Topik: transformasi digital

  • Pemain Internet RI Membludak, Berpotensi Picu Perang Harga

    Pemain Internet RI Membludak, Berpotensi Picu Perang Harga

    Jakarta

    Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) mendesak pemerintah untuk memberlakukan moratorium izin penyedia jasa internet (ISP) baru. Pasalnya, jumlah pemain internet tersebut sudah mencapai lebih dari 1.300 perusahaan yang dinilai terlalu banyak.

    Bahkan, penyedia jasa internet ini banyak beroperasi di daerah perkotaan sehingga menumpuk dan berkompetisi secara sangat sengit. APJII menyebutkan kondisi tersebut berpotensi memicu perang harga yang merugikan industri maupun konsumen.

    Ketua Umum APJI, Muhammad Arif, mengatakan 99,9% ISP di Indonesia dikelola swasta dengan margin keuntungan yang semakin tipis. Kondisi ini, menurutnya, membuat perusahaan sulit berinvestasi dalam peningkatan kualitas layanan.

    “Kalau terus ditambah jumlah ISP tanpa perhitungan, yang terjadi adalah perang harga. Akhirnya layanan ke pelanggan tidak optimal. Karena itu kami mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan moratorium izin ISP baru,” kata Arif, Jumat (22/8).

    Ia menambahkan, perang harga di industri internet bisa berdampak buruk bagi konsumen dalam jangka panjang. Alih-alih menikmati layanan murah dengan kualitas stabil, masyarakat justru berisiko mendapat koneksi yang tidak andal akibat menumpuknya ISP dalam satu wilayah.

    “Pemerintah seakan melepas infrastruktur digital karena didominasi swasta. Padahal, negara tetap harus hadir untuk memastikan pemerataan dan kualitas layanan,” tegas Arif.

    Indonesia saat ini memiliki lebih dari 220 juta pengguna internet. Pertumbuhan pengguna yang masif tersebut dinilai harus diimbangi dengan tata kelola industri yang sehat dan berkelanjutan.

    “ISP sudah terlalu banyak 1.300, memang kalau kita lihat ketika memang industri-nya sudah makin padat, demand-nya semakin tinggi tapi pengguna internetnya kurang lebih kan hampir sama terutama di perkotaan. Nah ini kan sebenernya akhirnya faktor harga tadi yang akhirnya menjadi key point dari ISP untuk jualan,” tutur Arif.

    “Akhirnya perang harga itu gak bisa dielakkan lagi. Makanya akhirnya apa? Kalau perang harga gak bisa dielakkan, akhirnya margin semakin tipis. Margin semakin tipis dari mana si teman-teman provider ini punya dana lebih untuk mengembangkan bisnis ke depannya. APJII mendorong moratorium (ke pemerintah). Kita pengen izin ISP ini dimoratorium untuk sementara waktu sambil kita merapikan regulasi-regulasi yang ada di bawahnya,” sambungnya.

    Di sisi lain, APJI juga menyoroti absennya infrastruktur digital dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2026. Padahal, internet telah menjadi tulang punggung transformasi digital dan ekonomi berbasis teknologi.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah mengungkapkan delapan agenda prioritas rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) Tahun 2026. Sektor teknologi absen dalam prioritas pemerintah di tahun depan yang dinilai akan berdampak pada melambatnya transformasi digital Indonesia.

    (agt/agt)

  • Sekolah Rakyat Jadi Momentum Kemkomdigi Dorong Inklusivitas Digital

    Sekolah Rakyat Jadi Momentum Kemkomdigi Dorong Inklusivitas Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kehadiran Sekolah Rakyat sangat dibutuhkan dan diangap menjadi ruang sosial yang inklusif dalam mendorong masa depan masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem pendidikan formal. Sehingga tidak heran jika pemerintah menjadikan Sekolah Rakyat sebagai salah satu program strategisnya.

    Kendati demikian, kehadiran Sekolah Rakyat ujar Ekonom, Gundi Cahyadi perlu diperkuat dengan implementasi teknologi digital, sehingga berdampak positif terhadap kualitas para pelajar Indonesia.

    Ia mengatakan, pada dasarnya ada banyak program dan tools digital yang bisa digunakan oleh para pelajar maupun guru untuk menunjang aktivitas belajar-mengajar di sekolah, termasuk di Sekolah Rakyat.

