Topik: THR

  • Aplikator Langgar Janji, Sebagian BHR Ojol hanya Rp50.000

    Aplikator Langgar Janji, Sebagian BHR Ojol hanya Rp50.000

    PIKIRAN RAKYAT – Kemenaker menerima laporan bahwa sebagian BHR ojol hanya Rp50.000. Karenanya, akan memanggil pihak aplikator.

    “Panggil, kita panggil. Oke,” tegas Immanuel Ebenezer, Selasa 1 April 2025.

    Meski demikian, beliau tak memberikan informasi detail terkait tanggal pemanggilan. Namun, beliau menegaskan akan segera memanggil pihak aplikator yang hanya memberikan Bonus Hari Raya sebesar Rp50.000.

    Padahal, pada 10 Maret 2025, sejumlah pihak aplikator berkomitmen memberikan THR dan mengatakannya di hadapan Presiden Prabowo. Saat itu, masih menggunakan skema THR lalu diganti dengan istilah BHR ojol.

    Saat mendengar besaran Bonus Hari Raya tak sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, Immanuel tersulut emosi.

    “BHR? Jawabannya tahu? Lu mau gua kasar atau baik? Langsung naik darah nih gua soal BHR nih,” tegasnya.

    Sebelumnya, Menaker Yassierli telah menerbitkan surat edaran terkait formula besarannya. Terkait adanya pelanggaran, beliau telah menegaskan akan memanggil aplikator nakal tersebut.

    Untuk saat ini, Yassierli mengutarakan bahwa saat ini masih menerima aduan. Bila merasa perlu untuk menindaklanjutinya, maka akan melakukannya.

    “Nanti kalau memang kita lihat ini sesuatu yang harus kita follow up, kita klarifikasi, nanti kita panggil nanti,” jelasnya.

    Laporan Serikat Pekerja

    Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia Lily Pujiati mengutarakan bahwa sekitar 800 driver ojol tak menerima BHR ojol yang seharusnya. Karena hal ini, Serikat Pekerja Angkutan Indonesia mengadukannya kepada Kemenaker.

    Lily berharap agar mereka segera dipanggil. Ia pun menyebut bisa saja memberikan sanksi kepada aplikator nakal. Tujuannya, agar driver ojol mendapatkan haknya.

      Ojol Berbakti Kepada Masyarakat

    Tanggal 10 Maret 2025, Presiden Prabowo berpidato bahwa driver ojol berbakti kepada masyarakat. Sebabnya, mereka berperan membantu masyarakat memenuhi beragam kebutuhan sehari-hari.

    Dalam pidato tersebut, Presiden pun menjelaskan saat ini ada sekitar 250.000 driver dan kurir online yang aktif. Beliau menambahkan ada juga sekitar 1 juta sampai 1,5 juta driver online part time.

    Dalam acara tersebut, hadir juga sejumlah pejabat negara. Mereka adalah Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

    Tuntunan pemberian ojol telah disuarakan paea driver selama beberapa tahun kebelakang. Kebijakan BHR ojol baru terlaksana di Pemerintahan Prabowo-Gibran.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gibran Bagi Amplop Kepada Warga Yang Antre Silaturahmi Dengan Jokowi

    Gibran Bagi Amplop Kepada Warga Yang Antre Silaturahmi Dengan Jokowi

    TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka membagikan sejumlah amplop kepada anak-anak yang tengah antre untuk dapat bersilaturahmi dengan Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo saat lebaran hari ketiga.

    Pantauan di lokasi, tampak antrean warga dari berbagai daerah terlihat di Jalan Gang Kutai Utara Nomor 1 pada Rabu (2/4/2025) siang.

    Gibran bersama Istrinya, Selvi Ananda dan kedua anaknya, Jan Ethes Srinarendra serta La Lembah Manah bertemu dengan Jokowi di kediaman sebelum bertolak ke Jakarta.

    Gibran dan keluarga keluar dari kediaman sekira pukul 14.00. Sebelum memasuki mobil, Gibran sempat membagikan amplop kepada anak-anak yang tengah antre di depan kediaman Jokowi.

    “Ini buat anak-anak,” kata Gibran.

    Warga Malang, Leni mengatakan, anaknya mendapatkan amplop berisi uang dari Gibran saat tengah antre bersama warga lain.

    Dia bersama keluarga akhirnya mendapatkan kesempatan untuk dapat bertemu langsung dengan Jokowi dan Iriana. Bahkan anaknya juga mendapatkan anggur yang berikan oleh Iriana.

    “Rencana tadi cuma foto saja sama Pak Jokowi. Terus dipanggil Ibu Iriana, anak-anak dikasih anggur. Dari Mas Gibran dikasih THR Lebaran,” terangnya. (Ais).

     

  • Jakarta Lebaran Fair Jadi Pilihan Warga Habiskan Waktu Libur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 April 2025

    Jakarta Lebaran Fair Jadi Pilihan Warga Habiskan Waktu Libur Megapolitan 2 April 2025

