Topik: tekanan darah tinggi

  • Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah, Cek Sekarang

    Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah, Cek Sekarang

    Jakarta

    Banyak orang yang mungkin tidak tahu kalau golongan darah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi medis tertentu. Golongan darah mengkategorikan darah berdasarkan kandungannya, termasuk faktor Rhesus atau Rh dan antigen.

    Golongan darah seseorang diturunkan secara genetik dari orang tua. Hal ini menghasilkan kombinasi yang berbeda, dan belum tentu memiliki golongan darah yang sama persis dengan orang tua.

    Sistem golongan darah ABO mencakup empat golongan darah yang berbeda. Setiap golongan darah penting karena orang-orang dari setiap golongan darah dapat mengalami keadaan darurat medis di beberapa titik.

    Dikutip dari MedicineNet, golongan darah bergantung pada antibodi dan antigen dalam darah. Antigen adalah kombinasi protein dan gula pada permukaan sel darah merah.

    Lantas, kondisi kesehatan apa yang terkait dengan masing-masing golongan darah?

    1. Kehilangan Memori dan Fungsi Otak

    Fungsi otak berhubungan dengan gen ABO. Jika memiliki golongan darah A, B, atau AB, orang itu 82 persen lebih mungkin mengalami masalah memori dan kognisi.

    Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan demensia dan terkait dengan stroke. Salah satu kemungkinannya adalah golongan darah dapat menyebabkan masalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Semua ini dapat menyebabkan masalah kognitif.

    2. Penyakit Jantung dan Serangan Jantung

    Darah dipompa melalui jantung, jadi ada hubungan antara jantung dan golongan darah. Golongan darah dapat membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan serangan jantung.

    Jika bukan golongan darah O, gen ABO dapat membuat seseorang berisiko terkena masalah jantung. Hal ini terutama berlaku jika tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi.

    Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner pada golongan darah A, B, dan AB.

    3. Kanker

    Banyak faktor yang berkaitan dengan risiko kanker yang tinggi. Tetapi, jika bergolongan darah A, lebih berisiko tinggi terkena kanker lambung.

    Gen ABO telah dikaitkan dengan kanker lain, seperti kanker payudara, prostat, hati, kolorektal, paru-paru, dan serviks. Hubungan ini telah ada selama lebih dari 60 tahun, dan belum ada penjelasan mengapa gen tersebut berperilaku seperti ini.

    Lantas, golongan darah apa yang paling sehat?

    Golongan darah adalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko keseluruhan seseorang terhadap penyakit medis tertentu. Meski tidak ada yang pasti, golongan darah dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kondisi medis tertentu.

    Pada intinya, tidak ada golongan darah yang benar-benar ‘paling sehat’, karena masing-masing memiliki profil kesehatan yang unik dengan beberapa kelebihan dan kekurangan. Orang dengan golongan darah O memang memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung dan kanker tertentu, seperti kanker lambung hingga demensia.

    Tetapi, orang dengan golongan darah O lebih rentan terhadap pembekuan darah dan tukak lambung. Maka dari itu, semuanya kembali bagaimana seseorang melindungi diri dari penyakit dan menerapkan pola hidup yang sehat.

    Pola makan sehat yang kaya akan sayuran, buah, ikan, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh akan membantu menjaga kondisi tubuh tetap prima, begitu pula dengan aktivitas fisik yang teratur.

    Tidak merokok dan membatasi konsumsi alkohol juga berkontribusi pada gaya hidup sehat.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Lambung Ibunda Tasya Kamila Tersisa 15 Persen pasca Operasi Bariatrik demi Turun BB

    Lambung Ibunda Tasya Kamila Tersisa 15 Persen pasca Operasi Bariatrik demi Turun BB

    Jakarta

    Ibunda selebriti Tasya Kamila menjalani operasi bariatrik atau pemotongan lambung. Menurut Tasya, operasi tersebut dilakukan karena ibunya gagal diet selama 25 tahun.

    Ibunda Tasya sudah menjalani diet sejak tahun 2000. Pada awalnya, berat badan ibunya turun belasan kilogram, tapi setelah itu naik secara drastis. Setelah berkonsultasi dengan dokter, sang ibu memutuskan untuk operasi bariatrik pemotongan lambung.

    “Sekarang lambung mama sisa 15 persen aj, segede sedotan boba,” tulis Tasya di akun Instagramnya.

    Lantas, apa sebenarnya operasi bariatrik dan jenis-jenisnya? Siapa saja yang menjadi kandidat untuk bisa melakukan operasi ini?

    Apa Itu Operasi Bariatrik?

    Operasi bariatrik atau yang disebut operasi penurunan berat badan, merupakan kategori operasi bedah untuk membantu pengidap obesitas menurunkan berat badan. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, dokter bisa merekomendasikan operasi ini jika metode penurunan berat badan lain yang dilakukan tidak berhasil, sera obesitas tampak menimbulkan risiko kesehatan lebih besar dibandingkan operasi.

    Prosedur bedah bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, biasanya lambung, terkadang juga usus halus, untuk mengatur jumlah kalori yang bisa dikonsumsi dan diserap. Selain itu, prosedur ini juga bisa mengurangi sinyal lapar yang dikirim sistem pencernaan ke otak.

    Jenis-jenis Operasi Bariatrik

    Operasi bariatrik terdiri dari beberapa jenis. Berikut di antaranya:

    1. Gastric Sleeve

    Gastric sleeve dilakukan dengan mengangkat sebagian besar lambung, sekitar 80%, dan menyisakan kantong panjang seperti tabung. Lambung yang lebih kecil ini tidak bisa menampung banyak makanan dan memproduksi lebih sedikit hormon ghrelin pengatur nafsu makan, yang bisa mengurangi keinginan makan.

    2. Gastric Bypass

    Operasi ini bekerja dengan mengurangi jumlah makanan yang bisa didapat dalam sekali makan dan mengurangi penyerapan lemak dan kalori.

    Dikutip dari laman Mayo Clinic, dokter bedah akan memotong bagian atas lambung, memisahkannya dari bagian lambung lainnya. Kantung yang dihasilkan, berukuran kira-kira sebesar kacang kenari dan hanya bisa menampung sekitar 30 ml makanan. Biasanya lambung hanya menampung 90 ml makanan.

    Dokter juga memotong usus halus dan sebagiannya disambungkan ke kantung tersebut. Jadi, makanan yang masuk tidak melewati sebagian besar lambung dan bagian awal usus halus, tapi langsung ke bagian tengah usus halus.

