnya.

    Ketiga, urgensi transformasi digital juga mendapat sorotan tajam. Di tengah era disrupsi layanan perbankan, Bank Jatim dinilai tertinggal dalam berinovasi. “Transformasi digital adalah kebutuhan mendesak agar Bank Jatim tetap relevan dan kompetitif,” tegas Renny.

    Untuk itu, Fraksi PDIP mendesak Direksi dan Komisaris baru agar segera menjalankan audit internal, menyusun roadmap pemulihan, serta membangun komunikasi proaktif dengan para pemangku kebijakan di Jawa Timur. Renny menekankan pentingnya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) secara konsisten, termasuk dalam pemberian kredit UMKM dan pengisian jabatan struktural.

    “Bank Jatim harus mempercepat transformasi digital. Mulai dari mobile banking, pelayanan berbasis AI, hingga mendorong inklusi keuangan di pelosok Jawa Timur,” sebutnya.

    Politisi asal Kediri itu juga mengingatkan bahwa profitabilitas bukan satu-satunya ukuran kesuksesan. Menurutnya, yang lebih penting adalah kembalinya kredibilitas institusi sebagai bank milik daerah.

    “Masyarakat sedang menunggu pembuktian. Jangan sia-siakan momentum ini. Pulihkan kepercayaan publik, maka kejayaan Bank Jatim akan kembali,” tegasnya.

    Berikut Daftar Nama Calon Komisaris dan Direksi Bank Jatim Hasil RUPS Maret 2025:

    Komisaris Utama Independen : Adi Sulistyowati
    Komisaris : Adhy Karyono
    Komisaris Independen : Muhammad Mas’ud
    Komisaris Independen : Dadang Setiabudi
    Komisaris Independen : Asri Agung Putra
    Komisaris Independen : Nurul Ghufron

    Direktur Utama : Winardi Legowo
    Wakil Direktur Utama : R. Arief Wicaksono
    Direktur Bisnis Mikro, Ritel, dan Usaha Syariah : Tonny Prasetyo
    Direktur Kepatuhan : Umi Rodiyah
    Direktur Keuangan, Treasury & Global Services : RM Wahyukusumo Wisnubroto
    Direktur Bisnis Menengah, Korporasi, dan Jaringan
    : Arif Suhirman
    Direktur IT, Digital, dan Operasional : Wiweko Probojakti
    Direktur Manajemen Risiko : Wioga Adhiarma Aji

    Ketua Dewan Pengawas Syariah : Dr (HC) KH Afifuddin Muhajir, Mpd.
    Calon Anggota Dewan Pengawas Syariah : Prof. Dr. Muhammad Nasih, SE, M.T, Ak
    Calon Anggota Dewan Pengawas Syariah : Ir. H. Tamhid Mashudi

    [asg/beq]

  • Penjahat Incar RI Cari Tebusan, Begini Bahaya Serangan AI

    Penjahat Incar RI Cari Tebusan, Begini Bahaya Serangan AI

    CNBC Indonesia, Jakarta – Lonjakan serangan siber di Indonesia sepanjang tahun 2024 menunjukkan bahwa ancaman digital kini makin masif dan kompleks.

    Hal ini disampaikan oleh Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, dalam gelaran Fortinet Accelerate Asia 2025 Indonesia Edition, Rabu (11/6/2025).

    Mengacu pada laporan FortiGuard Labs, tercatat 171,5 miliar aktivitas berbahaya terdeteksi di Indonesia selama 2024. Angka ini mencakup aktivitas distribusi malware sebanyak 35,2 juta, serta aktivitas botnet yang mencapai 129 juta insiden.

    Dalam laporan tersebut, ransomware tercatat menjadi ancaman paling dominan. Sepanjang 2024, sebanyak 1.060 ransomware terdeteksi di Indonesia.

    Angka ini naik 108,25% dibandingkan tahun sebelumnya (509 deteksi). Jenis ransomware seperti Lockbit, REvil, Blackcat, dan lainnya mendominasi dengan teknik seperti Data Encrypted for Impact dan Account Access Removal.

    “Ransomware adalah tantangan besar. Banyak yang sudah merasakan betapa repotnya kalau harus begadang karena sistem down, atau backup tidak bisa diandalkan,” kata Edwin di depan para pelaku industri teknologi dan keamanan siber.

    Edwin menekankan bahwa backup harian tidak menjamin keamanan data. Ia menyebut pentingnya proses verifikasi terhadap data yang dibackup.

    “Jangan sampai setelah kita backup, tetap seperti itu. Jadi ransomware is probably one of the biggest challenges yang kita hadapi sekarang. Baik itu dari external attack maupun dari internal attack,” tegasnya.

    Edwin menjelaskan bahwa peningkatan jumlah perangkat, dari data center, endpoint, hingga IoT, membuat lingkungan digital menjadi makin kompleks. Kompleksitas ini menurutnya merupakan “ancaman baru” yang kerap tidak disadari banyak organisasi.

    Dia menyebut bahwa kecerdasan buatan (AI) kini sudah menjadi medan tempur baru dalam dunia keamanan siber. AI tak hanya digunakan oleh pihak keamanan, tapi juga oleh para peretas untuk mempercepat dan memperhalus serangan.

    “Jadi basically kalau kita tidak menggunakan AI juga saat ini, itu juga salah karena aktor juga menggunakan AI untuk menirukan kita.

    Untuk itu, Edwin menekankan pentingnya kombinasi antara teknologi, strategi, dan sumber daya manusia yang kompeten dalam menghadapi ancaman digital yang kian dinamis.

    Risiko makin kompleks

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Strategi dan Kebijakan Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Muchtarul Huda, menekankan bahwa transformasi digital kini telah menjadi tulang punggung pembangunan nasional. Namun juga membawa risiko baru yang tak kalah kompleks, seiring dengan perkembangan teknologi digital dan meningkatnya ketergantungan pada sistem informasi.

    Ia menyebutkan bahwa landskap ancaman digital telah berevolusi menjadi lebih canggih, terorganisir, dan sulit dideteksi, terutama dengan kehadiran teknologi disruptif seperti AI, IoT, cloud computing, dan blockchain.

    “Ancaman seperti serangan ransomware, pencurian data, serangan cyber yang terkoordinasi, hingga penyalahgunaan teknologi AI akan menjadi semakin canggih dan sulit untuk dideteksi,” ujar Huda yang datang mewakili Menteri Komdigi Meutya Hafid.

    Di satu sisi, AI dapat dimanfaatkan untuk memperkuat sistem pertahanan siber, mendeteksi pola serangan secara real time, mengidentifikasi celah keamanan lebih awal, hingga merespons ancaman dalam hitungan detik.

    Namun di sisi lain, AI juga bisa dimanipulasi menjadi alat untuk melancarkan serangan yang lebih kompleks dan sulit dilacak.

    Untuk itu, Huda menekankan pentingnya investasi dalam riset dan pengembangan teknologi ini sangat penting agar dapat mengantisipasi dan menangkal serangan siber secara efektif.

    “Dari sisi pemerintah, kami Komdigi memandang bahwa keamanan siber bukan sekedar aspek teknis melainkan komponen strategis dari kedaulatan digital dan daya saing nasional,” ujarnya.

    Oleh karena itu, dalam rangka strategis nasional transformasi digital, keamanan siber ditempatkan sebagai core foundation bukan sebagai penghambat inovasi, tetapi justru sebagai enabler yang memungkinkan transformasi digital terjadi secara kredibel dan berkelanjutan.

    (dem/dem)