Topik: tekanan darah tinggi

  • Siklus Haid Pada Usia Subur Sebabkan Pembuluh Darah Sehat,Perempuan Muda Jarang Kena Stroke – Halaman all

    Siklus Haid Pada Usia Subur Sebabkan Pembuluh Darah Sehat,Perempuan Muda Jarang Kena Stroke – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dokter spesialis bedah saraf dr Roslan Yusni Hasan  mengungkapkan, alasan perempuan muda jarang terkena serangan jantung dan penyakit pembuluh darah seperti stroke.

    Pada perempuan siklus menstruasi yang terjadi setiap bulan membuat pembuluh darah menjadi lebih sehat.

    Dengan demikian, kasus stroke pada laki-laki muda lebih sering terjadi bila dibandingkan perempuan.

    “Sangat jarang terjadi, stroke pada usia muda terutama pada perempuan. Pada perempuan, stroke itu pada perempuan itu hampir  tidak melihat, perempuan itu serangan jantung atau stroke pada usia subur.

    Karena pada saat usia subur, siklus mentruasi itu, siklus hormonal setiap bulan yang berganti itu, itu membuat pembuluh darah dan jantung perempuan itu sangat sehat,” kata dia dalam seminar di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

    Dokter yang biasa disapa dokter Ryu ini menjelaskan, angka kejadian stroke pada usia muda yakni usia 28 hari sampai 18 tahun yaitu 13 dari 100 ribu kejadian stroke.

    Semantara pada usia dewasa muda yaitu 18 sampai 49 tahun, angka insiden stroke sekitar 17 dari 100 ribu kejadian.

    “Sehingga memang sangat jarang. Jadi kalau ada yang mengatakan sekarang itu banyak usia muda yang menderita struk, itu sudah dari dulu  ada, tidak dilaporkan,” tutur dia.

    Meski demikian, perempuan muda bisa saja berisiko terkena stroke jika memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, atau riwayat keluarga. 

    Selain itu ada faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal.

    Mencegah stroke bisa dengan menerapkan pola hidup sehat, mengelola faktor risiko hipertensi, diabetes, dan obesitas, serta menghindari merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang. 

  • Tanda Jantung Bermasalah yang Bisa Muncul di Kaki, Usia Muda Wajib Waspada

    Tanda Jantung Bermasalah yang Bisa Muncul di Kaki, Usia Muda Wajib Waspada

    Jakarta

    Tubuh akan mengeluarkan tanda peringatan jika terdapat masalah di organ tertentu. Salah satu yang bisa dikenali yakni penyakit gagal jantung yang gejalanya bisa terlihat di kaki.

    Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang terjadi ketika jantung terlalu lemah dan tidak berfungsi dengan optimal. Pada kondisi normal, jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh melalui kontraksi dan relaksasi.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Susetyo Atmojo, SpJP menuturkan gagal jantung merupakan penyakit kronis yang sangat mungkin dicegah. Namun, dalam banyak kasus, penyakit gagal jantung terlambat terdeteksi sehingga kualitas hidup pasien menjadi sangat rendah.

    Padahal, penyakit gagal jantung bersifat tidak bisa sembuh sepenuhnya dan memerlukan pengobatan seumur hidup.

    “Pasien di Indonesia seringnya terdiagnosa stadium lanjut, padahal irreversibel, kemudian usia pasien di Indonesia relatif lebih muda, makanya kita perlu mengetahui faktor risiko. Gagal jantung itu berdampak pada ekonomi negara, pasien, caregiver, karena pengobatannya seumur hidup,” kata dr Susetyo ketika ditemui awak media di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025).

    dr Susetyo mengungkapkan terdapat beberapa gejala gagal jantung yang harus diketahui, salah satunya muncul di kaki. Ia menuturkan pasien gagal jantung biasanya mengalami pembengkakan kaki.

    Ia menambahkan pembengkakan di kaki yang berkaitan dengan gagal jantung biasanya disertai gejala sesak napas dan kelelahan.

    “Gejalanya sesak napas, bengkak pada kaki, terus mudah capek. Misalnya dulu bisa jalan-jalan jauh, terus sekarang kok ngos-ngosan ya. Terus tidur lebih nyaman dengan bantal tinggi karena dada sesak, perut begah atau membesar,” sambungnya.

    Orang yang mengalami gagal jantung biasanya juga mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi. Hal ini diakibatkan pemompaan darah yang tidak maksimal ke otak.

    dr Susetyo mengingatkan bahwa pencegahan gagal jantung sebaiknya dilakukan sebelum gejala muncul. Ia menjelaskan gejala yang muncul biasanya justru menandakan gagal jantung sudah masuk stadium lanjut.

    Apabila seseorang memiliki faktor risiko seperti hipertensi atau diabetes, maka pemeriksaan medis harus segera dilakukan. Ini perlu dilakukan agar kondisi jantung bisa terkontrol dengan baik.

