Topik: transformasi digital

  • Tokoh Pemerataan Akses Digital Nasional, Fadhilah Mathar Raih Detikcom Awards 2025

    Tokoh Pemerataan Akses Digital Nasional, Fadhilah Mathar Raih Detikcom Awards 2025

    Jakarta

    Fadhilah Mathar meraih Detikcom Awards 2025 sebagai Tokoh Pemerataan Akses Digital Nasional. Penghargaan ini diberikan dalam event Detikcom Awards 2025 yang diadakan di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (25/11/2025) langsung kepada Fadhilah Mathar .

    Sebagai Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar menunjukkan kepemimpinan visioner dalam mempercepat transformasi digital nasional dengan memperluas konektivitas ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

    Di bawah arahannya, BAKTI telah menghadirkan akses internet di 27.858 lokasi layanan publik dan menyediakan sinyal telekomunikasi untuk 6.747 desa di seluruh Indonesia, memastikan tidak ada daerah yang tertinggal dalam pembangunan digital.

    Fadhilah juga mendorong kolaborasi lintas sektor bersama pemerintah daerah dan pelaku industri untuk mempercepat penyediaan infrastruktur digital di daerah blank spot.

    Dengan visi yang jelas dan hasil nyata di lapangan, ia merepresentasikan kepemimpinan yang tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memberdayakan masyarakat menuju masa depan digital yang inklusif.

    Tokoh Pemerataan Akses Digital Nasional, Fadhilah Mathar Raih Detikcom Awards 2025. Foto: Detikfoto

    detikcom Awards 2025 digelar untuk memberikan apresiasi bagi yang berkontribusi nyata untuk Indonesia. Tahun ini, ajang penghargaan mengusung tema ‘Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang’.

    Penghargaan ini ditujukan bagi individu, pelaku usaha, dan unsur pemerintah yang telah menorehkan prestasi serta memberi dampak signifikan bagi bangsa.

    Awards ini menyoroti karya, tata kelola, dan pencapaian unggul di berbagai bidang. Ajang ini menjadi salah satu cara detikcom untuk menjaga semangat berkarya, berdedikasi, dan bertransformasi dalam ‘rumah besar’ Indonesia.

    (fyk/fyk)

  • Auto2000 Raih Gelar Ekosistem Dealer Otomotif Terpadu

    Auto2000 Raih Gelar Ekosistem Dealer Otomotif Terpadu

    Jakarta

    Auto2000 sebagai dealer resmi Toyota terbesar di Indonesia meraih penghargaan ‘Ekosistem Dealer Otomotif Terpadu di Indonesia’ di detikcom Awards 2025. Jaringan Auto2000 menghadirkan ekosistem terpadu yang tidak hanya sebagai pusat jual-beli mobil baru, tapi juga berbagai layanan untuk konsumen.

    Auto2000 adalah jaringan dealer resmi Toyota terbesar di Indonesia. Berdiri sejak 1975, Auto2000 kini mengelola lebih dari 130 cabang yang tersebar luas di Indonesia.

    Sebagai dealer otomotif dengan ekosistem terpadu, Auto2000 bukan hanya tempat beli mobil Toyota. Jaringan Auto2000 juga menyediakan penjualan mobil baru Toyota, layanan purnajual (servis berkala, perbaikan, sparepart hingga body paint), layanan booking service online, sampai layanan trade in. Auto2000 juga menyediakan layanan Auto2000 Home Service dan Express Maintanance yang memudahkan pemilik mobil Toyota.

    Kini, Auto2000 semakin serius memperkuat transformasi digital yang semakin memudahkan pemilik mobil Toyota. Melalui Auto2000 Digiroom, Auto2000 menyediakan fitur pembelian mobil secara online yang praktis dan aman. Lewat situs maupun aplikasi, pemilik mobil Toyota bisa memilih mobil yang ingin dibeli, simulasi kredit, booking servis, bahkan sampai tukar tambah atau trade in dengan mobil baru.

    Ilustrasi bengkel auto2000 Foto: dok. Auto2000

    Auto2000 juga bekerja sama dengan lembaga pembiayaan terpercaya seperti ACC dan TAF, yang sudah diawasi dan terdaftar di OJK. Jadi, proses kredit kendaraan akan lebih aman dan transparan.

    Karenanya, Auto2000 diganjar penghargaan bergengsi di detikcom Awards 2025. Auto2000 meraih gelar ‘Ekosistem Dealer Otomotif Terpadu di Indonesia’.

    detikcom Awards 2025 digelar untuk memberikan apresiasi bagi yang berkontribusi nyata untuk Indonesia. Tahun ini, ajang penghargaan mengusung tema ‘Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang’.

