Topik: tekanan darah tinggi

  • Menkes sebut hampir dua juta warga sudah manfaatkan CKG

    Menkes sebut hampir dua juta warga sudah manfaatkan CKG

    ANTARA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan hampir dua juta orang sudah memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diselenggarakan oleh pemerintah sejak Februari lalu. Sejauh ini sudah mulai terlihat penyakit-penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia di antaranya masalah gigi, kadar gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. (Denik Apriyani/Sandy Arizona/Gracia Simanjuntak)

  • Meghan Markle Curhat Alami Kondisi Mengancam Nyawa Pasca Melahirkan Anak Pertama

    Meghan Markle Curhat Alami Kondisi Mengancam Nyawa Pasca Melahirkan Anak Pertama

    Jakarta

    Meghan Markle membagikan pengalamannya saat pertama kali menjadi seorang ibu. Dalam podcast terbaru bersama pendiri Bumble, Whitney Wolfe Herd, Duchess of Sussex itu mengungkapkan pernah mengalami preeklamsia pascapersalinan.

    Meghan bahkan menyebut itu sebagai pengalaman yang sangat menakutkan.

    “Kami berdua (bersama Wolfe) memiliki pengalaman yang sangat mirip saat persalinan, meskipun kami tidak saling mengenal saat itu,” kata Meghan, dikutip dari People.

    “Dan kami berdua mengalami preeklamsia pascapersalinan,” sambungnya.

    Namun, Meghan tidak menjelaskan lebih rinci soal kondisi preeklamsia pascapersalinan yang dialaminya, apakah pada saat melahirkan putranya, Archie (5) atau putrinya Lilibet (3).

    “(Kondisi) ini sangat langka dan menakutkan. Dan Anda masih mencoba melakukan semua (aktivitas) ini, dan dunia tidak tahu apa yang terjadi secara diam-diam,” jelas Meghan.

    “Dalam keheningan, Anda masih mencoba untuk hadir untuk orang lain, terutama bagi anak-anak, tetapi hal-hal tersebut merupakan ketakutan medis yang besar,” lanjutnya.

    Apa Itu Kondisi Preeklamsia Pascapersalinan?

    Preeklamsia pascapersalinan adalah kondisi langka yang terjadi saat seseorang memiliki tekanan darah tinggi dan protein berlebih dalam urine seseorang setelah melahirkan.

    “Preeklamsia pascapersalinan memerlukan penanganan segera. Jika tidak ditangani, preeklamsia pascapersalinan dapat menyebabkan kejang dan komplikasi serius lainnya,” seperti yang dikutip dari Newsweek.

    Menurut Preeclampsia Foundation, setiap wanita dapat mengalami preeklampsia setelah bayinya lahir atau preeklamsia pascapersalinan. Terlepas dari apakah ia mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilannya atau tidak.

    (sao/kna)

  • 8 Penyebab Perdarahan Otak, Kondisi yang Dialami Titiek Puspa sebelum Meninggal

    8 Penyebab Perdarahan Otak, Kondisi yang Dialami Titiek Puspa sebelum Meninggal

    Jakarta

    Indonesia baru saja kehilangan salah satu maestro musik kebanggaan, Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis (10/4). Musisi legendaris Tanah Air tersebut, tutup usia pada umur 87 tahun, dikabarkan karena perdarahan otak kiri.

    Dikutip dari WebMd dan Cleveland Clinic, perdarahan otak sendiri merupakan sebuah masalah kesehatan yang harus diwaspadai. Kondisi ini menyebabkan darah mengumpul di antara otak dan tengkorak, serta mencegah oksigen mencapai otak.

    Perdarahan otak sering terjadi setelah terjatuh atau cedera traumatis. Kondisi ini juga umum terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

    Lalu, apa saja penyebab perdarahan otak yang perlu diwaspadai?

    1. Trauma Kepala

    Cedera merupakan penyebab paling umum seseorang mengalami perdarahan otak. Trauma kepala ini bisa terjadi karena banyak faktor, seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, hingga insiden saat berolahraga.

