Topik: transformasi digital

  • Imigrasi Jaksel Dorong Transformasi Digital, PNBP Capai 169,81% di 2025

    Imigrasi Jaksel Dorong Transformasi Digital, PNBP Capai 169,81% di 2025

    Jakarta

    Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan terus mendorong transformasi digital keimigrasian guna menghadirkan pelayanan publik yang modern, transparan, dan berorientasi pada pelayan masyarakat. Sepanjang 2025, Imigrasi Jaksel merealisasikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 169,81 persen.

    “Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan berhasil merealisasikan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp224.706.745.336 atau 169,81 persen dari target PNBP 2025 sebesar Rp132.330.900.000. Capaian tersebut mencerminkan efektivitas transformasi digital layanan keimigrasian serta meningkatnya kepercayaan masyarakat,” pernyataan Imigrasi Jaksel dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025).

    Sejauh ini, Imigrasi Jaksel mengembangkan sejumlah inovasi digital unggulan. Beberapa inovasinya di antaranya:

    1. SI SULTAN SHARING yang merupakan sarana penyebaran informasi keimigrasian dengan UP PMPTSP Kota Administrasi Jakarta Selatan terintegrasi;
    2. SIMPLE (South Jakarta Immigration Stay Permit Lounge) di Mal Pelayanan Publik (MPP) Jakarta Selatan, yang mempermudah layanan izin tinggal khususnya bagi investor dan pemegang Golden Visa;
    3. Aplikasi SULTAN PRIMA sebagai sistem pendukung kinerja internal berbasis data
    terintegrasi;
    4. WASPADA (Web Application Sistem Peta Digital Orang Asing) yakni aplikasi pemetaan digital orang asing secara real-time untuk memperkuat pengawasan berbasis data;
    5. Dual Monitor Service yakni inovasi transparansi proses input dan verifikasi data layanan paspor dan izin tinggal;
    6. Immigration Lounge Kebayoran Park Mall, unit layanan keimigrasian di pusat perbelanjaan yang diresmikan langsung oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Republik Indonesia, untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat secara lebih nyaman dan mudah diakses

    Sepanjang tahun 2025, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan mencatat sejumlah capaian layanan, di antaranya penerbitan Paspor RI sebanyak 151.014 paspor, terdiri dari paspor elektronik, dan paspor polikarbonat; serta Layanan Eazy Passport sebanyak 23 kegiatan, dengan total 2.408 pemohon, sebagai bagian dari pelayanan jemput bola kepada masyarakat dan instansi.

    Terkait layanan izin tinggal Warga Negara Asing, tercatat Imigrasi Jaksel menerbitkan izin tinggal 79.996 dokumen dan perpanjangan izin tinggal sebanyak 23.431 dokumen.

    Foto: Konferensi pers Imigrasi Jaksel (dok istimewa)

    Dari penerbitan dokumen itu, di antaranya Izin Tinggal Kunjungan (penerbitan 68.087 dokumen, perpanjangan 8.040 dokumen), Izin Tinggal Terbatas (penerbitan 9.899 dokumen, perpanjangan 15.124 dokumen), dan Izin Tinggal Tetap (penerbitan 10 dokumen, perpanjangan 307 dokumen).

    Kemudian, Imigrasi Jaksel juga melayani 247 permohonan Affidavit, 4.394 permohonan Exit Permit Only (EPO), dan 2.142 permohonan Exit Re-entry Permit (ERP) tidak kembali.

    “Lima kewarganegaraan terbanyak penerbitan izin tinggal, yakni berasal dari China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan India, dengan konsentrasi WNA terbanyak berada di wilayah Kebayoran Baru, Setiabudi, Tebet, Kebayoran Lama, dan Cilandak,” sambungnya.

    Di bidang pengawasan dan penindakan, sepanjang tahun 2025, Imigrasi Jaksel
    telah melaksanakan 129 kegiatan pengawasan keimigrasian, 166 tindakan administratif keimigrasian, 11 penindakan pro justitia, serta 166 tindakan deportasi terhadap Warga Negara Asing. Selain itu, melalui operasi gabungan pengawasan orang asing di sejumlah lokasi strategis, ada 35 WNA yang diamankan usai terbukti melakukan pelanggaran, dengan jenis pelanggaran terbanyak berupa kegiatan tidak sesuai izin tinggal, mengganggu ketertiban umum, overstay, serta pelanggaran administratif lainnya.

    Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan, Bugie Kurniawan, menyampaikan transformasi digital yang dilaksanakan sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang diimplementasikan melalui Panca Carana Laksya Imigrasi, serta berlandaskan perintah harian Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto dan Core Value PRIMA.

    “Transformasi digital kami maknai sebagai perubahan menyeluruh, tidak hanya pada sistem teknologi, tetapi juga pada pola kerja, budaya organisasi, serta cara menghadirkan layanan keimigrasian yang transparan, humanis, dan akuntabel,” ujar Bugie.

