Topik: transformasi digital

  • Indosat Gandeng AIonOS, Dorong Inovasi AI untuk Pariwisata

    Indosat Gandeng AIonOS, Dorong Inovasi AI untuk Pariwisata

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) dan AIonOS menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mentransformasi ekosistem kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia.

    Keduanya berkomitmen bersama mendorong inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan transformasi di sektor pariwisata hingga ketahanan pangan melalui teknologi AI.

    Diketahui, AIonOS merupakan joint venture antara InterGlobe dan Assago Group yang berfokus pada pengembangan teknologi AI. Salah satu model AI yang digunakan AIonOS adalah model AI sumber terbuka DeepSeek. 

    Kedua perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan AI di beberapa sektor Indonesia mulai dari pariwisata hingga agrikultur guna mendukung ketahanan pangan. Keduanya juga berinisiatif menciptakan AI³. 

    President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan inisiatif ini bertujuan untuk menggabungkan keahlian Indosat dalam memahami kebutuhan domestik Indonesia dengan teknologi inovatif AIonOS. 

    AI³ difokuskan pada pengembangan solusi berbasis AI di tiga sektor utama: pariwisata, ekonomi berbasis pengetahuan, dan ketahanan pangan berkelanjutan.

    “Kolaborasi ini menandai era baru hubungan antara Indonesia dan India, menciptakan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara,” kata Vikram dikutip Selasa (28/1/2025). 

    Vikram juga menambahkan bahwa kerja sama ini akan menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat bagi jutaan masyarakat di Indonesia, sekaligus mempererat hubungan diplomasi teknologi antara kedua negara.

    Dengan fokus pada pariwisata, pengembangan talenta, dan ketahanan pangan, AI³ menjadi katalisator dalam menghadirkan solusi berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. 

    Chief Executive Officer AIonOS C.P. Gurnani mengatakan kolaborasi ini menjadi langkah strategis bagi India sekaligus momen krusial dalam mewujudkan ekosistem ‘AI-for-all’. 

    Menggabungkan layanan unggulan Indosat dan inovasi AI dari AIonoS, inisiatif ini bertujuan memberdayakan Indonesia dengan keterampilan AI, mendorong pertumbuhan di sektor pariwisata dan pertanian berkelanjutan, serta memperkuat SDM untuk transformasi digital nasional. 

    “Kolaborasi ini juga memperkokoh posisi India sebagai pemimpin pengembangan platform AI berskala besar dan penerapannya di industri global,”

    Tiga Pilar Strategis AI³

    Vikram menjelaskan bahwa terdapat tiga pilar AI³ dari kerja sama ini yang meliputi transformasi di bidang pariwisata, ekonomi berbasisi pengatahuan dan ketahanan pangan. 

    Untuk pariwisata, AI³ dirancang untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia. Inisiatif ini akan mendukung konektivitas yang lebih baik, mempromosikan keanekaragaman budaya lokal, serta menciptakan peluang pendapatan baru bagi usaha kecil dan menengah (UMKM). 

    “Dengan memanfaatkan teknologi AI, AI³ juga bertujuan untuk mengintegrasikan kekayaan warisan budaya Indonesia ke dalam jaringan pariwisata global secara berkelanjutan,” kata Vikram. 

    Vikram menambahkan dalam upaya menyiapkan tenaga kerja yang kompeten di era ekonomi digital, AI³ menggandeng institusi pendidikan terkemuka di Indonesia dan India untuk mengembangkan program pelatihan berbasis AI. 

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan keahlian SDM, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin ekonomi berbasis pengetahuan di tingkat global.

    “AI³ akan memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Dengan solusi inovatif dan berkelanjutan, petani lokal dapat mengakses teknologi yang inovatif guna menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan hasil panen,” kata Vikram. 

  • Depan PM Malaysia & Prabowo, Axiata-Sinar Mas Siap Tuntaskan Merger

    Depan PM Malaysia & Prabowo, Axiata-Sinar Mas Siap Tuntaskan Merger

    Jakarta

    Axiata Group Berhad dan Sinar Mas mengumumkan penandatanganan dua Nota Kesepahaman untuk kolaborasi dan penuntasan merger. Acara dilakukan di depan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim dan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto di Petronas Twin Towers, Kuala Lumpur, Malaysia.

