Topik: THR

  • 5 Langkah Menyiapkan Dana Darurat Setelah Banyak Pengeluaran saat Lebaran

    5 Langkah Menyiapkan Dana Darurat Setelah Banyak Pengeluaran saat Lebaran

    PIKIRAN RAKYAT – Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran dengan berbagai aktivitas seperti mudik, membeli pakaian baru, memberikan angpao, serta menyajikan hidangan khas Lebaran, kondisi keuangan sering kali mengalami penurunan.

    Lonjakan pengeluaran ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam anggaran keuangan, bahkan hingga menyentuh dana darurat. Oleh karena itu, pemulihan keuangan pasca-Lebaran menjadi langkah penting agar stabilitas finansial tetap terjaga.

    Berikut adalah lima langkah efektif untuk menyiapkan kembali dana darurat setelah pengeluaran besar saat Lebaran:

    1. Evaluasi Pengeluaran dan Sisa Aset Keuangan

    Langkah awal yang harus dilakukan adalah mencatat seluruh pengeluaran selama Ramadan hingga Lebaran. Pengeluaran besar, seperti biaya perjalanan mudik, THR untuk keluarga, serta kebutuhan konsumsi, perlu diidentifikasi agar dapat mengetahui kondisi finansial yang sebenarnya.

    Catatan ini akan membantu dalam menyusun strategi pemulihan keuangan. Selain itu, penting untuk mengevaluasi sisa aset likuid seperti saldo tabungan, investasi jangka pendek, atau dana yang belum terpakai agar bisa digunakan dengan optimal.

    2. Prioritaskan Pelunasan Utang

    Jika terdapat utang yang digunakan untuk keperluan Lebaran, seperti cicilan kartu kredit atau pinjaman lainnya, segera buat rencana pelunasan. Utang dengan bunga tinggi harus diprioritaskan agar tidak semakin membebani keuangan dalam jangka panjang.

    Jika memungkinkan, lakukan negosiasi dengan pihak pemberi pinjaman untuk mendapatkan skema pembayaran yang lebih ringan.

    3. Alokasikan Dana untuk Mengisi Kembali Dana Darurat

    Dana darurat berfungsi sebagai perlindungan finansial dalam menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, atau perbaikan rumah. Jika dana ini telah terpakai selama Lebaran, penting untuk segera mengalokasikan pendapatan guna mengisinya kembali.

    Idealnya, dana darurat minimal sebesar tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan agar dapat memberikan keamanan finansial yang cukup.

    Untuk mengembalikan dana darurat dengan cepat, bisa dilakukan dengan menyisihkan sebagian dari gaji bulanan, memanfaatkan bonus tahunan, atau mencari sumber pendapatan tambahan. Konsistensi dalam mengalokasikan dana ini akan membantu mempercepat pemulihan keuangan.

    4. Atur Ulang Anggaran Keuangan dan Kurangi Pengeluaran

    Setelah mengidentifikasi kondisi keuangan pasca-Lebaran, langkah berikutnya adalah menyusun kembali anggaran keuangan dengan lebih ketat. Pengeluaran yang bersifat tidak mendesak perlu dikurangi atau bahkan dihilangkan sementara waktu.

    Mulai dengan membuat daftar prioritas pengeluaran, seperti kebutuhan pokok, cicilan, serta tabungan. Pengeluaran untuk gaya hidup konsumtif, seperti makan di luar, belanja barang tersier, atau langganan hiburan yang tidak esensial, sebaiknya dikurangi hingga keuangan kembali stabil.

    5. Cari Sumber Pendapatan Tambahan

    Jika kondisi keuangan masih belum stabil setelah melakukan penghematan, mencari tambahan pemasukan bisa menjadi solusi. Ada berbagai cara untuk menambah pendapatan, seperti mengambil pekerjaan sampingan, menjual barang yang tidak terpakai, atau menawarkan jasa sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.

    Selain itu, mempertimbangkan investasi dengan modal kecil juga dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan penghasilan pasif. Pastikan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan agar dana darurat tetap aman.

