Topik: tekanan darah tinggi

  • Punya Kebiasaan Ini Tiap Pagi? Hati-hati, Kemungkinan Kena Serangan Jantung Tinggi

    Punya Kebiasaan Ini Tiap Pagi? Hati-hati, Kemungkinan Kena Serangan Jantung Tinggi

    Jakarta

    Serangan jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Di Inggris, setiap tiga menit satu orang meninggal akibat penyakit jantung.

    Data British Heart Foundation mencatat, penyakit jantung koroner menewaskan sekitar 480 orang per hari atau lebih dari 170 ribu orang per tahun di negara tersebut. Namun, seorang dokter mengungkap fakta mengejutkan. Sebanyak 90 persen kasus serangan jantung ternyata berkaitan dengan satu kebiasaan pagi hari, dan itu bukan soal pola makan atau stres.

    Dokter Sana Sadoxai, yang memiliki lebih dari 42 ribu pengikut di TikTok dan rutin membagikan edukasi medis, menjelaskan bahaya justru dimulai sejak seseorang bangun tidur, tetapi tetap pasif bergerak.

    “Masalah sebenarnya dimulai saat bangun dan tetap diam,” beber dr Sana dalam videonya.

    Ia menjelaskan, banyak orang memulai pagi dengan pola yang sama, bangun tidur, langsung bermain ponsel, duduk terlalu lama, lalu terburu-buru berangkat kerja. Kebiasaan ini membuat tubuh berada dalam kondisi minim gerak dan tinggi peradangan, yang secara perlahan merusak metabolisme.

    Menurut dr Sana, rutinitas pagi yang pasif dapat mempercepat resistensi insulin, penumpukan lemak di perut, tekanan darah tinggi, peradangan kronis tanpa gejala, gangguan metabolik. Kondisi-kondisi tersebut sangat meningkatkan risiko serangan jantung dini, terutama pada individu dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Padahal, solusinya sangat sederhana.

    “Cukup lima hingga tujuh menit bergerak di pagi hari, berjalan cepat, peregangan, atau latihan pernapasan, sudah mampu melancarkan sirkulasi, mengaktifkan metabolisme, menstabilkan gula darah, dan melindungi jantung,” jelasnya. Ia menekankan bahwa berat badan, metabolisme, dan kesehatan jantung saling berkaitan erat. Mengabaikan kebiasaan bergerak di pagi hari disebutnya sebagai ancaman senyap yang mematikan.

    dr Sana juga mengingatkan, gejala seperti obesitas, lemak perut yang membandel, mudah lelah, sesak napas, hingga diabetes merupakan tanda peringatan dini gangguan metabolik yang tidak boleh diabaikan.

    “Ambil kendali sebelum berubah menjadi risiko kardiovaskular,” tegasnya.

    Unggahan tersebut memicu beragam respons warganet. Salah satu pengguna TikTok berkomentar, “Jadi bangun tidur lalu langsung buru-buru kerja itu perlahan membunuh kita.”

    Netizen lain ikut merespons. “Saya bangun, minum teh dengan santai 30 menit, lalu bersiap kerja. Saran ini masuk akal.” Sementara itu, NHS Inggris menjelaskan serangan jantung atau myocardial infarction terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat, umumnya akibat bekuan darah.

    Setiap tahun, sekitar 100 ribu orang dirawat di rumah sakit akibat serangan jantung di Inggris, rata-rata satu kasus setiap lima menit. NHS menegaskan, siapa pun yang mengalami gejala serangan jantung harus segera menghubungi layanan darurat. Sambil menunggu ambulans, konsumsi aspirin 300 mg dapat membantu, selama pasien tidak alergi.

    Untuk menurunkan risiko serangan jantung, masyarakat dianjurkan berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, menerapkan pola makan rendah lemak dan tinggi serat, mengonsumsi buah dan sayur minimal lima porsi per hari, berolahraga aerobik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu. Dokter mengingatkan, perubahan kecil di pagi hari bisa berdampak besar bagi kesehatan jantung. Lima menit bergerak setelah bangun tidur disebut bisa menjadi perbedaan antara hidup sehat dan risiko serangan jantung di masa depan.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Terungkap Alasan Satu Kebiasaan Bangun Tidur Ini Bisa Picu Serangan Jantung

    Terungkap Alasan Satu Kebiasaan Bangun Tidur Ini Bisa Picu Serangan Jantung

    Jakarta

    Serangan jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Namun, ternyata pemicunya bukan selalu makanan berlemak atau stres.

