Topik: tekanan darah tinggi

  • Otak Manusia Purba Beradaptasi Akibat Keracunan Timbal

    Otak Manusia Purba Beradaptasi Akibat Keracunan Timbal

    Jakarta

    Keracunan timbal telah menjangkiti jutaan orang sejak dunia menjadi industri, tetapi hubungan manusia dengan logam beracun ini telah ada sejak lama. Nenek moyang kita juga harus berhadapan dengan timbal saat mereka menghirup abu vulkanik dan meminum air yang terkontaminasi.

    Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Science Advances mengungkapkan bahwa manusia telah terpapar timbal selama lebih dari dua juta tahun. Buktinya terletak pada fosil gigi yang menunjukkan tanda-tanda penyerapan timbal, yang menunjukkan bahwa logam tersebut telah ada dalam tubuh kita jauh sebelum era Revolusi Industri.

    Bahaya Keracunan Timbal

    Di era modern, timbal memang pantas dicap sebagai bahaya kritis bagi kesehatan masyarakat. Logam ini sebenarnya tidak diperlukan dalam tubuh kita, dan ketika terakumulasi, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan saraf, sakit perut, dan kelelahan. Kadar timbal yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius, terkadang mengakibatkan kematian.

    Keracunan timbal merupakan masalah khusus bagi anak-anak, karena mereka menyerap lebih banyak timbal daripada orang dewasa. Anak-anak yang terpapar timbal dalam jumlah berlebihan sering kali menunjukkan tanda-tanda masalah perkembangan dan kognitif seiring pertumbuhan mereka.

    Timbal secara alami terdapat di kerak bumi, tetapi bahaya sebenarnya terletak pada sumber timbal yang berasal dari kegiatan industri seperti pertambangan dan peleburan. Kontaminasi timbal dalam produk konsumen merupakan sumber paparan potensial lainnya. Kadar timbal yang berbahaya baru-baru ini ditemukan pada beberapa merek bubuk protein dan kayu manis, misalnya.

    Sejarah Panjang Paparan Timbal

    Studi baru ini membuktikan bahwa manusia purba juga terpapar timbal, meskipun secara alami. Setelah memeriksa 51 gigi fosil dari spesies hominid dan kera besar, para peneliti menemukan tanda-tanda paparan timbal episodik pada 73% spesimen.

    Mereka sampai pada kesimpulan ini setelah mengidentifikasi pita timbal pada gigi, yang menunjukkan bahwa timbal masuk ke dalam tubuh spesimen melalui sumber lingkungan seperti air, tanah, atau aktivitas vulkanik yang terkontaminasi. Timbal yang menumpuk di tulang mereka dari sumber-sumber ini juga bisa jadi kemudian dilepaskan ke dalam tubuh akibat stres atau penyakit.

    “Data kami menunjukkan bahwa paparan timbal bukan sekadar produk Revolusi Industri, melainkan bagian dari lanskap evolusi kita,” kata penulis studi Renaud Joannes-Boyau, seorang profesor di Southern Cross University, dikutip dari Discover Magazine.

    “Ini berarti otak nenek moyang kita berkembang di bawah pengaruh logam beracun yang kuat, yang mungkin telah membentuk perilaku sosial dan kemampuan kognitif mereka selama ribuan tahun,” sambungnya.

    Efek Timbal pada Otak

    Untuk memahami efek timbal pada otak, para peneliti menggunakan model otak mini yang ditumbuhkan di laboratorium. Mereka berfokus pada dua versi gen perkembangan yang disebut NOVA1. Satu yang mewakili varian manusia modern dan satu lagi yang mewakili varian purba yang ditemukan pada hominid yang telah punah.

    Ketika varian NOVA1 kuno terpapar timbal, aktivitas otak di area yang berkaitan dengan perkembangan bicara dan bahasa terganggu secara signifikan. Di sisi lain, tingkat paparan timbal yang sama pada varian NOVA1 modern menunjukkan efek negatif yang lebih rendah di area tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada suatu titik, manusia memperoleh perlindungan yang lebih baik terhadap efek neurologis timbal dengan varian gen NOVA1 modern.

    Para peneliti mengatakan bahwa adaptasi genetik untuk menoleransi timbal lebih baik daripada hominid lain mungkin bahkan telah membentuk perkembangan bahasa manusia dan kohesi sosial tingkat kelompok, memberi kita keuntungan evolusioner atas Neanderthal dan hominid lainnya.