    Guncangan keras pada kepala dapat menyebabkan pembuluh darah di otak pecah atau robek, yang kemudian mengakibatkan perdarahan.

    2. Tekanan Darah Tinggi

    Hipertensi juga menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perdarahan otak. Tekanan darah tinggi yang terjadi dalam jangka waktu panjang dan tidak dikontrol akan melemahkan dinding pembuluh darah di otak, sehingga membuatnya rentan pecah.

    3. Aneurisma

    Aneurisma adalah pembengkakan atau penonjolan pada pembuluh darah di otak yang terjadi karena melemahnya dinding pembuluh darah tersebut. Pembengkakan ini seperti balon yang dapat pecah sewaktu-waktu, terutama jika terkena tekanan darah tinggi.

    4. Kelainan Pembuluh Darah (arteriovenous malformations)

    Sebagian orang mungkin terlahir dengan pembuluh darah yang lemah di dalam dan di sekitar otak. Kondisi ini memungkinkan mereka lebih rentan mengalami perdarahan otak. Seseorang mungkin tidak mengetahuinya, sampai mereka benar-benar mengalami gejala.

    5. Angiopati Amiloid

    Kondisi ini berarti adanya kelainan pada dinding pembuluh darah otak yang biasanya berkembang seiring bertambahnya usia dan sering berkaitan dengan hipertensi. Pada kondisi ini, protein amiloid terakumulasi di dinding pembuluh darah otak, membuatnya menjadi kaku dan rapuh.

    6. Gangguan Darah

    Beberapa kondisi seperti hemofilia dan anemia sel sabit dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit, sel darah yang menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.

    7. Penyakit Hati

    Hati merupakan organ yang memiliki peran penting terkait pembekuan darah di tubuh, sehingga adanya masalah dapat meningkatkan risiko perdarahan otak. Ketika fungsi hati terganggu, produksi protein pembeku darah dapat berkurang, menyebabkan gangguan pembekuan darah dan meningkatkan risiko pendarahan, termasuk di otak.

    8. Tumor Otak

    Adanya tumor di otak, baik yang ganas atau jinak dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan otak. Ini karena tumor memberikan tekanan pada jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya.

    Ukuran tumor yang semakin membesar dapat menekan pembuluh darah dan merusak dindingnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perdarahan.

    (dpy/kna)

  • Riwayat Sakit Titiek Puspa Sebelum Meninggal, Kanker Serviks-Perdarahan Otak

    Riwayat Sakit Titiek Puspa Sebelum Meninggal, Kanker Serviks-Perdarahan Otak

    Jakarta

    Artis senior Titiek Puspa meninggal dunia pada 10 April 2025 di usia 87 tahun usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan. Sebelum meninggal, ia sempat mengalami beberapa masalah kesehatan.

    Pada akhir Maret lalu, Titiek dilarikan ke rumah sakit akibat perdarahan otak. Ia tiba-tiba pingsan setelah menghadiri sebuah acara televisi.

    Titiek saat itu harus menjalani operasi pecah pembuluh darah dan prosesnya berjalan lancar. Pasca operasi, ia juga dirawat secara intensif di ruang ICU rumah sakit.

    “Eyang (Titiek Puspa) sudah operasi semalam. Kondisinya, aku tadi ngobrol sama dokter. Operasinya berjalan baik, alhamdulillah cuma kita lagi nunggu reaksinya besok buat dia. Biar dia istirahat dulu,” kata Manajer Titiek Puspa, Mia saat itu.

    Titiek juga sempat mengidap kanker serviks. Ia didiagnosis mengidap kanker pada akhir 2009 di usia 72 tahun. Sang penyanyi akhirnya menjalani perawatan di Singapura selama beberapa waktu.

    Meski begitu, ia dinyatakan sembuh setelah beberapa bulan setelahnya. Menurut Titiek, meditasi yang ia lakukan secara rutin merupakan salah satu kunci kesembuhannya. Meditasi memberikan ketenangan yang besar padanya.