    Adapun berikut ini beberapa faktor risiko kardiovaskular yang sebaiknya diperiksakan ke dokter:

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi.Diabetes atau penyakit kencing manis.Obesitas.Malas bergerak.Konsumsi alkohol.Gangguan irama jantung.Hipertiroid.Kadar kolesterol tinggi.

    (avk/kna)

  • Tekanan Darah Tinggi Terus? Bisa Jadi Hipertensi Resisten, Waspadai Ciri-cirinya

    Tekanan Darah Tinggi Terus? Bisa Jadi Hipertensi Resisten, Waspadai Ciri-cirinya

    Jakarta

    Masyarakat mungkin sudah familiar dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Namun, pernahkah mendengar istilah hipertensi resisten?

    Hipertensi resisten bukanlah kondisi tekanan darah tinggi biasa. Lantas, apa itu hipertensi resisten?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, hipertensi resisten adalah tekanan darah tinggi yang bisa mencapai 140/90 mmHg atau lebih dari itu, meski sudah mengonsumsi obat.

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan utama yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah. Seseorang dapat didiagnosis dengan hipertensi resisten setelah enam bulan pengobatan tidak kunjung membuahkan hasil.

    Studi klinis saat ini tengah meneliti prosedur yang dapat membantu orang dengan kondisi hipertensi resisten di masa mendatang.

    Penyebab Hipertensi Resisten

    Penyebab hipertensi resisten bisa berupa gaya hidup tidak sehat, faktor obat-obatan, dan kondisi lain. Berikut beberapa hal yang berperan sebagai penyebab hipertensi resisten:

    Indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25.Kurangnya aktivitas fisik.Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi garam.Konsumsi alkohol berlebihan.Obat-obatan dan pengobatan.

    Berbagai macam obat, termasuk obat resep dan obat bebas, dapat mempersulit pengelolaan tekanan darah. Misalnya seperti:

    Obat pereda nyeri, terutama NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid) seperti ibuprofen dan naproxen.Dekongestan hidung.Kontrasepsi oral (pil KB).Ginseng, akar manis, atau produk herbal lainnya.

    Penyebab Sekunder Hipertensi Resisten

    Terkadang, penyebab sekunder yang dapat diobati dapat menjadi sumber hipertensi resisten. Contoh penyebab sekunder yang meningkatkan tekanan darah meliputi:

    Hiperaldosteronisme primer, saat kelenjar adrenal memproduksi terlalu banyak hormon tertentu.Stenosis arteri renalis, penyempitan arteri ke ginjal.Penyakit ginjal kronis (CKD).Sleep apnea.Feokromositoma, tumor di kelenjar adrenal (meski kurang umum terjadi).Penyempitan aorta (meski kurang umum terjadi).Sindrom Cushing, produksi berlebihan beberapa hormon steroid (meski kurang umum terjadi).

    Faktor Risiko Hipertensi Resisten

    Seseorang lebih berisiko mengalami hipertensi resisten jika mengalami:

    Mengidap penyakit ginjal kronis.Mengidap diabetes.Lebih banyak dialami wanita.

    Gejala Hipertensi Resisten

    Beberapa orang dapat bertahun-tahun tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi. Tetapi, tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat berbahaya untuk kesehatan.

    Kebanyakan orang mungkin tidak pernah merasakan gejala saat mengalami tekanan darah tinggi. Tetapi, beberapa orang mungkin mengeluhkan sakit kepala, tekanan di dada, atau sesak napas.

    Umumnya, orang dengan kondisi hipertensi harus selalu dipantau tekanan darahnya oleh dokter, terutama pada kelompok lansia. Bisa juga dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan alat tensi darah yang bisa dibeli di toko.

    Senada dengan itu, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Faris Basalamah, SpJK(K), mengatakan bahwa kondisi hipertensi resisten dapat terjadi pada siapa saja. Terutama pada orang dengan tekanan darah yang sulit dikendalikan, meski sudah minum obat.

    “Itu adalah kondisi kegagalan untuk mengontrol tekanan darah, meskipun telah mengkonsumsi dosis maksimum dari obat yang diberikan dokter,” lanjut dia beberapa waktu lalu.

    Menurut dr Faris, pada orang dengan kondisi hipertensi resisten bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali, dalam waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tetapi, kondisi tersebut nantinya dapat memicu serangan jantung, stroke, hingga gangguan ginjal.

    (sao/naf)

  • Menyoal Gagal Jantung, Dialami WNI yang Meninggal saat Ikut Kompetisi Lari di Singapura

    Menyoal Gagal Jantung, Dialami WNI yang Meninggal saat Ikut Kompetisi Lari di Singapura

    Jakarta

    Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura meninggal dunia saat mengikuti 2XU Compression Run pada 27 April 2025. Pria tersebut diketahui bernama Leonard Darmawan, yang bekerja sebagai teknisi proses di Singapore Refining Company di Pulau Jurong.

