Topik: tekanan darah tinggi

  • Cuaca Panas Bak Disembur Naga Terjadi di RI, Dokter Wanti-wanti Efeknya ke Jantung

    Cuaca Panas Bak Disembur Naga Terjadi di RI, Dokter Wanti-wanti Efeknya ke Jantung

    Jakarta

    Siapa yang merasakan cuaca panas belakangan ini? Dalam beberapa waktu terakhir ada banyak netizen yang mengeluhkan cuaca lebih panas daripada biasanya.

    “Ini cuaca apaan njir panas banget,” ucap pengguna media sosial X @c***lk***l, dikutip detikcom.

    “Ini tuh cuaca panas karna apasi?? ya Allah make ac+kipas gak berasa ttp aja kek disembur naga,” kata netizen lain.

    Meski cuaca panas akrab dengan masyarakat Indonesia, nyatanya tetap harus waspada. Cuaca panas secara ekstrem rupanya dapat memengaruhi kesehatan jantung, khususnya pada orang-orang yang sudah memiliki masalah kardiovaskular.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan cuaca panas membuat tubuh bekerja lebih keras. Jantung harus memompa darah lebih cepat ke kulit agar panas bisa dilepaskan. Menurutnya, kondisi ini yang dapat memperberat kinerja jantung.

    “Pada orang dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau gagal jantung, kondisi ini bisa memicu gejala memburuk, seperti sesak, berdebar, atau bahkan serangan jantung,” jelas dr Vito ketika dihubungi detikcom, Kamis (16/10/2025).

    Selain itu, cuaca panas dapat memengaruhi kondisi jantung melalui mekanisme dehidrasi. Cuaca panas dapat meningkatkan penguapan keringat untuk mendinginkan tubuh, sehingga membuat banyak cairan tubuh menghilang.

    Jika tidak segera digantikan dengan asupan air yang cukup, ini dapat memicu dehidrasi yang mengganggu fungsi organ dan keseimbangan elektrolit.

    “Selain itu, dehidrasi karena banyak berkeringat juga bisa menyebabkan darah lebih kental, sehingga risiko penggumpalan meningkat,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Ini Alasan Efek Japanese Walking Lebih Dahsyat dari Jogging

    Ini Alasan Efek Japanese Walking Lebih Dahsyat dari Jogging

    Jakarta

    Mungkin terdengar sulit dipercaya, tetapi jalan kaki lebih banyak membakar lemak dibandingkan jogging. Tentunya jika jalan kaki ini dilakukan dengan japanese walking, yang dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu di Jepang, dan telah menjadi favorit baru di kalangan penggemar kebugaran.

    Apa Itu Teknik Japanese Walking?

    Itu merupakan jalan interval dengan metode latihan yang dirancang secara ilmiah. Teknik ini mengkombinasikan jalan cepat dan jalan lambat secara bergantian.

    Teknik japanese walking ini mengikuti ritme sederhana, yakni:

    3 menit jalan cepat.3 menit jalan lambat.Mengulangi siklus ini selama 30 menit.

    Dr Hiroshi Nore, salah satu profesor yang mengembangkan metode ini, mengatakan ini dirancang untuk membuat jalan kaki lebih bermanfaat bagi pembakaran lemak dan kesehatan kardiovaskular, terutama bagi orang-orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan lansia.

    Bergantian antara kecepatan cepat dan lambat inilah yang membuat teknik ini istimewa. Teknik ini mengaktifkan sistem aerobik dan anaerobik, memicu konsumsi oksigen pasca-olahraga (EPOC) berlebih, dan menstimulasi aktivitas mitokondria.

    “Interval cepat meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, sementara fase lambat memungkinkan pemulihan tetap menjaga metabolisme tetap tinggi,” jelas Dr Hiroshi Nore, dikutip dari Times of India.

    Efek afterburn (EPOC), yang berarti tubuh Anda terus membakar kalori selama berjam-jam setelah berjalan. Mitokondria yang teraktivasi meningkatkan produksi energi, daya tahan, dan metabolisme lemak.

    Lantas, Apa yang Membuat Teknik Ini Lebih Baik daripada Jogging?