    “Pekerjaan kami tidak hanya mengubah sejarah paparan timbal, tetapi juga mengingatkan kita bahwa interaksi antara gen dan lingkungan telah membentuk spesies kita selama jutaan tahun, dan terus berlanjut,” kata Joannes-Boyau.

    (rns/rns)

  • Kim Kardashian Sakit Aneurisma Otak, Berbahayakah? Ini Penjelasan Dokter

    Kim Kardashian Sakit Aneurisma Otak, Berbahayakah? Ini Penjelasan Dokter

    Jakarta

    Kim Kardashian membuat pengumuman mengejutkan setelah diagnosis aneurisma otaknya terungkap. Pengakuan ini ia sampaikan dalam episode perdana musim terbaru “The Kardashians” yang tayang Kamis lalu.

    “Ada seperti, aneurysm kecil,” ujar Kardashian dalam episode tersebut, diselingi dengan rekaman dirinya menjalani pemindaian MRI.

    Aneurisma otak adalah tonjolan berbentuk balon yang terbentuk di pembuluh darah otak. Sekilas, tonjolan ini tampak seperti buah beri tergantung di batang otak.

    “Aneurisma lebih umum daripada yang Anda kira dan orang-orang dapat menghabiskan seluruh hidup mereka dengan aneurisma tanpa komplikasi apa pun, kata Dr Nina Moore, ahli bedah saraf di Cleveland Clinic kepada NBC News.

    Kebanyakan aneurisma otak tidak bergejala, kecuali jika menekan saraf atau mengalami perubahan bentuk, sehingga tidak diperiksa secara rutin. Oleh karena itu, sering kali orang yang mengidapnya baru ke dokter jika sudah mengalami komplikasi.

    Aneurisma otak lebih umum terjadi pada wanita, dengan risiko meningkat setelah menopause. Sebagian besar aneurisma otak terjadi pada orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun.

    “Faktor risiko yang paling mudah dijelaskan meliputi predisposisi [riwayat aneurisma keluarga], tekanan darah tinggi, merokok, dan peradangan,” beber Dr Laura Stein, seorang profesor neurologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York City.

    Jika aneurisma otak pecah, dapat menyebabkan stroke, kerusakan otak, koma, atau bahkan kematian.

    Aneurisma juga dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa: Banyak orang menggambarkannya sebagai “sakit kepala terburuk dalam hidup mereka” atau sakit kepala seperti disambar petir.

    Ukuran dan lokasi aneurisma menentukan tingkat kematiannya. Aneurisma pecah yang paling fatal terjadi di otak, menewaskan sekitar sepertiga pasien.

    “Ketika pembuluh darah di kepala berdarah, risikonya jauh lebih tinggi untuk mengalami masalah yang sangat parah hanya karena otak terkurung dalam ruang yang tetap,” ucap Dr Moore.

    Aneurisma dapat ditemukan melalui tes pencitraan medis, termasuk CT scan, MRI, atau USG. Jika dokter menemukan aneurisma, pertama-tama mereka akan menilai seberapa parah kondisinya, dengan kata lain, seberapa besar kemungkinannya pecah.

    Jika aneurisma ditemukan pada pasien sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda risiko tinggi, dokter akan memantaunya dan memeriksa tanda-tanda pertumbuhan atau kelainan lainnya seiring waktu.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kim Kardashian Didiagnosis Aneurisma, Stres Berat Jadi Pemicunya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Kim Kardashian Didiagnosis Idap Aneurisma Otak, Penyakit Apa Itu?

    Kim Kardashian Didiagnosis Idap Aneurisma Otak, Penyakit Apa Itu?

    Jakarta

    intang reality show Kim Kardashian mengungkapkan bahwa ia didiagnosis mengidap aneurism kecil di otaknya. Pengakuan ini ia sampaikan dalam episode perdana musim terbaru “The Kardashians” yang tayang Kamis lalu.

    “Ada seperti, aneurysm kecil,” ujar Kardashian dalam episode tersebut, diselingi dengan rekaman dirinya menjalani pemindaian pencitraan.

    Kardashian juga menyebut bahwa tekanan dan kekhawatiran yang ia rasakan selama periode diagnosis berkontribusi pada kembalinya psoriasis, kondisi kulit kronis yang sebelumnya berhasil ia kendalikan.

