Topik: tekanan darah tinggi

  • 12 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah, Salah Satunya Penyebab COVID-19

    12 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah, Salah Satunya Penyebab COVID-19

    Jakarta

    Sepanjang sejarah umat manusia, virus telah menjadi ancaman tak terlihat yang merenggut banyak nyawa. Pada beberapa penyakit, vaksin dan obat virus mencegah penyebaran infeksi atau membantu orang yang terinfeksi untuk pulih.

    Terdapat beberapa virus yang menimbulkan ancaman yang lebih besar dengan tingkat kematian yang tinggi. Ketahui 12 virus yang paling mematikan, berdasarkan kemungkinan seseorang akan meninggal jika terinfeksi salah satunya hingga jumlah orang yang meninggal karena virus tersebut berikut ini.

    12 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

    Ada begitu banyak virus mematikan sepanjang sejarah. Dikutip dari Live Science, dari virus Marburg, Ebola, hingga SARS-COV-2 berikut 12 virus paling mematikan sepanjang sejarah:

    1. Virus Marburg

    Menurut WHO virus Marburg pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1967, saat ada wabah kecil di antara pekerja laboratorium Jerman. Gejalanya mirip dengan Ebola karena kedua virus tersebut menyebabkan demam hemoragik, yaitu demam tinggi dan pendarahan di seluruh tubuh yang menyebabkan syok, kegagalan organ, dan kematian.

    Angka kematian kasus pada wabah pertama di tahun 1967 tersebut adalah 24 prrsen. Kemudian, meningkat menjadi 83 persen pada wabah tahun 1998-2000 di Republik Kongo, dan 100 persen pada wabah di tahun 2017 di Uganda.

    2. Virus Ebola

    Wabah ebola pertama kali diketahui bersamaan di Republik Sudan dan Republik Demokratik Kongo di tahun 1976. Ebola menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainatai jaringan dari orang atau hewan yang terinfeksi.

    Jenis virusnya bervariasi dalam tingkat kematiannya. Wabah Ebola terbesar yang pernah tercatat muncul di Afrika Barat di awal tahun 2014. Butuh waktu dua tahun untuk mengatasi virus tersebut. Menurut CDC, kala itu, wabah Ebola menginfeksi 28.652 orang dengan 11.325 korban jiwa.

    3. Rabies

    Infeksi dari virus rabies berkembang setelah gigitan atau cakaran dari mamalia yang terinfeksi. Setelah seseorang tergigit, mala mereka harus segera mendapat vaksin rabies atau perawatan antibodi demi mencegah penyakit berkembang.

    Jika tidak, maka virus akan merusak otak dan saraf. Setelah gejala muncul, kematian bisa terjadi. Menurut CDC, virus ini memiliki tingkat kematian hingga 99%. Dalam studi tahun 2019, sekitar 59.000 orang meninggal setiap tahun akibat virus ini.

    4. HIV

    Menurut dokter penyakit menular Amerika Dr. Amesh Adalja, infeksi HIV ( Human Immunodeficiency Virus) masih menjadi pembunuh terbesar. Diperkirakan, sebanyak 32 juta orang meninggal karena HIV sejak virus ini ditemukan pada awal tahun 1980-an.

    “Penyakit menular yang paling banyak memakan korban manusia saat ini adalah HIV,” kata Adalja.

    Meski demikian, obat antivirus memungkinkan orang hidup bertahun-tahun dengan HIV. Dalam kasus yang jarang terjadi, transplantasi sel punca menyembuhkan penyakit tersebut.

    5. Cacar

    Pada tahun 1980, Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) mendeklarasikan dunia bebas dari cacar. Namun, sebelum itu, manusia telah berjuang melawan cacar selama ribuan tahun degan versi cacar yang parah, yaitu Variola Mayor.

    Menurut WHO, penyakit yang menewaskan sekitar 30% persen orang yang terinfeksi ini meninggalkan bekas luka permanen dan seringkali kebutaan. Para sejarawan memperkirakan bahwa cacar yang dibawa penjelajah Eropa telah membunuh 90 persen penduduk asli Amerika. Menurut National Geographic, pada abad ke-20, cacar telah membunuh sebanyak 300 juta orang.

