Topik: transformasi digital

  • INA dan Granite Asia Siapkan USD 1,2 Miliar Percepat Transformasi Digital Indonesia – Page 3

    INA dan Granite Asia Siapkan USD 1,2 Miliar Percepat Transformasi Digital Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indonesia Investment Authority (INA) menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan investasi multi-aset Granite Asia untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia. Kerja sama ini dituangkan dalam Investment Framework Agreement (IFA).

    Indonesia Investment Authority dan Granite Asia akan bermitra dengan mengalokasikan hingga USD 1,2 miliar untuk memperkuat sektor teknologi Indonesia dan menyediakan modal serta sumber daya yang dibutuhkan bagi bisnis lintas industri guna mendukung integrasi digital atau menghadirkan teknologi maju ke dalam negeri.

    Investasi tersebut akan melingkupi investasi dalam bentuk ekuitas dan hybrid capital solutions dengan fokus utama pada pelaku usaha di Indonesia serta pelaku usaha yang mempunyai keterkaitan (nexus) dengan Indonesia—baik melalui kegiatan operasional yang sudah ada atau memperkenalkan teknologi yang bermanfaat bagi pasar dalam negeri dalam jangka panjang.

    Pendekatan multi-aset ini memungkinkan INA dan Granite Asia untuk dapat menawarkan solusi pendanaan yang disesuaikan bagi bisnis di berbagai tahap pengembangan, mendorong inovasi, sekaligus mengoptimalkan imbal hasil dengan risiko terukur bagi para investor.

    Dengan memanfaatkan ekuitas dan hybrid capital solutions, kerja sama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang melampaui pinjaman bank konvensional—terutama bagi perusahaan berbasis teknologi yang memerlukan solusi modal yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan, serta bagi bisnis tradisional yang tengah menjalani transformasi teknologi dan mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan.

    Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan, menjalin kemitraan dengan Granite Asia, investor terkemuka dengan rekam jejak yang mengesankan selama 24 tahun di bidang investasi teknologi, sejalan dengan fokus sektor strategis kami di bidang Digitalisasi dan Infrastruktur Digital.

    “Keahlian mendalam mereka dalam bidang teknologi dan bisnis berbasis teknologi selaras dengan prioritas strategis INA untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan di Indonesia,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (4/11/2024).

    “Kemitraan ini membuat kami dapat memperkenalkan teknologi transformatif ke Indonesia, memfasilitasi transformasi digital di sektor-sektor utama, dan memperkuat ekosistem teknologi yang lebih luas. Bersama-sama, kami berupaya untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan Indonesia dengan menghadirkan inovasi global terbaik yang akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi jangka panjang negara ini.” tambah dia. 

     

  • 4 Tantangan Besar Industri Fintech Indonesia, Apa saja? – Page 3

    4 Tantangan Besar Industri Fintech Indonesia, Apa saja? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan IAKD Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Djoko Kurnijanto, menyampaikan terdapat empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.

    “Tidak dapat dipungkiri bahwa ke saat ini tuh ada paling tidak ya kami mencatat ada empat tantangan besar nih di dalam pengembangan atau transformasi digital economy di negara kita,” kata Djoko dalam konferensi pers Pre-event Media Gathering Bulan Fintech Nasional 2024, di Jakarta, Senin (4/11/2024).

    Tantangan pertama, bisnis Kontinuitas dan Permodalan. Djoko mennyebut bahwa Perusahaan fintech saat ini menghadapi tantangan signifikan dalam memastikan bisnis kontinuitas, yang mencakup dua aspek utama yakni tata kelola dan permodalan. Pihaknya mencatat banyak perusahaan fintech yang terpaksa berhenti karena kurangnya struktur tata kelola yang memadai dan ketidakmampuan menarik minat investor. 

    Kata Djoko, data menunjukkan bahwa minat investasi di sektor ini cenderung menurun pada tahun 2023, meskipun beberapa perusahaan fintech berupaya meningkatkan penggalangan dana melalui berbagai sumber, seperti angel investor dan joint venture.

    Lebih lanjut, Djoko menegaskan, bisnis kontinuitas sangat penting bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. Perusahaan fintech harus memiliki tata kelola yang kuat dan visi misi yang jelas untuk menarik minat investor. Ketidakpastian di pasar membuat banyak investor enggan berinvestasi, sehingga perusahaan harus berinovasi dan mencari cara untuk memperkuat posisi mereka di pasar.

