Topik: transformasi digital

  • Cegah Judi Online, DPR Dukung Kemenkomdigi Tutup Situs Pemerintah yang Tak Aktif

    Cegah Judi Online, DPR Dukung Kemenkomdigi Tutup Situs Pemerintah yang Tak Aktif

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal mendukung langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) untuk menutup situs web dan akun media sosial pemerintah yang tidak aktif. Kebijakan ini dinilai penting dalam mencegah penyalahgunaan situs oleh pelaku judi online (judol) serta meningkatkan keamanan siber nasional.

    “Kebijakan ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam melindungi aset digital negara dan data publik dari ancaman kejahatan siber. Ini momentum baik untuk mempercepat transformasi digital yang aman dan berintegritas,” ujar Syamsu Rizal di Jakarta, Minggu (2/3/2025), seperti dilansir Antara.

    Sebagai anggota Panitia Kerja (Panja) Judol, Syamsu Rizal menegaskan, banyak situs pemerintah yang tidak aktif telah dimanfaatkan pelaku judi online untuk beroperasi secara ilegal. Terkait hal itu, langkah Kemenkomdigi dinilai sebagai tindakan yang tepat dan harus didukung penuh.

    “Kami di Panja Judol telah melihat langsung bagaimana situs web pemerintah yang tidak aktif disalahgunakan oleh pelaku judol. Langkah Kemenkomdigi ini sangat tepat dan perlu didukung penuh,” jelasnya.

    Meski demikian, Syamsu Rizal menekankan pentingnya pemetaan jumlah situs yang tidak aktif dan analisis penyebabnya, apakah karena keterbatasan anggaran, kurangnya sumber daya manusia (SDM), atau faktor lainnya.

    Jika ketidakaktifan situs web pemerintah disebabkan oleh keterbatasan anggaran, Syamsu Rizal menyarankan alokasi dana khusus untuk pemeliharaan situs serta peningkatan sistem keamanan siber. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan yang melibatkan perguruan tinggi dan industri teknologi.

    Selain itu, ia mendorong pemantauan rutin terhadap keamanan dan keaktifan situs pemerintah. Bahkan, DPR menyarankan adanya penghargaan bagi instansi yang inovatif serta sanksi bagi yang lalai dalam mengelola situs web mereka.

    “Komisi I DPR siap mendukung kebijakan ini melalui fungsi anggaran dan pengawasan agar dapat berjalan berkelanjutan,” tegasnya.

    Selain menutup situs yang tidak aktif, Syamsu Rizal menilai Kemenkomdigi perlu mengonsolidasikan layanan digital pemerintah. Ia mengajak seluruh instansi pemerintah untuk mengevaluasi dan memperbaiki infrastruktur digital agar lebih modern dan aman.

    Ia juga menekankan pentingnya migrasi konten penting dari situs yang tidak aktif ke platform terpusat yang lebih aman. Langkah ini akan memudahkan masyarakat mengakses informasi tanpa risiko diretas atau disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

    “Ini adalah langkah awal dalam memperkuat infrastruktur digital, meningkatkan layanan publik berbasis teknologi, dan mengoptimalkan anggaran TI secara lebih tepat sasaran,” pungkasnya terkait penutupa situs web dan akun media sosial pemerintah yang tidak aktif.

  • PosIND Salurkan Bansos Program Sembako dan PKH Rp15,6 Triliun untuk 4,6 Juta KPM pada 2024

    PosIND Salurkan Bansos Program Sembako dan PKH Rp15,6 Triliun untuk 4,6 Juta KPM pada 2024

    Jakarta: PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND telah menyelesaikan amanah pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2024. Sepanjang periode tersebut, PosIND mampu menyalurkan bansos kepada 4,6 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di tanah air.
     
    Catatan tersebut menjadi capaian yang cukup signifikan. Jika dipersentasekan, PosIND telah merealisasikan target penyaluran mencapai 96 persen. Namun, pencapaian tersebut belum sepenuhnya memuaskan PosIND karena tidak dapat terealisasi hingga 100 persen. Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia, Haris, tak memungkiri masih menghadapi beberapa kendala dalam proses distribusi.
     
    Salah satu tantangan utama dalam penyaluran bansos adalah pemutakhiran data penerima. Menurut Haris, proses pemutakhiran data sepenuhnya dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Namun, Pos Indonesia turut berkontribusi agar penyaluran ini bisa berjalan makin efektif dengan menyediakan data tambahan berupa foto rumah dan geotagging penerima. Data ini digunakan untuk validasi lebih lanjut oleh Kemensos guna memastikan ketepatan sasaran penerima bantuan.
     

    “Kami memiliki dashboard yang memungkinkan Kemensos melihat langsung kondisi rumah penerima bansos. Hal ini membantu dalam verifikasi dan koreksi data,” ujar Haris.

    Selain itu, PosIND juga menunjukkan fleksibilitas dan kepedulian dengan mendatangi langsung penerima yang memiliki keterbatasan fisik, seperti lansia, difabel, atau yang sedang sakit. “Kami ingin memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan,” tambahnya.
     

    Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal R Djoemadi (tengah, berkaos putih) (Foto:Dok.PosIND)

    Tantangan di Wilayah 3T

    Tantangan lain yang dihadapi adalah penyaluran bansos di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T), khususnya pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2024. Kendala utama berupa akses transportasi dan kondisi cuaca, serta waktu penyaluran yang sangat terbatas, yaitu hanya dua minggu.
     
    Haris menjelaskan bahwa seluruh tantangan tersebut mampu diatasi dengan baik karena adanya kolaborasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan. Koordinasi yang baik juga dilakukan dengan otoritas pelabuhan, pemilik transportasi, dan pihak keamanan.
     
    “Kami mendapat dukungan dari pemerintah daerah serta pemangku kepentingan di daerah, termasuk dalam hal transportasi dan keamanan. Alhamdulillah, pada 31 Desember 2024, seluruh bansos berhasil kami salurkan,” jelas Haris.
     

    Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia, Haris (Foto:Dok.PosIND)

    Netralitas di Tengah Tahun Politik

    Selain tantangan tersebut, Pos Indonesia juga harus menyesuaikan agenda kerjanya di tahun 2024 yang diwarnai dengan pesta demokrasi yang diselenggarakan serentak di seluruh pelosok negeri,  yaitu pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Namun, hal tersebut tidak memengaruhi proses penyaluran bansos. Haris menegaskan bahwa bantuan yang disalurkan merupakan program rutin dan tidak terkait dengan kepentingan politik.
     
    Di tahun yang diwarnai pemilihan presiden dan kepala daerah, Pos Indonesia tetap menjaga netralitas dalam menjalankan tugasnya.
     
    “Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan penyaluran tetap netral dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Tugas kami adalah menyalurkan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” kata Haris menegaskan.
     

    (Foto:Dok.PosIND)
     

    Pospay: Teknologi Andalan PosIND dalam Distribusi Bansos

    Pos Indonesia juga telah mengadopsi teknologi digital dalam proses penyaluran bansos melalui aplikasi Pospay. Aplikasi ini memungkinkan pencairan bansos secara digital bagi penerima yang memiliki smartphone.
     
    Sementara bagi yang tidak memiliki akses ke perangkat digital, PosIND mengadopsi pendekatan inovatif dengan menerapkan sistem QR Code sebagai bukti kelayakan penerima bantuan. Layanan USSD dan SMS juga tersedia bagi mereka yang hanya memiliki fitur phone.
     
    “Artinya, kami telah mempersiapkan diri untuk masuk ke digitalisasi bansos. Bahkan kami siap mendukung pemerintah saat program digitalisasi ini diimplementasikan penuh,” ujar Haris.
     

    (Foto:Dok.PosIND)
     

    Transformasi Digital dengan Pospay untuk Layanan Keuangan yang Lebih Luas

    Selain pendistribusian bansos, Pospay kini mengedepankan lima prinsip layanan keuangan, yaitu Payment, Insurance, Credit, Investment, dan Saving (PICIS). Fitur ini dirancang untuk memberikan kemudahan yang lebih baik dibandingkan layanan fintech lainnya.
     
    Dalam pengembangan lebih lanjut, PosIND akan meluncurkan versi baru super app Pospay pada Maret 2025. “Kami berharap ini menjadi terobosan besar yang semakin memudahkan masyarakat dalam berbagai transaksi,” imbuh Haris.
     

    Arah Bisnis Jasa Keuangan PosIND pada 2025

    Menghadapi 2025, Pos Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung pembiayaan UMKM melalui kerja sama strategis dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Haris menyebutkan, langkah ini bertujuan memperkuat ekosistem logistik nasional sekaligus memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
     
    “Kami akan terus mengembangkan layanan, termasuk dalam pembiayaan UMKM dan sektor logistik. Dengan demikian, Pos Indonesia tidak hanya berperan dalam distribusi bansos, tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Haris.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Indonesia memeringati lima tahun sejak kasus pertama  virus Covid-19 terdeteksi di Tanah Air, yaitu tepatnya pada 2 Maret 2025. 

    Kejadian tersebut menjadi titik balik yang mengubah banyak aspek kehidupan di Indonesia, mulai dari sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

    Pada 2 Maret 2020, Indonesia mengonfirmasi dua kasus pertama Covid-19, yakni dua warga negara Indonesia yang terpapar virus SARS-CoV-2 setelah kontak dengan warga negara Jepang. Kasus pertama ini menandai awal dari perjalanan panjang pandemi di Indonesia.

    Setelah penemuan dua kasus pertama, kasus Covid-19 mulai meningkat pesat. Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan berbagai langkah pembatasan sosial, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, termasuk Jakarta, yang menjadi pusat penyebaran awal. 

    Pada akhir Juni 2020, jumlah kasus secara keseluruhan terdapat 56.385 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kala itu, kasus sembuh secara total mencapai 24.806 kasus dan untuk kasus meninggal dunia mencapai 2.876 orang serta secara total terdapat 803.898 spesimen terkait virus corona yang sudah diuji di Indonesia.

    Pada Juli 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus terbesar yang disebut dengan Gelombang Kedua yang berhubungan erat dengan varian Delta yang lebih menular.

    Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan, 37.284 terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (31/7/2021). Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terhitung sejak Maret 2020 menjadi 3.409.658 orang.