    6. Virus Hanta

    HPS (Hantavirus Pulmonary Syndrome) atau sindrom paru hantavirus pertama kali mendapat perhatian luas di AS pada tahun 1993. Ketika itu, ada seorang pria yang muda dan sehat bersama tunangannya tinggal di daerah Four Corners, AS. Mereka meninggal dalam beberapa hari karena mengalami sesak napas.

    Beberapa bulan kemudian, otoritas kesehatan mengisolasi hantavirus dari tikus rusa yang tinggal di salah satu orang yang terinfeksi. Lebih dari 833 orang di AS telah tertular HPS pada akhir tahun 2020, tahun terakhir data dilaporkan.

    Virus ini tidak menular dari satu orang ke orang lain. Namun, orang tertular virus ini melalui paparan kotoran tikus yang terinfeksi.

    7. Influenza

    Menurut CDC, influenza membunuh sebagian kecil orang yang terinfeksi, sekitar 1,8 dari 100.000 orang setiap tahun. Namun, sebab menginfeksi begitu banyak orang, penyakit ini menjadi salah satu pembunuh utama di seluruh dunia.

    Pandemi flu paling mematikan, yang kadang disebut flu Spanyol pertama kali ditemukan pada tahun 1918. Flu ini membuat 40 persen populasi dunia mengalaminya dan menewaskan sekitar 50 juta orang.

    8. Demam Berdarah Dengue

    Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini pertama kali muncul pada tahun 1950-an di Filipina dan Thailand.

    Sejak itu, penyakit ini menyebar ke seluruh wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Demam berdarah menginfeksi 100 hingga 400 juta orang per tahun. Meski demam berdarah memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dari beberapa virus lainnya, yaitu sekitar 1 persen, virus ini bisa menyebabkan penyakit mirip Ebola yang memiliki tingkat kematian 20 persen jika tidak diobati.

    9. Rotavirus

    Rotavirus adalah penyakit diare yang membunuh sekitar 200.000 anak setiap tahunnya, sebagian besar terjadi di Nigeria dan India. Virus ini bisa menyebar dengan cepat, melalui jalur fekal-oral (partikel kecil feses yang tertelan).

    WHO memperkirakan, di seluruh dunia terdapat lebih dari 25 juta kunjungan rawat jalan dan dua juta rawat inap setiap tahun akibat virus ini. Penyakit ini mematikan di daerah berkembang, di mana perawatan rehidrasi tidak tersedia secara luas.

    10. SARS-COV

    SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) merupakan virus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut berat. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003 di Tiongkok.

    Kemungkinan, virus ini aawalnya muncul pada kelelawar dan kemudian berpindah ke mamalia nokturnal yang disebut musang, sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Setelah memicu wabah di Tiongkok, SARS menyebar ke 26 negara di seluruh dunia dan menewaskan 774 orang selama beberapa bulan.

    Gejalanya berupa demam, menggigil, dan nyeri tubuh, dan sering berkembang menjadi pneumonia, yaitu kondisi parah di mana paru-paru menjadi meradang dan terisi nanas. SARS diperkirakan memiliki tingkat kematian sebesar 9,6 persen.

    11. SARS-COV-2

    COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-COV-2. Hingga bulan Oktober 2022, lebih dari 6,57 juta kematian orang di seluruh dunia dan terus bertambah karenanya.

    SARS-COV-2 termasuk dalam keluarga besar virus yang sama dengan SARS-COV. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok. Dalam sebuah studi tahun 2021 dikatakan, kemungkinan, virus ini berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara dan menginfeksi manusia.

    Virus ini menimbulkan risiko lebih tinggi bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan bawaan seperti, tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Gejala umumnya mulai dari demam, batuk, kehilangan indra perasa atau penciuman, dan sesak napas.

    12. MERS-COV

    MERS (Middle East Respiratory Syndrome) memicu wabah di Arab Saudi pada tahun 2012 dan di Korea Selatan pada tahun 2015. Tingkat kematiannya tinggi, yaitu menewaskan sekitar 35 persen dari orang yang terdiagnosis. Hingga tahun 2021, MERS-COV menewaskan 858 orang.

    Penyakit ini menginfeksi unta sebelum menular ke manusia. Gejala yang dirasakan yaitu batuk, demam, dan sesak napas.

  • Wanita Ini Konsumsi Minuman Energi 15 Tahun, Perubahan di Tubuhnya Mengerikan

    Wanita Ini Konsumsi Minuman Energi 15 Tahun, Perubahan di Tubuhnya Mengerikan

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 35 tahun di Perth, Australia, Lucy Parker mengalami efek samping yang sangat buruk akibat kebiasaan mengonsumsi minuman berenergi selama 15 tahun.