    “Tapi intinya adalah salah satu tantangan utama adalah bisnis continuity yang itu direpresentasikan dengan adanya investor,” jelasnya.

    Tantangan kedua, yakni berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Talenta. Sebab untuk menghadapi perkembangan teknologi, perusahaan fintech perlu menciptakan talenta yang mampu mengadaptasi perubahan. Kegiatan seperti Indonesia Fintech Summit dan Expo menjadi platform penting untuk membangun jaringan dan meningkatkan kompetensi di bidang digitalisasi. 

     

  • Bahas Gen-Z, Putri Tanjung Pembicara Termuda dalam Sejarah Nikkei Forum Global Management

    Bahas Gen-Z, Putri Tanjung Pembicara Termuda dalam Sejarah Nikkei Forum Global Management

    Jakarta

    Putri Tanjung, Komisaris CT Corp, mendapat kehormatan menjadi pembicara dalam NIKKEI FORUM 26th Global Management Dialogue di Tokyo, Jepang, pada 28-29 Oktober 2024.

    Putri dalam forum ini tidak hanya mewakili Indonesia, tetapi juga ASEAN sebagai satu-satunya perwakilan Gen-Z dan pembicara termuda sepanjang sejarah forum bergengsi ini.

    Acara yang berlangsung di Imperial Hotel, Tokyo, Jepang, mengusung tema “Seize the Tide, Lead the Change,” dan dihadiri ratusan eksekutif global, termasuk CEO Microsoft Japan, President & CEO Hyundai Motor, dan CEO Inditex Group. Putri menjadi salah satu dari tiga pembicara perempuan di antara para pemimpin bisnis dunia, menyuarakan pandangan Gen-Z sebagai pasar yang berpengaruh.

    Dalam sesi “Decoding Gen-Z,” Putri berada satu panel dengan Mai Shin, Presiden GENDA Japan yang berbagi wawasan tentang cara memahami perilaku Gen-Z, terutama sebagai target pasar yang dinamis.

    Putri membahas kesuksesan AlloBank Festival yang berhasil menarik jutaan Gen-Z menjadi nasabah. Menyoroti pentingnya tentang orisinalitas, ia berkata,

    “Banyak perusahaan keliru memperlakukan Gen Z seperti konsumen lain. Authenticity itu penting, Gen Z dapat melihat saat suatu brand hanya mengejar tren tanpa ketulusan,” ujar Putri Tanjung dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/11/2024).

    Putri juga menekankan pentingnya perusahaan menyeimbangkan antara karakter Gen-Z yang mampu bergerak cepat dan efisien (agile) dengan sikap konsisten mencapai hasil yang ditetapkan.

    “Gen-Z adalah generasi yang Agile, tetapi penting bagi perusahaan untuk menyeimbangkannya dengan menanamkan konsistensi agar mereka tetap fokus dan dapat mencapai hasil yang diharapkan, dan tidak hanya sebagai agen perubahan tetapi juga sebagai pemimpin masa depan,” papar Putri Founder and Chairman CT Corp Chairul Tanjung ini.

    NIKKEI FORUM Global Management Dialogue merupakan forum CEO terbesar di Asia dan acara paling bergengsi yang diselenggarakan setiap tahun pada musim gugur oleh Nikkei Inc., media bisnis terkemuka Jepang.

    Forum ini memberikan wawasan terbaru tentang strategi bisnis di era transformasi digital dan rantai pasokan global dengan mempertemukan para pemimpin bisnis dunia untuk berbagi perspektif dari berbagai sektor industri.

    (hns/hns)

  • Wakili RI & ASEAN, Putri Tanjung Jadi Pembicara Termuda NIKKEI Forum

    Wakili RI & ASEAN, Putri Tanjung Jadi Pembicara Termuda NIKKEI Forum

    Jakarta, CNBC Indonesia – Komisaris CT Corp Putri Tanjung berbicara tentang potensi signifikan yang ditawarkan oleh Gen-Z dalam forum CEO terbesar di Asia, NIKKEI FORUM 26th Global Management Dialogue.

    Putri mendapat kehormatan menjadi pembicara dalam NIKKEI FORUM di Tokyo, Jepang, pada 28-29 Oktober 2024. Putri dalam forum ini tidak hanya mewakili Indonesia, tetapi juga ASEAN sebagai satu-satunya perwakilan Gen-Z dan pembicara termuda sepanjang sejarah forum bergengsi ini.