    Mengelola keuangan setelah Lebaran membutuhkan strategi yang tepat agar kestabilan finansial tetap terjaga. Evaluasi pengeluaran, pelunasan utang, pengisian kembali dana darurat, pengaturan ulang anggaran, serta mencari sumber pendapatan tambahan adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk memperbaiki kondisi keuangan pasca-Lebaran.

    Dengan disiplin dan perencanaan yang baik, keuangan bisa kembali pulih dalam waktu yang lebih cepat. Langkah ini juga dapat menjadi pelajaran berharga dalam mengelola pengeluaran saat Lebaran berikutnya agar kondisi finansial tetap sehat dan stabil.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pegawai RSUP Dr Sardjito Protes THR Hanya 30 Persen, Kemenaker Ingatkan Regulasi Wajib – Halaman all

    Pegawai RSUP Dr Sardjito Protes THR Hanya 30 Persen, Kemenaker Ingatkan Regulasi Wajib – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, aksi protes dilakukan pegawai RSUP Dr Sardjito, Sleman, Yogyakarta, pada Selasa (25/3/2025).

    Langkah tersebut dilakukan usai karyawan rumah sakit itu hanya menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar 30 persen.

    Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai hal tersebut.

    “Kami sudah dengar, jadi tentu kita harus cek dulu informasinya seperti apa. Kami punya dinas, perpanjangan tangan dari Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu Dinas Ketenagakerjaan di provinsi. Kita akan coba klarifikasi informasinya sejauh mana,” tutur Yassierli usai pelepasan mudik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (28/3/2025).

    Menaker mengingatkan pemberian THR telah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

    Artinya setiap perusahaan wajib memberikan THR kepada karyawan dan Kemenaker memastikan proses tersebut berjalan sesuai regulasi.

    “THR itu wajib, regulasinya jelas. Permen Nomor 6 tahun 2016, itu clear di situ. Sudah ada regulasi yang kemudian untuk memastikan bahwa proses itu berjalan,” imbuhnya.

    Yassierli menambahkan, pihaknya telah membuka Posko THR Keagamaan Tahun 2025, yang akan menerima aduan dan konsultasi pekerja terkait Tunjangan Hari Raya.

    “Ketika ada perusahaan yang tidak membayar, kami sudah menyiapkan posko. Kemudian data yang masuk ke posko pengaduan kita tindak lanjuti dan kita verifikasi,” ucapnya.

  • Pegawai RSUP Dr Sardjito Protes THR Hanya 30 Persen, Kemenaker Ingatkan Regulasi Wajib – Halaman all

    Kemenaker Terima 1.604 Aduan Mengenai THR Lebaran 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 1.604 aduan dan konsultasi mengenai Tunjangan Hari Raya (THR) melalui Posko THR Keagamaan Tahun 2025.

    Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, menyampaikan data yang masuk ke posko pengaduan langsung ditindak lanjuti dan diverifikasi, serta dilakukan pengecekan oleh pengawas ketenagakerjaan langsung.

    “Kalau memang beritanya itu benar, terkonfirmasi, maka muncul nota pemeriksaan pertama. Kita beri kesempatan satu minggu untuk melakukan respon. Kalau tidak ada respon, lalu ada nota pemeriksaan kedua. Nanti kalau tidak ada respon juga dalam beberapa hari, maka kami akan keluar dengan rekomendasi,” tutur Yassierli usai pelepasan mudik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (28/3/2025).

    Surat rekomendasi tersebut nantinya memiliki beberapa tahapan sanksi, termasuk sanksi tertinggi ialah me.yoal keberlanjutan izin usaha.

    Selain itu, keterlambatan pembayaran THR juga dijelaskan Menaker bahwa ada denda yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

    “Sanksinya itu juga ada tingkatannya. Yang jelas keterlambatan THR ada dendanya. Itu harus dibayarkan dan kemudian sanksi yang paling berat itu nanti adalah rekomendasi dari Kementerian Ketenagakerjaan terkait tentang kelangsungan usaha dari perusahaan tersebut,” jelasnya.

    Dari seluruh aduan maupun konsultasi yang diterima Kemenaker, hampir seluruhnya telah berhasil direspon pihaknya. Hanya sekitar 152 aduan maupun konsultasi yang masih belum bisa direspon.