    “Ketika di Singapura sudah stadium 2 dan 3. Tapi karena saya melaksanakan perintah dokter dan ada sesuatu hal. Saya mendapatkan insting untuk pulang. Kemudian saya melakukan meditasi, terus rasa sakit hilang,” kata Titiek pada tahun 2010.

    “Kemudian saya kembali lagi ke Singapura untuk berobat dan dinyatakan bersih dari penyakit,” tandasnya.

    Menyoal Perdarahan Otak

    Perdarahan otak merupakan salah satu jenis stroke. Dikutip dari WebMD, kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di otak melemah atau tiba-tiba pecah. Ini menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.

    Perdarahan otak dipicu oleh berbagai faktor, seperti trauma kepala, tekanan darah tinggi, aneurisma, dan kelainan darah. Beberapa faktor lain seperti penyakit liver, tumor otak, dan kelainan darah juga dapat memicu masalah ini.

    Adapun berikut ini sederet gejala umum perdarahan otak:

    Kesulitan menulis atau membacaKehilangan keterampilan motorik halus (seperti tidak dapat mengikat tali sepatu atau memutar gagang pintu)Tangan gemetarMerasa pusingKehilangan keseimbanganIndra perasa tidak normalKehilangan kesadaran (pingsan)Sakit kepala parah yang tiba-tibaKepekaan terhadap cahayaKejang tanpa riwayat kejang sebelumnyaKelemahan pada lengan atau kakiMual atau muntahKewaspadaan menurun; kelesuanPerubahan penglihatan (seperti penglihatan ganda)Kelopak mata terkulaiLeher kakuKesulitan bernapasDetak jantung tidak normalKesemutan atau mati rasaKesulitan berbicara atau memahami orang lainKesulitan menelan

    (avk/kna)

  • Ini Penyebab Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya – Halaman all

    Ini Penyebab Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB di usia 87 tahun.

    Putri sulung Titiek Puspa yakni Petty Tunjungsari Murdago, mengungkapkan bahwa sang ibunda sebelumnya mengalami pendarahan otak sebelah kiri atau pecahnya pembuluh darah di otak pada Rabu (26/3/2025) malam, hingga pingsan.

    Saat itu kata Petty, Titiek Puspa baru saja usai menyelesaikan syuting tiga episode program Lapor Pak! di Trans 7.

    Sehingga Titiek Puspa langsung dilarikan ke RS Medistra, Jakarta Selatan.

    “Dan ternyata setelah diperiksa, ada pe​ndarahan otak di sebelah kiri, kepala kiri. Nah itu memang termasuk yang serius karena Ibu Titiek usianya 87 tahun,” jelas Petty.

    Setelah menjalani perawatan selama dua pekan di rumah sakit akibat pendarahan otak, Titiek Puspa menghembuskan napas terakhirnya, Kamis sore, hari ini.

    Dikutip dari situs alodokter.com, pembuluh darah pecah di otak atau pendarahan di otak merupakan kondisi yang bisa berakibat fatal.

    Tidak hanya merusak otak, kondisi ini juga dapat membahayakan nyawa.

    Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab pecahnya pembuluh darah otak agar dapat segera ditangani.

    Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan darah yang berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh sel, jaringan, serta organ tubuh.

    Karena perannya yang begitu penting, sangat berbahaya bila pembuluh darah tidak berfungsi atau bahkan pecah.

    Jika pembuluh darah pecah di otak, kondisi ini dapat memicu pendarahan otak.

    Perdarahan ini bisa berakibat fatal karena mengakibatkan pembengkakan otak dan matinya sel otak.

    Pembuluh darah pecah di otak dapat dialami siapa saja dari segala usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia.

    Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab atau pemicu pecahnya pembuluh darah di otak atau pendarahan otak, yaitu:

    1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami selama bertahun-tahun bisa menyebabkan dinding pembuluh darah di otak menjadi rapuh. Jika tidak segera diobati, hipertensi bisa menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan otak.