    Pasien sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 mencapai 2.770.092 orang. Sementara, kasus kematian di Tanah Air jumlahnya menjadi 94.119 orang.

    Pada periode ini, kapasitas rumah sakit penuh dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat untuk membatasi mobilitas warga. Program vaksinasi nasional juga dimulai pada Januari 2021, meskipun distribusi vaksin masih terhambat pada tahap awal. 

    Pandemi Covid telah menyebabkan lonjakan angka kematian dan peningkatan jumlah kasus sakit. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2022, setelah program vaksinasi berjalan dengan lebih lancar, angka kasus Covid-19 mulai menurun. Kasus terkonfirmasi mencapai 5,5 juta, dengan tingkat kematian tercatat sekitar 150.000.

    Lalu, pada 202 Pandemi Covid-19 makin terkendali berkat vaksinasi yang masif dan protokol kesehatan yang diperketat. Jumlah kasus menurun, tetapi angka kematian total mencatatkan lebih dari 160.000 orang. 

    Sejak 2019, angka kematian akibat Covid-19 terus mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid-19.Virus tersebut memberikan dampak yang signifikan di berbagai aspek terutama kesehatan, hingga menyebabkan kematian. Kasus konfirmasi positif hingga kematian yang disebabkan paparan Covid-19 cukup tinggi baik di dunia dan Indonesia.

    erdasarkan hasil data Satgas Covid-19 Kementerian Kesehatan hingga 2022 menunjukkan jumlah kematian akibat Covid-19 dari tahun 2019 hingga 2022, yaitu 155.000 kematian atau sebesar 2,6% dari kasus konfirmasi. 

    Memasuki 2024, Indonesia memasuki fase pemulihan, dengan angka kasus yang sangat rendah. Namun, Covid-19 tetap menjadi ancaman dengan beberapa lonjakan kasus sporadis. Meski begitu, tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai lebih dari 95%, berkat pengobatan yang lebih efektif, serta vaksinasi yang makin luas.

    Perbesar

    Dampak Ekonomi

    Pandemi Covid-19 juga membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Banyak sektor ekonomi, terutama pariwisata, transportasi, dan UMKM, mengalami penurunan signifikan.

    Misalnya, pada 2020, Indonesia mencatatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar -2,07%, yang merupakan resesi pertama dalam dua dekade terakhir 

    Meskipun sempat mencatat pertumbuhan negatif saat diterpa badai pandemi Covid-19 pada 2020, tetapi perekonomian nasional terus menunjukan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat.  

    Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh makin kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan, yakni mencapai 3,70% pada 2021.

    Tahun 2022, secara full year, pertumbuhan ekonomi Indonesiajuga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31% (ctc). Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2% (ctc), dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi. Adapun, pada 2023 perekonomian Indonesia juga masih berada di level 5% yaitu 5,05%.

    Pemerintah Indonesia mengimplementasikan berbagai kebijakan stimulus ekonomi, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi listrik, dan dukungan untuk UMKM. Selain itu, program vaksinasi yang massif juga mempercepat pemulihan sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi 

    Saat ini, setelah lima tahun berlalu, Indonesia telah melalui banyak tantangan dan mengalami proses pemulihan. Namun, Covid-19 masih tetap menjadi ancaman yang memerlukan kewaspadaan. Pandemi ini mengajarkan pentingnya ketahanan sistem kesehatan, pentingnya solidaritas sosial, serta perlunya transformasi digital dalam menghadapi krisis.

    Baiknya, peringatan lima tahun ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi pandemi global yang mungkin akan datang di masa depan.

  • Microsoft Desak Donald Trump Longgarkan Aturan Ekspor Chip AI, Apa Alasannya? – Page 3

    Microsoft Desak Donald Trump Longgarkan Aturan Ekspor Chip AI, Apa Alasannya? – Page 3

    Di sisi lain, Microsoft telah resmi menggandeng empat universitas yakni Binus University, Telkom University, Universitas Brawijaya, serta Universitas Gadjah Mada untuk bergabung dalam ekosistem mitra elevAIte Indonesia.

    Menurut Microsoft, inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan sekaligus menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi era AI.

    Untuk diketahui, elevAIte Indonesia merupakan inisiatif pelatihan AI hasil kerja sama antara Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) dan Microsoft. Inisiatif ini diluncurkan pada Desember 2024.

    Program elevAIte ini bertujuan membekali satu juta talenta Indonesia dengan keterampilan AI yang relevan dalam berbagai sektor industri.

    Bergabungnya empat universitas dalam program ini memungkinkan lebih dari 400.000 tenaga pendidik dan mahasiswa mengakses program pelatihan AI.

    Beberapa program pelatihan itu di antaranya adalah Training of trainers, Ujian sertifikasi Microsoft, AI Hackhaton, serta Inkubasi program pemenang AI Hackathon.

     

  • Cara Telkom Dorong Daya Saing BPD di Kalimantan – Halaman all

    Cara Telkom Dorong Daya Saing BPD di Kalimantan – Halaman all

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Telkom Indonesia (TLKM) menggandeng sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Kalimantan menggelar workshop produk dan layanan sekaligus mengukuhkan komitmen bersama untuk berkontribusi membangun perekonomian kerakyatan dengan memanfaatkan teknologi digital terkini.  