    Ke depan, Imigrasi Jaksel berkomitmen untuk terus memperkuat digitalisasi layanan, inovasi berbasis data, serta sinergi dengan pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan media massa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, iklim investasi, dan peningkatan kualitas pelayanan publik di bidang keimigrasian.

    Halaman 2 dari 2

    (isa/imk)

  • RI Gandeng Rusia Kerja Sama Kembangkan Manufaktur-Galangan Kapal

    RI Gandeng Rusia Kerja Sama Kembangkan Manufaktur-Galangan Kapal

    Jakarta

    Indonesia menandatangani sejumlah kesepakatan kerja atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rusia terkait dengan penguatan industri di berbagai sektor. Kesepakatan tersebut terjalin dalam kunjungan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke Moscow, Rusia, Senin (8/12/2025).

    Agus mengatakan, kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia merupakan fondasi utama dari upaya meningkatkan daya saing industri dalam negeri ke tingkat global.

    “Upaya ini sekaligus menandai komitmen kami untuk memperkuat hubungan dengan negara mitra strategis yang berorientasi pada kolaborasi jangka panjang,” kata Agus, dikutip dari keterangan tertulis, rabu (10/12/2025).

    Sebagai bagian dari agenda kunjungan, Agus menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Perdagangan Federasi Rusia Anton Alikhanov. Agenda ini tidak hanya membahas percepatan penyelesaian MoU namun juga beberapa potensi kolaborasi lainnya yang dapat dikembangkan oleh kedua negara.

    Agus mengatakan, kesepakatan kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia memasuki babak baru yang lebih konkret dan terarah. Langkah ini menjadi bagian dari momentum penting dalam memperkuat hubungan industri kedua negara.

    “Berbagai topik bilateral telah kami bicarakan seperti penguatan kerja sama pada sektor industri manufaktur, halal, teknologi nirawak, dan lainnya. Melalui penandatanganan serta finalisasi MoU ini menjadi landasan penting untuk memperluas kolaborasi teknologi, riset, dan penguatan daya saing industri nasional,” ujar Agus.

    Salah satu capaian utama dari pertemuan ini adalah disepakatinya dua perjanjian kerja sama berupa MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos dan MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding.

    Adapun MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding mengatur kerja sama di sektor industri galangan kapal. Melalui perjanjian ini, Agus berharap kolaborasi tersebut dapat memberikan manfaat dan kontribusi signifikan bagi pengembangan industri galangan kapal di Indonesia maupun Rusia.

    Sedangkan MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos, merupakan kolaborasi dalam penelitian ilmiah mengenai penggunaan krisotil yang aman. Sebagai bagain dari kerja sama ini, dua tenaga laboratorium asal Indonesia telah mengikuti pelatihan yang didukung oleh Pemerintah Rusia pada September 2024.

    Agus mengatakan, kerja sama ini akan memberikan manfaat signifikan bagi pengembangan sektor industri manufaktur dan SDM industri, serta membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara Indonesia dengan Rusia.

    Ia menambahkan, ertemuan bilateral ini sekaligus meninjau tindak lanjut dari hasil Sidang Komisi Bersama Indonesia-Rusia terutama dalam Working Group on Trade, Investment and Industry. Agus berharap upaya konkret dapat segera diwujudkan pada sejumlah isu, termasuk industri, rantai pasok halal, perdagangan, logistik, standarisasi dan sertifikasi, pertanian, serta finansial.

    “Indonesia mendukung penuh kolaborasi yang dijalin dengan Rusia di berbagai forum internasional, salah satunya BCIC yang memiliki potensi untuk memacu digitalisasi industri, teknologi ‘mobilitas baru’, sistem transportasi tanpa awak, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan IKM, transformasi digital, kecerdasan buatan, dan bio-industri,” kata Agus.

    Kemenperin meyakini, harmonisasi program melalui kerja sama ini akan mendukung kesiapan Indonesia menampilkan potensi industri terbaiknya pada INNOPROM 2026, serta memperluas peluang kerja sama industri lintas sektor. Kolaborasi ini juga diproyeksikan memperkuat akses pasar, meningkatkan rantai pasok, dan mempercepat transformasi industri menuju arah yang lebih modern, kompetitif, dan berkelanjutan.

    “Dengan semangat kolaborasi yang terus meningkat, kami optimistis bahwa hubungan industri dengan Rusia akan semakin kuat dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan bagi kedua negara,” kata Menperin.

    (acd/acd)

  • LISA UGM Dinonaktifkan Usai Jawab Jokowi Bukan Alumni, Roy Suryo: Lucunya, Bak Srimulat

    LISA UGM Dinonaktifkan Usai Jawab Jokowi Bukan Alumni, Roy Suryo: Lucunya, Bak Srimulat

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kecerdasan buatan milik Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama LISA (Lean Intelligent Service Assistant) menjadi sorotan publik setelah responsnya mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) beredar luas di media sosial.