    Foto: ist
    Putri Tanjung Berbicara di NIKKEI FORUM 26th Global Management Dialogue Tokyo

    Forum yang berlangsung di Imperial Hotel, Tokyo, ini mengusung tema “Seize the Tide, Lead the Change,” dan dihadiri ratusan eksekutif global, termasuk CEO Microsoft Japan, President & CEO Hyundai Motor, dan CEO Inditex Group yang merupakan induk dari raksasa fashion global Zara.

    Putri yang menjadi salah satu dari tiga pembicara perempuan di antara para pemimpin bisnis dunia, dalam acara ini menyuarakan pandangan Gen-Z sebagai pasar yang berpengaruh.

    Dalam sesi “Decoding Gen-Z,” Putri berada satu panel dengan Mai Shin, Presiden GENDA Japan yang berbagi wawasan tentang cara memahami perilaku Gen-Z, terutama sebagai target pasar yang dinamis.

    Foto: ist
    Putri Tanjung Berbicara di NIKKEI FORUM 26th Global Management Dialogue Tokyo

    Putri membahas kesuksesan AlloBank Festival yang berhasil menarik jutaan Gen-Z menjadi nasabah. Menyoroti pentingnya tentang orisinalitas, ia berkata, “Banyak perusahaan keliru memperlakukan Gen Z seperti konsumen lain. Authenticity itu penting – Gen Z dapat melihat saat suatu brand hanya mengejar tren tanpa ketulusan.”

    Lebih lanjut tentang Gen-Z, ia menambahkan Gen-Z adalah generasi yang Agile. 

    “Penting bagi perusahaan untuk menyeimbangkannya dengan menanamkan konsistensi agar mereka tetap fokus dan dapat mencapai hasil yang diharapkan, tidak hanya sebagai agen perubahan tetapi juga sebagai pemimpin masa depan,” jelas Putri.

    Foto: ist
    Putri Tanjung Berbicara di NIKKEI FORUM 26th Global Management Dialogue Tokyo

    NIKKEI FORUM Global Management Dialogue merupakan forum CEO terbesar di Asia dan acara paling bergengsi yang diselenggarakan setiap tahun pada musim gugur oleh Nikkei Inc., media bisnis terkemuka Jepang. Forum ini memberikan wawasan terbaru tentang strategi bisnis di era transformasi digital dan rantai pasokan global dengan mempertemukan para pemimpin bisnis dunia untuk berbagi perspektif dari berbagai sektor industri.

    (fsd/fsd)

  • Reformasi birokrasi Pemprov Jatim berjalan lincah dan akuntabel

    Reformasi birokrasi Pemprov Jatim berjalan lincah dan akuntabel

    “Dalam lima tahun ini, sesuai kebijakan Jatim CETTAR yang digagas gubernur sebelumnya, semangat reformasi birokrasi mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan digital yang lincah, kolaboratif, dan akuntabel. Di mana birokrasi diisi oleh ASN-ASN ySurabaya (ANTARA) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyatakan reformasi birokrasi di lingkungan Pemprov Jatim berjalan lincah dan akuntabel berkat transformasi digital yang dilakukan dalam lima tahun terakhir.

    “Dalam lima tahun ini, sesuai kebijakan Jatim CETTAR yang digagas gubernur sebelumnya, semangat reformasi birokrasi mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan digital yang lincah, kolaboratif, dan akuntabel. Di mana birokrasi diisi oleh ASN-ASN yang secara penuh mengimplementasikan core value BerAKHLAK,” ujarnya di sela-sela memberangkatkan Kafilah MTQ Korpri Jatim di Surabaya, Sabtu.

    Bahkan transformasi digital yang terbangun telah mengantarkan Jatim masuk dalam 10 besar provinsi dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) terbaik nasional.

    Indeks SPBE Jatim secara konsisten berhasil meningkat, di tahun 2021 Indeks SPBE Jawa Timur berada di angka 2,83 sedangkan tahun 2022 naik menjadi 3,30. Dan di tahun 2023 Indeks SPBE Jatim memperoleh skor 3,62, dengan predikat Sangat Baik.

    Keberhasilan Pemprov Jatim dalam meningkatkan Indeks SPBE ini juga menjadi hasil wujud konkret reformasi birokrasi yang selama ini teguh dijalankan.

