Topik: transformasi digital

  • Tata Kelola yang Kian Transparan, Bank Raya Raih Predikat “Most Trusted” Company di CGPI Award 2024

    Tata Kelola yang Kian Transparan, Bank Raya Raih Predikat “Most Trusted” Company di CGPI Award 2024

    Liputan6.com, Jakarta Bank Raya Indonesia menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award 2024. Bank Raya berhasil meraih predikat “Sangat Terpercaya” atau “Most Trusted” Company Based on Corporate Governance Perception Index dengan score 85,07, naik dari tahun sebelumnya yang berada di kategori “Trusted”.

    Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Indonesia Independen Cipta Governansi (IICG) bersama Majalah SWA dalam acara penganugerahan yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa, (25/11/2025)

    Bank Raya menjadi satu-satunya bank digital yang berada dalam peringkat “Most Trusted” Company, bersanding bersama 25 perusahaan penerima penghargaan lainnya di kategori yang sama. Penghargaan ini menjadi wujud konsistensi Bank Raya dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG) selama tahun 2024 dan semester I tahun 2025, secara berkelanjutan di seluruh lini organisasi, sekaligus menjadi bukti bahwa penerapan tata kelola yang ada di Bank Raya telah membawa perjalanan transformasi Bank Raya terus tumbuh dan menjadi bank digital utama yang memberikan akses terluas bagi masyarakat di Indonesia.

    Mengusung tema “Membangun Kapabilitas Dinamis Perusahaan Dalam Kerangka Good Corporate Governance”, CGPI penekanan mengenai pentingnya tata kelola perusahaan sebagai pondasi kekuatan bisnis di tengah dinamika ekonomi dan transformasi digital dapat semakin tumbuh berkelanjutan. CGPI menetapkan tiga kategori penghargaan di tahun 2025 yaitu: The Most Trusted, Trusted, dan Fairly Trusted Company.

    Penilaian dilakukan melalui metode riset yang melibatkan tahapan analisis dan observasi. Adapun tahapan analisis dilakukan melalui metode pengisian kuesioner self assessment, dan penilaian sistem dokumentasi. Sedangkan tahapan observasi dilakukan klarifikasi atas hasil yang diperoleh dari tahapan analisis melalui metode diskusi tanya jawab oleh Tim Observer CGPI bersama organ perusahaan.

    Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan SDM Bank Raya, Danar Widyantoro mengatakan penghargaan CGPI Award 2024 ini merupakan pencapaian sekaligus pengingat bagi kami untuk terus menjaga tata kelola perusahaan  dalam setiap proses bisnis.

    “Kami percaya tata kelola yang kuat adalah pilar utama pertumbuhan berkelanjutan Bank Raya. Semoga melalui penghargaan ini, Bank Raya dapat semakin meningkatkan kepercayaan stakeholders dengan mengedepankan tata kelola yang baik. Tentunya kesuksesan adalah berkat partisipasi aktif seluruh pekerja di Bank Raya yang telah berkomitmen dalam mengimplementasikan praktik-praktik GCG dalam perusahaan,” ujarnya.

  • Hadirkan Layanan untuk Lapas, BRI Terima Penghargaan dari IMIPAS

    Hadirkan Layanan untuk Lapas, BRI Terima Penghargaan dari IMIPAS

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung program nasional melalui berbagai kerja sama strategis dengan kementerian dan lembaga negara. Dalam acara yang digelar di Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Timur, BRI menerima Piagam Penghargaan Mitra Kerja Sama dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia (IMIPAS).

    Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi BRI dalam mendukung pelaksanaan Asta Cita Presiden Republik Indonesia serta 13 Program Akselerasi yang menjadi fokus transformasi Kementerian IMIPAS.

    Kementerian IMIPAS menilai BRI telah memberikan dukungan strategis yang konsisten dan berkelanjutan melalui sejumlah kerja sama yang terjalin baik, mulai dari penyediaan layanan perbankan di lingkungan IMIPAS, pelayanan pembayaran Paspor, Visa on Arrival, dan Overstay di Ditjen Imigrasi, hingga layanan transaksi cashless di Lapas/Rutan Ditjen Pemasyarakatan.

    Ketiga bentuk kerja sama tersebut menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan tata kelola administrasi dan penguatan layanan publik yang dijalankan Kementerian IMIPAS. Kehadiran BRI melalui layanan perbankan berbasis digital dinilai memberi nilai tambah dalam memperkuat transparansi, akuntabilitas, serta efisiensi proses pelayanan di lingkungan kementerian.

    Direktur Corporate Banking BRI, Riko Tasmaya, menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada BRI. Menurutnya, apresiasi dari Kementerian IMIPAS menjadi dorongan bagi perseroan untuk terus berinovasi dan memperkuat dukungan terhadap institusi pemerintah.

