Topik: transformasi digital

  • Perluas Investasi, Raksasa Industri Jerman Bangun Pabrik Baru di RI

    Perluas Investasi, Raksasa Industri Jerman Bangun Pabrik Baru di RI

    Cikarang, Beritasatu.com – Perusahaan raksasa industri asal Jerman, Bosch, terus memperluas bisnisnya di Indonesia dengan membangun fasilitas pabrik manufaktur di Cikarang. Langkah ini diambil karena Indonesia dinilai memiliki basis konsumsi yang besar, tenaga kerja muda yang produktif, dinamis, dan melek teknologi.

    President of Bosch for Southeast Asia, Vijay Ratnaparkhe, menjelaskan bahwa Bosch telah hadir di Indonesia sejak 1919 untuk ekspansi penjualan dan membuka kantor pada 2008. Pada 2013, Bosch mendirikan pabrik pertamanya yang memproduksi komponen otomotif.

    “Terobosan hari ini menandai babak baru bagi Bosch. Ini adalah konfirmasi dari komitmen kami yang berkelanjutan kepada Indonesia. Fasilitas manufaktur baru akan memungkinkan kami memenuhi permintaan masyarakat Indonesia yang terus berkembang dan mendukung kebutuhan produksi seluruh divisi Bosch dalam satu atap,” kata Vijay di Cikarang, Rabu (19/11/2025).

    Vijay menambahkan, ekspansi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan pemerintah daerah dan masyarakat lokal yang telah menciptakan iklim investasi semakin ramah bisnis.

    “Indonesia berkontribusi pada strategi global Bosch. Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, basis konsumen yang luas serta tenaga kerja yang muda dan paham teknologi menjadi fondasi kuat bagi ekspansi berkelanjutan kami,” ujarnya.

    Selain iklim industri yang terus berkembang, perekonomian Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang kuat dengan pertumbuhan stabil sekitar 5% dari tahun ke tahun, meski menghadapi ketidakpastian global dan perubahan dinamika geopolitik.

    “Ini memperkuat keyakinan kami bahwa berinvestasi lebih dalam di Indonesia bukan hanya keputusan yang tepat, tetapi juga tepat waktu. Pada tahap ekspansi berikutnya, ada dua bidang utama yang akan kami fokuskan,” jelasnya.

    Bosch juga berkomitmen mengembangkan kompetensi teknis talenta lokal di bidang teknologi manufaktur sebagai bagian dari kontribusi perusahaan memperkuat kapabilitas nasional.

    Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ralf Beste, menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jerman sebagai mitra strategis.

    Dengan potensi ekonomi yang terus bertumbuh dan demografi muda yang dinamis, kedua negara dinilai memiliki peluang besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
    Selain itu, pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) membuka akses pasar lebih luas dan memperkuat integrasi rantai pasok, sehingga mendorong investasi dan inovasi di sektor industri kedua negara.

    “Kerja sama ini juga mendukung program Kementerian Perindustrian, Making Indonesia 4.0, yang bertujuan mempercepat transformasi digital industri nasional dan meningkatkan daya saing global,” pungkasnya.

  • Garudafood Edukasi Mahasiswa ITB soal Mindful People dan Keberlanjutan

    Garudafood Edukasi Mahasiswa ITB soal Mindful People dan Keberlanjutan

    Bisnis.com, BANDUNG – Direktur Utama PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), Hardianto Atmadja, membagikan pengalaman kepemimpinan dan transformasi bisnis dalam kuliah umum bertajuk “Lead with Actions: Kepemimpinan Adaptif dan Tangguh di Industri Nyata” yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (19/11).

    Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini diikuti sekitar 1.000 mahasiswa lintas jurusan dan fakultas, baik yang hadir langsung di Aula Barat ITB, maupun yang mengikuti secara daring dari Kampus Jatinangor dan Cirebon, Jawa Barat. Kuliah umum turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi, Dr. Andryanto Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn., serta pejabat rektorat lainnya. Hadir pula M. Ikhsan Soemantoro, Vice President of Production Trans7 yang memaparkan pandangan mengenai dinamika industri kreatif di Indonesia.

    Dalam pemaparannya, Hardianto Atmadja menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif di tengah era digital yang penuh disrupsi. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya dituntut unggul secara akademis, namun juga mampu beradaptasi secara sosial dan profesional.

    “Kepemimpinan bukan hanya soal posisi atau titel, namun tentang bagaimana seseorang mampu memberi arah dan makna di tengah perubahan. Pemimpin itu tidak hanya berbicara tentang visi, tetapi juga menunjukkan langkah konkret yang menginspirasi orang lain untuk ikut bergerak,” ujar Hardianto.

    Sebagai alumnus Fakultas Teknik Industri ITB, Hardianto juga menginspirasi mahasiswa untuk terus mengembangkan diri dan siap menghadapi tantangan lintas industri dengan semangat kolaboratif dan nilai-nilai keberlanjutan.

    Transformasi dan Strategi Garudafood

    Hardianto turut membagikan perjalanan panjang Garudafood, perusahaan asli Indonesia yang bermula dari bisnis keluarga di Pati, Jawa Tengah, hingga menjadi salah satu perusahaan publik terkemuka di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Garudafood mencatat pertumbuhan penjualan dan laba yang konsisten dan sehat hingga menembus lebih dari Rp 12 triliun pada fiscal year (FY) 2024, sebuah tonggak baru bagi perusahaan.

    Pencapaian tersebut tidak lepas dari strategi “open platform and collaboration” yang dikedepankan Hardianto, dengan semangat inovasi yang tidak hanya menyentuh pengembangan produk, namun juga proses bisnis dan sistem operasional secara menyeluruh. Garudafood juga terus mempercepat transformasi digital dan menerapkan teknologi tepat guna untuk memperkuat efisiensi, ketepatan proses, dan daya saing perusahaan di pasar yang kian kompetitif.

    Meski telah mencatat berbagai prestasi, Garudafood menyadari bahwa perjalanan menuju perusahaan global masih terus berlanjut. Dalam proses tersebut, perusahaan berkomitmen menjaga tata kelola yang baik (good corporate governance), mengedepankan praktik bisnis berkelanjutan, serta memperkuat kolaborasi dengan mitra lokal maupun internasional.