    2. Gaya hidup tidak sehat

    Kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja dan kokain, bisa mengakibatkan terganggunya fungsi otak.

    Tidak hanya mengganggu fungsi otak, senyawa berbahaya yang terkandung di dalam rokok, minuman beralkohol, dan narkoba juga dapat memicu pembuluh darah pecah di otak.

    3. Cedera kepala

    Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya pembuluh darah pecah di otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun. Cedera di kepala dapat terjadi akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas.

    4. Aneurisma

    Aneurisma adalah kondisi ketika terjadi pembesaran pembuluh darah akibat lemahnya dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, kondisi ini bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak dan membuat banyak darah masuk ke otak sehingga menimbulkan stroke.

    Penyebab lemahnya dinding pembuluh darah disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tekanan darah tinggi, gaya hidup tidak sehat, dan kelainan pembentukan pembuluh darah otak.

    5. Angiopati amiloid

    Angiopati amiloid juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak. Kondisi ini disebabkan adanya kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid. Angiopati amiloid kerap dialami oleh lansia dan penderita demensia atau penyakit Alzheimer.

    6. Kelainan pembuluh darah

    Kondisi yang bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak selanjutnya adalah kelainan pada pembuluh darah. Kelainan ini bisa berupa lemahnya pembuluh darah di sekitar otak atau pembuluh darah terlalu besar. Kelainan ini bisa diderita sejak lahir meski jarang terjadi.

    7. Gangguan hati

    Pada penyakit hati berat, gangguan pada produksi faktor pembekuan darah bisa terjadi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan internal di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, dan menyebabkan pembuluh darah pecah di otak.

    8. Kelainan darah

    Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit, bisa berdampak pada terjadinya penurunan kadar trombosit darah dan pembekuan darah. Jika tidak segera diobati, seiring berjalannya waktu kondisi ini juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah di otak.

    Selain beberapa penyebab di atas, ada pula faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuluh darah pecah di otak, yaitu adanya tumor otak dan efek samping obat pengencer darah.

    Gejala ​dan Tanda

    Gejala pecahnya pembuluh darah pecah di otak bisa berbeda-beda pada tiap penderitanya. Meski begitu, ada beberapa gejala yang umumnya terjadi jika seseorang mengalami pembuluh darah pecah di otak.

    Berikut ini adalah beberapa gejalanya:

    ​1. Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak

    ​2. Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak

    ​3. Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya

    ​4. Sulit menelan

    ​5. Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan

    ​6. Muntah-muntah

    ​7. Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya

    ​8. Kesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu

    ​9. Sering kebingungan

    ​Cara Penanganan 

    Pasien dengan pembuluh darah pecah di otak perlu segera mendapat penanganan dari dokter.

    Hal ini karena pecahnya pembuluh darah di otak tidak hanya dapat merusak otak, tetapi juga membahayakan nyawa.

    Untuk memastikan dan memberikan penanganan pembuluh darah pecah di otak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah, MRI, CT scan, maupun angiografi.

    Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan beberapa penanganan untuk mengatasi pembuluh darah pecah di otak.

    Berikut ini adalah beberapa penanganan yang diberikan oleh dokter:

    ​1. Obat-obatan

    Dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius akibat pembuluh darah pecah di otak. Jenis obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat antihipertensi, berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

    Jenis obat antihipertensi yang bisa diberikan adalah antagonis kalsium, ACE inhibitor, ARB (angiotensin II receptor blockers), dan diuretik.

    Obat anti nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen, bisa menjadi pilihan anti nyeri awal untuk meredakan keluhan sakit kepala yang dialami penderita pembuluh darah pecah di otak.

    Obat anti kejang, untuk meredakan kejang akibat pembuluh darah yang pecah. Obat anti kejang yang diberikan bisa berupa carbamazepine, valproic, levetiracetam, dan phenytoin.