    Dokter umum yang aktif mengedukasi lewat media sosial Dr Sana Sadoxai, mengatakan ada satu kebiasaan saat bangun tidur bisa berkontribusi menyebabkan serangan jantung. Hal yang dimaksud adalah minimnya gerak setelah bangun tidur.

    Bahkan, ia mengklaim hingga 90 persen kasus serangan jantung berkaitan dengan pola ini.

    “Bahaya sebenarnya dimulai saat Anda bangun tidur dan tetap diam,” kata Dr Sadoxai yang dikutip dari Mirror UK.

    Kebiasaan Main Ponsel saat Bangun Tidur

    Menurutnya, banyak orang mengawali hari dengan langsung duduk, memegang ponsel, scrolling media sosial, lalu terburu-buru untuk berangkat kerja tanpa melakukan aktivitas fisik sama sekali.

    Rutinitas ini yang membuat tubuh tetap berada dalam kondisi pasif, dengan peradangan yang meningkat sejak pagi. Tanpa disadari, kebiasaan tersebut memicu serangkaian masalah kesehatan.

    Mulai dari resisten insulin, penumpukan lemak di perut, tekanan darah tinggi, peradangan tersembunyi, hingga gangguan metabolisme. Kombinasi faktor ini secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, terutama pada orang obesitas atau berat badan berlebih.

    Padahal, risikonya bisa ditekan dengan cara yang sangat sederhana. Dr Sadoxai menekankan aktivitas ringan selama 5-7 menit di pagi hari sudah cukup memberikan dampak besar.

    “Jalan cepat, peregangan ringan, atau latihan pernapasan bisa membantu melancarkan sirkulasi darah, mengaktifkan metabolisme, menstabilkan gula darah, dan melindungi kesehatan jantung,” jelasnya.

    Faktor Lainnya, Obesitas

    Dr Sadoxai menegaskan berat badan, metabolisme, dan kesehatan jantung saling berkaitan. Mengabaikan kebiasaan pagi yang sehat bisa menjadi ancaman tersembunyi.

    “Perubahan sederhana di pagi hari bisa berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang,” tutur dia

    Ia juga mengingatkan sejumlah tanda awal gangguan metabolisme yang kerap diabaikan, seperti obesitas, lemak perut yang sulit hilang, mudah sesak napas, diabetes, hingga kelelahan kronis.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Dokter Ungkap 90 Persen Serangan Jantung Dipicu 1 Kebiasaan Pagi, Apa Itu?

    Dokter Ungkap 90 Persen Serangan Jantung Dipicu 1 Kebiasaan Pagi, Apa Itu?

    Jakarta

    Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Seorang dokter mengungkapkan 90 persen kasus serangan jantung dapat ditelusuri pada satu kebiasaan pagi yang sering diabaikan dan kebiasaan tersebut bukan terkait makanan atau stres.

    Seorang dokter umum yang sering membagikan edukasi kesehatan di media sosial, Dr Sana Sadoxai, menyoroti bahaya rutinitas pagi yang minim gerak. Menurutnya, risiko serangan jantung justru dimulai sejak seseorang bangun tidur dan langsung pasif.

    “Bahaya sebenarnya dimulai saat Anda bangun dan tetap diam,” kata Dr Sadoxi, dikutip dari Mirror UK.

    Dr Sadoxi menjelaskan banyak orang bangun tidur langsung memegang ponsel, duduk terlalu lama, lalu buru-buru berangkat tanpa aktivitas fisik sama sekali. Pola ini membuat tubuh berada dalam kondisi kurang bergerak dan peradangan tinggi.

    Kebiasaan tersebut secara perlahan mempercepat resistensi insulin, penumpukan lemak perut, tekanan darah tinggi, peradangan tersembunyi, hingga gangguan metabolisme. Seluruh faktor itu secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung dini, terutama pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

    Padahal, hanya dengan 5 hingga 7 menit aktivitas ringan saat pagi, risiko tersebut bisa ditekan. Aktivitas sederhana seperti jalan cepat, peregangan, atau latihan pernapasan dapat membantu melancarkan sirkulasi darah, mengaktifkan metabolisme, menstabilkan kadar gula darah, dan melindungi kesehatan jantung.

    “Berat badan, metabolisme, dan kesehatan jantung saling terkait. Mengabaikan kebiasaan pagi ini merupakan ancaman tersembunyi. Mengubahnya bisa menyelamatkan nyawa,” tegasnya.