    “Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi BRI untuk terus memberikan kontribusi terbaik dan memperkuat kerja sama dengan Kementerian IMIPAS. Kami berkomitmen mendukung penuh implementasi program-program strategis pemerintah melalui inovasi layanan perbankan yang aman, cepat, dan terintegrasi,” ujar Riko, dalam keterangan tertulis, Rabu (27/11/2025).

    Riko menambahkan, BRI terus melakukan transformasi digital untuk menghadirkan layanan yang mampu menjawab kebutuhan organisasi berskala besar seperti IMIPAS. Dalam beberapa tahun terakhir, BRI telah menghadirkan berbagai solusi korporasi yang mendukung kelancaran administrasi keuangan serta meningkatkan efisiensi operasional di berbagai instansi pemerintah.

    Dengan jaringan layanan yang luas dan teknologi yang terus berkembang, BRI berharap dapat terus menjadi mitra yang relevan sekaligus memberikan nilai berkelanjutan bagi institusi pemerintah.

    Sementara itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Jenderal Pol. (Purn.) Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi atas dukungan BRI yang dinilai konsisten, responsif, dan adaptif terhadap kebutuhan kementerian. Ia menegaskan sinergi antara pemerintah dan sektor perbankan merupakan komponen penting dalam menciptakan tata kelola keuangan yang modern dan terpercaya. Pada akhirnya akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan masyarakat.

    Ke depan, BRI berkomitmen memperkuat sinergi dengan Kementerian IMIPAS melalui pengembangan layanan perbankan yang lebih inovatif dan berfokus pada digitalisasi proses bisnis. BRI meyakini bahwa kolaborasi yang berkelanjutan antara lembaga perbankan dan pemerintah akan mendorong terciptanya ekosistem pelayanan publik yang lebih modern, inklusif, dan berdaya saing.

    (prf/ega)

  • Dukung Program Strategis Pemerintah, BRI Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS

    Dukung Program Strategis Pemerintah, BRI Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS

    “Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi BRI untuk terus memberikan kontribusi terbaik dan memperkuat kerja sama dengan Kementerian IMIPAS. Kami berkomitmen mendukung penuh implementasi program-program strategis pemerintah melalui inovasi layanan perbankan yang aman, cepat, dan terintegrasi,” ujar Riko Tasmaya.

    Riko menambahkan bahwa BRI selama ini terus melakukan transformasi digital demi menghadirkan layanan yang mampu menjawab kebutuhan organisasi berskala besar seperti IMIPAS. Dalam beberapa tahun terakhir, BRI telah menghadirkan berbagai solusi korporasi yang mendukung kelancaran administrasi keuangan dan peningkatan efisiensi operasional di berbagai instansi pemerintah. Melalui jaringan layanan yang luas dan teknologi yang terus berkembang, BRI berharap dapat terus menjadi mitra yang relevan dan memberikan nilai berkelanjutan.

    Sementara itu Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Jenderal Pol. (Purn.) Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi atas dukungan BRI yang selama ini menunjukkan konsistensi, responsivitas, dan kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan kementerian. Menurutnya, sinergi pemerintah dan perbankan merupakan komponen penting dalam menciptakan tata kelola keuangan yang modern dan terpercaya, yang pada akhirnya berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.

    Ke depan, BRI berkomitmen memperkuat sinergi dengan Kementerian IMIPAS melalui pengembangan layanan perbankan yang semakin inovatif dan berfokus pada digitalisasi proses bisnis. BRI meyakini bahwa kolaborasi yang berkelanjutan antara lembaga perbankan dan pemerintah akan mampu mendorong terciptanya ekosistem pelayanan publik yang lebih modern, inklusif, dan berdaya saing.

  • Pertumbuhan Melambat, Produktivitas Harus Melesat

    Pertumbuhan Melambat, Produktivitas Harus Melesat

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketika mesin pertumbuhan Asia Timur mulai kehilangan tenaga, pertanyaan besar muncul bagi Indonesia: apakah kita siap menciptakan pekerjaan yang bukan sekadar banyak, tetapi lebih produktif? Dunia tengah bergerak cepat.

    Ketika guncangan geopolitik, proteksionisme, dan disrupsi teknologi bersamaan mendera, Indonesia tak bisa lagi bertumpu pada strategi lama. Kita memasuki era ketika pertumbuhan ekonomi tidak lagi cukup diukur dari angka semata, tetapi sejauh mana pertumbuhan itu mampu mengangkat produktivitas tenaga kerja, memperkuat daya saing, dan membuka jalan bagi kesejahteraan yang berkelanjutan.

    Bank Dunia melalui East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025 bertajuk “Jobs” memberikan pesan yang menggugah sekaligus mengingatkan. Kawasan Asia Timur dan Pasifik masih tumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, tetapi dorongan tenaganya mulai melemah.