    “Di balik keberhasilan Garudafood, manusia menjadi elemen utama. Melalui konsep Mindful People, kami berupaya membentuk individu yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga memiliki kesadaran, kepedulian, dan nilai-nilai keberlanjutan,” jelasnya.

    Hardianto menjelaskan bahwa Garudafood mengusung strategi berorientasi konsumen yang dirumuskan melalui prinsip 3B, 3G, dan 3V. Ketiga prinsip ini dirancang saling berkaitan dan menjadi landasan perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Prinsip 3B meliputi best brand, best value, dan best network, yang menjadi dasar terciptanya pertumbuhan bisnis yang sehat.

    Sementara itu, prinsip 3G memastikan peningkatan (growth) arus kas, laba, dan penjualan. Untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang, Garudafood menyeimbangkan prinsip 3B dan 3G dengan prinsip 3V. Prinsip 3V menekankan environment & social value, employee value, dan shareholder value.

    Prestasi dan Komitmen Garudafood terhadap Prinsip Keberlanjutan

    Garudafood meraih sejumlah penghargaan penting berkat kepemimpinan Hardianto. Pada tahun 2024, Garudafood masuk dalam daftar “Fortune Southeast Asia 500” sebagai salah satu perusahaan dengan performa keuangan terbaik di kawasan ASEAN. Garudafood juga dinobatkan oleh Newsweek dan Statista sebagai salah satu perusahaan paling terpercaya di dunia melalui penghargaan “World’s Most Trustworthy Companies”. Pada 2025, Garudafood kembali masuk dalam “Fortune Indonesia 100”, yang mengapresiasi perusahaan dengan pendapatan terbesar di Indonesia.

    Selain menjaga pertumbuhan bisnis, Garudafood konsisten menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan melalui program “Sahabat Inspirasiku”. Salah satu wujud nyata program ini adalah penyelenggaraan kuliah umum di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang interaksi antara dunia akademik dan industri, tetapi juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, membangun kesiapan profesional, serta memahami dinamika dunia kerja secara langsung.

    Melalui kuliah umum ini, Garudafood menghadirkan materi yang relevan dengan kebutuhan industri dan dunia kerja masa kini. Para mahasiswa mendapatkan pembekalan berupa pengalaman praktis, inspirasi kepemimpinan, serta perspektif bisnis langsung dari para pemimpin perusahaan nasional.

    Inisiatif ini sekaligus menegaskan komitmen Garudafood dalam mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia. Perusahaan berharap kegiatan ini dapat mendorong lahirnya lulusan yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tengah tantangan era digital dan disrupsi industri yang terus berkembang.

  • 10 Kelas Online Gratis dari Shopee untuk Tingkatkan Bisnis Digital

    10 Kelas Online Gratis dari Shopee untuk Tingkatkan Bisnis Digital

    Jakarta

    Sampai dengan tahun 2025, ada lebih dari 64 juta pengusaha UMKM di Indonesia, namun baru sekitar 25 juta UMKM yang terdigitalisasi. Keterampilan dan literasi digital yang masih kurang memadai menjadi tantangan bagi UMKM dalam utilisasi teknologi digital untuk mengembangkan bisnis.

    Kolaborasi strategis antara pemerintah dengan pihak swasta, khususnya platform ecommerce menjadi langkah efektif untuk meningkatkan akses digitalisasi dengan menjangkau UMKM di berbagai wilayah, dari kota besar hingga daerah terpencil.

    “Transformasi digital saat ini menjadi kunci pertumbuhan UMKM, dari 64,2 juta UMKM di Indonesia, sekitar 25 juta telah onboarding ke ecommerce, nah ini mencerminkan kemampuan adaptasi UMKM terhadap perubahan zaman,” jelas Deputi Usaha Kecil Kementerian UMKM RI, Temmy Satya Permana di acara peluncuran Kampus UMKM Shopee kelas online edisi spesial 10th birthday Shopee.

    Digitalisasi menjadi keniscayaan bagi bisnis lokal untuk membuka akses pasar yang jauh lebih luas di dalam negeri hingga menembus pasar global. “Adopsi teknologi digital bukan sebatas transisi toko fisik ke online, tetapi juga pemanfaatan teknologi digital dalam seluruh operasional bisnis, mulai dari proses pengelolaan toko, pemasaran produk, sampai peningkatan pengalaman pelanggan untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

    Namun, salah satu hambatan terbesar digitalisasi UMKM adalah kurangnya penguasaan teknologi digital. Program pelatihan dan pendidikan yang berfokus pada literasi dan keterampilan digital menjadi jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.

    Ketika UMKM di pelosok desa dibekali pengetahuan tentang cara mengambil foto produk yang menarik, cara mengelola inventaris melalui aplikasi, atau cara menggunakan sistem pembayaran digital, mereka tidak hanya terhubung ke internet, tetapi juga terhubung ke pasar global.

    Sebagai salah satu platform e-commerce di Indonesia, Shopee punya fasilitas pelatihan digital melalui program Kampus UMKM Shopee yang dapat diakses pengusaha lokal secara gratis. Deputy Director of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira memaparkan sejak program ini berjalan tahun 2021, ada jutaan UMKM yang mendapatkan pelatihan digital mengenai optimalisasi pengelolaan toko, pemanfaatan fitur Shopee, dan sebagainya.

    Radynal menegaskan sejak awal Kampus UMKM Shopee hadir dengan satu tujuan yaitu memperluas akses edukasi digital bagi pengusaha UMKM di seluruh Indonesia.

    “Kami percaya, ketika UMKM punya akses pada ilmu dan teknologi, mereka bisa berkembang lebih cepat dan membuka akses pasar lebih luas,” jelas Radynal.

    Menandai ulang tahun ke-10, Shopee menghadirkan program pelatihan edisi khusus bertajuk Kampus UMKM Shopee Kelas Online Edisi Spesial Shopee 10th Birthday. Program ini menghadirkan 10 kelas pelatihan online dengan tema spesial yang bisa diikuti para pelaku UMKM secara gratis.