    Pada 30 April, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo mengatakan sangat berduka atas kematian Leonard. Ia juga mengonfirmasi bahwa jenazah pria berusia 23 tahun itu telah dipulangkan ke Jakarta pada 29 April.

    Acara lari yang diikuti Leonard itu dimulai sekitar pukul 04.15 di F1 Pit Building pada 27 April. Sekitar 20.000 peserta mengikuti acara tersebut untuk kategori 5 km, 10 km, dan 21,1 km.

    “Sekitar pukul 06.19, setelah menempuh jarak 19 km, Leonard tiba-tiba tergeletak di tanah. Saat itu, ia masih sadar dan masih berbicara dengan pelari lain,” jelas Suryo yang dikutip dari The Straits Times.

    “Namun, kondisinya memburuk dan ia diberikan CPR atau resusitasi jantung paru oleh seorang pejalan kaki,” lanjutnya.

    Upaya tersebut terus berlanjut saat paramedis dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura tiba. Leonard langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Singapura.

    Namun, Leonard dinyatakan meninggal dunia pada pukul 08.01 waktu setempat. Pada pukul 09.20, polisi menyimpulkan tidak ada luka yang terlihat dan menyatakan tidak ada tindak pidana.

    “Berdasarkan surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Otoritas Ilmu Kesehatan, Leonard meninggal karena gagal jantung, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut,” terang Suryo.

    Beberapa jam setelah acara, tim penyelenggara mengunggah postingan di media sosial sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya salah satu peserta 2XU Compression Run saat itu.

    “Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan sahabat di masa sulit ini. Karena masalah ini masih dalam penyelidikan polisi, kami belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut saat ini,” tulisnya.

    Dikutip dari Mayo Clinic, gagal jantung terjadi saat otot jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Saat itu terjadi, darah sering kali menumpuk dan cairan dapat menumpuk di paru-paru, yang menyebabkan sesak napas.

    Beberapa kondisi jantung perlahan-lahan membuat jantung terlalu lemah atau kaku untuk mengisi dan memompa darah dengan benar. Kondisi ini termasuk penyempitan arteri di jantung dan tekanan darah tinggi.

    Ketika seseorang mengalami gagal jantung, organ tersebut tidak dapat memasok cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Gejala dapat berkembang perlahan.

    Terkadang, gejala gagal jantung terjadi secara tiba-tiba. Gejala gagal jantung dapat meliputi:

    Sesak napas saat beraktivitas atau saat berbaring.Kelelahan dan kelemahan.Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, dan telapak kaki.Detak jantung cepat atau tidak teratur.Penurunan kemampuan untuk berolahraga.Mengi.Batuk yang tidak kunjung sembuh atau batuk yang mengeluarkan lendir putih atau merah muda dengan bercak darah.Pembengkakan pada area perut.Peningkatan berat badan yang sangat cepat akibat penumpukan cairan.Mual dan kurang nafsu makan.Kesulitan berkonsentrasi atau penurunan kewaspadaan.Nyeri dada jika gagal jantung disebabkan oleh serangan jantung.

    (sao/kna)

  • Apa yang Dirasakan Tubuh saat Kolesterol Tinggi?

    Apa yang Dirasakan Tubuh saat Kolesterol Tinggi?

    Jakarta

    Kolesterol tinggi adalah kondisi saat tubuh memiliki banyak lipid atau lemak di dalam darah. Kondisi ini juga disebut hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, tubuh membutuhkan jumlah lipid yang tepat untuk berfungsi. Jika terlalu banyak lemak, tubuh tidak dapat menggunakan semuanya.

    Lemak yang berlebihan itu mulai akan menumpuk di arteri dan bergabung dengan zat lain dalam darah untuk membentuk plak atau endapan lemak.

    Plak ini mungkin tidak menimbulkan masalah selama bertahun-tahun, tetapi seiring waktu plak tersebut akan terus menumpuk di dalam arteri. Inilah sebabnya mengapa kolesterol tinggi yang tidak diobati dapat berbahaya.

    Lemak ekstra dalam darah memicu pembentukan plak yang terus menumpuk tanpa disadari. Satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang memiliki kolesterol tinggi adalah melalui tes darah.

    Tes darah, yang disebut panel lipid, memberi tahu berapa banyak lipid yang beredar dalam darah. Apa yang dianggap kolesterol tinggi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit jantung.

    Penyebab Kolesterol Tinggi

    Penyebab kolesterol tinggi adalah faktor gaya hidup dan genetika. Gaya hidup yang dimaksud meliputi:

    Kebiasaan merokokStresAlkoholTidak banyak bergerak atau beraktivitasPola makan yang burukBagaimana Kolesterol Tinggi Mempengaruhi Tubuh?

    Seiring waktu, kolesterol tinggi menyebabkan penumpukan plak di dalam pembuluh darah. Penumpukan atau aterosklerosis itu lebih berisiko tinggi terhadap berbagai kondisi medis.