    Workshop tersebut diselenggarakan 6-7 Februari 2025 di Jakarta melibatkan kolaborasi antara oleh Telkom Regional 4 Kalimantan dan Divisi State Owned Enterprise (SOE) Service.

    Hadir dalam acara workshop tersebut sejumlah pejabat dan perwakilan dari BPD se-Kalimantan yaitu Bank Kalbar, Bank Kaltimtara, Bank Kalsel, dan Bank Kalteng.

    Di workshop ini Telkom memaparkan sejumlah produk dan layanan Telkom Group yang mampu menjawab kebutuhan BPD untuk mewujudkan layanan digital bagi nasabah dan menunjang kegiatan operasional.

    Antara lain layanan komunikasi data, cyber security, SDWAN, M2M, VSAT, Astinet, omni channel marketing, ,Core Banking, Call Center, serta Data Center dan DRC.

    EVP Divisi State Owned Enterprise (SOE) Service Telkom Dedy Mardhianto, menjelaskan untuk menjawab tantangan infrastruktur teknologi informasi BPD, Telkom menghadirkan tiga solusi utama, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform dan Digital Service.

    “Solusi ini dirancang khusus untuk membantu BPD menjalankan transformasi digital secara efisien dan terjangkau,” ujarnya.

    Dengan memanfaatkan dan menggunakan sejumlah produk dan layanan Telkom Group di atas, diharapkan BPD di Kalimantan menjadi lebih kompetitif di industri perbankan dengan menghadirkan layanan perbankan digital yang andal bagi nasabahnya.

    Tiga solusi komprehensif tersebut juga menjawab tantangan BPD lainnya, diantaranya keterbatasan tenaga ahli di bidang teknologi digital, analisa data, artificial intelligence, dan cyber security, serta mengubah budaya kerja yang masih stagnan dari sistem konvensional menuju digital.

    Dengan mengadopsi solusi digital dari Telkom Group, diharapkan semakin memudahkan BPD Kalimantan dan seluruh BPD di Indonesia untuk menyediakan layanan perbankan digital yang memenuhi standar industri perbankan nasional maupun internasional.

    Direktur Operasional Bank Kalsel, Abdurahim Fiqry sangat mengapresiasi langkah strategis kolaborasi Telkom Regional 4 Kalimantan dengan Divisi State Owned Enterprise (SOE) Service Telkom yang telah melakukan diskusi produktif dan menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan BPD di Kalimantan untuk memperkuat posisi Telkom di market B2B.

     

  • Tantangan Digitalisasi dan Kesenjangan di Indonesia

    Tantangan Digitalisasi dan Kesenjangan di Indonesia

    Jakarta: Revolusi Industri 5.0 menghadirkan era baru yang menggabungkan otomatisasi dengan nilai-nilai kemanusiaan. 
     
    Namun, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kesenjangan digital hingga kurangnya kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi perubahan ini.
     
    Dalam The 22nd Economix International Seminar yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada 11 Februari 2025, para pakar dari World Bank Group, International Telecommunication Union (ITU), serta pemangku kepentingan membahas dampak digitalisasi terhadap ekonomi global tersebut.
    Kesenjangan digital jadi hambatan besar 
    Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan akses dan literasi digital. Senior Digital Development Analyst dari World Bank Group, Jonathan Marskell menyatakan, peran digitalisasi bukan hanya bagian dari pembangunan infrastruktur. Data World Bank menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan akses dan sosial yang menghambat perkembangan digital Indonesia, seperti e-KTP.

    “Bertujuan untuk mengatasi keterbatasan kepercayaan dalam transaksi daring, verifikasi identitas saat ini yang tidak efisien dan mahal, serta risiko keamanan dalam verifikasi identitas saat ini,” ujar Marskell dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Februari 2025.
     
    Selain itu, UMKM juga kesulitan beradaptasi dengan perdagangan digital. Senior Officer Ekonomi Digital di Sekretariat ASEAN, Hazremi Hamid mengungkapkan dalam perdagangan digital, infrastruktur dan konektivitas sudah cukup kuat namun keamanan siber yang belum merata menghambat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini.
     

    Krisis talenta digital
    Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Fahrurozi, mengungkapkan bahwa Indonesia kekurangan talenta digital. 
     
    Saat ini, hanya 19 persen pekerja memiliki keterampilan digital dasar, sementara tenaga kerja dengan keterampilan digital tingkat lanjut hanya 6 persen.
     
    “Indonesia menghadapi kekurangan 3 juta talenta digital pada 2030, yang berdampak pada daya saing global. Untuk mengatasi hal ini, ia menekankan pentingnya keseimbangan keterampilan teknis, kognitif, dan interpersonal,” jelas Fahrurozi.
     
    Sementara itu, Direktur Negara untuk Kegiatan ILO di Indonesia dan Timor-Leste, Simrin Singh menambahkan, bahwa otomatisasi dapat menggantikan jutaan pekerjaan. Namun, dengan strategi yang tepat, teknologi justru bisa menciptakan peluang baru.
    Bagaimana Indonesia menyikapi tantangan ini?
    Dalam diskusi panel yang dipandu oleh Direktur Lembaga Demografi UI, I Dewa Gede Karma Wisana berbagai pakar membahas strategi menghadapi tantangan digitalisasi. Ilham Akbar Habibie, Presiden International Indonesia Chamber of Commerce, menekankan perlunya kebijakan pemerintah yang responsif.
     
