Topik: tekanan darah tinggi

  • 5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia

    5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia

    Jakarta

    Dulu beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung, seringkali disebut sebagai ‘penyakit orang tua’. Nyatanya, kini ada semakin banyak anak muda yang mengidap penyakit-penyakit kronis tersebut.

    Kondisi ini disebabkan oleh adanya pergeseran gaya hidup tidak sehat, makanan serba instan, hingga tingkat stres yang semakin tinggi. Ini belum ditambah kurangnya aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor besar pencegahan penyakit serius.

    Penyakit pada Anak Muda

    Setidaknya ada lima masalah kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan ini menjadi sorotan, lantaran juga semakin banyak anak muda yang mengalaminya. Berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Hipertensi

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.

    Menurut data Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023, angka prevalensi hipertensi di Indonesia untuk orang-orang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 29,2 persen.

    Jika fokus pada kelompok anak muda, prevalensi hipertensi untuk usia 15-24 tahun di angka 9,3 persen dan usia 25-34 dengan 17,4 persen.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan masalah hipertensi memang semakin banyak dialami anak muda. Secara umum, masalah tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala yang jelas.

    Oleh karena itu, menurutnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” kata dr Berlian dalam sebuah wawancara.

    2. Penyakit Jantung

    Menurut SKI 2023, prevalensi kasus penyakit jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter ada di angka 0,85 persen. Untuk kelompok usia 15-24 tahun dan 25-34 tahun prevalensinya sama-sama 0,11 persen.

    dr Berlian menambahkan masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung, juga semakin rentan dialami anak muda. Ini menurutnya berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup tidak sehat dan beban stres lebih tinggi.

    Kondisi ini bisa diperparah dengan kenyataan banyak anak muda masih jarang yang rutin memeriksakan kondisi jantungnya ke dokter.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” jelas dr Berlian.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    3. Stroke

    Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi saat pasokan darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Jika tidak ditangani segera, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian.

    Stroke tak hanya dialami oleh orang tua. Nyatanya menurut SKI 2023, diungkapkan prevalensi stroke pada kelompok usia 15-24 tahun berada di angka 0,1 persen, sedangkan kelompok usia 25-34 persen di angka 0,5 persen.

    Ini berarti, 1 dari 1.000 anak muda usia 15-24 tahun mengalami stroke, sedangkan untuk kelompok 25-34 tahun ada 5 kasus tiap 1.000 orang.

    Secara keseluruhan, prevalensi stroke untuk pasien di atas usia 15 tahun di Indonesia mencapai 8,3 persen.

    Spesialis saraf dr Reza Aditya Arpandy, SpS menuturkan masalah stroke di usia muda rentan terjadi karena gaya hidup buruk dan faktor risiko yang tidak terkontrol. Padahal, penyakit stroke sebenarnya sangat mungkin dicegah.

    “Stroke, termasuk pada usia muda, umumnya berkaitan dengan faktor risiko yang bisa dicegah, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), gula darah tinggi (diabetes), merokok, obesitas, hingga kurangnya aktivitas fisik,” katanya.

    4. Diabetes Melitus

    Kini juga semakin banyak ditemukan kasus diabetes melitus di Indonesia. Menurut SKI 2023, total prevalensi diagnosis diabetes melitus di Indonesia berada di angka berada di angka 2,2 persen. Sedangkan, dari pemeriksaan kadar gula darah, prevalensinya mencapai 11,7 persen.

    Berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun memiliki prevalensi kurang dari 0,05 persen dan kelompok 25-34 tahun berada di angka 0,2 persen.

    Sedangkan, berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah, untuk kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 1,8 persen, dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 5,3 persen.

    Sama halnya dengan penyakit tidak menular lain, penyakit diabetes melitus, khususnya tipe dua, di usia muda berkaitan erat dengan pola hidup tidak sehat.

    “Faktor pencetusnya memang obesitas dengan perilaku. Jadi semakin banyak orang diabetes dengan perilaku kesehatan kurang bagus. Dalam hal ini, konsumsi kalori berlebihan. Kalau bicara kalori tentu semua berasal dari karbohidrat, lemak, di antaranya gula simpel. Itu semua ada takarannya,” kata dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD.

    5. Penyakit Ginjal Kronis

    Prevalensi kasus penyakit ginjal kronis di Indonesia menurut SKI 2023 ada di angka 0,18 persen. Sedangkan, untuk prevalensi penyakit ginjal kronis kelompok usia 15-24 ada di angka 0,02 persen, dan kelompok 25-34 dengan 0,07 persen.