    3. Biliopancreatic diversion with duodenal switch

    Biliopancreatic diversion with duodenal switch menggabungkan gastric sleeve dan intestinal bypass (prosedur yang yang melibatkan pemendekan usus halus). Secara signifikan, operasi ini mengurangi hormon lapar yang diproduksi di usus halus dan perut, serta membatasi seberapa banyak nutrisi yang bisa diserap usus halus.

    Siapa Saja yang Bisa Melakukan Operasi Bariatrik?

    Secara umum, operasi bariatrik bisa menjadi pilihan jika seseorang:

    Memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 40 atau lebih (obesitas ekstrem)Memiliki IMT 35 hingga 39,9 atau yang disebut obesitas, serta memiliki masalah kesehatan serius terkait berat badan, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi.

    BMI memang mudah diukur, tapi beberapa tes medis mungkin perlu dilakukan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan terkait obesitas.

    Risiko Menjalani Operasi Bariatrik

    Seperti operasi besar, bariatrik juga memiliki risiko kesehatan potensial, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Beberapa risiko operasi bariatrik meliputi:

    Pendarahan berlebihan.Infeksi.Reaksi terhadap anestesi.Gumpalan darah.Masalah paru-paru atau pernapasan.Kebocoran dalam sistem gastrointestinal.

    Selain itu, risiko dan komplikasi jangka panjang dari operasi penurunan berat badan bisa bervariasi. Risiko tersebut bisa meliputi:

    Obstruksi usus.Sindrom dumping, suatu kondisi yang menyebabkan diare, muka memerah, pusing, mual atau muntah.Batu empedu.Hernia.Gula darah rendah, disebut hipoglikemia.Malnutrisi.Muntah.Refluks asam.Kebutuhan untuk operasi atau prosedur kedua

    (elk/kna)

  • Manfaat Selada Air, Sayuran Super untuk Kesehatan Tubuh

    Manfaat Selada Air, Sayuran Super untuk Kesehatan Tubuh

    Jakarta

    Selada air memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Sayuran hijau ini kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin K, kalsium, hingga mangan.

    Selada air dikenal sebagai makanan yang sangat padat nutrisi. Menariknya, selada air bahkan menduduki peringkat pertama dalam daftar buah dan sayuran terbaik versi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.

    Manfaat Selada Air

    Selada air bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kronis, mencegah jenis kanker tertentu, hingga melindungi kesehatan mata. Dikutip dari laman Healthline, berikut penjelasannya:

    Selada air kaya akan antioksidan yang berperan melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Dikutip dari laman Healthline, radikal bebas merupakan molekul berbahaya yang dapat memicu stres oksidatif.

    Stres oksidatif sendiri dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular. Pola makan yang kaya akan makanan tinggi antioksidan, termasuk selada air, dapat membantu mengurangi stres oksidatif sekaligus menurunkan risiko penyakit tersebut.

    Sebuah penelitian yang menganalisis senyawa antioksidan dalam 12 jenis sayuran silangan menemukan lebih dari 40 flavonoid unik, salah satu jenis senyawa kimia alami, pada selada air. Menariknya, selada air menempati peringkat tertinggi dibandingkan semua sayuran lain dalam penelitian tersebut, baik dari segi jumlah total fenol maupun kemampuannya menetralkan radikal bebas.

    2. Mengurangi Risiko Kanker Tertentu

    Kaya akan fitokimia, selada air bisa mengurangi risiko terkena beberapa jenis kanker. Selada air dan sayuran lainnya mengandung glukosinolat yang diaktifkan menjadi senyawa isotiosianat saat dipotong dengan pisau atau dikunyah.

    Isotiosianat mencakup bahan kimia seperti sulforafan dan fenetil isotiosianat, yang melindungi terhadap kanker. Caranya dengan menjaga sel-sel dari kerusakan, menonaktifkan bahan kimia karsinogenik dan menghalangi pertumbuhan dan penyebaran tumor.

    Isotiosianat dalam selada air telah terbukti mencegah kanker usus besar, paru-paru, prostat dan kulit. Penelitian juga menunjukkan bahwa isotiosianat dan sulforafan yang ditemukan dalam selada air bisa menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.

    3. Menyehatkan Jantung

    Pola makan tinggi silangan, seperti selada air bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung. Sebuah tinjauan studi pada lebih dari 500.000 individu menghubungkan konsumsi sayuran silangan dengan penurunan risiko penyakit jantung sebesar 16%.

    Selada air juga mengandung antioksidan beta karoten, zeaxanthin, dan lutein. Kadar karotenoid yang rendah dikaitkan dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

    Penelitian menunjukkan, kadar karotenoid yang tinggi tak hanya melindungi terhadap perkembangan penyakit jantung, tapi juga menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

    4. Melindungi dari Osteoporosis

    Selada air mengandung banyak mineral yang diperlukan untuk kesehatan tulang, termasuk kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor. Meski kalsium terkenal dengan efeknya pada kesehatan tulang, magnesium, vitamin K, dan kalium juga memegang peran penting.

    Diet seimbang yang kaya akan sayuran padat nutrisi berkorelasi dengan efek positif untuk kesehatan tulang. Tak hanya itu, secangkir selada air (34 g) menyediakan lebih dari 100% rekomendasi harian untuk vitamin K.

    Vitamin K merupakan komponen osteocalcin, protein yang membentuk jaringan tulang sehat dan membantu mengatur pergantian tulang. Sebuah penelitian menemukan, orang dengan asupan vitamin K tertinggi mempunyai kemungkinan 35% lebih kecil mengalami patah tulang pinggul, dibandingkan orang dengan asupan terendah.

    5. Meningkatkan Fungsi Kekebalan Tubuh

    Selada air mengandung 15 mg vitamin C per cangkir. Vitamin C dikenal dengan manfaatnya untuk kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin C dikaitkan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan peningkatan peradangan.

    Vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih yang melawan infeksi. Meski penelitian pada masyarakat umum belum menunjukkan secara meyakinkan bahwa vitamin C menurunkan risiko terkena flu biasa, tapi vitamin C bisa mengurangi durasi gejalanya hingga 8 persen.

    6. Melindungi Kesehatan Mata

    Lutein dan zeaxanthin senyawa antioksidan yang penting untuk kesehatan mata dimiliki oleh selada air. Secara khusus, senyawa ini melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru.