    Penghargaan ini ditujukan bagi individu, pelaku usaha, dan unsur pemerintah yang telah menorehkan prestasi serta memberi dampak signifikan bagi bangsa.

    Awards ini menyoroti karya, tata kelola, dan pencapaian unggul di berbagai bidang. Ajang ini menjadi salah satu cara detikcom untuk menjaga semangat berkarya, berdedikasi, dan bertransformasi dalam ‘rumah besar’ Indonesia.

    (rgr/dry)

  • Microsoft Targetkan Cetak 500.000 Talenta AI Bersertifikat pada 2026

    Microsoft Targetkan Cetak 500.000 Talenta AI Bersertifikat pada 2026

    Bisnis.com, JAKARTA— Microsoft Indonesia menegaskan komitmennya mempercepat transformasi kecerdasan buatan (AI) di Tanah Air melalui pengembangan talenta dan perluasan infrastruktur digital. 

    President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyampaikan perusahaan membidik sertifikasi 500.000 talenta AI pada 2026, sebagai bagian dari fase baru perjalanan transformasi digital Indonesia.

    “Tahun ini, kami menyebut fase selanjutnya sebagai menciptakan dampak dengan AI. Jadi, bergerak bersama untuk menciptakan dampak yang setara,” kata Dharma dalam acara Cloud & AI Innovation Summit di Jakarta pada Selasa (25/11/2025). 

    Dharma menekankan tujuan program tersebut bukan sekadar meningkatkan keterampilan digital masyarakat, tetapi juga membangun rasa percaya diri dalam memanfaatkan infrastruktur digital dan infrastruktur AI yang kini tersedia di Indonesia. 

    Dia menyebut tahun lalu Microsoft Elevate telah memberikan 1,2 juta keterampilan di seluruh Indonesia. 

    Microsoft Elevate yang tahun ini memasuki tahun kedua setelah sebelumnya bernama elevAIte Indonesia akan menghadirkan pengalaman belajar yang lebih mendalam melalui kolaborasi lintas sektor. Program ini dirancang untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan memastikan masyarakat memiliki kemampuan untuk berkembang di era AI.

    Mengutip riset IDC yang dirilis September 2025, Dharma menyampaikan bahwa setiap US$1 investasi peningkatan keterampilan AI pada 2030 berpotensi menciptakan nilai ekonomi baru hingga US$75 bagi Indonesia.

    Dalam paparannya, Dharma juga mengingatkan kembali tonggak penting peluncuran Indonesia Central Region, wilayah cloud pertama Microsoft di Indonesia yang diresmikan enam bulan lalu. Menurutnya, peluncuran pusat data tersebut bukan sekadar ekspansi layanan cloud, tetapi pernyataan keyakinan terhadap masa depan Indonesia sebagai pusat kekuatan digital.

    Dia menambahkan gelombang inovasi berikutnya akan memungkinkan organisasi di Indonesia membangun, melatih, dan menerapkan solusi AI secara lokal. 

    “Ini berarti tingkat daya komputasi yang sama yang dibutuhkan AI untuk mendorong terobosan di seluruh dunia tersedia di Indonesia saat ini,” katanya. 

    Dharma mengatakan era AI telah mendefinisikan ulang keunggulan kompetitif, mendorong setiap organisasi untuk menanamkan kecerdasan dalam seluruh proses bisnis mereka.

    Dia menjelaskan Microsoft mendukung transformasi tersebut melalui layanan seperti Azure App Services, Azure Database, hingga infrastruktur AI berperforma tinggi untuk pelatihan model tingkat lanjut. Selain itu, Microsoft 365 Compiler dan GitHub Compiler kini tersedia secara lokal melalui wilayah cloud pusat Indonesia untuk mempercepat produktivitas pekerja dan pengembang.

    Lebih jauh, Dharma menegaskan Microsoft ingin memastikan inovasi berbasis AI dapat dibangun dan diterapkan di Indonesia, sehingga dampak dan data tetap berada di dalam negeri. Dia menekankan teknologi bukanlah penentu utama kemajuan melainkan manusia.

    “Namun, teknologi tidak mendefinisikan kemajuan dengan sendirinya. Masyarakat melakukannya. Dan inilah yang terus kami yakini di Microsoft,” kata Dharma.

  • Telkomsat Perluas Akses Digital di Desa Terpencil yang Tak Tersentuh Internet Kabel dan Seluler

    Telkomsat Perluas Akses Digital di Desa Terpencil yang Tak Tersentuh Internet Kabel dan Seluler

    Liputan6.com, Jakarta – PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) menegaskan komitmennya untuk mempercepat perluasan konektivitas internet di seluruh Indonesia.