    Data juga menunjukkan proporsi pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis atau cuci darah. Sebanyak 16,2 persen pasien kelompok 15-24 tahun menjalani cuci darah, sedangkan untuk pasien kelompok usia 25-34 ada di angka 31,4 persen.

    Beberapa waktu lalu sempat viral, kisah pria di Cianjur bernama Ridwan Fadhil mengidap gagal ginjal di usia 20 tahun pada 2022. Semenjak saat itu, ia harus menjalani prosedur cuci darah untuk mempertahankan kualitas hidupnya.

    Ketika berbincang dengan detikcom, ia mengaku dulunya sangat suka minum manis. Ia juga sering begadang, jarang berolahraga, dan mengonsumsi junk food.

    “Intinya jaga pola makan, pola minum sering-sering minum air putih, hindari minuman manis. Juga begadang itu juga ngaruh,” katanya mengingatkan orang-orang untuk tidak melakukan hal yang serupa.

    (avk/tgm)

  • Jangan Dianggap Sepele! Begini Ciri-ciri Gejala Hipertensi saat Bangun Tidur

    Jangan Dianggap Sepele! Begini Ciri-ciri Gejala Hipertensi saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan, juga membahayakan nyawa. Sederet gejala bisa muncul, salah satunya dirasakan saat bangun tidur.

    Dikutip dari Times of India, ketika seseorang bangun dengan kepala berdenyut-denyut, bisa jadi tanda adanya masalah terkait tekanan darah.

    Menurut laporan Surrey Live, spesialis jantung dr A Adnan Aslam dan dr Roy Normal dari Northwest Houston Heart Centre, gejala yang paling sering diabaikan yakni sakit kepala di pagi hari yang berulang.

    Kondisi ini bisa menjadi gejala awal tekanan darah tinggi. Jika seseorang sering bangun pagi dengan sakit kepala yang tak kunjung sembuh, ada baiknya perlu mewaspadai kondisi kesehatan.

    Tekanan darah tinggi terkenal ‘menipu’. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya sampai menyebabkan masalah lebih serius. Selain sakit kepala terus menerus di pagi hari, umumnya gejala lain seperti mimisan, detak jantung tidak teratur, penglihatan kabur, dan telinga berdenging juga ikut menyertai gejala hipertensi.

    Bila tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menimbulkan gejala yang lebih parah seperti mual, kelelahan, nyeri dada, kebingungan, dan merasa cemas.

    Menurut British Heart Foundation (BHF) hipertensi jangka panjang yang tidak terkontrol, dampaknya tak hanya pada jantung. Kondisi ini juga merupakan penyebab utama gagal ginjal, gagal jantung, gangguan penglihatan, bahkan demensia vaskular.

    (dpy/naf)

  • Hindari Main HP Sebelum Tidur, Ini Efeknya ke Tekanan Darah

    Hindari Main HP Sebelum Tidur, Ini Efeknya ke Tekanan Darah

    Jakarta

    Siapa yang suka main ponsel atau HP sebelum tidur? Ini biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu, mencari informasi, atau bahkan sekedar melihat hiburan di linimasa media sosial.

    Kebiasaan ini mungkin tampak sepele, tapi nyatanya berdampak nyata pada kesehatan tubuh, khususnya peredaran darah. Benarkah main HP sebelum tidur berefek pada kenaikan tekanan darah?

    Apa Itu Tekanan Darah Tinggi?

    Dikutip dari Mayo Clinic, tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi umum yang terjadi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri secara konsisten terlalu tinggi. Kondisi ini membuat jantung harus bekerja lebih kuat.

    American College of Cardiology dan American Heart Association membagi tekanan darah menjadi empat kategori umum. Berikut penjelasannya.

    Tekanan darah normal di bawah 120/80 mmHg.Tekanan darah meningkat (elevated) di antara 120-129 mmHg untuk sistolik dan di bawah 80 mmHg untuk diastolik.Hipertensi tahap 1 di antara 130-139 mmHg untuk sistolik dan 80-89 mmHg untuk diastolik.Hipertensi tahap 2 di angka lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg lebih untuk diastolik.

    Main HP Bisa Saja Bikin Tekanan Darah Tinggi

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan main HP sebelum tidur mungkin saja meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Namun, kondisi ini terjadi melalui mekanisme tidak langsung.