    Lutein dan zeaxanthin juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena degenerasi makula, terkait usia dan katarak. Selain itu, vitamin C dalam selada air juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena katarak.

    Ditinjau oleh:Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/elk)

  • Pakar Bongkar Tanda Peringatan Awal Sebelum Serangan Jantung-Stroke Terjadi

    Pakar Bongkar Tanda Peringatan Awal Sebelum Serangan Jantung-Stroke Terjadi

    Jakarta

    Sebuah studi besar mengungkapkan bahwa hampir setiap orang yang mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal jantung menunjukkan tanda-tanda peringatan jauh sebelum kejadian pertama terjadi.

    Para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bahwa lebih dari 99 persen pasien memiliki setidaknya satu faktor risiko penyakit tersebut, meski merasa dirinya sehat. Mereka mengatakan empat tanda bahaya tersebut adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

    Temuan ini, yang diambil dari catatan kesehatan lebih dari 9 juta orang dewasa di Korea Selatan dan hampir 7 ribu orang di AS, menepis mitos bahwa penyakit jantung sering menyerang tanpa peringatan.

    “Kami pikir studi ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa paparan terhadap satu atau lebih faktor risiko non-optimal sebelum dampak kardiovaskular ini hampir 100 persen,” tulis Profesor Philip Greenland, penulis senior dari Universitas Northwestern di Chicago, dikutip dari The Sun.

    “Tujuannya sekarang adalah bekerja lebih keras untuk menemukan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini, daripada menyimpang dari jalur dalam mencari faktor-faktor lain yang tidak mudah diobati dan tidak kausal,” sambungnya.

    Tekanan darah tinggi sejauh ini merupakan penyebab yang paling umum, muncul pada lebih dari 95 persen pasien di Korea Selatan dan lebih dari 93 persen di AS, sebelum terjadi serangan jantung atau stroke pertama mereka.

    Bahkan, wanita di bawah 60 tahun yang sering dianggap berisiko lebih rendah, juga terpengaruh, dengan lebih dari 95 persen menunjukkan setidaknya satu tanda bahaya.

    “Mitos bahwa penyakit kardiovaskular sering terjadi tanpa tanda-tanda peringatan perlu dibantah,” tutur Dr Greenland.

    “Kita harus memfokuskan perhatian kita pada pendeteksian dan pengelolaan faktor-faktor risiko yang sangat umum dan dapat dimodifikasi ini.”

    Penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology ini muncul saat penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Diperkirakan, 19,8 juta orang meninggal dunia akibat penyakit jantung dan peredaran darah setiap tahun di seluruh dunia, hampir satu dari tiga kematian.

    Melihat hal itu, para ahli menegaskan untuk selalu memeriksakan tekanan darah secara teratur. Selain itu, disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok, mulai mengontrol kolesterol, dan gula darah yang perlahan bisa mencegah munculnya kasus ini setiap tahun.

    Simak video ‘Mengenal Dua Tipe Penyakit Jantung Bawaan’:

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • 7 Manfaat yang Didapat Jika Minum Air Rebusan Jahe dan Kunyit Setiap Hari

    7 Manfaat yang Didapat Jika Minum Air Rebusan Jahe dan Kunyit Setiap Hari

    Jakarta

    Berbagai jenis rempah tidak hanya dipakai sebagai bumbu dapur, tetapi juga dikenal memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Dua di antaranya adalah jahe dan kunyit, yang sejak lama digunakan sebagai obat tradisional.

    Kedua rempah ini bisa dikombinasikan menjadi minuman dengan potensi memberikan beragam khasiat bagi tubuh. Lalu, apa saja manfaat rutin minum air jahe dan kunyit setiap hari?

    1. Melancarkan Pencernaan

    Senyawa bioaktif dalam jahe, gingerol membantu makanan keluar dari lambung dan melalui sistem pencernaan dengan lebih efisien. Dikutip dari laman Very Well Health, dengan begitu, makanan cenderung tidak tinggal di usus cukup lama dan menimbulkan masalah.

    Mengonsumsi jahe juga membantu mengurangi fermentasi di usus, sembelit dan faktor lainnya yang menyebabkan perut kembung dan gas usus.

    Sementara itu, kunyit bisa membantu merangsang produksi empedu yang mendukung pencernaan dan membantu membuang limbah dari tubuh. Rempah ini bisa membantu mengatasi masalah pencernaan, seperti sakit perut, gangguan pencernaan dan sembelit.

    2. Mengurangi Peradangan dalam Tubuh

    Peradangan merupakan bagian normal dari proses penyembuhan, namun, peradangan jangka panjang dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti, penyakit autoimun seperti reumatoid, depresi, diabetes tipe 2, parkinson, hingga jenis kanker tertentu.

    Dikutip dari laman Health, antioksidan dalam jahe dan kunyit memiliki sifat anti peradangan kuat yang bisa mencegah penyakit kronis. Sebuah studi sel hewan menemukan, kandungan shogaol dari jahe dan kurkumin dalam kunyit merupakan senyawa penting yang membantu mengurangi peradangan. Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek ini juga terlihat pada manusia.

    3. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh

    Efek anti peradangan dan antioksidan dari jahe dan kunyit bisa menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat. Jahe dan kunyit memiliki sifat antimikroba yang kuat.

    Artinya, keduanya bisa membantu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Keduanya sudah digunakan selama bertahun-tahun sebagai obat alami pilek.

    Penelitian menunjukkan, ekstrak jahe bisa membantu mencegah masuk angin, melegakan sakit tenggorokan, dan mengurangi hidung tersumbat. Sementara, kurkumin bisa memengaruhi sel darah putih dan membantu memperkuat sistem kekebalan alami tubuh.

    4. Mengatasi Mual

    Jahe telah digunakan bertahun-tahun untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, operasi, serta mabuk perjalanan. Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol yang membantu perut lebih cepat kosong.

    Kunyit bisa membantu mengatasi refluks asam. Sebuah studi mengungkap, kurkumin bisa sama efektifnya dengan obat omeprazole yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.

    Meski demikian, mengonsumsi air jahe dan kunyit dalam jumlah banyak bisa memperburuk rasa mual.

    5. Mendukung Kesehatan Jantung

    Air jahe dan kunyit bisa membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkn peradangan yang sangat berkaitan dengan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 2-4 g jahe segar setiap hari bisa membantu menurunkan tekanan darah serta menurunkan risiko penyakit jantung. Diketahui bahwa tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.