    Studi yang dilakukan di Shinshu University menemukan bahwa peserta yang berlatih japanese walking ini selama lima bulan, berhasil menghilangkan 3-5 kg lemak. Sementara mereka yang berjalan dengan kecepatan tetap,, mengalami perubahan yang jauh lebih kecil.

    Studi lain menemukan, bagi lansia, teknik jalan interval selama 10 tahun terlindungi dari komplikasi kebugaran terkait usia. Shinshu University juga menunjukkan bahwa mereka melaporkan peningkatan VO2 maks dan penurunan tekanan darah sistolik selama beberapa bulan.

    Apakah Teknik Ini Cocok untuk Semua Orang?

    Pendekatan sederhana dari teknik jalan ini jelas membuatnya menonjol. Tetapi, belum banyak penelitian yang menggabungkan teknik jalan Jepang ini.

    Perlu atau tidaknya mencoba metode ini bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing individu.

    Jalan interval berdampak rendah dibandingkan joging atau lari, sehingga umumnya aman untuk pemula, lansia, dan orang-orang dengan gaya hidup sedenter. Sebaliknya, orang dengan kondisi jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, masalah sendi, atau masalah kesehatan lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum memulai.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Keluhan di Kaki Pertanda Masalah Sirkulasi Darah, Bisa Picu Serangan Jantung

    Keluhan di Kaki Pertanda Masalah Sirkulasi Darah, Bisa Picu Serangan Jantung

    Jakarta

    Sirkulasi darah buruk bisa memicu masalah serius. Jika darah tidak mencapai organ, jaringan tubuh mulai kekurangan nutrisi.

    Studi menunjukkan tanda-tanda awal sirkulasi darah yang buruk sering muncul di kaki. Sebab, letaknya paling jauh dari jantung.

    Beberapa gejala pada kaki bisa menjadi cara tubuh memberikan sinyal adanya masalah di balik permukaan. Seiring waktu, kurangnya nutrisi akibat sirkulasi darah yang buruk dapat merusak sel, memperlambat penyembuhan, bahkan mempengaruhi jantung dan otak.

    Kondisi sirkulasi darah yang buruk dapat memiliki konsekuensi yang jauh lebih luas daripada sekadar mati rasa. Jika jaringan secara kronis kekurangan oksigen dan nutrisi yang memadai, fungsi seluler akan terganggu, yang menyebabkan penyembuhan luka tertunda serta rentan terhadap infeksi.

    Misalnya penyakit arteri perifer (PAD) sangat berkaitan dengan klaudikasio intermiten, ulkus yang tidak kunjung sembuh, dan dalam kondisi ekstrem diharuskan amputasi anggota tubuh.

    Selain itu, sirkulasi darah yang buruk bisa memberi tekanan pada jantung agar bekerja lebih keras untuk mengimbanginya. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

    Dikutip dari Times of India, berikut tiga tanda pada kaki yang mungkin menunjukkan masalah sirkulasi darah yang buruk dan cara mengatasinya.

    Tanda masalah sirkulasi darah buruk

    1. Kaki Dingin

    Kaki dingin seringkali merupakan tanda pertama yang terlihat yang menunjukkan berkurangnya aliran darah. Kondisi ini yang terus-menerus dapat menandakan penyumbatan arteri yang mendasarinya atau bahkan tahap awal penyakit vaskular sistemik.

    Studi menunjukkan bahwa ekstremitas dingin merupakan gejala awal yang umum dari masalah peredaran darah, terutama pada orang dengan diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi.

    Jika kaki dingin disertai nyeri, pucat atau kebiruan, atau mati rasa, penting untuk memperhatikannya.

    2. Pergelangan Kaki Bengkak

    Pergelangan kaki bengkak dapat menjadi indikator yang jelas dari sirkulasi darah yang buruk. Kondisi ini dapat disertai dengan pembengkakan atau rasa sesak, peregangan, atau perubahan tekstur kulit.

    Ketika aliran darah terganggu, terutama di kaki bagian bawah, cairan dapat menumpuk, menyebabkan pembengkakan yang nyata. Kondisi ini dikenal sebagai edema dan seringkali mengindikasikan adanya masalah di pembuluh darah.