    “Aduan ini tentu bergulir terus. Masih ada pengaduan yang belum di respons. Yang sedang kita cek beritanya seperti apa, detilnya seperti apa. Jadi sekali lagi, THR ini payung regulasinya jelas,” ucapnya.

    Pemberian THR telah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

    Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri, menambahkan sanksi terberat bagi perusahaan yang tidak membayarkan THR ialah pencabutan izin operasional usaha.

    “Izin operasionalnya bisa direkomendasikan untuk di stop, jika tahap sebelumnya tidak di-follow up. Yang pertama denda dulu,” jelas Indah.

    Pencabutan izin usaha akan dilakukan dari rekomendasi Kementerian Ketenagakerjaan ke Kementerian Perindustrian dan Kementerian Investasi untuk ditindaklanjuti.

    “Kita koordinasi sama Kemenperin, sama BKPM, sama dinas tempat kejadian,” jelas Dirjen PHI dan Jamsostek Kemenaker.

  • Menaker Bakal Cek THR Nakes RSUP Sardjito yang Disunat

    Menaker Bakal Cek THR Nakes RSUP Sardjito yang Disunat

    Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli merespons keluhan para tenaga kesehatan (nakes) RSUP Sardjito Yogyakarta terkait Tunjangan Hari Raya (THR) yang disunat jadi 30 persen. Ia mau mengecek dulu kebenarannya melalui Dinas Ketenagakerjaan setempat.

    (/)

  • inDrive Berikan Bantuan Hari Raya (BHR) bagi Pengemudi

    inDrive Berikan Bantuan Hari Raya (BHR) bagi Pengemudi

    JABAR EKSPRES – Perbincangan mengenai pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojek online dan kurir terus menjadi perhatian publik. Dengan jumlah pengemudi ojek online yang diperkirakan mencapai 4 juta pekerja, di mana sekitar 1 – 1,5 juta di antaranya berstatus pekerja paruh waktu, isu ini menjadi semakin krusial karena menyangkut kesejahteraan jutaan orang yang menggantungkan hidup dari profesi ini.

    inDrive merupakan platform transportasi online global yang berkomitmen terhadap kesejahteraan rekan pengemudi, menanggapi tuntutan terkait Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojek online, inDrive telah  memiliki programnya sendiri dengan memberikan Bantuan Hari Raya (BHR)sebagai bentuk apresiasi terhadap para rekan pengemudi. Program ini telah dijalankan di beberapa tahun sebelumnya dan mendapatkan respons positif dari para rekan pengemudi di berbagai kota di Indonesia.

    Bentuk  BHR yang diberikan inDrive adalah uang Tunai yang di transfer langsung ke yang bersangkutan. Selain itu sebelumnya inDrive memiliki Program rutin memberikan bantuan berupa sembako dan voucher belanja yang menjadi inisiatif khusus inDrive untuk memastikan rekan pengemudi mendapatkan dukungan yang berkelanjutan. Namun demikian, dengan terbitnya Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.M/3/HK.04.00/III/2025 yang diumumkan oleh Presiden pada tanggal 10 Maret 2025, inDrive melakukan penyesuaian dengan program tersebut.

    Rona Pasaribu selaku Country Government Relations Manager inDrive menyampaikan  “inDrive akan mendistribusikan Bonus Hari Raya (BHR) kepada pengemudi berperforma terbaik di seluruh Indonesia pada hari ini, 24 Maret 2025. Pengemudi yang memenuhi syarat untuk menerima BHR harus telah menyelesaikan minimal 400 perjalanan per bulan serta mempertahankan waktu aktif minimal 90 jam per bulan dalam periode 28 Februari 2024 hingga 28 Februari 2025. Bantuan kami berikan secara rata kepada pengemudi yang memenuhi persyaratan, dengan menghitung rata-rata pendapatan para driver selama periode waktu tersebut. Hal ini kami lakukan dalam mendukung imbauan dari Pemerintah, dan memberikan kesejahteraan kepada pengemudi kami, selain yang paling penting adalah memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi driver kami yaitu dengan sedikitnya nilai potongan yang kami terapkan pada aplikasi kami. ”

    Berdasarkan hasil riset internal komunitas pengemudi di berbagai kota di Indonesia, mayoritas responden memilih sistem komisi rendah inDrive yang telah terbukti memberikan dampak jangka panjang terhadap pendapatan mereka, dibandingkan dengan bantuan yang bersifat sementara seperti BHR. Dengan komisi yang lebih rendah, pengemudi memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan penghasilan mereka secara berkelanjutan.