    Pertumbuhan kawasan diperkirakan sekitar 4,8% pada 2025, sedangkan China sebagai ekonomi terbesar melambat ke 4,2% pada 2026. Indonesia sendiri masih bertahan di kisaran 5,0%, cukup stabil, tetapi belum menandakan akselerasi baru. Di balik angka-angka yang tampak tenang itu tersimpan persoalan mendasar: masa depan pekerjaan yang makin kompleks dan menuntut daya saing baru.

    Perlambatan ekonomi yang terjadi bukan semata bersifat siklus jangka pendek, melainkan masalah struktural dan berpotensi permanen. Proteksionisme perdagangan kembali meningkat setelah Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal terhadap produk baja, otomotif, dan logam dari Asia. Ketidakpastian kebijakan global membuat banyak pelaku usaha menunda ekspansi dan perekrutan tenaga kerja.

    Menurut simulasi Bank Dunia, setiap penurunan 1% pertumbuhan ekonomi negara-negara G7, dapat memangkas pertumbuhan Asia Timur dan Pasifik sekitar 0,6% pada tahun berikutnya. Dunia yang dahulu menjadi pasar ekspor utama kini berubah menjadi sumber guncangan baru yang harus dihadapi dengan cara yang lebih cerdas, terukur, dan kolaboratif.

    Ironisnya, di tengah tekanan eksternal tersebut, kondisi moneter global justru longgar. Bank sentral negara maju menurunkan suku bunga, mendorong arus modal masuk dan memperbaiki likuiditas korporasi. Namun, efeknya tidak sesederhana itu. Apresiasi mata uang terhadap dolar AS dapat menggerus daya saing ekspor. Apa yang tampak sebagai berkah likuiditas, berpotensi menjadi tantangan struktural baru. Bagi Indonesia, situasi ini menciptakan paradoks: likuiditas membaik, tetapi penciptaan pekerjaan dan produktivitas justru melambat.

    Akibatnya, Indonesia menghadapi risiko ganda. Di satu sisi, lapangan kerja memang tercipta, tetapi sebagian besar masih bersifat informal dengan pendapatan fluktuatif. Di sisi lain, pekerjaan produktif makin terbatas dan membutuhkan keterampilan tinggi yang tidak mudah diakses. Dunia kerja kita tengah mengalami dualisme: pekerjaan banyak, namun tidak cukup produktif; sedangkan pekerjaan produktif justru makin sulit diperoleh.

    Di sinilah pentingnya strategi nasional yang menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama. Pemerintahan Prabowo melalui program Asta Cita menegaskan agenda Revolusi Kesejahteraan Rakyat yang menjanjikan penyediaan pekerjaan layak dengan upah adil, serta Revolusi Pendidikan dan Pelatihan yang memperluas akses vokasi, politeknik, reskilling dan upskilling tenaga kerja.

    Agenda Transformasi Digital dan Ekonomi Hijau juga membuka peluang jutaan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, pertanian modern, dan industri berbasis teknologi.

    Namun, kebijakan SDM saja belum cukup. Sumber pertumbuhan lapangan kerja baru kini bergeser. Di Malaysia dan Vietnam, perusahaan muda berusia 5 tahun atau kurang menciptakan hampir 80% pekerjaan baru. Di Indonesia, jumlah perusahaan baru belum tumbuh optimal karena masih dihadapkan pada tantangan perizinan dan pembiayaan yang perlu terus disederhanakan.

    Karena itu, sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta menjadi krusial. Peran BUMN yang kuat di sektor strategis perlu terus diimbangi dengan kemitraan yang lebih terbuka agar bisa menjadi katalis penciptaan kerja yang produktif dan berkelanjutan.

    Negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China telah berhasil membentuk kelas menengah yang kini mencakup lebih dari 40% penduduknya. Yang merupakan hasil dari pergeseran pekerjaan dari pertanian ke manufaktur dan jasa modern. Di Indonesia, proporsinya masih jauh lebih rendah dan kelompok masyarakat yang rentan jatuh miskin masih lebih banyak daripada yang telah mapan.

    Artinya, tantangan kita bukan hanya menciptakan pekerjaan, tetapi memastikan pekerjaan itu layak, berpenghasilan stabil, dan memberikan peluang mobilitas sosial.

    Program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro digital, dan jaringan BRILink telah terbukti memperkuat ekonomi rakyat. Ke depan, program inklusi keuangan ini perlu diperkuat dan diintegrasikan dengan strategi Asta Cita yang berorientasi pada kedaulatan pangan, industrialisasi berbasis nilai tambah, serta pemerataan ekonomi daerah agar hasilnya lebih berkelanjutan.

