Topik: transformasi digital

  • Moratelindo Target Kapasitas Data Center Naik jadi 3,5 MW Tahun Ini

    Moratelindo Target Kapasitas Data Center Naik jadi 3,5 MW Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA– PT Mora Telematika Indonesia, Tbk (Moratelindo) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada layanan pusat data atau data center yang mereka kelola. 

    Saat ini, kapasitas data center Moratelindo telah mencapai sekitar 3 megawatt (MW), dengan tingkat utilisasi yang telah berada di atas 80%.

    Deputy Chief Transformation Digital Officer Moratelindo Hasanuddin Farid mengatakan, capaian tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan pelanggan terhadap layanan perusahaan serta meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur digital yang andal dan terhubung langsung dengan jaringan tulang punggung (backbone) nasional dan internasional milik Moratelindo.

    “Kami memproyeksikan bahwa kapasitas data center Moratelindo akan meningkat secara modular menjadi sekitar 3,5 MW pada akhir tahun 2025. Seiring dengan ekspansi tersebut, kami memperkirakan tingkat utilisasi akan tetap tinggi, yakni di atas 75%,” kata Farid saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Dia menambahkan, ada beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut. Pertama, peningkatan kebutuhan dari sektor enterprise, khususnya perusahaan-perusahaan yang tengah melakukan transformasi digital dan membutuhkan infrastruktur teknologi informasi yang aman, stabil, dan scalable. 

    Kedua, penambahan layanan kabel laut Rising 8 milik Moratelindo, yang akan memperkuat konektivitas internasional dan menjadikan pusat data sebagai lokasi strategis untuk traffic regional. 

    Ketiga, meningkatnya permintaan untuk layanan Disaster Recovery Center (DRC) dari berbagai sektor seperti perbankan, keuangan, dan layanan publik yang membutuhkan solusi pemulihan data yang andal dan sesuai regulasi.

    Dari sisi strategi pembangunan dan efisiensi, Chief Strategic Business Officer Moratelindo Resi Y. Bramani mengatakan, pendekatan yang diterapkan perusahaan berbeda dari pusat data lokal lain yang sebagian besar masih berada dalam fase parsial utilisasi, terutama yang sejak awal dibangun dengan kapasitas besar.

    “Namun, pendekatan yang kami terapkan di Moratelindo berbeda, kami membangun data center secara bertahap dan modular, disesuaikan dengan kebutuhan nyata dari pelanggan,” kata Resi.

    Dengan pendekatan ini, lanjutnya, Moratelindo dapat menjaga tingkat utilisasi layanan yang tinggi sejak awal, sekaligus memastikan kualitas layanan tetap optimal. Strategi tersebut juga membuat investasi yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efisien dan adaptif terhadap dinamika pasar.

    Lebih lanjut, Resi mengatakan, untuk menjaga efisiensi dan keberlanjutan operasional, terutama pada masa awal ketika utilisasi belum mencapai kapasitas penuh, pihaknya menerapkan beberapa strategi utama. Pertama pendekatan modular dalam pembangunan sehingga kapasitas bertambah seiring pertumbuhan permintaan.

    Kedua, optimalisasi efisiensi energi, termasuk penerapan desain pusat data berstandar tinggi dengan Power Usage Effectiveness (PUE) yang rendah. Terakhir, digitalisasi operasional dan automasi, guna menjaga efisiensi biaya serta meningkatkan reliabilitas layanan. 

    “Dengan strategi tersebut Moratelindo berkomitmen untuk terus menyediakan layanan pusat data yang andal, efisien, dan berkelanjutan demi mendukung pertumbuhan ekosistem digital nasional secara menyeluruh,” tandas Resi. 

  • Data Center Indonesia Masih Tertinggal dari Tetangga, Malaysia Tetap Terfavorit

    Data Center Indonesia Masih Tertinggal dari Tetangga, Malaysia Tetap Terfavorit

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) menilai investasi senilai Rp37 triliun yang digelontorkan EDGNEX Data Centers by DAMAC sebagai katalis penting dalam mendorong gelombang baru pembangunan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) di Tanah Air.

    Namun, jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia masih jauh tertinggal.

    Proyek ini diyakini mampu mempercepat transformasi digital nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai hub pusat data strategis di Asia Tenggara.

    EDGNEX, bagian dari DAMAC Group yang berbasis di Dubai, mengumumkan pembangunan pusat data generasi berikutnya yang siap mendukung teknologi AI di Jakarta, menjadikannya fasilitas kedua mereka di Indonesia. 