    Jakarta Lebaran Fair Jadi Pilihan Warga Habiskan Waktu Libur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Jakarta Lebaran Fair
    menjadi salah satu pilihan warga di tengah banyaknya destinasi wisata selama
    libur Lebaran 2025
    .
    Tujuan para warga datang ke Jakarta Lebaran Fair beragam.
    Ada warga yang memang ingin mencari barang idaman mereka hingga menyiapkan kebutuhan untuk kumpul bersama keluarganya mendatang.
    Salah satunya warga Mangga Besar,
    Irawan
    (33) yang mengaku sudah menabung dari jauh-jauh hari untuk hadir ke Jakarta Lebaran Fair 2025.
    Pasalnya, selain memenuhi keinginan anak-anaknya berbelanja makanan ringan, sang istri juga minta dibelikan sepeda listrik.
    “Katanya murah sepeda listrik di sini dibandingkan di luar. Istri kan soalnya udah bilang ingin beli sepeda listrik nih,” kata Irawan saat ditemui di lokasi, Rabu (2/4/2025).
    Selain itu, dua anaknya juga meminta dibelikan sepatu sekolah. Irawan tak bisa berkata tidak kepada anak-anaknya.
    “Anak-anak juga ingin beli sepatu kan, buat sekolah. Sekalian aja sama istri beli sepeda listrik,” tambah dia.
    Namun belum membeli dua barang itu, Irawan sudah merogoh kocek Rp 300.000 untuk makanan berat dan minuman.
    Tapi Irawan tidak mempermasalahkan hal itu, terlebih sudah menerima tunjangan hari raya (THR) kerja.
    Sementara itu,
    Tantri
    (40) yang hadir ke Jakarta Lebaran Fair untuk mempersiapkan acara kumpul keluarganya pada Sabtu (5/4/2025) mendatang.
    Dia membeli beragam makanan ringan dengan jumlah yang cukup banyak untuk dibagikan kepada keponakannya.
    “Ya buat keponakan-keponakan. Kebetulan kan kemarin belum semua ketemu, jadi nanti sekalian THR sekalian ngasih ini. Kan lumayan nih praktis Rp 10.000, soalnya ponakannya banyak,” kata dia di lokasi.
    Keputusannya untuk membeli makanan ringan karena keponakan akan menyukai hadiah pemberiannya.
    “Nanti pasti anak-anak senang dikasih chiki. Rencananya sih beli 10 chiki, tadi udah 7, masih kurang 3,” tambah dia.
    Adapun Jakarta Lebaran Fair 2025 digelat di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat. Acara ini dilaksanakan mulai 19 Maret hingga 6 April 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Desak Polisi Tangkap Kades yang Minta THR Rp 165 Juta: Sama Kayak Preman

    Dedi Mulyadi Desak Polisi Tangkap Kades yang Minta THR Rp 165 Juta: Sama Kayak Preman

    Dedi Mulyadi Desak Polisi Tangkap Kades yang Minta THR Rp 165 Juta: Sama Kayak Preman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mendesak agar polisi menangkap Kepala Desa (Kades) Klapanunggal Ade Endang Saripudin karena meminta tujangan hari raya (
    THR
    ) ke pengusaha sebesar Rp 165 juta.
    Dedi mengaku, sudah melaporkan perihal adanya permintaan THR tersebut kepada Kapolda Jabar.
    Apalagi, beberapa hari lalu, sempat ada preman yang meminta THR dan berujung ditangkap. Oleh karenanya, Dedi meminta perlakuan sama diberikan kepada
    Kades Klapanunggal
    .
    “Kalau saya lebih cenderung, ketika di Subang, saya menginstruksikan untuk penangkapan terhadap premanisme, di Bekasi, dan berbagai tempat lain juga dilakukan penangkapan,” ujar Dedi di rumah Ketua MPR Ahmad Muzani, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).
    “Saya cenderung Kades (Klapanunggal) sama dengan preman di Bekasi. Artinya harus ada proses hukum yang dilakukan,” katanya lagi.
    Dedi menjelaskan bahwa pembinaan kades sebenarnya merupakan tanggung jawab bupati setempat. Sebab, yang mengeluarkan surat keputusan (SK) kepada kades adalah bupati.
    Hanya saja, Dedi menekankan bahwa dalam kasus ini, Kades Klapanunggal tersebut abai terhadap surat edaran yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat.
    “Tapi dari sisi dia abai terhadap surat edaran yang dikeluarkan
    Gubernur Jabar
    terhadap seluruh daerah di Jabar, baik itu pemerintahan provinsi, BUMN, BUMD, pemerintahan kabupaten/kota kan tidak boleh memberi dan menerima. Nah ini kan, meminta. Artinya meminta diberi,” ujarnya.
    Sebelumnya, sebuah surat berkop Pemerintah Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, viral di media sosial.
    Dalam surat itu, Kepala Desa Klapanunggal, Ade Endang Saripudin, diduga meminta THR beserta berbagai keperluan lain dengan total Rp 165 juta kepada perusahaan di wilayahnya.
    Dalam surat bertanggal 12 Maret 2025, Ade mengajukan permohonan THR kepada pimpinan perusahaan dengan alasan peringatan Idul Fitri 1446 Hijriah.
    “Besar harapan kami bapak/ibu pimpinan perusahaan dapat berpartisipasi untuk dapat membantu kami dalam memberikan tunjangan kepada perangkat dan aparatur wilayah yang ada di Desa Klapanunggal,” tulis surat tersebut.
    Selain surat permintaan THR, beredar pula undangan acara halal bihalal yang akan diselenggarakan di Kantor Desa Klapanunggal pada Jumat, 21 Maret 2025.
    Kemudian, Ade tercatat sebagai ketua pelaksana acara tersebut.
    Setelah surat tersebut viral, Ade Endang Saripudin menyampaikan permintaan maaf melalui akun resmi Pemerintah Kabupaten Bogor.
    Dia berdalih surat tersebut hanya bersifat imbauan dan meminta para pengusaha untuk mengabaikannya.
    “Saya mengaku salah dan memohon maaf kepada para pihak yang merasa kurang berkenan,” ujar Ade dalam video yang dibagikan pada Sabtu, 29 Maret 2025.
    Ade juga berjanji untuk menarik kembali surat yang telah beredar luas di masyarakat tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dompet Kering Setelah Lebaran? Begini Cara Mengatur Keuangan agar Tetap Stabil!

    Dompet Kering Setelah Lebaran? Begini Cara Mengatur Keuangan agar Tetap Stabil!

    Jakarta: Lebaran memang jadi momen spesial untuk berkumpul bersama keluarga, berbagi rezeki, hingga membeli berbagai keperluan. 
     
    Namun, tak jarang setelah Lebaran, kondisi keuangan justru jadi berantakan. THR habis, saldo menipis, sementara kebutuhan sehari-hari tetap berjalan.
     
    Lalu, bagaimana cara mengatur keuangan setelah Lebaran agar tetap stabil? Merangkum berbagai sumber, simak tips berikut!
    1. Evaluasi pengeluaran selama lebaran
    Langkah pertama adalah melihat kembali pengeluaran selama Lebaran. Apakah ada yang berlebihan? Apakah ada utang yang perlu segera dibayar? Dengan mengetahui ke mana uangmu mengalir, kamu bisa menyusun strategi untuk mengembalikan kondisi keuangan seperti semula.