    Nota kesepahaman pertama untuk kolaborasi terkait sinergi potensial di Malaysia, Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara. Dengan memanfaatkan ekosistem telekomunikasi masing-masing pihak, Axiata dan Sinar Mas menjajaki penyediaan solusi 5G mutakhir, layanan untuk bisnis, infrastruktur digital, hingga inovasi fintech yang bermuara pada dukungan inisiatif transformasi digital di kawasan.

    Vivek Sood, Group Chief Executive Officer of Axiata Group, menyatakan Nota Kesepahaman dengan Sinar Mas ini merupakan langkah penting dalam memajukan kerja sama regional. Ini bertujuan untuk membentuk gelombang transformasi digital berikutnya di Asia Tenggara dan memajukan layanan di wilayah-wilayah yang tengah bertumbuh. Mereka mengapresiasi dukungan Pemerintah Malaysia dan Indonesia.

    “Dengan memperdalam dan menegaskan kembali kemitraan kami yang telah terjalin dengan Sinar Mas, kami berupaya untuk mendayagunakan potensi transformatif dari jaringan 5G, solusi bisnis, dan infrastruktur digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjembatani ketimpangan digital di Malaysia, Indonesia, dan sekitarnya,” kata Viveo Sood dalam keterangan yang diterima detikINET, Selasa (28/1/2025).

    Dalam Nota kesepahaman pertama yang pertama, Axiata dan Sinar Mas akan melaksanakan analisis pasar, mengevaluasi lanskap kompetisi dan mengidentifikasi kebutuhan pada pasar prioritas. Kedua entitas akan mengevaluasi kompetensi inti untuk memprioritaskan peluang dan menentukan model operasi yang optimal. Kedua pihak juga memfasilitasi kemitraan strategis dalam ekosistem untuk menginkubasi bisnis-bisnis baru dan mendorong inovasi demi menjamin keselarasan antara agenda ekonomi digital nasional hingga regional.

    Franky Oesman Widjaja, Chairman of Sinar Mas Telecommunications and Technology, mengatakan dua nota kesepahaman ini mewakili babak baru akselerasi transformasi digital Malaysia dan Indonesia. Mereka optimistis akan memberikan nilai lebih jangka panjang untuk ekonomi digital kawasan, memperkuat konektivitas, mendorong inovasi, dan membantu bisnis serta komunitas di kawasan.

    “Sinar Mas ingin bekerja sama dengan Axiata untuk mengeksplorasi berbagai peluang inovatif baru sambil mendukung visi ekonomi digital yang berkembang di Malaysia dan Indonesia. Bersama kita dapat menciptakan tolak ukur kolaborasi regional, menciptakan masa depan yang semakin terhubung dan sejahtera,” kata Franky.

    Nota Kesepahaman yang kedua adalah komitmen Axiata dan Sinar Mas dalam Perjanjian Definitif yang diumumkan 11 Desember 2024 untuk rencana merger PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom membentuk PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk di Indonesia. Nota Kesepahaman ini menegaskan niat kedua pihak, yang akan memberikan XLSmart nilai gabungan perusahaan pra-sinergi sebesar lebih dari Rp 104 triliun (USD 6,5 juta) dan estimasi pendapatan proforma sebesar Rp 45,4 triliun.

    Nota kesepahaman ini menegaskan keinginan kedua belah pihak untuk memenuhi berbagai ketentuan dalam Perjanjian Definitif dan memastikan transaksi berjalan lancar. Kesepakatan ini juga menegaskan tujuan bersama melihat sinergi potensial dari penggabungan usaha masing-masing pihak. Kedua pihak juga mendukung XLSmart menjajaki pendekatan strategis untuk integrasi, termasuk strategi ‘tahan dan tumbuh’, mengadopsi model ‘asset-right/light’, dan mencari peluang potensial berbagi jaringan dan efisiensi operasional.