    Jika pembengkakan terjadi tiba-tiba pada salah satu kaki, menetap, atau disertai rasa sakit dan kemerahan, hal ini mungkin mengindikasikan sirkulasi darah yang buruk.

    3. Kram Kaki yang Menyakitkan

    Kram kaki dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti ketidakseimbangan elektrolit, iritasi saraf, dan dehidrasi. Tetapi, penelitian menunjukkan kram otot yang menyakitkan saat beraktivitas atau kram betis yang berulang, terutama saat malam, dapat menjadi gejala utama berkurangnya aliran darah arteri.

    Ini terjadi karena saat berjalan, otot membutuhkan lebih banyak oksigen. Sebab, arteri yang menyempit tidak dapat mengalirkan cukup darah, dan ketidakseimbangan tersebut memicu kram.

    Pencegahan yang Bisa DilakukanAktivitas fisik teratur: Latihan aerobik seperti berjalan kaki dapat membantu merangsang aliran darah dan memperkuat otot. Tetapi, teknik berjalan tidak boleh terlalu agresif.Latihan otot seperti calf raises: Latihan kaki sebelum tidur dapat mengurangi kram di malam hari. Gerakan aktif sepanjang hari dapat melancarkan aliran darah.Evaluasi medis: Jika gejala menetap meskipun ada perubahan gaya hidup, tim medis dapat merekomendasikan tes seperti indeks pergelangan kaki-brakialis (ABI), USG, atau pemeriksaan vaskular lainnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • 40 Juta Orang Ikut CKG, Banyak yang Tensi-Gula Darah Tinggi! Hati-hati Stroke-Jantung

    40 Juta Orang Ikut CKG, Banyak yang Tensi-Gula Darah Tinggi! Hati-hati Stroke-Jantung

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, hingga awal Oktober 2025, sebanyak 40 juta warga Indonesia telah mendaftar program cek kesehatan gratis (CKG). Dari jumlah tersebut, 36 juta orang sudah menjalani pemeriksaan, dengan masalah kesehatan terbanyak berupa sakit gigi.

    “Sudah ada hasilnya, sudah kelihatan masalah kesehatannya di mana. Dari 36 juta yang sudah diperiksa, paling banyak sakit gigi, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi. Ini yang harus segera ditangani,” kata Budi dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Pangsar Soedirman, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Menurut Budi, program CKG merupakan inisiatif pemerintah untuk menjaga masyarakat agar tetap sehat dan mencegah penyakit berat sejak dini.

    Ia menjelaskan, penyakit serius seperti kanker atau jantung umumnya tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan didahului tanda-tanda awal yang bisa terdeteksi beberapa tahun sebelumnya.

    “Biasanya yang paling sering diabaikan itu darah tinggi, gula darah tinggi, atau kolesterol. Didiamkan bertahun-tahun, tahu-tahu sudah kena stroke atau jantung. Itu sebabnya program ini dijalankan,” ujar Budi.

    Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau para wartawan yang hadir untuk ikut melakukan pemeriksaan kesehatan.

    “Jangan lupa cek kesehatan gratis. Ini hadiah dari Bapak Presiden Prabowo setiap tahun, supaya kita semua bisa tetap sehat, tidak pernah sakit, tidak perlu masuk rumah sakit,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan seluruh awak media juga bisa mendapatkan pengobatan gratis di RSPPN.

    “Semua awak media berobat ke sini gratis,” ujar Sjafrie.

    Ia menambahkan, kebijakan pengobatan gratis di rumah sakit di bawah Kementerian Pertahanan itu berlaku mulai 5 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 TNI.

    “Tanpa BPJS juga tetap gratis,” tegasnya.

    Program CKG sendiri terus diperluas cakupannya. Berdasarkan data Kemenkes sebelumnya, hampir 36 persen peserta CKG mengalami obesitas, dan program ini telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

    (naf/kna)

  • Kebiasaan Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

    Kebiasaan Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

    Jakarta

    Semakin banyak penelitian menunjukkan cara sederhana untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Salah satunya diungkap profesor kedokteran kardiovaskular sekaligus kepala departemen kedokteran klinis dan Eksperimental di Surrey University, Christian Heiss.

