Topik: tekanan darah tinggi

  • 8 Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi setelah Lebaran

    8 Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi setelah Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah Lebaran, banyak orang yang mengalami lonjakan tekanan darah akibat perubahan pola makan dan gaya hidup. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi garam, lemak, dan gula yang menjadi bagian dari hidangan khas Lebaran. Lalu, bagaimana tips mengatasi tekanan darah tinggi?

    Tips mengatasi tekanan darah tinggi sangat penting diketahui untuk menjaga kesehatan pasca-Lebaran, terutama bagi penderita hipertensi yang harus lebih berhati-hati terhadap makanan yang dikonsumsi.

    Berikut ini delapan tips untuk mengatasi tekanan darah tinggi setelah Lebaran, dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (9/4/2025).

    Tips Mengatasi Darah Tinggi

    1. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran

    Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya kalium, magnesium, dan serat. Buah, seperti pisang dan jeruk, serta sayuran, seperti bayam dan brokoli, dapat membantu menurunkan tekanan darah secara alami.

    Selain itu, buah dan sayur tersebut juga rendah kalori yang sangat bermanfaat setelah banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi saat Lebaran.

    2. Batasi konsumsi garam

    Makanan saat Lebaran sering kali mengandung banyak garam yang dapat meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya, setelah Lebaran, batasi konsumsi garam dalam makanan Anda. Pilihlah bumbu alami, seperti rempah-rempah, jahe, atau bawang putih.

    3. Olahraga teratur

    Setelah beristirahat sejenak selama Lebaran, cobalah untuk mulai berolahraga secara teratur. Jalan kaki, berlari ringan, hingga yoga selama 30 menit sehari dapat membantu memperlancar sirkulasi darah dan menurunkan tekanan darah.

    4. Perhatikan asupan lemak

    Makanan yang digoreng dan berlemak tinggi sering menjadi pilihan saat Lebaran. Namun, lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Cobalah untuk menggantinya dengan lemak sehat, seperti yang terdapat dalam alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berlemak seperti salmon.

    5. Kurangi stres

    Stres adalah faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Setelah Lebaran, luangkanlah waktu untuk bersantai dan mengelola stres. Teknik relaksasi, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mendengarkan musik yang menenangkan bisa membantu mengurangi stres dan menjaga tekanan darah tetap stabil.

    Tips mengatasi tekanan darah tinggi tidak hanya fokus pada makanan, tetapi juga pada kesehatan mental yang berdampak besar terhadap tekanan darah.

    6. Perbanyak minum air putih

    Dehidrasi bisa membuat tekanan darah menjadi tidak stabil. Untuk itu, pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari. Air putih membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mendukung fungsi ginjal, berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.

    7. Tidur yang cukup

    Setelah beberapa hari Lebaran yang mungkin penuh dengan aktivitas dan menyebabkan jam tidur berantakan, pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setelah Lebaran. Tidur yang berkualitas selama 7-8 jam setiap malam dapat membantu tubuh Anda memulihkan diri dan mengatur tekanan darah.

    8. Kontrol berat badan

    Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor penyebab tekanan darah tinggi. Jika selama Lebaran Anda mengalami kenaikan berat badan, mulailah untuk mengontrol pola makan dan melakukan olahraga untuk menurunkan berat badan secara bertahap. Penurunan berat badan yang sehat dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan jantung Anda.

    Dengan menerapkan tips mengatasi tekanan darah tinggi di atas, Anda dapat memulihkan kesehatan secara perlahan setelah Lebaran. Pola hidup sehat yang konsisten akan membantu menstabilkan tekanan darah serta mengurangi risiko komplikasi jangka panjang akibat hipertensi.

  • 13 Tanda Khas saat Mengidap Penyakit Ginjal, Termasuk Kelelahan-Perubahan Urine

    13 Tanda Khas saat Mengidap Penyakit Ginjal, Termasuk Kelelahan-Perubahan Urine

    Jakarta

    Ginjal merupakan organ yang berbentuk menyerupai kacang yang sangat penting untuk tubuh. Fungsi utama ginjal adalah menyaring cairan, limbah, dan racun dari darah.

    Dikutip dari Healthline, gejala penyakit ginjal terjadi saat ginjal rusak dan tidak dapat menyaring darah dengan baik. Hal ini secara bertahap menyebabkan penumpukan cairan dan limbah beracun dalam tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

    Pada tahap awal, gejala sakit atau penyakit ginjal bisa saja tidak terdeteksi. Tanpa diagnosis atau pengobatan dini, penyakit ginjal dapat memburuk, hingga menyebabkan berbagai gejala.