    Main HP sebelum tidur dapat meningkatkan stimulasi stres sebelum tidur. Selain itu, menurutnya main HP di larut malam juga memberikan stimulasi berlebihan pada sistem saraf simpatik, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

    Ini belum ditambah efek dari kurang tidur yang seringkali terjadi karena terlalu malam main HP.

    “Selain itu, main HP sebelum tidur menyebabkan tidur terganggu, dan kualitas tidur menurun. Stimulasi saraf simpatis yang berlebihan serta kurang tidur, dan tidur tidak berkualitas, terbukti meningkatkan risiko hipertensi,” kata dr Berlian ketika dihubungi detikcom.

    Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi

    dr Berlian menambahkan, risiko tekanan darah tinggi akibat main HP sebelum tidur juga dapat semakin besar bila seseorang memiliki faktor risiko tekanan darah tinggi. Salah satu contohnya adalah gaya hidup sedentari atau kurang beraktivitas fisik.

    Oleh karena itu, menurut dr Berlian penting untuk juga memperhatikan faktor risiko tekanan darah tinggi lain yang ada pada tubuh atau kebiasaan sehari-hari.

    “Betul (faktor risiko meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi akibat main HP sebelum tidur). Beberapa faktor risiko hipertensi di antaranya pola hidup sedentari, kurang gerak, diet tinggi garam, stres yg tidak terkelola dengan baik,” sambungnya.

    Beberapa faktor risiko lain yang harus diperhatikan meliputi:

    Usia tuaRiwayat keluargaObesitas dan kelebihan berat badanKebiasaan merokokKonsumsi alkohol berlebihanPenyakit kronis lain, seperti diabetes.Kehamilan.Langkah Mencegah Masalah Tekanan Darah Tinggi

    Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah tekanan darah tinggi? dr Berlian mengungkapkan penerapan gaya hidup sehat secara keseluruhan adalah kuncinya. Gaya hidup tidak sehat dan tingkat stres tinggi, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, bahkan pada anak muda.

    “Langkah pencegahan (tekanan darah tinggi) adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, olahraga setidaknya 30 menit sehari, diet rendah garam, dan tidur berkualitas,” tandas dr Berlian.

    Kebiasaan begadang dan main HP sebelum tidur dapat memperburuk kondisinya. Dikutip dari Cleveland Clinic, untuk menjaga kualitas tidur, sebaiknya hentikan penggunaan gadget 1-2 jam sebelum tidur.

    (avk/tgm)

  • Daftar Buah dan Sayur yang Bisa Turunkan Tensi Tinggi secara Alami

    Daftar Buah dan Sayur yang Bisa Turunkan Tensi Tinggi secara Alami

    Jakarta

    Buah dan sayur adalah makanan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Ada beberapa jenis buah dan sayur yang bermanfaat menurunkan tensi tinggi.

    Buah, khususnya, ada yang mengandung magnesium dan bermanfaat untuk mengelola tekanan darah. Menurut ahli diet Patricia Bannan, magnesium sangat penting bagi lebih dari 300 reaksi dalam tubuh. Ia juga menyoroti statistik yang mengkhawatirkan.

    “Meskipun penting, sekitar setengah dari orang dewasa di Amerika Serikat (AS) tidak mendapatkan asupan magnesium yang cukup dari makanan,” terangnya yang dikutip dari Express UK, Selasa (8/7/2025).

    Namun, untuk meningkatkan kadar magnesium tidak harus rumit atau mahal. Cukup dengan mengonsumsi buah yang mudah didapatkan.

    Magnesium sangat penting dalam tubuh untuk mendukung beberapa fungsi tubuh, termasuk:

    Mengubah makanan menjadi energi.Memastikan sel, organ, dan otak berfungsi dengan baik.Menstabilkan suasana hati.Menjaga otot-otot di tubuh.Membantu vitamin D untuk menyerap ke seluruh tubuh.Memastikan kelenjar yang membantu kesehatan tulang bekerja secara normal.Selain itu, magnesium dapat meringankan gejala kecemasan dan depresi ringan, serta berkontribusi pada kualitas tidur yang baik.

    Magnesium juga sangat berkaitan dengan kesehatan jantung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi magnesium yang lebih tinggi berkorelasi dengan penurunan risiko terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi sebesar 8 persen.

    Lantas, asupan apa yang mengandung kadar magnesium tertinggi?

    Magnesium dapat ditemukan dalam banyak buah, tetapi buah markisa adalah yang paling tinggi. Buah itu mengandung magnesium 4-5 gram per buah.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Pharmacology menjelaskan bahwa lebih dari 110 konstituen fitokimia telah diidentifikasi dalam tanaman tersebut yang menunjukkan berbagai efek kesehatan dan aktivitas biologis. Misalnya seperti antioksidan, antihipertensi, anti tumor, anti diabetik, dan aktivitas hipolipidemik.