    “Sejak didirikan pada 2021, Kampus UMKM Shopee menjadi bukti komitmen kami dalam memperluas edukasi untuk pengembangan UMKM lokal. Di edisi spesial ini, kami menghadirkan materi pelatihan yang lebih komprehensif, dan dihadirkan secara online supaya semua UMKM bisa mendapatkan aksesnya dengan mudah,” tambah Radynal.

    Fitur dan Program Tingkatkan Potensi Penjualan Secara Optimal

    10 sesi dan topik ini diberikan oleh top Shopee seller, seller mentor, serta para ahli di bidangnya, dari tanggal 18 November – 9 Desember 2025 secara GRATIS dan melalui kanal online, sehingga UMKM dari berbagai penjuru Indonesia bisa dengan mudah mengaksesnya.

    Di kelas online edisi spesial 10 tahun Shopee yang diluncurkan mulai hari ini, beberapa sesi yang dapat diikuti antara lain Sesi Temukan Fitur Unggulan untuk Promosi, Sesi Shopee Live & Shopee Video, Sesi Affiliate Marketing Solution, serta Sesi Pemanfaatan Fitur Iklan di Shopee.

    Di hari ini, 18 November, ratusan UMKM hadir secara online pada sesi ‘Temukan Fitur Unggulan yang Tepat untuk Promosi’, yang telah disampaikan oleh Shopee Seller Management tim dan dua Penjual Unggulan Shopee, yakni Hirakiya dan Merche.id.

    Sesi Shopee Live & Shopee Video juga akan hadir pada 19 November, mengupas tuntas terkait kiat-kiat memanfaatkan konten interaktif untuk menjangkau lebih banyak pembeli serta membangun engagement secara real-time. Berikutnya, sesi Affiliate Marketing Solution (AMS), juga akan digelar pada 25 November, bersama MOP Beauty, yang akan membahas bagaimana kolaborasi dengan kreator dapat memperluas jangkauan dan mendorong konversi secara lebih optimal.

    Dilanjutkan dengan 3 Desember, melalui sesi ‘Strategi Meningkatkan Penjualan dengan Fitur Iklan di Shopee’ yang akan dibawakan oleh Tim Shopee, Penjual Unggulan (top Seller) Shopee, dan Seller Mentor Dedy Liem.

    Keempat sesi dan topik pilihan ini dapat menjadi manfaat bagi pengusaha UMKM yang ingin berkembang dengan potensi peningkatan penjualan melalui tren dan kebutuhan perilaku konsumen di Indonesia.

    Maksimalkan Potensi Melalui Pengoptimalisasian Operasional Toko

    Rangkaian pelatihan ini juga menghadirkan beberapa sesi yang relevan untuk menjawab kebutuhan optimalisasi operasional toko melalui Sesi Pengelolaan Stok & Gudang dan Sesi Strategi Pemanfaatan AI.

    Di sesi ‘Pengelolaan Stok & Gudang’ yang akan hadir pada 20 November, Penjual akan dipandu oleh Juara 1 Jagoan UMKM Shopee Naik Kelas untuk memahami cara mengatur stok secara lebih rapi dan efisien. Penjual juga berkesempatan untuk belajar kiat memanfaatkan teknologi dalam operasional toko.

    Melalui sesi ‘Strategi Pemanfaatan AI’ pada 4 Desember, penjual akan dipandu secara langsung oleh Head of Product Shopee Indonesia untuk bisa mengintegrasikan teknologi AI dalam keseharian operasional toko masing-masing.

    Jangkau Lebih Banyak Pelanggan hingga Tembus Pasar Ekspor

    Sesi dan topik yang tak kalah penting adalah mengenai bagaimana UMKM dapat mengembangkan bisnis melalui produk yang inovatif hingga merambah ke pasar global.

    Sesi ‘Program Ekspor Shopee’ pada 2 Desember yang dibawakan oleh tim ekspor Shopee bersama dengan penjual yang telah berhasil ekspor, akan membahas cara memanfaatkan fitur ekspor agar dapat secara optimal memasarkan produk lokal ke luar negeri secara mudah, yang tentunya diharapkan bisa meningkatkan potensi penjualan produk penjualan toko.

    Tidak kalah penting, pada 9 Desember, sesi ‘Strategi Inovasi Produk untuk Bersaing di Pasar Nasional’ yang dibawakan oleh Juara 2 Jagoan UMKM Naik Kelas bersama SMESCO, memberikan tips bagi penjual dalam membuat produk sesuai pasar nasional. Selanjutnya, berbagai aspek legalitas dan perizinan bagi pelaku UMKM juga akan dibahas pada 26 November yang akan dibawakan oleh tim perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

    Bagi para pelaku UMKM dan pengusaha lokal yang berminat untuk mengikuti sesi pelatihan Kampus UMKM Kelas Online Edisi Spesial Shopee 10th Birthday, pendaftaran dapat dilakukan melalui tautan berikut: https://shopee.co.id/m/kampus-UMKM-Shopee.

    (akd/ega)

  • BRI Dorong Transformasi Teknologi UMKM Naik Kelas Lewat PRABU Expo 2025

    BRI Dorong Transformasi Teknologi UMKM Naik Kelas Lewat PRABU Expo 2025

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan komitmennya dalam memperkuat daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui partisipasi dalam kegiatan Produk Anak Bangsa Unggulan (PRABU) Expo 2025 yang digelar oleh Kementerian UMKM di Jakarta pada 5 – 6 November 2025.

    Mengusung tema ‘Produk Anak Bangsa, Unggul dan Berdaya Saing’, kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memperkenalkan inovasi teknologi produksi sekaligus memperluas kolaborasi antar pelaku usaha, lembaga keuangan, riset, dan pemerintah. Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza dalam sambutannya menegaskan pentingnya penguatan teknologi produksi agar UMKM Indonesia tidak tertinggal di tengah disrupsi digital dan kompetisi global.

    “Penguatan teknologi produksi adalah langkah strategis agar produk lokal mampu bersaing dan mengambil peran lebih besar, baik di pasar dalam negeri maupun internasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).

