Topik: tekanan darah tinggi

  • Pria Jepang Makan Mi Instan Tiap Hari selama 30 Tahun, Lambung Aman?

    Pria Jepang Makan Mi Instan Tiap Hari selama 30 Tahun, Lambung Aman?

    Jakarta

    Bagi seorang Sukosekisai Oyama, mi atau ramen instan merupakan makanan yang wajib ada di meja makannya. Selama 30 tahun terakhir, Oyama tidak pernah terlewat sehari pun untuk memakan semangkuk mi instan.

    Dikutip dari Japan Insider dan Oddity Central, Oyama dikenal sebagai ‘raja mi instan’ Jepang. Dirinya dikenal karena memenangkan banyak acara permainan TV terkait mi instan dan mengklaim telah menghabiskan 10.000 porsi dalam tiga dekade terakhir.

    Pria yang lahir pada tahun 1959 di Nerima, Tokyo ini mengaku dirinya telah jatuh cinta pada mi instan sejak menjadi mahasiswa. Bahkan, dirinya saat ini telah mengoleksi lebih dari 6.000 jenis kemasan mi instan jepang.

    Kecintaannya dengan mi instan membuatnya Oyama memenangkan “Kejuaraan Mi Instan TV Tokyo” pada tahun 1995. Ini adalah acara permainan tempat para kontestan bertarung untuk menentukan siapa yang paling berpengetahuan tentang mi instan.

    Setelah menjadi juara, Oyama menjadi semacam selebriti, dan terus tampil di TV sejak saat itu. Ia menyatakan bahwa setelah kemenangannya, jumlah tawaran “pekerjaan terkait mi instan” meningkat, dan membawanya ke posisinya sekarang.

    Mi Instan Jepang Beda dengan Negara Lain

    Meskipun banyak yang menganggap bahwa mi instan bukan salah satu makanan yang baik bagi tubuh, tetapi mi atau ramen Jepang berbeda dengan yang ada di negara lain.

    Ramen instan di Jepang, yang dikenal sebagai cup ramen, meskipun sangat murah, belum tentu merupakan makanan cepat saji. Bahkan, ramen instan di Jepang sebenarnya bisa menjadi makanan lezat.

    Banyak mi instan di Jepang yang memiliki topping asli di dalamnya, bukan hanya bubuk perasa untuk sekadar membuat kaldu. Bahkan, terdapat daging dan sayuran kering asli untuk menciptakan rasa yang seotentik mungkin.

    Dengan kebiasaan ini, Oyama tampak baik-baik saja. Bahkan dirinya menikmati gaya hidup dan kariernya sebagai ‘raja mi instan’.

    Meskipun ia belum berkomentar tentang apa pun yang berhubungan dengan kesehatan atau rencana masa depannya, Kemungkinan besar Oyama akan terus menikmati semangkuk mi instan panas setiap hari, bahkan mungkin selamanya.

    Kebiasaan Oyama ini tentunya bukan untuk ditiru banyak orang. Mengonsumsi mi instan dalam jangka panjang juga bisa buruk bagi kesehatan pencernaan. Konsumsi mi instan secara rutin telah banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yaitu sekelompok gejala yang meliputi kelebihan lemak perut, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kadar lipid darah yang tidak normal.

    (dpy/up)

  • 8 Manfaat Labu Kuning untuk Kesehatan

    8 Manfaat Labu Kuning untuk Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Labu kuning, yang dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata, sering kali disalahartikan sebagai sayuran, padahal adalah buah. Buah ini mudah ditemukan di berbagai belahan dunia dan tumbuh dengan baik di wilayah dataran rendah. Lalu, apa manfaat labu kuning untuk kesehatan?

    Labu kuning kaya akan berbagai nutrisi penting, termasuk antioksidan, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E. Selain itu, labu kuning juga mengandung kalsium, kalium, magnesium, zat besi, sukrosa, karbohidrat, dan protein. Kandungan-kandungan ini menjadikannya sangat bermanfaat bagi kesehatan.

    Labu kuning dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, seperti dijadikan smoothie, sup, pai labu, kue, es krim, dan berbagai hidangan lainnya. Mengonsumsinya secara teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh. Berikut ini delapan manfaat labu kuning untuk kesehatan, yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (11/11/2024).