    Apa itu aneurisma?

    Aneurysm terjadi ketika pembuluh darah (arteri) membengkak menjadi bentuk seperti balon. Ini disebabkan oleh tekanan darah yang meregangkan dinding arteri yang lemah atau tipis. Aneurysm dapat terjadi di mana saja di tubuh, tetapi paling umum terjadi di aorta (pembuluh darah terbesar) atau di otak (disebut cerebral aneurysm).

    Para ahli medis menegaskan bahwa aneurysm otak relatif umum, memengaruhi sekitar satu dari 50 orang. Namun, banyak kasus tidak terdeteksi, dan tidak semuanya memerlukan pengobatan.

    Dr Nina Moore, seorang ahli bedah saraf di Cleveland Clinic, mengatakan aneurysm “lebih umum dari yang Anda kira,” dan banyak orang menjalani seluruh hidup mereka tanpa komplikasi apa pun.

    Apa penyebab aneurisma otak?

    Sejumlah kondisi menyebabkan melemahnya arteri yang dapat menyebabkan aneurisma di otak, yang dikenal sebagai aneurisma serebral.

    Aneurisma otak lebih umum terjadi pada wanita, dengan risiko meningkat setelah menopause, menurut Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke. Sebagian besar aneurisma otak terjadi pada orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun.

    “Faktor risiko yang paling mudah dijelaskan meliputi predisposisi [riwayat aneurisma keluarga], tekanan darah tinggi, merokok, dan peradangan,” ucap Dr Laura Stein, profesor madya neurologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York City.

    Jika aneurisma otak pecah, dapat menyebabkan stroke, kerusakan otak, koma, atau bahkan kematian.

    Pecahnya aneurisma otak juga dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa: Banyak orang menggambarkannya sebagai “sakit kepala terburuk dalam hidup mereka” atau “sakit kepala seperti disambar petir,” kata Moore.

    Ukuran dan lokasi aneurisma menentukan tingkat kematiannya. Aneurisma pecah yang paling fatal terjadi di otak, menewaskan sekitar sepertiga pasien.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Bukan Mitos! Nyeri pada Kaki Bisa Indikasikan Masalah Kesehatan Jantung

    Bukan Mitos! Nyeri pada Kaki Bisa Indikasikan Masalah Kesehatan Jantung

    Jakarta

    Perubahan yang terjadi pada kaki secara terus-menerus mungkin menandakan lebih dari sekedar ketegangan otot atau penuaan sendi. Sehingga, gejala ini tidak boleh diabaikan.

    Dikutip dari laman Times of India, penelitian menunjukkan bahwa gejala-gejala tertentu pada kaki bisa mengindikasikan penyakit arteri yang mendasarinya. Hal ini sangat berkaitan dengan risiko serangan jantung.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation mengamati lebih dari 14.000 pasien dengan penyakit Arteri Perifer. Para peneliti menemukan, orang dengan penyempitan arteri di kaki mengalami tingkat serangan jantung yang jauh lebih tinggi selama 30 bulan, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami penyakit arteri perifier.

    Sehingga, hal tersebut menunjukkan bahwa gejala-gejala pada kaki bisa menjadi tanda peringatan dini untuk masalah kardiovaskular.

    Gejala di Kaki Penting untuk Kesehatan Jantung?

    Saat arteri di kaki menyempit atau tersumbat, proses ateroklerosis yang sama sering memengaruhi arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Beberapa gejala di kaki yang bisa muncul pertama kali yaitu nyeri, kram, hingga kelemahan pada betis atau paha ketika berjalan. Kondisi-kondisi ini disebut dengan klaudkikasio intermiten.

    Menurut National Institutes of Health (NIH), penyakit arteri perfier seringkali kurang terdiagnosis. Meski demikian, ada risiko kardiovaskular yang sebanding dengan orang yang pernah mengalami serangan jantung.