    Proses merger masih bergantung pada persetujuan pemerintah sebagai regulator dan pemegang saham, serta pemenuhan syarat-syarat umum lainnya. Apabila seluruh persyaratan dan kondisi telah terpenuhi, penyelesaian merger diharapkan akan terjadi pada paruh pertama tahun 2025.

    (fay/agt)

  • Di Depan Prabowo dan PM Malaysia, Axiata-Sinar Mas Teken 2 Kerja Sama Teknologi – Page 3

    Di Depan Prabowo dan PM Malaysia, Axiata-Sinar Mas Teken 2 Kerja Sama Teknologi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas (Sinar Mas) bersama-sama mengumumkan penandatanganan dua Nota Kesepahaman untuk menjajaki dan meningkatkan berbagai kolaborasi strategis dalam acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim dan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto di Petronas Twin Towers, Kuala Lumpur.

    Nota kesepahaman pertama menjadi landasan bagi diskusi lanjutan terkait proyek dan inisiatif khusus yang mendorong kolaborasi terkait sinergi potensial di Malaysia, Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara.

    Dengan memanfaatkan ekosistem telekomunikasi masing-masing pihak, Axiata dan Sinar Mas berupaya menjajaki peluang untuk menghadirkan nilai lebih dalam penyediaan solusi 5G mutakhir, layanan untuk bisnis, infrastruktur digital, hingga inovasi di bidang teknologi finansial (fintech) pada wilayah-wilayah yang tengah bertumbuh, yang pada akhirnya kemajuan ini akan bermuara pada dukungan inisiatif transformasi digital di kawasan.

    “Nota Kesepahaman dengan Sinar Mas ini merupakan langkah penting dalam memajukan kerja sama regional untuk membentuk gelombang transformasi digital berikutnya di Asia Tenggara dan memajukan layanan di wilayah-wilayah yang tengah bertumbuh,” kata Group Chief Executive Officer of Axiata Group Vivek Sood dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (28/1/2025).

    “Dengan memperdalam dan menegaskan kembali kemitraan kami yang telah terjalin dengan Sinar Mas, kami berupaya untuk mendayagunakan potensi transformatif dari jaringan 5G, solusi bisnis, dan infrastruktur digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjembatani ketimpangan digital di Malaysia, Indonesia, dan sekitarnya,” lanjut dia.

    Dalam Nota kesepahaman pertama yang pertama, Axiata dan Sinar Mas akan melaksanakan analisis pasar secara mendalam, mengevaluasi lanskap kompetisi, dan mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi pada pasar prioritas.

    Kedua entitas akan mengevaluasi kompetensi inti dalam ekosistem masing-masing untuk memprioritaskan peluang dan menentukan model operasi yang optimal untuk menangkap potensi pasar secara efektif. Kedua belah pihak juga memfasilitasi kemitraan strategis dalam ekosistem yang dimiliki untuk menginkubasi bisnis-bisnis baru dan mendorong inovasi demi menjamin keselarasan antara agenda ekonomi digital nasional hingga regional.   

     

  • Duet Axiata-Sinar Mas Dimulai, Fokus Kembangkan Infrastruktur Digital

    Duet Axiata-Sinar Mas Dimulai, Fokus Kembangkan Infrastruktur Digital

    Bisnis.com, JAKARTA – Axiata Group Bhd (Axiata) dan Sinar Mas resmi menjalin kerja sama pengembangan infrastruktur digital yang bakal menyasar pasar Malaysia, Indonesia, dan sejumlah negara yang berada di wilayah Asia Tenggara.

    Penandatanganan nota kesepahaman dan surat minat investasi atau letter of intent (LoI) itu dilakukan pada hari ini, Selasa (28/1/2025). Di mana, hal itu sekaligus menjadi rangkaian tanda kerja sama strategis antara Axiata dan Sinar Mas ke depan.

    Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood menjelaskan, kerja sama antara Axiata dan Sinar Mas dilakukan untuk membentuk gelombang transformasi digital yang signifikan di wilayah Asia Tenggara.