    “Ada sejumlah tanda fisik penyakit ginjal, tetapi terkadang orang mengaitkannya dengan kondisi lain,” kata Chief Medical Officer di National Kidney Foundation (NKF), Dr Joseph Vassalotti, dikutip dari laman National Kidney Foundation.

    “Mereka yang mengalami penyakit ginjal cenderung tidak mengeluhkan gejala hingga stadium lanjut, yakni saat ginjal mulai gagal berfungsi atau saat terdapat banyak protein dalam urine. Inilah salah satu alasan mengapa hanya 10 persen penderita penyakit ginjal kronis yang tahu bahwa mereka mengidapnya,” terangnya.

    Gejala Sakit Ginjal

    Berikut gejala sakit ginjal yang perlu diwaspadai.

    1. Mengalami Kelelahan

    Gejala sakit ginjal dapat menyebabkan rasa lelah dan lemah. Seseorang mungkin akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.

    Komplikasi yang terkait penyakit ginjal adalah anemia, yang juga dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan.

    2. Nyeri Tulang atau sendi

    Orang dengan penyakit ginjal lanjut mungkin mengalami nyeri tulang atau sendi. Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring dan menjaga mineral serta hormon tertentu yang penting untuk kesehatan tulang.

    3. Sesak Napas

    Dikutip dari Healthline, beberapa orang dengan gejala sakit ginjal yang lebih parah mengalami sesak napas yang disebut dispnea. Ini dapat terjadi selama aktivitas fisik dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

    4. Sulit Berkonsentrasi

    Penurunan fungsi ginjal yang parah dapat menyebabkan penumpukan racun dan kotoran dalam darah. Hal ini dapat membuat orang sulit berkonsentrasi.

    5. Kesulitan Tidur

    Ketika ginjal tidak menyaring dengan baik, racun tetap berada di dalam darah dan tidak keluar dari tubuh melalui urine. Hal ini dapat membuat sulit tidur.

    Ada juga hubungan antara obesitas dan penyakit ginjal kronis, dan sleep apnea lebih umum terjadi pada mereka yang mengalami penyakit ginjal.

    6. Kulit Kering dan Gatal

    Ginjal yang sehat melakukan banyak tugas penting, seperti membuang limbah dan cairan ekstra dari tubuh, membuat sel darah merah, menjaga tulang tetap kuat, dan bekerja mempertahankan jumlah mineral yang tepat dalam darah.

    Kulit kering dan gatal bisa jadi merupakan tanda penyakit mineral dan tulang yang sering menyertai penyakit ginjal stadium lanjut, atau saat ginjal tidak lagi mampu menjaga keseimbangan mineral serta nutrisi di dalam darah.

    7. Lebih Sering Buang Air Kecil

    Ketika merasa lebih sering buang air kecil, terutama saat malam hari, bisa jadi gejala sakit ginjal. Saat filter ginjal rusak, hal itu menyebabkan peningkatan keinginan untuk buang air kecil.

    Terkadang, ini juga bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih atau pembesaran prostat pada pria.

    8. Darah dalam Urine

    Ginjal yang sehat biasanya menyimpan sel darah di dalam tubuh saat menyaring limbah dari darah untuk membuat urine. Tetapi, saat filter ginjal rusak, sel darah ini dapat ‘bocor’ ke dalam urine.

    Selain menandakan penyakit ginjal, darah dalam urine juga dapat menjadi indikasi tumor, batu ginjal, atau infeksi.

    9. Urine Berbusa

    Gelebung atau busa yang berlebihan dalam urine dapat menandakan adanya protein di dalamnya. Busa atau albumin ini mungkin tampak seperti busa telur yang dikocok.

    10. Bengkak di Sekitar Mata

    Protein dalam urine merupakan tanda awal bahwa penyaring ginjal telah rusak, yang memungkinkan protein bocor ke dalam urine. Bengkak sekitar mata ini dapat disebabkan ginjal yang membocorkan sejumlah besar protein dalam urine.

    11. Pergelangan Kaki dan Telapak Tangan Bengkak

    Gejala sakit ginjal selanjutnya adalah pergelangan kaki dan telapak tangan yang bengkak. Hal ini disebabkan fungsi ginjal yang menurun hingga menyebabkan retensi natrium atau garam.

    Pembengkakan pada ekstremitas bawah juga dapat menjadi tanda penyakit jantung, penyakit hati, dan masalah vena kaki kronis.

    12. Nafsu Makan Memburuk

    Gejala sakit ginjal satu ini sangat umum terjadi. Nafsu makan yang memburuk ini dapat disebabkan berkurangnya fungsi ginjal hingga menimbulkan penumpukan racun.