    Bersama timnya, mereka meneliti senyawa pada tumbuhan yang disebut flavan-3-ol yang membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi pembuluh darah. Hasil penelitian menunjukkan senyawa yang dikonsumsi sehari-hari ini memiliki potensi nyata untuk melindungi jantung.

    Apa Itu Flavan-3-ol?

    Flavan-3-ol yang memiliki sebutan yakni flavanol atau katekin adalah senyawa tumbuhan alami yang termasuk dalam famili flavonoid. Senyawa ini adalah bagian dari zat yang memberi warna pada tumbuhan dan membantu melindungi dari sinar matahari serta hama.

    Flavonoid terdapat dalam beberapa makanan yang sering dikonsumsi, seperti kakao, teh hijau dan hitam, anggur, apel, bahkan pada beberapa buah beri. Rasa sedikit asam atau pahit yang dirasakan dalam cokelat hitam atau teh, itulah cara kerja flavan-3-ol.

    Selain efeknya pada kesehatan, para ilmuwan juga menemukan bahwa flavanol kakao, tetapi bukan mengurangi multivitamin, dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 27 persen.

    “Studi kami bertujuan untuk menggali lebih dalam, dengan fokus khusus pada efeknya terhadap tekanan darah dan fungsi endotel (seberapa baik pembuluh darah melebar dan merespons aliran darah),” terang Heiss yang dikutip dari ScienceAlert.

    “Kami menganalisis data dari 145 uji coba terkontrol acak yang melibatkan lebih dari 5.200 partisipan.”

    Studi-studi ini menguji berbagai makanan dan minuman kaya flavan-3-ol, termasuk kakao, teh, anggur, apel, dan senyawa terisolasi seperti epikatekin. Mereka mengukur efeknya pada dua penanda kardiovaskular utama, yakni tekanan darah dan dilatasi yang dimediasi aliran (FMD), serta ukuran seberapa baik lapisan dalam pembuluh darah.

    Hasilnya, rata-rata peserta mengonsumsi 586 mg flavan-3-ol setiap hari. Itu sama dengan 2-3 cangkir teh, 1-2 porsi cokelat hitam, dua sendok makan bubuk kakao, atau beberapa buah apel.

    Konsumsi flavan-3-ol secara teratur menyebabkan penurunan tekanan darah rata-rata di tempat kerja sebesar 2,8 mmHg sistolik (angka atas) dan 2,0 mmHg diastolik (angka bawah). Tetapi, bagi orang dengan hipertensi manfaatnya lebih besar, dengan penurunan 6-7 mmHg sistolik dan 4 mmHg diastolik.

    Hal ini sebanding dengan efek beberapa obat tekanan darah resep dan dapat secara signifikan menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

    “Kami juga menemukan bahwa flavan-3-ol meningkatkan fungsi endotel, dengan peningkatan FMD rata-rata 1,7% setelah asupan berkelanjutan,” kata Heiss.

    “Manfaat ini muncul bahkan pada peserta yang tekanan darahnya sudah normal, menunjukkan bahwa senyawa ini dapat membantu melindungi pembuluh darah melalui berbagai jalur,” sambungnya.

    Namun, efek samping masih bisa terjadi, meski cukup ringan. Biasanya terbatas pada masalah pencernaan ringan, yang menunjukkan bahwa menambahkan makanan kaya flavan-3-ol ke dalam pola makan masih tergolong aman.

    Mendukung Kesehatan Kardiovaskular

    Meski manfaatnya paling terasa bagi orang dengan hipertensi, orang yang memiliki tekanan darah normal juga mengalami peningkatan fungsi pembuluh darah. Ini menunjukkan flavan-3-ol dapat membantu mencegah masalah kardiovaskular sebelum muncul.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Sakit Jantung Tak Datang Tiba-tiba, 99 Persen Disebabkan oleh Faktor Risiko Ini

    Sakit Jantung Tak Datang Tiba-tiba, 99 Persen Disebabkan oleh Faktor Risiko Ini

    Jakarta

    Peneliti mengungkapkan hampir semua pasien penyakit jantung memiliki setidaknya satu dari empat faktor risiko utama sebelumnya. Ini menunjukkan penyakit jantung umumnya memiliki sebab, bukan datang secara tiba-tiba tanpa sebab atau tak serta merta karena keturunan.