    Dalam video yang viral, LISA menjawab bahwa Joko Widodo bukan alumni UGM ketika ditanya soal status pendidikan Jokowi. Setelah menuai polemik, layanan LISA disebut dihentikan sementara untuk dilakukan perbaikan.

    Pakar Telematika Roy Suryo ikut angkat bicara. Dalam keterangan tertulis, dikatakan Roy, jika penghentian LISA dilakukan secara tergesa-gesa.

    “Jawaban ‘jujur’ LISA terkait pertanyaan ‘apakah JkW lulusan UGM’ dan dijawab LISA ‘tidak lulus UGM’ maka layanan LISA dihentikan sampai sekarang sehingga banyak yang menyebutnya ‘pensiun dini’ sungguh terlalu,” ujar Roy, dikutip Rabu (10/12/2025).

    Dijelaskan Roy, kini LISA dikembangkan oleh unit internal UGM yakni Biro Transformasi Digital dan Direktorat Kemahasiswaan dengan menggandeng Botika sebagai mitra teknis.

    Basis data LISA, kata dia, mengambil rujukan dari data internal kampus serta sejumlah informasi eksternal bila diperlukan.

    Namun, ia menekankan bahwa LISA tidak dirancang untuk menyimpan data pribadi, berbeda dengan AI komersial seperti ChatGPT atau Gemini. Karena itu, Roy menyindir langkah perbaikan sistem yang kini dilakukan UGM.

    “Lucunya, bak Srimulat, penonaktifan LISA sekarang ini disebut sedang terus disempurnakan melalui proses pelatihan berkelanjutan,” kata Roy.

    Ia juga mempertanyakan apabila nantinya jawaban LISA soal status Jokowi sebagai alumni UGM berubah dari jawaban sebelumnya.

  • Superindo Buka Lowongan Kerja E-Commerce Marketing Specialist, Simak Kriterianya

    Superindo Buka Lowongan Kerja E-Commerce Marketing Specialist, Simak Kriterianya

    Liputan6.com, Jakarta – Industri ritel Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya aktivitas belanja online dan perubahan perilaku konsumen yang semakin digital. Di tengah persaingan yang semakin ketat, perusahaan ritel besar, Superindo, beroperasi secara nasional kini membuka kesempatan karier bagi para profesional yang ingin berperan dalam memperkuat strategi pemasaran digital.

    Posisi E-Commerce Marketing Specialist ditawarkan untuk individu kreatif dan analitis yang mampu merancang, mengeksekusi, serta mengoptimalkan kampanye pemasaran berbasis data.

    Jabatan ini akan memegang peranan penting dalam mendorong peningkatan traffic, memperbaiki konversi penjualan, hingga memperkuat engagement pelanggan pada platform e-commerce perusahaan.

    Sebagai pemain utama di sektor ritel modern, perusahaan ini membutuhkan talenta yang tidak hanya ahli secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam mengenai tren e-commerce terkini, perilaku konsumen digital, dan dinamika pemasaran multichannel.

    Kandidat terpilih akan bekerja erat dengan tim merchandising untuk memastikan strategi marketing selaras dengan produk yang ditawarkan, sehingga memberikan dampak nyata terhadap performa bisnis dan pertumbuhan brand.

    Dengan lingkungan kerja yang dinamis serta kesempatan untuk berkontribusi langsung pada transformasi digital perusahaan, posisi ini menjadi peluang menarik bagi profesional yang ingin mengembangkan karier di dunia marketing digital.

    Dipublikasikan pada 4 Desember lalu, Superindo mencari kandidat dengan minat E-Shop dan Marketing. Berlokasi di Jakarta, fungsi kerja digital, posisi ini menjanjikan para kandidat untuk bekerja secara permanen dengan jabatan section head.

  • Imigrasi Surabaya Luncurkan Platform SINERGI, Perkuat Pengawasan Orang Asing di Kawasan Industri Mojokerto

    Imigrasi Surabaya Luncurkan Platform SINERGI, Perkuat Pengawasan Orang Asing di Kawasan Industri Mojokerto

    Surabaya (beritajatim.com) — Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya kembali melakukan terobosan penting untuk memperkuat pengawasan orang asing di wilayah kerjanya.

    Inovasi terbaru yang diperkenalkan adalah Platform SINERGI, sebuah sistem digital terpadu yang dirancang untuk memodernisasi pola pemantauan orang asing, khususnya di kawasan industri Kabupaten Mojokerto.

    Platform ini digagas oleh Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Dodi Gunawan Ciptadi, sebagai solusi atas kebutuhan pengawasan yang semakin kompleks di lapangan.

    “Sasaran utama platform ini ada dua: meningkatkan kualitas pengawasan orang asing dan TKA di kawasan Ngoro Industri Persada (NIP), serta memperkuat kolaborasi TIMPORA sebagai garda terdepan pengawasan keimigrasian di daerah,” ujar Dodi, alumni Akademi Imigrasi angkatan ke-9 tersebut.