    Melalui sinergi erat dengan pemerintah pusat dan daerah, Telkomsat berupaya menjangkau desa-desa terpencil, yang diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat, akses pendidikan dan kesehatan, serta membuka peluang ekonomi baru di wilayah tersebut.

    Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf, menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi pemerintah dalam memperluas akses digital.

    “Kami di Telkomsat akan terus menjadi garda terdepan dalam mendukung transformasi digital dengan memanfaatkan teknologi satelit. Keunggulan teknologi ini adalah kemampuannya menjangkau seluruh daratan dan perairan Nusantara yang belum tersentuh jaringan kabel maupun seluler,” ujar Lukman.

    Lukman menyoroti hasil riset nasional yang menunjukkan masih banyaknya area di Indonesia yang masuk kategori blank spot atau minim sinyal. Oleh karena itu, peran teknologi satelit menjadi sangat krusial dalam mewujudkan keadilan akses informasi bagi seluruh rakyat Indonesia.

    “Fokus Telkomsat tidak hanya pada sektor industri, tetapi juga aktif bermitra dengan pemerintah provinsi untuk memperluas konektivitas bagi masyarakat,” imbuhnya.

    Komitmen ini selaras dengan langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), yang terus menggenjot percepatan pembangunan jaringan internet desa. 

  • KKP perkuat tata kelola data geospasial dorong layanan publik akurat

    KKP perkuat tata kelola data geospasial dorong layanan publik akurat

    Keberhasilan KKP dalam Bhumandala Award 2025 menunjukkan dampak nyata transformasi digital yang tengah dijalankan,

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmen memperkuat tata kelola data geospasial melalui transformasi digital yang menghasilkan informasi lebih akurat, transparan, dan terintegrasi guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di sektor kelautan dan perikanan.

    “Inovasi ini menjadi langkah penting kami dalam memastikan informasi geospasial kelautan dan perikanan dikelola secara lebih efektif, transparan, dan terintegrasi,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Dia menyampaikan, berkat komitmen itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali mencatat prestasi melalui penghargaan Bhumandala Kanaka (Emas) pada ajang Bhumandala Award 2025.

    Penghargaan dari Badan Informasi Geospasial (BIG) ini diberikan atas inovasi “Transformasi Digital Penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT) melalui Portal Data”.

    Menurut Trenggono, capaian itu mencerminkan komitmen kuat kementerian dalam memperkuat tata kelola data berbasis informasi geospasial.

    Penghargaan diserahkan dalam acara penganugerahan di Auditorium Sukarman, Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, dan diterima oleh Inspektur Jenderal sebagai perwakilan Menteri Kelautan dan Perikanan.

    “Keberhasilan KKP dalam Bhumandala Award 2025 menunjukkan dampak nyata transformasi digital yang tengah dijalankan,” ujar Trenggono.

    Ia menegaskan, platform digital yang dikembangkan tidak hanya mendukung proses pengambilan keputusan, tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan publik di sektor kelautan dan perikanan.

    “Dengan diraihnya Bhumandala Kanaka, KKP akan terus memperkuat inovasi dan kolaborasi untuk menghadirkan layanan data geospasial yang lebih maju, akurat, dan mudah diakses,” tutur Trenggono.

    Ia menambahkan, capaian itu menjadi penanda KKP berada pada jalur yang tepat dalam memanfaatkan Informasi Geospasial untuk perencanaan dan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, sekaligus memperkuat peran kementerian bagi masyarakat dan pemangku kepentingan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Revolusi Kecerdasan Buatan dari Base Transceiver Station

    Revolusi Kecerdasan Buatan dari Base Transceiver Station

    Bisnis.com, JAKARTA – Ada momentum sebuah langkah terlihat kecil, walau sebenarnya menuju hal besar. Uji coba AI Radio Access Network (AI RAN) oleh PT Indosat Tbk., Nokia, dan NVIDIA di Surabaya di pada 12 November 2025, salah satunya.

    Ini bukan sekadar eksperimen teknologi, tapi tekad menjadikan Indonesia di garis depan revolusi kecerdasan buatan (AI).Faktanya, Indonesia jadi negara ketiga di dunia yang menguji teknologi ini, selepas Amerika Serikat dan Jerman. Ini menunjukkan, kita mulai berperan membentuk masa depan digital dunia, tak sekadar konsumen teknologi. Guna memahami besarnya langkah ini, mari kita urai apa yang terjadi.

    AI RAN adalah pendekatan baru di jaringan seluler, dengan menyisipkan AI ke fungsi RAN. Mulai pengelolaan spektrum, pengaturan daya, optimasi beamforming, prediksi trafik, hingga efisiensi energi. Dalam literatur teknis dan arsitektur 5G, AI bisa ditempatkan dari RAN Intelligent Controller, Centralized Unit, Distributed Unit, hingga edge computingyang dekat base transceiver station (BTS).