    “Dengan memperdalam dan menegaskan kembali kemitraan kami yang telah terjalin dengan Sinar Mas, kami bertujuan untuk memanfaatkan potensi transformatif 5G, solusi perusahaan, dan infrastruktur digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjembatani kesenjangan digital di Malaysia, Indonesia, dan sekitarnya,” kata Vivek dalam keterangan resmi, Selasa (28/1/2025).

    Untuk memuluskan hal itu, Vivek berharap dapat mengantongi dukungan penuh dari pemerintah Malaysia dan Indonesia. 

    Dengan menyelaraskan ambisi bersama, tambah Vivek, pihaknya optimistis kerja sama tersebut dapat mendorong kinerja ekonomi digital nasional dan regional. 

    Sementara itu, Chairman Sinar Mas Telecommunications and Technology, Franky oesman Widjaja menuturkan bahwa dengan komitmen kerja sama yang baru ini, Axiata dan Sinar Mas berkomitmen untuk mempercepat tranformasi digital khususnya di wilayah Malaysia dan Indonesia terlebih dahulu.

    Dia juga optimistis kerja sama ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital hingga meningkatkan kinerja bisnis baik di Indonesia maupun Malaysia.

    “Kami yakin akan kemampuan kami untuk menciptakan sinergi, memberikan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan, dan memberikan dampak yang berarti bagi ekonomi digital di kawasan ini dengan meningkatkan konektivitas, mendorong inovasi, serta memberdayakan bisnis dan masyarakat,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan anak usaha Sinas Mar, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (“XLSmart”).

    XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

    “Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Vivek dikutip Rabu (11/12/2024). 

  • `Decentralized finance` berpotensi tingkatkan inklusi keuangan

    `Decentralized finance` berpotensi tingkatkan inklusi keuangan

    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae. ANTARA FOTO/Khalis Surry/wpa.

    OJK: `Decentralized finance` berpotensi tingkatkan inklusi keuangan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 27 Januari 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan decentralized finance (DeFi), yang merupakan ekosistem aplikasi keuangan berbasis blockchain dan dapat beroperasi tanpa otoritas pusat seperti bank atau institusi keuangan lainnya, berpotensi meningkatkan inklusi keuangan.

    “OJK memandang DeFi sebagai tantangan dan juga sebagai peluang dalam ekosistem keuangan. DeFi yang beroperasi melalui blockchain memiliki potensi untuk meningkatkan inklusi keuangan, transparansi dan efisiensi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, Senin.

    Dian menuturkan implementasi DeFi di Indonesia memiliki peluang untuk berkembang, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan perbankan formal atau masyarakat yang ingin mendapatkan peluang dan manfaat lain. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, tingkat inklusi keuangan di Indonesia saat ini sebesar 75,02 persen dan indeks literasi keuangan 65,43 persen.

    Sementara, melalui Blueprint Payment System 2024-2045, Bank Indonesia (BI) menargetkan untuk membawa 91,3 juta unbanked dan 92,9 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke dalam ekonomi dan keuangan formal secara berkelanjutan melalui digitalisasi. Menurut Dian, perkembangan DeFi dipicu oleh adanya manfaat dan keunggulan teknologi blockchain yang dapat meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, transparansi dan aksesibilitas terhadap berbagai produk keuangan.

    Namun demikian, sifat DeFi yang decentralized, borderless, dan anonim menghadirkan risiko-risiko seperti pencucian uang, pembiayaan teroris, volatilitas pasar, dan isu mengenai pelindungan konsumen. Selain itu, pemanfaatan pinjaman melalui DeFi di Indonesia masih terbatas dari segi kegunaannya.

    OJK akan terus mencermati perkembangan DeFi ini khususnya untuk sektor perbankan, dan bagaimana potensinya untuk mendistorsi lembaga perbankan yang ada. Meskipun transaksi berbasis blockchain mulai berkembang, namun masih terbatas pada sektor investasi, terutama dalam bentuk aset kripto. Sektor-sektor lainnya, seperti pembayaran atau pinjaman berbasis blockchain, belum diterima secara luas di Indonesia mengingat cryptocurrency tidak legitimate sebagai alat pembayaran berdasarkan konstitusi Indonesia.