    13. Kram Otot

    Ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi akibat gangguan fungsi ginjal. Misalnya, kadar kalsium rendah dan fosfor yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan kram otot.

    (sao/sao)

  • Hari Kesehatan Dunia 2025, Momentum Memperkuat Kesehatan Ibu dan Bayi untuk Masa Depan Indonesia – Halaman all

    Hari Kesehatan Dunia 2025, Momentum Memperkuat Kesehatan Ibu dan Bayi untuk Masa Depan Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya.

    Setiap tahun, ribuan ibu dan bayi menghadapi risiko komplikasi kesehatan yang sebenarnya dapat dicegah dengan layanan kesehatan yang tepat dan berkualitas.

    Ketua Umum Rabu Biru Foundation, Henny Daeng Parani, mengungkapkan bahwa berdasarkan pemeriksaan kesehatan terhadap 10.000 orang, termasuk ibu hamil, balita, dan masyarakat umum—lebih dari 50 persen mengalami masalah kesehatan.

    “Mereka menghadapi tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kekurangan gizi, serta faktor risiko pada ibu hamil seperti hipertensi, anemia, dan komplikasi kehamilan berisiko tinggi,” ujar Henny dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).

    Rabu Biru Foundation menegaskan komitmennya dalam memperkuat kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak sebagai bagian dari agenda Indonesia Emas 2045.

    Hal ini sejalan dengan seruan WHO melalui tema “Healthy Beginnings, Hopeful Futures” dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Dunia 2025.

    “Kami memberikan perhatian serius pada pentingnya awal kehidupan yang sehat sebagai pondasi masa depan generasi mendatang,” tegas Henny.

    Rabu Biru Foundation aktif berkontribusi dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan pencegahan stunting melalui program Bestari. 

    Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan Bappenas, Kominfo Digital (Komdigi), UK FCDO, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

    “Program Bestari menghubungkan enam puskesmas dan satu RSUD melalui sistem TeleCTG berbasis cloud,” jelas Henny.

    Model serupa telah menunjukkan dampak positif, seperti penurunan AKI hingga 70?lam uji coba di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Selayar.

    Pada Januari 2025, Rabu Biru Foundation menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan RI untuk memperkuat layanan kesehatan, termasuk pemeriksaan kesehatan gratis, deteksi tuberkulosis dan penguatan layanan kesehatan digital di komunitas.

    Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kerja sama multisektor sangat penting dalam menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, Rabu Biru Foundation juga mengedukasi masyarakat melalui Posyandu, khususnya bagi remaja dan ibu hamil, sebagai bekal menuju kehamilan yang sehat.

    “Program edukasi ini telah dilaksanakan di tiga Posyandu binaan di Sleman, Yogyakarta, dan mendapat respons positif dari masyarakat,” kata Henny.

    Tak hanya itu, yayasan ini juga mengembangkan skrining risiko kehamilan menggunakan layanan telemedisin seperti TeleCTG dan USG digital. 

    Program ini telah diimplementasikan di Jabodetabek, DIY, dan Malang Raya, memungkinkan ibu hamil menjalani deteksi dini tanpa harus ke rumah sakit.
    Melalui berbagai inisiatif ini, Rabu Biru Foundation turut berkontribusi dalam menciptakan awal kehidupan yang sehat bagi ibu dan bayi, sekaligus mendukung pembangunan kesehatan Indonesia menuju 2045.

    Dengan kolaborasi dan inovasi berkelanjutan, diharapkan tantangan kesehatan ibu dan bayi dapat diatasi demi masa depan Indonesia yang lebih cerah.

  • Tegas! Singapura Bakal Larang Iklan Mi Instan-Bumbu Dapur yang Tak Sehat

    Tegas! Singapura Bakal Larang Iklan Mi Instan-Bumbu Dapur yang Tak Sehat

    Jakarta

    Singapura melanjutkan strategi suksesnya untuk menekan peningkatan kasus penyakit tidak menular. Berkaca dari keberhasilan NutriGrade pada minuman dan gerai-gerai pangan siap saji, konsumsi gula harian berkurang dari 60 gram pada 2018 menjadi 56 gram pada 2022. Jumlahnya bisa jadi menurun jauh lebih signifikan pada satu tahun belakangan.

    Hal ini jelas berdampak pada penanganan kasus diabetes. Walhasil, cara yang sama akan diterapkan pada pembatasan konsumsi garam, hingga lemak jenuh. Kandungan yang memicu kolesterol hingga tekanan darah tinggi, bila dikonsumsi melampaui ambang batas harian. Kondisi-kondisi tersebut juga menjadi pengaruh besar seseorang terkena serangan jantung.

    Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menyebut tren kasus serangan jantung relatif tinggi di Negeri Singa.

    Pada 2022, 36 warga Singapura didiagnosis infark miokard akut atau serangan jantung setiap hari.

    “Itu lebih dari satu orang setiap jam. Sepuluh tahun sebelumnya, jumlahnya 25 per hari,” kata Ong, dikutip dari Channel News Asia.

    Sebagai gambaran, berikut model atau kemungkinan penetapan NutriGrade untuk makanan tinggi garam dan lemak. Dari bumbu dapur hingga mi instan, seluruhnya dibagi berdasarkan abjad level A, B, C, dan D:

    Kecap asin:

    Level A: sodium lebih dari 1.200 mg/100g, gula lebih dari 21 g/100g
    Level B: sodium 1.200 sampai 1.600 mg/100g, gula lebih dari 21 g/100g
    Level C: sodium 1.600 sampai 2.100 mg/100g, gula 21 sampai 36 g/110g
    Level D: sodium lebih dari 2.100 mg/100g, gula 36 g/100g

    Saus cabai dan lain-lain:

    Level A: sodium lebih dari 1.200 mg/100g, gula lebih dari 21 g/100g
    Level B: sodium 1.200 sampai 1600 mg/100g, gula lebih dari 21 g/100g
    Level C: 1.600 sampai 2.100 mg/100g, gula 21 sampai 36 g/110g
    Level D: sodium lebih dari 2.100 mg/100g, gula 36 g/100g

    Mi instan:

    Level A: sodium lebih dari 1.400 mg/100g, saturated fat (lemak jenuh) lebih dari 8 g/100 g
    Level B: sodium 1.400 sampai 1.800 mg/100g, saturated fat lebih dari 8 g/100g
    Level C: sodium 1.800 ke 2.500 mg/100 g, saturated fat 8 ke 9 g/100gr
    Level D: sodium lebih dari 2.500 mg/100g, saturated fat lebih dari 9 gr.

    Iklan Bakal Dilarang

    Pemerintah Singapura tak main-main melarang iklan pangan siap saji yang termasuk level D. Karenanya, para industri diberikan waktu untuk melakukan reformulasi produknya agar bisa masuk kategori lebih sehat di level A atau B. Mengingat saat ini, 82 persen mi instan yang dijual di Singapura masuk pada makanan level C dan D.

    “Iklan untuk produk berlabel D akan dilarang,” kata Kementerian Kesehatan atau Ministry of Health (MOH) Singapura, dikutip dari CNA.

    (naf/kna)

  • Ini Kategori Mi Instan-Bumbu Dapur Paling Tak Sehat di Aturan Baru Singapura

    Ini Kategori Mi Instan-Bumbu Dapur Paling Tak Sehat di Aturan Baru Singapura

    Jakarta

    Lebih dari satu warga Singapura meninggal setiap jam karena serangan jantung. Hal ini didasari riwayat kondisi seseorang, termasuk kolesterol tinggi hingga tekanan darah tinggi.

    Menteri Kesehatan Singapura menilai kondisi tersebut jelas berkaitan dengan tingginya konsumsi garam dan lemak. Ada 23 subkategori makanan kemasan yang kemudian regulasinya akan diperketat, bukan hanya saat penjualan tetapi saat mengiklankan produknya.

    Pasalnya, empat dari 10 produk yang dibeli warga Singapura saat ini berada di kelas D ‘Nutrigrade’ atau sangat tidak sehat, termasuk salah satunya mi instan. Sebanyak 82 persen mi instan yang dijual di Singapura masuk pada makanan level C dan D.

    “Iklan untuk produk berlabel D akan dilarang,” kata Kementerian Kesehatan atau Ministry of Health (MOH) Singapura, dikutip dari CNA.

    Garam, saus, bumbu, mi instan, dan minyak goreng harus diberi kelas A, B, C, atau D berdasarkan kandungan natrium, gula, dan lemak jenuhnya.

    Kelas A adalah untuk makanan dengan kadar natrium, gula, atau lemak jenuh terendah. Sebaliknya, yang tertinggi diberi kelas D.

    Produk akan diberi kelas berdasarkan zat gizi yang menjadi perhatian dengan kadar tertinggi. Misalnya, jika suatu produk memiliki kadar natrium C dan kadar lemak jenuh dalam kelas D, kelas akhir penentuan produk akan dimasukkan pada level D.

    Label tersebut kemudian akan menyorot zat gizi yang menjadi perhatian, yang dalam hal ini adalah lemak jenuh.