    Selama ini, BTS hanya dikenal sebagai menara pemancar dan penerima sinyal radio, digunakan ponsel dalam berkomunikasi. Nah, saat Indosat menghadirkan AI “di BTS”, tak berarti Graphics Processing Unit (GPU) dipasang di menaranya. GPU adalah mesin utama AI. Dia prosesor berkecepatan tinggi yang awalnya untuk grafis, berguna memproses banyak tugas secara paralel.

    Kini kemampuan GPU menjalankan model AI sangat cepat, termasuk pemrosesan real-time. Oleh Indosat, GPU ditempatkan di lokasi edge compute pada site BTS. Lokasinya sama, fungsinya dekat, dan jaraknya hanya beberapa meter dari perangkat radio yang melayani pengguna. Ini membuat pemrosesan AI sangat dekat dengan pengguna. Secara populer, inilah “AI on the edge”.

    Dari perspektif teknis, ini langkah maju dibanding sekadar menempatkan GPU di pusat data. Selama ini, hampir seluruh pemrosesan AI baik dari teks, gambar, video, prediksi, atau analisis dilakukan di pusat data dengan komputasi awan (cloud) sebagai jaringan utama. Letaknya bisa ratusan kilometer dari pengguna, sehingga data dikirim ke pusat data, diproses, lalu dikembalikan.

    Bagi layanan yang tak butuh kecepatan, ini bukan masalah. Namun, untuk aplikasi real-time seperti robot industri, pemantauan pelabuhan, VR/AR untuk pendidikan, atau sistem keamanan publik, ini bisa jadi masalah. Sebab waktu jeda (latensi) beberapa milidetik dapat menentukan hasil berbeda.

    Dengan AI berada di edge compute di site BTS, latensi dapat dipangkas dramatik. Analogi sederhananya: jika GPU di pusat data di Jakarta adalah presiden, maka edge AI di BTS bak kepala desa pengambil keputusan langsung di lapangan. Ia melihat masalah secara langsung, bertindak cepat, dan meres-pons lebih relevan.

    Dengan solusi prediksinya, AI RAN mampu mem-buat jaringan lebih efisien. Misalnya di akhir pekan, di pusat perbelanjaan, kapasitas bandwith ditambahkan sebelum kepadatan terjadi. Sebaliknya, saat sepi, AI menurunkan daya pemancar atau mematikan sebagian fungsi radio demi menghemat energi. Pada skala nasional, optimasi ini menghemat biaya operasional dan energi yang signifikan.Keamanan dan kedaulatan data juga jadi dasar penting. Dengan pemrosesan dilakukan di edge, data sensitif tak perlu meninggalkan area jaringan lokal.

    Ini relevan dan melebihi standar PP71 Tahun 2019, terutama bagi data strategis, pemerintahan, maupun layanan kritikal yang menuntut standar keamanan tinggi. Dalam konteks geopolitik digital, kemampuan memproses data secara lokal adalah kedaulatan.

    PRAKTIK NYATA

    Uji coba Indosat juga menunjukkan kualitas kolaborasi matang. Indosat membawa jaringan seluler dan coverage nasionalnya. Nokia menyediakan perang-kat lunak, arsitektur RAN, dan integrasi sistem yang memungkinkan AI bekerja pada level radio. NVIDIA membawa platform GPU dan AI framework yang dirancang sesuai kebutuhan. Sinergi ini memindahkan AI dari konsep ke implementasi nyata.

    Langkah visioner lainnya, mencipta AI RAN Research Lab dengan mengandeng universitas dan SMK. AI yang selama ini lebih sering dibahas di ruang kuliah, kini dipraktikkan nyata. Siswa, mahasiswa, peneliti, dan startup dapat mengembangkan AI model lokal, yang langsung diuji di arsitektur jaringan tingkat industri.

    Dengan ini, Indonesia tak hanya mengadopsi teknologi global, tetapi membesarkan talenta yang paham lokalitas. Yakni mencipta inovasi dengan beragam solusi AI sesuai kebutuhan. Sehingga di konteks ekonomi digital, AI on the edge ini bermanfaat luas.

    Pemerintah bisa mengadopsi solusi smart city. Misalnya, Kamera CCTV jalan raya dapat mendeteksi kecelakaan di hitungan detik, lampu lalu lintas secara otomatis menyesuaikan kepadatan kendaraan, peringatan sensor banjir real-time, dan mengatur energi lebih efisien. Hasilnya, kota lebih aman, lebih lancar, dan hemat biaya. Seolah infrastruktur kota memiliki kemampuan ‘berpikir’ sendiri demi melayani warga.