    Sebagian besar masyarakat Indonesia bertransaksi melalui sistem keuangan tradisional yang berbasis fiat. Oleh karena itu, OJK akan lebih dulu fokus mempelajari dampak dan risiko dari DeFi, serta secara bertahap menjajaki langkah-langkah regulasi yang diperlukan. Selain itu, OJK juga menyadari pentingnya meningkatkan literasi masyarakat terkait teknologi blockchain, termasuk melakukan transaksi di dalam ekosistem DeFi.

    Dian mengatakan teknologi blockchain saat ini sudah menjadi bagian dari inovasi yang dilakukan bank dalam megimplementasikan berbagai emerging technology untuk mendukung kegiatan usaha bank, agar mampu bersaing di era digital.

    Untuk mendukung akselerasi transformasi digital perbankan termasuk implementasi berbagai emerging technology, OJK telah menerbitkan berbagai roadmap, panduan dan pengaturan antara lain Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, Buku Panduan Resiliensi Digital, Peraturan OJK (POJK) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

    Kemudian, ada juga Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 29 Tahun 2022 tentang Ketahanan dan Keamanan Siber bagi Bank Umum, dan SEOJK Nomor 24 Tahun 2023 tentang Penilaian Tingkat Maturitas Digital Bank Umum, dan ke depan juga akan diterbitkan Pedoman Tata Kelola AI di Sektor Perbankan.

    Di samping itu, OJK sedang mempersiapkan peralihan tugas pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital dan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke OJK.

    OJK melaksanakan serangkaian inisiatif antara lain yaitu berkoordinasi dengan Bappebti, menyusun POJK dan SEOJK terkait penyelenggaraan perdagangan aset kripto, menyiapkan perangkat infrastruktur sistem informasi, menyusun buku panduan transisi dan pedoman pengawasan, serta koordinasi dengan seluruh stakeholder dalam rangka memperkuat pengawasan terhadap aset keuangan digital dan aset kripto.

    Sumber : Antara

  • Kemenperin Buka-bukan Peluang Industri Elektronik RI Lepas dari Ketergantungan Impor

    Kemenperin Buka-bukan Peluang Industri Elektronik RI Lepas dari Ketergantungan Impor

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut terdapat peluang bagi industri elektronik untuk terlepas dari ketergantungan impor bahan baku. Namun, tantangan tersebut masih akan menghantui tahun ini. 

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Setia Diarta mengatakan industri elektronika Indonesia tahun ini terus menghadapi tantangan yang tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya, tetapi peluang untuk berkembang tetap terbuka. 

    “Salah satu isu utama adalah ketergantungan tinggi pada impor bahan baku dan komponen elektronik,” kata Setia kepada Bisnis, dikutip Senin (27/1/2025). 

    Adapun, kondisi tersebut dinilai tidak hanya memengaruhi efisiensi biaya produksi, tetapi juga melemahkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan global.

    Setia atau akrab disapa Tata itu menyebut peluang yang dimiliki industri elektronika masih terbuka. Apalagi, Indonesia adalah pasar domestik yang sangat besar, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa. 

    “Ini menjadi modal utama untuk menciptakan basis permintaan yang kuat bagi produk elektronik lokal,” jelasnya. 

    Dalam hal ini, pemerintah memberikan dukungan kebijakan lewat implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang menjadi insentif penting bagi industri untuk meningkatkan kandungan lokal dalam produk elektronik, memperkuat ekosistem industri, dan mengurangi ketergantungan pada impor.

    Dia mengakui iklim usaha dan investasi di Indonesia membutuhkan perbaikan lebih lanjut, terutama dalam menyederhanakan proses perizinan, menekan biaya tenaga kerja yang tidak seimbang dengan produktivitas, serta memastikan stabilitas kebijakan yang konsisten. 

    “Ketimpangan infrastruktur, yang saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa [khususnya Jabodetabek], juga menjadi tantangan tambahan dalam mendorong pemerataan pertumbuhan sektor ini,” tambahnya. 