  • Berapa Sih Biaya yang Dikeluarkan untuk Mudik Lebaran? Simak Perhitungannya!

    Berapa Sih Biaya yang Dikeluarkan untuk Mudik Lebaran? Simak Perhitungannya!

    Jakarta: Mudik lebaran menjadi tradisi tahunan yang dinantikan banyak orang di Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan perantau pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. 
     
    Namun, di balik momen penuh kebahagiaan ini, ada satu hal yang perlu diperhitungkan dengan matang yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mudik.
     
    Mudik bukan hanya sekadar perjalanan pulang, tetapi juga melibatkan berbagai pengeluaran yang harus disiapkan jauh-jauh hari. 

    Lalu, sebenarnya berapa sih biaya yang harus disiapkan untuk mudik? Merangkum berbagai sumber, yuk kita bahas satu per satu anggaran yang harus dikeluarkan saat mudik!
     

    Anggaran untuk mudik

    1. Transportasi

    Biaya transportasi adalah pengeluaran terbesar dalam mudik. Pilihan transportasi sangat beragam, mulai dari pesawat, kereta api, bus, hingga kendaraan pribadi.
     
    Pesawat: Harga tiket pesawat saat musim Lebaran bisa melonjak dua hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. Misalnya, rute Jakarta-Surabaya yang biasanya Rp700.000 bisa naik menjadi Rp1,5 juta hingga Rp2 juta sekali jalan.
     
    Kereta Api: Jika memilih kereta api, harga tiket kelas ekonomi berkisar antara Rp300.000 – Rp600.000 tergantung tujuan dan kelasnya.
     
    Bus: Tiket bus antarkota bisa mencapai Rp300.000 hingga Rp800.000 tergantung jarak tempuh.
     
    Mobil Pribadi: Jika menggunakan kendaraan pribadi, biaya yang harus disiapkan meliputi bensin, tol, dan servis kendaraan. Untuk perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, misalnya, biaya tol dan bensin bisa mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta sekali jalan.

    2. Akomodasi

    Bagi yang menempuh perjalanan jauh, kemungkinan perlu menginap semalam di tengah perjalanan. Biaya hotel atau penginapan berkisar antara Rp300.000 – Rp700.000 per malam. Jika membawa keluarga, biaya ini tentu harus dikalikan sesuai jumlah kamar yang dibutuhkan.

    3. Makan dan minum di perjalanan

    Selama perjalanan, tentu perlu mengisi energi dengan makanan dan minuman. Jika menggunakan transportasi umum, biaya makan bisa berkisar Rp50.000 – Rp150.000 per orang sekali makan. Jika menggunakan kendaraan pribadi, menyiapkan bekal bisa menjadi opsi lebih hemat.

    4. Oleh-oleh

    Sebagian besar orang merasa tidak lengkap jika pulang kampung tanpa membawa oleh-oleh. Budget untuk oleh-oleh sangat fleksibel, mulai dari Rp200.000 hingga jutaan rupiah, tergantung jumlah dan jenis barang yang dibeli.

    5. Angpao dan THR untuk keluarga

    Selain biaya perjalanan, ada juga pengeluaran untuk memberi uang saku atau THR kepada keluarga di kampung. Jumlahnya tentu tergantung kemampuan finansial masing-masing, tetapi umumnya berkisar antara Rp500.000 – Rp3 juta.
     