    “Hasil yang luar biasa ini menunjukkan bahwa buah markisa dapat menawarkan berbagai manfaat kesehatan, seperti mengelola penyakit inflamasi dan neurologis, dan juga mencegah beberapa penyakit kronis seperti hipertensi dan hiperlipidemia,” tulis penelitian tersebut.

    Selain markisa, makanan apa lagi yang mengandung kadar magnesium tinggi?

    Ada banyak sumber magnesium yang sangat baik dalam buah dan sayuran, misalnya seperti:

    Sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan lobak Swiss.Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti almond, chia seed, dan biji labu.Buah-buahan seperti jambu biji, pisang, pepaya, blackberry, kiwi, dan buah ara.

    Rebecca McManamon, konsultan ahli gizi dan juru bicara British Dietetic Association, menyampaikan bahwa asupan harian kacang-kacangan tanpa garam, biji-bijian utuh, berbagai buah, sayuran hijau, dan polong-polongan kemungkinan besar memenuhi kadar magnesium yang direkomendasikan.

    “Jika ini bukan makanan yang Anda makan secara teratur, Anda mungkin berisiko lebih tinggi tidak mendapatkan cukup magnesium,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Indonesia dan 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

    Indonesia dan 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

    Jakarta

    Kematian ibu masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2023 mencapai 4.129 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya di angka 4.005 kasus.

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maternal mortality rate (MMR) AKI Indonesia tahun 2023 berada di angka 140 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan 184 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2020, 226 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2021, dan 148 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2022.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Long Form SP2020, berikut ini 10 provinsi dengan maternal mortality rate (MMR) AKI tertinggi di Indonesia per 100 ribu kelahiran hidup:

    Papua – 565Papua Barat – 343Nusa Tenggara Timur – 316Sulawesi Barat – 274Sulawesi Tengah – 264Gorontalo – 266Sulawesi Tengah – 264Maluku – 261Nusa Tenggara Barat – 257Maluku Utara – 255Penyebab Angka Kematian Ibu RI Tinggi

    Ada banyak faktor yang membuat angka kematian ibu di Indonesia tergolong tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menuturkan salah satu penyebabnya adalah hipertensi saat kehamilan atau preeklampsia.

    “Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan, biasa kami sebut dengan preeklamsia dan perdarahan yang sebenarnya ini bisa dicegah,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, dr Lovely Daisy, MKM.

    Bahaya Preeklampsia dan Perdarahan saat Melahirkan

    Preeklampsia merupakan tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat memicu kerusakan organ hingga fatalitas bagi ibu dan bayi yang dikandung.

    Ada banyak faktor yang memicu masalah preeklampsia. Salah satunya dipicu pembuluh darah baru yang berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta, tidak dapat berkembang atau berfungsi dengan baik.

    Beberapa gejala yang dapat muncul seperti sakit kepala parah, proteinuria, gangguan penglihatan, sesak napas, nyeri perut bagian atas, hingga mual dan muntah.

    Perdarahan saat bersalin juga menjadi penyebab kematian ibu. Kondisi ini biasanya dialami ibu satu hari sampai satu minggu pasca bersalin.

    Ini dapat terjadi karena kontraksi rahim saat melahirkan tidak cukup kuat untuk menekan pembuluh darah di tempat melekatnya plasenta dan menghentikan perdarahan. Ini menjadi penyebab 80 persen kasus perdarahan saat melahirkan.

    Ada Faktor Lain?

    Menurut Kemenkes, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko kematian ibu. Beberapa di antaranya adalah 48,9 persen ibu hamil dengan anemia, 12,7 persen persen dengan hipertensi, 17,3 persen kurang energi kronik (KEK), dan 28 persen dengan risiko komplikasi.

    Spesialis kandungan Dr dr Ivan Rizal Sini, SpOG menjelaskan kematian ibu tidak hanya berkaitan dengan persalinan. Ini bisa juga disebabkan oleh faktor medis lainnya seperti penyakit jantung.

    Menurut dr Ivan, masalah medis seperti ini sebenarnya bisa dicegah sebelum dan saat kehamilan.

    “Misalnya karena hipertensi, penyebab karena perdarahan, penyebab karena kondisi penyakit lain penyakit jantung, diabetes, dan itu sebenarnya merupakan suatu assessment yang bisa dilakukan dengan cara dini pada saat kehamilan,” tuturnya dalam sebuah wawancara.