    Studi menunjukkan bahwa pengidap penyakit arteri perifier bisa mengalami serangan jantung klasik maupun serangan jantung tipe 2 yang disebabkan oleh ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

    Tanda Peringatan pada Kaki yang Perlu Diperhatikan

    Berikut beberapa tanda peringatan pada kaki yang dapat berhubungan dengan masalah jantung:

    Pegal, kram, rasa berat pada betis, paha, atau bokong ketika berjalan, namun mereda dengan beristirahatKaki atau jari dingin, mati rasa atau kebiruan, dibandingkan dengan kaki lainnyaTerdapat luka atau bisul yang lambat sembuh, kulit menipis, atau bulu kaki rontokDenyut nadi lemah atau tidak ada pada kaki atau pergelangan kakiPembengkakan pada tungkai bawah atau pergelangan kaki, terutama dengan faktor risiko lain, seperti merokok, diabetes, atau tekanan darah tinggi.Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Tanda-tanda Peringatan pada Kaki?

    Jika melihat adanya gejala-gejala pada kaki yang berhubungan dengan jantung, maka:

    Jangan abaikan nyeri kaki yang terus-menerus dan tanpa sebab, adanya perubahan warna, atau luka yang lambat sembuhTanyakan pada dokter tentang ankle-brachial index, yang membandingkan tekanan darah di pergelngan kaki dan lengan untuk menila kesehatan arteri kaki.Kelola faktor risiko seperti berhenti merokok, berolahraga secara teratur, dan menjaga pola makan seimbang yang kaya akan biji-bijian utuh, sayur-sayuran, dan buah-buahanKontrol tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah jika mengidap diabetesDiskusikan dengan dokter apakah obat-obatan seperti statin atau terapi antiplatetet tepat dilakukan

    (elk/kna)

  • Orang Muda Juga Dihantui Risiko Stroke, Begini Gejala yang Harus Diwaspadai

    Orang Muda Juga Dihantui Risiko Stroke, Begini Gejala yang Harus Diwaspadai

    Jakarta

    Stroke dikenal sebagai penyakit yang lebih banyak dialami oleh orang-orang usia lanjut atau lansia. Tetapi, kenyataannya penyakit ini banyak menyerang orang-orang yang masih berusia muda.

    Perubahan gaya hidup dan faktor risiko non-tradisional semakin berkontribusi terhadap peningkatan kasus stroke pada populasi yang lebih muda. Maka dari itu, setiap orang harus menyadari bahwa penyakit stroke tidak terbatas pada lansia saja.

    Mengapa Stroke Terjadi pada Orang yang Lebih Muda?

    Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor risiko tradisional. Misalnya seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, hingga kurang olahraga.

    Faktor-faktor umum ini tidak hanya mempengaruhi lansia, tetapi juga pada orang-orang yang berusia lebih muda.

    Selain itu, bisa juga dipengaruhi oleh penyebab non-tradisional yang lebih mengarah ke gaya hidup. Misalnya stres, gangguan tidur (sleep apnea), migrain, penyalahgunaan zat, depresi, dan paparan polusi lingkungan yang bisa muncul sebagai penyebab utama stroke pada orang yang lebih muda.

    Banyak orang yang masih tidak percaya bahwa usia mereka masih tergolong ‘terlalu muda’ untuk mengalami stroke. Hal ini yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan dampak yang lebih buruk.

    Tanda-tanda Peringatan Stroke yang Perlu Diwaspadai Orang Muda

    Mendeteksi stroke sejak dini sangatlah penting. Pada dewasa muda, gejalanya terkadang samar atau sering disalahartikan sebagai kelelahan, stres, atau migrain. Dikutip dari Times of India, berikut beberapa tanda peringatan stroke yang perlu diwaspadai:

    1. Mati Rasa atau Lemas Mendadak

    Terutama terjadi pada salah satu sisi tubuh, yang memengaruhi wajah, lengan, atau kaki. Gejala ini dapat berupa mulut yang terkulai atau ketidakmampuan untuk mengangkat lengan sepenuhnya.

    2. Kesulitan Bicara

    Kesulitan berbicara, bicara cadel, atau kesulitan memahami percakapan bisa menjadi tanda awal dari penyakit stroke.

    3. Masalah Penglihatan

    Tanda stroke bisa berupa penglihatan kabur mendadak, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan sementara pada salah satu atau kedua mata.

    4. Sakit Kepala Parah

    Sakit kepala hebat yang tiba-tiba tanda penyebab yang diketahui bisa menjadi tanda awal stroke. Terkadang, dapat disertai dengan muntah atau pusing.

    5. Masalah Keseimbangan dan Koordinasi

    Kehilangan keseimbangan mendadak, kesulitan berbicara, atau kecanggungan yang tidak biasa bagi orang tersebut bisa menjadi tanda awal stroke.