    Proyek ini diperkirakan menjadi salah satu pusat data AI terbesar di kawasan, dengan efisiensi energi tinggi ditandai oleh target Power Usage Effectiveness (PUE) sebesar 1,32, jauh di bawah rata-rata global. Fase pertama ditargetkan beroperasi pada Desember 2026.

    Ketua Umum IDPRO Hendra Suryakusuma menyebut masuknya DAMAC merupakan sinyal positif bagi iklim investasi pusat data di Indonesia. Apalagi, pertumbuhan kapasitas nasional tengah berlangsung signifikan, dan diproyeksikan mencapai 2,3 gigawatt (GW) pada 2030, naik tajam dari 580 megawatt (MW) yang tercatat saat ini.

    Meski demikian, Hendra mengingatkan bahwa angka tersebut masih tertinggal dari negara tetangga. 

    “Jika kita lihat, ini angka yang sebenarnya masih jauh ketertinggalannya kalau dibandingkan Malaysia. Di Malaysia mereka sudah lebih dari 1 gigawatt saat ini,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Lebih lanjut, Hendra menambahkan proyek tersebut membawa banyak peluang, termasuk dalam hal transfer teknologi dan penguatan infrastruktur digital. Teknologi rak dengan densitas tinggi ini dinilai penting dalam menjaga keberlanjutan (sustainability) operasional pusat data. 

    “Kalau saya lihat justru ini iklim yang baik untuk investment dan efek domino dari investment yang mereka lakukan pastinya akan panjang karena akan ada rekrutmen terhadap data center infrastrukturnya, untuk IT infrastrukturenya sampai ke cybersecurity infrastrukturnya,” kata Hendra.

    Namun, untuk mendukung pertumbuhan eksponensial ini, Hendra menilai pemerintah perlu memperkuat ekosistem regulasi dan insentif, termasuk penyederhanaan perizinan dan tarif listrik yang kompetitif.

    Hendra juga menekankan pentingnya skema tarif listrik khusus dan jaminan pasokan energi terbarukan. 

    “Tarif listrik kita ini kalau bisa dibikin lebih kompetitif karena memang Indonesia adalah potensial renewable energy terbesar yang ada di kawasan ini. Kita minta ada skema khusus nih untuk industri data center yang memang adalah industri strategis nasional,” jelasnya.

    Di luar tantangan teknis, IDPRO juga menyoroti faktor sosial seperti penolakan pembangunan oleh organisasi masyarakat di beberapa wilayah, serta kebutuhan mendesak akan pengembangan talenta digital lokal. 

    Dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) di atas 17% dari sisi kapasitas daya, Hendra menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan. 

    “Kalau kita lihat energi mix dari PLN kan masih di atas 60%. Artinya kalau industri ini tumbuh tanpa adanya dukungan dari renewable energy maka dampak terhadap ekosistemnya akan buruk,” tegasnya.

    Seiring dengan dinamika pasar yang terus berkembang, Hendra mengatakan IDPRO mencatat lonjakan signifikan jumlah anggota, termasuk pemain global seperti Equinix dan Microsoft yang kini telah bergabung. Di anggota IDPRO yang tadinya hanya enam member pada 2016 dengan kapasitas sekitar 32 megawatt, sekarang sudah lebih dari 340 megawatt. 

    Lebih lanjut, dia menyebut periode 2024 hingga pertengahan 2025 sebagai momentum penting, dengan puluhan proyek data center baru yang mencakup ratusan megawatt kapasitas tambahan. 

    “Data ini juga line sama data dari PLN. Artinya memang di 2024 sampai sekarang ini pertumbuhan pembangunan data center ini lumayan besar,” ujarnya.

    Dia pun menggarisbawahi peran krusial pusat data dalam menopang sektor-sektor strategis di era digital. 

    “Data center ini sekarang menjadi tulang punggung dari kegiatan pendidikan, kesehatan, keuangan. Makin ke depan makin masif penduduk menggunakan aplikasi, dan aplikasi ini membuat data ter-transfer, ter-generate, dan juga terproses di data center. Jadi data center itu sebenarnya backbone dari digital ecosystem,” pungkasnya.