    2. Operasi pemasangan shunt

    Pembuluh darah pecah di otak bisa menyebabkan perdarahan pada otak. Ketika terjadi, kondisi ini dapat memicu penumpukan cairan yang bisa meningkatkan tekanan di otak, bahkan menyebabkan kerusakan di jaringan otak yang dikenal dengan hidrosefalus.

    Nah, salah satu cara untuk menangani hidrosefalus adalah dengan memasang selang khusus (shunt) di dalam kepala. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan dan mengalirkan cairan otak ke rongga perut agar mudah terserap ke dalam aliran darah.

    ​3. Kraniotomi

    Selain dengan pemasangan shunt, pendarahan dan pembengkakan pada otak akibat pembuluh darah pecah juga bisa diatasi dengan melakukan operasi kraniotomi.

    Melalui operasi ini, dokter akan membuat sayatan di kulit kepala pasien dan melubangi tengkorak dengan alat bor khusus untuk memperbaiki atau mengangkat pembuluh darah otak yang pecah.

    Pencegahan Pendarahan

    Pembuluh darah pecah di otak bisa dicegah jika Anda mengetahui faktor risiko apa yang dimiliki dan melakukan pengobatan sejak dini.

    Untuk mencegah terjadinya kondisi medis atau penyakit yang bisa memicu pembuluh darah pecah di otak, disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk, seperti berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

    Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga penting dilakukan, yaitu dengan konsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari.

    Bagi Anda yang menderita penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, mengobati keduanya akan memperkecil risiko terjadinya pembuluh darah pecah di otak.

    Bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah normal juga bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

    Pembuluh darah pecah di otak adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang perlu segera mendapat penanganan di rumah sakit.

    Oleh karena itu, jika Anda mencurigai adanya gejala pembuluh darah pecah di otak, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang sesuai.

     

     

  • Titiek Puspa Alami Perdarahan Otak Sebelum Meninggal, Waspadai Pemicu dan Gejalanya

    Titiek Puspa Alami Perdarahan Otak Sebelum Meninggal, Waspadai Pemicu dan Gejalanya

    Jakarta

    Titiek Puspa meninggal dunia pukul 16.25 WIB. Kabar itu dibagikan manajernya.

    “Iya sekitar 15 menit lalu,” kata Mia manajernya melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/2025), dikutip dari detikPop.

    Keluarga Titiek Puspa sempat bicara soal perdarahan otak kiri yang dialami penyanyi legendaris itu. Wanita berusia 87 tahun itu semula masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

    Titiek Puspa juga sebelumnya menjalani operasi pecah pembuluh darah saat tiba-tiba pingsan pasca menghadiri salah satu acara.

    Apa Itu Perdarahan Otak?

    Dikutip dari Web MD, perdarahan otak adalah salah satu jenis stroke. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah yang melemah di otak mulai bocor atau tiba-tiba pecah. Akibatnya, sel-sel otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Hal itu dapat merusak bagian tersebut secara parah.

    Perdarahan otak juga disebut perdarahan intrakranial, pendarahan intraserebral, stroke hemoragik. Pendarahan otak mencakup sekitar 13 persen dari semua jenis stroke.

    Karena pendarahan otak dapat melumpuhkan atau mengancam jiwa, sangat penting untuk segera mendapatkan pertolongan medis jika mengalaminya.

    Apa Pemicunya?

    Ada beberapa penyebab perdarahan otak. Beberapa yang paling umum meliputi:

    Trauma kepala

    Cedera merupakan penyebab paling umum perdarahan otak pada orang yang berusia di bawah 50 tahun.

    Tekanan darah tinggi

    Seiring waktu, kondisi yang berlangsung lama ini dapat melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati merupakan penyebab utama perdarahan otak yang dapat dicegah.

    Aneurisma

    Pelemahan pada salah satu dinding pembuluh darah dapat membuatnya membengkak. Aneurisma dapat pecah dan berdarah ke dalam otak, yang menyebabkan stroke.