    Orang-orang dewasa muda harus menganggap serius gejala ringan atau sementara sekali pun. Mengabaikannya dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk cacat permanen hingga kematian.

    Menurut konsultan senior neurologi di Rumah Sakit Manipal, India, Dr Shiva Kumar R, beberapa faktor risiko mungkin tidak bisa diubah. Tetapi, banyak pilihan gaya hidup yang dapat secara signifikan mengurangi risiko stroke.

    “Menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, menghindari tembakau dan alkohol berlebihan, mengelola stres, dan mengendalikan kondisi kronis seperti diabetes dan hipertensi adalah strategi pencegahan utama,” terangnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • 13,8 Juta Anak Ikut CKG Sekolah, Ini Masalah Kesehatan yang Banyak Ditemukan

    13,8 Juta Anak Ikut CKG Sekolah, Ini Masalah Kesehatan yang Banyak Ditemukan

    Jakarta

    Ada sekitar 50 juta anak sekolah yang disasar pemerintah untuk mengikuti cek kesehatan gratis (CKG). Dari total tersebut, baru ada 13,8 juta pendaftar dengan rata-rata layanan per hari di 200 ribu anak. Secara kumulatif, ‘hanya’ 75 persen dari total seluruhnya yang selesai mendapatkan layanan, per data 15 Oktober 2025.

    Adapun pendaftar terbanyak berada di DKI Jakarta, disusul Yogyakarta, hingga Jawa Tengah. Tertinggi di usia sekolah dasar dengan total 139.880, sekolah keagamaan, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas 26.410 siswa/siswi.

    Masalah kesehatan apa saja yang ditemukan? Berikut rangkuman data Kemenkes RI:

    1. Masalah gigi (50,3 persen)

    Masalah paling umum yang ditemukan adalah karies gigi, dialami oleh lebih dari 4,5 juta anak. Ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran kebersihan mulut dan gigi di kalangan anak-anak sekolah.

    Padahal, masalah gigi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, menyebabkan infeksi, bahkan gizi buruk karena gangguan makan.

    2. Kurang aktivitas fisik (60,1 persen)

    Lebih dari 3,5 juta anak dilaporkan memiliki gaya hidup sedentary, atau kurang bergerak. Ini menjadi kekhawatiran serius karena bisa berujung pada obesitas, gangguan metabolik, serta menurunnya kebugaran fisik dan kesehatan mental. Pola ini diperparah oleh kebiasaan penggunaan gadget dalam jangka waktu lama dan kurangnya aktivitas olahraga.

    3. Anemia (27,2 persen)

    Sekitar 248 ribu anak terdeteksi mengalami anemia menurut data CKG, mulai dari tingkat ringan hingga berat. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia dapat menurunkan kemampuan belajar, konsentrasi, dan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

    4. Risiko gangguan kesehatan reproduksi (25,3 persen)

    Sebanyak 25,3 persen anak sekolah perempuan terindikasi memiliki risiko gangguan kesehatan reproduksi. Hal ini bisa meliputi infeksi saluran reproduksi, kurangnya pengetahuan tentang kebersihan organ intim, hingga indikasi perilaku seksual berisiko. Ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang benar dan sesuai usia.

    5. Tekanan darah tinggi pada anak (15,9 persen)

    Data yang cukup mengejutkan menunjukkan lebih dari 1,3 juta anak mengalami tekanan darah tinggi. Hipertensi pada usia dini berisiko memicu masalah kesehatan lebih lanjut di masa mendatang termasuk jantung hingga stroke. Pola makan tinggi garam, kurang gerak, serta stres juga bisa menjadi faktor pemicunya.

    (naf/kna)

  • Stroke Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Tanda Peringatan yang Harus Dikenali

    Stroke Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Tanda Peringatan yang Harus Dikenali

    Jakarta

    Stroke bisa menyerang siapa pun, termasuk orang dewasa berusia 30-an dan 40-an, hingga anak-anak. Perubahan gaya hidup dan faktor seperti stres berkontribusi pada peningkatan kasus stroke yang lebih muda.

    Sehingga, harus diketahui bahwa stroke tak hanya menyerang lansia. Tanda peringatannya perlu dikenali agar kondisi tidak semakin memburuk.

    Mengapa Stroke Bisa Menyerang Usia Muda?