    Bank Dunia juga mengingatkan dua jebakan pembangunan yang harus dihindari: jebakan perdagangan dan kemandekan inovasi. Negara yang terlalu bergantung pada ekspor berteknologi rendah akan sulit naik kelas, sedangkan negara yang gagal berinovasi akan kehilangan daya saing.

    Indonesia harus menyeimbangkan keduanya: memperluas ekspor bernilai tambah sambil memperkuat riset, teknologi, dan pendidikan tinggi. Pengalaman China menunjukkan bahwa perluasan pendidikan tinggi sejak awal 2000-an mampu meningkatkan produktivitas, ekspor, dan inovasi industri secara signifikan. Pelajarannya jelas: pembangunan hanya akan berkelanjutan bila kapasitas manusia tumbuh seiring dengan kesempatan ekonominya.

    Pekerjaan bukan sekadar sumber pendapatan, melainkan wujud martabat dan kemandirian. Tantangan ke depan bukan hanya menciptakan banyak pekerjaan, tetapi memastikan pekerjaan itu produktif, adaptif, dan inklusif. Indonesia perlu memadukan tiga strategi utama: memperkuat kualitas SDM, membuka peluang ekonomi melalui deregulasi dan digitalisasi, serta membangun koordinasi lintas sektor antara pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan sektor keuangan.

    Pertumbuhan ekonomi yang kuat tanpa fondasi keterampilan dan inovasi hanya akan melahirkan ketimpangan baru.

    Pada akhirnya, masa depan kerja di Indonesia ditentukan oleh kemampuan bangsa ini menyelaraskan kapasitas manusianya dengan peluang yang diciptakannya sendiri. Di situlah kedaulatan ekonomi yang sejati: bukan sekadar tumbuh, tetapi berdaya, berinovasi, dan bermartabat.

  • Wali Kota Malang Satu-Satunya Kepala Daerah Penerima 3 Penghargaan dari Gubernur Jatim

    Wali Kota Malang Satu-Satunya Kepala Daerah Penerima 3 Penghargaan dari Gubernur Jatim

    Malang (beritajatim.com) – Wali kota Malang Wahyu Hidayat menjadi satu-satunya kepala daerah yang menerima tiga penghargaan sekaligus dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Penghargaan itu diterima saat gelaran High Level Meeting (HLM) di Surabaya pada Selasa (25/11/2025) kemarin.

    Selain menjadi ajang diskusi kepala daerah kabupaten/kota bersama pemangku kepentingan terkait juga sebagai ajang pemberian apresiasi bagi kabupaten/kota di Jawa Timur khususnya Kota Malang.

    Untuk ketiga penghargaan tersebut di antaranya TP2DD Kota dengan Realisasi Kartu Kredit Indonesia Tertinggi tahun 2025. Terbaik jumlah fase etalase pengendalian inflasi kabupaten/kota terbanyak. Dan Kota dengan Indeks Masyarakat Digital Indonesia Tertinggi tahun 2025.

    Wahyu mengatakan penghargaan ini dicapai dengan proses bisnis yang telah dibangun Pemerintah Kota Malang. Pemkot Malang berusaha membuat kebijakan terkait digitalisasi yang diharapkannya bisa diimplementasikan dengan baik oleh jajarannya.

    “Alhamdulillah, kita patut bersyukur karena ini bukan instan tetapi sudah dilakukan secara matang lewat proses bisnis yang baik, jadi keberhasilan ini sangat membanggakan dan tidak lupa saya ingin mengapresiasi seluruh elemen dan perangkat daerah, yang terus bersinergi,” kata Wahyu.

    Pria yang akrab disapa Pak Mbois itu mengatakan penghargaan yang diterima Kota Malang menjadi bukti bahwa transformasi digital berjalan ke arah yang tepat. Dalam aspek pengendalian inflasi, Wahyu ingin memastikan bahwa Pemkot Malang terus memperkuat pemantauan harga komoditas. Terkait bahwa penggunaan KKPD dan digitalisasi di Pemkot Malang akan terus ditingkatkan.

    “Realisasi penggunaan KKPD sebagai sarana transaksi di Perangkat Daerah serta peningkatan indeks masyarakat digital menjadi salah satu fokus kinerja kami utamanya untuk mengendalikan inflasi” ujar Pak Mbois.

    Pemprov Jawa Timur terus mendorong percepatan digitalisasi sebagai dasar tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Pemprov Jatim berharap pemerintah daerah memperluas implementasi QRIS, mengoptimalkan penggunaan Kartu Kredit Indonesia (KKI) segmen pemerintah daerah, serta memperkuat ekosistem layanan digital agar kinerja fiskal semakin efisien dan kredibel.

    Dalam kesempatan yang sama, juga dilakukan Kick Off TP2DD Jawa Timur oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Percepatan digitalisasi dianggap fondasi utama tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. (luc/ian)

  • Biaya Logistik RI Termahal di Asean, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya

    Biaya Logistik RI Termahal di Asean, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan pengusaha di industri transportasi dan logistik menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari tingginya biaya logistik, infrastruktur yang belum merata hingga isu kendaraan over dimension over load (ODOL). 

    Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan mengatakan, perlu adanya harmonisasi regulasi dari pemerintah untuk mendukung kelancaran konektivitas dan pelaku industri logistik.

    “Kalau saya lihat, tantangan sebenarnya adalah bagaimana regulasi dari semua kementerian dan lembaga bisa di-organize. Ini jauh lebih efektif, jauh lebih efisien untuk meningkatkan daya saing,” ujar Akbar pada Bisnis Indonesia Forum pada Rabu (26/11/2025).

    Menurutnya, biaya logistik yang mencakup tarif pelabuhan, biaya penumpukan, laporan administrasi, demurrage, transportasi, bea masuk, hingga PNBP sepenuhnya dibebankan kepada para pelaku logistik. 

    Meskipun nominalnya tampak besar, margin usaha dinilai sangat tipis dengan tingkat risiko yang tinggi. Oleh karena itu, kata Akbar, meski biaya logistik Indonesia lebih mahal dibanding negara-negara Asean, bukan berarti menguntungkan pelaku logistik.

    “Karena sekali lagi, biaya logistik yang dianggap tinggi di Indonesia jujur saja tidak dinikmati oleh pelaku logistik nasional. Bahkan member kami di ALFI dan juga di asosiasi ekosistem logistik lainnya cukup tough suffering dalam menghadapi persaingan,” tuturnya.

    Lebih lanjut, dia mengatakan para pelaku logistik perlu beralih ke sistem digital dalam proses bisnisnya, agar selaras dengan perkembangan ekosistem logistik nasional. Alhasil, transformasi digital dinilai cukup efektif untuk menurunkan biaya logistik.

    “Pelaku industri logistik untuk mendapatkan titik efisiensi, tentu kita tidak bisa pungkiri harus shifting ke digitilisasi, karena praktik-praktik logistik e-commerce sudah terbukti bagaimana dampak digitalisasi di logistik itu sudah terbukti menurunkan harga,” jelasnya.

    Adapun, per 2023, biaya logistik terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 14,1%. Indonesia berada di peringkat ke 63, dari sebelumnya 46 pada 2018. Transportasi sektor darat mendominasi logistik di Indonesia, dengan porsi biaya secara nasional mencapai 49,6%.

    Dari sisi penyedia transportasi, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi Mitsubishi Fuso juga berupaya untuk mengejar efisiensi logistik dengan menghadirkan produk kendaraan niaga berteknologi tinggi dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

    General Manager of Business Communication PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Sudaryanto mengatakan, efisiensi tidak diukur hanya dari harga unit kendaraan saja, tetapi juga dari keseluruhan biaya kepemilikan (total cost of ownership).

    “Karena produk-produk Fuso itu pertama sudah comply dengan regulasi emisi. Selain itu, kami sematkan teknologi yang tangguh ya, artinya masa durability-nya juga panjang,” ujar Sudaryanto.

    Tak hanya itu, Fuso juga mengembangkan teknologi digitalisasi melalui telemetry system. Teknologi ini memungkinkan pelaku usaha memantau konsumsi bahan bakar, rute perjalanan, hingga perilaku pengemudi secara real time. Pemanfaatan data tersebut dinilai dapat membantu perusahaan melakukan pengelolaan armada secara lebih efisien.

    Fuso juga menghadirkan layanan inovasi zero downtime. Konsep ini dibuat untuk memastikan operasional truk tetap berjalan optimal, mengingat armada logistik beroperasi hampir tanpa henti dan memerlukan perawatan berkala. Waktu perbaikan yang terlalu lama dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan logistik.

    “Melalui layanan zero downtime, kami menyediakan jaringan bengkel dan fasilitas perbaikan yang luas di seluruh Indonesia, termasuk mobile workshop service, bengkel siaga, dan parts depot. Langkah ini memberikan jaminan ketersediaan armada agar tetap dalam kondisi optimal dan siap digunakan sepanjang operasional berlangsung,” pungkasnya.

  • Ketersediaan Jaringan dan Spektrum jadi Hambatan

    Ketersediaan Jaringan dan Spektrum jadi Hambatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Lambatnya adopsi teknologi 5G di Tanah Air disinyalir akibat jaringan yang digelar oleh operator seluler masih terbatas dan kurangnya dukungan spektrum frekuensi. 

    Laporan Counterpoint Research mencatat adopsi smartphone 5G di Indonesia masih berjalan lambat. 

    Pada kuartal III/2025, pengiriman perangkat 5G hanya mencapai 35% dari total pasar, stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya. Meski begitu, angka tersebut hanya naik tipis 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menilai lambatnya pertumbuhan tersebut mencerminkan persoalan di sisi jaringan, bukan sekadar harga perangkat. 