    Pada tahun yang sama Indeks Reformasi Birokrasi Pemprov Jatim juga mendapat predikat A dengan skor 80,56 dan terus mengalami peningkatan secara konsisten sejak tahun 2016. Sekaligus merupakan bukti percepatan pelaksanaan transformasi digital di Jawa Timur.

    Pj Gubernur juga menegaskan bahwa reformasi birokrasi yang dijalankan oleh Pemprov Jatim haruslah berdampak langsung pada masyarakat. Seperti pengentasan kemiskinan, maupun digitalisasi administrasi pemerintahan. Hal ini selaras dengan arahan Presiden RI terkait reformasi birokrasi tematik.

    “Per Maret 2024, Jawa Timur berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 9,79 persen. Ini untuk pertama kalinya angka kemiskinan di Jawa Timur tinggal 1 digit. Demikian juga untuk Kemiskinan ekstrem di Jatim, mampu turun signifikan sebesar 3,74 persen poin pada periode tahun 2020-2024 menjadi 0,66 persen,” paparnya.

    Dalam hal digitalisasi administrasi pemerintahan, Pj Gubernur menyampaikan salah satu kunci dari reformasi birokrasi ialah transformasi digital. Untuk itu, ia selalu mendorong seluruh Perangkat Daerah Pemprov Jatim untuk terus berinovasi.

    Guna mempercepat transformasi digital, Pemprov Jatim telah menetapkan Pergub Jatim No.11 tahun 2024 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Dan sebagai pelaksanaan dari Pergub tesebut telah ditetapkan Kepgub Jatim No. 100.3.3.1/111/KPTS/013/2024 tentang Tim Koordinasi SPBE Pemprov Jatim Periode Tahun 2024-2025.

    “Alhamdulillah, Pemprov Jatim baru saja mendapat penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Keberlanjutan Tahun 2024 dan Penyelenggara Inovasi Pelayanan Publik Terbaik Tahun 2024 dari Kementerian PAN-RB,” ujarnya.

    Meski demikian, dia meminta untuk tidak berpuas diri. Sebab reformasi Birokrasi harus terus didorong hingga Jawa Timur bisa mewujudkan birokrasi kelas dunia.

    “Semua dilakukan dengan orientasi akhir yakni memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat,” lanjutnya.

    Masih terkait SPBE, Adhy menjelaskan, tata kelola SPBE dilakukan dengan menyusun Arsitektur SPBE dan Peta Rencana SPBE sebagai pedoman dalam perencanaan dan penganggaran SPBE.

    Sebagai tindak lanjut dari SE Mendagri No. 000.9.3.2/92/SJ tanggal 5 Januari 2024 tentang Peran Pemerintah Daerah Dalam Percepatan Transformasi Digital dan Keterpaduan Layanan Digital Nasional dan Surat Mendagri No. 500.8.5/2887/Bangda 29 April 2024 Hal Penunjukan Pemda Piloting Pelaksanaan Kebijakan Evaluasi Belanja SPBE dan Konsolidasi Layanan Digital Pemprov Jatim telah melaksanakan Evaluasi Anggaran (clearance) SPBE untuk mewujudkan efisiensi anggaran dan mendukung sistem tata kelola pemerintahan yang terintegrasi.

    Infrastruktur yang mendukung transformasi digital di sektor pemerintahan juga telah disiapkan dengan penguatan pusat data yang telah bersertifikat ISO 27001 : 2022 dan terkoneksi dengan pusat data nasional. Pusat data ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan internal perangkat daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur namun juga beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur.

    Di sisi lain, ujar Adhy, SDM yang mendukung transformasi digital juga diperkuat dengan berbagai pelatihan baik dalam bentuk pelatihan kepemimpinan digital (Digital Leadership Academy) maupun pelatihan teknis bagi pengelola SPBE.

    Masyarakat, terutama generasi muda juga memegang peran penting dalam percepatan transformasi digital, peningkatan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan platform digital dilakukan melalui Milenial Jobs Center, Balai Latihan Kerja, dan Jatim IT Creative.