    Tantangan Pengawasan di Kawasan Industri Raksasa NIP Mojokerto

    NIP merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Jawa Timur, dengan luas 600 hektare dan dihuni 143 perusahaan. Lebih dari 600 Tenaga Kerja Asing (TKA) bekerja dan tinggal di area tersebut.

    Besarnya skala industri ini membuat tingkat kerawanan pengawasan juga tinggi. Lokasinya yang jauh dari Kantor Imigrasi Surabaya di Sedati, Sidoarjo, kerap membuat respons lapangan terlambat dan pemantauan berkelanjutan sulit dioptimalkan.

    Dodi menjelaskan bahwa selama ini pengawasan di NIP menghadapi sejumlah persoalan klasik. Di antaranya:

    Pertukaran data antarinstansi TIMPORA belum terintegrasi, sehingga respons kerap terlambat.

    Kepatuhan wajib lapor perusahaan masih rendah, mempersulit pemantauan keberadaan serta dokumen orang asing.

    Minimnya edukasi dan konsultasi, membuat perusahaan berpotensi melakukan pelanggaran administratif.

    Koordinasi agenda pengawasan masih manual, sehingga tindakan tidak sinkron.

    Monitoring pasca-operasi tidak optimal, menyebabkan tindak lanjut kasus terabaikan.

    Pelaporan kasus tidak transparan, hanya diketahui oleh sebagian kecil pihak.

    “Ini bukan lagi persoalan teknis. Akumulasi masalah tersebut dapat menjadi ancaman keamanan, mengganggu ketertiban masyarakat, dan menurunkan potensi penerimaan negara akibat pelanggaran yang tidak terdeteksi,” tegas Dodi.

    Platform SINERGI: Transformasi Digital Pengawasan Keimigrasian

    Menjawab tantangan tersebut, Platform SINERGI hadir sebagai sistem manajemen pengawasan terpadu yang menghubungkan data, strategi, hingga pelaksanaan di lapangan.

    Dengan sistem ini, koordinasi lintas-instansi dapat dilakukan secara real-time, transparan, dan presisi. Tidak ada lagi kendala pelaporan tertutup atau birokrasi yang memperlambat tindakan.

    “Platform SINERGI memastikan setiap pergerakan, keberadaan, hingga aktivitas orang asing dapat dipantau secara transparan, terukur, dan bertanggung jawab,” jelas Dodi yang pernah berdinas di KJRI Johor Bahru, Malaysia.

    Melalui teknologi digital adaptif ini, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya menegaskan komitmennya untuk memperkuat keamanan dan ketertiban, sekaligus memimpin perubahan dalam pengawasan keimigrasian modern.

    Dengan hadirnya Platform SINERGI, pengawasan orang asing di kawasan industri—khususnya NIP Mojokerto—diharapkan berjalan lebih efektif, kolaboratif, dan sesuai standar keamanan nasional. (ted)

  • Hanya Sedikit Produsen Mobil Mampu Pertahankan Investasi AI hingga 2029

    Hanya Sedikit Produsen Mobil Mampu Pertahankan Investasi AI hingga 2029

    JAKARTA – Gartner memperingatkan hanya sedikit produsen mobil yang mampu menjaga investasi AI dalam beberapa tahun ke depan. Laporan itu dirilis pada Senin 8 Desember dan mematahkan euforia industri terkait percepatan teknologi.

    Gartner, perusahaan riset dan konsultansi teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, memperkirakan hanya 5 persen produsen mobil yang mempertahankan pertumbuhan investasi AI pada 2029. Angka itu turun dari lebih 95 persen perusahaan yang berinvestasi kuat pada saat ini.

    Gartner menyebut hanya perusahaan dengan fondasi software kuat yang mampu bertahan dalam persaingan AI. Perusahaan itu dinilai punya kepemimpinan yang melek teknologi dan visi jangka panjang.

    Kesenjangan kemampuan AI akan membuat perusahaan unggul makin jauh meninggalkan pesaing. Perusahaan otomotif lama seperti Volkswagen tengah berjuang mengejar Tesla dan BYD.

    Perusahaan lama menghadapi banyak hambatan internal yang menghambat adopsi software baru. Hambatan itu mencakup budaya kerja lama dan pola pikir yang tidak selaras.

    Analis Gartner, Pedro Pacheco, menilai perubahan harus dimulai dari struktur kepemimpinan. Ia menegaskan perusahaan harus menjadi organisasi digital yang memberi ruang software di level tertinggi.

    Pacheco menyebut pemimpin software harus memiliki jalur laporan langsung kepada CEO. Ia menilai struktur seperti itu mempercepat pengambilan keputusan penting terkait teknologi.