    Menurut dia, vendor sebenarnya telah membuka akses melalui smartphone 5G di segmen entry-level dan menengah, namun adopsi tak beranjak karena infrastruktur belum bisa menunjang.

    “Hambatan utama jelas terletak pada kesiapan jaringan yang masih minim di mana cakupan 5G baru 10% populasi per Oktober 2025, jauh di belakang Malaysia (80%),” kata Heru kepada Bisnis pada Rabu (26/11/2025). 

    Heru menjelaskan, keterbatasan spektrum frekuensi terutama pita 700 MHz yang belum dilelang sepenuhnya menjadi penyebab lambatnya pembangunan jaringan 5G. 

    Kondisi tersebut diperparah oleh infrastruktur yang belum merata serta tingginya biaya investasi, sehingga membuat konsumen ragu membeli perangkat 5G yang berisiko tidak terpakai, khususnya di wilayah pedesaan.

    Heru juga menuturkan persoalan tak hanya soal jaringan, tetapi juga kesadaran masyarakat yang belum memahami manfaat nyata 5G. Menurutnya perangkat G masih memadai untuk kebutuhan sehari-hari seperti streaming dan sosial media. 

    “Kebijakan pemerintah yang kurang progresif, termasuk sosialisasi minim, memperlemah dorongan adopsi. Tanpa kolaborasi operator, pemerintah dan juga pengguna, penetrasi 5G akan terus tertatih, menghambat transformasi digital Indonesia menuju target 32% pada 2030,” lanjutnya.

    Sejalan dengan itu, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) Tesar Sandikapura menilai konsumen di Indonesia masih merasa cukup dengan smartphone 4G. Menurut dia, masyarakat membutuhkan alasan lebih kuat untuk beralih, bukan sekadar kecepatan internet semata.

    “Perlu ada value added lain, misal bisa lebih hemat atau sinyal lebih stabil. Intinya, pemakai mesti dibuat yakin dahulu, apa manfaat mereka upgrade ke 5G,” kata Tesar.

    Counterpoint sebelumnya menggambarkan dinamika pangsa pasar 5G yang bergerak fluktuatif dalam empat kuartal terakhir. 

    Pada kuartal IV/2024, pangsa perangkat 5G sempat turun ke 25% dari 31% pada kuartal III/2024. Pemulihan belum terjadi signifikan pada kuartal I/2025, yang hanya naik 1 poin persentase ke 26%.

    Tren positif baru terlihat pada kuartal II/2025 ketika pangsa 5G kembali terdongkrak menjadi 35%, lalu bertahan pada level yang sama pada kuartal III/2025. Stabilnya pangsa tersebut terutama ditopang semakin banyaknya model perangkat 5G berharga terjangkau serta meningkatnya ketersediaan perangkat 5G di kelas menengah.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya. Counterpoint mencatat pengapalan smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025. 

    Pemulihan tersebut didorong oleh stabilitas ekonomi nasional yang terbangun dari kebijakan moneter dan fiskal, pertumbuhan ekspor, serta meningkatnya permintaan domestik yang turut memperbaiki indeks kepercayaan konsumen.

    Segmen entry-level menjadi penggerak utama pertumbuhan pasar ini. Pengiriman smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) melonjak 42% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menguasai 55% pangsa pasar. 

    Sebaliknya, segmen menengah hingga premium masih tertekan. Pengapalan perangkat pada rentang US$150–349 (sekitar Rp2,49 juta–Rp5,81 juta) turun 10%, kelas US$350–699 (sekitar Rp5,83 juta–Rp11,64 juta) turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 (lebih dari Rp11,66 juta) merosot 14% pada periode yang sama.

    Dari sisi merek, Samsung kembali mendominasi pasar smartphone Indonesia pada kuartal III/2025 dengan pangsa 20%. Diikuti Xiaomi sebesar 17%, OPPO 16%, vivo 14%, serta Infinix 12% yang disebut paling agresif mencatat pertumbuhan hingga 45% secara tahunan.

  • Telkom Gandeng Fortinet Perkuat Infrastruktur Digital dan Keamanan Siber

    Telkom Gandeng Fortinet Perkuat Infrastruktur Digital dan Keamanan Siber

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan terkemuka dalam solusi keamanan siber dan jaringan Fortinet, Inc. (Fortinet). Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam membangun kolaborasi untuk peningkatan infrastruktur digital, kemampuan SD-WAN, dan ketahanan keamanan siber.

    Secara terpisah, Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Direktur Strategic Business Development & Portfolio Seno Soemadji dan Senior Vice President Legal & Compliance International Fortinet Thomas Schmidt, Senin (17/11). Acara seremoni penandatanganan MoU ini dihadiri oleh VP Global Strategic Partnership & Synergy Arfianto Ramadhian dan Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim dan berlangsung di Bandung, pada Selasa (25/11).