    Industri manufaktur bisa memanfaatkan kamera yang terhubung ke AI on the edgeguna mendeteksi cacat kualitas dalam hitungan milidetik. Pelabuhan dapat mengoptimalkan bongkar muat melalui analitik real-time yang diproses tepat di tepi jaringan. Pertanian presisi bisa mengandalkan sensor dan drone yang memproses data langsung di area persawahan dan perkebunan.

    Seiring perjalanannya, dengan ribuan site BTS tersebar di Indonesia, penerapan AI on the edge berpotensi menjadi ‘node kecerdasan’ baru. Jika diperluas secara nasional, kita bisa memiliki jaringan saraf digital terdistribusi dari Sumatra hingga Papua. Komputasi awan tetap jadi ‘otak besar’, tetapi edge akan jadi jutaan neuron yang memproses informasi lebih dekat dengan aktivitas ekonomi kita.

    Model besar di pusat data tetap penting, tetapi aplikasi bernilai tinggi justru lahir dari pemrosesan real-time yang terjadi dekat pengguna. Kombinasi ini menciptakan lapisan kecerdasan baru di atas infrastruktur telekomunikasi. Inilah alasan mengapa langkah Indonesia masuk ke AI RAN sangat strategis. Karena tren dunia bergerak menuju AI yang lebih terdistribusi serta berdampak nyata.Indonesia memiliki keunggulan unik: populasi besar, jaringan seluler merata, dan pertumbuhan ekonomi digital yang cepat. Dengan AI on the Edge, keunggulan ini bisa jadi lompatan produktivitas. Namun, kondisi ini bisa ter-transformasi bila ekosistem ikut bergerak. Regulasi, talenta, industri, dan univer-sitas harus terhubung.

    Uji coba Indosat jadi langkah awal pemberi arah dan babak baru. Membawa AI turun dari awan ke tanah. Mendekat ke masyarakat, ruang kelas, dan industri. Bila langkah ini diikuti komitmen ekosistem yang kuat, Indonesia jadi salah satu negara yang menulis masa depan AI. Bahwa AI berdampak dari jaringan, bukan sekadar dari pusat data.

    Dari site BTS di Surabaya, kita sedang membangun masa depan. Inilah wajah baru transformasi digital Indonesia: kecerdasan yang lahir dari infrastruktur, tumbuh dari jaringan, dan menyebar melalui tepi digital terdekat dengan kehidupan kita. Dia menjadikan AI sebagai fondasi penopang pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

  • Kemenko Perekonomian: IEU-CEPA modal ekonomi tumbuh delapan persen

    Kemenko Perekonomian: IEU-CEPA modal ekonomi tumbuh delapan persen

    Depok, Jawa Barat (ANTARA) – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyatakan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) menjadi modal untuk mewujudkan ekonomi RI tumbuh delapan persen pada 2029.

    “Kita harapkan menjadi pendorong agar kita bisa tumbuh 5,4 persen di 2026, dan juga menjadi modal kita untuk tumbuh 8 persen di 2029,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian Ferry Irawan dalam Indonesia Economic Outlook di Depok, Jabar, Senin.

    Menurut dia, kesepakatan tersebut membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia di kawasan Uni Eropa, yang juga memberikan sejumlah manfaat, seperti penurunan tarif untuk sebagian besar pos tarif Indonesia ke Eropa, peningkatan nilai ekonomi nasional, serta kemudahan proses visa melalui kebijakan fast-track.

    “Ada 98,61 persen pos tarif untuk Indonesia yang akan diturunkan, kemudian peningkatan nilai ekonomi Indonesia, serta pemberlakuan visa fast-track policy sehingga proses visa menjadi lebih mudah,” kata dia.

    Lewat perjanjian itu pula, kata dia, beberapa komoditas ekspor Indonesia akan menikmati tarif 0 persen, mulai dari produk pertanian dan perkebunan seperti sawit, kopi, kakao, dan karet, produk perikanan seperti ikan, lobster, dan udang, komoditas kehutanan seperti kayu, kayu olahan, dan panel kayu, hingga produk tekstil dan elektronik.

    Lebih lanjut, ia menyampaikan, selain memanfaatkan perjanjian IEU-CEPA sebagai modal pemajuan ekonomi, pemerintah turut memperkuat ekonomi nasional dengan mendorong produktivitas, penerapan ekonomi biru dan hijau, menjadikan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan, serta memacu investasi.

    Selanjutnya, penguatan industrialisasi, penguatan pariwisata dan ekonomi kreatif, mempercepat transformasi digital, serta memaksimalkan belanja negara untuk produktivitas.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menegaskan pentingnya memperkuat implementasi kerja sama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) guna meningkatkan perdagangan, investasi serta daya saing yang berkelanjutan.