    Coba catat pengeluaran yang benar-benar penting dan mana yang bisa dikurangi di masa mendatang. Ini bisa menjadi pelajaran agar tahun depan kamu lebih bijak dalam mengelola dana Lebaran.

    2. Segera lunasi utang atau cicilan
    Jika kamu menggunakan kartu kredit atau berutang untuk keperluan Lebaran, segera susun strategi pelunasan. Jangan sampai utang menumpuk dan berbunga, karena ini bisa semakin membebani keuangan.
     
    Prioritaskan untuk melunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Jika memungkinkan, sisihkan sebagian dari sisa THR atau gaji bulan ini untuk membayar utang agar tidak semakin membengkak.
    3. Atur ulang anggaran keuangan
    Setelah menghabiskan cukup banyak uang selama Lebaran, kini saatnya kembali ke pola anggaran yang lebih stabil. Gunakan metode 50/30/20, yaitu:
    – 50 persen untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, tagihan, cicilan, dll.)
    – 30 persen untuk keinginan (hiburan, nongkrong, belanja, dll.)
    – 20 persen untuk tabungan dan investasi
     
    Jika kondisi keuangan sudah mulai stabil, pertimbangkan untuk menabung lebih banyak agar lebih siap menghadapi pengeluaran besar di masa depan.
     

    4. Stop pengeluaran tidak penting
    Meskipun masih dalam euforia Lebaran, penting untuk mengontrol pengeluaran agar dompet tidak makin terkuras. Hindari kebiasaan impulsif seperti:
     
    – Terus-menerus jajan di luar
    – Belanja online hanya karena tergoda diskon
    – Membeli barang yang sebenarnya tidak mendesak
     
    Mulailah kembali pola hidup hemat, masak sendiri di rumah, dan fokus pada kebutuhan utama terlebih dahulu.
    5. Bangun dana darurat lagi
    Banyak orang menggunakan dana darurat untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Jika tabungan daruratmu sudah berkurang, sekarang saatnya untuk membangunnya kembali.
     
    Idealnya, dana darurat minimal sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Kamu bisa mulai dengan menyisihkan 10-20 persen dari penghasilan tiap bulan agar dana darurat kembali aman.
    6. Mulai kembali investasi
    Setelah kondisi keuangan mulai stabil, jangan lupa kembali berinvestasi. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu
     
    Jangan menunda investasi, karena semakin cepat kamu mulai, semakin besar keuntungan yang bisa kamu dapatkan di masa depan.
    7. Siapkan rencana keuangan untuk Ramadan dan lebaran tahun depan
    Agar tahun depan tidak mengalami masalah keuangan yang sama, mulailah menabung dari sekarang. 
     
    Lebaran boleh saja sudah berlalu, tapi jangan biarkan keuanganmu ikut loyo. Dengan menerapkan strategi di atas, kamu bisa segera mengembalikan kondisi keuangan yang stabil dan lebih siap menghadapi pengeluaran di masa depan.
     
    Yuk, mulai atur keuangan dengan lebih bijak!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Bank DKI Tanggapi Keluhan Nasabah Atas Layanan saat Lebaran

    Bank DKI Tanggapi Keluhan Nasabah Atas Layanan saat Lebaran

    Jakarta

    Sejumlah nasabah Bank DKI mengaku tidak bisa melakukan transaksi sejak malam takbiran atau 30 Maret 2025. Berbagai keluhan itu ramai disampaikan di media sosial Twitter atau X.

    “Hallo @bank_dki mau tanya… Saya kok nggak bisa transfer dan transaksi pakai Bank DKI sejak malam takbiran, ini kenapa ya min?” tanya akun @*ndi*dy*_, Rabu (2/4/2025).

    Tidak sedikit nasabah yang menyampaikan kekecewaannya karena tidak bisa menggunakan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji yang dicairkan lewat Bank DKI.

    “THR sama gaji turun tepat waktu, tapi nggak bisa diapa-apain. Keterlaluan banget. Masa harus nunggu sampai tanggal 5 (April)? Setelah tanggal 6, di tanggal 7 mau maintance lagi? Sumpah ini kalau bukan rekening gaji nggak akan saya gunakan. Dari dulu nggak beres pelayanannya,” ucap akun @jay*o*aw*n.

    “Transfer ke bank lain nggak bisa, transfer ke e-wallet nggak bisa, sekarang tarik tunai pun nggak bisa. Terus gimana saya Lebarannya? Lebaran bikin emosi,” tambahnya.

    Sebelumnya, Bank DKI menyampaikan pengumuman layanan terbatas di sejumlah kantor cabang pembantu Bank DKI untuk tanggal 31 Maret 2025, 1-5 April 2025 dan 7 April 2025 yang beroperasi mulai pukul 10.00 WIB.

    Menanggapi berbagai keluhan nasabah di media sosial, Bank DKI menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Pihaknya memberikan petunjuk kepada nasabah yang ingin melakukan pengaduan.

    “Anda dapat menghubungi call center Bank DKI di 1500-351, melalui kolom DM/kunjungi kantor cabang/kantor cabang pembantu terdekat yang beroperasi selama libur Lebaran untuk melakukan pengaduan,” jelas @bank_dki.

    Manajemen Bank DKI memberikan tanggapan terkait keluhan nasabah. “Terkait dengan pemeliharaan sistem, Bank DKI menyampaikan bahwa pemeliharaan sistem tersebut dilakukan dengan tujuan untuk peningkatan keandalan serta penguatan keamanan sistem yang dimiliki,” ujar Manajemen Bank DKI.

    Bank DKI menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan upaya terbaik untuk segera menyelesaikan proses pemeliharaan sistem tersebut.

    “Bank DKI menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dan menyampaikan kepada nasabah yang ingin melakukan pengaduan agar dapat menghubungi call center Bank DKI di 1500-351, mengirimkan pesan melalui Media Sosial resmi Bank DKI maupun mengunjungi kantor cabang/kantor cabang pembantu terdekat yang beroperasi selama libur Lebaran untuk melakukan pengaduan,” tulisnya.