    Sebagai contoh, aplikasi Microsoft Office yang saat ini sudah banyak digunakan di sekolah untuk kebutuhan berbagai mata pelajaran. Bahkan, aplikasi seperti Canva juga memegang peran penting dalam menunjang aktivitas pendidikan. Keberadaan aplikasi seperti ini diharapkan akan membuat proses belajar-mengajar menjadi lebih efisien, sehingga skill dan kompetensi para pelajar juga bakal meningkat.

    Tak hanya itu, berbagai aplikasi digital yang relevan dengan bidang pendidikan juga akan membantu para pelajar ketika melaksanakan proses pembelajaran dari rumah atau Home Based Learning.

    “Jadi itu semua skill-skill yang perlu untuk ditingkatkan, karena ke depannya nanti itu merupakan salah satu modal juga buat mereka bisa berkontribusi di sektor ini,” ujarnya dikutip Senin, (18/8/2025).

    Gundi juga menyebut, sistem pembayaran digital juga sangat memungkinkan diterapkan di bidang pendidikan, termasuk Sekolah Rakyat. Dia pun tidak khawatir dengan kehadiran Payment ID atau sistem identitas transaksi keuangan terpusat yang hendak diterapkan pemerintah untuk kegiatan transaksi di berbagai sektor.

    Hal ini dengan catatan bahwa pengawasan dan tata kelola sistem transaksi tersebut bisa dijaga dengan baik.

    “Saya rasa as long as governance-nya jelas ya dan gak mungkin kayaknya kalau dari segi BI (Bank Indonesia) mereka akan lalai terhadap governance (tata kelola). Kan itu sih yang paling penting,” pungkas dia.

    Senada dengan Gundi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) sebagai fondasi inklusivitas digital di Indonesia menganggap akses terhadap teknologi digital di bidang pendidikan Tanah Air sangat diperlukan di Sekolah Rakyat.

    Apalagi program Sekolah Rakyat dianggap menjadi terobosan penting bagi pemerintah untuk menjangkau kelompok marjinal dan membekali generasi muda dengan pendidikan dan keterampilan digital.

    “Sekolah ini selain memberikan ilmu dan karakter, juga membekali keterampilan. Kami tidak ingin ada yang tertinggal dalam transformasi digital ini,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria beberapa waktu lalu.

    Hanya saja, penerapan teknologi digital di bidang pendidikan Indonesia bukan perkara mudah. Belum meratanya persebaran akses internet, terutama di wilayah terpencil, membuat transformasi digital di sektor pendidikan Tanah Air tampak lebih menantang.

    Namun, hal itu bukan menjadi alasan bagi Kemkomdigi. Beberapa langkah strategis disiapkan Kemkomdigi dalam rangka meningkatkan digitalisasi di bidang pendidikan, termasuk di Sekolah Rakyat. Di antaranya adalah penyediaan koneksi internet berkecepatan tinggi hingga 200 Mbps dan kurikulum keterampilan digital, seperti pengenalan perangkat, coding, etika digital, hingga pemanfaatan platform media sosial untuk Sekolah Rakyat.

    Nezar Patria juga menambahkan, proses pembelajaran juga akan diperkuat dengan sistem Learning Management System (LMS) yang memungkinkan para pelajar dapat belajar mandiri secara daring.

    “Bagaimana menggunakan piranti-piranti digital untuk belajar coding, belajar bahasa komputer, dan kita juga memastikan di dalam proses belajar-mengajar, anak-anak ini bisa masuk memperdalam pengetahuannya melalui satu platform digital yang bisa terus berinteraksi dengan mereka,” ungkap dia.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hilirisasi Digital dan Kedaulatan Internet Jadi Agenda Penting Indonesia

    Hilirisasi Digital dan Kedaulatan Internet Jadi Agenda Penting Indonesia

    Jakarta

    Hilirisasi digital, pemerataan akses internet, hingga tantangan kecerdasan buatan (AI) menjadi isu strategis dalam perjalanan transformasi ekonomi Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menegaskan, Indonesia kini berada di fase krusial untuk memastikan teknologi digital tidak hanya berkembang di level infrastruktur, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat dan industri.

    Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menilai pertumbuhan pesat AI akan mendorong lonjakan trafik data secara eksponensial. Situasi ini menuntut Indonesia menyiapkan jaringan yang tangguh, aman, dan adaptif.