    1. Meningkatkan kesehatan mata
    Kandungan vitamin A dalam labu kuning sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan mata, mencegah masalah penglihatan terkait usia, dan mengurangi risiko kerusakan degeneratif pada mata.

    2. Mengatur tekanan darah dan kolesterol
    Kalium yang terkandung dalam labu kuning membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan mengatur tekanan darah tinggi, sehingga mendukung kesehatan jantung.

    3. Mendukung fungsi jantung yang sehat
    Antioksidan dalam labu kuning membantu menjaga fungsi jantung yang sehat, mengurangi risiko penyakit jantung, dan menjaga pembuluh darah tetap bersih.

    4. Menguatkan sistem kekebalan tubuh
    Labu kuning memiliki manfaat kesehatan karena kandungan vitamin C dan mineral lainnya dalam labu kuning dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mampu melawan serangan virus dan penyakit.

    5. Meredakan insomnia
    Labu kuning berfungsi sebagai penenang saraf yang menyejukkan dan meningkatkan kesehatan mental. Hal ini membantu mengatasi gangguan tidur, membuat tubuh lebih rileks, dan mencegah stres berlebihan.

    6. Membersihkan hati dan membantu pengobatan batu ginjal
    Labu kuning bermanfaat untuk penderita batu ginjal dan masalah kandung empedu karena memiliki sifat pembersih alami bagi hati dan membantu mengeluarkan batu ginjal.

    7. Membantu mengurangi berat badan
    Dengan kalori yang rendah namun kaya akan vitamin dan mineral, labu kuning sangat ideal untuk membantu menurunkan berat badan dan mengurangi lingkar tubuh.

    8. Meningkatkan kesehatan kulit dan tulang
    Selain untuk kesehatan mata, vitamin A dalam labu kuning juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit dan tulang, yang dapat diperoleh dengan mengonsumsinya secara teratur.

  • 12 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Bikin Ginjal Rusak Berujung Cuci Darah

    12 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Bikin Ginjal Rusak Berujung Cuci Darah

    Jakarta

    Banyak orang tanpa sadar melakukan kebiasaan sehari-hari yang perlahan bisa merusak fungsi ginjal. Ginjal merupakan organ yang sangat penting dalam menyaring limbah, mengatur keseimbangan cairan, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

    Namun, belakangan masalah ginjal meningkat terutama di kalangan populasi yang lebih mudah. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena perubahan gaya hidup.

    Jika dibiarkan, kerusakan ginjal dapat berujung gagal ginjal hingga mengharuskan orang yang mengalaminya rutin cuci darah. Maka dari itu, penting untuk menjaga kesehatan ginjal agar tetap sehat.

    Berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa sadar dapat merusak kesehatan ginjal. Simak penjelasannya berikut ini.

    Kebiasaan yang Merusak Ginjal

    1. Kurang minum air

    Dikutip dari OnlyMyHealth, kurangnya minum air dapat menyebabkan dehidrasi. Lebih parahnya, orang yang lebih sedikit minum air bisa dapat mengalami masalah ginjal, salah satunya batu ginjal dalam jangka panjang.

    Ginjal berfungsi untuk membuang limbah dari tubuh. Untuk menjalankan fungsinya, ginjal membutuhkan air dalam jumlah yang cukup.

    Jika kekurangan air, ginjal tidak dapat membuang semua limbah dan menyebabkan pembentukan batu ginjal. Jadi, pastikan untuk minum air setidaknya 8-10 gelas per hari.

    2. Sering konsumsi obat pereda nyeri

    Orang-orang yang sering mengalami sakit kepala atau nyeri tubuh biasanya memilih untuk mengkonsumsi obat pereda nyeri. Tetapi, terlalu sering mengkonsumsinya untuk nyeri yang ringan sekalipun dapat membahayakan ginjal, bahkan dapat berakhir kanker ginjal.

    3. Kebanyakan konsumsi garam

    Terlalu banyak makan makanan yang asin mungkin tidak selalu baik untuk ginjal. Natrium dalam garam meningkatkan tekanan darah dan itu secara langsung memengaruhi ginjal.