    Bank DKI memastikan dana nasabah tetap aman dan berkomitmen untuk memastikan setiap permasalahan yang dihadapi nasabah sebagai akibat dari perbaikan sistem ini akan diselesaikan sebaik-baiknya.

    Bank DKI Terapkan Layanan Operasional Terbatas

    Sebagai bentuk layanan Bank DKI terhadap kebutuhan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan, Bank DKI menerapkan operasional layanan terbatas pada momen cuti bersama dan libur nasional sesuai ketetapan pemerintah, Bank DKI menyampaikan jadwal operasional selama periode libur Lebaran 2025 guna memberikan kenyamanan dan kelancaran bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan.

    Bank DKI menerapkan layanan operasional terbatas pada tanggal 31 Maret 2025, 1-5 April 2025, dan 7 April 2025 pada lokasi Kantor Cabang yang telah ditentukan berikut dengan jam operasionalnya. Adapun layanan terbatas yang dapat dilakukan, diantaranya mencakup pembukaan rekening, tarik/setor tunai, pemindahbukuan antar rekening Bank DKI, dan penanganan pengaduan nasabah.

    Bank DKI juga telah menyiapkan layanan ATM yang tetap beroperasi selama periode libur nasional dan cuti bersama Idul Fitri. Jaringan ATM Bank DKI tetap beroperasi dan dapat digunakan untuk berbagai transaksi, termasuk penarikan tunai.

    Sebagai informasi, Bank DKI memiliki total 750 unit ATM yang beroperasi dan tersebar di berbagai titik di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, termasuk di kantor Kelurahan dan Kecamatan, pusat perbelanjaan, stasiun, terminal, dan lokasi-lokasi publik lainnya. Selain itu, seiring perluasan jaringan layanan kantor pada beberapa wilayah kota besar lainnya, Bank DKI juga memiliki jaringan ATM yang berada di beberapa kota besar di luar Jakarta, diantaranya Bandung, Semarang Solo, Gresik, Sidoarjo, hingga Lampung.

    (aid/kil)

  • Angka Pemudik Turun, Waketum Kadin: Daya Beli Masyarakat Tidak Baik-baik Saja – Halaman all

    Angka Pemudik Turun, Waketum Kadin: Daya Beli Masyarakat Tidak Baik-baik Saja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang, menyampaikan saat ini daya beli masyarakat tidak baik-baik saja. Hal ini terpotret dari menurunnya angka pemudik sebesar 24 persen.

    “Penyebabnya adalah daya beli masyarakat kita yang sedang tidak baik baik saja,” ujar Sarman saat dihubungi, Rabu (2/4/2025).

    Selain itu, kata dia, masyarakat juga tengah melakukan penghematan. Misalnya, untuk mengantisipasi biaya masuk sekolah pada tahun ajaran baru bulan Juni nanti. Beberapa indikator lainnya, juga disebabkan menurunnya perekonomian kelas menengah.

    “Kondisi kelas menengah baru kita juga yang semakin menurun yang selama ini merupakan penggerak ekonomi kita,” tutur Sarman.

    Informasi mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), juga turut mempengaruhi psikologis masyarakat. Kini, warga lebih berhati-hati dan selektif dalam berbelanja.

    Sarman juga menyoroti realisasi Rp 67,1 triliun uang layak edar (ULE) untuk kebutuhan masyarakat pada periode Ramadan dan Idul Fitri atau hanya terserap sekitar 37 persen dari total yang disediakan Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 180,9 triliun hingga Senin (17/3/2025).

    “Tentu ini mengurangi perputaran uang,” tambahnya.

    Sarman meminta kepada pemerintah menjadikan Lebaran 2025 pembelajaran untuk tahun berikutnya. Misalnya, terkait pengumuman diskon tarif pesawat, kereta api, dan transportasi lainnya.

    “Sebaiknya diumumkan jauh-jauh hari sehingga masyarakat bisa membuat perencanaan,” tutur Sarman.

    Setelah momen Lebaran, ucap Sarman, pemerintah harus menggenjot daya beli masyarakat dengan menjaga stabilitas harga-harga pangan, gas, dan listrik. Penyaluran barbagai bantuan sosial juga harus tepat waktu dan tepat sasaran.

    “Termasuk mengevaluasi kembali pemangkasan anggaran seperti perjalanan dinas, seminar dan forum di hotel semakin selektif agar berbagai sektor usaha sektor pariwisata dapat semakin produktif,” tutur Sarman.

    Sarman juga menyoroti sejumlah kementerian teknis di bidang perekonomin harus lebih ‘lincah’ untuk menggerakkan perekonomian. Terutama, harus berorientasi bagaimana agar daya beli masyarakat semakin meningkat dan target pertumbuhan ekonomi tercapai.

    Berdasarkan, jajak pendapat Kompas pada 4-7 Maret 2025 menangkap fenomena ini. Berwisata masuk dalam lima besar aktivitas favorit untuk mengisi waktu pada hari libur Lebaran.

    Sebanyak 26,8 persen responden mengatakan bahwa berwisata menjadi salah satu kegiatan yang akan mereka lakukan pada Lebaran tahun ini. Berwisata merupakan aktivitas favorit tertinggi ketiga setelah silaturahmi (71,9 persen) dan menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah (38,8 persen).

    Sekalipun masih menjadi aktivitas pilihan saat Lebaran, gairah wisata masyarakat di tahun ini terbilang menurun. Saat ditanyakan secara spesifik ke mana responden akan berwisata, hanya 56,2 persen responden yang menjawab tujuan wisata mereka. Sementara, 43,8 persen lainnya dengan tegas menyatakan tidak akan berwisata pada libur Lebaran tahun ini.

    Minat wisata ini terpantau menurun dibandingkan Lebaran 2024. Tahun lalu, dalam jajak pendapat serupa yang dilakukan Litbang Kompas terpotret bahwa sedikitnya 71 persen responden menyatakan sudah memiliki rencana untuk berwisata.