    Sebagai bank dengan mandat utama memperkuat ekonomi kerakyatan, BRI terus konsisten menghadirkan solusi pembiayaan dan pendampingan bagi pelaku usaha kecil agar dapat naik kelas. Dalam ajang ini, BRI menampilkan UKM binaan terkurasi yang telah berhasil memanfaatkan teknologi produksi dan digitalisasi dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

    Corporate Secretary BRI, Dhanny menyampaikan bahwa dukungan terhadap kegiatan PRABU Expo merupakan wujud nyata sinergi BRI dengan pemerintah dalam mempercepat adopsi teknologi di sektor UMKM.

    “Melalui partisipasi BRI di PRABU Expo, kami ingin menegaskan komitmen BRI untuk terus mendorong transformasi digital dan inovasi teknologi bagi pelaku UMKM. Kami percaya, penguatan kapasitas dan modernisasi produksi adalah kunci agar UMKM Indonesia semakin berdaya saing,” ungkap Dhanny.

    Partisipasi BRI dalam PRABU Expo 2025 mencerminkan semangat perusahaan dalam memperkuat ekosistem ekonomi kerakyatan yang modern dan inklusif.

    “Melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, BRI terus berkomitmen untuk mendorong UMKM tumbuh lebih kuat, tangguh, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global”, ungkap Dhanny.

    Dalam rangkaian acara tersebut, turut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian UMKM, Bank Indonesia (BI), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengenai sinergi pengembangan UMKM dalam pembiayaan, riset, dan inovasi produksi.

    Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menegaskan pentingnya penguatan kapasitas, perluasan akses pasar, serta digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung akselerasi UMKM naik kelas. Sementara Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyoroti pentingnya riset terapan agar komoditas lokal memiliki nilai tambah dan daya saing di pasar global.

    Melalui PRABU Expo, pemerintah memperkenalkan skema Kredit Investasi Padat Karya (KUR Padat Karya) dengan target penyaluran Rp20 triliun pada 2025 guna membantu UMKM bertransformasi menuju teknologi modern serta memperluas penyerapan tenaga kerja. Selain itu, program Help Me Grow juga diluncurkan untuk memfasilitasi bantuan alat dan mesin produksi bagi UMKM terpilih dengan dukungan lembaga keuangan, BUMN, dan industri besar.

    Selain menghadirkan booth pameran dan layanan konsultasi pembiayaan, BRI juga berpartisipasi dalam sesi business matching yang mempertemukan pelaku UMKM dengan investor, supplier, dan marketplace, baik dari dalam maupun luar negeri. Kegiatan ini menjadi momentum kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat terwujudnya ekosistem UMKM yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

    (akd/ega)

  • Ekonomi Indonesia 2025: Antara ‘Mimpi’ dan Realita

    Ekonomi Indonesia 2025: Antara ‘Mimpi’ dan Realita

    Jakarta

    Proyeksi ekonomi Indonesia 2025 kurang menggembirakan. Hal ini tercermin dalam perkiraan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) bahwa perekonomian Indonesia hanya bisa tumbuh 4,9% tahun 2025. Angka ini jauh dari “mimpi” pemerintah sebesar 6 – 8% hingga tahun 2029.

    Sementara, World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2025 dari International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sekitar 4,9%. Proyeksi ini lebih tinggi 0,1% dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,8% tahun 2025.

    Selanjutnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dalam rentang 4,6 – 5,4%. Di sisi lain, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi secara nasional sekitar 5,2% tahun 2025 yang jauh lebih tinggi dari proyeksi World Bank (WB) sebesar 4,8%.

    Jika diamati pertumbuhan secara tahunan (year-on-year) per kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama hanya 4,87%, meningkat menjadi 5,12% pada kuartal kedua dan melambat menjadi 5,04% pada kuartal ketiga tahun 2025. Realisasi pertumbuhan kuartal ketiga lebih tinggi dibandingkan konsensus ekonom sebesar 5,0%.

    Pelambatan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal ketiga disebabkan oleh penurunan pertumbuhan investasi, yaitu dari 6,99% pada kuartal kedua menjadi hanya 5,04% pada kuartal ketiga tahun 2025. Hal ini, sejalan dengan besarnya proporsi investasi terhadap Gross Domestic Product (GDP) yang hanya 31,48%, sehingga dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebesar 6,245 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,04%.

    Syarkawi Rauf Foto: detikcom/Reno Hastukrisnapati Widarto

    Jika besaran investasi sebagai proporsi terhadap GDP, paling tinggi sekitar 33,22% dengan angka ICOR sebesar 6,245, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat 2025 diperkirakan maksimum hanya sekitar 5,32%.

    Secara tahunan, masih merujuk pada angka ICOR, yaitu rasio antara investasi per GDP terhadap pertumbuhan output. Dengan angka ICOR sebesar 6,245 dan%tase investasi terhadap GDP sekitar 31 – 32%, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2025 hanya akan berada pada rentang antara 4,96 – 5,12%.

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 masih jauh dari visi jangka panjang pemerintahan Prabowo sekitar 6 – 8%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 juga lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2%.

    Stagnasi Ekonomi

    Stagnasi pertumbuhan ekonomi nasional di sekitar angka 5,0% disebabkan oleh tingginya inefisiensi perekonomian nasional. Hal ini tercermin pada angka ICOR tahun 2025 yang diperkirakan sebesar 6,245.

    Angka ICOR Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam yang hanya 4,6%, Thailand 4,4%, Malaysia 4,5%, dan India 4,5%. Hal ini mencerminkan bahwa perekonomian Indonesia jauh lebih boros, yaitu membutuhkan lebih banyak barang modal atau investasi untuk menghasilkan satu unit tambahan output.

    Sebagai perbandingan, dalam kasus India, proporsi investasi terhadap GDP relatif sama dengan Indonesia, yaitu 31,2%. Namun, dengan angka ICOR yang lebih rendah, hanya 4,5, pertumbuhan ekonomi India jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yaitu sebesar 6,93%.