    Kelainan pembuluh darah (malformasi arteriovena)

    Kamu mungkin terlahir dengan pembuluh darah yang melemah di dalam dan sekitar otak. Namun, mungkin tidak mengetahuinya kecuali mulai mengalami gejala.

    Angiopati amiloid

    Ini adalah kelainan dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak perdarahan kecil yang tidak disadari sebelum menyebabkan perdarahan besar.

    Kelainan darah

    Hemofilia dan anemia sel sabit dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit, sel darah yang menghentikan pendarahan dengan membentuk gumpalan.

    Penyakit liver

    Kondisi ini terkait dengan peningkatan perdarahan secara umum.

    Tumor otak

    Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami jenis tumor mana yang cenderung berdarah.

    Siapa yang Berisiko Mengalami Perdarahan Otak?

    Pendarahan otak dapat terjadi pada siapa saja, tidak peduli seberapa muda atau tua. Namun, beberapa alasan mengapa hal itu lebih mungkin terjadi adalah:

    Memiliki tekanan darah tinggi.Memiliki gangguan penggunaan zat.Menggunakan tembakau.Mengonsumsi pengencer darah.Memiliki kondisi kesehatan yang melemahkan pembuluh darah.Sedang hamil atau mengalami komplikasi baik selama atau setelah kelahiran bayi.Mengalami cedera kepala.Memiliki tumor otak.

    Gejala Perdarahan Otak

    Gejala perdarahan otak dapat bervariasi. Gejalanya bergantung pada lokasi pendarahan, seberapa banyak pendarahannya, dan jumlah serta lokasi jaringan otak yang terpengaruh. Gejala sering kali muncul secara tiba-tiba. Kemudian, gejala dapat memburuk seiring berjalannya waktu.

    Gejala umum perdarahan otak meliputi:

    Sakit kepala parah yang tiba-tibaKepekaan terhadap cahayaKejang tanpa riwayat kejang sebelumnyaKelemahan pada lengan atau kakiMual atau muntahKewaspadaan menurun; kelesuanPerubahan penglihatan (seperti penglihatan ganda)Kelopak mata terkulaiLeher kakuKesulitan bernapasDetak jantung tidak normalKesemutan atau mati rasaKesulitan berbicara atau memahami orang lainKesulitan menelanKesulitan menulis atau membacaKehilangan keterampilan motorik halus (seperti tidak dapat mengikat tali sepatu atau
    memutar gagang pintu)Tangan gemetarMerasa pusingKehilangan keseimbanganIndra perasa tidak normalKehilangan kesadaran (pingsan)

    (naf/naf)

  • Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun, Sempat Dirawat karena Perdarahan Otak

    Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun, Sempat Dirawat karena Perdarahan Otak

    Jakarta

    Penyanyi legendaris Indonesia Titiek Puspa meninggal dunia. Dia berpulang pada Kamis (10/4) setelah menjalani perawatan di RS Medistra, Jakarta.

    “Iya sekitar 15 menit lalu,” kata Mia manajernya melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/).

    Sebelum meninggal, Titiek dilarikan ke rumah sakit akibat perdarahan otak. Kejadian itu terjadi ketika Titiek sedang melakukan proses syuting di salah satu program televisi.

    Setibanya di rumah sakit, dokter melakukan pemeriksaan mendalam dan menemukan adanya perdarahan di otak bagian kiri.

    Perdarahan otak termasuk salah satu jenis stroke. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah yang lemah di otak mulai bocor atau tiba-tiba pecah. Akibatnya, sel-sel otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.

    Dikutip dari WebMD, ada beberapa penyebab pendarahan otak. Penyebab yang paling umum meliputi:

    Trauma kepala. Cedera merupakan penyebab paling umum pendarahan otak pada orang yang berusia di bawah 50 tahun.

    Tekanan darah tinggi. Seiring berjalannya waktu, kondisi yang berlangsung lama ini dapat melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati merupakan penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.

    Aneurisma. Melemahnya salah satu dinding pembuluh darah dapat membuatnya membengkak. Aneurisma dapat pecah dan berdarah ke dalam otak Anda, yang menyebabkan stroke.