    “Jika kita ingin memperkuat perdagangan dan daya saing, kita harus menghadapi proteksionisme dengan kolaborasi yang lebih dalam,” ujar Wamendag Roro dalam sambutannya pada acara CSIS Strategic Dialogue bertema “Trade and Competitiveness in a Changing Global Landscape: Building a Stronger Economic Partnership Between Europe and Indonesia” di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komisi VII DPR cari model inovasi berdayakan UMKM lewat lembaga penyiaran

    Komisi VII DPR cari model inovasi berdayakan UMKM lewat lembaga penyiaran

    Jakarta (ANTARA) – Komisi VII DPR RI berupaya mencari model inovasi untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM lewat lembaga penyiaran, yakni Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI, LPP RRI, dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA.

    Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty mengatakan pemanfaatan fungsi penyiaran publik dalam mendukung UMKM dan pelaku ekonomi kreatif sejauh ini masih menghadapi sejumlah tantangan.

    “Dalam konteks transformasi digital dan persaingan media yang semakin ketat, peranan LPP RRI, LPP TVRI dan LKBN ANTARA diharapkan tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai motor penggerak literasi, promosi dan bagian dari ekosistem UMKM dan ekonomi kreatif nasional,” kata Evita saat membuka rapat dengar pendapat dengan tiga lembaga penyiaran tersebut di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.

    Dia mengungkapkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi, yakni tingkat pemanfaatan ruang siar produksi konten dan platform digital untuk promosi UMKM yang belum merata di seluruh daerah sehingga visibilitas produk lokal masih terbatas.

    Kemudian, kata dia, masih ada keterbatasan integrasi data, kurasi konten, serta kolaborasi lintas lembaga media publik dan kementerian terkait belum sepenuhnya optimal sebagai alat pemasaran produk UMKM dan ekonomi kreatif nasional.

    Di sisi lain, menurut Evita, infrastruktur penyiaran dan digitalisasi layanan yang belum sepenuhnya mencukupi di seluruh wilayah nasional sehingga menghambat pemerataan akses dan jangkauan publik, terkhusus pada produk UMKM dan ekonomi kreatif nasional di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

    Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa Komisi VII DPR RI memandang perlu untuk mendalami strategi lembaga penyiaran publik dalam memperkuat pertumbuhan UMKM dan ekonomi kreatif melalui langkah-langkah seperti perluasan ruang siar promosi UMKM, penguatan ekosistem konten kreatif nasional, digitalisasi layanan penyiaran, serta penguatan kolaborasi antara pusat dan daerah.

    “Kami juga berharap forum ini dapat menghasilkan masukan konkret terkait model kolaborasi, inovasi program, persiapan infrastruktur dan sinergi antarlembaga penyiaran publik untuk mendorong pemerataan manfaat bagi pelaku UMKM dan industri kreatif nasional,” katanya.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pelanggan 5G Diprediksi 6,4 Miliar di 2031, Network Slicing Kian Populer

    Pelanggan 5G Diprediksi 6,4 Miliar di 2031, Network Slicing Kian Populer

    Jakarta

    Adopsi 5G global terus melesat, dengan layanan berbasis 5G Standalone (5G SA) dan network slicing menjadi pendorong utamanya. Dalam Ericsson Mobility Report (EMR) edisi November 2025, Ericsson mencatat lonjakan operator yang menghadirkan layanan konektivitas terdiferensiasi, sekaligus memproyeksikan jumlah pelanggan 5G akan mencapai 6,4 miliar pada 2031, atau setara dua pertiga dari total langganan seluler dunia.

    Ericsson menemukan bahwa saat ini sudah ada 33 operator telekomunikasi seluler di seluruh dunia yang menyediakan layanan network slicing dengan total 65 penawaran komersial. Menariknya, 21 penawaran di antaranya diluncurkan hanya dalam sepanjang 2025, menandakan minat pasar yang melonjak.

    Network slicing memungkinkan operator menghadirkan “potongan” jaringan khusus untuk kebutuhan spesifik pelanggan, termasuk perusahaan, industri, gaming, serta konsumen premium. Dari 118 use case di 56 operator, 65 telah beralih dari proof-of-concept ke layanan komersial, menunjukkan kematangan ekosistem 5G SA.

    Langganan seluler berdasarkan wilayah dan teknologi Foto: Ericsson

    “Kami melihat banyak penyedia layanan beralih dari tahap proof-of-concept ke penerapan komersial hanya dalam tahun 2025,” ujar Erik Ekudden, Chief Technology Officer Ericsson sekaligus penerbit EMR, dalam keterangan yang diterima detikINET, Minggu (23/11/2025). “5G SA telah membuka peluang konektivitas yang terdiferensiasi berdasarkan nilai layanan, bukan sekadar paket berbasis volume data.”