    6. Mengurangi Nyeri Kronis

    Efek anti peradangan pada jahe dan kunyit bisa membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan. Sebuah penelitian terhadap 60 orang dengan osteoartritis lutut membandingkan efek ekstrak kunyit, lada hitam, dan jahe dengan obat antiinflamasi naproxen.

    Para peneliti menemukan, kombinasi herbal ini sama efektifnya dengan naproxen dalam mengurangi rasa sakit dan peradangan, ketika dikonsumsi dua kali sehari selama empat minggu.

    7. Meningkatkan Penurunan Berat Badan

    Penelitian menunjukkan bahwa jahe bisa membantu menurunkan berat badan. Sebuah tinjauan uji coba terkontrol acak menemukan, mengonsumsi 2 g suplemen jahe setiap hari selama lebih dari delapan minggu paling efektif untuk menurunkan berat badan.

    Studi tabung reaksi dan hewan menunjukkan bahwa kurkumin bisa mendukung penurunan berat badan. Kurkumin menyebabkan sel-sel lemak yang sedang berkembang mati dan mencegah pembentukan sel-sel baru. Kurkumin juga bisa meningkatkan metabolisme dan memperbaiki resistensi insulin. Namun, dibutuhkan lebih banyak penelitian pada manusia untuk menentukan efektivitasnya.

    Cara Membuat Air Jahe dan Kunyit

    Dikutip dari laman Times of India, berikut cara membuat minuman jahe dan kunyit.

    Panaskan airTambahkan jahe parut, bubuk kunyit atau kunyit parut, dan sedikit lada hitam ke air hangatAduk hingga semua bahan tercampur.Sebagai opsional tambahkan satu sendok teh madu.

    Ditinjau oleh:Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/suc)

  • Kata Riset, Risiko Kena Sakit Jantung Bisa Dilihat Lewat Ukuran Leher

    Kata Riset, Risiko Kena Sakit Jantung Bisa Dilihat Lewat Ukuran Leher

    Jakarta

    Salah satu ukuran yang seringkali dikaitkan dengan masalah kardiovaskular adalah lingkar perut. Ini berkaitan dengan kondisi obesitas sentral alias banyaknya lemak visceral yang memiliki hubungan kuat dengan penyakit jantung dan pembuluh darah.

    Sedikit berbeda, peneliti dari Kingston University Inggris mencoba mencari indikator lain, yaitu ukuran lingkar leher. Mereka mengungkapkan orang dengan lingkar leher lebih besar lebih berisiko mengalami penyakit serius.

    “Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan leher lebih besar dibanding ukuran tubuhnya memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit serius,” kata dosen senior Ahmed Elbediwy dan Nadine Wehida dikutip dari IFLScience, Minggu (28/9/2025).

    “Kaitannya terletak pada apa yang diungkap ukuran leher tentang distribusi lemak, khususnya di bagian atas tubuh,” sambungnya.

    Elbediwy dan Wehida juga menyoroti sejumlah penelitian yang menunjukkan lingkar leher berkolerasi dengan tekanan darah tinggi, fibrilasi atrium (irama jantung tidak normal), serta penyakit arteri koroner. Ada juga kaitan dengan diabetes tipe dua dan sleep apnea obstruktif.

    Sebuah studi tahun 2025 juga mengaitkan lingkar leher besar dengan sindrom ovarium polikistik atau PCOS, meski peneliti menekankan perlunya studi lebih lanjut dengan populasi yang lebih beragam.

    Lantas, berapa ukuran leher yang sudah dianggap ‘berisiko’ memicu penyakit serius?

    “Bagi pria, 17 inci (43 cm) atau lebih meningkatkan risiko kesehatan. Bagi wanita, ambang batasnya 14 inci (35,5 cm) atau lebih,” tulis Elbediwy dan Wehida, mengutip data Framingham Heart Study, penelitian jangka panjang tentang penyakit kardiovaskular.

    Penelitian yang dikutip menemukan ukuran leher berkorelasi secara statistik dengan fibrilasi atrium, bahkan setelah indikator lain telah disesuaikan. Indikator lain yang dimaksud meliputi indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tinggi badan, dan berat badan, walaupun kaitannya tetap paling kuat pada orang obesitas.

    Peneliti menegaskan masih perlu penelitian mengetahui apakah ada hubungan sebab-akibat.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Bisakah Seseorang Hidup Tanpa Kantung Empedu? Ini Penjelasannya

    Bisakah Seseorang Hidup Tanpa Kantung Empedu? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Hidup tanpa kantung empedu mungkin terdengar mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Pengangkatan kantung empedu bisa dilakukan karena infeksi, peradangan (kolesistitis), batu empedu, dan polip kantung empedu.

    Setelah diangkat tubuh bisa berfungsi normal, tapi ada sejumlah perubahan yang bisa dirasakan. Apa saja dampak dari diangkatnya kantung empedu?

    Apa Fungsi Kantong Empedu?

    Kantung empedu adalah organ pencernaan kecil yang terletak di perut, tepat di belakang hati. Organ ini terhubung ke hati melalui saluran yang mengalirkan empedu dari hati melalui saluran hepatik ke dalam kantung empedu, dan ke duodenum.

    Kantung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu, zat yang membantu tubuh memecah makanan dan mencerna lemak. Saat makan, kantung empedu melepaskan sebagian empedu ke usus halus, tempat empedu mulai bekerja memecah lemak.

    Dampak Tak Ada Kantong Empedu

    Tanpa kantong empedu, empedu tidak memiliki tempat untuk berkumpul. Sebaliknya, hati melepaskan empedu langsung ke usus halus. Dikutip dari laman Healthline, hal ini memungkinkan tubuh tetap bisa mencerna sebagian besar makanan.

    Akan tetapi, makanan berlemak, berminyak, atau berserat tinggi dalam jumlah besar akan sulit dicerna. Hal ini bisa menyebabkan:

    -Gas
    -Kembung
    -Diare

    Selain itu, dikutip dari laman Very Well Health, banyak orang yang menjalani operasi pengangkatan kantung empedu (kolesistektomi) mengalami resolusi total gejala kolesistitis, yaitu tidak lagi merasakan:

    Nyeri hebat di perut kanan atasNyeri yang menjalar ke punggung atau di bawah tulang belikat kananRasa sakit yang memburuk saat menarik napas dalam atau setelah makanKotoran yang encer dan pucatPerut kembungMual atau muntahPenyakit kuningRisiko Pengangkatan Kantung Empedu

    Tingkat keberhasilan operasi pengangkatan kantung empedu relatif tinggi, dengan sebanyak 75% individu mengalami pengurangan gejala secara total dalam beberapa bulan dan 96% mengalami perbaikan gejala dalam waktu satu tahun.