    Target pemerintah India hingga tahun 2030 adalah menurunkan angka ICOR menjadi hanya 2,7 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 10%. Dimana, kebutuhan investasi untuk mencapai pertumbuhan 10% hanya sekitar 27% dari GDP India.

    Hal ini kontras dengan Indonesia, dengan ICOR sebesar 6,245 maka untuk mencapai pertumbuhan 8,0% saja maka kebutuhan investasinya jauh lebih besar, yaitu sebesar 49,96% dari GDP. Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 6 – 8%?

    Langkah paling penting adalah mendorong efisiensi dan mengurangi kebocoran dalam perekonomian nasional, dengan menurunkan angka ICOR dari 6,245 saat ini menjadi hanya 5-6 dalam lima tahun ke depan.

    Strategi jangka pendek hingga panjang yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah mendorong inovasi teknologi melalui transformasi digital perekonomian nasional. Akses digital oleh seluruh propinsi dan kabupaten/kota harus mencapai 90%.

    Meningkatkan indeks kemudahan berbisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan reformasi kelembagaan (institutional reform), khususnya yang berkaitan dengan rule of law yang inklusif, birokrasi yang efisien, tidak ada pungutan liar, transaction cost yang rendah dan lainnya.

    Langkah ini tidak hanya akan menurunkan angka ICOR tetapi sekaligus meningkatkan daya tarik investasi Indonesia. Harapannya, peringkat kemudahan dalam berbisnis di Indonesia semakin baik. Paling tidak mendekati peringkat kemudahan berbisnis India pada peringkat 27.

    Mengadopsi teknologi digital terbaru melalui penggunaan Artificial Inteligent (AI), machine learning (ML), big data, Internet of Thing (IoT) dan automation dalam perekonomian nasional. Adopsi teknologi digital terbaru akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi angka ICOR dari 6,245 menjadi sekitar 5 – 6 dalam lima tahun ke depan.

    Menetapkan national champion di sektor manufaktur sebagai fokus pengembangan. Sehingga sebagian besar sumber daya nasional diarahkan untuk meningkatkan efisiensi sektor manufaktur unggulan. Langkah serupa juga pernah dilalukan oleh Jepang dan Korea, dengan sektor manufaktur yang efisien memberikan daya saing di pasar ekspor.

    Muhammad Syarkawi Rauf
    Dosen FEB Unhas
    Ketua KPPU RI 2015-2018

    Halaman 2 dari 2

    (ara/ara)

  • Ekosistem 3A Jadi Mesin Pertumbuhan Baru Infomedia

    Ekosistem 3A Jadi Mesin Pertumbuhan Baru Infomedia

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, anak usaha Telkom Group Infomedia Nusantara mengakselerasi inovasi melalui penerapan kerangka kerja teknologi 3A–analytics, automation, dan AI–yang kini menjadi tulang punggung seluruh layanan yang mereka tawarkan.

    Direktur Utama Infomedia, Eddy Sofryano, menyebut bahwa penghargaan ini adalah bukti kerja keras tim dalam menghadirkan inovasi berkelanjutan dan layanan yang menempatkan pengalaman pelanggan sebagai prioritas utama.

    Transformasi berbasis 3A ini membuat Infomedia tak cuma mengubah bagaimana layanan CXM bekerja, tetapi juga bagaimana perusahaan klien mengambil keputusan.

    Dengan memanfaatkan analitik canggih, Infomedia mampu membaca pola interaksi pelanggan dan menerjemahkannya menjadi insight yang bisa dieksekusi. Proses ini kemudian diperkaya dengan otomasi yang mengurangi proses manual dan membuka jalan bagi respons layanan yang lebih cepat, presisi, dan minim human error.

    Yang paling terasa adalah integrasi AI prediktif dalam alur kerja CXM. Teknologi ini tidak hanya memahami kebutuhan pelanggan setelah mereka datang, tetapi mengantisipasinya sebelum masalah muncul.

    Dengan pendekatan proaktif seperti ini, perusahaan klien bisa meminimalkan gangguan dan mempercepat penyelesaian masalah, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Efeknya langsung terasa seperti retensi pelanggan meningkat, biaya operasional lebih terkontrol, dan kualitas interaksi menjadi semakin personal.

    Ekosistem 3A ini tidak dibangun sendirian. Infomedia merancang model kolaborasi global-lokal dengan menggandeng nama besar seperti Microsoft, Google, dan UiPath, sembari membuka ruang inovasi bagi startup dan lembaga teknologi lokal. Strategi ini menghadirkan kecepatan, kepatuhan, dan relevansi di saat yang bersamaan, menjadikan Infomedia sebagai mitra yang mampu mengikuti ritme transformasi digital Indonesia yang semakin agresif — mulai dari sektor kementerian hingga BUMN dan pemerintah daerah.

    Frost & Sullivan menilai bahwa keberhasilan Infomedia bukan hanya soal teknologi, tetapi bagaimana teknologi tersebut diterjemahkan menjadi dampak nyata. Menurut Khrisna Baidya, Sr. Director ICT Profile Asia-Pacific, Infomedia membangun brand equity yang kuat melalui pengalaman panjang, kepercayaan klien, dan partisipasi aktif dalam inisiatif transformasi nasional. Kombinasi faktor tersebut menjadikan Infomedia mitra pilihan bagi perusahaan dan instansi publik yang menginginkan solusi CXM digital yang matang dan bisa diandalkan.

    Hasilnya terlihat dari performa bisnis Infomedia yang stabil, dengan retensi pelanggan yang tinggi dan kontribusi signifikan dari klien eksisting. Transformasi digital berbasis 3A telah membuka peluang pertumbuhan non-captive di tengah pasar yang semakin kompetitif.

    Pencapaian ini membuat Infomedia dinobatkan sebagai Best Company of The Year 2025 untuk kategori Customer Experience Management (CXM) di Indonesia oleh Frost & Sullivan.

    Penghargaan tersebut bukan hanya soal reputasi, tetapi tentang bagaimana Infomedia menempatkan ekosistem teknologi sebagai fondasi strategi bisnis.