  • Pengamat Ungkap Bisnis Data Center di Indonesia Masih Prospektif 3-5 Tahun ke Depan

    Pengamat Ungkap Bisnis Data Center di Indonesia Masih Prospektif 3-5 Tahun ke Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Industri pusat data (data center) di Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam tiga hingga lima tahun ke depan. 

    Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan prospek industri pusat data dalam beberapa tahun ke depan sangat menjanjikan. Menurutnya, pertumbuhan ini tidak terlepas dari meningkatnya kebutuhan pemrosesan data besar di sektor e-commerce, layanan publik, hingga fintech.

    “Industri data center di Indonesia diprediksi tumbuh pesat dalam 3–5 tahun ke depan, didorong oleh adopsi AI dan kebutuhan pemrosesan data besar. Transformasi digital di sektor e-commerce, fintech, dan layanan publik meningkatkan permintaan infrastruktur digital,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada (2/7/2025). 

    Heru menyoroti laporan pasar data center Indonesia yang diperkirakan mencapai US$3,98 miliar atau setara Rp64,87 triliun pada 2028 dengan CAGR 14%. Kapasitas data center AI-ready diproyeksikan melonjak dari 200 MW saat ini menjadi 971,9 MW pada 2025 dan 2.110 MW pada 2030. 

    Menurutnya lonjakan tersebut turut didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah seperti Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), peta jalan Making Indonesia 4.0, serta penetrasi teknologi Internet of Things (IoT). Namun demikian, tantangan tetap membayangi, terutama dalam aspek keekonomian energi dan regulasi.

    “Tantangan terbesar keberlanjutan data center di Indonesia adalah keekonomian energi dan regulasi,” katanya. 

    Heru menyebut data center membutuhkan pasokan listrik besar, tetapi biaya energi tinggi dan ketergantungan pada gas impor menghambat daya saing. 

    “Regulasi seperti UU PDP dan KBLI 63112 menuntut kepatuhan ketat, termasuk residensi data dan izin lingkungan, yang sering kompleks,” ungkapnya.

    Heru juga menekankan pentingnya revisi regulasi yang relevan agar pertumbuhan industri ini tetap sejalan dengan kepentingan nasional dan mendukung keberlanjutan sektor digital. Termasuk melakukan revisi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 mengenai keberadaan pusat data agar kembali pada semangat awal yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012, yaitu mewajibkan pusat data untuk layanan di Indonesia beserta pusat pemulihan data (data recovery center)-nya ditempatkan di wilayah Indonesia untuk semua jenis layanan.

    Optimisme terhadap potensi pasar data center Indonesia juga terlihat dari langkah perusahaan infrastruktur digital global, EDGNEX Data Centers by DAMAC. Menurut masuknya investasi asing mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia. Namun, dia juga mengingatkan akan potensi ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan.

    “Namun, tanpa permintaan yang sepadan, ada risiko overcapacity. Kapasitas saat ini hanya 200 MW, jauh dari kebutuhan 2.000 MW. Proyeksi backlog 20–30% pada 2030 menunjukkan potensi ketimpangan jika ekspansi tidak diimbangi strategi pasar yang matang,” ucapnya. 

    Dia menegaskan pentingnya kolaborasi antara investor asing dengan pelaku lokal serta dukungan regulasi yang adaptif agar momentum pertumbuhan ini tidak hanya bersifat sementara, tapi juga berkelanjutan. Dalam pandangannya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat data regional, terutama dengan adanya hambatan pengembangan data center di negara-negara tetangga yang sebelumnya dominan di kawasan.

    EDGNEX Data Centers by DAMAC sebelumnya mengumumkan pembangunan pusat data generasi berikutnya dengan teknologi AI-ready di Jakarta, yang menjadi fasilitas kedua mereka di Indonesia. Investasi tersebut mencapai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37 triliun, menjadikannya salah satu pengembangan pusat data AI terbesar di Asia Tenggara.

    Lokasi proyek telah memasuki tahap awal konstruksi setelah proses akuisisi lahan diselesaikan pada Maret lalu. Fase pertama ditargetkan mulai beroperasi pada Desember 2026, dengan penggunaan rak AI berdensitas tinggi dan target Power Usage Effectiveness (PUE) sebesar 1,32—jauh di bawah standar global rata-rata, yang menandakan efisiensi energi tinggi.

    Hussain Sajwani, Pendiri DAMAC Group, menyatakan komitmen perusahaannya dalam menjembatani kesenjangan digital di pasar Asia Tenggara, terutama Indonesia.