    Namun, beberapa data menunjukkan bahwa orang yang telah menjalani pengangkatan kantung empedu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kondisi yang disebut dengan sindrom pasca kolesistektomi.

    1. Risiko Sindrom Metabolik dan Penyakit Jantung

    Kantung empedu adalah organ yang menerima, menyimpan, dan mendistribusikan cairan pencernaan yang diproduksi hati empedu. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengangkatan kantong empedu dapat menyebabkan perubahan parah pada metabolisme Anda, yang menyebabkan kondisi yang disebut sindrom metabolik

    Pada gilirannya, sindrom metabolik (ditandai dengan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang) secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    2. Risiko Diabetes Tipe 2

    Empedu memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa (pemecahan gula darah) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Organ ini membantu menurunkan gula darah dengan merangsang pelepasan insulin dari pankreas. Tugas utama insulin adalah memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi.

    Pengangkatan kantong empedu bisa mengganggu proses ini, sehingga meningkatkan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 2.

    Sebuah studi menyimpulkan, kolesistektomi secara independen meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 20% dibandingkan dengan populasi umum. Pada mereka yang mengalami obesitas, risikonya bahkan lebih tinggi, sekitar 45%.

    3. Sindrom Pasca Kolesistektomi

    Sindrom pasca kolesistektomi (PCS) adalah munculnya gejala perut setelah menjalani pengangkatan kandung empedu. Sindrom ini memengaruhi hingga 40% pasien yang telah menjalani kolesistektomi, baik sesekali maupun terus-menerus. Hingga 10% kasus, PCS merupakan kondisi kronis seumur hidup

    Pada pengidap sindrom ini, banyak gejala yang kolesistitis yang bisa muncul kembali, seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, gas, diare, dan nyeri terus menerus.

    Penyesuaian pola makan bisa membantu mengelola gejala PCS. Untuk mereka yang mengalami batu empedu, kolesistektomi ulang mungkin diperlukan.

    (elk/kna)

  • Kisah Pilu Ibu di Afghanistan Kehilangan 3 Anaknya Akibat Malnutrisi

    Kisah Pilu Ibu di Afghanistan Kehilangan 3 Anaknya Akibat Malnutrisi

    Kabul

    Hembusan angin menerbangkan debu saat Ghulam Mohiddin dan istrinya, Nazo, berjalan menuju makam tempat semua anak mereka dimakamkan.

    Mereka menunjukkan kepada kami makam ketiga putra mereka yang meninggal dalam dua tahun terakhir: Rahmat yang berusia satu tahun, Koatan yang berusia tujuh bulan, dan yang terakhir Faisal Ahmad yang berusia tiga bulan.

    Menurut Ghulam dan Nazo, ketiganya meninggal karena gizi buruk.

    “Bisa kalian bayangkan betapa sakitnya saya kehilangan tiga anak? Satu menit bayi itu ada di pelukan, menit berikutnya tak ada,” kata Nazo.

    “Saya berharap setiap hari ada malaikat yang bisa mengembalikan bayi-bayi saya ke rumah.”

    ‘Tiga juta anak dalam bahaya’

    Ghulam dan Nazo, pasangan suami istri asal Afghanistan, seringkali harus menahan lapar.

    Mereka tinggal di pemukiman Sheidaee di luar kota Herat di bagian barat Afghanistan dan sehari-hari mencari nafkah dengan memecahkan kulit kenari.

    Ghulam mengungkapkan rasa sakitnya saat melihat anak-anaknya menangis kelaparan.

    “Rasanya seperti seluruh tubuh saya terbakar. Seperti ada yang menggergaji saya dari kepala sampai kaki,” katanya.

    Kematian anak-anak Ghulam dan Nazo tidak tercatat secara resmi. Namun, kasus ini menjadi bukti nyata dari gelombang kematian yang melanda anak-anak di Afghanistan.

    Negara ini sedang menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut laporan PBB.

    John Aylieff, Direktur Program Pangan Dunia (WFP) di Afghanistan, menjelaskan situasi ini.

    “Awal tahun ini, kami mencatat kenaikan gizi buruk anak tertinggi sepanjang sejarah Afghanistan. Dan situasinya semakin memburuk,” ujarnya.

    “Bantuan makanan selama ini berhasil mengendalikan kelaparan dan gizi buruk, terutama bagi lima juta penduduk paling miskin yang sangat bergantung pada dukungan internasional.”

    “Sekarang, bantuan itu tidak ada lagi. Lonjakan gizi buruk ini menempatkan nyawa lebih dari tiga juta anak dalam bahaya.”

    Makam putra Ghulam dan Nazo (Aakriti Thapar/BBC)

    Bantuan untuk Afghanistan menurun drastis karena Amerika Serikat, yang merupakan penyumbang terbesar, telah menghentikan hampir seluruh bantuannya tahun ini.

    Selain itu, menurut WFP, delapan hingga sembilan donor lain juga berhenti memberikan dana, dan banyak yang mengurangi jumlah bantuan mereka secara signifikan.

    Penurunan ini disebabkan oleh dua hal: para donor kini harus merespons berbagai krisis di seluruh dunia, dan kebijakan pemerintah Taliban juga mempengaruhi kemauan masyarakat internasional untuk membantu.

    Apa upaya yang dilakukan pemerintah Taliban untuk membantu warganya?

    Menurut Suhail Shaheen, Kepala Kantor Politik Taliban di Doha, pemerintah Taliban telah melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan untuk membantu rakyatnya.

    Namun, ia menegaskan kepada BBC bahwa kelaparan dan gizi buruk yang melanda warga Afghanistan disebabkan oleh sanksi dan pemotongan bantuan dari lembaga internasional, bukan karena pemerintah.

    Ia menjelaskan bahwa anggaran pemerintah hanya bergantung pada pendapatan internal, sehingga terhambat oleh sanksi tersebut.