    Dr Sadoxai juga mengingatkan keluhan seperti, obesitas, lemak perut yang sulit hilang, mudah sesak napas, diabetes, hingga kelelahan kronis dapat menjadi tanda awal gangguan metabolisme yang tidak boleh diabaikan.

    Berbagai respons pun datang dari para warganet yang mengikutinya di media sosial. Ada yang mengatakan bangun tidur lalu langsung terburu-buru ke kantor itu perlahan membunuh kita.

    “Saya bangun, minum teh dengan santai 30 menit sebelum bersiap kerja. Saran ini masuk akal,” kata pengguna lainnya.

    Gejala dan Pencegahan Serangan Jantung

    Menurut NHS, serangan jantung atau infark miokard terjadi saat aliran darah ke jantung terhambat, yang umumnya akibat gumpalan darah.

    Gejala yang paling umum adalah nyeri dada, seperti rasa tertekan, berat, atau sesak. Tanda lain yang perlu diwaspadai antara lain nyeri menjalar ke lengan, rahang, leher, punggung, atau perut, pusing, keringat dingin, sesak napas, mual, hingga rasa cemas berlebihan.

    Untuk menurunkan risiko serangan jantung, masyarakat disarankan berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat, serta rutin berolahraga. Orang dewasa dianjurkan melakukan aktivitas fisik intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: dr. Dhika Raspati Ungkap Bahaya Cardiac Arrest bagi Pelari Trail”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Dokter Ungkap Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Perlu Diperhatikan

    Dokter Ungkap Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Perlu Diperhatikan

    Jakarta

    Banyak orang kini menyadari bahwa konsumsi gula berlebihan tidak baik bagi kesehatan. Karena itu, tak sedikit yang mulai berupaya mengurangi asupan gula dalam keseharian.

    Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi gula telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kerusakan gigi, hingga kolesterol tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan yang bisa muncul akibat konsumsi gula berlebihan.

    Tanda Tubuh Kebanyakan Gula

    Spesialis di bidang dermatologi, flebologi, proktologi, dan pengobatan gizi, dr Lela Ahleman membagikan lima gejala yang perlu diperhatikan dari terlalu banyak mengonsumsi gula. Dikutip dari laman Express UK, berikut daftarnya.

    1. Penambahan Berat Badan dan Rasa Lapar yang Terus Menerus

    Gula memiliki kepadatan kalori yang tinggi. Artinya, terlalu banyak mengonsmsinya bisa meyebabkan kenaikan berat badan dengan cepat. Tapi, ini bukan satu-satunya alasan kenapa gula bisa menyebabkan penambahan berat badan.

    Menurut dr Ahlemann, terlalu banyak makan gula bisa membuat seseorang terus-menerus merasa lapar. Hal ini karena gula meningkatkan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, tapi tidak mengenyangangkan karena kurangnya serat.

    “Ketika Anda selalu lapar, Anda akhirnya makan lebih banyak daripada yang Anda butuhkan, yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan,” kata dr Ahlemann.

    2. Munculnya Jerawat

    Menurut dr Ahlemann, konsumsi gula bisa menyebabkan kadar hormon yang disebut insulin-like growth factor 1 atau IGF-1 meningkat.

    “Bersama dengan insulin, IGF-1 merangsang kelenjar sebaceous dan keratinisas berlebihan di area sebaceois, yang menyebabkan kelenjar tersebut tersumbat, sehingga menimbulkan jerawat dan peradangan,” ungkapnya.

    3. Perubahan Suasana Hati

    Mengonsumsi gula menyebabkan kadar glukosa meningkat dengan cepat yang memicu pelepasan insulin. Akan tetapi, lonjakan ini sering kali sangat kuat, sehingga kadar gula darah tidak kembali ke tingkat normal dan malah anjlok di bawah kadar normal.

    “Ini disebut hipoglikmia, yang kemudian menyebabkan keinginan makan yang kuat. Pada beberapa orang, hal ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah marah,” tambahnya.

    4. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

    Kondisi tubuh yang lebih sering sakit dari biasanya bisa disebabkan oleh pola makan, khususnya gula yang dikonsumsi.

    “Biasanya, gula diserap oleh tubuh melalui usus kecil. Namun, jika jumlah gula sederhana, seperti glukosa dan fruktosa, yang kita konsumsi melebihi kapasitas usus kecil kita, maka gula tersebut akan berakhir di usus besar,” kata dr Ahlemann.