    4. Terlalu sering makan makanan cepat saji

    Jika menyukai burger, pizza, keripik, dan kentang goreng, sekarang saatnya untuk mengendalikannya. Makanan cepat saji dan makanan olahan dapat berdampak buruk bagi ginjal.

    Sebab, makanan olahan mengandung banyak garam (natrium) dan fosfor, hal itu memengaruhi tekanan darah dan akhirnya menghambat fungsi ginjal. Ginjal mungkin tidak dapat membuang limbah cairan dan ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal jangka panjang.

    5. Diet tidak seimbang

    Kekurangan vitamin tertentu termasuk vitamin D dan vitamin B6 juga dapat menyebabkan penyakit ginjal. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B6 sangatlah penting.

    Tambahkan buncis, kentang, dan salmon ke dalam makanan sehari-hari untuk mengisi kembali B6. Untuk vitamin D, harus menghabiskan 15-20 menit di bawah sinar matahari pagi untuk mendapatkan vitamin D alami karena tidak dapat diperoleh dari makanan.

    6. Merokok

    Dikutip dari Health Site, kebiasaan merokok merupakan faktor risiko berbagai penyakit ginjal, termasuk kanker ginjal. Merokok dapat mempersempit pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke ginjal dan menghambat fungsinya.

    7. Skip olahraga

    Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi, yang semuanya merugikan kesehatan ginjal. Maka dari itu, diperlukan olahraga teratur agar meningkatkan kebugaran kardiovaskular, membantu menjaga berat badan yang sehat, dan mengurangi risiko komplikasi terkait ginjal.

    8. Mengabaikan infeksi saluran kemih (ISK)

    Infeksi saluran kemih (ISK) yang tidak diobati dapat menyebar ke ginjal, yang menyebabkan infeksi yang lebih parah dan potensi kerusakan ginjal. Pengobatan ISK yang tepat waktu dan menjaga kebersihan yang baik dapat membantu mencegah komplikasi.

    9. Terlalu banyak konsumsi protein

    Mengonsumsi protein dalam jumlah berlebihan, terutama dari sumber hewani, dapat membebani ginjal. Asupan protein yang tinggi meningkatkan beban kerja pada ginjal dan dapat menyebabkan stres ginjal seiring waktu.

    Konsumsi protein dalam jumlah sedang disarankan, dan berkonsultasi dengan ahli gizi dapat membantu menentukan kadar yang tepat berdasarkan kebutuhan individu.

    10. Mengabaikan tekanan darah tinggi

    Hipertensi atau tekanan darh tinggi merupakan penyebab utama kerusakan ginjal. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat membebani pembuluh darah di ginjal dan mengganggu fungsinya.

    Pemantauan rutin, perubahan gaya hidup, dan kepatuhan terhadap pengobatan yang diresepkan dapat membantu mengelola tekanan darah dan mencegah komplikasi ginjal.

    11. Kebanyakan makan daging

    Makan terlalu banyak daging juga dapat merusak ginjal. Protein hewani diketahui menghasilkan asam dalam jumlah tinggi dalam darah yang dapat merusak ginjal dan menyebabkan asidosis.

    Asidosis adalah kondisi di mana ginjal tidak dapat membuang asam dengan cukup cepat.

    12. Kurang tidur

    Tidak cukup tidur dapat menjadi masalah. Tidur adalah waktu penting ketika ginjal meregenerasi jaringan yang rusak dan siklus tidur-bangun yang buruk tidak hanya dapat merusak organ ini, tetapi juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan aterosklerosis.

    Sehingga pada gilirannya, dapat menyebabkan penurunan aliran darah ginjal.

    (sao/kna)

  • Studi Ungkap Cara Mudah Turunkan Tekanan Darah, Cukup Olahraga 5 Menit Sehari

    Studi Ungkap Cara Mudah Turunkan Tekanan Darah, Cukup Olahraga 5 Menit Sehari

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat memicu berbagai penyakit mematikan, seperti serangan jantung. Kabar baiknya, selain mengonsumsi obat, menurunkan tekanan darah tinggi bisa dilakukan dengan olahraga.

    Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University College London menemukan aktivitas fisik selama lima menit, seperti bersepeda atau naik tangga, dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 0,68 mmHg dan diastolik sebesar 0,54 mmHg.

    “Kabar baiknya adalah seperti apapun kondisi fisik Anda, tidak butuh waktu lama untuk memberikan efek positif pada tekanan darah,” ungkap peneliti dan ahli epidemiologi Jo Blodgett dikutip dari Science Alert, Senin (11/11/2024).

    Penelitian ini didasarkan pada data aktivitas dan pembacaan tekanan darah selama seminggu yang dikumpulkan menggunakan perangkat yang dikenakan pada 14.761 peserta.

    Aktivitas harian dibagi menjadi enam jenis: tidur, perilaku tidak banyak bergerak, berjalan lambat, berjalan cepat, berdiri, dan olahraga berat. Pola harian ini kemudian dikaitkan dengan tekanan darah, dengan beberapa faktor lain (termasuk usia dan jenis kelamin) yang diperhitungkan.

    Para peneliti kemudian menganalisa bagaimana perubahan pada kebiasaan tersebut dapat memengaruhi tekanan darah. Misalnya, menggantikan kebiasaan duduk selama 21 menit dengan berolahraga diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 2 mmHg.

    “Bagi mereka yang tidak banyak berolahraga, berjalan kaki tetap memiliki beberapa manfaat positif untuk tekanan darah. Namun, jika Anda ingin mengubah tekanan darah, memberikan lebih banyak tekanan pada sistem kardiovaskular melalui olahraga akan memberikan dampak yang lebih besar,” papar Blodgett.

    Sebagai studi observasional yang melibatkan banyak variabel, tidak ada hubungan sebab akibat langsung yang dapat disimpulkan. Kendati demikian, saat tim menganalisis data dari sekelompok besar orang, ada indikasi kuat bahwa sedikit saja olahraga dapat memengaruhi tekanan darah.

    “Temuan bahwa melakukan olahraga tambahan sedikitnya lima menit per hari dapat dikaitkan dengan penurunan tekanan darah yang signifikan, menekankan betapa ampuhnya sesi singkat gerakan dengan intensitas tinggi dalam mengelola tekanan darah,” kata profesor dari Sydney University Emmanuel Stamatakis.

    (ath/suc)

  • 7 Makanan Tinggi Kalium yang Baik untuk Pengidap Hipertensi, Salah Satunya Pisang

    7 Makanan Tinggi Kalium yang Baik untuk Pengidap Hipertensi, Salah Satunya Pisang

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, ginjal, hingga stroke. Salah satu faktor yang dapat memicu risiko hipertensi adalah kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam secara berlebihan.

    Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, garam dapat meningkatkan jumlah natrium di dalam sel dan mengganggu keseimbangan cairan. Ini kemudian memengaruhi diameter pembuluh darah arteri, sehingga jantung memompa darah lebih kuat dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

    Karenanya, penting untuk membatasi asupan garam guna mencegah risiko hipertensi. Selain itu, mengubah pola makan, seperti memperbanyak konsumsi makanan tinggi kalium, juga dapat membantu memitigasi risiko tekanan darah tinggi.

    Kalium dapat mencegah hipertensi dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Alhasil, tekanan darah terkelola dengan lebih baik dan tidak meroket melebihi batas normal.

    Lantas, apa saja makanan tinggi kalium yang baik dikonsumsi untuk mencegah hipertensi? Dikutip dari Very Well Health, berikut daftarnya.

    1. Pisang

    Berbicara soal makanan tinggi kalium, pisang kerap menjadi salah satu yang paling sering direkomendasikan. Buah berwarna kuning ini memang mengandung kalium yang tinggi, yaitu sekitar 451 miligram per buah.

    Pisang juga mengandung beragam nutrisi lain yang penting untuk tubuh, seperti serat, vitamin C, dan magnesium.