    Subkategori produk yang berbeda akan memiliki ambang batas berbeda untuk pemberian level, serta harus dibandingkan dengan produk lain dalam kategori yang sama.

    Untuk produk yang dinilai C atau D, tanda Nutri-Grade harus dipajang di bagian depan kemasan produk.

    “Untuk memberi pelaku industri waktu yang cukup untuk melakukan reformulasi produk mereka, pelabelan akan mulai berlaku pada pertengahan 2027. MOH mendukung perumusan kembali produk yang lebih sehat dengan hibah,” jelas otoritas terkait.

    Ong mengatakan kementerian memutuskan setiap subkategori produk akan memiliki serangkaian level ambang batasnya sendiri untuk natrium atau lemak jenuh karena ada berbagai macam produk yang digunakan untuk masakan berbeda, dan digunakan dalam jumlah berbeda.

    “Tidak mungkin untuk menilai kecap manis, kecap asin, dan kecap ikan berdasarkan serangkaian ambang batas yang sama, mengingat perbedaan yang melekat pada kandungan natrium dan gulanya, dan yang lebih penting, perbedaan yang melekat pada cara kita menggunakan saus tersebut,” katanya.

    “Jika kita membiarkan setiap saus menggunakan ambang batas yang sama, bahan seperti kecap ikan yang secara inheren memiliki kandungan natrium tinggi dan digunakan dengan hemat, akan dikutuk untuk dinilai D dengan sedikit harapan untuk perbaikan. Produsennya juga tidak akan memiliki insentif untuk melakukan perbaikan.”

    Dia mengatakan dengan menetapkan tingkat ambang batas yang berbeda untuk setiap kategori saus, konsumen memiliki dasar untuk memilih versi yang lebih sehat sementara industri akan memiliki insentif untuk reformulasi praktis dan progresif.

    Health Promotion Board (HPB), badan pemerintah Singapura untuk mempromosikan gaya hidup sehat, juga melibatkan operator makanan dan minuman serta pedagang kaki lima untuk mendorong mereka beralih ke bahan-bahan yang rendah natrium. Ini adalah bagian dari gerakan “Kurangi Garam, Perbanyak Rasa” yang diluncurkan pada 2023, bertujuan untuk mengurangi asupan natrium warga Singapura hingga 15 persen.

    Dorongan untuk mengurangi asupan natrium mengikuti perang melawan diabetes untuk mengurangi konsumsi gula di Singapura.

    Pelabelan Nutri-Grade dan kampanye kesehatan masyarakat membantu menurunkan konsumsi gula. Total asupan gula harian berkurang dari 60 gram pada 2018 menjadi 56 gram pada 2022.

    HPB merekomendasikan pembatasan gula tidak lebih dari 10 persen dari asupan energi harian, yaitu sekitar 50 gram, atau 10 sendok teh gula, berdasarkan diet 2000 kalori.

    (naf/kna)

  • Warga Singapura Banyak yang Kolesterol Tinggi, Aturan Mi Instan-Bumbu Dapur Diperketat

    Warga Singapura Banyak yang Kolesterol Tinggi, Aturan Mi Instan-Bumbu Dapur Diperketat

    Jakarta

    Aturan label Nutrigrade di Singapura bakal diperluas, tidak hanya berkaitan dengan kandungan tinggi gula di minuman. Mulai 2027, mi instan, bumbu dapur, dan minyak goreng wajib mencantumkan nilai gizi yang menjadi tanda seberapa sehat produk mereka.

    Pelabelan gizi Nutrigrade memberi nilai produk A, B, C, atau D, untuk setiap produk. Produk A paling sehat, dan D paling tidak sehat.

    Penetapan label yang diperluas mencakup seberapa tinggi kandungan natrium dan lemak jenuh. Ini juga akan diberlakukan pada produk makanan yang merupakan sumber utama natrium dan lemak jenuh warga Singapura.

    Meskipun wacana ini sudah diumumkan pada bulan Agustus tahun lalu oleh Kementerian Kesehatan Singapura, rincian tentang bagaimana hal itu akan diluncurkan baru dirilis pada Minggu (6/5/2025), oleh Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung.

    Dalam sebuah acara yang menandai ulang tahun ke-55 Singapore Heart Foundation (SHF) di Galeri Nasional Singapura, Ong mengatakan jumlah warga Singapura yang didiagnosis dengan penyakit jantung telah meningkat dalam dekade terakhir.

    Pada 2022, 36 warga Singapura didiagnosis infark miokard akut atau serangan jantung setiap hari.