    Dikutip dari laman Times of India, faktor risiko stroke, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, koleserol tinggi, obesitas, merokok, hingga kurang olahraga tidak hanya dialami oleh lansia, tapi juga orang dewasa muda.

    Sementara itu, ada juga faktor lainnya seperti stres, gangguan tidur, migrain, depresi, hingga paparan polusi lingkungan yang menjadi penyebab penting stroke pada orang yang lebih muda.

    Tanda-tanda Peringatan Stroke yang Harus Diwaspadai Usia Muda

    Mengenali tanda-tanda stroke sejak dini sangatlah penting. Pada orang dewasa muda, gejalanya kadang samar atau salah diartikan. Berikut beberapa anda peringatan yang perlu diwaspadai:

    Mati rasa atau lemas mendadak, terutama di satu sisi tubuh, memengaruhi wajah, lengan, atau kaki. Gejalanya bisa berupa mulut yang terkulai atau tidak bisa mengangkat lengan sepenuhnya.Kesulitan berbicara, bicara tidak jelas, atau kesulitan memahami percakapan.Penglihatan kabur secara tiba-tiba, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan sementara pada satu atau kedua mataSakit kepala hebat tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Terkadang disertai muntah dan pusingKehilangan keseimbangan secara tiba-tiba, kesulitan berjalan.

    Gejala ringan atau sementara pun harus diwaspadai. Mengabaikannya bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk cacat permanen atau kematian.

    Bagaimana Cara Mencegah Stroke?

    Meski beberapa faktor risiko tidak bisa diubah, pilihan gaya hidup bisa mengurangi risiko stroke secara signifikan. Mulai dari menjaga pola makan seimbang, olahraga secara teratur, menghindari alkohol, mengelola stres, dan mengendalikan kondisi kronis, seperti diabetes dan hipertensi menjadi strategi pencegahan yang utama.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Terungkap Minuman yang Manfaatnya Dahsyat, Turunkan Kolesterol-Tekanan Darah Tinggi

    Terungkap Minuman yang Manfaatnya Dahsyat, Turunkan Kolesterol-Tekanan Darah Tinggi

    Jakarta

    Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa minum teh dapat melindungi jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki kadar kolesterol. Bahkan, bisa menurunkan risiko serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

    Seorang ilmuwan teh dari Tea Advisory Panel, Dr Tim Bond mengatakan manfaat teh bagi jantung telah diketahui selama bertahun-tahun. Dan penelitian ilmiah terbaru telah mengonfirmasi betapa sehatnya teh bagi jantung.

    “Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Nutrition menyoroti alasan manfaat teh bagi jantung, menyoroti kandungan polifenolnya yang kaya, dan menekankan manfaat nyata dari minum teh setiap hari untuk menjaga jantung kita dalam kondisi prima,” beber Dr Bond, dikutip dari Mirror UK.

    “Senyawa polifenol spesifik, flavan-3-ol, dapat menjelaskan mengapa teh memiliki efek menguntungkan pada tekanan darah, kesehatan jantung, risiko stroke, dan diabetes tipe 2. Faktanya, senyawa flavonoid ini dapat mengurangi risiko penyakit kronis hingga seperlima (19 persen) dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 13 persen,” lanjutnya.

    Menurut Dr Bond, sebagian besar flavonoid dalam pola makan masyarakat Inggris berasal dari teh hitam. Orang yang meminumnya mendapatkan 698 mg per hari, dibandingkan dengan orang yang tidak minum teh yang hanya mendapatkan 33 mg per hari.

    Faktanya, manfaat yang disarankan dari senyawa-senyawa ini sedemikian rupa sehingga American Society for Nutrition telah mengusulkan pedoman bioaktif diet pertama. Mereka merekomendasikan asupan 400-600 mg/hari flavan-3-ol untuk meningkatkan kesehatan kardiometabolik. Itu setara dengan sekitar empat cangkir teh sehari.

    Manfaat Minum Teh

    “Hal ini menegaskan manfaat teh terhadap tekanan darah, dengan manfaat penurunan tekanan darah terlihat dengan mengonsumsi teh antara satu hingga empat cangkir setiap hari. Konsumsi teh jangka panjang terbukti bermanfaat bagi fungsi pembuluh darah, yang kemungkinan membantu menjelaskan dampaknya terhadap tekanan darah,” terang Dr Bond.