    Dua pertiga makam di pemakaman Sheidaee adalah makam anak-anak (Aakriti Thapar/BBC)

    Kebijakan Taliban yang tidak fleksibel soal hak-hak perempuan mempengaruhi upaya mereka untuk mendapat pengakuan internasional dan pencabutan sanksi.

    Selain itu, keputusan mereka baru-baru ini untuk melarang perempuan Afghanistan bekerja di LSM dinilai PBB sebagai langkah yang “sangat membahayakan penyaluran bantuan kemanusiaan yang sangat penting.”

    Darurat malnutrisi ini juga disebabkan faktor lain, seperti kekeringan parah yang merusak pendapatan pertanian di lebih dari separuh provinsi di Afghanistan.

    Selain itu, kepulangan paksa lebih dari dua juta warga Afghanistan dari Iran dan Pakistan, yang mengurangi jumlah uang kiriman yang biasa mereka kirimkan ke dalam negeri, juga menjadi salah satu faktor.

    ‘Kelaparan setiap waktu’

    Di pemakaman Sheidaee, kami menemukan bukti yang mencengangkan terkait kematian anak.

    Tak ada catatan terkait siapa yang dimakamkan di sana, jadi kami menghitung sendiri satu per satu.

    Sekitar dua per tiga dari ratusan makam yang ada di sana adalah makam anak-anak, tampak dari ukuran makam mereka yang kecil.

    Penduduk desa berkata kepada kami bahwa pemakaman ini relatif baru, baru ada sekitar dua hingga tiga tahun lalu.

    Mereka juga mengonfirmasi bahwa tidak ada pemakaman khusus untuk anak-anak.

    Seiring kami berjalan melintasi permukiman di Sheidaee, warga ke luar dengan memboyong anak-anak mereka.

    Rahila menggendong Hibatullah, yang di usianya yang menginjak dua tahun, tak bisa berdiri tegap.

    Sementara Durkhanee membawa putranya, Mohammad Yusud, yang hampir berusia dua tahun tapi juga tak mampu berdiri.

    Hampir setengah dari seluruh anak-anak Afghanistan yang berusia di bawah lima tahun mengalami stunting, kata PBB.

    Hanifa memberi makan Rafiullah dengan roti yang dicelupkan di teh, dan kadang kala, obat untuk membuatnya tertidur (Aakriti Thapar/BBC)

    Di salah satu rumah yang terbuat dari lumpur dan tanah liat, Hanifa Sayedi menatap Rafiullah, putranya yang berusia satu tahun. Rafiullah bahkan hampir tidak bisa duduk tegak.

    “Saya sudah membawanya ke klinik, dan mereka bilang dia kurang gizi. Tapi saya tidak punya uang untuk terus membawanya ke sana,” kata Hanifa.

    Hanifa dan suaminya memiliki dua anak lain. Setiap hari, makanan mereka hanya potongan roti kering dan teh hijau khas Afghanistan. Bahkan, terkadang mereka tidak makan sama sekali.

    Karena Rafiullah belum memiliki gigi, Hanifa merendam roti ke dalam teh sebelum menyuapinya.

    “Tapi itu tidak cukup. Dia selalu kelaparan,” keluhnya.

    “Untuk membuatnya tidur, saya berikan obat-obatan ini,” katanya, sambil menunjukkan dua lembar obat.

    Obat-obatan semacam ini bisa merusak jantung, ginjal dan hati anak-anak (Aakriti Thapar/BBC)

    Hanifa dengan putus asa, membeli dua jenis obat dari apotek: Lorazepam, obat penenang, dan Propanolol, obat pengendali tekanan darah tinggi.

    Ia berbohong kepada apoteker bahwa obat itu untuk dirinya sendiri, padahal niatnya adalah untuk membuat Rafiullah, putranya, tertidur. Satu strip obat tersebut berharga 10 Afghani (sekitar Rp2.486), sama dengan harga sepotong roti.

    Hanifa diliputi rasa bersalah karena tak bisa memberi makan anak-anaknya.

    “Saya merasa tercekik, dan rasanya saya harus membunuh anak-anak saya dan diri saya sendiri,” ujarnya.

    Para dokter memperingatkan bahwa pemberian obat-obatan seperti itu pada anak kecil bisa sangat berbahaya.

    Obat ini dapat merusak jantung, ginjal, dan hati anak, bahkan berpotensi mengancam nyawa jika diberikan dalam jangka waktu lama.

    Jeritan minta tolong Hanifa mewakili jutaan keluhan serupa.

    “Sangat menyayat hati berada di negara ini dan melihat semua ini terjadi,” kata John Aylieff dari WFP.

    Ia menceritakan bahwa WFP sampai harus melatih ulang operator hotline mereka karena banyak perempuan menelepon untuk mengancam bunuh diri.

    Mereka merasa putus asa dan tidak tahu lagi bagaimana cara memberi makan anak-anak mereka.

    Penghentian bantuan makanan di komunitas seperti Sheidaee dan wilayah Afghanistan lainnya telah mendorong lebih banyak anak menderita gizi buruk akut. Bukti dari dampak ini terlihat jelas di rumah sakit-rumah sakit.

    Di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Regional Badakhshan, Afghanistan timur laut, 26 anak harus berbagi tempat di 12 ranjang.

    Di antara mereka ada Sana, bayi berusia tiga bulan yang menderita gizi buruk, diare akut, dan bibir sumbing.

    Sana adalah anak kedua dari ibunya, Zamira. Anak pertama Zamira, bayi perempuan lainnya, meninggal dunia saat baru berusia 20 hari.

    Zamira khawatir Sana akan meninggal dunia, seperti putri pertamanya (Aakriti Thapar/BBC)

    Zamira menatap pilu putrinya, Sana. “Saya takut anak ini juga akan bernasib sama,” katanya.

    “Saya lelah dengan hidup ini. Rasanya tidak layak untuk dijalani.”

    Saat Zamira berbicara, tangan dan kaki Sana membiru. Jantung kecilnya tidak bisa memompa darah dengan baik. Seorang perawat dengan sigap memberinya oksigen.

    Di ranjang lain, ada Musleha, bayi lima bulan yang menderita gizi buruk dan campak.

    Karima, ibunya, mengatakan Musleha nyaris tak membuka matanya selama beberapa hari terakhir.

    “Dia kesakitan dan saya tidak tahu harus berbuat apa. Kami miskin dan tidak punya akses ke makanan bergizi. Itu sebabnya dia dalam kondisi seperti ini,” jelas Karima.