    “Transformasi digital bukan sekadar soal teknologi, ini tentang kedaulatan, pemerataan akses, dan keberlanjutan ekonomi nasional,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

    APJII yang menaungi lebih dari 1.300 ISP di seluruh Indonesia menekankan pentingnya hilirisasi digital, yaitu bagaimana hasil riset, pengembangan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur dapat diterjemahkan menjadi manfaat nyata, baik untuk masyarakat maupun pelaku industri.

    Indonesia disebut kini dipandang global tidak hanya sebagai pasar besar, melainkan sebagai calon pusat inovasi digital Asia Tenggara. Kepercayaan itu terlihat dari meningkatnya minat vendor teknologi global, investor, hingga startup internasional untuk berkolaborasi di tanah air.

    Direktur Indonesia Technology & Innovation (Inti), Hendri Bunardy, menilai momentum ini penting untuk menjaga posisi strategis Indonesia di peta ekonomi digital.

    “Indonesia berpotensi menjadi pintu gerbang investasi teknologi digital Asia Tenggara. Tetapi untuk itu, dibutuhkan sinergi antara industri, regulator, dan akademisi,” jelasnya.

    Seiring akselerasi digital, sejumlah tantangan mengemuka. Infrastruktur jaringan harus diperkuat agar mampu menampung lonjakan trafik, keamanan siber perlu ditingkatkan untuk menghadapi ancaman global, dan kualitas SDM digital harus dipacu agar mampu bersaing.

    APJII menekankan, keberhasilan transformasi digital nasional hanya bisa dicapai jika seluruh pemangku kepentingan-pemerintah, industri, akademisi, hingga masyarakat-bergerak bersama.

    “Ekosistem digital yang kuat, inklusif, dan kompetitif adalah fondasi agar Indonesia tidak hanya jadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen inovasi,” kata Arif.

    IIXS 2025

    APJII bakal menggelar Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) 2025, pameran digital terbesar di Asia Tenggara, pada 2-4 September 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran.

    Mengusung tema “Digital Downstream: Powering Indonesia Digital Transformation”, IIXS 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam mendorong hilirisasi inovasi digital dan pemerataan akses internet sebagai fondasi ekonomi digital Indonesia di era kecerdasan artifisial (AI).

    Arif menyebutkan bahwa IIXS 2025 adalah flagship event APJII yang dihadirkan sebagai platform kolaborasi strategis yang mempertemukan regulator, operator telekomunikasi, vendor teknologi global, peneliti, investor, pelaku startup, akademisi, dan komunitas digital.

    Tidak sekadar menjadi pameran teknologi berskala internasional, IIXS juga akan menjadi ruang dialog kebijakan, pusat business matchmaking, serta showcase inovasi teknologi mutakhir.

    “IIXS 2025 kami dedikasikan sebagai wadah bersama bagi industri, pemerintah, dan masyarakat untuk memperkuat posisi Indonesia di peta ekonomi digital global. Transformasi digital bukan sekadar teknologi; ini tentang kedaulatan, pemerataan akses, dan keberlanjutan ekonomi nasional,” pungkasnya.

    (agt/agt)

  • Jelang IIXS 2025, APJII Tekankan Hilirisasi Digital dan Peran AI di Indonesia – Page 3

    Jelang IIXS 2025, APJII Tekankan Hilirisasi Digital dan Peran AI di Indonesia – Page 3

    Tidak hanya menghadirkan pameran berskala besar, IIXS 2025 juga akan menjadi ajang pertemuan strategis antara pemangku kepentingan industri digital melalui sesi diskusi kebijakan, business matchmaking, hingga demonstrasi teknologi terbaru.

    Berbagai inovasi siap dipamerkan mulai dari teknologi jaringan 5G, kecerdasan buatan, cloud computing, pusat data berkelanjutan, robotik, hingga drone.

    Kehadiran teknologi ini diharapkan tidak hanya mempercepat transformasi digital nasional, tetapi juga mampu menarik minat investasi baru yang akan memperkuat ekosistem digital Indonesia.

    Direktur Indonesia Technology & Innovation (INTI), Hendri Bunardy, menyebutkan bahwa dukungan lintas sektor menjadi kunci kesuksesan.

    “Kehadiran Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), BRIN, BSSN, vendor global, operator telekomunikasi, hingga startup teknologi akan menjadikan IIXS 2025 sebagai forum strategis untuk menyelaraskan kebijakan digital nasional dengan tren global,” ia menjelaskan.