    (kna/naf)

  • 5 Kondisi Ini Bikin Kamu Ga Boleh Paksain Diri Aktivitas di Luar Rumah sampai Masuk Kerja

    5 Kondisi Ini Bikin Kamu Ga Boleh Paksain Diri Aktivitas di Luar Rumah sampai Masuk Kerja

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sejumlah kondisi tubuh tidak bisa dianggap sepele.

    Pasalnya dalam beberapa kondisi tertentu, tubuh kita tidak bisa dipaksa untuk aktivitas di luar rumah bahkan masuk kerja.

    Kendati demikian, Praktisi Kesehetan, Ngabila Salama tetap mengingatkan agar ketidakhadiranmu atas persetujuan pihak yang berwenang dan didukung dengan bukti yang valid ya. 

    “Prinsipnya lebih cepat penyakit atau keluhan dideteksi, lebih cepat berobat, akan cepat sembuh dan tidak menyebabkan kematian, produktivitas kerja terus terjaga,” katanya beberapa waktu lalu.

    Berikut lima hal tersebut:

    1. Terkena penyakit menular yang membahayakan diri sendiri dan orang sekitar: batuk, pilek, flu singapura/hand mouth foot disease (HMFD), campak, diare, hepatitis, demam berdarah, dan lain-lain.

    Pastikan segera berobat ke dokter/puskesmas terdekat gratia untuk diobati segera. Kalau pun masuk kerja dalam kondisi tersebut terapkan pola hidup bersih 3M ya: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak

    2. Tidak kuat beraktivitas karena keluhan yang cukup mengganggu: pusing, mual, muntah, lemas. Pastikan segera berobat ke dokter/puskesmas terdekat gratis untuk diobati segera

    lihat foto
    Di tengah musim penghujan, tak jarang si kecil terserang batuk dan pilek. Termasuk terhadap balita yang baru memulai makanan pendamping Air Susu Ibu (mpASI). Konselor Menyusui dan PMBA, Dosen Universitas Respati Indonesia (URINDO), Yuna Trisuci mengatakan, saat di kecil batuk dan pilek ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan seksama.

    3. Tidur

    Kurang tidur membuat sulit konsentrasi, pikun, kehilangan motivasi, temperamen, mengantuk sepanjang hari. Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, dan penurunan imunitas.

    4. Stress/suasana hati sangat buruk justru mengganggu interaksi dengan sekitar dan produktivitas kerja menurun

    5. Perlu menjaga keluarga yang sedang sakit

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Usai Lebaran, Keluhan Gangguan Pencernaan di Tangerang Meningkat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 April 2025

    Usai Lebaran, Keluhan Gangguan Pencernaan di Tangerang Meningkat Megapolitan 10 April 2025

    Usai Lebaran, Keluhan Gangguan Pencernaan di Tangerang Meningkat
    Editor
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Banten Dini Anggraeni menyebutkan, muncul sejumlah keluhan kesehatan usai libur Panjang Lebaran.
    Menurut dia, keluhan yang paling umum terjadi adalah gangguan pencernaan, misalnya perut kembung, diare, sembelit, hingga asam lambung naik.
    “Ini akibat pola makan yang kurang terkontrol, karena konsumsi makanan tinggi lemak dan gula serta kurangnya aktivitas fisik,” kata Kadinkes Dini Anggraeni, dilansir dari Antara, Kamis (10/4/2025).
    Ia menuturkan, konsumsi makanan bersantan, pedas dan tinggi gula dalam jumlah besar dapat membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras.
    Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan, bahkan masalah yang lebih serius.
    Selain gangguan pencernaan, beberapa penyakit lain juga sering muncul setelah Lebaran adalah tekanan darah tinggi, lonjakan kadar gula darah, hingga peningkatan kolesterol.
    Oleh karena itu, penting untuk masyarakat lebih bijak dalam mengatur pola makan dan menjaga kesehatan setelah momen Lebaran agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari risiko penyakit
    Agar badan tetap fit dan bugar setelah Lebaran, Dini mengimbau masrakat mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum banyak air putih, rutin berolahraga, tidur yang cukup, atur porsi makan, dan kelola stres dengan baik.
    “Untuk anak muda sekarang, yaitu kurangi konsumsi kafein dan minuman manis dan usahakan cek kesehatan secara rutin,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8 Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi setelah Lebaran