    “Teh hitam terbukti memiliki manfaat khusus dalam menurunkan tekanan darah ketika faktor risiko jantung lainnya seperti homosistein tinggi. Para penulis dalam studi Frontiers mengatakan bahwa kandungan flavonoid dalam teh hitam tampaknya juga bertanggung jawab atas dampak penurunan kolesterol teh, dengan kandungan flavonoid yang tinggi dalam teh hitam dikaitkan dengan efek penurunan kolesterol ini.”

    Studi ini juga menemukan bahwa teh meningkatkan kadar glukosa darah dan cara tubuh mengelola insulin, yang vital dalam diabetes dan pre-diabetes. Selain itu, mengingat diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung, teh dapat membantu mengatur glukosa darah sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

    Dr Bond menegaskan faktanya, makalah ini mencatat bahwa satu cangkir teh tambahan setiap hari dapat mengurangi risiko kematian terkait kardiovaskular, penyakit apapun yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah sebesar 4 persen.

    “Kita ‘kehilangan sesuatu’ dalam hal cara sederhana dan harian ini untuk melindungi jantung kita. Kita sebaiknya mengonsumsi 3-4 cangkir teh sehari, yang akan memberi kita 400-600 mg polifenol flavan-3-ol setiap hari yang meredam peradangan dan stres dalam tubuh kita, termasuk jantung dan pembuluh darah,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan hasil sementara dari program cek kesehata gratis (CKG) yang sudah menjangkau 41 juta penduduk di seluruh Indonesia.

    Salah satu temuan paling mencolok, kata Dante, adalah tingginya angka obesitas pada usia dewasa, yang kini dialami sekitar sepertiga populasi orang dewasa di Indonesia. Angka tersebut bisa jadi lebih banyak dari yang terlaporkan, mengingat belum seluruh usia dewasa mengikuti CKG.

    “Untuk usia dewasa, ternyata yang paling tinggi, sepertiga kasus dari populasi orang dewasa itu obesitas. Ini diukur dari berat badan maupun lingkar perut. Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 cm atau perempuan lebih dari 80 cm, itu sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung,” ujar Dante dalam pemaparan di Temu Media Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).

    Temuan di Setiap Kelompok Usia

    Cek kesehatan gratis menyasar berbagai kelompok umur, mulai dari bayi baru lahir, anak prasekolah, siswa sekolah dasar dan menengah, orang dewasa, hingga lansia.

    “Sekarang ini, satu hari bisa sampai 600 ribu orang ikut pemeriksaan,” jelasnya.

    Hasilnya menunjukkan perbedaan masalah kesehatan di tiap kelompok usia:

    Bayi baru lahir: banyak ditemukan berat badan lahir rendah.Anak prasekolah: gangguan kesehatan gigi dan kekurangan gizi masih dominan.Usia sekolah: banyak anak mengalami masalah gigi serta kurang aktivitas fisik, yang mulai memicu risiko obesitas sejak dini.

    “Aktivitas fisik yang kurang ini akan memicu obesitas. Jadi di satu sisi ada anak-anak yang stunting, tapi di sisi lain banyak juga anak-anak yang obesitas, terutama di kota-kota besar,” sebut Dante.

    Kemenkes mengingatkan obesitas menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Pengukuran sederhana seperti memeriksa lingkar perut secara berkala, dinilai penting dilakukan untuk deteksi dini risiko penyakit tidak menular.

    “Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 atau perempuan lebih dari 80, itu sudah tanda bahaya. Karena obesitas ini penyumbang besar risiko jantung dan penyakit metabolik lain,” katanya.

    Banyak Kasus Tak Disadari

    Dante mengungkapkan banyak masyarakat belum mengetahui kondisi kesehatannya sebelum mengikuti program cek kesehatan gratis.

    “Untuk diabetes, angkanya sekarang 10,1 persen, artinya satu dari sepuluh orang Indonesia mengidap diabetes. Tapi dari angka itu, hanya 30 persen yang tahu sebelumnya. Sisanya 70 persen baru tahu setelah pemeriksaan,” ungkapnya.

    Hal serupa juga ditemukan pada kondisi hipertensi, saat sebagian besar dari mereka tidak menyadari mengalami tekanan darah tinggi.

    “Kasus hipertensi tiga kali lipat lebih banyak dari yang diketahui sebelumnya. Dan ini baru bisa terdeteksi lewat pemeriksaan kesehatan,” kata Dante.