     

  • Komdigi Targetkan Penetrasi Serat Optik Meningkat jadi 52% pada 2029

    Komdigi Targetkan Penetrasi Serat Optik Meningkat jadi 52% pada 2029

    Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah mendorong pembangunan jaringan serat optik (fiber optik) dari 49% menjadi 52% pada 2029 guna mendukung pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

    Langkah tersebut dijalankan dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. 

    Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Aju Widya Sari mengatakan posisi Indonesia dalam pengembangan AI ditempatkan sebagai salah satu penggerak utama transformasi digital nasional.

    Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah telah menyiapkan empat strategi utama. Pertama, mengembangkan jaringan fiber hingga ke tingkat sub-distrik, dengan target peningkatan cakupan dari 70% pada 2023 menjadi 90% pada 2029.

    “Kedua, mempercepat transformasi digital nasional dengan meningkatkan penetrasi jaringan fiber dari 49% menjadi 52% pada 2029,” kata Aju dalam Solution Day 2025 yang digelar Telkomsel pada Kamis (21/8/2025).

    Ketiga, lanjut Aju, memperluas kapasitas jaringan internet core distribution (ICD) dari 5,9% pada 2023 menjadi 6,3% pada 2029. Keempat, meningkatkan konsumsi listrik per kapita dari 1.337 kWh menjadi 1.777 kWh pada 2029.

    Selain itu, pemerintah juga menyiapkan jaringan berperforma tinggi yang terdiri dari cloud, GPU, hingga konektivitas berlatensi rendah untuk mendukung pelatihan dan pengoperasian AI secara nasional. Menurut Aju, ketersediaan energi berkelanjutan juga menjadi faktor kunci.

    “Kita juga perlu memasukkan energi yang berkelanjutan karena data center AI, dan juga jaringan digital memerlukan penyediaan listrik yang stabil,” ujarnya.

    Strategi ini diperkuat dengan langkah pemerintah untuk mengoptimalkan backbone, middle-mile, dan last-mile infrastruktur digital.  Aju menambahkan bahwa seluruh strategi ini merupakan bagian dari program AI nasional 2025–2029, sebelum berlanjut ke tahapan berikutnya dalam RPJPN hingga 2045.

    “Menurut saya, ini adalah strategi yang harus kita capai dalam lima tahun dari 2025 hingga 2029 dalam program AI nasional kita,” pungkasnya.

  • Microsite gerbang utama akses pembiayaan Kopdes Merah Putih

    Microsite gerbang utama akses pembiayaan Kopdes Merah Putih

    Menkop Budi arie Setiadi. Foto: Kemenkop

    Microsite gerbang utama akses pembiayaan Kopdes Merah Putih
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Kamis, 21 Agustus 2025 – 21:00 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi, menegaskan pentingnya pemanfaatan sistem Microsite Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sebagai bagian dari transformasi digital koperasi. Melalui platform microsite ini, Kopdes/Kel Merah Putih dapat mengoptimalkan dukungan pemerintah mulai dari pembiayaan hingga aspek teknisnya.

    “Koperasi Desa yang belum masuk microsite tidak bisa mengajukan pembiayaan. Microsite bukan hanya soal data, tapi juga soal transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas koperasi di mata perbankan, BUMN, maupun mitra usaha,” ujar Menkop Budi Arie Setiadi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Guna Mendukung Program Prioritas Nasional di Surabaya, Kamis (21/8/2025).

    Hingga 18 Agustus 2025, tercatat 80.605 unit Kopdes sudah berbadan hukum. Dari jumlah itu sebanyak 35.343 unit koperasi telah memiliki akun Microsite dan 2.921 unit diantaranya telah memperbarui data. Khusus di Jawa Timur sebanyak 4.670 unit Kopdes/Kel Merah Putih telah memiliki akun microsite atau yang tertinggi secara nasional.

    “Namun untuk pemutakhiran data Microsite di Jatim ini baru 366 unit koperasi. Ini menunjukkan perlunya percepatan sosialisasi dan pendampingan agar tidak hanya banyak yang terdaftar,” kata Menkop.

    Budi Arie memastikan bahwa Kopdes/Kel diwajibkan menggunakan platform microsite ini untuk mewujudkan koperasi yang modern transparan dan berdaya saing. Tanpa memanfaatkan platform ini Kopdes/ Kel belum dapat mengajukan pembiayaan dari lembaga pembiayaan yang ditunjuk pemerintah.