    Laporan tersebut juga menyoroti bahwa lebih dari 90 operator kini telah meluncurkan atau memulai peluncuran awal jaringan 5G SA. Angka ini naik sekitar 30 operator dibandingkan tahun lalu dan meningkat 20 operator dibandingkan laporan EMR Juni 2025.

    Implementasi 5G SA menjadi kunci bagi layanan dengan latensi rendah, stabilitas tinggi, serta kemampuan pemisahan jaringan yang dibutuhkan untuk aplikasi industri, otomotif, IoT, hingga layanan hiburan generasi baru.

    EMR memproyeksikan 1,4 miliar pengguna FWA pada akhir 2031 Foto: Ericsson

    Daniel Ode, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, menegaskan bahwa temuan ini sangat relevan bagi percepatan transformasi digital Indonesia.

    “5G SA dan network slicing akan memainkan peran penting dalam menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat,” ujarnya. “Ketersediaan spektrum terjangkau tetap menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi 5G nasional.”

    Ia menambahkan, Ericsson berkomitmen untuk terus mendukung operator Indonesia dalam menghadirkan jaringan 5G yang aman, andal, dan siap memasuki era layanan terdiferensiasi.

    Prediksi 6,4 Miliar Pelanggan 5G di 2031

    Dalam horizon proyeksi terbaru hingga akhir 2031, Ericsson memperkirakan ada 6,4 miliar langganan 5G, dengan 4,1 miliar di antaranya berbasis 5G SA. Angka ini menunjukkan perubahan besar dalam cara jaringan seluler dunia berevolusi ke arah layanan generasi baru.

    Ericsson memperkirakan ada 6,4 miliar langganan 5G. Foto: Ericsson

    Pada 2025 saja, diprediksi pelanggan 5G sudah mencapai 2,9 miliar, naik sekitar 600 juta dari tahun sebelumnya. Dari sisi cakupan, tambahan 400 juta orang memperoleh akses 5G sepanjang 2025, dan 50 persen populasi global di luar Tiongkok daratan diperkirakan sudah terjangkau 5G pada akhir tahun.

    Trafik data seluler global meningkat 20 persen year-on-year antara Q3 2024 dan Q3 2025-sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Lonjakan ini terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi data di Tiongkok dan India.

    Ke depan, trafik data seluler diperkirakan tumbuh rata-rata 16 persen per tahun hingga 2031. Pada akhir 2025, jaringan 5G diproyeksikan menangani 43 persen trafik data global, dan diprediksi melesat menjadi 83 persen pada 2031.

    Fixed Wireless Access (FWA) terus menjadi salah satu use case utama yang mempercepat adopsi 5G. EMR memproyeksikan 1,4 miliar pengguna FWA pada akhir 2031, dengan 90 persen menggunakan jaringan 5G.

    Saat ini sudah ada 159 penyedia layanan yang menawarkan FWA via 5G-setara 65 persen dari seluruh penyedia FWA global. Paket berbasis kecepatan juga semakin umum, naik dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR edisi November 2024.

    FWA Jadi Pendorong Penting Adopsi 5G, naik dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR edisi November 2024. Foto: EricssonProyeksi Awal 6G Mulai Muncul

    Untuk pertama kalinya, Ericsson memasukkan proyeksi awal mengenai peluncuran komersial 6G. Berdasarkan pola adopsi generasi sebelumnya, rollout 6G diperkirakan dipimpin oleh operator di:

    Amerika SerikatJepangKorea SelatanTiongkokIndiaNegara anggota Gulf Cooperation Council (GCC)

    Secara global, langganan 6G diprediksi mencapai 180 juta pada akhir 2031, belum termasuk adopsi awal IoT berbasis kecerdasan buatan. Eropa diperkirakan tertinggal satu tahun dibandingkan wilayah lain karena adopsi 5G SA di kawasan tersebut berjalan lebih lambat.

    Lalu lintas data jaringan seluler global Foto: EricssonTiga Studi Kasus 5G SA

    Laporan EMR juga menyajikan tiga artikel use case kolaboratif yang menggambarkan penerapan 5G SA di berbagai sektor:

    Singtel: Menciptakan pengalaman yang disesuaikan kebutuhan penggunaSoftBank: Modernisasi infrastruktur IT perusahaan lewat 5GSailGP: Optimalisasi operasi dan pengalaman penonton dalam ajang olahraga internasional

    Ericsson Mobility Report November 2025 dapat diunduh melalui situs resmi Ericsson dan menjadi salah satu referensi utama industri untuk memahami evolusi jaringan menuju era 6G.