    “Itu lebih dari satu orang setiap jam. Sepuluh tahun sebelumnya, jumlahnya 25 per hari,” kata Ong, dikutip dari CNA.

    “Ini bukan sekadar statistik, karena setiap korban adalah anggota keluarga, teman, atau kolega.”

    Selain deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, warga Singapura harus mewaspadai tiga penyakit utama termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Berdasarkan statistik nasional terbaru pada 2022, prevalensi hipertensi dan kolesterol darah tinggi di antara penduduk Singapura tetap tinggi, kata MOH.

    Lebih dari satu dari tiga atau sekitar 37 persen warga Singapura mengalami hipertensi, atau tekanan darah tinggi, jumlahnya hampir dua kali lipat sejak 2010. Hampir sepertiga atau 31,9 persen mengalami kolesterol tinggi, atau hiperlipidemia.

    Mengonsumsi terlalu banyak garam dan lemak jenuh merupakan faktor risiko utama untuk kondisi kronis ini.

    Sembilan dari 10 penduduk Singapura mengonsumsi lebih dari jumlah natrium yang direkomendasikan, yaitu 2.000 mg per hari. Jumlah natrium yang mereka konsumsi juga meningkat menjadi 3.620 mg per hari dari 3.480 mg pada 2019.

    Asupan lemak jenuh warga Singapura juga melebihi pedoman. Lemak jenuh membentuk 36 persen dari total asupan lemak makanan penduduk Singapura, yang lebih tinggi dari batas atas 30 persen yang direkomendasikan. Sumber utama lemak jenuh dalam makanan mereka adalah minyak goreng.

    “Dalam hal diet, sebagian besar warga Singapura akan mendapat manfaat besar, bukan dengan mengikuti program diet mewah apa pun, tetapi (dengan) sekadar mengurangi konsumsi ‘tiga S’ – gula, natrium, lemak jenuh,” kata Ong.

    (naf/naf)

  • Waspadai Tanda-tanda Hipertensi yang Muncul Setelah Lebaran

    Waspadai Tanda-tanda Hipertensi yang Muncul Setelah Lebaran

    Jakarta

    Momen libur Lebaran seringkali membuat orang-orang abai dalam menjaga kesehatan. Selama libur Lebaran, sebagian orang mungkin menjalani pola makan yang tidak sehat dan jarang melakukan aktivitas fisik.

    Akibatnya, risiko penyakit pun meningkat. Salah satu penyakit yang seringkali menyerang usai libur Lebaran adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, hipertensi adalah kondisi tekanan darah yang melebihi batas wajar. Salah satu pemicu utamanya adalah konsumsi garam dan lemak secara berlebihan, dua hal yang seringkali ada pada makanan khas Lebaran.

    Jika dibiarkan terus-menerus, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, mulai dari penyakit ginjal, serangan jantung, hingga stroke. Karenanya penting untuk mengenali tanda-tanda hipertensi guna mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah.

    Tanda-tanda Hipertensi

    Kebanyakan pengidap hipertensi tidak merasakan gejala apapun. Pada beberapa kasus, tekanan darah yang sangat tinggi dapat memicu sejumlah gejala, seperti sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri dada, dan lain sebagainya.

    Satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang memiliki hipertensi adalah dengan pemeriksaan tekanan darah. Orang dengan hipertensi memiliki tekanan darah di atas 90/60 mmHg.

    Dikutip dari laman resmi WHO, orang dengan tekanan darah sangat tinggi (180/120 mmHg) dapat mengalami gejala berupa:

    Sakit kepala parahNyeri dadaPusingKesulitan bernafasMualMuntahPenglihatan kabur atau perubahanPenglihatan lainnyaKecemasanKebingunganBerdengung di telingaMimisanIrama jantung abnormal

    Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga medis jika mengalami gejala-gejala tersebut untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang akurat.

    (ath/kna)

  • Manfaat Kesehatan Rutin Mengonsumsi Matcha, Minuman Viral Favorit Gen Z

    Manfaat Kesehatan Rutin Mengonsumsi Matcha, Minuman Viral Favorit Gen Z

    Jakarta

    Matcha semakin populer di kalangan generasi Z. Bubuk teh khas Jepang ini tersedia dengan beragam jenis, mulai dari matcha latte, matcha shot sampai dijadikan bahan tambahan untuk kue.

    Seperti teh hijau, matcha berasal dari tanaman Camellia sinensis. Namun, tanaman ini tumbuh secara berbeda dan memiliki profil nutrisi yang unik.

    Matcha mengandung kafein dan antioksidan daripada yang biasanya ada dalam teh hijau. Penelitian tentang matcha dan komponen-komponennya beragam, mulai dari membantu melindungi hati, meningkatkan kesehatan jantung, dan bahkan membantu penurunan berat badan.