    Lebih lanjut, dia juga menyoroti penguasan teknologi industri yang masih tertinggal. Menurut Tata, sektor ini masih berjuang untuk mengejar ketertinggalan dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti chip semikonduktor, Artificial Intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT). 

    “Meskipun perkembangan IoT di Indonesia menunjukkan potensi positif, belum adanya ekosistem teknologi yang terintegrasi menjadi penghambat utama,” jelasnya. 

    Tata melihat industri elektronik masih menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini tercerminkand dari data Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan III/2024. Sektor industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik tumbuh 7,25% year-on-year (YoY). 

    Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 13,68% yoy. Namun, pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,11%. 

    “Data ini memberikan harapan bahwa industri elektronika masih dapat berkembang mendukung transformasi digital,” pungkasnya. 

  • Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Strategis di Bidang Digital

    Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Strategis di Bidang Digital

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Elektronik serta Teknologi Informasi India.

    MoU ini menjadi tonggak awal berdirinya aliansi strategis di bidang digital antara Indonesia dan India. MoU ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    Menkomdigi Meutya Hafid, menyebut kemitraan ini sebagai langkah strategis yang mempertemukan dua kekuatan digital Asia untuk menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat luas.

    Kesepakatan tersebut mencakup pengembangan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (AI) dan Internet of Things (IoT), pembangunan infrastruktur digital publik seperti identitas digital, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia di sektor teknologi informasi.

    “Kolaborasi ini lebih dari sekadar kerja sama teknologi. Ini adalah upaya bersama untuk menghubungkan manusia, melampaui batas geografis, dan mendorong inovasi yang berpusat pada kebutuhan masyarakat,” kata Meutya dalam keteranganya, Senin (27/1/2025).

    Untuk memastikan keberhasilan implementasi MoU, kedua negara membentuk Kelompok Kerja Bersama yang akan memantau progres, mengatasi tantangan, dan merumuskan solusi inovatif. 

    Kelompok ini akan bertemu secara rutin untuk memastikan kerja sama berjalan efektif dan sesuai target.

    Melalui MoU ini, Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam transformasi digital global. India, sebagai mitra strategis, juga menunjukkan komitmennya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman demi menciptakan ekosistem digital yang solid dan berpengaruh.

    Kerja sama ini menjadi simbol bahwa transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun koneksi manusia dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bersama. 

  • Prabowo ke India, Indonesia Sepakati Kerjasama Kebut Transformasi Digital

    Prabowo ke India, Indonesia Sepakati Kerjasama Kebut Transformasi Digital

    Jakarta

    Indonesia dan India meresmikan aliansi strategis di bidang digital yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Digital RI dan Kementerian Elektronik serta Teknologi Informasi India.

    Kesepakatan ini menjadi bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Republik India ke-76.

    Pertukaran MoU dilakukan oleh Menkomdigi Meutya Hafid dengan Menlu India S Jaishankar dihadapan Presiden RI Prabowo Subianto dan PM India Narendra Modi. MoU ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    “Langkah strategis yang mempertemukan dua kekuatan digital Asia untuk menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat luas,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/1/2025).

    Kesepakatan tersebut mencakup pengembangan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (AI) dan Internet of Things (IoT), pembangunan infrastruktur digital publik seperti identitas digital, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia di sektor teknologi informasi.

    “Kolaborasi ini lebih dari sekadar kerja sama teknologi. Ini adalah upaya bersama untuk menghubungkan manusia, melampaui batas geografis, dan mendorong inovasi yang berpusat pada kebutuhan masyarakat,” ungkap Meutya.

    Untuk memastikan keberhasilan implementasi MoU, kedua negara membentuk Kelompok Kerja Bersama yang akan memantau progres, mengatasi tantangan, dan merumuskan solusi inovatif. Kelompok ini akan bertemu secara rutin untuk memastikan kerja sama berjalan efektif dan sesuai target.

    Meutya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

    “Kemitraan ini adalah kunci untuk menjawab tantangan global sekaligus membuka peluang baru bagi generasi mendatang,” Meutya menambahkan.