    Temuan ini berdasarkan data kesehatan dari 9 juta pasien penyakit jantung dan kejadian kardiovaskular lain di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Peneliti menemukan hampir seluruh pasien memiliki setidaknya empat faktor risiko, meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar gula darah tinggi, dan kebiasaan merokok (baik aktif maupun mantan perokok).

    Dikutip dari Sciencedirect, jika digabungkan, sebanyak 99 persen kasus serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya didahului keempat faktor risiko tersebut.

    Bahkan pada wanita di bawah usia 60 tahun, lebih dari 95 persen kasus penyakit jantung dan stroke berkaitan dengan salah satu dari faktor risiko tersebut. Padahal, kelompok ini memiliki risiko paling rendah terhadap kejadian kardiovaskular.

    Tekanan darah tinggi menjadi faktor yang paling sering dikaitkan dengan kejadian kardiovaskular. Di Amerika Serikat dan Korea Selatan, lebih dari 93 persen individu yang mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal jantung sebelumnya memiliki hipertensi.

    “Kami pikir studi ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa paparan terhadap satu atau lebih faktor risiko yang tidak optimal sebelum kejadian kardiovaskular hampir mencapai 100 persen,” kata ahli jantung Philip Greenland dari Northwestern University.

    “Tujuan kita sekarang adalah bekerja lebih keras untuk menemukan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini, daripada tersesat mencari faktor lain yang sulit diobati dan bukan penyebab utama,” sambungnya.

    Temuan ini menantang klaim-klaim yang menyebutkan penyakit kardiovaskular yang muncul tanpa faktor risiko semakin meningkat. Ahli juga berpendapat hasil ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola risiko kesehatan sebelum menimbulkan akibat serius yang berpotensi fatal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dokter Ungkap Pergeseran Tren Usia Sakit Jantung di Usia Muda”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/naf)

  • Pekerja Kantoran di Usia 30-an Rawan Stroke Ringan, Dokter Ungkap Penyebabnya

    Pekerja Kantoran di Usia 30-an Rawan Stroke Ringan, Dokter Ungkap Penyebabnya

    Jakarta

    Kasus stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA) kini mulai banyak dialami oleh para pekerja kantoran yang berusia 30-an tahun. Padahal, banyak yang mengaitkan bahwa stroke merupakan penyakit usia lanjut.

    Spesialis okupasi dr Fani Syafani, M.KK, SpOK mengatakan gaya hidup yang buruk menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus stroke ringan pada mereka usia 35 tahun ke atas.

    “35 ke atas (banyak pasien saya). Masih muda ya. Saat ini stroke tidak hanya dilihat yang usia tua, pekerja muda berpotensi untuk menuju stroke,” kata dr Fani kepada detikcom di Gedung Transmedia, Senin (6/10/2025)

    “Karena apa? Karena keseimbangan istirahatnya (buruk) dan bagaimana pola makannya, kemudian dari olahraganya (kurang),” sambungnya.

    dr Fani menambahkan kesadaran akan gaya hidup sehat pada masyarakat, khususnya pekerja kantoran masih kurang. Menurutnya, habit atau kebiasaan bekerja yang tidak kenal waktu.

    “Kemudian makannya jadi serba fast kan (fast food), tidak sempat melakukan olahraga ringan. Nah itu kan memengaruhi bagaimana tubuh menjaga keseimbangannya,” katanya.

    “Namun, kadang orang menganggapnya ‘ah ini sudah biasa’ dan menganggap ini hal-hal yang ringan,” lanjutnya.

    Biasanya, menurut dr Fani, pasien dengan gejala stroke ringan yang banyak ditemui atau yang menjadi pasiennya, dimulai dengan tekanan darah tinggi.

    “Jadi stroke ringan itu (tandanya) bisa kebas, kesemutan di setengah tubuh atau bagian tubuh (tertentu). Ah dok ini mah cuman baal (kebas), itu hati-hati ya,” kata dr Fani.

    “Kalau kita sudah merasakan tubuh kita itu ada rasa kebas, kesemutan, kemudian pelo, ngomong agak lambat itu hati-hati. Segera datang ke faskes terdekat,” kata dr Fani.