    Hanya 28,6 persen responden yang memutuskan tidak berwisata. Bahkan, Statistik Wisatawan Nusantara 2024 oleh BPS mencatat, perjalanan wisatawan Nusantara saat itu mencapai puncak tertingginya pada saat Idul Fitri.

    Turunnya minat wisata pada Lebaran tahun ini juga menjadi perhatian banyak pihak, khususnya para pelaku usaha di bidang pariwisata.

    Angka Pemudik Turun, Ekonomi UMKM Lesu

    Ketua Umum Asosiasi PKL Indonesia Ali Mahsun, melihat ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ikut lesu, karena jumlah pemudik lebaran 2025 yang menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

    Ali melihat turunnya angka pemudik bisa jadi peringatan untuk pemerintah. Apalagi, ini terjadi meski diskon tarif tol, pesawat, hingga mudik gratis diberikan oleh pemerintah.

    “Kenyataan ini harus jadi warning bagi pemerintah,” ujar Ali saat dihubungi Rabu (2/4/2025).

    Seharusnya, kata Ali, mudik lebaran jadi peak season atau periode waktu di mana permintaan untuk produk atau layanan meningkat secara signifikan sehingga terjadi lonjakan perekonomian nasional.

    “Namun kenapa lebaran 2025 terjadi penurunan drastis pemudik sebesar 24 perseb? Banyak faktor yang jadi penyebabnya,” kata Ali.

    Menurutnya, saat ini perputaran ekonomi rakyat UMKM makin lesu akibatkan daya beli masyarakat melemah. Kemudian, lebih dari 9,8 juta kelas menengah jatuh miskin dan mereka perketat ikat pinggang atau efisiensi ditengah makin beratnya beban hidup.

    “Faktor lain, melonjaknya pengangguran akibat PHK marak dimana-mana sebelum dan jelang ramadhan 2025,” tutur Ali.

    Sebagian pelaku UMKM memilih tidak mudik lebaran 2025 daripada kehabisan modal usaha pasca lebaran. Dan, penggelontoran berbagai subsidi, bantuan sosial dan diskon tiket belum mampu mendongkrak jumlah pemudik kebaran 2025.

    “Turunnya pemudik lebaran 2025 hingga 24 persen akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian harus jadi lampu kuning bagi pemerintah untuk memberikan solusi tercepat dongkrak perputaran ekonomi rakyat, juga perekonomian nasional,” sambungnya.

    Pertumbuhan Ekonomi triwulan I 2025 Hanya 5,03 Persen

    Center of Economic and Law Studies (Celios) memaparkan sejumlah indikator pelemahan daya beli saat Lebaran 2025 melemah. Apa saja indikatornya?.

    Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menerangkan, terdapat beberapa indikator penyebab melemahnya daya beli. Misalnya, karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak terjadi. 

    Pada Januari 2025, terjadi penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hingga 0,4 persen (month-to-month) dibandingkan IKK Desember 2024.

    “Situasinya cukup anomali. Jika kita mengacu pada periode 2022 hingga 2024, biasanya terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun. Kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025,” ujar Huda saat dihubungi, Rabu (2/4/2025).

    Data lainnya juga menunjukkan hal yang serupa dimana ada penurunan angka Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2025. Pada Desember 2024, angka IPR sebesar 222 poin dan angka IPR turun menjadi 211,5 di Januari 2025.

    “Jika kita tengok pergerakan di Desember 2023 ke Januari 2024 masih bergerak positif. Artinya, konsumen yang tidak yakin akan perekonomian tahun 2025, mendorong penjualan eceran kita juga turun. Akibatnya, daya beli masyarakat kian terperosok di awal tahun 2025,” imbuh Huda.

    Dengan kondisi tersebut Huda menyampaikan bahwa perputaran uang di momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri akan melemah dibandingkan dengan tahun lalu.

    Tambahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB) dalam artian sempit (M1) di momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025, akan melemah sebesar -16,5 persen dibandingkan momen yang sama di tahun 2024.

    “Tambahan uang beredar hanya di angka Rp114,37 triliun. Sedangkan tahun 2024, tambahan uang beredar ketika momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mencapai Rp136,97 triliun,” terang Huda.

    Uang Beredar

    Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menambahkan dengan penurunan tambahan uang beredar di momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, maka berdampak pada pembentukan PDB secara nasional yang tidak optimal.

    “Berdasarkan modelling yang dilakukan Celios pada tahun 2024, tambahan PDB akibat adanya momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mencapai Rp168,55 triliun. Sedangkan tahun 2025 hanya Rp140,74 triliun atau turun 16,5 persen,” katanya.

    Sedangkan keuntungan pengusaha hanya Rp84,19 triliun, jauh di bawah tambahan pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp100,83 triliun.

    Indikator lain yang memotret pelemahan daya beli masyarakat adalah menurunnya porsi simpanan perorangan yang hanya mencapai 46,4 persen terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK).

    Hal ini tidak pernah terjadi di awal pemerintahan sebelumnya. Pada awal periode Jokowi-JK, simpanan perorangan porsinya 58,5 persen dan Jokowi-Amin sebesar 57,4 persen.

    Pertumbuhan Ekonomi Stagnan

    Merosotnya porsi tabungan perorangan, mengindikasikan masyarakat cenderung bertahan hidup dengan menguras simpanan, karena upah riil terlalu kecil, tunjangan berkurang, dan ancaman PHK masih berlanjut.

    “Dengan berbagai indikator perekonomian tersebut, Celios memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2025 hanya 5,03 persen (year-on-year). Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 yang mencapai 5,11 persen,” lanjut Bhima.

    Perkiraan pertumbuhan memperhitungkan dampak dari momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025 yang secara siklus mendorong konsumsi rumah tangga lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2024. 

    Namun, faktor seasonal yang di ikuti pembagian THR tetap tidak mampu membuat ekonomi tumbuh lebih tinggi. Bahkan dikhawatirkan ekonomi bakal melambat paska lebaran, karena tidak ada lagi motor penggerak konsumsi yang signifikan.

