Topik: tekanan darah tinggi

  • Serangan Jantung Bisa Terjadi saat Tidur, Waspadai Ciri-ciri dan Penyebabnya

    Serangan Jantung Bisa Terjadi saat Tidur, Waspadai Ciri-ciri dan Penyebabnya

    Jakarta

    Serangan jantung bisa datang tanpa pandang waktu, bahkan saat seseorang sedang tertidur lelap. Hal ini tentu memicu kekhawatiran, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.

    Saat tidur, tubuh memang tampak istirahat. Namun jangan salah, organ tubuh, termasuk jantung, tetap bekerja. Normalnya, tekanan darah dan detak jantung melambat saat tidur. Sayangnya, kondisi tertentu justru bisa bikin jantung bekerja lebih keras dari biasanya.

    “Masalah seperti penyumbatan arteri, tekanan darah tinggi, atau gangguan irama jantung bisa meningkatkan risiko serangan jantung saat tidur,” ungkap dr Amit Handa, konsultan kardiologi di Kailash Hospital, Noida, dikutip Minggu (14/6/2025).

    Gangguan tidur seperti sleep apnea juga ikut berperan. Gangguan ini membuat napas seseorang terhenti sementara saat tidur, dan bisa menambah beban pada jantung. Jika dibiarkan, risiko serangan jantung pun meningkat.

    “Serangan jantung saat tidur bukanlah hal langka. Ini bisa dipicu kondisi medis yang mendasarinya, gaya hidup tak sehat, atau masalah jantung yang belum terdiagnosis,” jelas dr Handa.

    Tanda-Tanda Serangan Jantung Saat Tidur

    Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat, biasanya karena penumpukan plak yang terdiri dari lemak dan kolesterol di arteri koroner.

    Hal yang menjadi masalah, gejala serangan jantung saat tidur sering kali tidak disadari. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sedini mungkin. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

    Keringat dingin tanpa sebab jelasBerkeringat deras saat tidur bisa jadi alarm tubuh saat aliran darah ke jantung terganggu.Nyeri atau tekanan di dadaRasa berat, ditekan, atau nyeri di dada yang menetap bahkan saat berbaring bisa menjadi gejala serangan jantung.Sesak napasTiba-tiba terbangun karena sulit bernapas bisa jadi pertanda jantung mengalami tekanan.Kelelahan ekstremBangun tidur tapi masih merasa sangat lelah? Hati-hati, ini bisa jadi gejala halus dari masalah jantung.Rasa cemas atau gelisah saat bangun tidurPerasaan tidak nyaman yang muncul tiba-tiba di malam hari juga patut diwaspadai, apalagi jika disertai gejala lain.

    “Kalau mengalami gejala-gejala seperti ini, jangan ditunda. Segera cari bantuan medis untuk mencegah kerusakan yang lebih parah,” tegas dr Handa.

    Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan pola berulang dari gejala-gejala tersebut. Jika muncul lebih dari sekali atau dalam kombinasi, sebaiknya langsung konsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

    (naf/naf)

  • Dokter Ungkap 4 Alasan Kasus Stroke Usia Muda Makin Banyak Ditemukan di RI

    Dokter Ungkap 4 Alasan Kasus Stroke Usia Muda Makin Banyak Ditemukan di RI

    Jakarta – Stroke merupakan penyakit fatal yang dapat mengakibatkan kecacatan atau kematian pada pengidapnya. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di RI mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.

    Data tersebut juga menunjukkan bahwa stroke adalah salah satu penyakit dengan beban pengeluaran tertinggi ketiga setelah jantung dan kanker, sebesar Rp 5,2 triliun pada tahun 2023.

    Stroke umumnya lebih sering dialami oleh pasien berusia 40 tahun ke atas. Namun belakangan, kasus stroke makin sering ditemukan pada anak muda. Memang apa yang menjadi pemicunya?

    Penyebab Kasus Stroke di Usia Muda Makin Banyak

    1. Pencatatan Laporan Lebih Kuat

    Spesialis radiologi Dr dr Jacub Pandelaki, SpRad menuturkan faktor utama kenaikan kasus stroke di kalangan anak muda adalah pencatatan kasus yang lebih baik. Menurutnya, ini adalah hal yang baik sehingga data kasus yang terkumpul lebih lengkap.

    “Satu, kecepatan laporan kasus stroke di media, ini sangat bagus sebenarnya, kejadian apapun sekarang sudah pasti terekspose, sangat cepat,” kata dr Jacub beberapa waktu lalu.

    2. Deteksi Makin Canggih

    Selain itu, pemeriksaan yang semakin canggih juga menjadi salah satu penyebab makin banyak ditemukannya kasus stroke pada anak muda. Hal ini menurut dr Jacub penting untuk mengetahui risiko stroke lebih dini.