    Dengan capaian penghargaan Indonesia CXM Company of the Year dari Frost & Sullivan yang kini diraih tiga kali berturut-turut sejak 2023, Infomedia membuktikan bahwa transformasi digital bukan hanya soal teknologi baru, tetapi tentang konsistensi menghadirkan nilai dan dampak bagi klien.

    Pendekatan 3A yang mereka kerjakan kini menjadi mesin pertumbuhan baru–bukan hanya bagi perusahaan, tetapi bagi industri CXM di Indonesia secara keseluruhan.

    (asj/fay)

  • Pemkab Mojokerto Mantapkan Persiapan Neraca Aset LKPD 2025, Wabup Launching Aplikasi E-BMD

    Pemkab Mojokerto Mantapkan Persiapan Neraca Aset LKPD 2025, Wabup Launching Aplikasi E-BMD

    Mojokerto (beritajatim.com) – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto memperkuat tata kelola aset daerah memasuki babak baru.

    Hal itu ditandai dengan pelaksanaan kegiatan persiapan penyusunan neraca aset pada LKPD Tahun Anggaran 2025 yang dirangkaikan dengan launching aplikasi Electronic Barang Milik Daerah (E-BMD).

    Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah mengatakan, jika kegiatan tersebut merupakan implementasi Permendagri Nomor 47 Tahun 2021 tentang tata cara pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik Daerah. Sebanyak 114 peserta dari berbagai perangkat daerah hadir, meliputi pejabat penatausahaan keuangan, pengurus barang, dan operator E-BMD.

    “Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan aparatur dalam menggunakan aplikasi E-BMD, menyajikan data barang milik daerah yang akurat, mutakhir, dan terintegrasi, menertibkan administrasi aset daerah sesuai ketentuan Permendagri Nomor 47 Tahun 2021,” ungkapnya, Senin (17/11/2025).

    Serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan barang milik daerah di Kabupaten Mojokerto. Ia menambahkan bahwa narasumber dari Kemendagri dan Universitas Indonesia turut memberikan materi terkait kebijakan pengelolaan BMD serta operasional teknis aplikasi E-BMD.

    Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto, Muhammad Rizal Oktavuan dalam sambutannya menekankan kembali pentingnya pengelolaan aset sebagai fondasi kinerja pemerintahan daerah.

    Menurutnya, aset bukan sekadar data dalam laporan keuangan, tetapi merupakan kekayaan daerah yang menopang pelayanan publik dan proses pembangunan.

    “Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) merupakan salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. BMD bukan sekadar catatan aset, tetapi juga merupakan bagian dari kekayaan daerah yang harus dikelola secara tertib, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

    Mas Rizal (sapaan akrab, red) juga mengingatkan bahwa keberhasilan digitalisasi pengelolaan aset melalui E-BMD sangat bergantung pada keseriusan seluruh perangkat daerah. Transformasi digital bukan hanya soal penerapan aplikasi, lanjutnya, tetapi juga perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur.

    “Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pejabat pengelola barang, pejabat penatausahaan, dan seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk beradaptasi, belajar, dan menggunakan aplikasi ini dengan sungguh-sungguh. Penerapan E-BMD diharapkan dapat memperkuat akurasi data aset yang pada akhirnya mendukung penyusunan neraca aset LKPD 2025,” ujarnya.

    Sekaligus, tambahnya, menjadi modal Pemkab Mojokerto dalam kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Ia mengajak yang hadir untuk menjadikan momentum tersebut sebagai awal yang baik untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun pemerintahan daerah yang transparan, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas.

    “Terima kasib kepada Kemendagri atas pendampingan dan bimbingan teknis yang diberikan kepada Pemkab Mojokerto dalam persiapan implementasi E-BMD. Sehingga diharapkan aplikasi ini tidak berhenti pada tahap peluncuran, tetapi dioptimalkan secara berkelanjutan oleh seluruh perangkat daerah,” harapnya.

    Dalam acara yang berlangsung di salah satu hotel di Kecamatan Puri, Mas Rizal melaunching aplikasi tersebut. Ia menegaskan bahwa penerapan E-BMD merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menata sistem pengelolaan aset agar lebih tertib, transparan, dan sesuai regulasi nasional yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri.

    Acara kemudian berlanjut dengan sesi pemaparan teknis, diskusi, dan pendalaman materi mengenai penyesuaian data aset menuju LKPD 2025. Pemkab Mojokerto optimistis penerapan E-BMD akan memperkuat akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dan menciptakan informasi aset yang lebih akurat serta terintegrasi. [tin/ted]

  • Pengamat Wanti-wanti Risiko Penggunaan Data Transaksi Elektronik untuk Skoring Kredit, Apa Saja?

    Pengamat Wanti-wanti Risiko Penggunaan Data Transaksi Elektronik untuk Skoring Kredit, Apa Saja?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengingatkan sejumlah risiko penting dalam penggunaan data transaksi elektronik untuk penilaian kelayakan penyaluran kredit atau skoring kredit.

    Josua menyampaikan, risiko pertama adalah risiko penilaian yang keliru akibat data yang tidak lengkap atau tidak mewakili kondisi usaha sebenarnya.

    “UMKM yang masih sangat tunai, musiman, atau baru mulai memakai QRIS bisa tampak berisiko tinggi karena volumenya kecil, padahal usahanya sebenarnya sehat,” kata Josua, Senin (17/11/2025).

    Sebaliknya, lanjut Josua, usaha yang agresif mengarahkan pembayaran melalui QRIS tetapi memiliki biaya tinggi dan margin tipis bisa terlihat sangat prospektif di data, padahal daya tahannya lemah.

    Menurutnya jika tidak diimbangi penilaian kualitatif, hal ini berpotensi melahirkan bentuk baru dari ketertinggalan akses keuangan, terutama bagi pelaku usaha yang tertinggal dalam adopsi teknologi.

    Risiko kedua yakni perlindungan data dan penyalahgunaan informasi. Josua menuturkan, data QRIS pada dasarnya menunjukkan pola belanja dan pemasukan yang sangat pribadi bagi pelaku usaha maupun pemiliknya.