    Itu karena pembuluh darah melakukan pekerjaan penting di seluruh tubuh. Jadi, saat ada masalah di salah satu pembuluh darah, ada efek berantai.

    Pembuluh darah berperan sebagai jaringan pipa kompleks yang menjaga darah mengalir melalui tubuh. Plak seperti kotoran yang menyumbat atau memperlambat aliran darah.

    Plak menempel pada dinding bagian dalam pembuluh darah dan membatasi seberapa banyak darah dapat mengalir. Saat kolesterol tinggi, plak terbentuk di dalam pembuluh darah.

    Semakin lama tidak mendapat perawatan, plak tersebut akan semakin menumpuk. Plak tersebut akan membuat pembuluh darah menyempit atau tersumbat.

    Kolesterol tinggi meningkatkan risiko kondisi medis lainnya, tergantung pada pembuluh darah mana yang tersumbat, seperti:

    Penyakit arteri koroner (CAD)

    Penyakit yang disebut sebagai penyakit jantung koroner atau penyakit jantung iskemik. Kondisi ini terjadi saat aterosklerosis mempengaruhi arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.

    Ketika jantung tidak mendapatkan cukup darah, jantung akan melemah dan berhenti bekerja sebagaimana mestinya. Kondisi ini menyebabkan serangan jantung atau gagal jantung.

    Penyakit arteri karotis

    Arteri karotis membawa darah ke bagian depan otak yang besar. Saat plak menyempitkan arteri ini, otak tidak mendapatkan cukup darah kaya oksigen.

    Penyakit arteri karotis dapat menyebabkan serangan iskemik transien (TIA atau “stroke ringan”) atau stroke.

    Penyakit arteri perifer (PAD)

    Kondisi ini terjadi saat aterosklerosis mempengaruhi arteri di kaki atau lengan. PAD dapat berbahaya karena kerap menimbulkan gejala.

    PAD berbahaya karena sering kali tidak menimbulkan gejala, hingga akhirnya mulai merasakan gejala saat arteri perifer tersumbat setidaknya 60 persen. Gejala utamanya adalah klaudikasio intermiten.

    Ini adalah kram kaki yang mulai terjadi saat bergerak, tetapi berhenti saat beristirahat. Ini adalah tanda berkurangnya aliran darah yang disebabkan oleh plak yang tumbuh di arteri.

    Tekanan darah tinggi (hipertensi)

    Hipertensi dan kolesterol tinggi saling terkait. Plak kolesterol dan kalsium menyebabkan arteri menjadi keras dan menyempit.

    Jadi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui arteri. Akibatnya, tekanan darah menjadi terlalu tinggi. Kedua kondisi ini adalah dua penyebab terbesar dari penyakit jantung.

    Gejala Kolesterol Tinggi

    Pada kebanyakan orang, saat kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala apapun. Biasanya, seseorang tidak akan merasakan gejalanya sampai kolesterol tinggi menyebabkan masalah lain dalam tubuh.

    Meski begitu, ada beberapa gejala yang mungkin dialami sebagian orang saat kolesterol tinggi. Dikutip dari NDTV, berikut gejalanya:

    1. Nyeri dada

    Nyeri dada atau angina merupakan gejala umum kolesterol tinggi pada individu yang memiliki penyakit arteri koroner. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol di arteri, yang dapat menyebabkan terbentuknya penyumbatan.

    2. Sering kesemutan atau mati rasa

    Kolesterol tinggi juga dapat mempengaruhi saraf dan menyebabkan mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini karena penumpukan kolesterol dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke area yang terkena.

    3. Sesak napas

    Sesak napas merupakan gejala umum dari banyak kondisi yang berhubungan dengan jantung, termasuk kolesterol tinggi. Saat kolesterol menumpuk di arteri, hal itu menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan sesak napas.

    4. Kelelahan

    Kolesterol tinggi dapat menyebabkan kelelahan pada individu yang memiliki penumpukan kolesterol dalam darahnya. Hal ini karena kolesterol dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otot, yang dapat menyebabkan kelelahan.

    5. Tekanan darah tinggi

    Kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan penumpukan kolesterol di arteri dapat menyebabkan arteri menyempit, yang meningkatkan resistensi di pembuluh darah.

    6. Xanthoma multipel

    Xanthoma adalah timbunan lemak yang terbentuk di bawah kulit. Timbunan ini sering berwarna kuning dan dapat terlihat di mata, siku, lutut, dan tangan.

    Kondisi ini dapat menjadi indikasi kadar kolesterol tinggi dalam darah.

    7. Masalah penglihatan

    Kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan masalah penglihatan. Hal ini disebabkan penumpukan kolesterol dalam darah dapat menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah yang memasok darah ke mata.

    Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang memiliki kolesterol tinggi mengalami gejala-gejala ini. Tetapi, membuat perubahan pada gaya hidup, seperti menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur, dapat membantu mencegah perkembangan kolesterol tinggi.