    “Kalau telat dikit ya, dari stroke ringan tadi kan bisa jatuh ke stroke yang lebih mengkhawatirkan. Itu berbahaya, ya,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Batasi Selagi Bisa, 5 Makanan Ini Bisa Merusak Ginjal

    Batasi Selagi Bisa, 5 Makanan Ini Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Diabetes masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kadar gula darah, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk kerusakan ginjal atau penyakit ginjal kronis (CKD). Data International Diabetes Federation (IDF) 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 19,46 juta orang di Indonesia hidup dengan diabetes, dan sebagian besar di antaranya berisiko mengalami komplikasi ginjal bila pola hidup sehat tidak diperbaiki.

    Ginjal berfungsi menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah. Namun, gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat merusak pembuluh darah kecil dalam ginjal sehingga fungsi penyaringan melemah. Bila tidak dicegah, kondisi ini bisa berkembang menjadi gagal ginjal. Karena itu, pengidap diabetes perlu memberi perhatian khusus pada pola makan sehari-hari. Beberapa jenis makanan terbukti mempercepat kerusakan ginjal, sementara yang lain justru membantu melindungi fungsi ginjal agar tetap optimal.

    1. Makanan Tinggi Garam

    Asupan garam berlebih dari mie instan, keripik, makanan cepat saji, atau makanan olahan dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor yang mempercepat kerusakan ginjal pada penderita diabetes.

    Penelitian dalam International Urology and Nephrology tahun 2022 menunjukkan bahwa pembatasan natrium hingga kurang dari 2 gram per hari membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi retensi cairan pada pasien CKD.

    2. Buah Tinggi Kalium

    Kalium memang bermanfaat bagi tubuh, tetapi pada penderita diabetes dengan fungsi ginjal terganggu, kadar kalium yang berlebihan dapat berbahaya buat jantung. Buah seperti pisang, alpukat, jeruk, pepaya, dan melon sebaiknya dikurangi.

    Journal of Renal Nutrition tahun 2020 menegaskan bahwa pembatasan kalium secara bertahap diperlukan untuk mencegah hiperkalemia pada pasien CKD lanjut. Sebagai alternatif, pilihlah buah yang rendah kalium seperti apel, anggur, nanas, atau pir yang lebih aman dikonsumsi.

    3. Produk Susu Tinggi Fosfor

    Produk susu full cream, keju, cokelat, hingga kacang-kacangan memiliki kandungan fosfor cukup tinggi. Penderita diabetes yang menderita gangguan ginjal, asupan fosfor berlebih dapat menyebabkan ketidakseimbangan kalsium dan memperburuk kesehatan tulang. Fosfor juga memberikan beban tambahan pada ginjal yang sudah bekerja lebih berat.

    4. Daging Olahan dan Gorengan

    Sosis, nugget, bacon, dan daging olahan lain biasanya tinggi garam, lemak jenuh, serta bahan pengawet. Jika ditambah dengan proses menggoreng, kandungan lemak trans meningkat. Konsumsi rutin makanan jenis ini terbukti mempercepat kerusakan pembuluh darah, meningkatkan kolesterol, dan memperberat fungsi ginjal.

    5. Minuman Manis dan Bersoda

    Minuman kemasan, soda, boba, hingga teh manis kemasan mengandung gula tambahan yang tinggi. Bagi penderita diabetes, konsumsi gula berlebih akan memperburuk kontrol gula darah. Selain itu, asupan kalori tinggi dari minuman manis meningkatkan risiko obesitas yang menjadi beban tambahan bagi ginjal.

    Pilihan Makanan yang Lebih Aman

    Selain menghindari makanan berisiko, ada pula pilihan makanan yang mendukung kesehatan ginjal. Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden kaya akan omega-3 yang bermanfaat menurunkan peradangan. Penelitian dalam Jurnal Plos One tahun 2020 menyebutkan bahwa suplementasi omega-3 dapat membantu mengurangi proteinuria pada pasien diabetes.

    Sayuran rendah kalium seperti kubis, kembang kol, paprika merah, dan timun juga lebih aman untuk penderita diabetes dengan risiko gangguan ginjal. Buah rendah kalium seperti apel, anggur, dan nanas dapat menjadi pilihan sehat untuk konsumsi harian.