    Meskipun menyadari bahwa menenggak minuman berenergi sepanjang waktu jelas tidak baik, ibu dua anak ini tidak melihat ada yang salah dengan kebiasaannya sampai dia menemukan bagaimana kebiasaannya itu itu berdampak pada kesehatannya.

    Diberitakan LADBible, Lucy pergi ke dokter setelah mengalami sakit perut yang parah dan kemudian menjalani pemindaian CT untuk mengetahui penyebabnya. Hasilnya mengungkapkan bahwa ia memiliki benjolan di salah satu ovariumnya, tetapi dokter umumnya memberi tahu bahwa itu bukanlah yang mereka khawatirkan.

    Sebaliknya, mereka memberi tahu bahwa hatinya ‘tidak tampak begitu sehat’. Hal itu membuatnya berpikir bahwa minuman berenergi adalah sumber masalah di tubuhnya.

    Lucy menjelaskan bahwa ia diberi tahu bahwa ia mungkin mengalami penyakit perlemakan hati yang tidak terkait alkohol atau Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), yang disebabkan oleh penumpukan lemak di hati.

    Jika tidak terdeteksi pada tahap awal, hal ini dapat menyebabkan organ mengalami kerusakan serius, seperti sirosis, sementara itu juga berpotensi memicu berbagai masalah kesehatan serius lainnya, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal.

    “Kami memeriksa semuanya, dan mereka melakukan banyak tes darah untuk penyakit autoimun lainnya dan berbagai hal lainnya.”

    Dia kemudian membicarakan tentang gaya hidupnya kepada dokter dan mengaku minum minuman berenergi setidaknya dua kali sehari.

    Karena tubuhnya dipenuhi gula di pagi hari, hatinya berjuang keras untuk memproses semuanya dan kelebihan gula diubah menjadi lemak, yang akhirnya menyebabkan NAFLD.

    Setelah konsultasi dokter, Lucy memutuskan bahwa dua kaleng yang tersisa di lemari esnya akan menjadi yang terakhir dan dia bersumpah untuk menghentikan kecanduan minuman berenerginya secara total.

    “Saya menyukai rasanya, saya senang meminumnya, tetapi saya katakan pada diri sendiri bahwa saya tidak perlu meminumnya lagi,” kata dia.

    (elk/kna)

  • 5 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami

    5 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami

    JAKARTA – Menjaga tekanan darah tetap normal sangat penting untuk mencegah risiko penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Beberapa langkah alami seperti olahraga teratur, pola makan sehat, serta manajemen stres, terbukti efektif membantu mengendalikan hipertensi.

    Momen-momen tertentu, seperti perayaan Iduladha, sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi penderita hipertensi karena konsumsi daging merah cenderung meningkat.

    Saat Iduladha, berbagai hidangan berbahan dasar daging kambing atau sapi disajikan secara melimpah, menggoda siapa pun untuk menyantapnya dalam jumlah banyak. Meski lezat, konsumsi daging berlebihan terutama daging merah berlemak, dapat memicu tekanan darah tinggi. Kondisi ini tidak hanya mengancam kelompok usia lanjut, tetapi juga mulai banyak dialami oleh orang usia muda.

    Hipertensi merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Selain itu, tekanan darah tinggi juga bisa memicu gangguan fungsi ginjal dalam jangka panjang.

    Agar tekanan darah tetap terkontrol, berikut beberapa cara sederhana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

    1. Rutin Berolahraga

    Aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, atau senam ringan sangat dianjurkan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Dengan rutin bergerak, jantung bekerja lebih efisien dalam memompa darah sehingga tekanan pada pembuluh darah pun menurun.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan olahraga sedang minimal 150 menit per minggu atau sekitar 30 menit selama lima hari.

    2. Mengelola Stres dengan Baik

    Stres yang tidak terkendali dapat berdampak negatif terhadap tekanan darah. Luangkan waktu untuk relaksasi, melakukan hobi, mendengarkan musik, atau mencoba teknik seperti pernapasan dalam dan meditasi untuk membantu menurunkan ketegangan.