    Dikutip dari Healthline, berikut manfaat rutin mengonsumsi matcha.

    1. Menjaga kesehatan hati

    Organ hati sangat penting bagi kesehatan dan berperan penting dalam membuang racun, memetabolisme obat, dan memproses nutrisi.

    Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa matcha dapat mencegah kerusakan hati dan menurunkan risiko penyakit hati. Namun, penelitian tambahan diperlukan untuk melihat efeknya pada manusia secara keseluruhan.

    2. Meningkatkan fungsi otak

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa komponen dalam matcha dapat membantu meningkatkan fungsi otak. Satu penelitian terhadap 23 orang mengamati bagaimana orang melakukan serangkaian tugas yang dirancang untuk mengukur kinerja otak. Mereka yang mengonsumsi matcha menunjukkan peningkatan dalam perhatian, waktu reaksi, dan memori dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo.

    Matcha telah terbukti meningkatkan perhatian, memori, dan waktu reaksi. Matcha juga mengandung kafein dan L-theanine, yang dapat meningkatkan beberapa aspek fungsi otak.

    3. Mencegah kanker

    Matcha mengandung beberapa senyawa yang telah dikaitkan dengan pencegahan kanker yang dibuktikan pada penelitian dengan hewan. Misalnya, matcha mengandung epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang tinggi, sejenis katekin yang mungkin memiliki sifat antikanker yang kuat.

    Beberapa penelitian laboratorium dan hewan menunjukkan bahwa matcha dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.

    4. Memperkuat jantung

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum teh hijau, yang memiliki profil nutrisi yang mirip dengan matcha, dapat membantu melindungi terhadap penyakit jantung.

    Konsumsi teh hijau telah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah, dibandingkan dengan kopi, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan komplikasi lain pada orang dengan penyakit jantung.

    5. Melindungi sel-sel tubuh

    Antioksidan dalam teh hijau, seperti matcha, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Hal ini dapat membantu mengurangi peradangan dan mencegah beberapa kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.

    (kna/kna)

  • Studi Ungkap Penyebab Banyak Anak Muda yang Mulai Kena Stroke

    Studi Ungkap Penyebab Banyak Anak Muda yang Mulai Kena Stroke

    Jakarta

    Penyakit stroke dapat dialami oleh semua kalangan, termasuk usia muda. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), melaporkan adanya peningkatan risiko stroke sebesar 15 persen pada orang yang berusia di bawah 65 tahun selama 10 tahun terakhir.

    Prevalensi stroke meningkat sebesar 14,6 persen pada mereka yang berusia 18-44 tahun dan 15,7 persen pada orang dengan usia 45-64 tahun.

    Stroke ditandai dengan mati rasa atau kelemahan yang terjadi tiba-tiba pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, kebingungan, kehilangan keseimbangan, masalah penglihatan, hingga sakit kepala parah tanpa penyebab yang jelas.

    Terapis cedera otak Natalie Mackenzie dan ahli saraf Dr Rena Sukhdeo Singh mengungkap penyebab di balik peningkatan kasus stroke pada usia muda ini.

    “Selama karier saya, saya melihat peningkatan kasus stroke pada orang dewasa muda, yang berkaitan dengan gaya hidup buruk, seperti pola makan buruk, kurang olahraga, kurangnya pengobatan sleep apnea, penggunaan zat terlarang, dan obesitas,” jelas Dr Singh, dikutip dari Newsweek.

    Dr Singh yang merupakan Direktur Medis Primary Stroke Center di University of Maryland Shore Medical Center di Easton, menjelaskan bahwa risiko stroke masih lebih tinggi pada orang dewasa yang usianya di atas 55 tahun. Hal itu karena ‘keausan arteri di otak’, bersama dengan faktor-faktor yang berkaitan dengan usia, seperti penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan diabetes.

    “Namun, meskipun kejadian stroke lebih tinggi pada populasi orang dewasa yang lebih tua, ada peningkatan kejadian stroke pada pasien di bawah usia 50 tahun,” terangnya.

    Kedua ahli itu pun mengidentifikasi faktor utama yang berkontribusi terhadap stroke di kalangan anak muda, yakni:

    1. Kegemukan atau Obesitas

    CDC menyatakan bahwa lebih dari 2 dari 5 orang dewasa di AS mengalami kegemukan, bersama dengan 1 dari 5 anak yang berusia 2-19 tahun. Hal ini disertai dengan masalah kesehatan, seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang membuat orang lebih rentan terhadap stroke.