    “Microsite bukan hanya alat administrasi, tapi juga pintu masuk kopdes untuk naik kelas. Kita ingin koperasi menjadi mitra strategis dalam rantai pasok nasional, bahkan global,” katanya.

    Selain pembiayaan, isu penguatan transparansi dan akuntabilitas juga menjadi perhatian utama. Semua pergerakan koperasi desa yang tercatat di dalam sistem, pemerintah dapat meminimalisir risiko penyalahgunaan dana maupun aset.

    Menkop menambahkan bahwa keberadaan microsite telah meningkatkan kredibilitas koperasi di mata perbankan. Banyak bank dan lembaga pembiayaan yang kini lebih percaya untuk menyalurkan modal ke koperasi karena adanya rekam jejak digital yang jelas. “Melalui microsite ini juga, koperasi dapat mempromosikan potensi dan produk desa, memperkuat tata kelola secara digital serta mempermudah integrasi dengan program pemerintah maupun stakeholder lainnya,” ujarnya.

    Budi Arie juga menekankan pentingnya peran satuan tugas wilayah yang mendampingi koperasi dalam proses sinkronisasi data. Sejauh ini, tercatat ribuan koperasi di empat wilayah besar telah masuk sistem, dengan distribusi yang relatif merata. Keberadaan satgas ini disebut menjadi motor percepatan digitalisasi koperasi di seluruh Indonesia.

    Lebih jauh, Menteri menyoroti bahwa keterhubungan microsite dengan BUMN, marketplace UMKM, dan lembaga keuangan akan membuka ruang baru bagi koperasi dalam meningkatkan daya saing. Akses pasar dan permodalan menjadi lebih luas karena koperasi kini memiliki identitas digital yang diakui secara resmi.

    Dalam jangka panjang, pemerintah berharap microsite menjadi pondasi untuk membangun ekosistem koperasi modern yang mampu beradaptasi dengan era digital. Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi besar mewujudkan koperasi sebagai sokoguru perekonomian rakyat.

    “Transformasi digital koperasi bukan pilihan, melainkan keharusan. Melalui microsite, kita ingin koperasi desa dan kelurahan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi rakyat sekaligus memiliki daya saing di era digital.” katanya.

    Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan perkembangan program Kopdes/ Kel Merah Putih di Jawa Timur yang sudah beroperasi 68 unit. Pihaknya berkomitmen untuk melakukan percepatan agar seluruh Kopdes/ Kel yang terbentuk segera dapat beroperasi. 

    Kendala utama yang dihadapi oleh Kopdes/ Kel di Jawa Timur mayoritas terkait dengan permodalan karena rata-rata koperasi yang terbentuk adalah koperasi baru yang sangat membutuhkan pendanaan untuk operasional expenditure (opex) karena permodalan rata-rata masih di bawah 2 juta. Oleh sebab itu diperlukan penguatan modal untuk memperkuat bisnisnya.

    “Baik dari Himbara atau Danantara dan juga Bank Pembangunan Daerah harus berbagi proses. Regulasi terkait dengan pinjaman kepada Himbara masih belum ada Petunjuk Teknis (Juknis) dan Petunjuk Pelaksanaannya (Juklak),” kata Khofifah.

    Khofifah berharap perbankan dapat memanfaatkan dana CSR (corporate social responsibility) untuk penguatan Kopdes/ Kel Merah Putih melalui pendampingan bisnis, tata kelola dan dana promosi untuk make up gerai dengan mencantumkan logo bank pada gerai tersebut. 

    Penulis: Rama Pamungkas/Ter

     

     

    Sumber : Radio Elshinta

  • Anggota DPR jajal transaksi QRIS Indonesia di Osaka Expo, Jepang

    Anggota DPR jajal transaksi QRIS Indonesia di Osaka Expo, Jepang

    Saya bangga karena QRIS yang lahir di Indonesia kini bisa digunakan di Jepang. Ini bukan hanya soal teknologi…,

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi VI DPR RI Kawendra Lukistian mencoba langsung sistem pembayaran nasional Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di event Indonesia Pavilion di Osaka, Jepang.

    Kawendra menyampaikan kebanggaannya atas capaian baru QRIS, yang kini resmi dapat digunakan di Jepang. Capaian tersebut juga bertepatan dengan momentum Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.