    3. Menjaga Berat Badan Ideal

    Berat badan berlebih atau obesitas dapat memberikan tekanan ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Penurunan berat badan meskipun hanya beberapa kilogram saja sudah bisa berdampak positif terhadap penurunan tekanan darah.

    4. Mengatur Pola Makan Ramah Jantung

    Mengadopsi pola makan yang sehat, seperti diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi. Fokuslah pada konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, dan makanan tinggi serat. Kurangi konsumsi garam, lemak jenuh, dan makanan olahan tinggi natrium.

    5. Hindari Kebiasaan Merokok

    Merokok berkontribusi pada kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Setiap batang rokok yang dikonsumsi bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah. Menghentikan kebiasaan merokok sangat penting demi kesehatan jangka panjang.

  • Baru Umur 25 Sudah Kena Gagal Ginjal, Ini 5 Kebiasaan Pemicu Diam-diam

    Baru Umur 25 Sudah Kena Gagal Ginjal, Ini 5 Kebiasaan Pemicu Diam-diam

    Jakarta

    Kasus gagal ginjal kronis yang dialami seorang perempuan usia 25 tahun di Bandung beberapa waktu silam menjadi pengingat bahwa penyakit ini tidak lagi hanya mengancam usia lanjut, melainkan juga generasi tua. Perubahan perilaku yang tidak sehat menjadi pemicunya.

    Di Indonesia, gagal ginjal kronis di usia muda memang menjadi sorotan sejak beberapa waktu belakangan. Praktisi kesehatan dr Dina Nilasari, SpPD-KGH dalam suatu kesempatan menyoroti kebiasaan begadang sambil mengonsumsi minuman berenergi sebagai salah satu faktor pemicu.

    “Fenomena ini banyak sekali ya, jadi masih muda sudah kena gagal ginjal dan cuci darah. Ada beberapa faktor ya, bisa karena lifestyle misal begadang,” kata dr Dina.

    Peningkatan kasus gagal ginjal kronis di usia muda juga berdampak pada pembiayaan negara. BPJS Kesehatan menyebut pembiayaan gagal ginjal kronis pada 2024 meningkat signifikan menjadi Rp 11 triliun.

    5 Kebiasaan Pemicu Gagal Ginjal Usia Muda

    Beberapa kebiasaan sepele yang tanpa sadar meningkatkan risiko gagal ginjal terangkum sebagai berikut:

    1. Begadang tiap hari

    Begadang bisa merusak tubuh bukan saja karena tidak memberi kesempatan sel-sel tubuh untuk recovery. Pada beberapa orang, kebiasaan begadang juga disertai kecenderungan untuk mengonsumsi suplemen pendongkrak stamina.

    “Selain kandungan kafeinnya, ada bahan lain di energy drink yang in the long term sangat mengganggu ginjal, dan sudah ada data bahwa energy drink dalam jumlah besar bisa menyebabkan gagal ginjal,” kata dr Dina.

    2. Berlebihan ngopi cantik

    Tren kopi kekinian juga perlu diwaspadai sebagai faktor risiko gagal ginjal kronis. Menurut dr Elizabeth Yasmine Wardoyo, SpPD-KGH, tren WFH (Work From Home) mendorong generasi muda makin banyak minum kopi hingga takaran berlebih.

    “Sebenarnya kopi itself tidak berpengaruh terhadap gagal ginjal. Tapi karena dia menggunakan gula, susu kental manis jadi konsumsi gulanya berlebih,” kata Elizabeth.

    3. Sembarangan minum pereda nyeri

    Konsumsi obat-obatan yang bersifat toksik bagi ginjal juga mendapat sorotan. Pereda nyeri yang banyak dijual bebas jika digunakan secara berlebihan, dalam jangka panjang dapat merusak ginjal.

    “Jadi perlu diedukasi ke masyarakat penggunaan obat penghilang rasa nyeri ini harus berdasarkan pengawasan dokter,” sambungnya.

    4. Keseringan makan junk food

    Junk food identik dengan kandungan garam natrium yang tinggi. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam bisa memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang juga bisa merusak ginjal.

    5. Kebanyakan mengonsumsi minuman manis

    Asupan gula yang berlebih meningkatkan risiko obesitas dan diabetes mellitus. Keduanya merupakan faktor risiko kerusakan ginjal yang bisa berakhir menjadi gagal ginjal kronis.