    “Kedua, adalah teknologi deteksi, deteksi ini makin canggih, jadi orang muda-muda ini yang terkena stroke terdeteksi, begitu juga saat dia terkena kanker dan penyakit lain, lebih mudah diketahui, bahkan dari rentang usia bayi sampai orangtua dengan jenis penyakit yang berbeda,” sambung dr Jacub.

    3. Gaya Hidup Makin Buruk

    Gaya hidup memainkan peranan besar dalam risiko penyakit stroke pada anak muda. dr Jacub menilai pola makan anak muda sekarang sudah berbeda jauh dengan masa lampau.

    Makanan siap saji yang serba praktis kini menjadi pilihan utama banyak orang. Padahal, makanan seperti ini biasanya mengandung kadar gula, lemak, dan garam yang tinggi. Ini juga belum ditambah zat kimia lain yang biasanya ditambahkan ke dalam makanan instan.

    Kebiasaan ini dapat memunculkan berbagai faktor risiko stroke, seperti diabetes, obesitas, hingga tekanan darah tinggi.

    “Pola hidup orang kita kan sekarang beda, dulu makan mi instan saja jarang, sekarang kita semua sudah ada fast food, dan umumnya disajikan dengan cara digoreng, kalau rebus, sebetulnya lebih sehat,” katanya.

    “Jadi pola hidup mempunyai pengaruh yang besar, itulah kenapa pada usia muda sekarang ini bisa dimungkinkan terkena stroke,” tandas dr Jacub.

    4. Kondisi Bawaan

    Stroke pada anak muda juga dapat disebabkan oleh kondisi bawaan moya-moya. Moya-moya merupakan faktor risiko non-klasik stroke berupa kelainan genetik yang mempengaruhi pembuluh darah otak, khususnya arteri karotis interna.

    Arteri ini menyempit dan bahkan dapat tersumbat, sehingga mengurangi aliran darah ke otak. Penyempitan ini menyebabkan pembentukan pembuluh darah kecil yang baru di sekitar daerah tersumbat.

    Moya-moya dapat memicu stroke pada pasien di rentang usia 20-30-an. Seorang dengan riwayat genetik keluarga moya-moya memiliki risiko stroke 10-15 persen lebih tinggi.

    “Kasus moya-moya di Indonesia belum diketahui, tetapi diduga sama seperti laporan kasus negara lain, misalnya Jepang, 0,5 per 100 ribu orang,” kata dr Reza Aditya Arpandy, SpS terpisah.

    (avk/tgm)

  • Kebiasaan Makan untuk Cegah Mati Muda, Cocok Buat yang Mau Panjang Umur

    Kebiasaan Makan untuk Cegah Mati Muda, Cocok Buat yang Mau Panjang Umur

    Jakarta – Memiliki tubuh sehat dan panjang umur merupakan harapan banyak orang. Pola makan sehat menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan hal tersebut.

    Sebenarnya pola makan seperti apa sih yang bisa dilakukan untuk panjang umur? Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Hindari Makan Berlebih

    Studi pada hewan menunjukkan pengurangan kalori sebesar 10-50 persen dari jumlah normal dapat meningkatkan umur maksimum. Penelitian lain pada manusia juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan kalori rendah, umur panjang, dan risiko penyakit lebih kecil.

    Pembatasan kalori juga membantu mengurangi berat badan berlebih dan lemak perut. Keduanya dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan dan umur yang lebih pendek.

    2. Perbanyak Makan Kacang

    Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang baik. Kacang mengandung protein, serat, antioksidan, dan senyawa tanaman yang bermanfaat untuk tubuh.

    Kacang juga mengandung sumber vitamin dan mineral yang baik, seperti tembaga, magnesium, kalium, folat, niasin, serta vitamin B6 dan E. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi kacang memiliki efek yang baik untuk penurunan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peradangan, dan sindrom metabolik lain.

    Sebuah penelitian menemukan orang yang makan setidaknya 3 porsi (satu porsi 28 gram) kacang-kacangan per minggu memiliki risiko kematian dini 39 persen lebih rendah.

    3. Konsumsi Kunyit

    Kunyit adalah salah satu rempah yang populer di Indonesia. Rupanya herbal ini memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan tubuh. Ini disebabkan oleh kandungan senyawa bioaktif kurkumin di dalamnya.

    Kandungan kurkumin bersifat antioksidan yang berguna untuk membantu menjaga fungsi otak, jantung, dan paru-paru. Kandungan ini juga melindungi tubuh dari risiko kanker dan penyakit terkait usia.

    Studi in vivo dan in vitro pada manusia telah mengonfirmasi kurkumin dapat mencegah penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit inflamasi, gangguan neurodegeneratif, dan kondisi medis lainnya.

    4. Perbanyak Konsumsi Sayur

    Banyak penelitian menghubungkan pola makan kaya nabati dengan risiko kematian dini lebih rendah. Ini juga disertai risiko kanker, sindrom metabolik, penyakit jantung, depresi, dan kerusakan otak yang lebih rendah.