    Di ranjang sebelah Musleha, terbaring dua bayi kembar, Mutehara dan Maziyan. Kedua bayi berusia 18 bulan itu juga menderita gizi buruk dan campak, dengan berat badan hanya setengah dari seharusnya.

    Terdengar tangisan Mutehara yang lemah, menunjukkan bahwa ia sedang kesakitan.

    Musleha yang baru berusia lima bulan mengalami gizi buruk dan campak pada saat yang sama (Aakriti Thapar/BBC)

    Sepekan setelah kunjungan ke rumah sakit, kami menghubungi kembali keluarga bayi-bayi tersebut. Kami mendapat kabar duka bahwa Sana, Musleha, dan Mutehara telah meninggal dunia.

    ‘Kami benar-benar tidak sanggup lagi memberi mereka makan’

    Ini bukan pertama kalinya kami mendokumentasikan kematian anak akibat gizi buruk di Afghanistan, tetapi situasi kali ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat.

    Dalam kurun waktu sepekan, tiga bayi dari satu bangsal rumah sakit menjadi korban terbaru dari krisis kelaparan di Afghanistan.

    Dan kondisinya diperkirakan akan semakin parah.

    John Aylieff dari WFP mengatakan bahwa dana bantuan kemanusiaan mereka akan habis pada bulan November.

    “Saat ini, kami sudah mulai menolak perempuan dan anak-anak penderita gizi buruk dari pusat-pusat kesehatan karena kami benar-benar tidak sanggup lagi memberi mereka makan,” jelasnya.

    “Pada November, kami akan berhenti total kecuali ada suntikan dana tambahan.”

    Dengan musim dingin yang akan datang, tingkat urgensi dari bencana yang sedang terjadi di Afghanistan tidak bisa diremehkan.

    Laporan tambahan oleh Mahfouz Zubaide, Aakriti Thapar, Sanjay Ganguly

    Lihat juga Video: Gempa Susulan Masih Terjadi, Warga Afghanistan Minta Bantuan

    (nvc/nvc)

  • Lawan Stroke Lebih Cepat, RS Soeradji Klaten Kini Hadirkan Layanan DSA

    Lawan Stroke Lebih Cepat, RS Soeradji Klaten Kini Hadirkan Layanan DSA

    Jakarta

    Stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian nomor 1 (satu) di dunia dan nomor 2 (dua) di Indonesia serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi di Indonesia. Menurut data WHO dan Kemenkes RI, dari total kasus stroke, sekitar 87% disebabkan oleh trombosis atau emboli (stroke iskemik), sementara 13% akibat perdarahan (stroke hemoragik).

    Banyak pasien terlambat ditangani karena gejala sering diabaikan atau pemeriksaan dilakukan dengan cara konvensional yang kurang optimal baik dalam mendiagnosis maupun pemberian tatalaksana selanjutnya. Namun, kini ada teknologi medis modern yang memberi harapan baru untuk tatalaksana stroke yang lebih baik, yakni Digital Subtraction Angiography (DSA).

    Dokter Spesialis Saraf, dr. Adika Mianoki, Sp.N FINA RS Soeradji, mengatakan bahwa bahwa teknologi DSA memungkinkan dokter melihat kondisi pembuluh darah otak secara real time dan detail untuk mendeteksi kelainan serta menentukan tatalaksana yang lebih tepat dan akurat.

    “Dengan DSA kita bisa melihat real time kondisi pembuluh darah di otak secara detail. Kita bisa melihat semua kondisi pembuluh darah baik arteri, kapiler, maupun vena dan menilai apakah ada kelainan atau tidak. Dari situ dokter bisa tahu bagian mana yang bermasalah dan bisa melakukan tatalaksana selanjutnya dengan lebih tepat dan akurat,” ujar dr. Adika dalam keterangannya, Jumat (26/9/2025).

    Lalu, apa itu DSA? DSA adalah teknologi pencitraan medis yang bisa melihat kondisi pembuluh darah secara jelas dan detail. Dengan alat ini, dokter dapat mengetahui ada tidaknya sumbatan, penyempitan, atau kelainan pembuluh darah dalam hitungan menit.

    Keberadaannya kian menonjol sebagai teknologi andalan dalam pencegahan primer dan sekunder stroke. DSA bukan hanya alat diagnosis tapi juga senjata strategis dalam upaya menyelamatkan nyawa sebelum tragedi terjadi.

    Dalam penanganan stroke, ada istilah ‘time is brain’. Setiap menit keterlambatan bisa menyebabkan jutaan sel otak rusak. Pada kasus stroke akut, DSA sangat berperan penting untuk menentukan lokasi sumbatan di pembuluh darah otak.

    Proses diagnosis lebih cepat sehingga tindakan medis dapat segera dilakukan untuk membuka sumbatan pembuluh darah melalui tindakan trombektomi.

    dr. Adika menjelaskan bahwa DSA membantu mengoptimalkan tatalaksana stroke sehingga meningkatkan harapan kesembuhan pasien serta menekan angka kecacatan dan kematian.

    “DSA sangat membantu untuk mengoptimalkan tatalaksana stroke dan kelainan pembuluh darah otak lainnya. Teknologi ini membuka harapan lebih besar bagi kesembuhan pasien stroke. Harapannya angka kecacatan dan kematian akibat stroke bisa diminimalisir,” jelasnya.

    Banyak pasien yang sebelumnya berisiko lumpuh permanen kini punya kesempatan untuk pulih lebih baik berkat pemeriksaan dan tindakan menggunakan DSA dan trombektomi pada kasus stroke akut.

    Mengapa DSA Otak Penting dalam Pencegahan Stroke?

    Kunci pencegahan bukan hanya di awal melainkan di tahap deteksi dini aneurisma, stenosis, dan malformasi pembuluh darah otak sebelum rusak atau pecah.

    DSA otak merupakan gold standard radiologi untuk menilai kondisi pembuluh darah otak. Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan kontras ke arteri karotis atau vertebralis lalu mengambil gambar digital bertahap.

    Sistem ini memungkinkan dokter melihat dengan jelas, seperti aneurisma serebral (kantong pembuluh darah yang lemah), stenosis (penyempitan pembuluh darah akibat plak), malformasi arteriovenosa, vaskulitis atau kelainan vaskular lainnya.