    “Kami bangga membangun salah satu pusat data paling canggih dan berkelanjutan di kawasan ini, yang dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.

  • Sektor Data Center Indonesia Makin Menarik Usai DAMAC Masuk

    Sektor Data Center Indonesia Makin Menarik Usai DAMAC Masuk

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai investasi raksasa properti asal Dubai, Damac, beberapa waktu lalu menandakan Indonesia masih menarik bagi investor global. 

    Diketahui Damac sebelumnya mengumumkan pembangunan data center siap AI di Indonesia. Total nilai yang disiapkan mencapai Rp37 triliun. 

    Sekretaris Umum APJII Zulfadly Syam mengatakan kehadiran pemain asing seperti DAMAC, menunjukkan bahwa iklim investasi di sektor infrastruktur digital Indonesia mulai dilirik dunia internasional.

    Menurutnya kompetisi pasar akan sedikit banyak berdampak pada segmentasi yang sama, namun karena pasar masih luas maka industri ini masih berkembang untuk jadi enabler dalam transformasi digital Indonesia.

    Dia juga menilai bahwa langkah perusahaan global untuk menanamkan investasi di sektor ini memberi sinyal positif bagi perkembangan industri ke depan.

    “Kehadiran DAMAC dan sejumlah pemain asing lainnya menandakan iklim investasi infrastruktur digital Indonesia sudah mulai kompetitif dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura,” kata Zulfadly kepada Bisnis, Rabu (2/7/2025).

    Namun demikian, dia mengingatkan bahwa data center tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan infrastruktur dasar yang kuat dan ekosistem pendukung.

    “Sinyal progress-nya ada, namun data center tidak dapat berdiri sendiri. Supply listrik selalu harus bagus sehingga tetap memerlukan pemikiran menggunakan energi terbarukan. Kedua, harus didukung oleh ekosistemnya, ketiga, regulasi yang berkaitan harus mendukung industri,” paparnya.

    Zulfadly juga menjelaskan mengenai tiga komponen penting di sektor data center yaitu mengatakan  ketiga komponen tersebut antara lain lahan, supply listrik, dan permintaan (demand). 

    “Selama ketiga komponen itu masih available di Indonesia maka demand terhadap data center masih progress,” kata Zulfadly saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Berdasarkan laporan terbaru dari Structure Research dan Cushman & Wakefield, jumlah data center di Indonesia pada 2024 tercatat sebanyak 430 fasilitas. 

    Angka ini masih tertinggal dibandingkan dengan Malaysia (532) dan Singapura (717), meskipun Indonesia memiliki potensi pasar dan jumlah populasi yang jauh lebih besar.

    Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO), Hendra Kusuma sebelumnya mengatakan lambatnya pertumbuhan data center di Indonesia disebabkan oleh sejumlah faktor struktural, mulai dari regulasi, pasokan listrik, hingga kesiapan ekosistem.

    Menurutnya, proses perizinan yang kompleks menjadi salah satu hambatan utama investasi. 

    “Proses perizinan ini di beberapa wilayah kita ini masih tergolong kompleks dan memakan waktu. Jadi terutama untuk data center yang hyperscale ya, yang skalanya besar,” ungkap Hendra.

    Tantangan lainnya adalah terkait kebutuhan energi. “Data center itu power hungry, jadi dia membutuhkan energi, pasokan listrik yang luar biasa besar,” kata Hendra.

    Dia mencontohkan Malaysia yang mampu memberikan insentif listrik hingga 8 sen dolar per kWh, menjadikan negara tersebut lebih atraktif bagi investor. Selain itu, Malaysia juga memiliki proses perizinan yang lebih ramah serta lahan yang luas untuk pembangunan fasilitas skala besar.

    Malaysia bahkan diprediksi akan menjadi pasar data center terbesar kedua di dunia dalam lima tahun ke depan, menggeser posisi Singapura. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang masih dalam tahap membangun permintaan, baik domestik maupun internasional.

    “Kalau kita terapkan digital sovereignty atau kedaulatan digital, harusnya makin banyak data center ini akan pindah ke Indonesia,” jelas Hendra.

    Dia menyebut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang maksimal, Indonesia memerlukan sekitar 3 gigawatt daya listrik hanya untuk kebutuhan data center. Artinya, dibutuhkan pembangunan sekitar 100 data center baru dalam seratus tahun ke depan.