    Niall Saville, Senior Advisor di Tony Blair Institute, menyoroti pentingnya regulasi perlindungan data dan perdagangan digital.
     
    “Negara dengan regulasi digital yang kuat lebih siap menghadapi perubahan. Indonesia harus proaktif dalam keamanan digital dan inovasi,” ujar Saville.
     

    Seminar The 22nd Economix FEB UI: Mencari Solusi untuk Revolusi Industri 5.0 diadakan di Balai Purnomo Prawiro, FISIP UI, dan dihadiri oleh tokoh nasional serta internasional. Acara terbagi dalam dua sesi utama yang membahas tantangan dan peluang dalam transformasi digital.
     
    Selain seminar, acara ini juga menghadirkan kompetisi internasional dan Model United Nations (MUN) yang melibatkan mahasiswa serta akademisi dari berbagai negara. Forum ini diharapkan menghasilkan solusi konkret untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 5.0.
     
    Diskusi ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk memastikan digitalisasi yang inklusif. Hasil seminar ini diharapkan bisa diterapkan dalam kebijakan nyata guna menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan kompetitif di era digital.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Hadirkan Inovasi hingga Budaya Kerberlanjutan, Bank Mandiri Diyakini Capai Net Zero Emissions Operasional pada 2030

    Hadirkan Inovasi hingga Budaya Kerberlanjutan, Bank Mandiri Diyakini Capai Net Zero Emissions Operasional pada 2030

    Jakarta, Beritasatu.com – Pencapaian net zero emissions (NZE) pada 2060 menjadi misi pemerintah Indonesia untuk memitigasi perubahan iklim, mewujudkan ekonomi hijau, hingga menciptakan keberlanjutan lingkungan dan energi. Di sektor perbankan, Bank Mandiri sebagai bagian dari Himpunan Bank Negara (Himbara) pun menunjukkan komitmen kuat untuk berkontribusi atas pencapaian NZE pada 2060.

    Selain melalui berbagai inisiatif keuangan, keseriusan Bank Mandiri untuk mendukung pencapaian zero carbon emissions pada 2060 secara konkret telah dimulai melalui sejumlah inovasi hingga budaya keberlanjutan di internal perusahaan. Di lingkup perusahaan, Bank Mandiri telah mencanangkan target net zero emissions operasional pada 2030 mendatang.

    Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, salah satu inovasi yang telah dihadirkan Bank Mandiri untuk merealisasikan zero carbon emissions operasional adalah dengan meluncurkan digital carbon tracking.

    Mandiri merupakan bank pertama di Indonesia yang memiliki digital carbon tracking sebagai platform yang digunakan untuk menghitung dan memonitori emisi perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan tindak lanjut apabila menemukan emisi karbon berlebih.

    “Langkah ini juga sebagai bentuk internalisasi budaya kepada seluruh pegawai untuk memonitor emisi yang dihasilkan dan upaya pengurangan emisi,” kata Alexandra dalam wawancara yang ditayangkan BTV beberapa waktu lalu.

    Untuk mendorong budaya keberlanjutan di perusahaan, Bank Mandiri kini telah mengoperasikan sebanyak 143 unit electric vehicles (EV) atau kendaraan listrik, melakukan instalasi 17 charging points, melakukan pemasangan 727 solar panel pada kantor cabang eco friendly di Jakarta, Medan, Palembang, dan Surabaya.

    Lebih jauh, Bank Mandiri memiliki satu gedung di Surabaya yang tersertifikasi “Gold” oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Bank pelat Merah itu juga berinovasi dengan penggunaan low emission glass (OTTV Glass) pada gedung perusahaan yang tersebar di lima titik, yakni Medan, Denpasar, Bekasi, Jayapura, serta Wijayakusuma Jakarta.

    Di samping itu, Bank Mandiri berpartisipasi dalam perdagangan karbon, serta menunjukkan komitmennya dengan mendorong transformasi digital melalui superapp Livin’ by Mandiri dan wholesale digital super platform Kopra by Mandiri sejak 2021. Mandiri turut mengonversi cabang konvensional menjadi ke arah digital dengan meluncurkan sebanyak 241 smart branch.

    Bersama dengan Gedung Plaza Mandiri dan Wisma Mandiri, ratusan smart branch tersebut turut memanfaatkan lampu LED yang ramah lingkungan dalam operasionalnya. Selain itu, Mandiri turut menerapkan efisiensi air dengan menggunakan sistem water recycling di Plaza Mandiri, Menara Mandiri, dan Wisma Mandiri.

    Tak lupa, target ambisius Bank Mandiri dalam capaian zero carbon emissions operasional pada 2030 juga dilakukan dengan mendorong budaya keberlanjutan kepada seluruh pegawai di pusat maupun di 2.192 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

    “Kami juga rutin membangun awareness melalui e-learning dan sosialisasi kepada seluruh unit, di mana kami terus mendorong penerapan budaya berkelanjutan menjadi bagian dari business as usual,” ungkap Alexandra.