    Total biaya mudik yang harus disiapkan?
    Mari kita hitung perkiraan total biaya untuk satu orang yang mudik dari Jakarta ke Surabaya:
     
    Transportasi (kereta api ekonomi): Rp500.000 x 2 = Rp1.000.000
    Makan selama perjalanan: Rp100.000 x 2 = Rp200.000
    Penginapan (jika menginap semalam): Rp500.000
    Oleh-oleh: Rp500.000
    THR untuk keluarga: Rp1.000.000
     
    Total perkiraan biaya: Rp3,2 juta per orang.
     
    Jika membawa keluarga dengan 4 anggota, maka total biaya bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta.
    Tips menghemat biaya mudik

    Pesan tiket lebih awal
    Pilih waktu mudik yang fleksibel
    Gunakan kendaraan pribadi secara efektif
    Siapkan bekal makanan
    Buat anggaran khusus 

    Dengan perhitungan yang matang dan penghematan di beberapa pos pengeluaran, mudik tetap bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan tanpa menguras tabungan. 
     
    Selamat mudik dan selamat berkumpul dengan keluarga!

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Lebaran 2025, Hari Raya yang Penuh dengan Kesedihan

    Lebaran 2025, Hari Raya yang Penuh dengan Kesedihan

    JAKARTA – Aktivitas mudik bagi sebagian umat Islam merupakan cermin dari kesadaran tentang pentingnya memelihara silaturahmi di antara keluarga besar. Mudik juga bagian dari refleksi kerinduan setiap insan akan kehangatan antar sesama kerabat dan persahabatan. Hal ini yang membuat sebagian orang rela melakukan apa saja untuk bisa mudik.

    Meski tidak persis sama dengan tiga tahun lalu akibat pandemi, perayaan Iedul Fitri 2025 seakan digelayuti awan hitam yang mmembawa kegelapan. Hari Raya Suci Iedul Fitri 2025 ini gelap!

    Lebaran merupakan perpaduan dari hari raya umat Islam dan tradisi budaya yang telah diwariskan leluhur secara turun temurun. Jutaan orang siap menempuh jarak yang jauh hanya demi bertemu dengan keluarganya di kampung halaman. Selain tradisi mudik, di dalamm merayakan hari raya suci ada satu ritual bagi sebagian masyarakat yakni mengenakan baju atau busana terbaiknya. Tradisi ini diperkenalkan di kesultanan Banten pada abad ke 16. Di mana pusat perbelanjaan menjadi tujuan utama jelang Lebaran, dengan berbagai potongan harganya. Tujuannya hanya satu memikat perhatian konsumen.

    Di balik pelaksanaan dan menjaga tradisi kemeriahan yang diturunkan, ada harga yang harus dibayar. Sayangnya, kenyataan ekonominya itu tidak sama dengan semangat merayakan hari kemenangan. Tren ramai- ramai berbelanja untuk kebutuhan ramadan dan hari raya tidak terlihat. Hingga pekan ketiga bulan ramadan, konsumsi rumah tangga masih lesu. Kelompok rumah tangga menengah ke bawah seakan mengerem belanja.Tidak bergairahnya kelompok masyarakat menjelang lebaran merupakan anomali yang menggambarkan ketidakberesan di ekonomi domestik Indonesia.

    Ilustrasi pedagang di pasar perahu

    Lembaga Center of Reform on Economics atau CORE Indonesia di laman utamanya yang berjudul ‘Awas Anomali Konsuumsi Jelang Lebaran 2025’ mengungkapkan data-data konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 54-5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menjelang periode Ramadan dan IdulFitri 1446 Hijriyah. Dan BPS kembali mencatat deflasi pada Februari 2025, baik secara tahunan (-0,09%), bulanan (-0,48%) maupun year to date (-1,24%).

    Memang, secara agregat, inflasi inti masih cukup baik 0,25% (bulanan) dan 2,48% (tahunan). Faktor terbesar penyumbang deflasi juga berasal dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, yang dipicu oleh insentif diskon tarif listrik 50% yang diberikan pemerintah untuk rumah tangga kelas menengah sejak dari Januari hingga Februari 2025 lalu.

    Jdeflasi pada februari 2025 tidak hanya terjadi pada kelompok pengeluaran tersebut, melainkan juga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan andil sebesar -0,12% secara bulanan. Padahal, menjelang bulan Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya, kelompok makanan,minuman dan tembakau selalu menyumbang inflasi,

    meskipun dorongan kenaikan harga biasanya tertahan oleh musim panen yang sudah dimulai pada bulan Februari di beberapa daerah di Indonesia.