    Pentingnya pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum seseorang mengeluhkan gejala. Menurutnya, banyak kasus berat seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal bisa dicegah jika faktor risikonya diketahui lebih awal.

    “Pemeriksaan kesehatan ini penting dilakukan sebelum orang itu sakit, sebelum ada keluhan. Supaya bisa terdeteksi lebih awal, sebelum kena stroke, sebelum cuci darah, dan sebagainya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Langkah Lanjutan Jika Ditemukan Anak Sakit di Cek Kesehatan Gratis Sekolah”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Cuaca RI Belakangan Makin Panas? Hati-Hati dengan 6 Masalah Kesehatan Ini

    Cuaca RI Belakangan Makin Panas? Hati-Hati dengan 6 Masalah Kesehatan Ini

    Jakarta

    Belakangan netizen mengeluhkan cuaca panas yang melanda berbagai wilayah di Indonesia. Suhu yang meningkat ekstrem ini membuat mereka gerah, dan mengeluhkan kondisi di platform media sosial seperti X.

    “CUACA BENER-BENER PANAS BANGET. CURIGA ABIS INI JADI PRIBADI YANG LEBIH MATANG,” tulis salah satu netizen, dikutip detikcom dari X, Rabu (15/10/2025).

    “cuaca kyk gini mending beli freezer segedeh kamar, panas bgt ya rab,” tambah lainnya.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mereda di akhir Oktober hingga November 2025. Cuaca panas ekstrem ini dipicu oleh pergeseran semu matahari ke selatan Indonesia.

    “Ini seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan,” bebernya pada wartawan, Selasa (14/10).

    Fenomena ini menyebabkan tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung terasa di permukaan. Selain itu, radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Dengan kondisi seperti sekarang, masyarakat tentu harus lebih waspada dalam menjaga kesehatan. Dikutip dari Healthline, berikut adalah masalah kesehatan yang berpotensi bisa terjadi saat cuaca panas.

    1. Serangan Migrain

    Sebuah penelitian menunjukkan bahwa cuaca panas dapat meningkatkan risiko serangan migrain. Lalu, sebuah studi observasional tahun 2023, lebih dari 40.000 responden, termasuk 15.000 orang dengan migrain menunjukkan bahwa cuaca yang berbeda, termasuk kelembaban tinggi meningkatkan risiko sakit kepala.

    2. Serangan Jantung

    Sebuah studi tahun 2023, terhadap lebih dari 202.000 kematian akibat serangan jantung di Jiangsu, sebuah provinsi di China, menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kemungkinan seseorang meninggal akibat serangan jantung dengan suhu yang sangat panas dan dingin.

    Hal ini karena saat seseorang terpapar cuaca panas yang melebihi suhu tubuh, maka jantung akan bekerja lebih keras dan berdetak lebih cepat karena organ ini perlu mengedarkan darah ke kulit untuk proses berkeringat dan mekanisme lain untuk melindung tubuh dari panas.

    3. Stroke

    Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan kondisi cuaca, termasuk suhu tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke.

    Panas ekstrem ini dapat memberikan tekanan pada tubuh, terutama para lansia dan ini meningkatkan risiko stroke. Terlebih bagi para lansia yang memiliki faktor lain seperti tekanan darah tinggi.

    4. Heat Stroke

    Cuaca panas meningkatkan risiko seseorang mengalami heat stroke. Ini adalah keadaan darurat medis yang tidak boleh diabaikan.

    Tanda-tanda dari heat stroke adalah kebingungan, perubahan perilkau, perubahan cara bicara, dan bahkan kejang pada beberapa orang.

    5. Tekanan Darah Tinggi atau Rendah

    Panas yang ekstrem dapat menyebabkan tekanan darah menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi. Alasannya, saat seseorang berkeringat, tubuh akan kehilangan cairan dan volume darah. Penurunan ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

    Pada beberapa orang, cuaca panas dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini karena tubuh harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah agar tetap dingin, serta mengatur terkait keringat.

    6. Dehidrasi

    Dehidrasi akibat cuaca panas terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, terutama melalui keringat saat tubuh mendinginkan diri. Gejala dari dehidrasi yang ringan seperti haus dan mulut kering, hingga berat, termasuk pusing, kebingungan, dan peningkatan detak jantung.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/up)