    Nutrisi dan antioksidan yang ada dalam makanan nabati kaya akan polifenol, karotenoid, folat, dan vitamin C. Salah satu penelitian menemukan orang yang menjalankan pola makan vegetarian dan vegan memiliki risiko kematian 12-15 persen lebih rendah.

    Penelitian yang sama juga melaporkan risiko kematian akibat kanker, penyakit jantung, ginjal, atau hormon yang lebih rendah 29-52 persen.

    5. Rajin Minum Teh dan Kopi Tanpa Gula

    Konsumsi teh dan kopi tanpa gula sudah lama dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis. Kandungan polifenol dan katekin dalam teh hijau misalnya, dalam sebuah penelitian disebut dapat menurunkan risiko kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Demikian dengan kopi, juga dikaitkan dengan risiko terkena diabetes tipe dua, penyakit jantung, kanker, serta penyakit otak tertentu yang lebih rendah. Dalam sebuah penelitian disebutkan, peminum kopi maupun teh memiliki risiko kematian dini 20-30 persen lebih rendah, dibandingkan mereka yang tidak minum sama sekali.

    Perlu diingat, konsumsi kafein yang disarankan adalah 400 mg per hari, atau 4 cangkir kopi sehari.

    (avk/tgm)

  • 4 Jenis Penyakit yang Ditemukan Saat Program Kesehatan Gratis

    4 Jenis Penyakit yang Ditemukan Saat Program Kesehatan Gratis

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeberkan penemuan penting dari program cek kesehatan gratis (CKG) yang telah menjangkau lebih dari 8,2 juta warga Indonesia sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025.

    Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, empat masalah kesehatan kronis utama yang mendominasi hasil pemeriksaan massal tersebut.

    Ia menjelaskan temuan tertinggi justru berasal dari masalah gigi, yang selama ini kurang mendapat perhatian masyarakat.

    “Yang paling tinggi ternyata masalah gigi. Kedua hipertensi, ketiga diabetes, dan keempat obesitas,” ujar Menteri Budi Gunadi Sadikin kepada wartawan, Kamis (12/6/2025).

    Ketiga masalah terakhir yaitu hipertensi, diabetes, dan obesitas juga merupakan faktor risiko utama yang berkontribusi besar terhadap penyakit jantung dan stroke, dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia selama bertahun-tahun.

    “Setiap tahun, lebih dari setengah juta orang Indonesia meninggal karena jantung dan stroke. Akar masalahnya: tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan berat badan berlebih,” tambahnya.

    Salah satu temuan yang mengkhawatirkan adalah banyaknya warga yang tidak menyadari kondisi kesehatannya, khususnya tekanan darah tinggi dan prediabetes.

    “Penyakit-penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala. Itulah pentingnya cek kesehatan dini,” katanya.

    Ia menekankan, deteksi dini adalah kunci pencegahan agar kondisi tidak berkembang menjadi penyakit mematikan seperti serangan jantung atau strok.

    Dari sisi partisipasi, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa perempuan lebih aktif mengikuti program CKG dibandingkan laki-laki.

    “Ini panggilan buat kita, kaum pria. Mari kita beri contoh hidup sehat. Rata-rata usia perempuan lebih panjang, salah satunya karena mereka lebih rajin cek kesehatan,” ujarnya.

  • Kelompok Orang yang Tak Boleh Jalan Kaki Terlalu Lama Menurut Dokter, Siapa Saja?

    Kelompok Orang yang Tak Boleh Jalan Kaki Terlalu Lama Menurut Dokter, Siapa Saja?

    Jakarta

    Jalan kaki dikenal sebagai olahraga murah dengan segudang manfaat. Aktivitas ini bisa menurunkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes. Bukan cuma itu, rutin melangkah juga membantu menjaga berat badan ideal dan memperkuat otot serta tulang.

    Namun hati-hati, jalan kaki pun ada batasnya. “Seperti halnya aktivitas fisik lainnya, jalan kaki juga bisa berlebihan,” ujar para ahli.

    Belakangan, tren ‘hot girl walk’ ramai di TikTok. Konsepnya simpel, jalan kaki di luar sambil refleksi diri. Tagar #hotgirlwalk bahkan sudah dibanjiri ribuan unggahan. Ada juga tren urban hiking, yakni jalan kaki sejauh 10-15 mil (sekitar 16 hingga 24 km) per hari di tengah kota.

    “Tak ada batasan maksimal mutlak untuk jalan kaki atau jenis olahraga lain,” ujar dr Randy Cohn, ahli bedah ortopedi dan dokter kedokteran olahraga dari Northwell Health, New York.

    Menurutnya, manfaat jalan kaki jarak jauh bisa sangat besar. Selain menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko diabetes tipe 2, menambah langkah juga bisa memperpanjang usia.

    Hal itu dibuktikan lewat studi tahun 2020 yang melibatkan lebih dari 4.800 orang dewasa di AS. Hasilnya, semakin banyak langkah yang ditempuh dalam sehari, semakin rendah pula risiko kematian dari berbagai penyebab.