    Kesimpulan

    Ginjal tetap bisa dijaga kesehatannya meski pada pengidap diabetes, asalkan pola makan diperhatikan. Pembatasan garam, kalium, fosfor, serta menghindari daging olahan dan minuman manis merupakan langkah penting. Sebaliknya, memilih ikan kaya omega-3, sayuran rendah kalium, dan buah segar yang tepat membantu memperlambat kerusakan ginjal.

    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengaturan diet berperan besar dalam menjaga fungsi ginjal pada penderita diabetes. Dengan pola makan sehat, pengendalian gula darah, serta pemeriksaan rutin, komplikasi dapat dicegah sehingga kualitas hidup tetap terjaga.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • 99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

    99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

    Jakarta

    Sebelum serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya terjadi, hampir selalu ada tanda-tanda peringatan. Begitulah temuan dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology.

    Peringatan tersebut di antaranya tekanan darah tinggi, kadar gula darah, kolesterol, hingga kebiasaan merokok.

    Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis data dari dua kelompok besar, lebih dari 600 ribu kasus penyakit kardiovaskular di Korea Selatan dan sekitar 1.000 kasus di Amerika Serikat.

    Para peneliti mencatat lebih dari 99 persen kasus penyakit jantung, gagal jantung, atau stroke didahului oleh setidaknya satu faktor risiko klasik.

    “Bahkan peningkatan ringan dari keempat faktor ini perlu segera ditangani dengan perubahan gaya hidup atau pengobatan,” kata Philip Greenland, salah satu penulis utama studi sekaligus profesor kedokteran pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, dikutip dari CNN.

    Temuan ini dinilai penting karena menunjukkan dokter dan pasien sebenarnya memiliki kendali besar untuk mencegah sebagian besar kasus penyakit jantung, demikian wanti-wanti Susan Cheng, profesor sekaligus wakil ketua bidang riset Departemen Kardiologi di Smidt Heart Institute, Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.

    Beberapa penelitian sebelumnya sempat menunjukkan semakin banyak kasus penyakit jantung terjadi tanpa faktor risiko tradisional.

    Hal itu menimbulkan dugaan bahwa mungkin ada penyebab lain yang belum sepenuhnya dipahami oleh dunia medis. Namun, studi terbaru ini berbeda. Para peneliti tidak hanya melihat diagnosis formal seperti hipertensi atau diabetes, tetapi menelusuri data medis lengkap pasien.

    Dengan pendekatan ini, mereka menemukan hampir semua kasus memang sudah memiliki faktor risiko yang dapat dimodifikasi sebelum penyakit berkembang.

    “Jadi, jika dokter dan pasien ingin benar-benar menurunkan risiko penyakit jantung, langkah terbaik adalah terus mengelola tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan berhenti merokok,” ujar Cheng.

    Bukan Melawan Penuaan, Tapi Memperpanjang Umur Sehat

    Menurut Dr Karen Joynt Maddox, profesor kedokteran kardiologi di Washington University Medical School, ilmu kedokteran sudah banyak memahami tentang penyakit jantung dalam satu abad terakhir. Namun, penerapan pengetahuan itu di kehidupan nyata masih menjadi tantangan.

    Salah satu kendala, katanya, adalah sifat risiko penyakit jantung yang terasa abstrak.

    “Ketika seseorang sudah sakit, lebih mudah baginya untuk termotivasi melakukan perubahan. Tapi sulit menjelaskan pentingnya pencegahan untuk sesuatu yang belum terjadi,” jelas Joynt Maddox.

    Sementara itu, Dr. Ahmed Tawakol, ahli jantung di Massachusetts General Hospital dan profesor di Harvard Medical School, menilai bahwa banyak orang mengaitkan pengobatan atau pencegahan penyakit jantung dengan proses menua sesuatu yang menakutkan bagi sebagian pasien.

    Padahal, katanya, mengelola tekanan darah, gula darah, dan kolesterol bukan berarti kehilangan masa muda, melainkan langkah untuk memperpanjang usia dan menjaga kualitas hidup.