  • Bisnis Data Center di Indonesia Diprediksi Prospektif 3-5 Tahun ke Depan, Ini Alasannya

    Bisnis Data Center di Indonesia Diprediksi Prospektif 3-5 Tahun ke Depan, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat telekomunikasi mengungkap industri pusat data (data center) di Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam tiga hingga lima tahun ke depan. 

    Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan prospek industri pusat data dalam beberapa tahun ke depan sangat menjanjikan. Menurutnya, pertumbuhan ini tidak terlepas dari meningkatnya kebutuhan pemrosesan data besar di sektor e-commerce, layanan publik, hingga fintech.

    “Industri data center di Indonesia diprediksi tumbuh pesat dalam 3–5 tahun ke depan, didorong oleh adopsi kecerdasan buatan [AI] dan kebutuhan pemrosesan data besar. Transformasi digital di sektor e-commerce, fintech, dan layanan publik meningkatkan permintaan infrastruktur digital,” katanya kepada Bisnis pada (2/7/2025). 

    Heru menyoroti laporan pasar data center Indonesia yang diperkirakan mencapai US$3,98 miliar atau setara Rp64,87 triliun pada 2028 dengan CAGR 14%. Kapasitas data center AI-ready diproyeksikan melonjak dari 200 MW saat ini menjadi 971,9 MW pada 2025 dan 2.110 MW pada 2030. 

    Menurutnya lonjakan tersebut turut didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah seperti Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), peta jalan Making Indonesia 4.0, serta penetrasi teknologi Internet of Things (IoT). Namun demikian, tantangan tetap membayangi, terutama dalam aspek keekonomian energi dan regulasi.

    “Tantangan terbesar keberlanjutan data center di Indonesia adalah keekonomian energi dan regulasi,” katanya. 

    Heru menyebut data center membutuhkan pasokan listrik besar, tetapi biaya energi tinggi dan ketergantungan pada gas impor menghambat daya saing. 

    “Regulasi seperti UU PDP dan KBLI 63112 menuntut kepatuhan ketat, termasuk residensi data dan izin lingkungan, yang sering kompleks,” ungkapnya.

    Heru juga menekankan pentingnya revisi regulasi yang relevan agar pertumbuhan industri ini tetap sejalan dengan kepentingan nasional dan mendukung keberlanjutan sektor digital. Termasuk melakukan revisi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 mengenai keberadaan pusat data agar kembali pada semangat awal yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012, yaitu mewajibkan pusat data untuk layanan di Indonesia beserta pusat pemulihan data (data recovery center)-nya ditempatkan di wilayah Indonesia untuk semua jenis layanan.

    Optimisme terhadap potensi pasar data center Indonesia juga terlihat dari langkah perusahaan infrastruktur digital global, EDGNEX Data Centers by DAMAC. Menurut masuknya investasi asing mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia. Namun, dia juga mengingatkan akan potensi ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan.

    “Namun, tanpa permintaan yang sepadan, ada risiko overcapacity. Kapasitas saat ini hanya 200 MW, jauh dari kebutuhan 2.000 MW. Proyeksi backlog 20–30% pada 2030 menunjukkan potensi ketimpangan jika ekspansi tidak diimbangi strategi pasar yang matang,” katanya.

    Dia menegaskan pentingnya kolaborasi antara investor asing dengan pelaku lokal serta dukungan regulasi yang adaptif agar momentum pertumbuhan ini tidak hanya bersifat sementara, tapi juga berkelanjutan. Dalam pandangannya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat data regional, terutama dengan adanya hambatan pengembangan data center di negara-negara tetangga yang sebelumnya dominan di kawasan.

    EDGNEX Data Centers by DAMAC sebelumnya mengumumkan pembangunan pusat data generasi berikutnya dengan teknologi AI-ready di Jakarta, yang menjadi fasilitas kedua mereka di Indonesia. Investasi tersebut mencapai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37 triliun, menjadikannya salah satu pengembangan pusat data AI terbesar di Asia Tenggara.

    Lokasi proyek telah memasuki tahap awal konstruksi setelah proses akuisisi lahan diselesaikan pada Maret lalu. Fase pertama ditargetkan mulai beroperasi pada Desember 2026, dengan penggunaan rak AI berdensitas tinggi dan target Power Usage Effectiveness (PUE) sebesar 1,32—jauh di bawah standar global rata-rata, yang menandakan efisiensi energi tinggi.