    Masalah-masalah ini dapat dikelola dengan pilihan gaya hidup yang lebih sehat, pola makan, dan pengendalian berat badan yang didukung oleh olahraga.

    “Jelas bahwa peningkatan berat badan berkontribusi terhadap kejadian stroke. Diabetes secara umum diketahui meningkatkan risiko stroke karena dampaknya pada pembuluh darah dan jantung, mirip dengan efek tekanan darah tinggi serta obesitas,” jelas Mackenzie.

    Dr Singh pun menyoroti kebiasaan orang-orang muda yang kurang bergerak atau kurang aktif saat bekerja.

    2. Kebiasaan Makan Junk Food

    Dr Singh juga menyebutkan bahwa kebiasaan orang-orang usia muda makan junk food atau makanan cepat saji juga bisa menjadi pemicu stroke. Hal ini dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, bahkan sleep apnea.

    Sleep apnea merupakan suatu gangguan yang menyebabkan pernapasan berulang kali terhenti atau dangkal saat tidur.

    “Masing-masing kondisi tersebut secara independen meningkatkan risiko stroke,” tutur Dr Singh,

    3. Faktor Stres

    Menurut Dr Singh, stres pada anak muda yang terus meningkat dapat memicu stroke. Stres ini meningkatkan kadar kortisol dan mengakibatkan tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah dan tekanan pada jantung.

    “Tubuh kita tidak dirancang untuk menjadi aktif dan ‘sibuk’ seperti ini, dan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental cukup besar,” terang Mackenzie.

    Menurut survei Stress in America 2023 yang dilakukan secara daring oleh The Harris Poll atas nama American Psychological Association, stres berkepanjangan ini terjadi sejak COVID-19 yang mendorong peningkatan penyakit kronis dan masalah kesehatan mental.

    “Stres yang meningkat mempengaruhi tekanan darah dan dapat menyebabkan kondisi kesehatan kronis, menyebabkan kurangnya waktu untuk menjalani pilihan gaya hidup sehat, dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan,” beber Mackenzie.

    “Pilihan makanan cepat saji karena kurangnya waktu (sering kali mengandung kadar garam tinggi, faktor risiko lainnya), ketidakmampuan untuk berolahraga secara teratur, dan lonjakan kondisi kesehatan mental bukanlah kondisi yang optimal bagi tubuh, karenanya menambah peningkatan risiko stroke,” pungkasnya.

    (sao/naf)

  • Waspada Penyakit Metabolik Setelah Lebaran, Jaga Pola Makan!

    Waspada Penyakit Metabolik Setelah Lebaran, Jaga Pola Makan!

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Hakam mewanti-wanti kepada masyarakat agar menjaga pola makan selama lebaran.

    Pasalnya, penyakit yang bersifat metabolik bisa saja menyerang berangkat dari pola makan tidak teratur selama Idulfitri.

    Menurutnya, penyakit metabolik ini terjadi karena gangguan proses metabolisme tubuh dalam penguraian makanan menjadi energi.

    Di antara penyakit metabolik ini misalnya naiknya kadar gula darah, tekanan darah tinggi, dan naiknya kolesterol.

    Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam. (Tribun Jateng/ Rifqi Ghozali)

    “Memang dalam bulan-bulan tertentu ada penyakit yang harus kami waspadai seperti saat lebaran berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya,” kata Hakam.

    Untuk itu demi memaksimalkan pelayanan kesehatan selama lebaran pihaknya senantiasa menyiapkan sejumlah obat yang dibutuhkan mereka yang mengidap penyakit metabolik.

    “Selain kami siapkan obat-obatan kami juga menyiapkan tenaga kesehatan meski libur lebaran. Tenaga kesehatan tersebut meliputi dokter jaga dan kesiapan sarana dan prasarana berupa ruang ICU,” kata Hakam.

    Untuk itu Hakam berpesan agar tidak kalap saat lebaran dalam menyantap makanan. Pasalnya hal tersebut bisa berbahaya bagi tubuh. Perlu ada kehati-hatian dan tetap menyantap makanan sehat.

    Tidak sekadar penyakit metabolik, yang cukup menjadi perhatian pihak RSUD dr Loekmono Hadi Kudus selama libur lebaran yaitu berkaitan dengan peristiwa kecelakaan. Pasalnya selama libur lebaran aktivitas warga untuk keluar rumah dan saling berkunjung meningkat.

    “Untuk itu kami juga menyiagakan dokter ortopedi untuk mengantisipasi hal tersebut, sebab semakin ke sini kejadiannya semakin banyak dan operasi tulang juga semakin sering,” kata dia. (*)