    Tanpa tata kelola yang kuat, Josua menilai data ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak disampaikan dengan jelas kepada pemilik data, misalnya penawaran produk yang berlebihan, penjualan data ke pihak lain, atau penetapan syarat kredit yang merugikan kelompok tertentu.

    Josua mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menekankan pentingnya pelindungan konsumen dan terus memperkuat pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan dan inovasi teknologi, termasuk melalui pengawasan penyelenggara pemeringkat kredit alternatif dan agregasi jasa keuangan yang memroses ratusan juta permintaan data skor kredit dalam setahun.

    Dia menambahkan, tingginya pengaduan terkait keuangan ilegal dan penipuan digital juga menunjukkan bahwa risiko kebocoran dan penyalahgunaan data bukan hal yang bersifat teoritis semata, tetapi sudah nyata terjadi dan perlu diantisipasi secara serius.

    Risiko selanjutnya yakni ketidakadilan dan bias dalam model penilaian. Menurutnya, ketika penilaian kelayakan sangat bergantung pada data transaksi elektronik, wilayah dan kelompok masyarakat yang akses internetnya lemah, literasi digitalnya rendah, atau lebih banyak bertransaksi tunai akan cenderung memperoleh skor yang lebih rendah.

    “Ini bisa menimbulkan bias terhadap daerah tertinggal, pelaku usaha di pasar tradisional, dan pelaku usaha perempuan yang sering kali berada di sektor mikro dengan keterbatasan teknologi,” tuturnya.

    Selain itu, lanjut dia, model penilaian yang rumit dan bersifat kotak hitam menyulitkan debitur untuk memahami alasan penolakan. “Padahal dari sisi pelindungan konsumen mereka berhak atas penjelasan yang wajar dan kesempatan untuk mengajukan keberatan,” pungkasnya.

    Dalam catatan Bisnis, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa jejak digital QRIS dapat menjadi dasar penilaian kelayakan penyaluran kredit, utamanya bagi pelaku UMKM.

    Deputi Gubernur BI Juda Agung menjelaskan bahwa teknologi AI dapat mengolah jejak digital transaksi keuangan yang tercipta dari penggunaan sistem pembayaran digital seperti QRIS. Nantinya, data olahan AI tersebut akan menjadi basis alternative credit scoring alias penilaian kredit alternatif.

    Juda mencontohkan, pelaku UMKM yang sudah menggunakan QRIS akan meninggalkan jejak digital seperti berapa pemasukannya, berapa pengeluarannya, berapa yang disimpan, hingga berapa pelanggannya. 

    “Ini jejak-jejak digital keuangan dari si ibu ini [pelaku UMKM] bisa diubah oleh AI menjadi sebuah akses keuangan, ketika ibu ini memerlukan pinjaman dari bank atau pinjaman dari fintech lending, yang sering sekarang disebut dengan alternative credit scoring,” ujar Juda dalam acara FEKDI & IFSE 2025 di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

    Langkah tersebut, sambung Juda, sejalan dengan arah kebijakan BI dalam mendorong transformasi digital sistem pembayaran dan memperluas inklusi keuangan. 

    Menurutnya, digitalisasi yang inklusif bukan tentang memiliki cip super atau algoritma paling mutakhir. Juda menekankan pentingnya teknologi digitalisasi keuangan untuk menyentuh hidup masyarakat paling membutuhkan.

    “Teknologi canggih perlu, tapi tidak cukup. Kita perlu pergeseran paradigma. Kita tidak hanya membutuhkan teknologi yang high-tech [teknologi canggih], tetapi right-tech atau teknologi tepat guna,” jelasnya.

  • BSI Dukung Transformasi Digital PP Muhammadiyah Lewat Aplikasi MASA

    BSI Dukung Transformasi Digital PP Muhammadiyah Lewat Aplikasi MASA

    Jakarta

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) memperkuat kolaborasi untuk mengembangkan ekonomi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dengan prinsip syariah. Hal ini dilakukan melalui penyediaan solusi transaksi keuangan syariah untuk seluruh jejaring kekuatan ekonomi umat terutama di lingkup AUM.

    Penguatan kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BSI dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Bandung. MOU tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

    Haedar berterima kasih atas komitmen bank untuk saling mendukung ekonomi dan perbankan sekaligus kesejahteraan umat yang menjadi komitmen utama bank syariah. Menurutnya, Muhammadiyah terus bergerak untuk memajukan umat, sementara BSI sebagai bank syariah milik pemerintah juga berkomitmen mensejahterakan umat.

    ”Mudah-mudahan MOU ini juga bermanfaat untuk umat,” ujar Haedar dalam keterangannya, Senin (17/11/2025).

    Sementara itu, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo bersyukur bisa melayani dan berkolaborasi dengan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Apalagi Muhammadiyah memiliki gerakan dakwah Islam yang bersifat sosial keagamaan dan kesejahteraan melalui aktivitas sosial, pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat.

    “Muhammadiyah adalah organisasi Islam tertua dan sekaligus inisiator ekonomi syariah yang dalam sejarah harus diakui telah menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa Indonesia dan pengembangan ekonomi syariah,” ungkap Anggoro.

    Anggoro mengatakan BSI siap mendukung kegiatan PP Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar melalui 1.039 cabang di seluruh Indonesia. Kolaborasi dengan PP Muhammadiyah adalah ibarat sinergi menciptakan ekosistem kebaikan.

    Ekosistem kebaikan itu dapat diimplementasikan dengan kegiatan literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah, integrasi sharia digital transaction platform, system zakat, infak, sedekah yang terintegrasi melalui aplikasi BAIQ Core, serta kemitraan strategis lainnya antara BSI dan AUM Muhammadiyah.

    Sebagai informasi, penandatanganan MoU ini dilakukan masih dalam satu rangkaian Milad Muhammadiyah ke -113 (1912-2025) yang akan dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Bandung, Jawa Barat. Penandatanganan MoU tersebut juga dihadiri Komisaris Utama BSI, Prof Muhadjir Effendi, Direktur Ritel Banking BSI, Kemas Erwan Husainy serta disaksikan pengurus PP Muhammadiyah.