    “Belanja pemerintah yang sedang efisiensi besar-besaran juga berpengaruh ke consumer confidences. Pelemahan kurs rupiah juga menambah kehati-hatian dari masyarakat untuk membelanjakan uangnya,” ujar Bhima.

    Hotel Sepi

    Okupansi atau jumlah hunian hotel yang terisi pada periode libur lebaran 2025 ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun lalu.

    Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan penurunan okupansi kali ini kisarannya mencapai 20 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini terjadi di beberapa daerah tujuan wisata, seperti Yogyakarta, Bali dan Solo.

    “(Penurunan okupansi hotel) seperti diduga lebih rendah dari tahun lalu. Saya tadi sempat telpon beberapa daerah Solo, Jogja, Bali memang turun,” tutur Hariyadi ditemui usai menghadiri halal bihalal di kediaman rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani di kawasan Widya Chandra Jakarta, Selasa (1/4).

    Ia menduga, penurunan okupansi hotel disebabkan daya beli masyarakat masih melemah tahun ini. Pasalnya, masa hunian hotel pada lebaran tahun ini lebih singkat bila dibandingkan tahun lalu.

    Hariyadi mencatat, rata-rata  waktu tinggal masyarakat di hotel hanya hingga h-2 lebaran saja, atau lebih pendek dan tidak menghabiskan waktu hingga libur selesai pada 7 Maret 2025.

    “Misalnya di Solo hanya sampai tanggal 4, tanggal 5 langsung check out, di Jogja tanggal 6. Bali turun juga nggak full sampai tanggal 7,” jelasnya.

    Lebih lanjut, untuk mengembalikan kondisi okupansi hotel setidaknya ke kondisi yang normal, ia berharap ada peranan pemerintah dalam eksekusi anggaran. Pasalnya, pasca adanya efisiensi anggaran, konsumsi perhotelan dari pemerintah menurun.

    Padahal pasar pemerintah untuk industri hotel masih cukup besar yakni mencapai 40 persen. Menurutnya, peranan pemerintah juga sangat penting agar hotel-hotel tidak banyak yang tutup, dan akhirnya berdampak pada PHK karyawan.

    “Jadi, kalau pemerintah tidak melakukan eksekusi untuk spending, pasti akan banyak yang tutup lagi (hotel),” ungkapnya.

  • Asosiasi PKL: Angka Pemudik Turun, Ekonomi UMKM Lesu – Halaman all

    Asosiasi PKL: Angka Pemudik Turun, Ekonomi UMKM Lesu – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi PKL Indonesia Ali Mahsun, melihat ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ikut lesu, karena jumlah pemudik lebaran 2025 yang menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

    Ali melihat turunnya angka pemudik bisa jadi peringatan untuk pemerintah. Apalagi, ini terjadi meski diskon tarif tol, pesawat, hingga mudik gratis diberikan oleh pemerintah.

    “Kenyataan ini harus jadi warning bagi pemerintah,” ujar Ali saat dihubungi Rabu (2/4/2025).

    Seharusnya, kata Ali, mudik lebaran jadi peak season atau periode waktu di mana permintaan untuk produk atau layanan meningkat secara signifikan sehingga terjadi lonjakan perekonomian nasional.

    “Namun kenapa lebaran 2025 terjadi penurunan drastis pemudik sebesar 24 perseb? Banyak faktor yang jadi penyebabnya,” kata Ali.

    Menurutnya, saat ini perputaran ekonomi rakyat UMKM makin lesu akibatkan daya beli masyarakat melemah. Kemudian, lebih dari 9,8 juta kelas menengah jatuh miskin dan mereka perketat ikat pinggang atau efisiensi ditengah makin beratnya beban hidup.

    “Faktor lain, melonjaknya pengangguran akibat PHK marak dimana-mana sebelum dan jelang ramadhan 2025,” tutur Ali.

    Sebagian pelaku UMKM memilih tidak mudik lebaran 2025 daripada kehabisan modal usaha pasca lebaran. Dan, penggelontoran berbagai subsidi, bantuan sosial dan diskon tiket belum mampu mendongkrak jumlah pemudik kebaran 2025.

    “Turunnya pemudik lebaran 2025 hingga 24 persen akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian harus jadi lampu kuning bagi pemerintah untuk memberikan solusi tercepat dongkrak perputaran ekonomi rakyat, juga perekonomian nasional,” sambungnya.

    Menurut hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 diproyeksikan hanya sekitar 146,48 juta orang, turun 24,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta orang. Penurunan ini menjadi anomali karena dalam satu dekade terakhir tren jumlah pemudik cenderung meningkat setiap tahun, kecuali saat pandemi.

    Turunnya jumlah pemudik berdampak pada berbagai moda transportasi. Data dari Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) menunjukkan akumulasi pergerakan penumpang dari lima moda transportasi umum hingga H-3 Lebaran sebesar 6,75 juta orang, atau turun 4,8 persen dari tahun lalu.

    Penurunan paling tajam terjadi pada moda bus antarkota antarprovinsi (AKAP), yakni 10,2 persen. Diikuti moda pesawat yang turun 6,8 persen dan kapal laut 4,8 persen.

    Pertumbuhan Ekonomi triwulan I 2025 Hanya 5,03 Persen

    Center of Economic and Law Studies (Celios) memaparkan sejumlah indikator pelemahan daya beli saat Lebaran 2025 melemah. Apa saja indikatornya?.

    Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menerangkan, terdapat beberapa indikator penyebab melemahnya daya beli. Misalnya, karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak terjadi. 

    Pada Januari 2025, terjadi penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hingga 0,4 persen (month-to-month) dibandingkan IKK Desember 2024.

    “Situasinya cukup anomali. Jika kita mengacu pada periode 2022 hingga 2024, biasanya terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun. Kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025,” ujar Huda saat dihubungi, Rabu (2/4/2025).

    Data lainnya juga menunjukkan hal yang serupa dimana ada penurunan angka Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2025. Pada Desember 2024, angka IPR sebesar 222 poin dan angka IPR turun menjadi 211,5 di Januari 2025.