    Negara dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi

    Berdasarkan data WHO tahun 2023, berikut ini 10 negara dengan angka kematian ibu tertinggi di dunia per 100 ribu kelahiran hidup:

    Nigeria – 993Chad – 784Republik Afrika Tengah – 692Sudan Selatan – 692Liberia – 628Somalia – 563Afghanistan – 521Benin – 518Guinea-Bissau – 505Guinea – 494

    (avk/tgm)

  • Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Jakarta

    Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai wabah virus yang berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya menimbulkan kepanikan global, seperti COVID-19, sementara yang lain silih berganti dalam skala lokal.

    Menyadari wabah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Berikut sejumlah virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

    Deretan Virus Yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Ada banyak virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Berikut tujuh di antaranya:

    1. SARS COV-2

    SARS-COV-2 merupakan virus penyakit COVID-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok.

    Dikutip dari laman Live Science, studi tahun 2021 menunjukkan, SARS-COV-2 kemungkinan berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara dan menginfeksi manusia. Virus ini bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan kondisi kesehatan bawaan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

    Dikutip dari buku Tanya Jawab Seputar Virus Corona, beberapa gejala dari COVID-19 adalah demam, batuk kering, sesak napas, nyeri tenggorokan, pegal-pegal atau merasa kelelahan. Di Indonesia, tercatat 6.811.780 kasus COVID 19 di Indonesia hingga tahun 2023. Angka kematiannya mencapai 161.865 orang.

    2. Avian Influenza

    Avian influenza menyebabkan penyakit flu burung. Meski penyakit ini umumnya menginfeksi burung, beberapa strain dari virus mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala yang serius hingga fatal.

    Flu burung pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 2003. Berdasarkan data dari WHO dari tahun 2003-2023, terdapat 458 kematian akibat flu burung pada manusia. Sebanyak 168 di antaranya terjadi di Indonesia.

    3. Dengue

    Dengue merupakan virus utama yang menyebabkan penyakit demam berdarah lewat nyamuk Aedes aegypti. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tahun 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia dengan lebih dari 1.400 kematian.

    Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celcius. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya mencapai nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan, mual, muntah, hingga timbul bintik-bintik merah pada kulit.

    4. Chikungunya

    Seperti namanya, virus chikungunya merupakan penyebab dari penyakit chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, sepanjang tahun 2019, terdapat 5.042 kasus chikungunya yang ditemukan tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Sementara itu, diberitakan oleh detikcom, di awal tahun 2025, terdapat 17 warga Kota Kediri dan 37 warga Tasikmalaya yang terkena penyakit ini. Gejala akut penyakit chikungunya meliputi demam dan nyeri sendi.

    5. Virus Hepatitis A

    Virus hepatitis A adalah virus hepatitis paling umum yang bekembang menjadi masalah kesehaan di seluruh duna. Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa di Pacitan dengan 1.326 kasus dan Depok 306 kasus.

    Tingkat infeksi hepatitis A berkaitan erat dengan akses makanan atau air minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai, hingga faktor sosial ekonomi, seperti kepadatan penduduk. Gejala Hepatitis A biasanya meliputi pusing, mata dan kulit menjadi kuning, mual dan muntah, sakit tenggorokan, diare, dan tidak nafsu makan.

    6. Rabies

    Kasus rabies pada manusia didapatkan melalui gigitan anjing dan hewan liar lainnya yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai dunia. Pada bulan April tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 31.113 kasus rabies dan 11 kematian dengan 95% disebabkan oleh gigitan anjing. Kejadian luar biasa (KLB) rabies terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

    Dilaporkan bahwa dari tahun 2021-2023, kasus gigitan hewan rabies mencapai lebih dari 80.000 kasus dengan rata-rata kematian mencapai 68 orang. Adapun gejala dari rabies yaitu, demam, badan lemas, sakit kepala hebat, insomnia, kesemutan, hingga sakit tenggorokan.

    7. Morbili

    Virus morbili adalah penyebab dari penyakit campak. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, Indonesia termasuk 10 terbesar di dunia dengan kasus campak. Kasus di Indonesia mengalami peningkatan akibat penurunan cakupan imunisasi pada masa pandemi.

    Dikutip dari jurnal Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Penyakit Campak pada Balita di Puskesmas Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, terdapat 8.819 kasus probable campak pada tahun 2019, naik dari tahun 2018. Jawa Tengah memiliki kasus probable campak tertinggi dengan 1.562 kasus, diikuti oleh Jakarta dengan 1.374 kasus, dan Aceh 972 kasus.