    Pacheco menambahkan perusahaan yang lemah dalam software akan menghadapi kesulitan besar. Ia menilai kemampuan software adalah kunci utama sukses transformasi digital.

    Gartner menilai investasi AI membutuhkan arah jelas dan komitmen panjang. Perusahaan yang tidak siap akan tertinggal dalam perlombaan teknologi masa depan

  • Adi Rahman Adiwoso Raih Penghargaan Aerospace Technology Pioneer di BIG 40 Award

    Adi Rahman Adiwoso Raih Penghargaan Aerospace Technology Pioneer di BIG 40 Award

    Bisnis.com, JAKARTA — Adi Rahman Adiwoso meraih penghargaan Aerospace Technology Pioneer and Innovator dalam ajang Bisnis Indonesia Group (BIG) 40 Award, sebuah ajang penghargaan bergengsi bagi 40 tokoh berpengaruh di sektornya.

    Adi Rahman mengantongi penghargaan atas visi kepemimpinan yang berani dan inovatif dalam membuka jalur komunikasi digital dari angkasa. Sebagai National Aerospace Satellite Pioneer, Adi Rahman tidak hanya mendirikan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) tetapi juga secara konsisten mendorong kemandirian Indonesia di bidang teknologi satelit dan keantariksaan.

    Kontribusi Adi Rahman sangat fundamental dalam menyediakan infrastruktur komunikasi yang vital, menjangkau wilayah terpencil, dan mempercepat inklusi digital nasional. Melalui PSN, Adi Rahman telah berperan besar dalam mendukung infrastruktur komunikasi yang vital dan kemajuan teknologi aerospace nasional.

    Adi Rahman lahir di Yogyakarta pada 26 Juli 1953 dan menempuh pendidikan Teknik Aeronautika dan Astronautika di Purdue University (S1) serta melanjutkan S2 di bidang yang sama di California Institute of Technology (Caltech).

    Dia pernah berkarier di perusahaan perakit satelit Hughes Aircraft di AS sebelum kembali ke Indonesia pada awal 1980-an untuk mengembangkan industri satelit nasional bersama pengusaha dan teknolog lokal.

    Sejak 1991, Adi menjabat Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), perusahaan satelit komersial pertama di Indonesia. Adi juga pernah menduduki posisi penting di berbagai perusahaan satelit dan telekomunikasi seperti Asia Cellular Satellite (ACeS) dan Satelindo.

    Latar belakang teknis kuat ditambah pengalaman bisnis menjadikannya sosok penghubung antara dunia riset, industri, dan kebijakan satelit di Indonesia.

    Sebagai founder dan CEO PSN, Adi memprakarsai model pemanfaatan satelit Palapa B1 dengan teknik inclined orbit untuk memperpanjang umur satelit dan menekan biaya, yang kemudian menjadi fondasi lahirnya PSN sebagai operator satelit nasional.

    Di bawah kepemimpinannya, PSN mengoperasikan serangkaian satelit, termasuk Palapa B1 (re-engineered), satelit-satelit Nusantara (Nusantara Satu, Nusantara Lima), dan berperan dalam proyek SATRIA-1 untuk internet layanan publik.

    Adi juga aktif menyuarakan pentingnya kemandirian satelit Indonesia dan penggunaan teknologi high-throughput satellite (HTS) untuk mendukung transformasi digital nasional.

  • Makin Terbukti Ijazah Jokowi Palsu

    Makin Terbukti Ijazah Jokowi Palsu

    GELORA.CO – Universitas Gajah Mada (UGM) mengklarifikasi soal Kecerdasan buatan (AI) bernama Lean Intelligent Service Assistant atau LISA yang menyebut Joko Widodo bukan mahasiswa UGM.

    Juru Bicara UGM Dr. I Made Andi Arsana membenarkan bahwa LISA merupakan karya UGM yang dikembangkan bersama Botika.

    “LISA adalah bagian dari program UGM University Services yang dikembangkan Biro Transformasi Digital dan Direktorat Kemahasiswaan UGM,” ujarnya.

    Andi menjelaskan LISA tidak sama dengan AI komersial seperti ChatGPT atau Gemini.

    Basis datanya terbatas pada informasi internal UGM terkait akademik, kemahasiswaan, administrasi, dan pengembangan diri.

    Lata Andi, kemampuan LISA masih dalam pengembangan melalui proses “belajar”.

    LISA mempelajari data melalui dua jalur: pertama dari informasi internal UGM, dan kedua dari internet bila informasi internal tidak mencukupi.

    Namun proses itu sangat bergantung pada ketepatan data yang diterimanya.

    Dalam kasus viral tersebut, Andi menyebut respons LISA tentang status kelulusan Jokowi tidak akurat serta menunjukkan inkonsistensi.

    “Informasi yang disampaikan LISA tidak akurat. UGM menegaskan bahwa Joko Widodo adalah alumni yang lulus dari UGM seperti dinyatakan oleh Rektor,” katanya.