    Ekonom Yakin Bank Mandiri Capai Net Zero Emissions Operasional pada 2030

    Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengungkapkan, berbagai inisiatif yang dilakukan telah berdampak terhadap menurunnya emisi karbon di perusahaannya. Berdasarkan data terkini Bank Mandiri, emisi operasional telah turun sebesar 17,6%

    “Upaya-upaya ini (strategi menurunkan NZE operasional) berhasil menurunkan emisi operasional sebesar 17,6% dari baseline pada 2019, yaitu 358.000 ton CO2 menjadi 282.000 ton CO2,” imbuh Alexandra.

    Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto melihat, berbagai inisiatif tersebut sangat memungkinkan Bank Mandiri untuk mencapai net zero emissions operasional pada 2030. Menurutnya, budaya keberlanjutan yang dimiliki bank pelat merah itu sudah menyentuh seluruh elemen di internal perusahaan.

    “Bank Mandiri possible (mencapai NZE operasional pada 2030) karena itu sudah menjadi komitmen seluruh insan-insan Bank Mandiri. Jadi setiap pegawai Bank Mandiri punya komitmen sebagai pribadi untuk melakukan perbuatan-perbuatannya yang harus mendukung tercapainya era net zero emissions di 2030,” tutur Ryan kepada Beritasatu.com, Jumat (28/2/2025).

    Menurut Ryan, Bank Mandiri merupakan salah satu bank yang menonjol dalam menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG). Komitmen tersebut, kata Ryan, salah satunya terlihat jelas dengan pembiayaan kredit dari Bank Mandiri yang menganut prinsip environmental friendly atau ramah lingkungan.

    Ryan mencontohkan, Bank Mandiri tidak pernah membiayai sektor-sektor ekonomi yang dalam proses produksi sang debitur terbukti melanggar aturan terkait lingkungan hidup, seperti penggundulan hutan, pembakaran hutan, hingga pembebasan lahan yang tidak sesuai dengan aturan hukum. Sebaliknya, Bank Mandiri sangat menonjol melakukan pembiayaan yang masuk kategori green economy, seperti proyek renewable energy.

    Namun, menurutnya, komitmen perbankan dalam mendukung net zero emissions tidak harus melalui jalur pembiayaan hijau atau kredit semata, melainkan juga bisa melalui perilaku operasional perusahaan.

    Dia lantas mengapresiasi berbagai inisiatif yang telah dilakukan Bank Mandiri dalam operasional, termasuk digitalisasi yang membuat nasabah tak perlu datang ke kantor cabang sampai pencatatan di perusahaan yang sifatnya paperless atau minim penggunaan kertas sehingga ramah lingkungan.

    “Yang saya lihat, Bank Mandiri sudah agresif melakukan pencatatan yang sifatnya paperless. Dengan digitalisasi, maka akan mengurangi penggunaan kertas. Dengan, digitalisasi, maka akan mengurangi penggunaan BBM atau energi fosil. Nasabah kalau mau ke kantor cabang Mandiri enggak perlu lagi datang ke kantor cabang, cukup pakai mobile banking Bank Mandiri menggunakan aplikasi Livin, kita sudah bisa bertransaksi,” jelas Ryan.

    Visi Bank Mandiri dalam mewujudkan zero emissions operasional pada 2030 dan mendukung net zero emissions pada 2060 bukan hanya sekedar implementasi dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, maupun Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 51 Tahun 2017 tentang Keuangan Berkelanjutan dan Taksonomi Hijau semata, melainkan juga kontribusi nyata Mandiri sebagai agent of development dan berperan aktif dalam agenda global untuk keberlanjutan.

    Inisiatif-inisiatif dalam pengurangan emisi karbon pun menjadi salah satu faktor kunci yang membuat Bank Mandiri dinobatkan sebagai bank terbaik di Indonesia dalam ESG Score berdasarkan penilaian lembaga pemeringkat ESG terkemuka, Sustainalytics. Per 9 Januari 2025, Bank Mandiri berhasil menurunkan ESG Risk Rating Score secara signifikan dari 28,2 (medium risk) pada 2024 menjadi 17,5 (low risk).
     

  • Indonesia dukung prioritas ekonomi pada Keketuaan Malaysia ASEAN 2025

    Indonesia dukung prioritas ekonomi pada Keketuaan Malaysia ASEAN 2025

    Saat pertemuan bilateral, beberapa Menteri ASEAN siap mendukung usulan non-paper dari Indonesia dalam merespons tantangan perdagangan global

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti menyatakan dukungan Indonesia dalam capaian ekonomi Malaysia pada masa keketuaannya di ASEAN tahun 2025 dalam pertemuan Menteri ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM Retreat) ke-31 di Desaru, Johor, Malaysia, Jumat.

    Menurutnya, berbagai penyelesaian perundingan dan kerja sama akan didorong terselesaikan tahun ini agar menjadi langkah strategis dalam meningkatkan perdagangan, serta memperkuat ketahanan rantai pasok di kawasan.