    “Sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat membangun portal nasional yang dikembangkan oleh INA DIGITAL, kami juga membangun Portal Layanan Majadigi yang telah dilaunching pada tanggal 22 Oktober lalu,” kata Adhy.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2024

  • BNI dan UI kembangkan ekosistem keuangan di lingkungan pendidikan

    BNI dan UI kembangkan ekosistem keuangan di lingkungan pendidikan

    Selain itu, BNI dan UI juga mencetuskan ide untuk menciptakan platform mobile bernama Campus Financial Ecosystem (CFEST), yang akan menjadi solusi terintegrasi bagi mahasiswa, alumni, dosen, dan karyawan UI,Jakarta (ANTARA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi mengembangkan ekosistem keuangan digital yang bertujuan untuk mewujudkan inovasi serta meningkatkan efisiensi di sektor pendidikan.

     

     

    “Kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana sinergi antara institusi pendidikan dan sektor perbankan dapat menciptakan ekosistem digital yang inovatif dan efisien, serta mendorong transformasi digital yang lebih luas di dunia pendidikan,” kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo di Jakarta, Jumat.

     

    Salah satu inovasi yang dihadirkan adalah Student Payment Center (SPC) dan Virtual Account, yang memungkinkan pembayaran dan penerimaan uang SPP secara langsung terhubung Host to Host (H2H) antara UI dan BNI.

     

    Dengan sistem itu, UI dapat langsung mengidentifikasi pembayaran mahasiswa. Hal ini juga dinilai memudahkan UI dan mahasiswanya dalam mengelola pembayaran dan penerimaan secara cepat dan efisien.

     

    Proses pengisian kartu rencana studi pun dapat langsung dilakukan setelah pembayaran dan mahasiswa bisa membayar biaya pendidikannya langsung melalui aplikasi perbankan terbaru BNI, yakni wondr by BNI.

     

    BNI juga mendukung UI melalui platform BNIdirect yang memungkinkan seluruh transaksi finansial, seperti pembayaran dan penerimaan, dapat dilakukan secara digital tanpa harus datang ke kantor cabang.

     

    “Selain itu, BNI dan UI juga mencetuskan ide untuk menciptakan platform mobile bernama Campus Financial Ecosystem (CFEST), yang akan menjadi solusi terintegrasi bagi mahasiswa, alumni, dosen, dan karyawan UI,” ujar Okki.

     

    CFEST diharapkan akan menjadi platform digital yang menggabungkan kebutuhan akademik, seperti jadwal kuliah, absensi, hingga informasi kalender akademik, dengan solusi perbankan, termasuk kartu identitas mahasiswa digital.

    Dengan desain yang sederhana dan mudah diakses, aplikasi ini diharapkan dapat mendorong terciptanya cashless society di lingkungan kampus dan meningkatkan nilai bisnis di UI.

     

    Untuk diketahui, kerja sama antara UI dan BNI telah terjalin sejak 1988. Selama lebih dari satu dekade terakhir, BNI telah memberikan solusi digital untuk berbagai kebutuhan finansial kampus, seperti pembayaran SPP, pajak, dan payroll.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tantangan Utama Digitalisasi Terabaikan di Tengah Fokus Menkomdigi Meutya Hafid

    Tantangan Utama Digitalisasi Terabaikan di Tengah Fokus Menkomdigi Meutya Hafid

    Jakarta

    Dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid akan membenahi keamanan digital bagi anak dan perempuan. Namun upaya Meutya itu masih belum menyentuh hal fundamental yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia, khususnya di industri digital.

    Pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala mengatakan sebagai tulang punggung utama digitalisasi, sektor telekomunikasi menghadapi persoalan besar, mulai dari keterbatasan infrastruktur, ketidakmerataan akses di daerah terpencil, hingga persaingan ketat antara operator telekomunikasi lokal dan platform over the top (OTT), seperti Google, Netflix, Meta, dan lainnya.

    “Kapasitas Menkomdigi harus di-upgrade agar dapat memenuhi objektif Presiden Prabowo dan tantangan industri digital nasional di tengah serbuan perusahaan multi nasional. Sehingga program Menkomdigi harus lebih substantif tidak hanya dipermukaan saja, kan Kemenkominfo sebelumnya sudah membuat Visi Indonesia Digital 2045 sehingga program Menkomdigi seharusnya mengacu pada perencanaan tersebut,” ucap Kamilov, Jumat (1/11/2024).

    Mantan Komisioner BRTI ini mengingatkan bahwa infrastruktur adalah fondasi yang sangat penting untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    Sesuai dengan rencana VID 2045, di mana pada tahun 2025 hingga 2029 adalah fase awal yang dirancang khusus untuk pembangunan infrastruktur digital, agar pada akhirnya Indonesia dapat menikmati ekosistem digital yang mapan dan dapat bersaing secara global pada tahun 2045.