    Inkonsistensi itu, lanjut Andi, justru menegaskan bahwa LISA memang tidak dirancang untuk menjawab pertanyaan seperti itu dan menunjukkan sistemnya masih dalam proses belajar untuk meningkatkan kemampuan dan akurasi.

    Diketahui beredar video yang melakukan percakapan antara LISA dengan pengguna. Pengguna bertanya mengenai “Jokowi alumni UGM”.

    Namun jawaban LISA menyebut Joko Widodo bukan alumni UGM, sekalipun dalam pernyataannya juga menyebut Jokowi menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM, tetapi tidak lulus.

    Pertanyaan yang sama ditampilkan dua kali di layar, dan respons LISA tampak konsisten.

    Tanggapan Masyarakat

    Pengacara Roy Suryo Cs Ahmad Khozinudin, S.H. menyebut dalam kaidah saintifik, teknologi bisa saja keliru. Akan tetapi, teknologi tak akan pernah bohong.

    “Kejujuran LISA patut di apresiasi. LISA menyatakan Jokowi tak lulus UGM berdasarkan data base yang di input dalam sistem ini. Untuk mahasiswa lainnya, terbukti LISA juga jujur menyatakan lulus. Artinya, kemungkinan LISA bohong 0 %. Berbeda dengan Jokowi yang terbukti banyak berbohong dan potensial bohong lagi hingga 1.000 %,” kata Ahmad Khozinudin melalui akun medsosnya.

    “Hari ini, represi soal ijazah tidak hanya menekan anak bangsa untuk merdeka menyampaikan pendapatnya. Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadilah, Kurnia Tri Royani, Rustam Efendi, dan beberapa anak bangsa lainnya, direpresi hanya karena memiliki kesimpulan ijazah Jokowi palsu.

    Akan tetapi, LISA UGM pun menjadi tumbal represi ijazah Jokowi. Semua telah menjadi korban, sementara Jokowi masih tetap dalam prinsip egoisnya : *tidak ada kewenangan rakyat untuk melihat ijazahnya, tidak ada kewajiban dia menunjukan ijazahnya.*

    Dia lupa, seluruh hidupnya selama menjadi Presiden dibiayai dari pajak rakyat. Bahkan, setelah pensiun pun masih dibiayai pajak rakyat, sampai rumah pun dibangun dari pajak rakyat.

    Lalu, dengan angkuhnya rakyat disebut tak punya hak. Dengan sombongnya, tak ada kewajiban untuk memperlihatkan ijazahnya.

    Hanya saja, kesombongan itulah yang membuat Jokowi LOSE (kalah) dimata rakyat. Pembelaan UGM, Polisi, hingga seluruh Relawan, tak membuat Rakyat yakin ijazahnya asli. Bahkan, hal itu justru memperteguh keyakinan ijazah Jokowi palsu.

    Saat Andi Azwan bertanya pada penulis, apakah pernah melihat ijazah Jokowi? Penulis balik bertanya, apakah dia pernah melihatnya?

    Ternyata, tanpa melihat ijazah Jokowi seluruh Relawan langsung latah menuding, yang tak percaya ijazah JOKOWI asli sebagai fitnah, pencemaran, merendahkan Jokowi serendah rendahnya, menghinakan Jokowi sehina hinanya. Tragis.,” tulis Koordinator Non Litigasi Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi & Aktivis ini.

    Diakhir tulisannya ia senang dengan kejujuran LISA. “Sabarlah LISA UGM. Kejujuranmu, tak membuatmu dibenci rakyat. Meski di Banned, namun kejujuran mu telah viral dan menambah keyakinan rakyat atas kepalsuan ijazah Jokowi.” pungkasnya.***

  • Jalan Lebar Indonesia Dominasi AI Regional

    Jalan Lebar Indonesia Dominasi AI Regional

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia membutuhkan dukungan arus data berkualitas dan infrastruktur yang mumpuni untuk merealisasikan potensi kecerdasan buatan (AI) yang diperkirakan mencapai US$140 miliar atau Rp2.324 triliun pada 2030.

    Dalam laporan bertajuk Empowering Indonesia 2025 yang dirilis Twimbit, kontribusi AI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diprediksi mencapai ratusan miliar dolar. 

    Sektor manufaktur diproyeksikan mencatat kontribusi terbesar dengan nilai sekitar US$357 miliar atau 9% dari total PDB sektoral dalam skenario penerapan AI nasional. 

    Sementara itu sektor perdagangan grosir dan ritel serta agrikultur masing-masing senilai US$279 miliar atau  6% dari PDB dan US$291 miliar atau 4% dari PDB. 

    Dalam laporan yang disadur dari The Wall Street Journal (WSJ), Indonesia disebut sebagai “AI hot spot” baru di Asia. 