    Cara Mencegahnya

    Beberapa cara menghindari risiko gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut:

    menurunkan berat badanmeningkatkan aktivitas fisikmengonsumsi obat hanya yang benar-benar diperlukanmengurangi asupan gula, garam, lemakmakan lebih banyak sayur dan buah, serta minum air putih yang banyak.

    (up/tgm)

  • Fitur Deteksi Sleep Apnea di Galaxy Watch Kini Tersedia di 70 Negara

    Fitur Deteksi Sleep Apnea di Galaxy Watch Kini Tersedia di 70 Negara

    Bagikan:

    JAKARTA – Samsung resmi mengumumkan bahwa fitur pendeteksi sleep apnea (gangguan tidur) di Galaxy Watch kini telah tersedia di lebih dari 70 negara, termasuk 34 negara di Eropa, Australia, dan Singapura.

    Fitur ini dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda sleep apnea obstruktif sedang hingga berat pada pengguna berusia 22 tahun ke atas. Samsung memperkenalkan fitur ini pertama kali setelah mendapatkan otorisasi De Novo dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Februari tahun 2024, dan awalnya hanya tersedia di beberapa tipe Galaxy Watch di Amerika Serikat.

    Dalam pernyataan resminya, Samsung mengungkapkan bahwa perluasan ini dimungkinkan setelah fitur tersebut memperoleh sertifikasi CE (Conformité Européenne) yang diperlukan untuk beroperasi di Wilayah Ekonomi Eropa. Dengan sertifikasi ini, Samsung dapat menghadirkan fitur pendeteksi sleep apnea ke 34 negara tambahan di benua Eropa.

    Fitur ini memanfaatkan BioActive Sensor pada Galaxy Watch dan aplikasi Samsung Health Monitor untuk memantau gangguan pernapasan saat tidur. Pengguna cukup mengenakan jam tangan pintar selama dua malam berturut-turut, dan perangkat akan mencatat pola pernapasan yang tidak normal.

    Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Tidur

    Samsung menyatakan bahwa tujuan utama dari fitur ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan tidur. Jika Galaxy Watch mendeteksi potensi sleep apnea, aplikasi akan memberikan notifikasi dan menyarankan pengguna untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.

    Gangguan sleep apnea dapat menyebabkan tidur yang tidak nyenyak dan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, hingga stroke. Karena gejalanya sering kali sulit disadari, keberadaan fitur ini di Galaxy Watch menjadi alat bantu penting untuk pencegahan dini.

    Perlu dicatat bahwa fitur ini hanya tersedia untuk Galaxy Watch 4 ke atas yang menjalankan sistem operasi Wear OS 5.0 atau versi lebih baru. Selain itu, jam tangan harus terhubung dengan smartphone Samsung Galaxy yang menggunakan Android 12 atau lebih tinggi.

    Samsung dikabarkan akan meluncurkan Galaxy Watch 8 bulan depan dalam acara Unpacked, dan kemungkinan besar akan menyertakan peningkatan untuk fitur pendeteksi sleep apnea ini

  • Seorang Jemaah Haji Asal Pamekasan Wafat Usai Laksanakan Wukuf

    Seorang Jemaah Haji Asal Pamekasan Wafat Usai Laksanakan Wukuf

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang jemaah haji Pamekasan, Hasiyeh binti Habidin asal Desa Palengaan Dhaja, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, wafat usai melaksanakan ibadah wukuf di Arafah.

    Jemaah haji berusia 87 tahun tersebut, merupakan jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 95 Embarkasi Surabaya, ia meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan insentif dari tim medis, Kamis (5/6/2025).

    “Almarhumah meninggal dunia sekitar pukul 19.30 Waktu Arab Saudi pasca pelaksanaan wukuf di Arafah, beliau meninggal dunia setelah dilakukan perawatan oleh tim medis,” kata Kepala Kemenag Pamekasan, Mawardi, Sabtu (7/6/2025).

    Selain itu pihaknya menyampaikan jika almarhumah wafat seiring dengan usia yang sudah masuk katagori lanjut. “Selain karena lanjut usia, almarhumah juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi,” ungkapnya.

    “Saat meninggal dunia, almarhumah didampingi sejumlah keluarga yang juga tercatat sebagai jemaah haji. Mulai dari suami, anak hingga menantu juga sudah mengikhlaskan kepergian almarhumah,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya jemaah haji Pamekasan, sekaligus bertatap almarhumah diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan dan kesabaran.