    (sao/naf)

  • 11 Daun untuk Obat Batuk Alami, Mudah Direbus Sendiri

    11 Daun untuk Obat Batuk Alami, Mudah Direbus Sendiri

    Jakarta

    Batuk adalah gangguan kesehatan umum yang biasa ditemukan di masyarakat. Intensitasnya beragam mulai dari ringan hingga berat, dengan frekuensi atau berulang.

    Batuk berat dan berulang tentu perlu penanganan dokter atau tindakan lebih lanjut. Berbeda halnya dengan batuk ringan atau sesekali yang bisa diatasi dengan obat alami.

    Daun untuk Obat Batuk

    Banyak jenis daun yang dipercaya secara turun temurun dapat meredakan batuk. Bahkan sebagian sudah teruji lewat penelitian. Berikut ini 11 jenis daun untuk obat batuk alami yang bisa diolah di rumah:

    1. Daun Delima

    Daun delima sudah lama digunakan sebagai obat batuk berdahak oleh masyarakat Samarinda. Khasiat ini ditunjukkan dalam riset Hawa Ode Liya Wati dari Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman Samarinda.

    Hasil penelitian menjelaskan, rebusan daun delima mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, tanin, dan fenol. Terbukti pula, rebusan daun delima dapat membantu meredakan batuk berdahak.

    Cara memanfaatkan daun delima adalah dengan mengambil pucuk dan merebusnya. Biarkan dingin lalu minumlah beberapa kali sehari hingga batuk berdahak mereda.

    2. Daun Sirih

    Herbal ini telah lama dikenal sebagai obat batuk alami dan manfaat lain. Daun sirih mengandung banyak senyawa berkhasiat seperti minyak atsiri, antioksidan, fenol, flavonoid, tanin, iodin, dan vitamin C.

    Sifat antibiotiknya yang tinggi membuat daun sirih dapat meredakan sesak dada, batuk, pilek, hingga peradangan. Cara membuatnya adalah dengan merebus beberapa helai daun sirih bersama 2 gelas air.

    Kamu bisa menambahkan rempah-rempah seperti kayu manis, kapulaga, atau cengkeh. Setelah airnya menyusut menjadi satu gelas, biarkan dingin lalu minumlah 2-3 kali sehari.

    3. Daun Suji

    Jenis tanaman ini biasa digunakan sebagai pewarna agar makanan menjadi hijau. Daun ini mirip pandan, tetapi tidak berbau sekuat pandan. Namun ada manfaat lainnya, yakni sebagai obat batuk alami.

    Riset daru UIN Sultan Syarif Kasim menjelaskan, kandungan flavonoid dan terpenoid dalam daun suji berkhasiat sebagai antiinflamasi. Kandungan alkaloidnya bisa meredakan batuk, infeksi tenggorokan hingga batuk berdarah.

    Caranya adalah dengan merebus atau menumbuk beberapa lembar daun suji, lalu meminum airnya secara teratur hingga batuk mereda.

    4. Daun Serai

    Detikers bisa menggunakan daun serai dan batangnya untuk direbus menjadi minuman herbal. Air rebusan ini juga bisa dibuat menjadi teh serai yang nikmat.

    Dikutip dari Netmeds, senyawa geraniol dan citronellol dalam serai merupakan antiseptik yang kuat dan berkhasiat untuk meredakan batuk, flu biasa, mengatur tekanan darah, kram, hingga meredakan sakit perut.

    5. Daun Teh Hijau

    Teh hijau banyak dikonsumsi untuk mengurangi berat badan dan mengurangi sakit kepala. Daun teh hijau ternyata juga berkhasiat meredakan batuk. Cukup seduh satu sendok daun teh hijau, aduk-aduk dan tunggu sekitar 3 hingga 5 menit lalu minum.

    6. Daun Salam

    Rebusan daun salam tak hanya digunakan untuk melezatkan masakan. Tapi juga bermanfaat sebagai pereda batuk, hidung tersumbat, dan asma. Khasiat ini karena daun salam mengandung nutrisi seperti vitamin A, C, B6, kalsium, zat besi, mangan, dan serat.

    7. Daun Saga

    Daun saga dapat ditemukan pada tanaman rambat liar di hutan atau di halaman rumah. Mengutip tulisan Shari dari Institut Kesehatan Hermina pada Indonesian Journal of Health Science, daun saga mengandung senyawa seperti flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin.

    Kandungan tersebut sangat baik untuk mengobati batuk. Cara membuatnya juga mudah. Cukup dengan merebus daun saga lalu meminumnya 3 kali sehari. Namun daun ini tidak dianjurkan dikonsumsi jangka panjang karena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

    8. Daun Timi (Thyme)

    Herbal daun timi (thyme) juga sering dipakai untuk penambah aroma masakan. Manfaat lainnya adalah memiliki sifat anti mikroba sebagai obat batuk.

    Berdasarkan situs Healthline, ekstrak daun timi dapat meredakan batuk akut. Cara mengonsumsinya adalah dengan minum air rebusan dari beberapa helai daun timi beberapa kali sehari.