    Maka dari itu, kata Kamilov, segala upaya Komdigi seharusnya diarahkan ke pembangunan fondasi infrastruktur yang dapat menopang ekosistem digital dalam jangka panjang sehingga dapat mewujudkan kemandirian tanpa bergantung oleh Asing.

    “Presiden Prabowo menginginkan agar Indonesia tak didikte oleh Asing. Salah satu untuk menjaga keamanan suatu negara yang sudah dilakukan oleh Cina adalah dengan menggunakan seluruh sumberdaya yang ada untuk kebutuhannya sendiri,”kata Kamilov.

    Agar objektif Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang berdaulat penuh, Kamilov merekomendasikan agar Menkomdigi dapat melakukan penjaringan aspirasi dari pelaku industri dan asosiasi terkait, seperti Mastel, ATSI, APJII, dan ATVSI.

    “Pertemuan dengan asosiasi ini perlu dilakukan untuk menyerap aspirasi dan masalah yang tengah dihadapi industri. Karena perubahan teknologi sangat cepat, maka diperlukan komunikasi yang intensif antara Menkomdigi dan pelaku usaha agar dapat membuat regulasi yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ucapnya.

    Lanjut Kamilov, saat ini industri di bawah naungan Kemenkomdigi makin lama makin menciut karena makin banyak direduksi oleh regulasi yang dibuat yang memberatkan mereka berusaha. Padahal OTT global mendapatkan manfaat dari keberadaan infrastruktur digital di Indonesia.

    Penjaringan aspirasi langsung dari pelaku industri penting agar kebijakan yang diambil dapat menjawab tantangan riil. Sehingga nantinya Menkomdigi dapat membuat regulasi yang dapat membantu pelaku usaha nasional. Jangan hanya pelaku usaha global saja yang diberikan kemudahan. Keberpihakan pemerintah kepada pelaku usaha nasional juga dibutuhkan. Sehingga nantinya ada keseimbangan antara OTT global dengan pelaku usaha nasional.

    “Menkomdigi harus seperti ibu yang mau mendengar permasalahan yang dihadapi anak-anaknya. Ibu yang baik itu harus dapat melindungi anak-anaknya,”pungkas Kamilov.

    (agt/rns)

  • Infomedia Sukses Gelar INFINITE Conference 2024, Kupas Revolusi AI untuk Pertumbuhan Bisnis – Page 3

    Infomedia Sukses Gelar INFINITE Conference 2024, Kupas Revolusi AI untuk Pertumbuhan Bisnis – Page 3

    Penerapan teknologi dan inovasi AI juga merupakan langkah Telkom Group dalam mendukung transformasi digital di Indonesia.

    “Peningkatan kapabilitas AI di Telkom Group dilakukan melalui berbagai pengembangan teknologi, Telkom sendiri berkomitmen untuk mengembangkan berbagai solusi digital yang relevan dengan kebutuhan pasar, hingga mampu menghadapi tantangan di masa depan,” kata Direktur Group Business Development Telkom Honesti Basyir.

    Direktur Eksekutif Forum Human Capital Indonesia Lieke Roosdianti mengutarakan AI dan automation kini menjadi kebutuhan utama dalam modernisasi proses bisnis, terutama di bidang rekrutmen.

    “Dengan kemampuannya sebagai media cerdas, AI tidak hanya membantu mempercepat pekerjaan repetitif, tetapi juga mengubah proses klerikal menjadi lebih efisien dan akurat, mendorong transformasi digital yang lebih cepat dan efektif,” kata Lieke Roosdianti.

    Dalam penerapan teknologi AI dan Automation pada proses Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) beberapa waktu lalu, proses rekrutmen dari ribuan data pelamar dapat dilakukan dengan lebih singkat sehingga tahapan proses screening dapat berlangsung 10x lebih cepat, secara akurasi dapat meningkat hingga 98%, dan tentunya meningkatkan produktivitas HR yang menjalankan proses ini.

    Penggunaan AI juga semakin optimal untuk meminimalisasi adanya fraud dalam proses online test. AI dapat melakukan proses pencocokan wajah pelamar dengan foto pada KTP, mendeteksi adanya orang lain atau perilaku yang mencurigakan pada saat online test.