    Dia mengatakan, dirinya berhasil melakukan transaksi dengan lancar menggunakan aplikasi pembayaran domestik.

    “Saya bangga karena QRIS yang lahir di Indonesia kini bisa digunakan di Jepang. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga simbol bahwa Indonesia mampu menghadirkan solusi pembayaran modern di tingkat global,” kata Kawendra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, hal ini menandai kemudahan baru bagi masyarakat Indonesia ketika beraktivitas di luar negeri dan juga bukti Indonesia dalam memimpin transformasi digital, khususnya di bidang sistem pembayaran.

    Ia menilai, ini adalah suatu kebanggaan mengingat pertama kalinya QRIS dipakai secara resmi di luar kawasan ASEAN. Bagi Indonesia, pencapaian ini merupakan kemampuan sistem pembayaran domestik menembus pasar global.

    Kawendra berharap, kehadiran QRIS di Jepang diharapkan mempermudah wisatawan asal Indonesia dalam bertransaksi tanpa harus menukar mata uang asing, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pelopor integrasi pembayaran digital lintas batas.

    “Bayangkan, kita ke Jepang tidak perlu repot bawa banyak uang tunai atau menukar rupiah ke yen. Cukup dengan QRIS, semua bisa lebih praktis dan transparan,” ujarnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Safia, Voicebot AI Baru Telkomsel yang Bisa Ngobrol Ala Manusia

    Safia, Voicebot AI Baru Telkomsel yang Bisa Ngobrol Ala Manusia

    Jakarta

    Bertepatan dengan Solution Day 2025, Telkomsel memperkenalkan solusi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bernama Safia atau Smart AI Voice Interactive Assistant. Teknologi ini hadir sebagai voicebot cerdas yang mampu membantu korporasi dalam melayani pelanggan, telemarketing, penagihan, hingga payment reminder.

    GM Enterprise Services Management Telkomsel, Debora Sofiana, mengatakan Safia dirancang untuk menjawab tantangan industri yang dituntut memberikan pelayanan cepat, tepat, efisien, sekaligus, personal.

    “Selama ini banyak perusahaan masih mengandalkan mengandalkan human agent. Padahal ada banyak pain point seperti keterbatasan kapasitas, biaya operasional tinggi, dan turnover karyawan yang cukup besar. Safia hadir untuk men-solve persoalan tersebut, ujar Debora ditemui detikINET di sela-sela Solution Day, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    Safia didukung teknologi Automatic Speech Recognition (ASR) dan Large Language Model (LLM), sehingga mampu berkomunikasi lebih natural seperti layaknya percakapan dengan manusia. Perusahaan yang menggunakan layanan ini dapat mengoperasikan layanan pelanggan 24 jam penuh, sehingga jadi solusi dari keterbatasan manusia.

    “Kalau human agent terbatas jumlah dan jam kerjanya, Safia bisa unlimited, bahkan di jam-jam golden hour seperti 9-11 pagi atau 2-4 sore. Dari sisi kapasitas dan skalabilitas jelas meningkat,” tambah Debora.

    Telkomsel menekankan bahwa Safia bukan hanya voicebot biasa, karena dibekali empati. Misalnya, penggunaan di sektor penagihan, maka interaksi dengan pelanggan tidak lagi bersifat menekan, melainkan mengedepankan pendekatan solutif.

    “Kami menyebut Safia sebagai empathetic AI voicebot. Jadi bukan lagi agent versus customer, tapi mencari solusi bersama. Misalnya saat collection, kalau pelanggan tidak bisa bayar penuh, Safia bisa menawarkan opsi yang lebih sesuai. Pendekatannya humanis,” jelas Debora.

    Meskipun namanya identik suatu gender tertentu, Debora mengungkapkan Safia dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, mulai dari pemilihan suara laki-laki atau perempuan, gaya komunikasi formal maupun kasual, hingga penyusunan standar Quality Assurance (QA) yang konsisten.

    GM Enterprise Services Management Telkomsel, Debora Sofiana Foto: Dok. Telkomsel

    Meski baru diperkenalkan secara resmi pada hari ini, Telkomsel mengklaim Safia sudah mulai digunakan oleh beberapa perusahaan multifinance, P2P lending, perbankan, hingga asuransi yang kini tengah menjalani uji coba (proof of concept). Ke depan, Telkomsel menargetkan penetrasi ke sektor retail dan manufaktur.