    2. Sayuran Hijau

    Beragam sayuran berdaun hijau mengandung kalium yang dapat membantu memenuhi kebutuhan harian tubuh. Misalnya, satu cangkir bayam yang sudah dimasak mengandung sekitar 830 miligram kalium, atau hampir dua kali lebih banyak dibandingkan satu buah pisang.

    Sayuran hijau lain yang juga mengandung kalium tinggi adalah swiss chard, yang mengandung sekitar 961 miligram atau 20 persen dari kebutuhan kalium harian.

    3. Alpukat

    Selain kaya akan lemak sehat, alpukat juga merupakan makanan tinggi kalium. Setengah cangkir alpukat dapat mengandung sekitar 356 miligram kalium.

    Alpukat juga mudah dikreasikan menjadi berbagai makanan, minuman, dan camilan nikmat sehingga tidak bosan dikonsumsi.

    4. Kentang

    Makanan favorit para pejuang diet ini juga dapat membantu memenuhi kebutuhan kalium harian. Satu buah kentang berukuran sedang yang sudah dimasak dapat menyediakan hingga 929 miligram kalium.

    5. Semangka

    Selain pisang, semangka juga merupakan salah satu buah yang terkenal tinggi kalium. Dua potong semangka saja bisa mengandung sekitar 640 miligram kalium.

    Semangka juga kaya akan air, sehingga dapat membantu meningkatkan rasa kenyang dan menekan nafsu makan.

    6. Makanan Laut

    Kalium juga dapat ditemukan pada aneka makanan laut, seperti salmon, tuna, halibut, makerel, dan kakap. Potongan filet seberat 4 ons (0,1 kg) dari ikan-ikan tersebut masing-masing mengandung lebih dari 400 miligram kalium.

    Selain pada ikan, kalium juga dapat diperoleh dari kerang.

    7. Air Kelapa

    Ada banyak alasan mengapa air kelapa dipercaya sebagai salah satu minuman yang menyehatkan. Salah satunya karena minuman ini mengandung kalium yang tinggi.

    Satu gelas air kelapa dapat mengandung sekitar 600 miligram kalium. Selain itu, air kelapa juga menyediakan vitamin C, magnesium, dan mangan dalam jumlah yang cukup banyak.

    (ath/suc)

  • Serai Bisa Obati Penyakit Apa Saja?

    Serai Bisa Obati Penyakit Apa Saja?

    Jakarta, Beritasatu.com – Serai adalah tanaman aromatik yang sering Anda jumpai di dapur, ternyata menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Lalu, serai bisa obati penyakit apa saja?

    Selain memberikan aroma khas pada masakan, serai telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional berbagai budaya.

    Serai kaya akan senyawa aktif, seperti sitral dan geraniol, yang memberikan aroma khas sekaligus memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang kuat.

    Tanaman ini juga mengandung mineral penting seperti mangan dan zat besi. Kandungan inilah yang menjadikan serai memiliki beragam manfaat dan dipercaya membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan.

    Berikut ini beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang bisa diatasi dengan konsumsi serai, dikutip dari Healthline, Jumat (8/11/2024).

    1. Infeksi jamur
    Serai memiliki sifat antijamur yang kuat, terutama terhadap Candida albicans, penyebab infeksi jamur seperti kandidiasis. Penggunaan minyak serai secara topikal atau infus serai dapat membantu mengurangi gejala infeksi jamur, termasuk oral thrush dan infeksi vagina.

    2. Masalah pencernaan
    Serai dikenal efektif dalam mengatasi berbagai masalah pencernaan, termasuk gastritis dan refluks asam. Senyawa flavonoid dan tanin dalam serai membantu menetralkan asam lambung dan mengurangi peradangan pada saluran pencernaan. Selain itu, serai juga dapat meredakan kram perut dan mual.

    3. Hipertensi
    Serai memiliki sifat diuretik yang membantu mengeluarkan kelebihan natrium dari tubuh melalui urine, sehingga berkontribusi pada pengelolaan tekanan darah tinggi. Senyawa antiinflamasi dalam serai juga berperan dalam memperbaiki sirkulasi darah dan mencegah hipertensi.

    4. Kolesterol tinggi
    Kandungan antioksidan dalam serai, seperti limonene dan geraniol, membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah. Penelitian menunjukkan konsumsi serai dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan strok.