    9. Daun Pegagan

    Obat batuk alami selanjutnya adalah daun pegagan. Kandungan polifenol dan flavonoidnya dapat melawan bakteri dan virus penyebab batuk. Daun ini baik untuk mengatasi batuk kering maupun berdahak.

    Cara mengonsumsinya adalah dengan merebus daun pegagan dan meminum airnya selagi hangat. Cara lainnya adalah dengan mengunyah daun pegagan dan menelannya langsung.

    10. Daun Oregano

    Selanjutnya adalah daun oregano yang tumbuh di daratan Mediterania, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Daun ini sering dipakai sebagai rempah pada masakan Italia.

    Daun ini juga dipercaya bisa mengatasi segala jenis batuk karena mengandung anti-inflamasi, anti-bacterial, anti-viral, dan antioksidan. Cukup menyeduh daun oregano kering dengan air panas, aduk dan minum.

    11. Daun Peppermint

    Dikutip dari PharmEasy, daun mint memiliki sifat antimikroba, antioksidan, dan pereda nyeri. Herbal ini dapat dimanfaatkan dengan diseduh ke dalam air mendidih selama 5 menit, lalu disaring dan diminum.

    Setelah konsumsi obat herbal alami, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan menyeluruh. Apalagi jika batuk tak kunjung membaik.

    (bai/row)

  • Kerap Tak Disadari, Ini Pemicu Gen Z dan Milenial Alami Pikun Dini

    Kerap Tak Disadari, Ini Pemicu Gen Z dan Milenial Alami Pikun Dini

    Jakarta

    Studi baru mengungkap kondisi yang menjadi pemicu seseorang mengalami masalah memori atau ingatan yakni demensia di usia muda. Kondisi tersebut adalah sindrom metabolik.

    Bila metabolisme terganggu, pengaruhnya akan meluas ke otak. Umumnya orang dengan gangguan metabolisme memiliki sejumlah kondisi berikut:

    Lingkar pinggang yang besarTekanan darah tinggiGula darah tinggiTrigliserida darah tinggiKadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi yang rendah, yang juga dikenal sebagai HDL atau kolesterol ‘baik’.

    Data menunjukkan orang yang mengalami sindrom metabolik, atau kombinasi dari komponen tersebut, memiliki kemungkinan 24 persen lebih besar mengalami demensia di usia muda.

    “Hal terpenting (dari studi ini) adalah bahwa sindrom metabolik secara signifikan meningkatkan risiko terkena demensia dini,” yang merupakan demensia sebelum usia 65 tahun, kata peneliti utama studi Dr. Minwoo Lee, dikutip dari CNN.

    “Temuan kami menyoroti pentingnya mengelola kesehatan metabolik sejak dini untuk mencegah demensia dan menjaga kesehatan otak.”

    Studi ini menganalisis data hampir 2 juta orang dari Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea yang menjalani pemeriksaan kesehatan. Para peneliti menganalisis penanda sindrom metabolik dan siapa yang mengalami demensia dini antara 2009 hingga akhir 2020, menurut penelitian yang diterbitkan pada hari Rabu di jurnal Neurology.

    “Setiap komponen, seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol abnormal, secara individual terkait dengan risiko demensia yang lebih tinggi,” kata Lee, asisten profesor di departemen neurologi di Hallym University Sacred Heart Hospital di Korea Selatan.

    Temuan tersebut menunjukkan peningkatan risiko bagi sebagian besar penduduk AS, karena sekitar 1 dari 3 orang dewasa di Amerika Serikat mengalami sindrom metabolik, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute.

    “Demensia merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti, dan mengalami demensia pada usia dini bahkan lebih mengkhawatirkan,” kata Dr. Richard Isaacson, seorang ahli saraf preventif dan direktur penelitian di Institute for Neurodegenerative Diseases di Boca Raton, Florida.

    Ia tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut.

    “Orang-orang dari segala usia, 20-an, 30-an, 40-an, 50-an dan seterusnya harus diberdayakan untuk membuat pilihan yang menyehatkan otak sejak dini,” kata Isaacson.

    “Saya pikir penelitian ini memberi kita lebih banyak bukti yang menunjukkan bahwa pilihan yang menyehatkan otak ini dapat menghasilkan hasil otak yang lebih baik dari waktu ke waktu.”

    Gejala pikun dini yang perlu diwaspadai adalah seperti berikut:

    mudah lupasering salah waktu dan tempatbersifat apatisburuk dalam mengambil keputusanberjuang keras untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barukehilangan inisiatif

    (naf/naf)

  • Tekanan Darah Tinggi Terus? Bisa Jadi Hipertensi Resisten, Waspadai Ciri-cirinya

    Ternyata Ini yang Dirasakan Tubuh saat Tekanan Darah Naik

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi umumnya tidak memiliki gejala, tetapi dapat berbahaya bila tidak terkendali atau segera diobati. Dikenal dengan ‘kondisi mematikan’ tekanan darah tinggi bisa menjadi pencetus seseorang berisiko lebih tinggi terkena stroke, serangan jantung, dan masalah fatal lain.