    Hussain Sajwani, pendiri DAMAC Group, menyatakan komitmen perusahaannya dalam menjembatani kesenjangan digital di pasar Asia Tenggara, terutama Indonesia.

    “Kami bangga membangun salah satu pusat data paling canggih dan berkelanjutan di kawasan ini, yang dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.

  • Video: Asosiasi Curhat Tantangan Bisnis Cloud Computing RI, Apa Saja?

    Video: Asosiasi Curhat Tantangan Bisnis Cloud Computing RI, Apa Saja?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Laporan International Data Corporation (IDC) Indonesia memproyeksi potensi pasar cloud di Indonesia bisa mencapai Rp 22,48 Triliun pada tahun 2025 dengan pertumbuhan penetrasi komputasi awan mencapai 75% seiring dengan masifnya transformasi digital di sektor publik maupun swasta.

    Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), Alex Budiyanto menyebutkan transformasi digital yang kian masif turut mendorong adopsi cloud computing yang penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital RI.

    Dimana potensi ekonomi digital RI yang bisa mencapai USD 130 miliar pada 2025 dengan potensi cloud computing RI mencapai USD 1,3 Miliar sehingga penetrasi pemanfaatan komputasi awan RI bisa terus ditingkatkan untuk mendukung ekonomi digital RI.

    Meski demikian adopsi cloud masih menghadapi banyak tantangan terkait kebijakan hingga infrastruktur dan investasi.

    Seperti apa prospek dan tantangan cloud computing menjadi penggerak ekonomi digital RI Selengkapnya simak dialog Savira Wardoyo dengan Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), Alex Budiyanto dalam Profit, CNBC Indonesia (Rabu, 02/07/2025)

  • Kapolri Kembangkan Pelayanan Berbasis Digital ‘Super Apps Presisi’ – Page 3

    Kapolri Kembangkan Pelayanan Berbasis Digital ‘Super Apps Presisi’ – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus mendorong transformasi digital sebagai bagian dari upaya menghadirkan pelayanan publik yang cepat, transparan, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan digitalisasi menjadi salah satu fokus utama reformasi kepolisian.

    “Dalam mewujudkan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, Polri melakukan transformasi pelayanan berbasis digital melalui Super Apps Presisi,” kata Listyo Sigit Prabowo dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).

    Dia menerangkan, Polri juga memperluas basis pelayanan hingga ke wilayah-wilayah yang tengah mengembangkan konsep smart city. Polri berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pengembangan smart city melalui pembangunan command center yang terintegrasi.

    “Kami juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pengembangan smart city melalui Command Center yang terintegrasi,” ujar dia.

    Kapolri mencatat penggunaan aplikasi tersebut menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Beberapa fungsi dalam Super Apps Presisi di antaranya SIM Online, SKCK Online hingga Dumas Presisi.

    Berdasarkan data, jumlah pengguna Super Apps Polri Presisi meningkat 126% dari 2.170.033 pada 2023 menjadi 4.907.207 pengguna di tahun 2024. “Pengguna Super Apps Polri Presisi meningkat signifikan,” kata Listyo.

    Listyo Sigit menegaskan transformasi digital merupakan komitmen Polri untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

    “Transformasi digital ini menunjukkan komitmen Polri dalam menghadirkan pelayanan publik yang cepat, transparan, dan modern sesuai dengan kebutuhan masyarakat era digital, di mana Super Apps Polri Presisi merupakan wujud komitmen Polri untuk untuk mewujudkan pelayanan Polri dalam satu genggaman,” jelasnya.

    Viral diduga salah tangkap, seorang pria asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami kekerasan fisik oleh aparat kepolisian. Akibat kejadian tersebut 8 anggota polisi diperiksa.

  • Aksi Robot Polri di HUT Bhayangkara: Hormat ke Prabowo hingga Sempat Error

    Aksi Robot Polri di HUT Bhayangkara: Hormat ke Prabowo hingga Sempat Error

    Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran robot-robot canggih memberi nuansa yang berbeda dalam parade hari ulang tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara yang berlangsung di Lapangan Monas, pada hari Selasa (1/7/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis di Monas, Jakarta pada Selasa (1/7/2025), awalnya robot Polri itu dilibatkan dalam defile pasukan penjinakan radioaktif yang berada dalam sebuah truk.

    Penjinakan itu dilakukan robodog dalam simulasi penindakan terkait pencurian barang berbahaya. Singkatnya, setelah terlibat pencurian itu dilakukan, anggota kemudian melakukan penindakan.