    (afr/hps)

  • Telkomsel Perkuat Akselerasi UKM Berbasis AI Lewat Program DCE

    Telkomsel Perkuat Akselerasi UKM Berbasis AI Lewat Program DCE

    Jakarta

    Telkomsel kembali menghadirkan Digital Creative Entrepreneurs (DCE), program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan yang berfokus pada pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui kurikulum berbasis Artificial Intelligence (AI).

    Memasuki tahun kelima pelaksanaannya, DCE mengusung tema ‘AI‑Enabled SMEs Growth – How Locals Go Global’ dan menyasar UKM dari empat track utama yakni Fashion, F&B, Personal Care, dan Craft. VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi menyatakan sebagai wadah pembinaan, solusi, dan inkubasi, selama empat tahun terakhir DCE berfokus pada pemberdayaan dan transformasi digital UKM Indonesia.

    “Tahun ini, DCE hadir dengan semangat baru untuk memaksimalkan peran teknologi dan kecerdasan buatan dalam mengembangkan bisnis. Dengan mengoptimalkan adopsi AI dalam peningkatan kapasitas dan kompetensi, kami berharap UKM Indonesia bisa terus belajar dan berkembang, bersama naik kelas dan berdaya saing global,” ungkap Abdullah dalam keterangannya, Minggu (23/11/2025).

    Di sela sesi Kick-Off DCE ke-5 di Jakarta, Co-Founder dari Rajoet Gawenan (rajoet.id) sekaligus alumni program DCE ke-3, Genesia Ng membagikan pengalamannya. Ia menuturkan DCE Telkomsel telah membantu pihaknya memahami pelanggan secara mendalam, memahami gambaran umum profil mereka, dan melihat wawasan kebiasaan konsumen.

    “Pendekatan ini sangat berpengaruh ke pengembangan produk Rajoet sejak dua tahun lalu. Dengan semakin relevannya AI, kami pikir DCE ke-5 akan jadi peluang besar bagi UKM untuk memanfaatkan teknologi digital, baik dalam riset, desain, pemasaran, maupun layanan,” ujarnya.

    Diketahui, sekitar 64,2 juta UMKM di Indonesia menyerap lebih dari 123 juta tenaga kerja pada 2025, namun jumlah usaha yang telah ‘go digital’ masih jauh dari target nasional. Padahal, sebanyak 85.2% responden survei di 53 negara telah mengkonfirmasi teknologi seperti AI bisa mendukung operasional dan layanan.

    Penguatan pada kurikulum DCE ke‑5 dirancang untuk jadikan manfaat AI terukur dan terimplementasi di aktivitas bisnis harian UKM lokal, agar dampaknya semakin konkret bagi peserta dan pelanggan mereka. Adapun dampaknya sebagai berikut.

    ● Business Diagnostic: audit aspek-aspek bisnis UKM untuk evaluasi Business Health Score.

    ● Growth‑Focused Mentoring: pendampingan untuk peningkatan efisiensi dan jangkauan pasar.

    ● AI Tools Training: praktik pemanfaatan AI untuk riset tren, perencanaan konten, inovasi produk.

    ● Curated Local Showcase: pameran brand lokal unggulan di setiap kota penyelenggaraan.

    Rangkaian DCE ke‑5 difokuskan untuk meningkatkan kapabilitas UKM peserta melalui sejumlah tahapan:

    1. Kick‑Off: Jakarta (20 November)

    2. Roadshow: Makassar (27 November), Medan (4 Desember), Surabaya (11 Desember)

    3. Onboarding: 500 UKM dikenalkan ke ekosistem digital Telkomsel + solusi akselerasi bisnis

    4. Pitching Tracks: 24 UKM memaparkan rencana bisnis dan rencana implementasi digital

    5. Academy: 12 finalis mengikuti inkubasi intensif (mentoring, bootcamp)

    6. Summit/Awarding: Final pitch dan penentuan 5 pemenang DCE ke‑5 pada Juli 2026

    Pelaku UKM lokal di bidang Fashion, F&B, Personal Care, dan Craft dapat mendaftarkan bisnisnya mulai 20 November hingga paling lambat 24 Desember 2025 melalui www.dce.co.id. Sejak 2021, DCE telah berperan sebagai ‘Impact SME Accelerator’ dengan tujuan memperkuat kapabilitas, kreativitas, dan daya saing UKM Indonesia.

    Kini mengintegrasikan pendekatan AI-enabled growth, pada 2025 DCE telah mencatatkan lebih dari 9.930 UKM terdaftar, lebih dari 680 alumni, 18 UKM terbaik, melibatkan lebih dari 80 expert, melaksanakan 165 sesi mentoring dan 63 webinar nasional, serta memberikan hibah total ratusan juta Rupiah.

    (akd/ega)