    CORE juga mengungkapkan data dari Bank Indonesia yang mencatat Indeks penjualan riil (IPR) pada Februari 2025 diperkirakan merosot sebesar 0,5% (yoy), dipengaruhi jatuhnya penjualan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (-1,7%). IPR mencerminkan tingkat penjualan eceran di beberapa kota besar di Indonesia, salah satu indikator

    penting dari sisi produsen yang dapat menggambarkan pergerakan konsumsi rumah tangga. Dengan mengesampingkan kasus Covid-19 pada 2020-2021, pertumbuhan IPR sebetulnya telah melambat sejak 2017.

    “Sebelum 2017, pertumbuhan IPR selalu double digits, tetapi sejak 2017 pertumbuhan IPR stagnan di bawah 5%. Perlambatan pertumbuhan IPR sejak 2017 mencerminkan adanya tekanan yang semakin mengeras terhadap konsumsi rumah tangga. Puncaknya adalah anomali pada Ramadan dan lebaran 2025,” ungkapnya.

    perspektif produsen juga menunjukkan sinyal gawat. Sinyal gawat ini tampak dari setoran penerimaan pajak untuk lapangan usaha perdagangan dan industri manufaktur yang terjungkal cukup dalam. Pada Januari 2025, setoran pajak dari industri pengolahan hanya mencapai Rp 23,25 triliun, atau terkontraksi sebesar 39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp 38,1 triliun.

    Kinerja sektor perdagangan juga jatuh lebih dalam mencapai -89% pada periode yang sama. Pada Januari 2025, realisasi penerimaan pajak sektor perdagangan hanya Rp 4,23 triliun, jauh di bawah Januari 2024, Rp 38,8 triliun. Data-data di atas menguatkan hipotesis adanya kejanggalan perilaku konsumsi rumah tangga menjelang lebaran 2025. Tentu, ini adalah cerminan situasi genting dalam rumah tangga masyarakat Indonesia. 

    Gambar tabel data pertuumbuhan tahunan upah riil BPS

    Menurunnya tingkat Pemudik dan Keyakinan Konsumen

    Pemerintah memprediksi pemudik hanya 146,48 juta orang, turun tajam dari tahun lalu yang mencapai 193,6 juta orang. Penurunan 24 persen ini bukan sekadar statistik. Ini adalah cermin dari ekonomi yang terluka. Jadi tidak salah jika lebaran 2025 merupakan hari raya suci yang gelap bagi sebagian masyarakat. Pasalnya, sebagian kawan buruh di berbagai daerah meratapi nasib lebaran tanpa THR.

    Pemudik Bermotor Ngeluh akan Jalan Rusak (IST)

    Alih-alih menyiapkan bekal untuk mudik ke kampung yang didambakan, untuk kebutuhan sehari-hari pun rakyat dalam kondisi serba susah dan mencekik. Daya beli kurang, sedangkan harga barang kebutuhan dasar, termasuk transportasi aman dan nyaman kian hari kian mahal. Klaim Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), hingga Maret 2025, sudah ada 40 ribu karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

    Pada Januari 2025, terjadi penurunan indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hingga 0,4 persen (month-to-month) dibandingkan IKK Desember 2024. Jika kita mengacu pada periode 2022 hingga 2024, pasti terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun.

    Pengamat Ekonomi Nailul Huda menyebutkan, kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025. Cerminan buruknya kondisi ekonomi di awal tahun juga tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang menurun tajam dari Desember 2024 ke Januari 2025.

    “Kondisi tersebut menyiratkan bahwa pasar Indonesia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Dampaknya adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang semakin merosot,”tandasnya.

    Kebangetan! Ternyata Masih Ada 40 Perusahaan yang Belum Bayar THR

    Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan sekitar 40 perusahaan diduga menunggak pembayaran tunjangan hari raya (THR).