    “Berdasar informasi yang kami terima, almarhumah Hasiyeh dimakankan di Pemakaman Sharae, Makkah, Arab Saudi, dan pemulasaran ditangani langsung Syarikah Rifad. Semoga almarhumah diterima di sisi-Nya,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Rebusan Daun Salam Bisa Turunkan Tekanan Darah? Ini Kata Penelitian

    Rebusan Daun Salam Bisa Turunkan Tekanan Darah? Ini Kata Penelitian

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi menjadi salah satu kondisi yang perlu diantisipasi sehabis perayaan kurban. Olahan daging yang tinggi garap bisa bikin tensi melonjak. Bisakah diatasi dengan rebusan daun salam?

    Daun salam atau bay leaf merupakan herba yang berasal dari pohon salam atau Laurus nobilis. Sesuai namanya, sering juga disebut sebagai bay-laurel. Di dunia kuliner, daun salam banyak digunakan untuk memberi citarasa khas dalam masakan.

    Di pasar, daun salam dijual dalam bentuk masih segar maupun kering. Penggunaannya cukup dimasukkan ke dalam masakan selama proses memasak, dan bisa diambil untuk disingkirkan saat makanan hendak disajikan. Memang, daun ini teksturnya keras sehingga susah dikunyah ataupun dicerna.

    Kandungan Nutrisi Daun Salam

    Dalam satu sendok makan remukan daun salam, terkandung nutrisi sebagai berikut:

    Energi: 5,5 kaloriProtein: 0,1 gramLemak: 0,1 gramKarbohidrat: 1,3 gram

    Dikutip dari WebMD, daun salam juga mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B6, kalsium, zat besi, dan mangaan.

    Manfaat Daun Salam untuk Tekanan Darah

    Rebusan daun salam hanya menambahkan sangat sedikit kalori ke dalam masakan. Sebaliknya, herba ini menambahkan banyak serat serta vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain memperbaiki sistem imun, antioksidan juga menjaga fungsi kardiovaskular.

    Sebuah riset di Research Journal of Pharmacy and Technology menyebut, daun salam mengandung minyak sitrat esensial dan euganol, tamin, dan flavonoid. Berbagai kandungan tersebut dikatakan punya kemampuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

    Riset ini menyimpulkan adanya efek pemberian rebusan daun salam dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Lasalimu Selatan, Buton, Sulawesi Tenggara. Meski demikian, ditegaskan bahwa penurunan tekanan darah tidak berarti menyembuhkan.

    Senyawa aktif dalam daun salam utamanya adalah flavonoid. Dalam penelitian lainnya, disebutkan daun salam bisa menurunkan dan menjaga tekanan darah pada kelompok pra-lansia dengan hipertensi.

    Kemungkinan Efek Samping

    Pada umumnya, daun salam aman digunakan dalam masakan. Hanya saja disebutkan, daun ini memang susah dicerna sehingga tidak dikonsumsi dalam bentuk sayuran, hanya untuk memasak atau diambil air rebusannya.

    Dikutip dari Healthline, informasi tentang keamanan tidak banyak tersedia. Karenanya, disarankan untuk tidak mengonsumsi daun ini saat kehamilan dan menyusui.

    Pada pengidap diabetes, daun salam mungkin mempengaruhi kadar gula darah. Beberapa bukti juga menunjukkan adanya dampak pada sistem saraf, sehingga bisa mempengaruhi efek anestesi saat operasi. Disarankan untuk tidak mengonsumsi daun salam kurang lebih 2 pekan sebelum menjalani operasi.

    (up/tgm)

  • Berapa Lama Waktu Tidur untuk Menghindari Serangan Jantung? Cek Durasi Idealnya di Sini

    Berapa Lama Waktu Tidur untuk Menghindari Serangan Jantung? Cek Durasi Idealnya di Sini

    YOGYAKARTA – Durasi atau lamanya waktu tidur ternyata bisa berdampak pada kesehatan jantung. Dari segi kesehatan, seseorang yang memiliki durasi tidur tidak teratur lebih beresiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, penyakit jantung Koroner (PJK), hingga serangan jantung. Lantas, berapa waktu tidur untuk menghindari serangan jantung?

    Dikutip dari AI-Care, serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti secara tiba-tiba. Hal ini biasnaya disebabkan oleh rusaknya pembuluh koroner yang memperdarahi otot-otot jantung.

    Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, waktu tidur yang singkat dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

    Dikutip dari Independent, para peneliti mengalami protein inflamasi dalam darah. Ini merupakan molekul yang diproduksi tubuh saat sedang stres atau melawan penyakit.

    Apabila kadar protein ini tetap tinggi dalam waktu yang lama, hal ini bisa menyebabkan kerusakan pembuluh koroner dan meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan gagal jantung.

    Lama waktu Tidur untuk Mengindari Serangan Jantung

    Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, tidur selama 7 sampai 9 jam dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung dan sistem peredaran darah, dikutip dari laman British Heart Foundation

    Penelitian ini menggunakan data dari lebih dari 88.000 peserta UK Biobank berusia 43 hingga 74 tahun, yang dipantau selama satu minggu. Para peserta menjawab pertanyaan terkait gaya hidup mereka dan mengenakan alat pelacak di pergelangan tangan untuk merekam waktu mereka tidur dan bangun. Selama enam tahun masa tindak lanjut, tercatat 3.172 orang mengalami penyakit jantung dan peredaran darah.

    Setelah hasil disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, kebiasaan merokok, dan risiko lainnya, ditemukan bahwa orang yang tidur selama 7-9 jam memiliki risiko paling rendah terhadap penyakit jantung dan peredaran darah. Sebagai perbandingan, mereka yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam memiliki risiko lebih tinggi sebesar 12 persen, sementara mereka yang waktu tidurnya kurang dari 4 jam memiliki peningkatan risiko hingga 25 persen.

    Peneliti juga menemukan bahwa waktu tidur memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap risiko penyakit jantung pada perempuan dibandingkan laki-laki.

    Mereka menyarankan bahwa waktu tidur mungkin merupakan faktor risiko yang selama ini kurang diperhatikan dalam kaitannya dengan penyakit jantung.

    Tidur pada waktu yang tepat kemungkinan besar membuat seseorang bangun dengan paparan cahaya pagi, yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh.

    Ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ritme sirkadian dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan faktor risikonya, seperti tekanan darah tinggi.

    Demikian informasi tentang waktu tidur untuk menghindari serangan jantung. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • Bahaya Konsumsi Kulit Ayam Berlebihan, Waspada Obesitas hingga Serangan Jantung

    Bahaya Konsumsi Kulit Ayam Berlebihan, Waspada Obesitas hingga Serangan Jantung

    JAKARTA – Kulit ayam terkenal dengan rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah, konsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

    Di balik kelezatannya, kulit ayam menyimpan berbagai risiko yang dapat memicu gangguan kesehatan serius. Berikut beberapa bahaya yang bisa timbul jika terlalu sering mengonsumsi kulit ayam:

    1. Tinggi Lemak Jenuh dan Kalori

    Kulit ayam mengandung banyak lemak jenuh dan kalori. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

    2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang menjadi faktor utama dalam penyakit jantung dan stroke.

    3. Menimbulkan Gangguan Pencernaan

    Kulit ayam yang digoreng menyerap banyak minyak. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti perut kembung, mual, dan diare.

    4. Berpotensi Memicu Diabetes Tipe 2

    Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar dapat mengganggu sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

    5. Memicu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

    Proses pengolahan kulit ayam yang sering menggunakan garam dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar natrium, yang memicu tekanan darah tinggi.

    6. Mengganggu Fungsi Hati

    Lemak jenuh berlebih memberikan beban tambahan pada organ hati, berisiko menyebabkan perlemakan hati non-alkoholik dan kerusakan fungsi hati.

    7. Meningkatkan Risiko Kanker

    Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker, terutama jika dikonsumsi secara rutin dan dalam jumlah banyak.

  • Jangan Abaikan! Disfungsi Ereksi Bisa Jadi Tanda Masalah Jantung

    Jangan Abaikan! Disfungsi Ereksi Bisa Jadi Tanda Masalah Jantung

    Jakarta – Masalah disfungsi ereksi masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Padahal, kondisi ini bukan hanya menyangkut performa seksual, tetapi juga bisa menjadi tanda awal adanya penyakit serius seperti gangguan jantung.

    Dokter Spesialis Urologi Mayapada Hospital Surabaya, dr. Aditya Pramanta, Sp.U menjelaskan ereksi adalah respons alami tubuh pria ketika aliran darah meningkat ke penis akibat rangsangan seksual atau kontak fisik, yang menyebabkan penis mengeras.