    “Target awal memang banking dan financial karena mereka lebih digital-minded. Tapi potensinya besar juga di sektor retail maupun manufaktur. Safia akan terus kami enhance agar semakin pintar seiring banyaknya data percakapan yang masuk,” ucapnya.

    Keamanan dan AI Sebagai Pelangkap

    Menyadari pentingnya perlindungan data, Telkomsel memastikan bahwa SAFIA berjalan di jaringan terpercaya Telkomsel dan sudah sesuai dengan regulasi nasional maupun standar internasional seperti GDPR dan ISO AI.

    “Semua data tersimpan di Indonesia, bahkan untuk industri dengan concern tinggi seperti perbankan. Kami juga menyediakan opsi on-premise bagi perusahaan yang membutuhkan. Jadi aspek keamanan menjadi prioritas,” tegas Debora.

    Telkomsel juga menyebutkan kehadiran Safia bukanlah ancaman bagi pekerjaan manusia. Justru menurutnya, kehadiran AI ini diharapkan bisa mengurangi beban kerja berulang, sehingga agent manusia dapat fokus pada kasus-kasus kompleks yang butuh empati tinggi.

    “Kami tidak ingin menghapus peran manusia. Justru Safia dirancang sebagai pendamping yang melengkapi. Untuk kategori tertentu AI bisa ambil peran, tapi tetap ada ruang besar untuk human agent,” kata Debora.

    Dengan Safia, Telkomsel Enterprise berharap dapat menghadirkan solusi digital yang lebih efisien sekaligus humanis, sejalan dengan percepatan transformasi digital di berbagai sektor industri di Indonesia.

    (agt/agt)

  • Agentic AI Dorong Efisiensi dan Inovasi Layanan Keuangan di Indonesia

    Agentic AI Dorong Efisiensi dan Inovasi Layanan Keuangan di Indonesia

    Foto Bisnis

    Agung Pambudhy – detikFinance

    Kamis, 21 Agu 2025 19:45 WIB

    Jakarta – Agentic AI hadir sebagai penggerak baru transformasi digital di Indonesia. Kecerdasan buatan ini mendorong efisiensi dan inovasi layanan keuangan Indonesia.

  • Telkomsel Mau Semua Warga RI Bisa Akses AI, Begini Strateginya

    Telkomsel Mau Semua Warga RI Bisa Akses AI, Begini Strateginya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsel menjalin kerjasama dengan OpenAI dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam ajang Solution Day 2025.

    Kolaborasi strategis ini ditujukan untuk memperkuat kapabilitas kecerdasan buatan (AI) lanjutan, sekaligus membuka peluang penerapan solusi lintas industri yang berdampak nyata.

    Melalui kemitraan tersebut, Telkomsel akan mengeksplorasi pemanfaatan teknologi OpenAI mulai dari optimalisasi layanan pelanggan hingga inovasi berbasis data.

    Selain itu, perusahaan juga berencana menghadirkan ChatGPT Enterprise bagi karyawan guna meningkatkan literasi dan produktivitas berbasis AI.

    Tak hanya internal, kerja sama ini juga bertujuan memperluas akses teknologi AI bagi jutaan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Telkomsel yang menjangkau hingga ke pelosok negeri.

    “Kami ingin menjadikan AI ada di tangan setiap orang di Indonesia. Untuk membantu mereka meningkatkan apapun yang mereka lakukan, baik itu pekerjaan mereka, kehidupan mereka, baik itu bekerja, belajar, atau hidup,” ujar Wong Soon Nam Director of Planning and Transformation Telkomsel dalam acara Solution Day 2025 di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    Hal senada disampaikan Oliver Jay, Managing Director, International OpenAI, yang menilai kolaborasi ini akan menjadi tonggak penting dalam pemberdayaan masyarakat melalui AI.

    “Kami sudah memiliki semua asisten kami di sini, yang berarti komunitas yang lebih besar, untuk menjaga, menjadi diri mereka sendiri, bersama dengan memanfaatkan teknologi AI” ungkapnya.

    Selain menggandeng OpenAI, Telkomsel Enterprise juga memperkuat kerja sama lintas sektor. Beberapa di antaranya dengan SCSK, untuk menghadirkan solusi jaringan dan layanan konektivitas terintegrasi, serta dengan PERTAABI, guna mendorong transformasi digital ekosistem asosiasi melalui solusi Telkomsel.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]