    5. Nyeri dan peradangan
    Serai memiliki sifat analgesik yang dapat membantu meredakan nyeri otot, sakit kepala, dan nyeri sendi. Senyawa aktif, seperti myrcene dalam serai berkontribusi pada efek penghilang rasa sakit ini. Selain itu, sifat antiinflamasi dari serai dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan berbagai kondisi kesehatan.

    6. Gangguan tidur dan kecemasan
    Konsumsi teh serai dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kecemasan. Senyawa dalam serai memiliki efek menenangkan yang dapat membantu merelaksasi sistem saraf. Hal ini menjadikannya pilihan alami untuk mereka yang mengalami insomnia atau stres.

    7. Kesehatan mulut
    Sifat antiseptik dari serai menjadikannya bermanfaat untuk kesehatan mulut. Mengunyah batang serai atau menggunakan minyaknya dapat membantu mengatasi peradangan gusi dan masalah gigi lainnya.

    8. Penyakit kulit
    Minyak serai juga digunakan untuk mengobati kondisi kulit tertentu karena sifat antimikroba dan antiinflamasinya. Hal ini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka serta mengatasi infeksi kulit ringan.

    9. Penyakit kardiovaskular
    Dengan kemampuannya menurunkan kolesterol dan tekanan darah, serai juga berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.

  • Bisakah Anak-anak Terkena Hipertensi? Begini Penjelasannya

    Bisakah Anak-anak Terkena Hipertensi? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak hanya dialami orang dewasa. Kondisi sebenarnya bisa dialami oleh semua kelompok usia, termasuk anak-anak.

    Dikutip dari John Hopkins Medicine, tekanan darah anak akan berubah seiring bertambahnya usia, berat, dan tinggi badan. Jadi, tekanan darah normal pada anak setiap tahun bisa berubah setiap tahun menyesuaikan dengan faktor-faktor tersebut.

    Anak-anak juga memiliki tekanan darah normal yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terkadang membuat orang tua abai terhadap gejala hipertensi yang dialami oleh anak.

    Tekanan Darah Normal pada Anak-anak

    Dikutip dari British Heart Foundation, tekanan darah normal pada orang dewasa berada di rentang 90/60 mmHg dan 120/80 mm Hg.

    Sementara itu, anak di bawah usia 12 tahun memiliki tekanan darah normal yang berbeda. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut tekanan darah normal pada anak berdasarkan usia:

    0-3 bulan: 65-85/45-55 mmHg3-6 bulan: 70-90/50-65 mmHg6-12 bulan: 80-100/55-65 mmHg1 to 3 tahun: 90-105/55-70 mmHg3 to 6 tahun: 95-110/60-75 mmHg6 to 12 tahun: 100-120/60-75 mmHg12 to 18 tahun: 100-120/70-80 mmHg

    Hipertensi pada anak kerap tidak menimbulkan gejala. Karenanya, orang tua perlu menjadwalkan pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui dan mengantisipasi masalah yang bisa timbul akibat hipertensi.

    Tips Mencegah Hipertensi pada Anak

    Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan para orang tua untuk mencegah anak mereka mengalami hipertensi, di antaranya:

    Menjaga berat badan anak tetap di rentang idealMembatasi konsumsi makanan tinggi garam, gula, dan lemak jenuh pada anakMemastikan anak melakukan aktivitas fisik sedikitnya 60 menit sehariMemastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitasMenjauhkan anak dari paparan asap rokok atau vape

    (ath/suc)

  • Pilihan Camilan Sehat yang Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke

    Pilihan Camilan Sehat yang Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke

    Jakarta

    Kebanyakan orang mungkin suka sekali makan camilan. Ngemil ini biasanya dilakukan di antara waktu makan berat, misalnya waktu jeda antara sarapan dan makan siang.

    Selain itu, makan camilan juga kerap disebut dapat meningkatkan mood seseorang dan menjaga rasa kenyang agar tetap fokus melakukan pekerjaan.

    Namun, ternyata tidak semua camilan itu sehat, terutama bagi orang yang mungkin memiliki risiko penyakit salah satunya tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini dapat memicu serangan jantung hingga stroke.