    Meskipun kebanyakan dari kita dianjurkan untuk lebih banyak bergerak dan menambah jumlah langkah harian, ternyata ada kelompok orang yang harus berhati-hati agar tidak berjalan terlalu jauh.

    Siapa Saja?

    Orang dengan masalah jantung dan paru-paru seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung perlu ekstra waspada saat berjalan jauh karena aktivitas ini dapat meningkatkan detak jantung, menurut Dr. Cohn. “Jika peningkatan detak jantung bisa membahayakan seseorang, harus sangat berhati-hati dan berkonsultasi dengan tim medis sebelum memulai rencana olahraga,” ujarnya.

    Masalah otot dan sendi pada kaki juga bisa menjadi alasan untuk membatasi jarak berjalan. “Orang dengan gangguan pada kaki dan tungkai bawah seperti radang sendi lutut perlu berhati-hati agar tidak berjalan terlalu banyak dalam sehari agar tidak memperburuk kondisi tersebut,” kata Cohn, dikutip dari Everyday Health.

    Penggunaan sepatu jalan yang berkualitas dan pas juga bisa membantu mengurangi risiko nyeri, terutama bagi pengidap radang sendi.

    Selain itu, orang dengan penyakit pernapasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta lansia, juga sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri berjalan jauh. “Risiko jatuh adalah kekhawatiran besar pada kelompok lansia, jadi mereka harus menghindari kelelahan berlebih agar tidak terjadi kecelakaan,” jelasnya.

    NEXT: Tanda sudah terlalu banyak berjalan

    Berjalan jauh bisa membuat tubuh terasa segar, meski mungkin akan terasa pegal setelahnya. Namun, aktivitas ini seharusnya tidak menyebabkan cedera akibat penggunaan berlebihan.

    “Cedera akibat penggunaan berlebihan terjadi ketika suatu gerakan dilakukan secara berulang-ulang hingga melukai ligamen, tendon, atau otot,” jelas April Gatlin, praktisi olahraga bersertifikasi yang berbasis di Chicago.

    Bagaimana mengenalinya? Perhatikan tanda-tanda fisik. “Jika ada rasa sakit di persendian, tubuh terasa kaku, atau muncul sensasi yang tidak biasa di sendi, kurangi jarak tempuh atau istirahatlah sehari,” kata Gatlin. Konsultasikan ke dokter jika rasa sakit tidak kunjung membaik atau kembali muncul setelah istirahat.

    Gejala lain bahwa tubuh terlalu lelah antara lain gangguan tidur, perubahan suasana hati seperti mudah marah atau cemas, serta peningkatan detak jantung saat istirahat. Ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh mengalami stres berlebih dan perlu waktu untuk pulih.

  • Ini Daftar Penyakit yang Paling Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

    Ini Daftar Penyakit yang Paling Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

    Jakarta – Saat ini, sebanyak 8 juta warga Indonesia telah memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang tersebar di 38 provinsi. Program ini melibatkan 9.552 puskesmas, atau sekitar 93 persen dari total puskesmas yang ada di Indonesia.

    Berdasarkan data CKG, ditemukan sejumlah masalah kesehatan yang cukup banyak dialami peserta. Temuan ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sejak dini.

    1. Masalah Gigi

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyebut, masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada program CKG adalah masalah kesehatan gigi dan mulut.

    “Masalah yang kita temui dari cek kesehatan gratis ini, yang paling tinggi adalah gigi. Saya baru sadar begitu periksa gigi saya ada bolongnya, beberapa juga diganti. Nah masalah kesehatan gigi ini tinggi sekali, terjadi di masyarakat Indonesia,” ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

    Senada, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan juga menyebutkan lebih dari separuh dari peserta CKG memiliki masalah pada kesehatan gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang gigi goyang, hingga gusi turun.

    “Ini 50 sampai 60 persen mengalami masalah ini,” ucapnya dalam acara yang sama.

    “Hampir dari separuh peserta CKG ini punya masalah dengan giginya. Masalah ini maksudnya giginya goyang, giginya hilang, giginya berlubang, giginya turun,” kata Iwan.

    Proporsinya semakin tinggi sejalan dengan usia. Orang dengan usia 60+ tahun menjadi yang terbanyak mengalami masalah gigi, yaitu mencapai 85,4 persen. Iwan menambahkan, ini harus menjadi perhatian, karena dari gigi mulut bisa menyebabkan penyakit yang lain.

    2. Tekanan Darah Tinggi

    Selanjutnya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyakit ini cukup banyak ditemukan pada peserta dewasa atau 18 tahun ke atas. Pada usia 40 tahun ke atas, 1 dari 3 orang mengalami tekanan darah tinggi.

    “Pada peserta cek kesehatan gratis 20,9 persen ada hipertensi,” tambahnya.

    3. Diabetes

    Sebanyak 5,9 persen peserta cek kesehatan gratis juga mengidap diabetes. Penyakit ini juga sudah ditemukan di usia muda, mulai dari 18-29 tahun.