    “Berbagai perundingan dan kerja sama sebagai capaian ekonomi di bawah kewenangan AEM diharapkan mampu menjadi langkah strategis meningkatkan perdagangan dan memperkuat ketahanan rantai pasok di kawasan,” ujar Roro dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Selaku Ketua ASEAN tahun 2025, Malaysia menyampaikan sembilan inisiatif sebagai capaian ekonomi di masa keketuannya, yang meliputi antara lain penyelesaian Protokol ke-2 Perubahan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA); Penandatanganan Perundingan Peningkatan Perdagangan Bebas ASEAN–China (ACFTA); Penyelesaian Substansial Reviu Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN-India (AITIGA); Deklarasi Kerja Sama Ekonomi ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC); dan Penyelesaian Substansial Perundingan Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).

    Sebelumnya, para Menteri ASEAN mengawali pertemuan dengan sesi konsultasi bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), dengan membahas berbagai inisiatif prioritas yang mencakup peningkatan perdagangan dan investasi, integrasi serta pertumbuhan ekonomi, pembangunan kawasan inklusif dan berkelanjutan, serta transformasi digital.

    Kemudian, para menteri juga membahas laporan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) mengenai studi rantai pasok industri semikonduktor di ASEAN, untuk memetakan industri tersebut dan mendukung perumusan kebijakan yang lebih efektif dan strategis.

    Pertemuan sesi konsultasi ditutup dengan saling berdiskusi berdasarkan hasil paparan dari McKinsey, mengenai perkembangan regional dan outlook ekonomi global.

    Pada sela-sela rangkaian pertemuan AEM, Wamendag Roro juga menghadiri pertemuan bilateral dengan beberapa negara anggota ASEAN dan mitra, antara lain Malaysia dan Singapura.

    Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa isu bilateral untuk mendapatkan peluang kerja sama baru, serta strategi dalam mendorong penyelesaian beberapa perundingan di tingkat ASEAN.

    “Saat pertemuan bilateral, beberapa Menteri ASEAN siap mendukung usulan non-paper dari Indonesia dalam merespons tantangan perdagangan global,” kata Roro.

    Dengan memanfaatkan perjanjian yang telah ada dalam fora ASEAN+1 dan RCEP, lanjut Roro, ASEAN perlu meningkatkan sentralitas ASEAN untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan. Menurutnya, Malaysia sebagai ketua ASEAN memainkan peran kunci untuk memimpin upaya kolektif ini.

    Pertemuan AEM Retreat diawali pertemuan Preparatory SEOM (Prep-SEOM) yang berlangsung pada 26 Februari 2025, untuk memfinalisasi berbagai dokumen yang akan disahkan para Menteri.

    Indonesia selaku negara koordinator perundingan ASEAN-Canada FTA (ACAFTA) melaporkan perkembangan perundingan yang juga ditargetkan selesai secara substansial tahun 2025.

    Indonesia juga meminta dukungan SEOM agar non-paper dari Indonesia yang akan disampaikan pada Pertemuan AEM Retreat dapat dibahas dan difinalisasi pada Pertemuan SEOM selanjutnya.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kolaborasi dengan ORPIN,  Metland Perkenalkan AI Smarthome “MIRA” – Halaman all

    Kolaborasi dengan ORPIN,  Metland Perkenalkan AI Smarthome “MIRA” – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – PT. Metropolitan Land, Tbk (Metland) resmi meluncurkan “Mira”, sistem smarthome berbasis kecerdasan buatan (AI). Mira dikembangkan melalui kolaborasi strategis dengan perusahaan teknologi AI ORPIN. 

    Inovasi ini menandai era baru dalam industri properti dengan menghadirkan solusi hunian pintar yang lebih cerdas, efisien, dan nyaman bagi masyarakat Indonesia.

    Peluncuran Mira dilakukan secara resmi oleh President Director PT. Metropolitan Land Tbk, Anhar Sudradjat, dalam acara BCA Expoversary 2025 di ICE BSD City yang diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan industri properti dan teknologi.

    Mira menambah daya tarik pameran dengan menghadirkan inovasi hunian masa depan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Mira adalah langkah signifikan dalam transformasi digital sektor perumahan di Indonesia.

    “Kami sangat bangga dapat menghadirkan Mira sebagai solusi smarthome berbasis AI. Dengan teknologi canggih dari ORPIN, Mira tidak hanya menawarkan otomatisasi rumah, tetapi juga pengalaman hunian yang lebih personal dan responsif terhadap kebutuhan penggunanya,” ujar Anhar Sudradjat.

    Dalam kesempatan yang sama, CEO ORPIN, Tomy Hidayat, menyatakan, “Kami bangga dapat bekerja sama dengan Metland dalam menghadirkan Mira. Teknologi AI yang kami kembangkan memungkinkan rumah untuk menjadi lebih adaptif, aman, dan efisien bagi penghuninya.”

    Kerja sama antara METLAND dan ORPIN menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknologi hunian cerdas di Indonesia. ORPIN, sebagai perusahaan AI terdepan, membawa keahlian dalam kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk memastikan Mira dapat memberikan solusi rumah pintar yang revolusioner.