    Tak hanya insight dan diskusi, konferensi INFINITE juga menyajikan experience center yang memperkenalkan mekanisme terkini dalam penerapan teknologi 3A untuk menghadirkan experience. Hal ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk langsung merasakan inovasi yang ditawarkan dan bagaimana implementasinya dapat meningkatkan proses bisnis mereka.

    Secara keseluruhan, konferensi INFINITE mencerminkan komitmen Infomedia untuk terus berinovasi dan mendukung perusahaan bertransformasi digital pada proses bisnisnya. Dengan langkah ini, diharapkan perusahaan dapat bertransformasi menjadi lebih efisien, dalam memperoleh experience dan berdaya saing tinggi di pasar global yang semakin kompetitif.

     

    (*)

  • Perkuat Fundamental, BRI Cetak Laba Rp 45,36 T di Triwulan III 2024

    Perkuat Fundamental, BRI Cetak Laba Rp 45,36 T di Triwulan III 2024

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan kinerja positif di tengah dinamika ekonomi global dan kondisi ekonomi domestik yang masih penuh dengan tantangan. Dengan fokus memperkuat fundamental kinerja, hingga akhir Triwulan III 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 45,36 triliun.

    Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso pada press conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2024 di Jakarta (30/10). Dalam paparannya, Sunarso menyampaikan bahwa ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan adalah hasil dari fundamental bisnis yang kuat.

    “Capaian tersebut tidak terlepas dari fokus BRI yang secara konsisten memperkuat fundamental kinerja, serta melakukan strategic response yang tepat dalam menghadapi berbagai dinamika pasar”, ungkap Sunarso, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10/2024).

    Dari sisi intermediasi, hingga akhir September 2024 BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 1.353,36 triliun atau tumbuh 8,21% secara year on year (yoy). Dari total penyaluran kredit tersebut, 81,70% di antaranya atau sekitar Rp 1.105,70 triliun merupakan kredit kepada segmen UMKM.

    Penyaluran kredit yang tumbuh positif tersebut juga membuat aset BRI tercatat meningkat 5,94% yoy menjadi sebesar Rp1.961,92 trilliun. Dukungan BRI kepada segmen UMKM menjadi prioritas utama dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.

    “BRI hadir untuk memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui pemberdayaan UMKM, BRI mengambil peran dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” ujar Sunarso.

    Dengan penyaluran kredit yang terus tumbuh, BRI juga mampu mengelola kualitas asetnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari rasio Non Performing Loan (NPL) BRI yang membaik. NPL pada Triwulan III 2024 tercatat sebesar 2,90% atau membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 3,07%.

    Di samping NPL, perseroan juga berhasil mencatat rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik, dari semula 13,80% pada akhir Triwulan III 2023 menjadi 11,66% pada akhir Triwulan III 2024.

    Penurunan rasio NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelolaan manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. BRI secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi Early Warning System untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin.

    Selain itu, BRI juga memperkuat tim recovery untuk mengelola kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien. Di samping kualitas kredit yang semakin membaik, BRI juga tetap mempersiapkan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 215,44%.

    “BRI telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko, mulai dari selective growth, pemantauan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan, hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah,” tambah Sunarso.

    Sementara itu, dari sisi liabilities BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.362,42 triliun atau tumbuh 5,59% yoy. Komposisi dana murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan porsi mencapai 64,17% atau meningkat dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 63,64%.

    Salah satu faktor utama dalam peningkatan penghimpunan dana murah adalah transformasi digital yang dilakukan BRI. Melalui super apps BRImo, BRI telah menciptakan solusi perbankan yang terintegrasi dan mudah diakses oleh nasabah kapan saja dan di mana saja.

    Inovasi ini terbukti mampu mendorong peningkatan jumlah nasabah tabungan, khususnya di kalangan milenial dan generasi muda yang semakin digital-savvy. Hingga akhir September 2024 tercatat pengguna BRImo telah mencapai 37,14 juta user dengan volume transaksi mencapai Rp4.034 triliun atau tumbuh 35,20% yoy.

    Melalui pengembangan layanan hybrid bank, BRI juga telah memperluas jangkauan perbankan ke segmen-segmen masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani secara optimal, termasuk masyarakat di daerah terpencil melalui AgenBRILink. Hal ini sesuai dengan misi BRI untuk mendukung inklusi keuangan nasional serta memperkuat ekonomi kerakyatan melalui konsep sharing economy.