    Pada usia 40 tahun ke atas, 1 dari 10 orang mengalami diabetes. Sekitar 8,3 persen dialami oleh orang dengan usia 40-59 tahun dan 12 persen dialami oleh orang dengan usia 60+ tahun.

    4. Obesitas

    Obesitas atau kelebihan berat badan juga banyak ditemukan pada peserta program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Salah satu jenis yang paling umum adalah obesitas sentral, yaitu penumpukan lemak di area perut. Obesitas sentral didefinisikan sebagai lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada laki-laki dan lebih dari 80 cm pada perempuan.

    “1 dari 2 perempuan yang melakukan cek kesehatan gratis itu ada obesitas sentral, dan laki laki seperempatnya 1 dari 4, tinggi ini,” kata peneliti FKM UI, Iwan Ariawan, dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

    Peserta Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mengalami obesitas sentral memiliki risiko 1,5 hingga 2 kali lebih tinggi untuk menderita hipertensi dan diabetes. Padahal, kedua penyakit tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit serius lainnya, seperti jantung dan stroke.

    (elk/suc)

  • Temuan Menkes: Perempuan Lebih Antusias Ikut CKG, Singgung Umur Panjang

    Temuan Menkes: Perempuan Lebih Antusias Ikut CKG, Singgung Umur Panjang

    Jakarta

    Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah berjalan selama empat bulan, sejak pertama kali diresmikan pada 10 Februari 2025. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa data menarik, salah satunya lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang sudah melakukan CKG.

    “Saya bisa sampaikan bahwa lebih banyak perempuan yang melakukan CKG daripada laki-laki. Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga mau hidup lebih sehat,” terang Menkes dalam konferensi pers daring, Kamis (12/6/2025).

    “Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata perempuan itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebab salah satu karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan yang melakukan CKG. Jadi, para laki-laki mengikuti rekan-rekan kita yang perempuan untuk melakukan cek kesehatan gratis,” sambungnya.

    Peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Iwan Ariawan juga mengungkapkan hal yang serupa. Berdasarkan data, jumlah masyarakat Indonesia yang sudah melakukan CKG sebanyak 8.623.665 orang.

    Dari total tersebut, jumlah perempuan yang sudah melakukan program CKG sebanyak 5.366.372 (62,24 persen). Sementara laki-laki hanya 3.257.293 (37,76 persen).

    “Kalau kita lihat, yang datang ini masih kebanyakan perempuan. Jadi 2 per 3-nya adalah perempuan. Padahal kita tahu, penduduk kita itu 50-50, 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan,” jelas dr Iwan.

    “Jadi yang laki-laki kesadarannya masih kurang untuk datang untuk melakukan cek kesehatan gratis,” lanjutnya.

    NEXT: Masalah kesehatan yang sering ditemukan

    Masalah Kesehatan yang Sering Ditemukan

    dr Iwan mengungkapkan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan adalah kegemukan atau obesitas sentral. Kondisi ini dapat diperiksa melalui lingkar pinggang.

    Pada pria, lingkar pinggang yang lebih dari 90 cm sudah termasuk obesitas. Sementara pada perempuan dapat dinyatakan obesitas jika lingkar pinggangnya lebih dari 80 cm.

    “Ini 50 persen atau 1 dari 2 perempuan yang melakukan CKG itu ada obesitas sentral. Pada laki-laki, 1 dari 4, ini tinggi ya. Dan ini merupakan faktor risiko untuk penyakit berikutnya, yaitu hipertensi dan diabetes melitus,” beber dr Iwan.

    “Pada peserta CKG yang memiliki obesitas sentral itu kemungkinan dia memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes itu satu setengah sampai dua kali lipat, jadi risikonya itu meningkat tinggi. Dan seperti yang kita tahu, bahwa kedua penyakit ini adalah risiko penyakit berikutnya yang lebih fatal yaitu jantung dan stroke,” tambahnya.

    Dari hasil temuan peserta CKG, sebanyak 20,9 persen mengalami hipertensi dan 5,9 persen didiagnosis diabetes. Orang-orang dengan kondisi ini, baik laki-laki maupun perempuan, sangat berisiko mengalami stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal.

    dr Iwan juga membeberkan data berdasarkan usianya. Orang-orang usia muda seperti 18 tahun sudah mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi. Di usia 40 tahun ke atas, itu ada 1 dari 3 orang mengidap hipertensi.

    “Sedangkan untuk diabetes juga sudah dimulai dari pada usia muda. Dan pada usia 40 tahun ke atas, itu sudah 1 dari 10 orang mengalami penyakit gula darah tinggi atau diabetes,” pungkasnya.

  • Jangan Lengah, Ini Tanda Tubuh Sudah Kebanyakan Gula

    Jangan Lengah, Ini Tanda Tubuh Sudah Kebanyakan Gula

    Jakarta

    Gula memberikan rasa manis yang nikmat dan sering menjadi bagian dari makanan dan minuman favorit. Namun, di balik rasanya yang enak, konsumsi gula berlebih bisa berdampak buruk pada kesehatan.