    Fitur unggulan “Mira”

    Mira dirancang untuk memberikan pengalaman rumah pintar yang lebih intuitif dan terintegrasi. Beberapa fitur unggulannya meliputi:

    Otomatisasi Cerdas: Mira mampu mengontrol pencahayaan, suhu ruangan, keamanan, dan perangkat rumah tangga lainnya secara otomatis berdasarkan kebiasaan penghuni.
    Interaksi Berbasis AI: Sistem ini dapat memahami perintah suara dan teks dalam bahasa Indonesia, memungkinkan komunikasi yang lebih natural dengan penghuni.
    Keamanan Tingkat Tinggi: Dilengkapi dengan teknologi pemantauan real-time, Mira meningkatkan sistem keamanan rumah.
    Efisiensi Energi: Mengoptimalkan penggunaan energi melalui analisis kebiasaan penghuni, membantu menghemat biaya listrik.
     

    Langkah baru menuju smart living

    Peluncuran Mira menandai komitmen Metland dalam menghadirkan inovasi berbasis teknologi di sektor properti. Ke depannya, Mira akan diterapkan di berbagai proyek perumahan Metland untuk memberikan pengalaman smart living terbaik bagi masyarakat Indonesia.

    Dengan Mira, PT. Metropolitan Land, Tbk membawa hunian cerdas ke tingkat selanjutnya, menggabungkan kecanggihan teknologi dengan kenyamanan hidup sehari-hari. Hal ini diharapkan dapat menjadi standar baru dalam industri properti di Tanah Air.

  • Telkomsel IoT FleetSense AI Raih Penghargaan Asian Telecom Awards 2025

    Telkomsel IoT FleetSense AI Raih Penghargaan Asian Telecom Awards 2025

    Jakarta

    Telkomsel kembali membuktikan komitmennya dalam mengedepankan inovasi dan keselamatan di bidang transportasi dengan memenangkan penghargaan bergengsi ‘IoT Initiative of the Year’ lewat solusi Telkomsel IoT FleetSense dalam ajang Asian Telecom Awards 2025 di Singapura.

    Solusi IoT canggih ini terbukti meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi di Indonesia. Vice President Enterprise Product Management and Development Telkomsel Kwok W Kiat mengatakan pihaknya bangga dapat membawa solusi Telkomsel IoT FleetSense yang diimplementasikan dalam rangka untuk mendorong kemajuan teknologi untuk mempercepat transformasi digital Indonesia.

    Dengan fokus khusus pada modernisasi pada sektor transportasi dan logistik melalui peningkatan keselamatan dan efisiensi melalui solusi IoT berteknologi AI yang menyeluruh.

    “Penghargaan ini mencerminkan visi dan komitmen Telkomsel untuk terus menciptakan solusi berbasis teknologi yang memberikan dampak positif bagi industri dan masyarakat Indonesia melalui kolaborasi yang kuat dengan pelanggan B2B kami,” ujar Vice President Enterprise Product Management and Development Telkomsel Kwok W Kiat, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).

    “Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada para pelanggan atas kepercayaan dan kemitraan mereka,” sambungnya.

    Asian Telecom Awards sendiri telah diselenggarakan sejak 2005 dan merupakan ajang berskala Internasional bagi perusahaan telekomunikasi untuk menunjukkan solusi inovatifnya. Ajang penghargaan ini mengakui perusahaan yang memiliki komitmen tinggi terhadap penggunaan teknologi yang memiliki dampak positif.

    Sebagai salah satu pemenang pada ajang tersebut, Telkomsel IoT FleetSense merupakan solusi digital Telkomsel yang berbasis Artifical Intelligence (AI) yang fokus dikembangkan untuk menjawab tantangan digitalisasi keamanan dan efisiensi berbagai moda transportasi dan logistik, termasuk kereta api yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia.

    Ada beberapa insiden yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk aspek human error terkait dengan kondisi kelelahan dan ketidaksesuaian prosedur kerja.

    Melalui kolaborasi B2B dengan pelanggan, Telkomsel menjawab tantangan tersebut dengan menerapkan Telkomsel IoT FleetSense di Sumatera Selatan yang merupakan wilayah kunci bagi industri pertambangan dan hasil tambang Indonesia.

    Dengan cadangan batubara sebesar 9,3 miliar ton dan produksi mencapai 105 juta ton per tahun, kawasan ini memerlukan transportasi sumber daya yang efektif.

    Tingginya volume angkutan dan tantangan keselamatan ini menunjukkan pentingnya solusi Telkomsel IoT FleetSense untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan. Setelah tahap implementasi di lebih dari 200 unit lokomotif, Telkomsel IoT FleetSense mampu mengidentifikasi lebih dari 100 ribu peringatan keselamatan secara real-time dan mengirimkan notifikasi ke pusat komando pelanggan seperti tanda-tanda kelelahan, gangguan aktivitas masinis termasuk penggunaan ponsel atau merokok untuk mendukung digitalisasi prosedur keselamatan dan operasional bisnis pelanggan.

    Melanjutkan komitmen pada inovasi teknologi, ke depannya Telkomsel berencana untuk memperkaya solusi-solusi yang terintegrasi dengan basis data operator sektor transportasi dan logistik, karena #PastiAdaSolusi untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional dengan Telkomsel IoT FleetSense. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi telkomsel.com/enterprise.

    (anl/ega)