Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha Triyono, mengimbau agar para calon jemaah haji menjaga pola makan yang sehat serta rutin berolahraga guna menjaga daya tahan tubuh. Imbauan ini disampaikan pada Senin (12/5/2025) menjelang keberangkatan jemaah ke Tanah Suci.
Menurut dr. Erwin, daya tahan tubuh yang kuat sangat penting agar jamaah tidak mudah terpapar penyakit menular seperti meningitis dan influenza saat menjalani ibadah haji di Makkah, Arab Saudi.
“Karena meningitis ini virusnya, sumbernya, dari semua negara yang datang. Ada dari Afrika, ada yang dari Bangladesh, India, virusnya dibawa ke sana (Arab Saudi),” ucap dr. Erwin.
Ia menegaskan bahwa meskipun seluruh calon jamaah haji sudah mendapatkan vaksin meningitis sebagai salah satu syarat keberangkatan, tetap saja kesehatan tubuh secara menyeluruh perlu dijaga secara mandiri.
“Semua nanti bertempur di sana virusnya (dari berbagai negara). Sehingga daya tahan tubuh menjadi isu utama. Maksimalkan daya tahan tubuh,” ungkapnya.
Selain meningitis, dr. Erwin juga menyoroti potensi penularan virus influenza yang dapat menyerang jemaah, terutama yang berusia lanjut. Virus influenza menurutnya sangat mudah menyebar apabila kondisi tubuh menurun akibat kelelahan atau penyakit bawaan.
“Selain meningitis, influenza. Kalau sudah lebih banyak istirahat juga seharusnya. Sebisa mungkin lapor ke tim kesehatan kita. Terutama lapor terkait dengan penyakit-penyakit yang sudah diderita,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan agar para jamaah haji lansia tidak ragu untuk melapor ke tim medis jika mengalami gangguan kesehatan saat berada di Tanah Suci, demi mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sementara itu, data dari Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya menunjukkan bahwa mayoritas calon jamaah haji yang akan berangkat melalui Embarkasi Surabaya mengalami berbagai gangguan kesehatan. Berdasarkan catatan BBKK per Kamis (8/5), gangguan paling dominan adalah hipertensi yang dialami oleh 86 orang calon jamaah.
Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, menyatakan bahwa hipertensi banyak ditemukan karena faktor usia dan perjalanan jauh yang dilakukan para jamaah dari berbagai daerah menuju ke Embarkasi Surabaya.
“Kebanyakan saya melihat, dari catatan kita yang ada sekarang itu hipertensi yang paling banyak kasusnya. Setiap hari kami memeriksa sekitar 70 calon haji dan rata-rata hipertensi,” kata Rosidi.
Ia juga menambahkan bahwa minimnya waktu istirahat setelah menempuh perjalanan jauh turut menjadi penyebab tekanan darah tinggi di kalangan jamaah calon haji.
Dengan kondisi tersebut, pihak kesehatan mengimbau agar para calon jamaah haji lebih memperhatikan kondisi tubuh mereka, termasuk dengan memperbanyak istirahat, makan makanan bergizi, serta rutin mengecek kesehatan sebelum dan selama pelaksanaan ibadah haji. [ram/suf]