    Hampir sebagian besar dari orang dewasa yang mengalami hipertensi tidak menyadari kondisi tersebut.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan secara global, lebih dari 1,2 miliar orang berusia 30 hingga 79 tahun mengalami hipertensi. Sekitar 2 dari 3 orang tersebut tinggal di negara berpenghasilan rendah atau menengah.

    WHO juga menyebut sekitar 46 persen orang dewasa dengan hipertensi tidak tahu bahwa mereka mengalaminya.

    Apa yang terjadi pada tubuh saat mengalami tekanan darah tinggi?

    Jika tekanan darah berada pada tingkat 180/120 mmHg atau lebih tinggi, seseorang mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, atau mimisan. Tekanan darah setinggi ini merupakan ‘alarm’ yang menandakan perlunya perawatan medis sesegera mungkin.

    dr Baback Adibi ahli jantung Hackensack Meridian Health di Teaneck, New Jersey berbicara soal sakit kepala yang mengarah ke tekanan darah tinggi.

    “Jika tekanan darah mereka meningkat, salah satu tandanya adalah mereka mengalami sakit kepala,” kata dr Adibi.

    “Jika mereka tidak menjaga pola makan dan kerap mengonsumsi yang mengandung banyak garam, kemungkinan akan mengalami gejala sakit kepala.”

    Setelah tekanan darah kembali normal, sakit kepala disebutnya akan mereda.

    Nyeri dada juga bisa dialami sejumlah orang dengan tekanan darah tinggi.

    Saat tekanan darah mendadak naik, hal itu dapat memberi tekanan pada jantung. Jika ini terjadi, beberapa orang dengan hipertensi mungkin mengalami nyeri dada.

    “Pasien dapat merasa seperti mengalami angina, atau nyeri dada, jika tekanan darahnya sangat tinggi,” kata dr Adibi.

    “Bisa jadi apa saja yang menyebabkan tekanan darah mereka naik.”

    Sebagian orang mengalami nyeri ringan, sementara yang lain mungkin mulai khawatir apakah kondisi tersebut mengarah ke serangan jantung. Disarankan untuk segera pergi ke fasilitas medis untuk memastikan kondisi yang dialami.

    Menurut dr Adibi, nyeri dada yang disebabkan oleh lonjakan tekanan darah juga seharusnya mereda saat tekanan darah kembali normal.

    Ada Perubahan Penglihatan

    Sebagian orang dengan hipertensi yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati mengalami gangguan penglihatan seiring berjalannya waktu.

    Tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat merusak pembuluh darah kecil dan rapuh di mata. Hal ini menyebabkan beberapa orang mengalami kesulitan melihat dengan jelas, sementara yang lain mungkin kehilangan penglihatan sepenuhnya.

    “Setiap perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau penglihatan menjadi gelap, dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol,” kata dr Adibi.

    Bagi sebagian orang, mengendalikan tekanan darah dapat membantu memulihkan penglihatan.

    (naf/kna)

  • Dokter Ungkap Olahraga Seperti Ini Bisa Bikin Jantung Sehat, Mau Coba?

    Dokter Ungkap Olahraga Seperti Ini Bisa Bikin Jantung Sehat, Mau Coba?

    Jakarta

    Jantung adalah organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Organ ini juga bertanggung jawab untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke setiap organ tubuh, serta mengangkut produk sisa metabolisme. Dengan kata lain, jantung berperan sebagai sistem transportasi yang vital dalam tubuh.

    Karena peranannya yang sangat penting, menjaga kesehatan jantung agar tetap berfungsi optimal adalah kewajiban setiap orang. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan berolahraga secara rutin.

    Olahraga memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk pada jantung. Menjaga kesehatan jantung dengan olahraga tidak hanya dapat memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi fungsi jantung itu sendiri.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Melisa Aziz, SpJP, menyarankan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit per minggu. Itu setara dengan 50 menit per hari selama tiga hari dalam seminggu, atau 30 menit setiap hari selama lima hari.

    Menurutnya, jenis olahraga yang bisa dilakukan cukup bervariasi, mulai dari jalan cepat hingga bersepeda, selama olahraga tersebut dilakukan dengan intensitas moderat atau sedang.

    “Semua olahraga baik untuk kesehatan badan kita, bukan cuma untuk jantung,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).

    “Disarankannya 150 menit per minggu. 150 menit itu olahraga yang intensitasnya moderate sebenarnya,” lanjutnya lagi.

    Meski begitu, dr Melisa mengingatkan bahwa olahraga tak bisa disamakan untuk setiap orang. Bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau masalah sendi, konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.

    “Walaupun semua olahraga baik, tapi kita butuh lihat per individual kebutuhannya apa, mungkin orang tua sudah nggak bisa olahraga yang berat, ada masalah lutut Itu juga harus kita pilih. Jadi dokter jantung juga bisa meresapkan olahraga apa yang cocok,” tuturnya lagi.