    Namun, jika terjadi gangguan pada proses ini, maka terjadilah disfungsi ereksi yang ditandai dengan kesulitan dalam mempertahankan ereksi, tidak mendapatkan ereksi, berkurangnya hasrat seksual, hingga rasa tidak puas saat berhubungan seksual.

    “Disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh faktor organik karena penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas. Bisa juga karena faktor psikogenik karena masalah psikologis, atau perpaduan kedua faktor,” jelas dr. Aditya dalam keterangannya, Selasa (27/5/2025).

    Terdapat pula faktor risiko yang memicu disfungsi ereksi seperti faktor usia di atas 50 tahun, faktor gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan kurangnya olahraga.

    Sementara itu, Dokter Spesialis Urologi di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Akbari Wahyudi Kusumah, Sp.U juga menjelaskan bahwa pria yang mengalami gangguan ereksi memiliki risiko terkena serangan jantung, maka dari itu harus segera dikonsultasikan ke dokter speasialis.

    “Pria yang mengalami gangguan ereksi memiliki risiko terkena serangan jantung dalam 3 hingga 5 tahun ke depan. Karena itu, jika mengalami gangguan ereksi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis urologi atau andrologi, bukan mencari pengobatan alternatif,” jelasnya.

    “Penting diingat, bahwa ereksi bukan hanya penting untuk kesehatan seksual, tetapi juga mencerminkan kondisi fisik dan psikologis pria secara keseluruhan.” sambungnya.

    Gangguan ereksi dapat diperiksa dengan Erection Hardness Score (EHS) yaitu metode pengukuran tingkat kekerasan ereksi yang terbagi menjadi empat derajat.

    Derajat pertama digambarkan seperti tahu, di mana penis membesar namun tidak keras.Derajat kedua seperti pisang kupas, yakni penis mengeras tapi belum cukup untuk penetrasi.Derajat ketiga seperti pisang, di mana penis cukup keras, namun belum maksimal.Derajat keempat seperti timun, yakni penis keras sepenuhnya dan optimal untuk aktivitas seksual.

    Tak perlu khawatir, disfungsi ereksi dapat ditangani secara medis dengan terapi bernama Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT). Hal tersebut dijelaskan oleh dr. Akbari bahwa ESWT merupakan gelombang kejut yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah di sekitar jaringan penis.

    “ESWT dilakukan dengan menggunakan gelombang kejut yang ditempel ke sekitar jaringan penis untuk meningkatkan aliran darah ke penis, merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru, dan memperbaiki fungsi ereksi.” jelasnya.

    Dengan metode ESWT, pasien tidak perlu disuntik atau dibius, tidak memerlukan pembedahan, tidak meninggalkan luka, durasi prosedur berlangsung cepat, dan tanpa komplikasi. Meski begitu, dr. Akbari menekankan pentingnya pemeriksaan menyeluruh untuk dapat menentukan penanganan terbaik bagi masalah disfungsi ereksi yang dialami.

    Masalah disfungsi ereksi ini perlu dikonsultasikan bersama dokter spesialis urologi di layanan yang menangani masalah saluran kemih dan reproduksi, seperti Tahir Uro Nephrology Center Mayapada Hospital yang khusus untuk menangani gangguan pada ginjal dan saluran kemih secara komprehensif mulai dari deteksi dini, diagnosis, penanganan non-invasif dan minimal invasif.

    Jika Anda atau pasangan Anda mengalami gejala disfungsi ereksi dan ingin mendapatkan pemeriksaan yang komprehensif di Tahir Uro Nephrology Center Mayapada Hospital, Anda dapat melakukan penjadwalan pemeriksaan melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.

    Aplikasi ini dilengkapi fitur seperti Healthy Lifestyle yang terkoneksi dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau aktivitas olahraga dan kebugaran Anda. Berbagai informasi kesehatan juga lengkap terangkum dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare.

    Dengan aplikasi MyCare, pasien dapat mengakses layanan dengan cepat karena dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan proses transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran.

    Aplikasi MyCare dapat diunduh melalui Google Play Store dan App Store, pengguna yang baru pertama kali registrasi akan mendapat point reward untuk potongan harga layanan di Mayapada Hospital.

    (akn/ega)