    Dokter Spesialis Radiologi, dr. Bramadi Nugroho, Sp. Rad (K), menyampaikan bahwa DSA otak berperan penting dalam menjaga kualitas hidup dengan memungkinkan deteksi dini dan perlindungan proaktif terhadap ancaman tersembunyi.

    “DSA otak adalah jembatan antara kesehatan otak dan kualitas hidup yang berkelanjutan. Dengan teknologi ini, kita tidak lagi hanya bereaksi terhadap krisis tapi proaktif melindungi otak dari ancaman tersembunyi di dalam pembuluh darah” imbuh dr.Bramadi Nugroho, Sp. Rad (K).

    “Dengan DSA, kita bisa ‘melihat’ masalah sebelum terjadi stroke dan mengatasinya sebelum parah,” sambungnya.

    Siapa yang Perlu Diperiksa dengan DSA Otak?

    DSA otak bukan hanya untuk pasien yang sudah mengalami stroke. Pemeriksaan ini sangat direkomendasikan untuk:

    1. Pasien dengan riwayat stroke ringan atau TIA (Transient Ischemic Attack) : TIA sering disebut ‘peringatan stroke’ jika diabaikan, risiko stroke dalam 90 hari bisa mencapai 10-20%.

    2. Orang dengan tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

    3. Penderita kelainan genetik seperti sindrom Marfan, Ehlers-Danlos, atau polikistik ginjal.

    4. Pasien yang memiliki keluarga dengan aneurisma atau stroke dini.

    5. Pasien yang akan menjalani operasi otak atau bedah vascular.

    Mengenali Gejala Sejak Dini

    Meski teknologi semakin canggih, pencegahan tetap menjadi kunci. Masyarakat diimbau mengenali tanda-tanda stroke, yang bisa diingat dengan istilah ‘SeGeRa Ke RS’ sebagai berikut:

    • Senyum tidak simetris

    • Gerakan tubuh melemah mendadak

    • Raba tubuh terasa kebas

    • Kebicaraan pelo / mendadak sulit bicara

    • RS segera ke rumah sakit

    Sebagai rumah sakit rujukan nasional di Jawa Tengah, RS Soeradji menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang telah dilengkapi layanan DSA untuk penanganan cepat dan tepat pasien stroke maupun gangguan pembuluh darah, yang bermanfaat bagi masyarakat Klaten dan daerah sekitarnya

    Jika gejala ini muncul, segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas yang dilengkapi oleh DSA, seperti RS Soeradji agar mendapat pertolongan maksimal.

    (ega/ega)

  • Kapan Waktu Terbaik Minum Madu? Ini Jawabannya

    Kapan Waktu Terbaik Minum Madu? Ini Jawabannya

    Jakarta

    Madu dikenal sebagai salah satu bahan alami yang kaya manfaat. Tak heran jika banyak orang yang tertarik mengonsumsinya.

    Namun, mungkin banyak orang yang bertanya-tanya kapan sebenarnya waktu terbaik untuk minum madu? Apakah lebih baik di pagi hari, malam hari? atau waktu lainnya?

    Manfaat Minum Madu

    Madu menawarkan beberapa manfaat kesehatan. Berikut waktu-waktu minum madu serta manfaatnya.

    1. Manfaat Minum Madu Pagi Hari

    Madu yang dicampur dengan segelas air hangat bisa memberikan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dikutip dari laman Very Well Health, madu adalah karbohidrat yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. Keduanya merupakan gula sederhana yang bisa digunakan tubuh sebagai sumber energi.

    Dikutip dari laman Lybrate, tubuh membutuhkan energi untuk bisa bertahan sepanjang hari, sehingga pagi hari menjadi waktu yang baik untuk mengonsumsi madu untuk meningkatkan energi dan juga menjaga kebugaran.

    Selain itu, mencampur air dan gula alami seperti madu membantu tubuh tetap terhidrasi. Menurut penelitian, hidrasi yang tepat sangat penting untuk menjaga energi fungsi otak, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

    2. Manfaat Madu di Sore Hari

    Pada sore hari, saat badan terasa lelah dan letih, madu bisa menyegarkan tubuh untuk sisa hari itu.

    Tahan konsumsi kafein saat kepala terasa berat dan pilih untuk mengonsumsi sesendok madu. Isi tubuh dengan madu, alih-alih camilan manis.

    3. Manfaat Madu di Malam Hari

    Madu mengandung triptofan, yaitu hormon yang digunakan untuk merasa rileks dan mengirimkan sinyal tidur ke tubuh manusia. Asam amino esensial ini tidak bisa diproduksi secara alami oleh tubuh, sehingga mengonsumsi madu sebelum tidur menawarkan banyak manfaat.

    Mengonsumsi satu sendok teh madu sebelum tidur bisa membantu meningkatkan senyawa antioksidan dan menurunkan tekanan darah. Asupan ini bisa memberi efek pencegahan komplikasi kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan madu, terutama madu mentah yang diproses minimal memiliki prebiotik yang mendorong pembentukan bakteri usus yang sehat. Hal ini bisa menjaga keseimbangan sistem pencernaan.

    4. Manfaat Madu saat Sakit

    Madu kaya akan antioksidan dan zat antibakteri yang membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi karena bakteri, jamur, hingga virus. Kaya akan khasiat antibakteri yang ampuh, madu bisa meredakan sakit tenggorokan dan meredakan batuk.

    Dikutip dari laman Healthline, sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian tentang madu dan batuk pada anak menemukan bahwa madu tampak lebih efektif dibandingkan dengan difenhidramin untuk mengatasi gejala batuk.

    Madu juga bisa membantu mengurangi durasi batuk. Kendati demikian, jangan memberikan madu untuk anak di bawah 1 tahun karena risiko botulisme.

    Dikutip dari laman Vinmec, madu juga merupakan antiinflamasi alami. Satu sendok madu yang dicampur air hangat bisa meminimalkan iritasi tenggorokan.

    Kapan Waktu Terbaik?

    Madu bisa dikonsumsi kapan saja. Jika ingin menambah energi mungkin lebih baik meminumnya di pagi hari atau bisa juga di sore hari jika merasa lesu. Beberapa orang juga minum madu sebelum tidur untuk menenangkan perut yang sakit atau meredakan batuk.

    “Air dengan sedikit madu juga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat daripada minuman kopi yang mengandung gula. Namun, hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa minum air madu di pagi hari lebih baik daripada mengonsumsinya di waktu lain,” kata dewan ahli medis, Allison Herries.

    (elk/suc)