    Pembangunan pusat data bertenaga chip AI generasi terbaru di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan bahwa permintaan komputasi nasional meningkat pesat. WSJ memperkirakan pasar AI di Indonesia akan tumbuh sekitar 30% per tahun dalam lima tahun ke depan, mencapai nilai US$2,4 miliar.

    Direktur Ekonomi Digital CELIOS Nailul Huda menilai perkembangan AI dapat melesat jika didukung infrastruktur yang memadai dan SDM yang adaptif. 

    “Yang dapat mengakses AI secara optimal saat ini ya masyarakat dan bisnis yang sudah mapan. Terkait dengan harga jual yang masih tinggi dan juga penggunaannya yang masih terbatas bagi pelaku usaha mikro,” kata Huda kepada Bisnis, Kamis (4/12/2025).

    Pekerja menggunakan AI

    Huda juga mengatakan dengan ragam budaya dan bahasa yang dimiliki Indonesia, peluang untuk pengembangan Large Laguage Model (LLM) AI juga makin terbuka. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 700 suku dengan ratusan bahasa. 

    Huda meyakini ke depan akan makin banyak inovasi bahasa yang digunakan di dalam pemrograman AI. 

    “Bahasa dari daerah sangat mungkin dimasukkan dalam LLM karena akan memudahkan bagi masyarakat di daerah untuk menggunakan AI secara optimal,” kata Huda. 

    Ketua Indonesia Fintech Society (IFSoc) Rudiantara menjelaskan implementasi AI bergantung pada tiga unsur utama: ketersediaan data yang kontinu dan berkualitas, algoritma yang mumpuni, serta infrastruktur memadai seperti data center dengan kapasitas GPU. 

    Menurutnya, operator seluler memiliki keunggulan karena menghimpun volume data terbesar di Indonesia.

    Upaya Operator

    Operator telekomunikasi telah lebih dulu mengintegrasikan AI dalam bisnis dan layanan pelanggan. Telkomsel mengembangkan rangkaian solusi mulai dari asisten virtual Veronika, TED, fitur AI di MyTelkomsel, hingga kolaborasi dengan OpenAI untuk menghadirkan ChatGPT Go.

    Sementara itu, PT Indosat Tbk. (ISAT) menjadikan pengembangan AI sebagai inti transformasi menuju perusahaan teknologi berbasis AI. 

    Dalam laporan WSJ, Indosat disebut sebagai salah satu pemain Indonesia yang agresif membangun infrastruktur pusat data dan kapasitas komputasi berbasis GPU. 

    Rencana ekspansi Indosat bahkan menargetkan peningkatan kapasitas AI dari 20 megawatt menjadi 500 megawatt pada 2028 — lonjakan yang dinilai sebagai salah satu yang terbesar di kawasan.

    President Director & CEO Indosat, Vikram Sinha, menekankan bahwa transformasi digital nasional harus memberikan nilai tambah bagi Indonesia. “Modelnya sedang bergerak ke arah yang harus lebih adil bagi negara,” ujarnya, seperti dikutip The Wall Street Journal. Menurut WSJ, pandangan tersebut mencerminkan komitmen Indosat terhadap kedaulatan data dan pemerataan manfaat ekonomi digital.

    Vikram juga pernah menceritakan bahwa ia mendapat dorongan langsung dari CEO NVIDIA Jensen Huang yang berkata, “Kalau kamu percaya pada sesuatu, lakukan sepenuhnya.” Pesan ini menjadi penguat langkah Indosat untuk “all in” dalam pembangunan ekosistem AI nasional.

    CEO Indosat Vikram Sinha

    Transformasi Indosat juga tercermin dari kampanye AI untuk Kita Semua, yang memastikan adopsi AI dilakukan secara inklusif. Salah satu implementasi terdekatnya adalah Anti-Spam dan Anti-Scam berbasis AI. Dalam tiga bulan, fitur ini memblokir lebih dari 200 juta panggilan berisiko, memberikan peringatan untuk lebih dari 90 juta pesan mencurigakan, serta melindungi rata-rata 11,5 juta pelanggan per bulan.

    Indosat juga memperluas pemanfaatan AI di tingkat jaringan melalui pendirian AI-RAN Research Center di Surabaya, sebuah pusat inovasi AI untuk Radio Access Network pertama di Asia yang dibangun bersama Nokia dan NVIDIA.

    “Fasilitas ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pelopor dalam pengembangan jaringan cerdas berbasis AI, sekaligus mendukung komitmen pemerintah untuk memperkuat kedaulatan digital nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” kata Vikram.

  • Viral Jawab Jokowi Bukan Lulusan UGM, Roy Suryo Khawatir Pembuat AI LISA Bakal Jadi Tersangka

    Viral Jawab Jokowi Bukan Lulusan UGM, Roy Suryo Khawatir Pembuat AI LISA Bakal Jadi Tersangka

    GELORA.CO – Praktisi telematika, Roy Suryo khawatir pembuat sistem Artificial Intelligence (AI) LISA di Universitas Gadjah Mada bisa menjadi tersangka selanjutnya di kasus ijazah Jokowi dan keabsahannya sebagai lulusan dari salah satu kampus tertua di Indonesia itu.