    Sementara, menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2022 angka kasus campak meningkat hingga 3.342. Beberapa gejala dari campak di antaranya demam mencapai 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah, pilek, ruam, dan bintik koplik.

    (elk/tgm)

  • Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Jakarta

    Belimbing merupakan salah satu jenis buah yang populer di Indonesia. Selain buahnya, rupanya daun belimbing juga banyak yang mengincar, salah satunya oleh negara asing.

    Pada tahun 2024, Republik Dominika mengimpor daun belimbing dari Indonesia senilai 52.900 dollar AS (Rp 839,3 juta) dengan volume mencapai 6 ribu kilogram. Padahal selama periode 2019-2023, ekspor daun belimbing ke negara di kepulauan karibia tersebut nihil.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat total ekspor daun belimbing ke berbagai negara sejumlah 62.576 dollar AS (Rp 992,8 juta) dengan berat total 8.769 kg pada 2024. Ini menunjukkan ada kenaikan 1.058 persen dibanding tahun sebelumnya berjumlah 5.400 dollar AS (Rp 85,6 juta) dengan volume 2.125 kg.

    Manfaat Daun Belimbing

    Sebenarnya ada banyak jenis belimbing yang tumbuh di Indonesia. Tapi, beberapa jenis belimbing yang populer di Indonesia adalah belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Ternyata begini manfaatnya:

    Daun Belimbing Manis

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari daun belimbing. Salah satunya menurunkan kadar gula darah.

    Dalam penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam ‘Food Science and Nutrition’ disebutkan ekstrak daun belimbing manis dapat menurunkan kadar gula darah. Hal itu ditemukan dalam sebuah uji hewan pada tikus jantan.

    Penelitian itu juga menyebut daun belimbing manis juga memiliki efek penurun lemak darah. Ini disebabkan oleh adanya kandungan methanolic extract of Averrhoa carambola leaf (MEACL) yang terbukti menurunkan kolesterol total, trigliserida, indeks aterogenik, dan indeks massa tubuh pada hewan uji.

    Daun belimbing manis juga memiliki senyawa fenolik dan flavonoid, sebagai antioksidan kuat yang baik untuk tubuh. Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang biasanya berkaitan erat dengan pencegahan berbagai penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Daun Belimbing Wuluh

    Tanaman belimbing wuluh. Foto: iStock

    Salah satu manfaat dari daun belimbing wuluh adalah menjaga tekanan darah. Masalah tekanan darah tinggi berkaitan erat dengan berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

    Sebuah penelitian kecil dilakukan di Magetan pada tahun 2023 untuk melihat efek teh daun belimbing wuluh terhadap pengidap hipertensi. Dalam riset tersebut, peneliti dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun memberikan 2 gram teh daun wuluh seduh selama 7 hari berturut-turut pada 16 partisipan.

    Dari seluruh partisipan, rata-rata tekanan darah sistolik (saat memompa darah) berada di angka 163,13 mmHg dan diastolik (saat jantung rileks) di angka 92,5 mmHg. Setelah diberi teh daun belimbing wuluh, terjadi penurunan hipertensi secara signifikan menjadi 134,06 mmHg pada sistolik dan 75 mmHg pada diastolik.

    “Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon intervensi teh daun belimbing wuluh diperoleh p-value 0,000. Berarti terdapat efektivitas antara tekanan darah sebelum dan sesudah teh daun belimbing wuluh diberikan,” tulis peneliti.

    Penelitian lain juga dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto pada 2023 pada pengidap diabetes. Mereka menemukan konsumsi daun belimbing wuluh memberikan efek penurunan gula darah. Ini diduga karena adanya kandungan antioksidan flavonoid di dalamnya.

    Cara Mengonsumsi Daun Belimbing

    Saat ini ada banyak produk daun belimbing kering yang bisa tinggal diseduh seperti teh untuk konsumsi. Jika hanya memiliki daun belimbing manis atau daun belimbing wuluh segar, berikut cara mengolahnya:

    Siapkan 8-10 lembar daun belimbing segar.Rebus di dalam 1 liter air hingga air mendidih.Tutup panci selama proses perebusan.Setelah selesai, matikan api dan biarkan air daun belimbing lebih dingin.Saring air daun belimbing, lalu minum.