    Total, tiga robodog itu kemudian mulai memindai truk yang diduga bermuatan bom. Robot anjing itu melakukan pemindaian dengan mebgecek setiap sisi truk hingga kolongnya.

    Setelah melakukan pengecekan. Robodog itu memberikan gesture yang mengisyaratkan tidak ada temuan barang berbahaya dengan cara melambaikan tangan.

    Selanjutnya, anggota langsung melakukan pengamanan terhadap barang yang diduga bermuatan radioaktif dari truk tersebut.

    “Robot K9 yang dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi secara menyeluruh bom atau benda berbahaya yang ada di mobil,” ujar narator yang memandu acara di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).

    Beri Hormat ke Prabowo 

    Setelah aksi itu, robot-robot juga dihadirkan dalam parade baris berbaris HUT ke-79 Bhayangkara. Total ada 30 robot yang diikutsertakan dalam parade ini.

    Perinciannya, 10 robot humanoid, 13 robodog (quadruped), dan 7 robot penjinak bom. Parade ini bertujuan untuk sosialisasi dan transformasi digital Polri.

    Barisan pertama parade ini dipimpin robot humanoid yang berbentuk seperti manusia. Namun, tubuhnya tampak rampung. Tingginya setengah badan pria dewasa atau sekitar 100-an meter. Robot yang diklaim otonom itu dipandu oleh sejumlah anggota kepolisian yang menggunakan controller. 

    Setelah berada di depan panggung kehormatan, satu robot humanoid itu langsung memberikan hormat kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Ketiganya senyum setelah dihormati robot humanoid itu.

    Setelahnya, pasukan robodog mulai mengikuti humanoid untuk melanjutkan parade. Selain robodog dan humanoid, robot penjinak bom juga mulai mengikuti dari belakang.

    Sempat Error

    Dalam momen parade itu, terdapat dua robot penjinak bom yang mengalami error atau malafungsi. Dua robot itu kemudian diangkut oleh tiga orang anggota untuk keluar dari jalur parade.

    Dalam hal ini, Direktur Utama PT SARI Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja selaku pengembang robot Polri ini mengatakan bahwa kendala itu dikarenakan terkendala dari baterai.

    “Nah yang Gagana itu dikarenakan baterai. Oh baterai. Baterainya itu chargingnya belum full,” ujar Yohanes setelah acara.

    Di samping itu, Yohanes juga menyatakan bahwa robot Polri ini dinilai dapat membantu Polri dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar lebih optimal. Dia menekankan, robot ini hadir bukan untuk menggantikan tugas Polri, namun hanya membantu.

    Lebih jauh, dia menyatakan bahwa robot-robot ini bukan milik Polri. Namun, perusahaan hanya ingin membantu kepolisian. Meskipun begitu, Yohanes juga tidak menutup kemungkinan untuk nantinya bekerja sama dengan Polri dalam riset robot tersebut.

    “Ini barang-barang [Robot] kami. Bukan barang-barangnya Polri. Jadi tidak ada namanya pemborosan anggaran. Kami bergandengan tangan dengan Polri. Nanti ke depannya mungkin ada riset bersama,” ujar Yohanes.

  • Polri kembangkan layanan berbasis Super Apps Presisi

    Polri kembangkan layanan berbasis Super Apps Presisi

    “Untuk mewujudkan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, Polri melakukan transformasi pelayanan berbasis digital melalui Super Apps Presisi,”

    Jakarta (ANTARA) – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya mengembangkan pelayanan berbasis digital Super Apps Presisi dan Command Center pada smart city bagi masyarakat di daerah.

    Hal tersebut harus dilakukan jajarannya demi menerapkan konsep pelayanan berbasis teknologi digital.

    “Untuk mewujudkan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, Polri melakukan transformasi pelayanan berbasis digital melalui Super Apps Presisi,” kata Listyo saat memberikan pidato di acara HUT Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta Pusat, Selasa.

    Nantinya, lanjut Listyo, aplikasi tersebut dapat membantu masyarakat dalam mengurus SIM Online, SKCK Online hingga Dumas Presisi

    Program layanan Polri, lanjut Listyo, juga diperluas dengan menempatkan basis layanan di tingkat kewilayahan yang beririsan dengan pembangunan smart city pada berbagai wilayah.

    Basis layanan tersebut berupa Command Center yang terintegrasi melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk pengembangan smart city atau kota cerdas.