    Kedua pihak sepakat untuk kerja sama dalam bidang pemanfaatan layanan perbankan dengan prinsip syariah yang mencakup cash management mencakup solusi pengelolaan likuiditas dll, pemanfaatan produk-produk dana seperti tabungan mudharabah, giro dan deposito, dll, pemanfaatan produk-produk pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah, kerja sama usaha/bisnis lainnya di antaranya pembukaan loket Payment Point Online Bank (PPOB) Co-Branding dalam bentuk Kartu Anggota/Pegawai/Mahasiswa dengan multifunction card, serta kerja sama yang bersifat non- komersial untuk pengembangan kemandirian ummat terutama dalam pengembangan komunitas UMKM.

    Selain kerja sama tersebut, BSI juga nantinya akan bergabung dalam aplikasi Muhammadiyah Aisyiah SuperApp (MASA). Saat ini SuperApps tersebut sedang dalam pengembangan dan nantinya akan memayungi seluruh platform digital termasuk SatuMu, platform digital terpadu yang mendukung tata kelola dan membangun Satu Data Muhammadiyah melalui integrasi layanan keanggotaan (KTAM), organisasi (DOM), iuran (IuranMU), Tatakelola AUM, Kesehatan dan layanan lainnya.

    Adapun SatuMu memiliki total enam fitur dan saat ini telah live dua fitur, yakni Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah yang merekam 3 juta anggota dan Direktori Organisasi Muhammadiah (DOM) yang mencatat struktur organisasi tingkat PP hingga Ranting. Sementara masih ada 4 fitur yang masih dalam rencana development, yakni: IuranMU, JDIH (Jaringan Informasi dan Dok Hukum), Sistem Manajemen AUM, Sistem Manajemen Kesehatan (PKU)

    BSI selaku bank syariah terbesar akan menyediakan platform pembayaran iuran Muhammadiyah bagi anggota melalui aplikasi BYOND serta platform manajemen AUM. BSI bersamaan dengan penandatanganan nota kesepahaman ini juga menyerahkan bantuan beasiswa bagi 31 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung yang diperuntukan untuk membantu biaya kuliah.

    Saat ini BSI telah berkolaborasi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan hampir 6 ribu rekening AUM yang mencakup jasa Kesehatan, Pendidikan dan lainnya. BSI berharap dapat terus menjalin lebih luas lagi Kerjasama dengan AUM lainnya. BSI juga telah melayani ekosistem AUM termasuk pegawai, guru, dosen, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya dengan jumlah nasabah di atas 50 ribu.

    (anl/ega)

  • BI perkuat ekosistem digital di Kabupaten Kepulauan Seribu

    BI perkuat ekosistem digital di Kabupaten Kepulauan Seribu

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta memperkuat ekosistem digital dan memperluas implementasi penggunaan “Quick Response Code Indonesian Standard” (QRIS) di Kabupaten Kepulauan Seribu.

    “Ini bagian dari komitmen memperkuat ekosistem digital dan memperluas implementasi QRIS di wilayah kepulauan,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Iwan Setiawan di Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin.

    Ia menyebutkan, digitalisasi di Jakarta terus menunjukkan kinerja positif. Pada Semester I 2025, Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) mencapai 97,73 persen.

    Angka itu menempatkan Provinsi DKI Jakarta berada pada kategori “Pemda Digital” dengan kontribusi QRIS terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 3,41 persen.

    Kemudian pada triwulan III 2025, volume transaksi QRIS mencapai 3,8 miliar transaksi atau naik 182 persen secara “year on year” (yoy) dan berkontribusi 37,35 persen terhadap nasional. Angka ini didukung pertumbuhan “merchant” mencapai 6,3 juta serta pengguna 6 juta.

    Namun demikian, tingkat adopsi QRIS di Kepulauan Seribu masih relatif rendah, yaitu sekitar 4 ribu “merchant” atau 0,08 persen dan 22 ribu transaksi atau sekitar 0,004 persen.

    Menurut dia, tantangan di wilayah tersebut meliputi keterbatasan konektivitas, minimnya layanan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) serta variasi tingkat literasi digital masyarakat.

    Selain itu kondisi geografis kepulauan turut membatasi akses layanan keuangan lainnya. Namun Kepulauan Seribu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata digital.

    Ia mengatakan, mayoritas masyarakat bekerja di sektor pariwisata seperti pemandu wisata, kuliner dan penginapan (homestay).

    Ia mengungkapkan bahwa implementasi “QRIS Cross Border” berpotensi meningkatkan kenyamanan wisatawan mancanegara melalui kemudahan transaksi tanpa penukaran uang asing.

    Sedangkan QRIS Tap berpotensi mendukung efisiensi pembayaran pada layanan transportasi antarpulau sehingga memperkuat ekosistem wisata yang modern, aman dan inklusif.

    Ia mengatakan, sebagai bentuk komitmen mendorong ekowisata berkelanjutan serta memperluas penggunaan QRIS.

    Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai program penguatan ekosistem digital di Kepulauan Seribu.

    Mulai dari menggelar forum diskusi terpumpun (Forum Discussion Grup/FGD)tentang “Elektronifikasi Destinasi Wisata” bersama Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong pemanfaatan pembayaran digital pada titik strategis.

    Kemudian sosialisasi “Cinta Bangga Rupiah” (CBP) dan edukasi QRIS bersama OJK Jabodebek, termasuk layanan penukaran uang tunai bagi pelaku usaha dan masyarakat di beberapa pulau.

    Selain itu, penyelenggaraan kompetisi konten kreator “QRIS Jelajah Budaya Indonesia 2025” di Pulau Pramuka guna meningkatkan literasi digital dan memperkuat promosi wisata berbasis QRIS.

    Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta bersama Pemprov DKI Jakarta, Bank RKUD, OJK Jabodebek, BUMD dan PJP akan terus meningkatkan sinergi kebijakan dan memperkuat implementasi program digitalisasi yang berkelanjutan.

    Fokus penguatannya mencakup optimalisasi infrastruktur sosial-digital, peningkatan akses layanan keuangan digital serta pengembangan literasi digital masyarakat sebagai fondasi percepatan transformasi digital di sektor wisata Kepulauan Seribu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.