    Banyak orang yang mengonsumsi gula secara berlebihan. Ketika itu terjadi, tubuh bisa memberikan sinyal yang harus disadari agar konsumsi gula dapat dikurangi.

    Tanda Tubuh Sudah Kebanyakan Gula

    Saat kebanyakan mengonsumsi gula, tanda-tanda yang dapat terlihat yaitu, rasa lapar yang meningkat, berat badan yang bertambah, hingga mudah tersinggung.

    1. Rasa Lapar yang Meningkat

    Tanda pertama ketika mengonsumsi banyak kalori ekstra dari gula tambahan adalah rasa lapar yang meningkat. Dikutip dari Everyday Health, gula hanya memuaskan selera, tapi tidak benar-benar mengenyangkan.

    Terlebih, gula bisa merusak hormon lemak, seperti leptin yang menghambat rasa lapar. Jadi, saat makan gula, seseorang akan terus ingin mengonsumsi lebih banyak gula dan merasa lebih lapar.

    2. Berat Badan Bertambah

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis yang mengandung gula meningkatkan berat badan pada orang dewasa dan anak-anak. Dikutip dari Times of India, mengonsumsi gula, terutama dari makanan olahan dan minuman manis bisa meningkatkan kadar lemak.

    3. Masalah Kulit

    Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa mengganggu produksi kolagen dan elastin pada kulit, yang bisa menyebabkan jerawat, kerutan, dan masalah kulit lainnya. Selain itu, terlalu banyak gula juga membuat kulit lebih rentan terhadap kerutan, seiring bertambahnya usia.

    4. Nyeri Sendi

    Nyeri sendi juga bisa menjadi tanda tubuh sudah kebanyakan gula. Sebab, mengonsumsi terlalu banyak gula bisa membuat peradangan sistemik yang menyebabkan nyeri sendi.

    5. Masalah Tidur

    Sulit untuk tidur? Coba perhatikan makanan apa yang telah dikonsumsi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan yang tinggi diduga terkait dengan kualitas tidur yang buruk. Siklus tidur dan kualitas tidur diatur oleh cahaya, suhu ruangan, serta kontrol glikemik.

    “Bagi seseorang yang secara kronis mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan, hal itu benar-benar dapat mengacaukan siklus tidur dan kualitas tidur mereka,” kata pelatih kesehatan di New York City, Jessica Cording, RD.

    6. Tekanan Darah Tinggi

    Terlalu banyak gula juga bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis yang mengandung gula berhubungan signifikan dengan tekanan darah tinggi dan kondisi hipertensi yang lebih tinggi.

    Meski demikian, belum ditemukan hubungan sebab-akibat langsung antara gula dan hipertensi. Hanya saja, ilmuwan meyakini, kadar glukosa yang tinggi bisa merusak lapisan pembuluh darah, sehingga lipid, seperti kolesterol lebih mudah menempel pada dinding pembuluh darah.

    Ketika itu, pembuluh darah mengeras dan tekanan darah akan naik.

    7. Rentan Sakit

    Konsumsi gula yang tinggi bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Untuk itu, sertakan makanan utuh yang kaya akan vitamin dan mineral dalam pola makan agar sistem kekebalan tubuh semakin kuat. Batasi konsumsi minuman manis dan makanan olahan.

    8. Kelelahan

    Rasa lelah bisa disebabkan oleh jumlah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Gula mudah diserap dan dicerna. Seberapa banyak pun gula yang dimakan, dalam 30 menit rasa lapar akan datang lagi bahkan merasa kekurangan energi.
    Perubahan besar kadar gula darah dan insulin bisa menyebabkan anjloknya kadar energi dan memengaruhi tingkat energi secara keseluruhan.

    9. Merasa Makanan Kurang Manis

    Merasa makanan tidak semanis biasanya, sehingga perlu menambahkan gula bisa menjadi tanda kebanyakan konsumsi gula. Dalam kondisi ini, otak telah dilatih untuk mengharapkan tingkat kemanisan yang sangat tinggi.

    Ketika mulai terbiasa, akan lebih sulit untuk merasa puas dengan makanan manis. Justru, malah mengharapkan tingkat kemanisan yang lebih tinggi.

    10. Mudah Tersinggung

    Rasa murung, mudah tersinggung, gelisah, dan stres bisa jadi pertanda bahwa tubuh mengonsumsi terlalu banyak gula. Penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak gula bisa memicu peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi.

    11. Peningkatan Resistensi Insulin

    Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula tambahan merupakan faktor resistensi insulin. Resistensi insulin merupakan akibat dari sel-sel tubuh yang kehilangan kepekaannya terhadap hormon insulin, yang mengendalikan kadar gula darah.