    8 Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi setelah Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah Lebaran, banyak orang yang mengalami lonjakan tekanan darah akibat perubahan pola makan dan gaya hidup. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi garam, lemak, dan gula yang menjadi bagian dari hidangan khas Lebaran. Lalu, bagaimana tips mengatasi tekanan darah tinggi?

    Tips mengatasi tekanan darah tinggi sangat penting diketahui untuk menjaga kesehatan pasca-Lebaran, terutama bagi penderita hipertensi yang harus lebih berhati-hati terhadap makanan yang dikonsumsi.

    Berikut ini delapan tips untuk mengatasi tekanan darah tinggi setelah Lebaran, dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (9/4/2025).

    Tips Mengatasi Darah Tinggi

    1. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran

    Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya kalium, magnesium, dan serat. Buah, seperti pisang dan jeruk, serta sayuran, seperti bayam dan brokoli, dapat membantu menurunkan tekanan darah secara alami.

    Selain itu, buah dan sayur tersebut juga rendah kalori yang sangat bermanfaat setelah banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi saat Lebaran.

    2. Batasi konsumsi garam

    Makanan saat Lebaran sering kali mengandung banyak garam yang dapat meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya, setelah Lebaran, batasi konsumsi garam dalam makanan Anda. Pilihlah bumbu alami, seperti rempah-rempah, jahe, atau bawang putih.

    3. Olahraga teratur

    Setelah beristirahat sejenak selama Lebaran, cobalah untuk mulai berolahraga secara teratur. Jalan kaki, berlari ringan, hingga yoga selama 30 menit sehari dapat membantu memperlancar sirkulasi darah dan menurunkan tekanan darah.

    4. Perhatikan asupan lemak

    Makanan yang digoreng dan berlemak tinggi sering menjadi pilihan saat Lebaran. Namun, lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Cobalah untuk menggantinya dengan lemak sehat, seperti yang terdapat dalam alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berlemak seperti salmon.

    5. Kurangi stres

    Stres adalah faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Setelah Lebaran, luangkanlah waktu untuk bersantai dan mengelola stres. Teknik relaksasi, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mendengarkan musik yang menenangkan bisa membantu mengurangi stres dan menjaga tekanan darah tetap stabil.

    Tips mengatasi tekanan darah tinggi tidak hanya fokus pada makanan, tetapi juga pada kesehatan mental yang berdampak besar terhadap tekanan darah.

    6. Perbanyak minum air putih

    Dehidrasi bisa membuat tekanan darah menjadi tidak stabil. Untuk itu, pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari. Air putih membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mendukung fungsi ginjal, berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.

    7. Tidur yang cukup

    Setelah beberapa hari Lebaran yang mungkin penuh dengan aktivitas dan menyebabkan jam tidur berantakan, pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setelah Lebaran. Tidur yang berkualitas selama 7-8 jam setiap malam dapat membantu tubuh Anda memulihkan diri dan mengatur tekanan darah.

    8. Kontrol berat badan

    Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor penyebab tekanan darah tinggi. Jika selama Lebaran Anda mengalami kenaikan berat badan, mulailah untuk mengontrol pola makan dan melakukan olahraga untuk menurunkan berat badan secara bertahap. Penurunan berat badan yang sehat dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan jantung Anda.

    Dengan menerapkan tips mengatasi tekanan darah tinggi di atas, Anda dapat memulihkan kesehatan secara perlahan setelah Lebaran. Pola hidup sehat yang konsisten akan membantu menstabilkan tekanan darah serta mengurangi risiko komplikasi jangka panjang akibat hipertensi.