    “Jika kita tengok pergerakan di Desember 2023 ke Januari 2024 masih bergerak positif. Artinya, konsumen yang tidak yakin akan perekonomian tahun 2025, mendorong penjualan eceran kita juga turun. Akibatnya, daya beli masyarakat kian terperosok di awal tahun 2025,” imbuh Huda.

    Dengan kondisi tersebut Huda menyampaikan bahwa perputaran uang di momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri akan melemah dibandingkan dengan tahun lalu.

    Tambahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB) dalam artian sempit (M1) di momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025, akan melemah sebesar -16,5 persen dibandingkan momen yang sama di tahun 2024.

    “Tambahan uang beredar hanya di angka Rp114,37 triliun. Sedangkan tahun 2024, tambahan uang beredar ketika momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mencapai Rp136,97 triliun,” terang Huda.

    Uang Beredar

    Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menambahkan dengan penurunan tambahan uang beredar di momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, maka berdampak pada pembentukan PDB secara nasional yang tidak optimal.

    “Berdasarkan modelling yang dilakukan Celios pada tahun 2024, tambahan PDB akibat adanya momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mencapai Rp168,55 triliun. Sedangkan tahun 2025 hanya Rp140,74 triliun atau turun 16,5 persen,” katanya.

    Sedangkan keuntungan pengusaha hanya Rp84,19 triliun, jauh di bawah tambahan pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp100,83 triliun.

    Indikator lain yang memotret pelemahan daya beli masyarakat adalah menurunnya porsi simpanan perorangan yang hanya mencapai 46,4 persen terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK).

    Hal ini tidak pernah terjadi di awal pemerintahan sebelumnya. Pada awal periode Jokowi-JK, simpanan perorangan porsinya 58,5 persen dan Jokowi-Amin sebesar 57,4 persen.

    Pertumbuhan Ekonomi Stagnan

    Merosotnya porsi tabungan perorangan, mengindikasikan masyarakat cenderung bertahan hidup dengan menguras simpanan, karena upah riil terlalu kecil, tunjangan berkurang, dan ancaman PHK masih berlanjut.

    “Dengan berbagai indikator perekonomian tersebut, Celios memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2025 hanya 5,03 persen (year-on-year). Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 yang mencapai 5,11 persen,” lanjut Bhima.

    Perkiraan pertumbuhan memperhitungkan dampak dari momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025 yang secara siklus mendorong konsumsi rumah tangga lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2024. 

    Namun, faktor seasonal yang di ikuti pembagian THR tetap tidak mampu membuat ekonomi tumbuh lebih tinggi. Bahkan dikhawatirkan ekonomi bakal melambat paska lebaran, karena tidak ada lagi motor penggerak konsumsi yang signifikan.

    “Belanja pemerintah yang sedang efisiensi besar-besaran juga berpengaruh ke consumer confidences. Pelemahan kurs rupiah juga menambah kehati-hatian dari masyarakat untuk membelanjakan uangnya,” ujar Bhima.

    Hotel Sepi

    Okupansi atau jumlah hunian hotel yang terisi pada periode libur lebaran 2025 ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun lalu.

    Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan penurunan okupansi kali ini kisarannya mencapai 20 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini terjadi di beberapa daerah tujuan wisata, seperti Yogyakarta, Bali dan Solo.

    “(Penurunan okupansi hotel) seperti diduga lebih rendah dari tahun lalu. Saya tadi sempat telpon beberapa daerah Solo, Jogja, Bali memang turun,” tutur Hariyadi ditemui usai menghadiri halal bihalal di kediaman rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani di kawasan Widya Chandra Jakarta, Selasa (1/4).

    Ia menduga, penurunan okupansi hotel disebabkan daya beli masyarakat masih melemah tahun ini. Pasalnya, masa hunian hotel pada lebaran tahun ini lebih singkat bila dibandingkan tahun lalu.

    Hariyadi mencatat, rata-rata  waktu tinggal masyarakat di hotel hanya hingga h-2 lebaran saja, atau lebih pendek dan tidak menghabiskan waktu hingga libur selesai pada 7 Maret 2025.

    “Misalnya di Solo hanya sampai tanggal 4, tanggal 5 langsung check out, di Jogja tanggal 6. Bali turun juga nggak full sampai tanggal 7,” jelasnya.

    Lebih lanjut, untuk mengembalikan kondisi okupansi hotel setidaknya ke kondisi yang normal, ia berharap ada peranan pemerintah dalam eksekusi anggaran. Pasalnya, pasca adanya efisiensi anggaran, konsumsi perhotelan dari pemerintah menurun.

    Padahal pasar pemerintah untuk industri hotel masih cukup besar yakni mencapai 40 persen. Menurutnya, peranan pemerintah juga sangat penting agar hotel-hotel tidak banyak yang tutup, dan akhirnya berdampak pada PHK karyawan.

    “Jadi, kalau pemerintah tidak melakukan eksekusi untuk spending, pasti akan banyak yang tutup lagi (hotel),” ungkapnya.

  • Kemnaker Terima 2.343 Aduan Soal THR hingga 1 April 2025

    Kemnaker Terima 2.343 Aduan Soal THR hingga 1 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan data terbaru mengenai total pengaduan yang diterima Posko THR 2025 sepanjang 24 Maret – 1 April 2025. Jumlahnya itu terus bertambah. 

    Sepanjang periode tersebut, Kemnaker melaporkan bahwa Posko THR 2025 setidaknya menerima 2.343 aduan, dengan total perusahaan yang dilaporkan mencapai 1.506 perusahaan.

    Berdasarkan yang diterima Bisnis, hingga 1 April 2025 pukul 16.00 WIB, total aduan sebanyak 2.343 aduan terdiri atas 1.417 aduan tunjangan hari raya (THR) belum dibayar, 476 aduan THR tidak sesuai ketentuan, dan 450 aduan THR terlambat dibayar.

    Dari total pengaduan yang masuk, baru 9% antaranya sudah diselesaikan, sedangkan sisanya masih diproses oleh pengawas ketenagakerjaan di masing-masing daerah.