    Batasan Asupan Gula

    Organisasi kesehatan dan para peneliti di seluruh dunia menyepakati pentingnya membatasi asupan gula bebas. Dikutip dari NHS, gula bebas adalah sejenis gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman, serta gula yang terbentuk alami, seperti dalam madu dan sirup.

    American Heart Association menyarankan asupan maksimum gula harian sebagai berikut:

    Pria: 37,5 g per hari (150 kalori, 9 sendok teh)Wanita: 25 g per hari (100 kalori 6 sendok teh)

    (elk/tgm)

  • Manfaat Konsumsi Belimbing Wuluh, Buah Asam yang Baik untuk Kesehatan

    Manfaat Konsumsi Belimbing Wuluh, Buah Asam yang Baik untuk Kesehatan

    Jakarta

    Belimbing wuluh adalah buah kecil berwarna hijau dengan rasa asam yang menyengat. Seringkali, buah ini digunakan sebagai bahan pelengkap dalam masakan.

    Namun, tak hanya itu, belimbing wuluh ternyata juga mengandung banyak manfaat kesehatan. Ada kandungan vitamin C, vitamin B, kalsium, zat besi, flavonoid, hingga tanin dalam buah asam ini.

    Manfaat Belimbing Wuluh

    Selain aromanya yang menyegarkan, belimbing wuluh memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. Berikut di antaranya:

    1. Mengatur Kadar Gula Darah

    Belimbing wuluh bermanfaat dalam mengendalikan kadar gula darah, dengan memantau aktivitas insulin di dalam tubuh. Dikutip dari laman NetMeds, flavonoid dan serat yang tinggi dalam belimbing wuluh dapat mencegah lonjakan kadar glukosa darah secara tiba-tiba setelah makan, sehingga membantu mengendalikan gejala diabetes.

    2. Membantu Mengelola Hipertensi

    Belimbing wuluh dapat menjadi obat alami untuk menurunkan tekanan darah berkat kandungan antioksidan dan proteinnya. Mengonsumsi belimbing wuluh yang direbus dalam air panas membantu menurunkan tekanan darah tinggi dalam pembuluh darah, dengan memperlebar arteri, vena, dan kapiler, serta merelaksasikan otot.

    3. Mengobati Batuk

    Belimbing wuluh dapat mengatasi batuk. Khasiat ini karena kandungan saponin triterpen dalam belimbing wuluh bisa memberi efek antitusif dan ekspektoran yang membantu menyembuhkan batuk. Vitamin C nya juga bisa berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh.

    4. Memperkuat Tulang

    Belimbing wuluh mengandung banyak kalsium yang meningkatkan kepadatan tulang dan menjaga struktural kerangka dalam tubuh. Makan ekstrak belimbing dalam bentuk kering yang ditambahkan ke kari atau sebagai acar dapat memperkuat tulang.

    5. Meredakan Kram Otot

    Mengandung fitonutrien yang memiliki khasiat analgesik dan antiradang yang kuat, belimbing wuluh menjadi obat untuk mengurangi nyeri otot dan meredakan kram. Minum jus belimbing wuluh dapat menyembuhkan nyeri, ketidaknyamanan, dan kekakuan pada otot dan sendi.

    Sebuah jurnal di tahun 2015 menunjukkan bahwa kandungan saponin dalam belimbing wuluh memiliki aktivitas inflamasi, karena telah terbukti menghambat pelepasan zat proinflamasi yang distimulasi lipoposakarida. Dikutip dari laman Kemenkes, serat dalam belimbing wuluh juga membantu mengikat kolesterol dan membuangnya dari tubuh, sehingga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

    Dalam penelitian Pengaruh Pemberian Infus Buah Belimbing Wuluh terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus, sebanyak 3,6 g dan 5,4 g belimbing wuluh menurunkan kolesterol darah tikus seberat 200 g. Dosis 5,4 g memberi efek yang setara dengan gemfibrozil 10,8 mg.

    (elk/tgm)

  • 9 Manfaat Minum Air Kelapa secara Rutin untuk Kesehatan

    9 Manfaat Minum Air Kelapa secara Rutin untuk Kesehatan

    Jakarta – Air kelapa dikenal sebagai minuman yang menyegarkan, terutama di tengah cuaca yang panas. Di balik kesegarannya, air kelapa menyimpan banyak manfaat kesehatan.

    Minum air kelapa secara rutin tak hanya membantu menjaga hidrasi, tapi juga mendukung beberapa fungsi organ dalam tubuh. Ketahui berbagai manfaat minum air kepala berikut ini.

    9 Manfaat Minum Air Kelapa secara Rutin

    Manfaat minum air kelapa secara rutin di antaranya adalah mengembalikan elektrolit, mendukung kesehatan tulang, hingga membantu menurunkan berat badan. Berikut informasinya.

    1. Mengembalikan Elektrolit

    Air kelapa mengandung banyak elektrolit seperti kalium, natrium, magnesium, dan kalsium. Mineral ini penting untuk kontraksi otot, transmisi saraf, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh.