    Menurut Listyo, jumlah pengguna Super Apps Polri Presisi juga mengalami peningkatan signifikan /sekitar 126 persen per akhir 2014 atau dari 2.170.033 orang pada 2023 menjadi 4.907.207 pengguna selama 2024.

    “Pengguna Super Apps Polri Presisi meningkat signifikan,” ucapnya.

    Mantan Kabareskrim itu pun menegaskan transformasi digital merupakan komitmen Polri agar pelayanan publik cepat, modern, dan transparan sesuai kebutuhan masyarakat pada era digital.

    “Karena Super Apps Polri Presisi merupakan wujud komitmen Polri untuk untuk mewujudkan pelayanan Polri dalam satu genggaman,” ucap Kapolri.

    Saat HUT Bhayangkara 2025, Listyo mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto hingga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terkait dukungan bagi institusi Polri dalam menjalankan tugas.

    Listyo mengatakan Polri terus berupaya menjawab tantangan tugas.

    “Pada kesempatan yang berbahagia ini, atas nama keluarga besar Polri, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, anggota DPR RI dan DPD RI, pimpinan Lembaga Tinggi Negara, pimpinan Kementerian/Lembaga, TNI, mitra kerja, para tokoh, NGO, OKP, dan seluruh masyarakat, sehingga Polri dapat terus berupaya untuk menjawab tantangan tugas dengan Presisi,” tutur Kapolri.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ricky Gozali-Dicky Kartikoyono jalani uji kelayakan Deputi Gubernur BI

    Ricky Gozali-Dicky Kartikoyono jalani uji kelayakan Deputi Gubernur BI

    Jakarta (ANTARA) – Dua Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk periode 2025-2030, yakni Ricky Perdana Gozali dan Dicky Kartikoyono, menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang digelar Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

    Ricky dan Dicky merupakan Calon Deputi Gubernur BI yang diusulkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. DPR RI akan memilih salah satu dari calon tersebut untuk menggantikan Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono yang akan segera habis masa jabatannya pada 2025.

    “Uji kelayakan akan kita laksanakan sesuai dengan peraturan,” kata Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun saat membuka fit and proper test Calon Deputi Gubernur BI di Jakarta, Selasa.

    Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi XI DPR RI dalam rangka fit and proper test ini memenuhi persyaratan kuorum yang dihadiri oleh 28 anggota, di mana semuanya berasal dari 8 fraksi.

    Uji kepatutan dan kelayakan digelar secara terbuka dan dimulai pada 15.00 WIB. Calon Deputi Gubernur BI menjalani uji kelayakan secara individu, di mana masing-masing calon diberikan waktu maksimal 30 menit untuk mempresentasikan makalahnya dan sesi tanya jawab bersama anggota Komisi XI DPR RI.

    Ricky Perdana Gozali mendapatkan kesempatan pertama untuk mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Berdaya Tahan, Bersama Tumbuh, dan Berkelanjutan; Penguatan Peran Kantor Perwakilan BI untuk Indonesia Maju”.

    Kemudian, sesi uji kelayakan dilanjutkan oleh presentasi makalah dari Dicky Kartikoyono yang berjudul “Meretas Gelombang Menuju Indonesia Maju dengan Transformasi Digital; Menuju Asta Cita Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan”.

    Sebagai informasi, Ricky Perdana Gozali saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta sejak Juni 2025. Sedangkan Dicky Kartikoyono kini menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI sejak 2023.

    Ricky Perdana Gozali pernah memimpin sejumlah posisi strategis, terutama sebagai Kepala Perwakilan BI di berbagai daerah. Sebelum bertugas di Jakarta, ia mengemban amanah sebagai Kepala Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan (dilantik pada 2023).

    Ricky juga pernah menjabat sebagai Kepala Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (dilantik pada 2022), Kepala Grup Departemen Internasional (dilantik pada 2020), Kepala Perwakilan Provinsi Gorontalo (dilantik pada 2018), serta Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Devisa.

    Sementara itu, Dicky Kartikoyono mengawali karier di bank sentral Indonesia sejak tahun 1995 dan menduduki sejumlah jabatan strategis mulai dari Kepala Grup Kebijakan Organisasi dan SDM-DSDM, Kepala Departemen Sumber Daya Manusia (dilantik pada 2017), Kepala Perwakilan BI London (dilantik pada 2020), serta Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola (dilantik pada 2022).

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.