    Sementara itu, Posko THR 2025 juga melayani konsultasi soal THR dan bonus hari raya (BHR). Sepanjang periode 12 Maret – 1 April 2025, Posko THR 2025 menerima 1.683 konsultasi. Kemnaker melaporkan, total 1.683 konsultasi itu terdiri atas 1.610 konsultasi soal THR dan 73 konsultasi mengenai BHR. 

    Sebagaimana diketahui, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli telah menerbitkan aturan terkait pelaksanaan THR keagamaan atau THR 2025 bagi pekerja/buruh di perusahaan menjelang Idulfitri.  

    Melalui Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No.M/2/HK.04.00/III/2025 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Tahun 2025 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan, Yassierli mewajibkan pengusaha untuk memberikan THR bagi pekerja/buruh.  

    Hal ini juga sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) No.36/2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.6/2016 tentang THR Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. 

    Melalui SE tersebut, Yassierli turut menjelaskan kriteria pekerja yang berhak menerima THR. Dalam hal ini, THR diberikan kepada pekerja yang telah memiliki masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih. 

    Selain itu, THR juga diberikan kepada pekerja yang memiliki hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) atau perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).

    Yassierli melalui Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No. M/3/HK.04/III/2025 tentang Pemberian Bonus Hari Raya Keagamaan Tahun 2025 Bagi Pengemudi dan Kurir juga mengimbau perusahaan untuk memberikan BHR kepada para mitranya yang produktif dan berkinerja baik mendapat bonus secara proporsional sesuai kinerja dalam bentuk uang tunai.

    “Bonus hari raya keagamaan diberikan oleh perusahaan aplikasi kepada seluruh pengemudi dan kurir online yang terdaftar secara resmi pada perusahaan aplikasi,” kata Yassierli dalam konferensi pers di Kantor Kemnaker, Jakarta, Selasa (11/3/2025). 

  • Cara Menukar Uang Lebaran dengan Kartu E-Money, THR Aman Tanpa Takut Hilang

    Cara Menukar Uang Lebaran dengan Kartu E-Money, THR Aman Tanpa Takut Hilang

    PIKIRAN RAKYAT – Menukar uang tunai THR ke e-money bukan hanya tentang mengikuti tren digital, tetapi juga tentang memanfaatkan berbagai keuntungan yang ditawarkan. Dengan e-money, Anda dapat menghindari risiko kehilangan uang tunai, mengontrol pengeluaran dengan lebih baik, dan menikmati berbagai promo dan diskon menarik.

    Selain itu, transaksi dengan e-money juga lebih cepat dan efisien, sehingga Anda dapat menghemat waktu dan tenaga. Namun, sebelum menukar uang tunai THR ke e-money, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

    Pilihlah platform e-money yang terpercaya dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan Anda memahami cara penggunaan dan biaya-biaya yang terkait dengan platform tersebut. Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat memanfaatkan THR Anda secara optimal dan menikmati berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh e-money.

    1. Menggunakan Aplikasi Mobile Banking

    Sebagian besar bank di Indonesia kini memiliki layanan top-up e-money melalui aplikasi mobile banking. Jika kamu memiliki rekening bank yang mendukung layanan ini, berikut langkah-langkahnya:

    Buka aplikasi mobile banking (seperti BCA Mobile, Livin’ by Mandiri, BRImo, atau lainnya). Pilih menu top-up e-money atau dompet digital. Masukkan nomor kartu atau akun e-money (misalnya GoPay, OVO, DANA, atau ShopeePay). Tentukan nominal isi ulang sesuai dengan jumlah THR yang ingin dikonversi. Konfirmasi dan selesaikan transaksi sesuai petunjuk aplikasi. 2. Melalui Mesin ATM

    Jika kamu memiliki kartu e-money seperti Mandiri e-Money atau BRI Brizzi, kamu bisa menukarkan uang tunai menjadi saldo melalui ATM yang memiliki fitur isi ulang e-money. Caranya:

    Masukkan kartu debit di ATM yang mendukung top-up e-money. Pilih menu e-money atau top-up saldo. Letakkan kartu e-money di reader ATM (biasanya terdapat di bagian mesin). Masukkan jumlah saldo yang ingin ditambahkan. Konfirmasi transaksi dan tunggu saldo bertambah. 3. Menggunakan Gerai Retail atau Minimarket

    Minimarket seperti Indomaret dan Alfamart menyediakan layanan pengisian saldo e-money dan dompet digital. Untuk mengisi saldo dari uang THR, langkahnya:

    4. Melalui Aplikasi Dompet Digital

    Jika kamu menerima THR dalam bentuk tunai tetapi ingin mengubahnya menjadi saldo digital, kamu bisa menggunakan aplikasi dompet digital seperti OVO, DANA, GoPay, atau ShopeePay dengan metode setor tunai. Beberapa aplikasi menyediakan fitur ini melalui agen atau gerai tertentu. Caranya:

    Buka aplikasi dompet digital dan pilih menu isi saldo. Pilih metode setor tunai atau melalui agen resmi (seperti agen OVO, DANA, atau ShopeePay). Datang ke agen terdekat dan berikan uang tunai untuk ditukar menjadi saldo. Konfirmasi transaksi dan pastikan saldo masuk ke akunmu. 5. Melalui QRIS atau Transfer ke Rekening Digital

    Jika kamu ingin mengonversi uang tunai ke saldo digital tanpa harus ke minimarket atau ATM, bisa menggunakan metode QRIS atau transfer ke akun digital lain. Cara ini biasanya dilakukan dengan bantuan teman atau keluarga yang memiliki saldo digital lebih dulu:

    Minta teman atau keluarga mentransfer saldo digital ke akun e-money milikmu. Berikan uang tunai sebagai gantinya. Pastikan saldo masuk dengan benar sebelum menyerahkan uang tunai.

    Menukar uang THR menjadi saldo e-money kini semakin mudah berkat berbagai layanan digital yang tersedia. Dengan memilih metode yang paling praktis, kamu bisa menikmati transaksi lebih aman, cepat, dan bebas ribet. Selamat mencoba dan selamat merayakan Lebaran dengan cara yang lebih modern dan efisien!***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News