    “Tadi pagi saya dengar sekitar 40-an kalau saya dengar tadi, tapi kita belum lihat detail kasusnya apa dan ini seperti apa,” kata Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

    Yassierli mengatakan bahwa pihaknya terus membuka pelaporan terkait tunggakan THR. Setiap laporan yang masuk akan melalui proses verifikasi oleh pengawas ketenagakerjaan. Jika laporan dinilai valid, pengawas akan melakukan pemeriksaan dan mengeluarkan nota pemeriksaan pertama. Perusahaan diharapkan merespons dalam waktu tujuh hari.

    Jika tidak ada tanggapan, akan dikeluarkan nota pemeriksaan kedua dengan tenggat tiga hari. Apabila masih tidak ada respons, Kementerian akan memberikan rekomendasi tindakan. Dia mengatakan sanksi bagi perusahaan yang menunggak THR bervariasi, tergantung rekomendasi hasil pemeriksaan. Sanksi dapat berupa denda administratif akibat keterlambatan hingga rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait kelangsungan usaha perusahaan.

    “Jadi bukan kami yang berikan sanksi, kita berikan rekomendasi,” ucapnya.

  • 5 Cara Menyiapkan THR agar Bermanfaat dan Tidak Habis Percuma

    5 Cara Menyiapkan THR agar Bermanfaat dan Tidak Habis Percuma

    PIKIRAN RAKYAT – Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi salah satu hal yang paling dinantikan menjelang Hari Raya. Namun, tanpa pengelolaan yang bijak, uang THR bisa habis dalam waktu singkat tanpa memberikan manfaat jangka panjang.

    Agar THR dapat digunakan dengan optimal dan tidak sekadar lewat begitu saja, ada beberapa cara yang bisa diterapkan.

    1. Menyusun Rencana Keuangan Sebelum THR Cair

    Sebelum menerima THR, penting untuk menyusun anggaran penggunaan yang jelas. Identifikasi kebutuhan utama yang harus dipenuhi, seperti zakat, utang, dan keperluan pokok Lebaran. Dengan adanya rencana keuangan, dana yang diterima dapat digunakan secara lebih bijak dan tidak habis tanpa arah.

    2. Mengalokasikan THR Sesuai Prioritas

    Pembagian THR sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan yang paling mendesak. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah prinsip 50-30-20:

    50% untuk kebutuhan utama, seperti zakat, sedekah, dan biaya Lebaran. 30% untuk tabungan atau investasi, agar uang THR dapat memberikan manfaat jangka panjang. 20% untuk keperluan pribadi, seperti membeli barang yang diinginkan atau rekreasi dalam batas wajar. 3. Menghindari Pengeluaran Berlebihan untuk Kebutuhan Lebaran

    Tradisi Lebaran seperti membeli pakaian baru dan menyiapkan hidangan khas memang penting, tetapi tetap perlu dikendalikan agar tidak berlebihan. Membandingkan harga, memanfaatkan diskon, dan berbelanja sesuai kebutuhan dapat membantu menghemat pengeluaran. Hindari belanja impulsif yang bisa membuat THR cepat habis.

    4. Menyisihkan Sebagian untuk Tabungan dan Investasi

    Agar THR tidak sekadar habis dalam sekejap, sebagian dana sebaiknya disimpan dalam bentuk tabungan atau investasi. Opsi investasi yang bisa dipertimbangkan antara lain:
    Emas, sebagai aset yang nilainya cenderung stabil.

    Reksa dana atau saham syariah, untuk menumbuhkan dana dengan prinsip yang halal.
    Deposito syariah, sebagai pilihan investasi berjangka yang aman. Menabung atau berinvestasi akan memberikan manfaat jangka panjang dan menjadi langkah cerdas dalam mengelola keuangan.

    5. Menggunakan THR untuk Hal yang Lebih Produktif

    Selain untuk memenuhi kebutuhan Lebaran, THR juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup, seperti:

    Mengikuti kursus atau pelatihan yang menunjang karier. Membeli buku atau sumber belajar lainnya untuk pengembangan diri. Menggunakan sebagian dana untuk modal usaha kecil.

    Dengan cara ini, THR tidak hanya memberikan kepuasan sesaat tetapi juga manfaat yang lebih luas di masa depan.