    (avk/tgm)

  • Dokter Ungkap Beda Busa di Urine yang Normal Vs Tanda Ginjal Bermasalah

    Dokter Ungkap Beda Busa di Urine yang Normal Vs Tanda Ginjal Bermasalah

    Jakarta

    Saat buang air kecil atau pipis, biasanya akan muncul busa di permukaan urine. Lalu, apakah ini bisa dikatakan sebagai kondisi normal atau justru ada masalah di ginjal?

    Menjawab hal ini, spesialis penyakit dalam dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH mengatakan ada perbedaan yang jelas antara busa dari urine normal dan tanda penyakit ginjal. Urine berbusa yang tidak berbahaya akan hilang dengan sendirinya dan tidak disertai gejala mengkhawatirkan.

    “Kalau karena ada protein (proteinuria) di dalamnya itu nggak hilang-hilang busanya. Warnanya juga keruh,” kata dr Tunggul saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/7/2025).

    Proteinuria adalah kondisi ketika kadar protein dalam urine lebih tinggi dari normal. Kondisi ini bukan merupakan penyakit, melainkan gejala dari gangguan yang memengaruhi fungsi ginjal.

    Biasanya, kelebihan protein dalam urine menandakan bahwa filter ginjal (glomeruli) tidak bekerja dengan baik, sehingga dapat membiarkan protein keluar bersama urine.

    Cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal, lanjut dr Tunggul adalah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Menjaga pola makan dan gaya hidup juga penting dilakukan demi kesehatan ginjal.

    “Pola hidup dari orang muda sekarang sudah berubah, tadinya (makan) alami normal, sekarang fastfood, sekarang obesitas, garamnya banyak, hipertensi meningkat,” katanya.

    Selain itu, sedentary lifestyle atau gaya hidup bermalas-malasan juga berperan dalam timbulnya masalah kesehatan seperti obesitas dan hipertensi.

    Bagaimana cara terbaik menjaga kesehatan ginjal secara keseluruhan?

    1. Tetap Aktif dan Bugar

    Olahraga yang teratur dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis. Olahraga teratur juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung yang keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal.

    2. Mengontrol Kadar Gula Darah

    Orang dengan diabetes atau kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi, dapat mengalami kerusakan ginjal. Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa (gula) dalam darah, ginjal dipaksa bekerja ekstra keras untuk menyaring darah. Jika terus-menerus bekerja keras selama bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa.

    3. Mengontrol Tekanan Darah

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tekanan darah tinggi terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lain seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, dampaknya pada tubuh bisa signifikan.

    4. Mengontrol Berat Badan

    Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko mengalami sejumlah kondisi kesehatan yang dapat merusak ginjal. Kondisi tersebut meliputi diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.

    5. Minum Cukup Air

    Tetap terhidrasi dengan baik merupakan cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal. Air membantu membersihkan natrium dan racun dari ginjal. Air juga menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    (dpy/naf)

  • ‘Biang Kerok’ Kasus Gagal Ginjal Naik di Usia Muda, Makin Banyak yang Cuci Darah

    ‘Biang Kerok’ Kasus Gagal Ginjal Naik di Usia Muda, Makin Banyak yang Cuci Darah

    Jakarta

    BPJS Kesehatan mencatat biaya perawatan penyakit ginjal kronis mencapai Rp 11 triliun pada 2024, naik tajam dari Rp 6,5 triliun pada 2019. Lonjakan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien, terutama yang menjalani hemodialisis atau awamnya dikenal cuci darah.

    Hal yang mengkhawatirkan adalah semakin banyak anak muda yang menjalani cuci darah karena gagal ginjal. Kondisi yang dulu identik dengan lansia kini justru mulai dialami di usia produktif.

    Menurut dokter spesialis urologi dr Nur Rasyid, SpU, penyebab gagal ginjal umumnya bersifat multifaktorial, tetapi lebih dari 50 persen pasien hemodialisis memiliki kondisi penyerta penyakit tertentu.

    “Kalau kita lihat sekarang, 50 persen dari pasien cuci darah itu mengalami gangguan gula darah,” jelas dr Rasyid.

    Artinya, diabetes menjadi penyebab nomor satu gagal ginjal kronis. Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis, terutama yang mengandung gula buatan (artificial sweetener), sejak usia muda, sangat memengaruhi metabolisme tubuh.

    Anak-anak dan remaja disebutnya lebih sering duduk bermain gadget, jarang bergerak, dan mengonsumsi makanan cepat saji serta minuman manis dalam jumlah berlebihan. Kombinasi ini membuat risiko obesitas meningkat, yang kemudian memicu resistensi insulin dan akhirnya diabetes.