    LISA (Lean Intelligent Service Assistant) adalah sebuah perangkat artisial yang dikembangkan oleh UGM University Services, sebuah sistem layanan terpadu satu pintu berbasis daring (portal) dan luring (GIK UGM) untuk kebutuhan mahasiswa (akademik, kemahasiswaan, administrasi).

    Hal ini disampaikan Roy karena beredar video operasional LISA yang sempat ditanyakan tentang apakah Jokowi adalah alumni UGM. Hasilnya, LISA menjawab jika Joko Widodo yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia memang pernah kuliah di UGM di fakultas kehutanan, namun tidak lulus.

    “Apakah developer atau pembuat LISA sendiri sekarang sudah bisa dijadikan korban tersangka karena jawaban mesin AI LISA yang dibuatnya secara tegas menyatakan bahwa Jokowi tidak lulus UGM ?,” kata Roy dalam tulisannya yang diterima Holopis.com, Minggu (7/12/2025).

    Roy menyatakan bahwa data yang disampaikan LISA jelas merupakan hasil dari proyeksi database milik Universitas Gadjah Mada. Sebab seluruh informasi yang diolah oleh AI LISA diyakini bersumber dari Biro Transformasi Digital dan Direktorat Kemahasiswaan di UGM.

    “LISA secara teknis ini dikembangkan oleh unit internal UGM, dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga yaitu Botika. Basis pengetahuan LISA dibangun dari data internal UGM tentang akademik, administrasi, informasi kampus, dan bila diperlukan, data eksternal dari internet,” jelasnya.

    Apalagi kata Roy, LISA tidak dirancang untuk kepentingan komersil, sehingga ia yakin sumber informasi yang dimiliki LISA murni berasal dari database yang dikelola oleh Universitas Gadjah Mada. Maka dari itu, Roy yang juga alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Jurusan Ilmu Komunikasi dan Magister (S2) Ilmu Kesehatan Masyarakat di FK UGM tersebut menaruh keyakinan kuat bahwa informasi yang disampaikan LISA adalah valid, bahwa Joko Widodo yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia tersebut tidak pernah tercatat lulus dari kampus tersebut.

    Ia juga menyinggung soal kasus mesin LISA saat ini sedang tidak bisa digunakan karena sedang dilakukan perbaikan. Jika seandainya jawaban LISA berubah dari sebelumnya, dan menyatakan Jokowi memang lulusan UGM, namun faktanya tidak, jelas bola panasnya bisa menyasar ke pengembang platform AI tersebut, bahkan dapat berimplikasi ke hukum, yakni dugaan pelanggaran UU ITE.

    “Apakah memanipulasi data atau respon LISA agar jawaban berubah, atau menyebarkan ulang jawaban lama sebagai palsu atau dipalsukan?. Interpretasi itu melanggar UU ITE, khususnya Pasal 32 dan 35. Karena orang yang secara sengaja memodifikasi output atau hasil LISA (misalnya edit video, teks, metadata) sehingga menghasilkan informasi palsu atau berbeda dari aslinya, kemudian menyebarkannya sebagai ‘hasil resmi LISA’ jelas bisa termasuk manipulasi atau pemalsuan informasi elektronik sebagaimana dilarang di Pasal 32 dan-atau 35 UU ITE,” tutur Roy Suryo.

    Dengan demikian, berdasarkan informasi yang pernah disampaikan oleh mesin kecerdasan buatan milik UGM tersebut, serta hasil penelitian ilmiahnya tentang materi ijazah Joko Widodo bersama dengan dua koleganya, yakni Tifauziyah Tyassuma dan Rismon Hasiholan Sianipar, semakin memperkuat lagi bahwa Jokowi tidak pernah lulus UGM, dan ijazah S1 Fakultas Kehutanan adalah palsu.

    Kalau pun hasil kajian ilmiahnya salah, dan ternyata Jokowi benar-benar punya ijazah asli yang murni dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), maka Presiden Republik Indonesia ke 7 tersebut hanya tinggal menunjukkannya dengan bangga ijazah tersebut ke publik, sama halnya yang dilakukan sejumlah pejabat lainnya.

    “Kesimpulannya, kasus ijazah Jokowi yang secara teknis bisa dibuktikan 99,9% palsu ini memang makin kontroversisl dan memakan banyak korban. Semua terjadi karena ketidakjujuran dan ketidak negarawanan seseorang yang sebenarnya secara mudah tinggal menunjukkan saja buktinya, kalau memang ada yang asli, sebagaimana hakim MK Arsul Sani atau bahkan Barrack Obama dalam kasus ‘Birth Certificate’, tanpa repot membayar pengacara, relawan hingga preman,” pungkas Roy.