    Pengelolaan THR yang bijak akan membantu menjaga keseimbangan finansial dan mencegah pemborosan. Dengan menyusun anggaran, mengalokasikan dana secara tepat, menghindari pengeluaran berlebihan, serta menyisihkan untuk tabungan dan investasi, THR dapat memberikan manfaat yang lebih lama.

    Menggunakan THR untuk pengembangan diri juga menjadi langkah cerdas agar dana yang diterima tidak hanya sekadar habis, tetapi juga mendukung masa depan yang lebih baik.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Intip, 6 Self Care yang Bermanfaat untuk Dibeli Menggunakan THR

    Intip, 6 Self Care yang Bermanfaat untuk Dibeli Menggunakan THR

    Liputan6.com, Bandung – Melakukan perawatan diri atau self care merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional. Meluangkan waktu untuk merawat diri bukanlah bentuk egoisme tetapi justru merupakan investasi jangka panjang agar tetap sehat dan produktif.

    Menjaga diri melalui self care dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mengatur pola makan yang sehat, tidur yang cukup, hingga rutin berolahraga. Kesehatan fisik yang baik akan memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas harian.

    Selain itu, menerapkan kebiasaan hidup sehat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperpanjang usia. Self care juga mencakup perawatan kesehatan mental dengan mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti bermeditasi, melakukan hobi, dan lain-lain.

    Tanpa perhatian terhadap kesehatan mental seseorang bisa lebih rentan terhadap kecemasan, kelelahan emosional, bahkan depresi. Oleh karena itu, memahami batasan diri dan tahu kapan harus beristirahat adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan hidup.

    Bentuk self care juga beragam ada yang bahkan sederhana seperti membaca buku, berjalan santai di alam, atau sekadar mematikan ponsel untuk beberapa saat juga bisa memberikan manfaat besar.

    Dengan menerapkan self care secara konsisten seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Merawat diri bukan hanya sekadar pilihan, tetapi kebutuhan agar tetap sehat, bahagia, dan mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik.

    Adapun ketika mendapatkan THR atau Tunjangan Hari Raya bisa juga dimanfaatkan untuk keperluan self care tetapi harus diperhatikan kembali apakah barang tersebut benar bermanfaat atau tidak.

  • Layanan MRT Jakarta tetap beroperasi normal selama libur Lebaran

    Layanan MRT Jakarta tetap beroperasi normal selama libur Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan pelayanan Mass Rapid Transit (MRT) tetap beroperasi normal selama libur Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, yakni 28 Maret – 7 April 2025.

    “MRT Jakarta akan tetap beroperasi melayani masyarakat selama libur Idul Fitri,” kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo di Jakarta, Jumat.

    Ahmad mengatakan seluruh stasiun juga dibuka dengan pelayanan seperti biasa dan juga akan menambah petugas di stasiun untuk memastikan pelanggan MRT Jakarta mendapatkan kenyamanan.

    Diharapkan para penumpang memiliki pengalaman yang nyaman selama berada di stasiun maupun kereta.

    Pola operasional yang berlaku ialah grafik perjalanan kereta normal saat akhir pekan atau libur, yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan antar kereta setiap 10 menit.

    “Sebanyak 13 stasiun dengan 219 perjalanan kereta dan tujuh rangkaian kereta telah disiapkan untuk melayani masyarakat,” ujarnya.

    Selain jadwal operasional ini, MRT Jakarta juga menyiapkan sejumlah program menarik bagi para pelanggan selama masa liburan.

    Program tersebut antara lain promo dan tarif Spesial Tiket di Aplikasi MyMRTJ dengan menggunakan blu by BCA Digital, AstraPay, i.saku dan GoPay, promo feeder, serta program berhadiah Marti Games THR berhadiah total Rp 15 juta periode 6-15 April 2024.

    Pada periode libur lebaran 2024, MRT Jakarta mencatat angka keterangkutan sepanjang 6-15 April 2024 mencapai 376.448 orang dengan total pengguna pada hari pertama lebaran mencapai 25.586 orang dan hari kedua mencapai 45.037 orang.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025