    Selain diabetes, hipertensi tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab umum gagal ginjal. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, membuat fungsinya menurun secara perlahan.

    Ditambah lagi, kebiasaan minum air yang tidak cukup (dehidrasi kronis) juga memperparah kondisi. Gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik, tetapi tinggi konsumsi kopi, teh manis, dan soda menyebabkan tubuh kekurangan cairan, yang pada akhirnya membebani fungsi ginjal.

    dr Rasyid menegaskan konsumsi minuman manis berlebihan, terutama yang menggunakan pemanis buatan adalah akar dari masalah metabolisme. Ketika metabolisme tubuh terganggu, penyakit seperti diabetes dan hipertensi lebih mudah berkembang, yang pada akhirnya bisa merusak ginjal.

    “Hidup yang tidak sehat menyebabkan metabolisme tidak normal. Ini yang membuat orang bermasalah dengan gula dan tekanan darah,” jelasnya.

    Salah satu masalah utama adalah gagal ginjal sering tidak bergejala pada awalnya. Orang baru menyadari ketika kondisinya sudah memasuki stadium akhir yakni stadium 4 atau 5, saat ginjal sudah hampir tidak berfungsi dan membutuhkan cuci darah hemodialisis.

    “Orang baru bergejala saat kondisinya sudah berat. Mulai dari mudah lelah, lemas, mual karena ureum tinggi, hingga pucat. Awalnya mereka pikir masalah lambung, lalu minum obat sendiri tanpa cek ke dokter,” tambah dr Rasyid.

    Padahal, stadium 1 sampai 3 bisa diketahui lebih awal lewat check-up rutin, dan ditangani sebelum berujung pada kerusakan permanen.

    Meningkatnya kasus gagal ginjal di usia muda bukanlah fenomena yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil dari pola hidup tidak sehat yang dijalani bertahun-tahun. Karenanya, dr Rasyid menyarankan untuk rutin memeriksakan diri demi mencegah keterlambatan penanganan saat fungsi ginjal sudah jauh tersisa di bawah 50 persen.

    (naf/naf)

  • Menjawab tantangan peningkatan produktivitas kerja

    Menjawab tantangan peningkatan produktivitas kerja

    Ketika kesehatan mental karyawan terjaga, motivasi untuk memperbaiki kondisi fisik pun akan meningkat, dan sebaliknya.

    Jakarta (ANTARA) – Peningkatan produktivitas di dunia kerja sering kali dibahas dalam konteks keterampilan, efisiensi, atau teknologi.

    Namun, satu aspek fundamental yang kerap terlupakan adalah kesehatan karyawan, terutama yang berkaitan dengan masalah obesitas.

    Data menunjukkan bahwa obesitas bukan sekadar persoalan estetika, melainkan masalah kesehatan serius yang berkaitan erat dengan produktivitas kerja.

    Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan RI, prevalensi obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun adalah 21,8 persen. Angka itu diperkirakan terus melonjak seiring waktu.

    Peningkatan yang terjadi menggambarkan kecenderungan gaya hidup masyarakat yang semakin tidak sehat.

    Obesitas tidak hanya menimbulkan risiko kesehatan seperti sindrom metabolik, peningkatan trigliserida, penurunan kolesterol HDL, dan tekanan darah tinggi, tetapi juga berdampak pada penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

    Dalam konteks dunia kerja, obesitas bisa menurunkan konsentrasi, memperburuk kelelahan, dan menimbulkan gejala seperti brain fog, yang secara langsung menghambat kinerja dan produktivitas.

    Karyawan yang mengalami obesitas lebih rentan terhadap penyakit penyerta dan komorbid, sehingga lebih sering absen dan mengalami keterbatasan dalam aktivitas kerja sehari-hari.

    Salah satu penyebab utama obesitas di lingkungan kerja adalah gaya hidup sedentary atau kurang bergerak, yang diperparah oleh stres kronis dan pola makan tidak seimbang.

    Tekanan pekerjaan yang tinggi, waktu kerja yang panjang, dan kurangnya akses terhadap informasi gizi yang akurat menciptakan kombinasi yang ideal untuk peningkatan berat badan yang tidak terkendali.

    Banyak karyawan terbiasa mengonsumsi makanan praktis tinggi kalori, gula, tepung, dan minyak, makanan kekinian yang menggoda namun berisiko bagi kesehatan.

    Di tengah kondisi tersebut, langkah utama yang dapat diambil oleh perusahaan adalah mengakui bahwa kesehatan karyawan merupakan investasi jangka panjang.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.