    “Ini bukan soal melawan penuaan, tapi memperpanjang masa hidup yang sehat, memberi Anda lebih banyak waktu untuk merasa muda dan melakukan hal yang bermakna,” ujarnya.

    Jaga Tekanan Darah, Tidur Cukup, dan Kelola Stres

    Meski faktor risiko penyakit jantung tidak banyak berubah, teknologi dan cara mengelolanya terus berkembang.

    Langkah sederhana bisa dimulai dari memantau tekanan darah di rumah, lalu bekerja sama dengan dokter untuk memantau kondisi dan membuat rencana pengelolaan kesehatan.

    Selain faktor medis, gaya hidup sehat juga berperan besar. Menurut Tawakol, tidur cukup, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, makan bergizi, dan mengelola stres adalah kunci utama menurunkan risiko penyakit jantung.

    “Stres dan depresi bisa menjadi faktor risiko sekuat merokok atau diabetes,” ujarnya.

    “Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa mengatasi semua faktor ini secara bersamaan dapat membantu orang menikmati hidup yang lebih panjang dan sehat.”

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • 4 Makanan yang ‘Bersihkan’ Pembuluh Darah, Bisa Cegah Stroke-Jantung

    4 Makanan yang ‘Bersihkan’ Pembuluh Darah, Bisa Cegah Stroke-Jantung

    Jakarta

    Gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan kurang gerak cenderung meningkatkan risiko munculnya penyakit kardiovaskular. Endapan plak dapat mengeras seiring waktu, mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis, yang meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.

    Meski begitu, kondisi ini masih dapat dikendalikan dengan pola hidup dan makan yang lebih sehat. Hal ini dapat memberikan perlindungan besar pada arteri, hingga mencegah kerusakan sejak dini.

    Dikutip dari Times of India, berikut empat makanan yang bisa membantu ‘membersihkan’ arteri atau pembuluh darah.

    1. Oat

    Oat kaya akan beta-glukan, sejenis serat larut yang dikenal karena kemampuannya dalam menurunkan kolesterol jahat (LDL). Eksperimen yang diuraikan ini menemukan bahwa rata-rata, mengonsumsi oat dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 5-7 persen.

    Beta-glukan mengurangi pembentukan plak arteri seiring waktu. Dengan mengonsumsi oat secara teratur, dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar gula darah, yang keduanya secara tidak langsung membantu sistem kardiovaskular.

    Para ahli nutrisi sangat menyarankan untuk menggunakan oat utuh atau oat potongan, daripada oat instan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    2. Moringa atau Daun Kelor

    Moringa atau lebih dikenal dengan daun kelor mengandung antioksidan, vitamin, dan senyawa bioaktif yang meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Quercetin, yang termasuk antioksidan kuat membantu menurunkan peradangan dan tekanan darah dengan fleksibilitas pembuluh darah.

    Daun kelor mengontrol kolesterol dalam tubuh dengan peningkatan kadar kolesterol baik atau HDL. Daun ini bisa dikonsumsi setiap pagi dalam bentuk bubuk teh atau sebagai sayuran.

    Konsumsi harian dapat membantu membersihkan arteri dengan menghambat stres oksidatif dan menstabilkan kolesterol secara alami.

    3. Kacang Kenari

    Kacang kenari merupakan salah satu sumber nabati yang kaya dengan asam alfa-linolenat, salah satu asam lemak Omega-3. Mengonsumsi beberapa kacang kenari setiap hari terbukti dapat menurunkan LDL, tekanan darah, dan mengurangi peradangan.

    Kacang ini bahkan dikenal dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi. Sebab, makanan satu ini kaya akan kalori, jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat.

    4. Daun Kari

    Daun kari ternyata menyimpan nutrisi yang baik untuk kesehatan jantung. Kaya akan antioksidan dan serat, daun ini mengurangi oksidasi kolesterol dan melancarkan aliran darah.

    Daun ini mengandung kaempferol, yang dapat mengurangi peradangan, menghilangkan timbunan plak, dan menurunkan kolesterol LDL. Selain itu, daun kari juga mampu menstabilkan kadar gula darah, yang secara tidak langsung berpengaruh pada kesehatan kardiovaskular.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Sehabis Olahraga Sebaiknya Makan Apa Ya? Ini Kata Ahli Gizi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)