    Pada kesempatan yang terpisah, Seno menyampaikan kerja sama ini mencerminkan komitmen Telkom untuk mempercepat transformasi digital Indonesia dengan mengintegrasikan teknologi kelas dunia ke dalam infrastruktur dan portofolio layanan kami.

    “Cybersecurity dan SD-WAN merupakan pilar utama dari kebutuhan perusahaan modern, dan kolaborasi dengan Fortinet memungkinkan kami untuk meningkatkan nilai yang kami berikan kepada pelanggan. Kami berharap pengembangan solusi digital yang inovatif dan aman akan memperkuat daya saing nasional,” ujar Seno dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025).

    Selaras, Edwin Lim mengatakan bahwa kolaborasi ini menandai keselarasan strategis antara Fortinet dan Telkom di tingkat grup, memperkuat komitmen bersama untuk memastikan masa depan digital Indonesia yang aman.

    “Seiring dengan percepatan transformasi digital negara, Fortinet bangga mendukung Telkom dengan pendekatan berbasis AI dan platform yang memfasilitasi inovasi aman secara skala besar, mencakup infrastruktur kritis, cloud, dan teknologi emergensi. Kolaborasi ini juga membuka peluang untuk inovasi bersama jangka panjang guna mengatasi prioritas keamanan siber nasional yang terus berkembang,” tambah Edwin Lim.

    Inisiatif ini merupakan langkah penting bagi kedua perusahaan dalam memperluas kolaborasi pada bidang telekomunikasi, layanan digital, serta pengembangan solusi teknologi informasi dan komunikasi inovatif yang sejalan dengan upaya percepatan transformasi digital Indonesia, khususnya dalam penguatan keamanan siber dan pemanfaatan teknologi Al.

    Melalui kemitraan ini, Fortinet akan memberikan dukungan transformasi digital kepada Telkom dengan menyediakan solusi dan inovasi keamanan siber yang terintegrasi di bidang loT, cloud, dan infrastruktur digital. Kolaborasi antara layanan digital milik Telkom serta portofolio luas Fortinet, seperti next-generation firewalls, SASE, switches, dan access points dapat menghadirkan solusi yang skalabel, aman, dan market-ready bagi berbagai sektor, seperti sektor pemerintah, layanan keuangan, telekomunikasi, dan korporasi.

    Lebih lanjut, kolaborasi strategis antara Telkom dan Fortinet diharapkan dapat mendukung upaya pengembangan solusi keamanan siber dan SD-WAN sebagai bagian dari portofolio Connectivity+ untuk segmen Business to Business (B2B) dengan penguatan kemampuan sumber daya manusia melalui program pelatihan teknologi Fortinet, serta inisiatif bersama dalam integrasi teknologi untuk mengatasi tantangan digitalisasi di berbagai sektor dan meningkatkan ketahanan digital bagi Indonesia.

    (akn/ega)

  • Pendapatan Digital Mediatama (DMMX) Terkoreksi 46% Kuartal III/2025

    Pendapatan Digital Mediatama (DMMX) Terkoreksi 46% Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX), perusahaan yang bergerak di bidang periklanan digital berbasis cloud, mengalami penurunan pendapatan kuartal III/2025. Meski demikian, perusahaan tetap berhasil mengubah rugi menjadi laba.

    Merujuk pada laporan keuangan perusahaan kuartal III/2025, dikutip Selasa (25/11/2025), DMMX mengantongi pendapatan Rp492 miliar atau turun sekitar 46,08% year-on-year (YoY). Adapun periode yang sama  tahun lalu, perusahaan mengantongi pendapatan Rp912 miliar.

    Pendapatan tersebut didapatkan dari trade marketing, penjualan produk digital, sewa pakai infrastruktur atau Infrastructure As A Service (IAAS), jasa pengelolaan, platform bursa iklan, grosir digital serta konten dan hiburan.

    Empat segmen pendapatan DMMX tumbuh negatif pada periode tersebut. DMMX menghapus bisnis grosir digital (Digital wholesale) yang pada kuartal III/2024 membukukan pendapatan Rp15,53 miliar.

    Sementara penurunan pendapatan paling besar terjadi pada segmen trade marketing yaitu Rp437,97 miliar atau turun 57,34% dibandingkan periode yang sama 2024.

    Meskipun trade marketing mengalami penurunan nilai yang sangat besar, segmen ini masih mendominasi pendapatan Grup pada tahun 2025 dengan kontribusi 66,25%. Namun, turun dari kontribusi kuartal III/2024 yang sebesar 83,72% pada 2024.