    Terkait waktu olahraga, dr Melisa mengatakan sebenarnya dapat dilakukan kapan saja sepanjang hari, asalkan dilakukan secara konsisten dan menjadi bagian dari rutinitas harian. Tidak ada waktu khusus yang secara mutlak lebih baik daripada yang lain.

    “Asalkan tidak terlalu malam karena kan badan kita butuh istirahat, kita boleh mengerjakan olahraga. Jangan habis makan terus olahraga, lari-lari, malah terganggu pencernaannya, malah muntah atau apa,” katanya lagi.

    (suc/suc)

  • Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

    Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025), sebulan setelah keluar dari rumah sakit. Vatikan mengatakan pemimpin Gereja Katolik Roma itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tersumbat atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Stroke juga dapat terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah, yang menyebabkan perdarahan di otak.

    Paus Fransiskus mengalami stroke serebral yang fatal pada tanggal 21 April 2025, karena kombinasi usia lanjut (88) dan kondisi kesehatan serius yang mendasarinya. Ia mengidap tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, penyakit paru-paru (bronkiektasis), dan baru saja pulih dari pneumonia ganda dan gagal napas akut,” kata dr Praveen Gupta, Direktur Utama & Kepala Neurologi, Fortis Gurgaon, kepada TOI Digital.

    “Faktor-faktor ini, bersama dengan tuntutan fisik dan emosional dari perannya, membuatnya sangat rentan terhadap stroke,” lanjutnya lagi.

    Pernyataan kematian menyebutkan bahwa Pope mengidap diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko stroke. Sementara kondisi paru-paru kronis yang disebut bronkiektasis membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru dan pneumonia.

    dr Burton Dickey, seorang dokter spesialis paru dan perawatan kritis di MD Anderson Cancer Center, Houston, mengatakan kepada New York Times bahwa ketika infeksi terjadi pada pasien dengan bronkiektasis, kondisinya bisa memburuk dengan cepat.

    Dalam kasus seperti itu, infeksi saluran napas ringan dapat menyebar ke kantung udara kecil tempat paru-paru dan darah bertukar oksigen serta karbon dioksida, yang kemudian menyebabkan pneumonia. Kondisi ini dapat meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah, sehingga risiko stroke pun meningkat.

    Stroke dapat menyebabkan koma, seperti yang terjadi dalam kasus Paus. Stroke yang dialami PausFransiskus menyebabkan “kolapskardiosirkulasi,” yaitu kondisi ketika jantung dan paru-paru tidak lagi mampu berfungsi.

    Ada beberapa cara stroke dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular. Stroke dapat memengaruhi bagian otak yang mengendalikan fungsi jantung atau dapat menyebabkan pembengkakan otak yang menciptakan tekanan dan menggerakkan jaringan otak, yang menyebabkan tubuh mati.

    Pada beberapa pasien, stroke dapat terjadi bersamaan atau memicu serangan jantung, yang dengan sendirinya dapat menyebabkan kolapsnya sistem kardiovaskular.

    Selain itu, tanda-tanda stroke secara umum meliputi:

    Mati rasa tiba-tiba: Tidak merasakan sensasi apa pun atau sensasi kesemutan di wajah, tangan, kaki, lengan, tungkai, atau ekstremitas lainnya dapat menjadi tanda peringatan stroke. Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada satu sisi tubuh.Kebingungan: Orang yang mengidap stroke mungkin tidak dapat memahami situasi mereka atau kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Mereka mungkin memiliki ekspresi bingung di wajah mereka, mengalami kesulitan fokus, atau mengalami kesulitan dalam membuat keputusan.Sakit kepala parah: Banyak orang mungkin mengalami sakit kepala atau nyeri tiba-tiba atau parah di kulit kepala atau leher tanpa penyebab yang diketahui. Mereka mungkin memiliki kepekaan cahaya dan rasa tidak nyaman di kepala mereka.Kehilangan keseimbangan: Stroke juga dapat menyebabkan masalah dalam berdiri, berjalan, atau bergerak sama sekali. Orang yang terkena dampak mungkin mulai tersandung atau tiba-tiba menjadi sangat kikuk. Mereka mungkin juga kesulitan memegang barang dengan benar.Pusing: Merasa pusing atau sensasi berputar bisa menjadi tanda bahaya stroke.Penglihatan kabur: Orang mungkin mengalami masalah dengan penglihatan mereka dan mereka mungkin mulai menyipitkan mata atau menggosok mata mereka, tidak dapat membaca apa pun.Kesulitan berbicara: Tidak dapat berbicara, berbicara tidak jelas atau tidak jelas, atau menggunakan kata-kata dengan tidak benar. Kelemahan: Kurangnya kekuatan di wajah, lengan, atau kaki dapat mengindikasikan stroke.

    (suc/kna)