    Dikutip dari Eating Well, hal tersebut membuat air kelapa menjadi pilihan yang baik untuk rehidrasi, terutama setelah kehilangan cairan dan elektrolit akibat penyakit, seperti diare, atau keringat akibat olahraga.

    2. Mendukung Kesehatan Tulang

    Kalsium dan vitamin D dikenal bisa menjaga kesehatan tulang. Meski demikian, beberapa penelitian menemukan bahwa makanan dan minuman kaya kalium, seperti air kelapa baik untuk kekuatan dan kepadatan tulang.

    Selain menjaga keseimbangan elektrolit, kalium juga membantu mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Saat terlalu asam, tubuh akan mengeluarkan kalsium dari tulang untuk membantu menetralkan kelebihan asam, yang melemahkan tulang seiring waktu. Kalium bisa melakukan intervensi dengan memulihkan keseimbangan asam-basa dan mencegah pelepasan kalsium dari tulang.

    Jadi, pola makan yang kaya akan kalium dikaitkan dengan kepadatan mineral tulang yang tinggi.

    3. Mencegah Batu Ginjal

    Batu ginjal terbentuk dari mineral dan garam yang mengkristal dan terkumpul di ginjal. Jenis batu ginjal yang paling umum di antaranya batu oksalat, asam urat, struvite, dan sistin.

    Penelitian mengenai manfaat air kelapa dan batu ginjal masih tahap awal. Meski demikian, pendiri Plant Forward Nutritionist, Hannah Van Ark, MS, RD, menyoroti bahwa sebuah studi kecil pada manusia yang melibatkan delapan partisipan mengungkap, air kelapa bisa membantu mencegah batu ginjal dengan meningkatkan produks sitrat dalam urine. Meski demikian, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini.

    4. Menyehatkan Pencernaan

    Minum air kelapa juga bisa meningkatkan kesehatan usus. Manfaat ini terutama berasal dari sifat menghidrasi dari air kelapa.

    “Hidrasi sangat penting untuk fungsi pencernaan yang tepat, terutama dalam penyerapan nutrisi dan untuk mencegah sembelit,” kata Van Ark.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa air kelapa memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba yang bermanfaat bagi mikrobioma usus, yang merupakan mikroba yang menghuni usus.

    Sebuah penelitian kecil menunjukkan bahwa air kelapa menunjukkan kemampuan dalam membantu meredakan peradangan. Sehingga, air kelapa bisa menenangkan lapisan usus yang teriritasi dan menawarkan kelegaan dari rasa sakit gangguan pencernaan.

    5. Membantu Manajemen Gula Darah

    Minum air kelapa secara teratur bisa membantu mengatur kadar gula darah. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa air kelapa bisa membantu mengelola diabetes dengan menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi stres oksidatif.

    Diperkirakan, manfaat ini berasal dari kandungan antioksidan yang tinggi, kadar magnesium, dan keberadaan asam amino yang disebut dengan L-arginin. Meski demikian, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk memastikan manfaat ini.

    6. Mengurangi Kerusakan Sel

    Setiap hari, sel-sel tubuh berhadapan dengan molekul berbahaya yang disebut dengan radikal bebas. Molekul-molekul ini muncul dari proses metabolisme normal dalam tubuh dan paparan racun, serta polutan eksternal.

    Saat tubuh dibanjiri radikal bebas yang terlalu banyak, hal tersebut bisa menyebabkan stres oksidatif yang merusak sel dan meningkatkan risiko timbulnya penyakit kronis. Untungnya, antioksidan seperti vitamin C, sitokinin, dan senyawa fenolik dalam air kelapa. Kandungan ini dapat melawan kerusakan akibat radikal bebas. Meski demikian, perlu dicatat bahwa efek ini hanya diteliti pada hewan.

    Dikutip dari Healthline, salah satu alasan mengapa air kelapa dikaitkan dengan tekanan darah rendah adalah kandungan kaliumnya. Kalium terbukti menurunkan tekanan darah pada orang dengan tekanan darah tinggi atau normal.

    Sebuah studi di tahun 2005 menunjukkan bahwa air kelapa bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah pada individu dengan tekanan darah tinggi. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

    8. Menyehatkan Kulit dan Rambut

    Air kelapa tidak hanya memberikan manfaat untuk tubuh, tapi juga kulit. Dikutip dari laman Times of India, air kelapa kaya akan antioksidan dan sifat anti peradangan yang bisa membantu menenangkan kulit yang teriritasi.

    Selain itu, air kelapa juga bisa bermanfaat untuk rambut. Kaya akan zat besi, kalium, dan vitamin C, air kelapa dapat menutrisi rambut.

    Air kelapa dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam diet bagi orang yang mau menurunkan berat badan. Kandungan kalorinya yang rendah dan kemampuannya untuk membuat kenyang lebih lama menjadikannya pilihan yang baik.

    (elk/tgm)