    Tercatat hingga akhir September 2024 BRI telah memiliki lebih dari 1,02 juta AgenBRILink yang tersebar di 62.227 desa di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari hingga September 2024, agen-agen tersebut berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp1.170 triliun yang berasal dari 859 juta transaksi finansial.

    Pada kesempatan tersebut, Sunarso juga menjelaskan capaian kinerja positif BRI hingga Triwulan III 2024 tersebut juga didukung kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, Dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada di level 89,18% serta Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai sebesar 26,76%.

    “Ke depan, BRI akan terus mengelola likuiditas yang prudent untuk memastikan BRI siap menghadapi tantangan ekonomi global maupun domestik. Dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, BRI masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh lebih baik,” ujar Sunarso.

    Sunarso pun optimis dapat menutup tahun 2024 dengan capaian positif.

    “BRI optimis dapat menutup tahun 2024 ini dengan kinerja positif, utamanya dengan fokus memperkuat fundamental kinerja dan membentuk ketangguhan sehingga BRI selalu siap menghadapi berbagai tantangan, baik yang berasal dari global maupun domestik,” pungkasnya.

    Lihat Video: BRILiaN Fest 2023 : 50 Ribu Insan BRILiaN Berkumpul Di GBK

    (anl/ega)

  • BAZNAS ungkap kiat sukses pengumpulan zakat dan infak perusahaan

    BAZNAS ungkap kiat sukses pengumpulan zakat dan infak perusahaan

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    BAZNAS ungkap kiat sukses pengumpulan zakat dan infak perusahaan
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Selasa, 29 Oktober 2024 – 19:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengungkapkan kiat-kiat sukses dalam pengumpulan zakat dan infak perusahaan.

    Hal tersebut mengemuka pada Pengajian BAZNAS Selasa Pagi yang diselenggarakan Pusdiklat BAZNAS RI dengan Tema “Sukses Pengumpulan Zakat Infak Perusahaan (Fundraising CSR)” disiarkan melalui BAZNAS TV, Selasa (29/10).

    Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen M.S., M.Ec., menjelaskan zakat perusahaan merupakan zakat yang wajib dikeluarkan atas hasil usaha yang telah memenuhi ketentuan zakat yakni telah mencapai nisab (batas minimal zakat) sebesar 85 gram emas dan telah mencapai haul (satu tahun). 

    Zakat perusahaan ini, kata Prof. Nadra dapat membawa manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan, yakni membantu mengurangi kemiskinan serta memberikan masa depan yang lebih berkah bagi perusahaan dan seluruh karyawan yang bekerja di dalamnya.

    “Sehingga dibutuhkan strategi pengumpulan yang baik agar zakat perusahaan dapat dikelola dengan maksimal,” kata Prof Nadra.

    Sementara itu, Deputi BAZNAS RI Bidang Pengumpulan Arifin Purwakananta menyampaikan beberapa tips dalam menggalang zakat perusahaan.

    “Pertama, sosialisasi dan edukasi zakat perusahaan. Banyak perusahaan yang harus diingatkan, maka jangan sampai BAZNAS tidak mengajak mereka tentang kewajiban berzakat. Beri penjelasan bahwa bisa berzakat perusahaan melalui BAZNAS,” kata Arifin.

    Kedua, lanjut Arifin, pendekatan personal dan layanan program yang sesuai misi perusahaan. “Kita harus bertemu dengan pengambil keputusan di perusahaan dengan memberikan informasi dan menawarkan ajakan berzakat,” ujarnya.

    “Ketiga, pemberian label taat zakat dan insentif pengurang obyek pajak. Ini perlu dilakukan agar mereka mendapat reward dan insentif bahwa mereka telah melaksanakan zakat perusahaan,” imbuhnya.

    Arifin menambahkan, kiat keempat, laporan transparan dan akuntabilitas. “Jangan sampai tidak ada laporan. Ini menjadi reputasi BAZNAS untuk bisa membangun kepercayaan kepada perusahaan.” 

    “Kelima, penghargaan untuk perusahaan yang berzakat. Bisa dengan memberikan reward maupun sertifikat yang secara konsisten menunaikan zakat,” jelasnya.

    Adapun poin keenam, integrasi dengan program CSR perusahaan. “BAZNAS bisa bekerja sama dengan perusahaan untuk menyelaraskan zakat dengan program CSR perusahaan,” pungkasnya.

    Sumber : Elshinta.Com