    Menurut para ahli, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka hidup dengan kondisi tersebut. Itulah sebabnya hipertensi sering disebut sebagai ‘silent killer’.

    “Jarang ada tanda atau gejala, jadi jutaan orang dengan tekanan darah tinggi bahkan tidak tahu bahwa mereka mengalaminya,” demikian yang ditulis para ahli dari British Heart Foundation.

    Untungnya, ada cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah. Salah satunya dengan menambah makanan atau mengganti camilan dengan yang lebih sehat.

    Dikutip dari Express UK, berbagai penelitian menunjukkan mengonsumsi makanan yang kaya kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah. Sebab, kalium membantu mengeluarkan natrium dari tubuh sekaligus meredakan ketegangan di dinding pembuluh darah.

    Menurut penelitian pada tahun 2022 yang dilakukan oleh para ilmuwan di Belanda, mengkonsumsi makanan yang tinggi kalium dapat membantu menghilangkan dampak kadar natrium tinggi yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa dampak tersebut sangat berhasil, terutama pada wanita.

    Untuk membuktikannya, peneliti melakukan studi dengan menganalisis data dari hampir 25.000 orang di Inggris. Dalam studi yang dipublikasikan di European Heart Journal, peserta yang secara teratur mengkonsumsi makanan kaya kalium 13 persen lebih rendah untuk mengalami serangan jantung atau stroke.

    Salah satu makanan yang tinggi kalium adalah pisang. Artinya, menjadikan pisang sebagai camilan dapat membantu menurunkan risiko hipertensi dan risiko serangan jantung hingga stroke.

    Dalam 100 gram pisang mengandung 358 mg kalium. Selain pisang, makanan lain yang mungkin bisa menjadi pilihan makanan tinggi kalium seperti sayuran berdaun hijau, salmon, tuna, kacang-kacangan, aprikot, hingga alpukat.

    (sao/kna)

  • 10 Makanan Tinggi Garam yang Bisa Jadi Pemicu Strok

    10 Makanan Tinggi Garam yang Bisa Jadi Pemicu Strok

    Jakarta, Beritasatu.com – Makanan tinggi garam sudah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, terutama tekanan darah tinggi, yang bisa meningkatkan risiko stroke atau strok. Meskipun garam sering digunakan dalam masakan untuk menambah rasa, asupan garam yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.

    Makanan olahan, makanan cepat saji, keripik, dan makanan kalengan sering mengandung banyak sodium (garam), yang jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk strok.

    Banyak orang mungkin tidak menyadari berapa banyak garam yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, penting untuk memantau asupan garam agar tetap seimbang dan menjaga kesehatan tubuh. Berikut ini 10 makanan tinggi garam yang menjadi pemicu stroke, dikutip dari Stroke Association, Selasa (5/11/2024).

    1. Daging asap
    Daging asap, seperti bacon mengandung natrium yang sangat tinggi dan sering mengandung bahan pengawet, seperti nitrit. Bahan ini dapat mengeraskan arteri dan meningkatkan tekanan darah, yang berisiko memicu strok.

    2. Sup kalengan
    Banyak sup kalengan mengandung natrium dalam jumlah besar, bahkan beberapa di antaranya bisa mengandung hampir 1.000 miligram natrium per sajian. Konsumsi sup kalengan secara teratur bisa dengan mudah melampaui batas harian garam yang disarankan, yakni 6 gram.

    3. Daging olahan
    Daging olahan, seperti sosis dan salami mengandung natrium yang tinggi. Bahkan hanya dengan mengonsumsi beberapa potong saja, Anda bisa mendekati batas asupan natrium harian yang disarankan, yang dapat membahayakan kesehatan jantung.

    4. Makanan beku
    Makanan beku yang sudah dikemas juga mengandung natrium tinggi untuk mempertahankan rasa dan daya tahan. Bahkan pilihan vegetarian pun bisa sangat asin, meningkatkan risiko konsumsi natrium berlebihan.

    5. Soda diet
    Penelitian menunjukkan mengonsumsi soda diet dapat meningkatkan risiko strok, terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Meskipun mekanisme pastinya belum jelas, kandungan natrium yang tinggi dalam soda diet mungkin berperan.

    6. Piza
    Piza dikenal mengandung banyak natrium, terutama karena bahan-bahan seperti keju dan daging olahan. Satu potong piza bisa mengandung lebih dari setengah asupan natrium yang direkomendasikan untuk sehari.

    7. Makanan ringan
    Camilan kemasan, seperti keripik, kerupuk, dan pretzel, sering diberi tambahan garam untuk meningkatkan rasa. Hal ini dapat berkontribusi signifikan terhadap asupan natrium harian dan meningkatkan risiko strok.

    8. Keju
    Keju mengandung natrium tinggi karena garam digunakan dalam proses pembuatannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Mengurangi konsumsi keju dapat membantu mengontrol asupan natrium secara keseluruhan.

    9. Roti dan roti gulung
    Walaupun tidak selalu terlihat, roti dan roti gulung dapat mengandung natrium dalam jumlah yang signifikan jika dikonsumsi dalam porsi besar atau beberapa kali sehari.

    10. Makanan yang digoreng
    Makanan yang digoreng tidak hanya mengandung lemak tidak sehat, tetapi juga sering diberi garam tambahan selama proses persiapan. Hal ini dapat menyebabkan hipertensi dan meningkatkan risiko stroke.

  • Bahaya Terlalu Lama Duduk, Termasuk Bisa Bikin Mati Muda

    Bahaya Terlalu Lama Duduk, Termasuk Bisa Bikin Mati Muda

    Jakarta

    Duduk dalam waktu yang cukup lama antara 8-10 jam per hari merupakan rutinitas harian yang banyak dilakukan anak muda. Hal ini karena duduk agaknya sulit dipisahkan dari banyak pekerjaan di era ini.

    Dikutip dari Times of India, duduk terlalu lama dalam sehari ternyata dapat memengaruhi masalah kesehatan seseorang. Dampak buruk tersebut merupakan efek jangka panjang dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

    Berikut adalah masalah-masalah kesehatan yang bisa muncul jika seseorang terus menerus mengulang aktivitas duduk yang terlalu lama setiap hari.

    Meningkatnya Risiko Penyakit Kardiovaskular

    Anak-anak muda yang menghabiskan waktunya untuk duduk seperti di depan komputer sepanjang hari memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular.

    Pasalnya, duduk terlalu lama dapat mengurangi aliran darah dan meningkatkan tekanan darah, sehingga membuat jantung bekerja lebih keras. Kondisi ini, seiring waktu dapat mengakibatkan penumpukan plak di arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan masalah kardiovaskular lainnya.

    Penelitian telah mengaitkan duduk dalam jangka waktu lama dengan sejumlah masalah kesehatan. Masalah tersebut meliputi obesitas dan sekumpulan kondisi seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak tubuh berlebih di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol tidak sehat yang membentuk sindrom metabolik.

    Terlalu banyak duduk secara keseluruhan dan duduk dalam jangka waktu lama juga tampaknya meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker.

    Meningkatkan Risiko Diabetes

    Menghabiskan sebagian besar waktu untuk duduk bisa menyebabkan kondisi resistensi insulin. Hal ini bisa memicu terjadinya masalah kesehatan yakni diabetes tipe 2.

    Gaya hidup yang tidak banyak bergerak membuat glukosa dalam tubuh sulit untuk diserap ke dalam otot, sehingga membuat kadar gula darah menjadi meningkat.

    Kebiasaan duduk terlalu lama membuat seseorang jarang menggunakan otot-otot tubuh bagian bawah seperti kaki untuk bergerak. Hal ini bisa memicu atrofi atau melemahnya otot.

    Memicu Munculnya Masalah Mental

    Mereka yang duduk dalam jangka waktu lama, misalnya di depan layar komputer, baik saat bekerja atau bersantai berisiko lebih tinggi mengalami insomnia, yang bisa berdampak pada kecemasan.

    Duduk seharian juga dapat menyebabkan gangguan suasana hati seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga membatasi produksi endorfin.

    (dpy/kna)