    Adapun secara total, Grup mencatat laba bersih sebesar Rp 28,48 miliar. Posisi tersebut berubah dari periode yang sama tahun lalu yang saat itu mencatat rugi bersih Rp47 miliar.

    Sementara dari sisi aset lancar DMMX mengalami kenaikan hingga Rp82 miliar. Tahun lalu, perusahaan itu memiliki aset sekitar Rp430 miliar, sementara pada 2025 memiliki sekitar Rp513 miliar. Aset tersebut didominasi oleh jumlah kas dan bank yang naik sekitar Rp22 miliar.

    Selain menyediakan menyediakan platform digital trade marketing dan infrastruktur iklan berbasis cloud, perusahaan ini juga mengembangkan bisnis usaha solusi lainnya seperti pemasangan pengembangan digital marketing dan digital cloud advertising e-commerce dan marketplace untuk UMKM di Indonesia.

    Sebelumnya, melalui SMMX, DMMX dan Muhammadiyah akan mengintegrasikan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), serta platform modern untuk mengelola dan memberdayakan berbagai unit usaha di bawah naungan Muhammadiyah.

    Fokus JV ini mencakup sektor perdagangan, industri, angkutan, jasa, hingga pengembangan aplikasi e-commerce, portal web, dan perangkat lunak yang mendukung operasional amal usaha Muhammadiyah.

    Direktur Utama DMMX, Budiasto Kusuma, mengatakan kerja sama ini merupakan peluang luar biasa untuk membuka potensi digital Muhammadiyah yang luas.

    “Ekosistem Muhammadiyah memiliki potensi yang sangat besar, dengan 60 juta anggota dan ribuan lembaga di seluruh Indonesia. Melalui PT Surya Mediatama Maxima (SMMX), kami akan menyediakan tulang punggung teknologi untuk mendorong efisiensi dan pertumbuhan ekonomi berbasis digital di dalam komunitas,” ujar Budiasto dalam keterangan resmi Rabu (3/9/2025).

    Mukhaer Pakkanna, Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Bisnis Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menambahkan bahwa JV ini merupakan langkah strategis Muhammadiyah untuk memastikan transformasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan nilai tambah nyata bagi umat, terutama dalam layanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.

    Sementara itu, Direktur PT Surya Ahda Digital (SADIGI) Setiawan Budi Darsono menegaskan bahwa kemitraan dengan DMMX akan memperkuat visi Muhammadiyah sebagai organisasi modern dan adaptif.

    “Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan mengoptimalkan pengelolaan aset,” katanya. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • 2.000 Desa Blankspot Segera Dialiri Internet

    2.000 Desa Blankspot Segera Dialiri Internet

    Jakarta

    Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital (Bakti Komdigi), Fadhilah Mathar, menegaskan komitmen pemerintah menghadirkan internet cepat dan merata hingga ke pelosok Indonesia.

    Ia menyampaikan bahwa sekitar 2.000 desa yang masih blankspot atau yang sebelumnya tidak ada sinyal internet, akan segera mendapatkan akses internet di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Fadhilah menegaskan bahwa pemerataan akses internet menjadi mandat utama Bakti Komdigi, terutama untuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ia optimistis, dengan dukungan Kabinet Merah Putih, target pengurangan desa blankspot dapat tercapai dalam waktu dekat.

    “Kami meyakini di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih, 2.000 desa di Indonesia yang masih blankspot akan segera teraliri akses internet,” ujar Fadhilah dalam sambutan di acara detikcom Awards, Jakarta, Selasa (25/11/2025).

    Upaya ini sejalan dengan visi pemerintah menjadikan transformasi digital sebagai tulang punggung pemerataan layanan publik, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi digital nasional.

    Kehadiran akses internet Bakti Komdigi ini menyasar daerah-daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau oleh operator komersial.

    Detikcom Awards 2025

    Fadhilah Mathar meraih Detikcom Awards 2025 sebagai Tokoh Pemerataan Akses Digital Nasional. Penghargaan ini diberikan dalam event Detikcom Awards 2025 yang diadakan di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (25/11/2025).

    Perempuan yang disapa Indah ini menunjukkan kepemimpinan visioner dalam mempercepat transformasi digital nasional dengan memperluas konektivitas ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

    Di bawah arahannya, Bakti telah menghadirkan akses internet di 27.858 lokasi layanan publik dan menyediakan sinyal telekomunikasi untuk 6.747 desa di seluruh Indonesia, memastikan tidak ada daerah yang tertinggal dalam pembangunan digital.

    Ia juga mendorong kolaborasi lintas sektor bersama pemerintah daerah dan pelaku industri untuk mempercepat penyediaan infrastruktur digital di daerah blank spot.

    Dengan visi yang jelas dan hasil nyata di lapangan, ia merepresentasikan kepemimpinan yang tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memberdayakan masyarakat menuju masa depan digital yang inklusif.

    (agt/fyk)