    Melalui MoU ini, Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam transformasi digital global. India, sebagai mitra strategis, juga menunjukkan komitmennya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman demi menciptakan ekosistem digital yang solid dan berpengaruh.

    Kerja sama ini menjadi simbol bahwa transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun koneksi manusia dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bersama. Ini juga menandakan Indonesia dan India berkomitmen untuk menjadi pilar utama dalam kemajuan digital Asia dan dunia.

    (agt/agt)

  • Dampingi Presiden ke India, Menkomdigi Jalin Kemitraan di Bidang Pengembangan Digital
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Januari 2025

    Dampingi Presiden ke India, Menkomdigi Jalin Kemitraan di Bidang Pengembangan Digital Nasional 26 Januari 2025

    Dampingi Presiden ke India, Menkomdigi Jalin Kemitraan di Bidang Pengembangan Digital
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menteri Komunikasi dan Digital (
    Menkomdigi
    )
    Meutya Hafid
    mendampingi Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke India untuk memperingati Hari Republik India ke-76 pada 24-26 Januari 2025.
    Dalam lawatan tersebut, Meutya menandatangani perjanjian kemitraan atau memorandum of understanding (MoU) dalam bidang pengembangan digital dengan Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India Jitin Prasada.
    Meutya mengatakan, MoU tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral di sektor digital antara kedua negara.
    “Kemitraan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem digital di kedua negara, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusia,” ujar Meutya dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (26/1/2025).
    Meutya menjelaskan, MoU tersebut menghasilkan kesepakatan di bidang pengembangan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (AI),
    internet of things
    (IoT), serta infrastruktur
    digital public
    , seperti identitas digital.
    Selain itu, kedua negara itu juga berkolaborasi ekosistem digital business-to-business (B2B) dan pengembangan keterampilan teknologi informasi (TI).
    “Melalui MoU tersebut, kami berharap dapat menciptakan sinergi antara Indonesia dan India dalam mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.
    Dalam pertemuan tersebut, Meutya juga menekankan pentingnya kemitraan lintas negara untuk memperkuat inovasi teknologi.
    “Kami perlu membangun kolaborasi yang tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas,” kata Meutya.
    Indonesia dan India bersepakat membentuk Kelompok Kerja Bersama yang akan memastikan implementasi kemitraan itu berjalan sesuai rencana. Kelompok ini akan bertemu secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan program dan membahas solusi atas hambatan yang mungkin muncul.
    Melalui kemitraan tersebut, kedua negara berharap dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi dalam menghadapi tantangan transformasi digital global.
    “Kami yakin, kemitraan tersebut akan membawa dampak signifikan dalam menciptakan masa depan digital yang lebih baik bagi kedua negara,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menkomdigi Paparkan Kerja Sama Digital dengan India, IoT Hingga AI

    Menkomdigi Paparkan Kerja Sama Digital dengan India, IoT Hingga AI

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan ke India. Meutya bertukar Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India Jitin Prasada yang berisi perjanjian kerja sama dalam bidang pengembangan digital.

    “Kemitraan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem digital di kedua negara, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusia,” ungkap Meutya dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).

    Probabilitas antara kedua negara meliputi beberapa bidang kerja sama, seperti pengembangan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (AI) dan Internet of Things (IoT), infrastruktur digital publik seperti identitas digital, serta kolaborasi ekosistem digital business-to-business (B2B) dan pengembangan keterampilan teknologi informasi (TI).

    “Melalui MoU ini, kami berharap dapat menciptakan sinergi antara Indonesia dan India dalam mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Meutya.

    Dalam pertemuan tersebut, Meutya menegaskan pentingnya kemitraan lintas negara untuk memperkuat inovasi teknologi.

    “Kita perlu membangun kolaborasi yang tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas,” tambahnya.

    Melalui kerja sama ini, kedua negara berharap dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan solusi dalam menghadapi tantangan transformasi digital global.

    “Kami yakin bahwa kemitraan ini akan membawa dampak signifikan dalam menciptakan masa depan digital yang lebih baik bagi kedua negara,”pungkasnya.

    (ega/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu