Topik: tekanan darah tinggi

  • Kondisi Tubuh yang Tidak Dianjurkan Makan Durian: Berikut Pembahasan Lengkapnya

    Kondisi Tubuh yang Tidak Dianjurkan Makan Durian: Berikut Pembahasan Lengkapnya

    YOGYAKARTA – Durian, buah dengan aroma khas dan rasa yang manis legit, adalah favorit banyak orang. Namun, di balik kenikmatannya, ada beberapa kondisi kesehatan yang membuat seseorang perlu menghindari atau membatasi konsumsi durian. Artikel ini akan membahas kondisi tubuh yang tidak dianjurkan makan durian beserta alasan medis di baliknya agar Anda tetap dapat menjaga kesehatan sambil menikmati makanan favorit.

    Kandungan Gizi dan Efek Durian pada Tubuh

    Durian kaya akan nutrisi, seperti serat, vitamin C, vitamin B, kalium, dan antioksidan. Namun, buah ini juga mengandung gula dan lemak yang cukup tinggi. Dalam jumlah berlebihan, durian dapat memberikan dampak negatif pada tubuh, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

    Penderita Diabetes

    Durian mengandung gula alami yang tinggi, seperti fruktosa dan glukosa. Konsumsi durian dalam jumlah besar dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Penderita diabetes harus membatasi asupan gula untuk menjaga kadar glukosa tetap stabil. Oleh karena itu, durian sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah sangat terbatas.

    Tips untuk Penderita Diabetes:

    Jika ingin mencicipi durian, pilih porsi kecil (tidak lebih dari dua biji) dan hindari mencampurnya dengan makanan manis lainnya.

    Orang dengan Tekanan Darah Tinggi

    Banyak yang percaya bahwa durian dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena kandungan kalorinya yang tinggi. Meskipun penelitian mengenai hubungan langsung antara durian dan hipertensi masih terbatas, konsumsi durian yang berlebihan dapat meningkatkan beban metabolisme tubuh dan memperburuk kondisi hipertensi. Oleh karena itu, penderita tekanan darah tinggi termasuk dalam kondisi tubuh yang tidak dianjurkan makan durian secara berlebihan.

    Tips untuk Penderita Hipertensi:

    Jika Anda tetap ingin makan durian, batasi porsinya dan hindari mengonsumsi makanan tinggi garam atau lemak bersamaan dengan durian.

    Penderita Penyakit Jantung

    Durian mengandung lemak dan kalori yang cukup tinggi, yang dapat membebani sistem kardiovaskular jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Penderita penyakit jantung perlu mengontrol asupan lemak jenuh untuk menjaga kesehatan jantungnya.

    Alternatif yang Sehat:

    Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui jumlah aman durian yang boleh dikonsumsi sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

    Orang yang Mengalami Masalah Pencernaan

    Durian memiliki kandungan serat yang tinggi, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, justru bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung dan diare. Orang dengan gangguan lambung, seperti gastritis atau sindrom iritasi usus, juga perlu berhati-hati.

    Tips untuk Pencernaan yang Sehat:

    Makan durian dalam porsi kecil dan hindari mencampurnya dengan minuman beralkohol, karena kombinasi ini dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan.

    Ibu Hamil dengan Kondisi Tertentu

    Meskipun durian mengandung nutrisi yang bermanfaat, ibu hamil dengan risiko diabetes gestasional atau tekanan darah tinggi sebaiknya membatasi konsumsi durian. Kalori tinggi dalam durian dapat memperburuk kondisi tersebut.

    Tips untuk Ibu Hamil:

    Konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan durian dalam menu makanan harian Anda.

    Durian memang lezat, tetapi tidak semua orang dapat menikmatinya tanpa risiko kesehatan. Bagi mereka yang memiliki kondisi seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gangguan pencernaan, atau ibu hamil dengan kondisi tertentu, sebaiknya memperhatikan porsi atau bahkan menghindari buah ini. Mengenali kondisi tubuh yang tidak dianjurkan makan durian adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan Anda. Dengan bijak memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, Anda tetap dapat menikmati hidup dengan sehat dan bahagia.

    Selain itu kalian juga perlu mengetahui Batas Aman Mengonsumsi Buah Durian agar Aman bagi Kesehatan

    Jadi setelah mengetahui kondisi tubuh yang tidak dianjurkan makan durian, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Daftar Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama Durian

    Daftar Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama Durian

    Jakarta

    Durian menjadi salah satu buah yang banyak disukai orang. Buah ini memiliki bau yang khas dan tajam, serta rasa dagingnya manis.

    Dikutip dari VnExpress, Dr Huynh Tan Vu dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh menjelaskan durian kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh. Durian mengandung vitamin, mineral, fitonutrien, air, protein, dan serat yang bermanfaat.

    Durian juga dapat bermanfaat untuk kesehatan. Misalnya meningkatkan kekebalan tubuh, menghambat aktivitas radikal bebas, melancarkan pencernaan, mencegah penuaan dini, hingga meringankan kecemasan dan stres.

    Namun, perlu hati-hati saat mengkonsumsi durian. Sebab, ada beberapa makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi bersama dengan durian.

    Dikutip dari beberapa sumber, berikut daftar makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi bersama durian:

    1. Daging sapi, domba, dan makanan laut

    Durian mengandung gula, kalium, lemak, dan indeks glikemik yang tinggi. Sementara beberapa jenis daging, seperti daging sapi, domba, atau makanan laut kaya protein dan tinggi lemak.

    Lemak jenuh dalam makanan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol. Jika mengkonsumsi durian bersamaan dengan makanan tersebut, dapat menyebabkan lonjakan kadar kolesterol tubuh secara tiba-tiba.

    2. Makanan pedas

    Makan durian bersama makanan pedas, seperti paprika, cabai, jahe, dan bawang putih dapat mengurangi rasa buah tersebut. Durian dikenal karena ‘rasa panasnya’, sebuah konsep dari Pengobatan Tradisional China yang menunjukkan kelebihan panas dalam tubuh.

    Jika mengkonsumsi keduanya secara bersamaan, dapat menyebabkan kegelisahan dan ketidaknyamanan.

    3. Terong

    Dikutip dari Best in Singapore, salah satu makanan yang dapat menimbulkan panas adalah terong. Ini mungkin tampak agak tidak biasa, karena secara teknis terong adalah sayuran, tetapi tetap saja menghasilkan panas.

    Jika dikonsumsi bersamaan dengan durian, tubuh akan menjadi panas. Selain itu, dapat menyebabkan perut kembung atau refluks asam lambung.

    4. Kepiting

    Kepiting dikenal karena asam lemak omega-3 dan rasa dagingnya yang gurih. Daging kepiting juga mengandung banyak mineral yang dapat mendinginkan tubuh.

    Karena durian menghasilkan panas, kepiting menghilangkan efek dinginnya setelah dikonsumsi bersamaan. Ini akan menyebabkan tubuh menjadi bingung karena menyerap dua suhu tubuh yang ekstrem pada saat yang bersamaan.

    Ada kemungkinan seseorang yang mengkonsumsi keduanya bersamaan akan mengalami kejang perut, serta iritasi usus besar.

    5. Kelengkeng

    Durian tidak mengandung kolesterol. Sama seperti durian, kelengkeng juga memberikan banyak manfaat kesehatan.

    Selain itu, kelengkeng diyakini memiliki efek antikanker dan antiradang. Namun, mengkonsumsi keduanya bersamaan bukan ide yang bagus.

    Kelengkeng dan durian dianggap sebagai bagian dari makanan yang panas, mengonsumsi keduanya secara bersamaan dapat menyebabkan tubuh Anda kepanasan. Hal yang sama berlaku untuk buah-buahan penghasil panas lainnya seperti manggis dan leci.

    6. Kopi

    Jika mengkonsumsi kopi bersama dengan durian dapat menyebabkan masalah pencernaan, khususnya baru mulut. Durian memiliki sejumlah minyak yang mengandung sulfur.

    Ketika dicampur dengan kafein dalam kopi, dapat menghambat enzim aldehida dehidrogenase. Hal ini menyebabkan 70 persen oksidan sel tidak dapat dimetabolisme, yang berpotensi menyebabkan toksisitas dalam tubuh.

    7. Susu

    Susu mengandung banyak lemak jenuh. Jika dikonsumsi bersama durian, itu dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang dikaitkan dengan sakit kepala yang menyakitkan.

    Dengan meningkatnya kolesterol dari produk susu dan konsumsi durian, efeknya dapat berkisar dari komplikasi ringan hingga berat tergantung pada kemampuan pencernaan seseorang.

    8. Alkohol

    Mengkonsumsi durian dengan alkohol dapat menghasilkan panas tubuh yang berlebihan, yang berbahaya. Bagi orang dengan diabetes atau tekanan darah tinggi, kombinasi ini dapat menyebabkan sakit kepala, detak jantung cepat, dan, dalam kasus yang lebih parah, pendarahan dan stroke.

    (sao/kna)

  • Wanita Meninggal 9 Hari usai Melahirkan, Gagal Jantung akibat Kondisi Langka

    Wanita Meninggal 9 Hari usai Melahirkan, Gagal Jantung akibat Kondisi Langka

    Jakarta

    Seorang wanita Utah, Amerika Serikat, meninggal karena penyakit jantung langka, hanya sembilan hari setelah melahirkan anak kembar.

    Morgan Hughes, 23, selalu ingin menjadi seorang ibu dan sangat gembira ketika melahirkan anak laki-laki dan perempuan pada 19 Desember 2024. Hughes pulih dengan baik setelah melahirkan dan dipulangkan dari rumah sakit beberapa hari kemudian.

    “Si kembar, yang lahir prematur sekitar enam minggu, dikirim ke unit perawatan intensif neonatal untuk menjadi lebih kuat,” kata ayah Hughes, Brian Hodson dikutip dari NBC News, Selasa (7/1/2025).

    Morgan dan suaminya, Sam Hughes, memberi nama si kembar Hudson dan Georgia dan mengunjungi mereka di NICU, ingin segera membawa mereka pulang.

    Namun sekitar seminggu setelah melahirkan, Morgan mulai merasa tidak enak badan. Ayahnya mengatakan dia muntah dan pingsan, dan mengira dia mungkin mengalami kejang. Saat dibawa ke RS, dokter menemukan cairan di sekitar jantungnya.

    Mereka mendiagnosisnya dengan kardiomiopati pascapersalinan, yang juga disebut kardiomiopati peripartum, suatu bentuk gagal jantung langka yang terjadi ketika otot jantung melemah menjelang akhir kehamilan atau hingga sekitar lima bulan setelah melahirkan.

    Dalam beberapa kasus, kardiomiopati peripartum dapat ditangani dengan pengobatan untuk meningkatkan fungsi jantung dan mengatasi retensi cairan jika didiagnosis cukup dini. Namun, kondisi tersebut sulit dideteksi karena gejala gagal jantung – seperti sesak napas dan pembengkakan pada kaki dan tungkai – dapat menyerupai gejala kehamilan.

    Kondisi Morgan memburuk dengan cepat dan dirawat di unit perawatan intensif. Pada tanggal 28 Desember, ia meninggal setelah mengalami serangan jantung.

    “Ini sangat menghancurkan. Kami sama sekali tidak menduga hal ini,” kata suaminya.

    Penyebab kardiomiopati peripartum tidak jelas. Para ahli mengatakan tampaknya ada beberapa faktor risiko, termasuk kehamilan yang melibatkan anak kembar atau kelipatan lainnya, usia ibu 35 tahun atau lebih, dan tekanan darah tinggi, termasuk preeklamsia, komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Hodson mengatakan Morgan telah didiagnosis dengan preeklamsia di akhir kehamilannya tetapi sehat-sehat saja.

    Kardiomiopati peripartum diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 2.000 kelahiran hidup, dengan wanita kulit hitam lebih mungkin mengalaminya, menurut Dr. Patrick S. Ramsey, kepala kedokteran ibu-janin di UT Health San Antonio di Texas.

    “Ini adalah kondisi yang frekuensinya meningkat selama beberapa dekade terakhir, dan kami tidak tahu persis mengapa,” kata Ramsey, yang membantu menulis panduan American College of Obstetricians and Gynecologists tentang penyakit kardiovaskular dan kehamilan tetapi tidak merawat Hughes.

    (kna/kna)

  • 10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Tidak Disadari

    10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Tidak Disadari

    Jakarta, Beritasatu.com – Perut buncit sering kali dianggap sebagai masalah penampilan, tetapi sebenarnya ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Lalu, apa penyebab perut buncit?

    Penyebab perut buncit beragam, mulai dari pola makan, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di area perut.

    Mengenali penyebab perut buncit adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah ini. Berikut ini 10 penyebab perut buncit yang sering kali tidak disadari, dikutip dari WebMD, Selasa (7/1/2025).

    1. Makan terlalu banyak
    Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibakar, tubuh akan menyimpan kalori berlebih tersebut sebagai lemak, termasuk di perut. Untuk menurunkan berat badan, Anda perlu mengurangi kalori sekitar 500 per hari. Gantilah makanan tinggi kalori, seperti kue dan minuman manis, dengan pilihan yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

    2. Faktor genetik
    Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk menambah berat badan di bagian perut meskipun sudah berolahraga dan makan dengan baik. Faktor genetik memengaruhi bagaimana tubuh membakar kalori dan menyimpan lemak. Walau demikian, dengan diet dan olahraga yang tepat, Anda bisa tetap mengontrol berat badan.

    3. Perubahan hormon (menopause)
    Wanita yang memasuki masa menopause sering mengalami peningkatan lemak di bagian perut. Penurunan kadar estrogen, perubahan metabolisme, dan pengurangan massa otot bisa menyebabkan timbunan lemak di perut. Perubahan hormon ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika tidak dikelola dengan baik.

    4. Kurang aktivitas fisik
    Kebiasaan duduk terlalu lama atau kurang bergerak dapat memperburuk masalah perut buncit. Untuk mencegah penumpukan lemak di perut, usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit dalam seminggu, seperti berjalan cepat atau bersepeda.

    5. Kurang tidur
    Tidur yang tidak cukup dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, Anda cenderung makan berlebihan, terutama makanan berkalori tinggi, yang dapat menyebabkan penambahan lemak di perut.

    6. Stres berlebihan
    Stres yang kronis dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penumpukan lemak di sekitar perut. Stres juga dapat mengganggu tidur dan pola makan, yang semakin memperburuk masalah perut buncit.

    7. Merokok
    Meskipun perokok cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah, mereka cenderung memiliki lebih banyak lemak di perut, terutama lemak visceral yang berbahaya. Leptin, hormon yang mengatur rasa kenyang, juga terpengaruh oleh kebiasaan merokok.

    8. Konsumsi lemak trans berlebihan
    Lemak trans, yang ditemukan dalam makanan olahan dan cepat saji, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan memperburuk kondisi perut buncit. Lemak trans cenderung menyebabkan penumpukan lemak di perut dan dapat meningkatkan risiko diabetes serta penyakit jantung.

    9. Bakteri usus yang tidak sehat
    Usus yang tidak seimbang, dengan lebih banyak bakteri yang tidak bermanfaat, dapat menyebabkan tubuh menyerap lebih banyak kalori dari makanan dan menyimpan lebih banyak energi sebagai lemak perut. Mengonsumsi makanan fermentasi atau probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan bakteri usus dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    10. Pengaruh obat-obatan
    Beberapa jenis obat, termasuk obat diabetes, antidepresan, dan steroid, dapat menyebabkan kenaikan berat badan, khususnya di area perut. Beta-blocker yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi juga dapat berkontribusi pada penumpukan lemak perut.

    Penyebab perut buncit bervariasi antara satu individu dengan lainnya. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya, Anda bisa mengambil langkah yang lebih tepat untuk mengatasi masalah perut buncit ini.

  • Prediksi Tren Diet Terbaik 2025, Badan Kurus Bonus Panjang Umur

    Prediksi Tren Diet Terbaik 2025, Badan Kurus Bonus Panjang Umur

    Jakarta

    Diet terbaik bukan hanya tentang penurunan berat badan dengan cepat. Diet ini juga menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

    Setiap tahun, puluhan dokter gizi dan pakar diet di Amerika Serikat merilis prediksi pola makan yang akan populer. Ada beberapa prediksi tren diet populer di tahun 2025 yang mereka temukan dan dirilis oleh U.S. News and World Report.

    Para panel ahli ini sepakat bahwa pola makan terbaik adalah yang bergizi lengkap dan mencakup karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang masing-masing berperan penting dalam fungsi tubuh.

    “Sistem evaluasi peringkat Diet Terbaik yang diperbarui mencerminkan beragam kebutuhan dan tujuan individu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor di luar penurunan berat badan,” kata Gretel Schueller, redaktur pelaksana kesehatan di U.S. News dikutip dari CNN.

    Diet Mediterania telah memenangkan penghargaan tertinggi diet terbaik sejak tahun 2019 karena fokusnya pada pola makan seimbang sambil menekankan pentingnya makan bersama keluarga dan teman dan aktivitas sehari-hari juga latihan. Diet ini juga mengurangi konsumsi makanan manis dan merekomendasikan sejumlah kecil produk susu dan daging, terutama daging merah.

    Laporan tahun 2025 juga memasukkan peringkat baru untuk pola makan yang dirancang untuk membantu kondisi kronis seperti radang sendi, divertikulitis, penyakit hati berlemak dan sindrom iritasi usus besar, atau tahapan kehidupan seperti menopause.

    Prediksi tren diet 2025

    1. Diet Mediterania

    Diet Mediterania berfokus pada kualitas dan gaya hidup, bukan pada satu kelompok nutrisi atau makanan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa model pola makan ini mengurangi risiko kondisi kesehatan kronis tertentu, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2, sekaligus meningkatkan umur panjang dan meningkatkan kualitas hidup.

    2. Diet DASH

    Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) adalah rencana makan fleksibel dan seimbang yang dikembangkan oleh National Heart, Lung and Blood Institute. Diet DASH adalah rencana makan untuk menurunkan atau mengontrol tekanan darah tinggi. Pola makan ini menekankan makanan yang lebih rendah sodium serta makanan yang kaya potasium, magnesium dan kalsium, nutrisi yang membantu menurunkan tekanan darah.

    3. Diet Flexitarian

    Diet Flexitarian adalah pola makan yang menganjurkan konsumsi sebagian besar makanan nabati, namun tetap memperbolehkan daging dan produk hewani lainnya dalam jumlah sedang.

    4. Diet MIND

    Diet MIND, yang merupakan singkatan dari Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay, menggunakan dua pola makan yang telah terbukti, DASH dan Mediterranean, yang berfokus pada makanan yang meningkatkan kesehatan otak sehingga berpotensi menurunkan risiko penurunan mental.

    (kna/kna)

  • 7 Jenis Tanaman Obat Berkhasiat Paling Populer di Indonesia, Sebaiknya Ada di Rumah! – Halaman all

    7 Jenis Tanaman Obat Berkhasiat Paling Populer di Indonesia, Sebaiknya Ada di Rumah! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya akan sumber tanaman obat. Dengan banyaknya jenis yang tumbuh subur, tanaman obat ini sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan obat tradisional, seperti jamu, obat herbal, atau bahkan produk fitomartika.

    Tanaman obat di Indonesia mudah dibudidayakan. Bahkan, Indonesia termasuk salah satu negara eksportir tanaman obat yang telah dikenal di pasar internasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2022, Indonesia mengekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah sebanyak 279,3 ribu ton, meningkat sebesar 5,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Adapun nilai total ekspor tersebut mencapai USD607,86 miliar.

    Tanaman obat di Indonesia juga mudah ditemukan di pekarangan rumah. Masyarakat sering kali meramu dan mengolahnya sendiri untuk kebutuhan kesehatan sehari-hari. Tanaman obat ini biasanya dijadikan alternatif untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

    Berikut ini dirangkum dari berbagai sumber, Senin (6/1/2025), tujuh jenis tanaman obat berkhasiat yang paling populer, berkhasiat, dan sebaiknya ada di pekarangan rumahmu, Tribunners!

    1. Jahe

    Jahe atau Zingiber officinale merupakan tanaman rimpang yang sudah tidak perlu diragukan lagi khasiatnya bagi kesehatan. Tanaman obat ini sering dikonsumsi oleh banyak orang karena kandungan gingerol yang dimilikinya. Kandungan ini memiliki sifat anti radang dan anti-oksidan yang tinggi, di mana dinilai ampuh untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

    Jahe dikenal memiliki banyak senyawa yang bermanfaat dan telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini sering dimanfaatkan untuk meredakan pilek, mual, migrain, serta membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam praktik modern, jahe paling umum digunakan untuk mengatasi mual akibat kehamilan, efek samping kemoterapi, maupun setelah prosedur operasi.

    2. Temulawak

    Kemudian, ada temulawak atau Curcuma xanthorrhiza yang menjadi tanaman herbal asli Indonesia berkhasiat dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Bahkan, temulawak sudah ditetapkan sebagai obat tradisional unggulan di Tanah Air. 

    Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,  ditetapkannya temulawak sebagai tanaman obat tradisional unggulan, didasarkan pada banyaknya kandungan dalam yang terdapat di dalam tanaman tersebut.

    Mulai dari zat besi, vitamin, kalsium, sodium dan asam folat. Selain itu, temulawak juga mengandung banyak zat aktif salah satunya kurkuminoid, di mana berkhasiat untuk mencegah berbagai penyakit hati seperti fatty liver, sirosis, hingga kanker hati.

    Adapun manfaat lain dari temulawak di antaranya adalah dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan, meredakan kelelahan pada otot, berperan sebagai antioksidan dan anti-radang, meningkatkan imunitas, hingga mengatasi osteoarthritis.

    3. Mengkudu

    Mengkudu juga menjadi tanaman obat yang paling banyak dicari oleh masyarakat. Meski memiliki bau yang kurang sedap, tanaman yang identik berwarna hijau muda mengkilap serta berbintik ini kaya akan nutrisi, Tribunners!

    Mengkudu mengandung berbagai mineral penting, termasuk antioksidan dan terpenoid, yang berperan dalam memperbaiki serta memulihkan sel-sel tubuh. Selain itu, mengkudu juga kaya akan zat anti-bakteri yang efektif melawan bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa , Bacillus subtilis dan Escherichia coli, yang biasanya menjadi penyebab infeksi.

    Bukan hanya buah, daun, batang, dan akar mengkudu juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai terapi. Di antaranya mengatasi asam urat, meredakan nyeri sendi, menjaga kesehatan jantung, mengurangi kejang otot, menghilangkan rasa lelah, meningkatkan imunitas, dan berkhasiat untuk menjaga kesehatan kulit.

    4. Daun Sirih

    Bisa dibilang, daun sirih merupakan tanaman obat mujarab dari masa ke masa. Sejak zaman nenek moyang, daun sirih dikenal ampuh untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. 

    Seperti menjaga kesehatan saluran pencernaan, menyembuhkan luka, menjaga kesehatan gigi dan mulut, mencegah kadar gula darah meningkat, hingga kandungan fitokimianya yang dapat membantu melawan kanker mulut dan kanker usus besar.

    Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa daun sirih memiliki sifat antiseptik dan antijamur yang dapat membunuh bakteri serta jamur penyebab keputihan. Oleh karena itu, daun sirih sering dimanfaatkan sebagai tanaman untuk membantu menjaga kebersihan organ intim wanita.

    Daun sirih juga diketahui ampuh melawan Candida albicans , yaitu jamur yang menyebabkan infeksi pada area vagina. Untuk mendapatkan manfaat ini, cukup gunakan air rebusan daun sirih untuk membasuh area kewanitaan.

    5. Lidah Buaya

    Lidah buaya atau lidah buaya adalah salah satu tanaman yang banyak dicari di Indonesia karena manfaatnya yang luar biasa untuk kesehatan dan kecantikan.

    Gel lidah buaya dikenal efektif untuk melembabkan kulit, mengatasi jerawat, menutrisi rambut, hingga mengurangi bekas luka bakar. Manfaat ini berasal dari kandungan vitamin A, C, dan E yang bersifat antioksidan, serta mineral seperti kalsium, magnesium, dan natrium. 

    Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis, semi tropis, dan kering, sehingga mudah dibudidayakan. Khasiatnya juga meliputi penyembuhan luka bakar, meredakan sakit tenggorokan, dan mendukung kesehatan umum.

    Lidah sering digunakan dalam berbagai produk kesehatan herbal, suplemen makanan, pengobatan tradisional, hingga produk kecantikan, menjadikannya tanaman yang sangat bernilai. 

    6. Kunyit

    Kunyit dikenal kaya akan kurkumin, senyawa yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, serta mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, kunyit juga sering dimanfaatkan dalam dunia kecantikan karena mampu mencerahkan kulit dan berperan sebagai antioksidan alami.

    Sebagai tanaman herbal, kunyit memiliki beragam khasiat berkat kandungan kurkumin dan minyak atsirinya. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, hingga antiracun. 

    Secara tradisional, tanaman yang termasuk dalam famili Zingiberaceae ini telah digunakan di berbagai negara untuk mengobati berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan (diare, sembelit, kembung), masalah hati, asma, gigitan serangga, cacar, penyakit kulit, gatal-gatal, hingga mengurangi rasa nyeri.

    7. Kumis Kucing

    Kumis kucing memiliki berbagai manfaat kesehatan berkat sifat antiradang, antioksidan, antibakteri, dan antidiabetes yang dimilikinya. Khasiat ini berasal dari senyawa alami seperti flavonoid, triterpenoid, fenolik, sinensetin, eupatorin, glikosida, dan saponin. 

    Sebagai tanaman obat yang populer, kumis kucing dapat digunakan untuk mengobati asam urat, diabetes, kencing batu, dan melancarkan saluran kemih. Tanaman ini juga bermanfaat untuk meringankan rematik, alergi, dan batuk, mencegah tekanan darah tinggi, mengurangi keparahan perlemakan hati non-alkohol, menghilangkan batu ginjal, serta meredakan masuk angin dan keputihan.

    Untuk mengolahnya menjadi obat, daun kumis kucing dapat direbus sebanyak 5 lembar dengan 3 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, air rebusan ini diminum setengah gelas sebanyak tiga kali sehari.

    Itu dia deretan jenis tanaman obat yang cukup populer dan berkhasiat bagi kesehatan.

    #LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

  • Gagal Ginjal: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

    Gagal Ginjal: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara Alvin Lim meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada hari Minggu (5/1/2025), akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Lantas, seperti apa sebenarnya penyakit gagal ginjal tersebut?

    Alvin Lim yang sebelumnya pernah menjadi pengacara untuk Agus Salim, korban penyiraman air keras mengembuskan napas terakhirnya pada usia 47 tahun karena penyakit gagal ginjal.

    Lantas, apa sebenarnya penyakit gagal ginjal tersebut? Berikut penjelasan, jenis-jenis, gejala, dan cara pencegahannya.

    Apa Itu Gagal Ginjal?

    Gagal ginjal merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika ginjal tidak lagi dapat berfungsi secara optimal. Ginjal memiliki peran penting dalam menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah, serta menjaga keseimbangan elektrolit dan tekanan darah. Ketika fungsi ginjal terganggu, limbah dan cairan dapat menumpuk dalam tubuh, menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.

    Jenis-jenis Gagal Ginjal

    Gagal ginjal dibagi menjadi dua kategori utama:

    Gagal ginjal akut: Terjadi secara mendadak dan biasanya bersifat sementara. Penyebabnya meliputi penurunan aliran darah ke ginjal, kerusakan langsung pada ginjal, atau obstruksi saluran kemih.Gagal ginjal kronis: Terjadi secara bertahap selama lebih dari 3 bulan dan sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Penyebab umum termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal polikistik.

    Penyebab Gagal Ginjal

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gagal ginjal meliputi:

    Diabetes: Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal.Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah ginjal.Penyakit ginjal polikistik: Kondisi genetik yang menyebabkan pembentukan kista di ginjal.Infeksi saluran kemih berulang: Infeksi yang sering dapat menyebabkan kerusakan ginjal.Obstruksi saluran kemih: Penyumbatan seperti batu ginjal atau pembesaran prostat dapat mengganggu aliran urin dan merusak ginjal.

    Gejala Gagal Ginjal

    Gejala gagal ginjal dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis gagal ginjal. Pada tahap awal, gejala mungkin tidak terlihat. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala yang mungkin muncul meliputi:

    Pembengkakan pada tangan, kaki, dan wajah (edema).Penurunan jumlah urin atau peningkatan frekuensi buang 
    air kecil, terutama pada malam hari.Kelelahan dan kelemahan.Mual dan muntah.Kehilangan nafsu makan.Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.

    Pencegahan dan Pengobatan

    Pencegahan gagal ginjal melibatkan gaya hidup sehat, seperti:Mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes.Memantau dan mengontrol tekanan darah.Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat merusak ginjal tanpa resep dokter.Menjaga hidrasi tubuh dengan cukup minum air putih.

    Pengobatan gagal ginjal tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pilihan pengobatan meliputi:

    Medikamentosa: Pemberian obat untuk mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan mengurangi pembengkakan.Dialisis: Prosedur medis yang digunakan untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah ketika ginjal tidak dapat melakukannya.Transplantasi ginjal: Prosedur penggantian ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari donor.

    Gagal ginjal merupakan penyakit yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Seperti yang dialami oleh Alvin Lim, yang meninggal dunia akibat komplikasi gagal ginjal pada usia 47 tahun, penting bagi kita untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal.

  • Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

    Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

    Jakarta

    Berjalan kaki adalah salah satu aktivitas fisik paling sederhana dan mudah dilakukan, tetapi manfaatnya bagi kesehatan sering kali diabaikan.

    Berjalan kaki memiliki potensi besar untuk mendukung gaya hidup sehat, terutama jika dilakukan dengan lebih cepat.

    Dikutip dari Times of India, penelitian terbaru telah membuktikan bahwa langkah kecil ini bisa menjadi kunci untuk mengurangi risiko penyakit serius.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam Scientific Reports mengungkapkan berjalan lebih cepat dapat menurunkan risiko diabetes dan hipertensi, khususnya bagi individu dengan obesitas.

    Penelitian ini melibatkan lebih dari 24.000 orang dewasa di Jepang, yang datanya dianalisis untuk melihat hubungan antara kecepatan berjalan dan penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, serta dislipidemia (kadar kolesterol yang tidak normal).

    Dampak Positif Berjalan Cepat

    Mengurangi Risiko Diabetes

    Peserta yang berjalan lebih cepat memiliki risiko 30 persen lebih rendah untuk mengidap diabetes dibandingkan mereka yang berjalan lambat.

    Penurunan Risiko Hipertensi

    Kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi menurun hingga 6 persen pada pejalan kaki yang lebih cepat.

    Peningkatan Keseimbangan Kolesterol

    Risiko mengidap dislipidemia sedikit berkurang pada mereka yang berjalan dengan kecepatan lebih tinggi.

    Hasil penelitian ini menekankan bahwa kecepatan berjalan dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan, terutama bagi individu obesitas yang rentan terhadap penyakit metabolik.

    Berjalan cepat bukan hanya cara untuk mencapai tempat tujuan lebih cepat, tetapi juga membawa berbagai manfaat kesehatan:

    Meningkatkan kapasitas aerobik, sehingga meningkatkan efisiensi fungsi jantung dan paru-paru.Membantu mengatur kadar gula darah, sehingga mengurangi risiko diabetes.Meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah.Mengurangi peradangan tubuh, yang berkontribusi pada pencegahan gangguan metabolik.

    Meski berjalan cepat memberikan manfaat yang signifikan, jumlah langkah harian juga tidak kalah penting.

    Penelitian lain menunjukkan bahwa meningkatkan jumlah langkah tanpa memandang kecepatannya, dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kebugaran secara keseluruhan.

    Kombinasi antara langkah yang lebih banyak dan kecepatan berjalan yang lebih tinggi dapat memberikan manfaat kesehatan maksimal.

    (naf/naf)

  • Ternyata Ini Pemicu Penyakit Asam Urat pada Usia Muda, Nomor 1 Penting Diperhatikan

    Ternyata Ini Pemicu Penyakit Asam Urat pada Usia Muda, Nomor 1 Penting Diperhatikan

    Jakarta – Penyakit asam urat tak hanya menyerang usia lanjut, mereka yang berusia muda juga bisa terkena. Penyakit ini ditandai dengan serangan nyeri, pembengkakan, kemerahan, serta sensasi nyeri tertekan secara tiba-tiba dan parah pada beberapa sendi, paling sering pada jempol kaki.

    Penyakit asam urat terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi, menyebabkan peradangan dan nyeri yang hebat akibat serangan penyakit asam urat. Kristal urat dapat terbentuk saat kadar asam urat dalam darah tinggi. Tubuh memproduksi asam urat ketika memecah purin, zat yang ditemukan secara alami dalam tubuh.

    Biasanya, asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Jika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal urat tajam seperti jarum di sendi atau jaringan di sekitarnya yang menyebabkan nyeri, peradangan, dan pembengkakan.

    Berikut sejumlah faktor dapat memicu penyakit asam urat di usia muda, seperti dikutip dari Mayo Clinic.

    1. Pola Makan Tidak Sehat

    Mengonsumsi makanan yang tinggi purin, seperti daging merah dan makanan laut, minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa), dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit asam urat.

    Mengonsumsi alkohol, termasuk bir, juga dapat meningkatkan risiko terserang penyakit asam urat. Oleh sebab itu, penting untuk menerapkan pola makan sehat dan seimbang agar mendapatkan efek kesehatan secara menyeluruh.

    2. Berat Badan Berlebih

    Kelebihan berat badan dapat membuat tubuh memproduksi lebih banyak kadar asam urat. Hal ini memicu organ ginjal lebih sulit untuk membuang asam urat di dalam tubuh.

    3. Kondisi Medis

    Penyakit dan kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat. Di antaranya termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak diobati, serta beberapa kondisi kronis seperti diabetes, obesitas, sindrom metabolik, serta penyakit jantung dan ginjal.

    4. Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu

    Aspirin pada dosis rendah dan beberapa obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi, termasuk diuretik thiazide, penghambat enzim pengubah angiotensin atau , angiotensin-converting enzyme (ACE), dan beta blocker, juga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

    Begitu pula dengan penggunaan obat anti-rejection yang diresepkan bagi orang yang telah menjalani transplantasi organ.

    5. Riwayat Keluarga

    Risiko penyakit asam urat dapat meningkat pada seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit tersebut.

    (suc/suc)

  • 4 Alasan Nggak Boleh Makan Mi Instan Tiap Hari, Bisa Begini Dampaknya

    4 Alasan Nggak Boleh Makan Mi Instan Tiap Hari, Bisa Begini Dampaknya

    Jakarta

    Mi instan merupakan salah satu jenis makanan yang menjadi favorit banyak orang. Cara memasaknya yang mudah hingga rasanya yang enak menjadi beberapa alasan orang-orang menyukainya.

    Meski rasanya enak, ada baiknya mengonsumsi mi instan tidak dilakukan berlebihan apalagi setiap hari. Dikutip dari Health Shot, berikut ini beberapa bahaya yang dapat mengancam tubuh apabila makan mi instan setiap hari:

    1. Hipertensi dan Penyakit Jantung

    Mi instan memiliki kandungan garam atau natrium yang tinggi. Satu porsi mi instan dapat mengandung setengah asupan natrium harian yang direkomendasikan.

    Menurut Journal of the American College of Cardiology, asupan natrium yang berlebihan dikaitkan dengan kerusakan organ dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga stroke.

    “Bagi orang yang memiliki masalah jantung atau rentan terhadap tekanan darah tinggi, mengonsumsi mi instan secara teratur dapat memperburuk kondisi tersebut dan memicu masalah komplikasi kardiovaskular yang serius,” kata ahli gizi Saloni Arora.

    2. Malnutrisi

    Mi instan terkenal dengan kandungan nutrisinya yang rendah. Biasanya, mi instan hampir tidak memiliki kandungan nutrisi penting seperti vitamin, protein, dan serat. Mengonsumsinya secara teratur dapat meningkatkan risiko kekurangan nutrisi.

    Sebaliknya, mi instan juga mengandung kalori yang tinggi, terutama dari karbohidrat olahan dan lemak yang tidak sehat. Hal ini membuat seseorang yang terlalu sering mengonsumsi mi instan memiliki risiko peningkatan berat badan.

    3. Diabetes

    Selain memberikan masalah gizi, konsumsi mi instan secara teratur setiap hari juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. Sebuah studi yang diterbitkan Nutrition Research and Practice menunjukkan konsumsi mi instan secara teratur dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik lebih besar.

    Beberapa di antaranya seperti diabetes, takanan darah tinggi, kelebihan lemak visceral, hingga kadar kolesterol yang abnormal.

    4. Kolesterol Tinggi

    Mi instan seringkali dibuat dengan minyak kelapa sawit atau minyak tidak sehat lainnya. Hal ini menghasilkan produk makanan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans.

    Kedua jenis lemak tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL (low-density lipoprotein) sekaligus menurunkan kadar kolesterol baik HDL (high-density lipoprotein).

    “Diet yang tinggi lemak ini dapat menyebabkan aterosklerosis, suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan timbunan lemak di arteri, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke,” kata Arora.

    Kadar kolesterol jahat yang tinggi dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, dan masih banyak lagi.

    Batas Aman Makan Mi Instan

    Spesialis onkologi dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad menuturkan bahwa mi instan yang beredar di pasaran sebenarnya sudah cukup aman karena adanya izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Namun, ia tetap menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali dalam satu pekan.

    “Jadi kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali misalnya dalam seminggu satu atau dua, masih oke, tapi ya jangan pagi, siang, sore, makan mi instan,” kata dr Denny ketika dihubungi detikcom.

    Karena mi instan cenderung rendah nutrisi, masyarakat diharapkan juga dapat mengolah makanan instan tersebut dengan tepat. Selain tidak dikonsumsi secara berlebihan, penting untuk menambahkan sumber nutrisi seperti vitamin dan serat dari sayur hingga protein dari daging atau telur.

    (avk/kna)