    Bakteri yang hidup di usus besar kemudian memakan gula tersebut. “Pemberian makanan secara selektif menyebabkan perkembangbikan bakteri ini,” tambahnya.

    “Masalahnya adalah sayangnya bakteri tersebut membawa endotoksin pada permukaan bakterinya, yang kemudian bisa meninggalkan usus dan masuk ke aliran darah, menyebabkan peradagan tanpa gejala, yang mempercepat penuaan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh,” katanya.

    5. Penuaan yang Cepat

    dr Ahlemann mengatakan bahwa secara asupan gula yang tinggi secara ilmiah terbukti menyebabkan pembentukan produk akhir glikasi lanjut atau Advanced Glycation End Products (AGEs), yang merusak serat kolagen.

    “Ketika terlalu banyak AGEs, serat kolagen kita menjadi kaku, rapuh, dan mengalami degenerasi. Tubuh juga kurang mampu memperbaiki dirinya sendiri, yang berarti kualitas kolagen kita semakin memburuk,” tambahnya.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan Ilmu Gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/suc)

  • Menuju Akhir Tahun 2025, Dokter Beberkan Tips Jaga Jantung Biar Tetap Sehat

    Menuju Akhir Tahun 2025, Dokter Beberkan Tips Jaga Jantung Biar Tetap Sehat

    Jakarta

    Menuju akhir tahun 2025, banyak orang mulai menyusun resolusi untuk tahun baru. Tak hanya soal karier, keuangan ataupun asmara, gaya hidup sehat juga termasuk ke daftar resolusi 2026 untuk memastikan jantung tetap prima.

    Konsultan bedah jantung di Sir HN Reliance Foundation Hospital and Research Centre di Mumbai, dr Bipeenchandra Bhamre, mengungkapkan penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar sepanjang 2025. Bahkan semakin banyak anak muda yang mengalami gejala gangguan jantung.

    “Tekanan darah tinggi, kolesterol, gangguan jantung terkait diabetes, hingga henti jantung mendadak kini marak terjadi pada berbagai kelompok usia,” ujarnya, dikutip dari Hindu Times.

    Ia juga menyoroti kelompok usia muda kerap mengalami gejala yang sering dianggap sepele, seperti kelelahan atau gangguan pencernaan. Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi tanda awal gangguan jantung.

    “Orang berusia 25 hingga 75 tahun kini banyak yang mengalami keluhan seperti rasa tidak nyaman di dada, mudah sesak saat berjalan, kelelahan berkepanjangan, pembengkakan pada kaki, pusing, nyeri dada yang menyerupai asam lambung, hingga jantung berdebar,” jelas dr Bhamre.

    la memperingatkan bahwa jika gejala-gejala tersebut diabaikan, dampaknya bisa sangat serius termasuk serangan jantung, stroke, atau kerusakan jantung jangka panjang.

    Oleh karena itu, dr Bhamre menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sebagai langkah pencegahan. la pun membagikan lima kebiasaan sehat yang dapat dijadikan resolusi pada 2026 untuk menjaga kesehatan jantung, berikut penjelasannya.

    1. Aktif bergerak

    Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, yoga, atau olahraga ringan di rumah membantu mengontrol kolesterol, tekanan darah, dan berat badan. la menyarankan olahraga setidaknya 45 menit setiap hari.

    2. Pola makan sehat

    Menerapkan pola makan sehat dapat menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung. Konsumsi beragam buah, seperti stroberi, blueberry, apel, jeruk, kiwi, dan pepaya, dianjurkan sebagai sumber vitamin dan antioksidan. Asupan sayuran yang baik untuk jantung juga perlu diperbanyak, antara lain bayam, brokoli, wortel, tomat, bit, serta kacang-kacangan.

    Selain itu, kacang dan biji-bijian dapat dimasukkan ke dalam menu harian, seperti almond, walnut, pistachio, biji rami, chia seed, dan biji labu, yang dikenal mengandung lemak sehat dan mineral penting.

    Beberapa nutrisi kunci untuk kesehatan jantung meliputi omega-3 yang terdapat pada ikan dan walnut, serat dari oat, sayuran, dan kacang-kacangan, kalium dari bayam dan ubi, antioksidan dari buah beri dan sayuran hijau, magnesium dari kacang serta biji-bijian, serta vitamin C dari buah sitrus, kiwi, dan paprika.

    “Kurangi makanan yang digoreng, camilan manis, dan garam berlebihan,” kata dr Bhamre.

    3. Tidur cukup dan teratur

    Kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. dr Bhamre menyarankan pola tidur yang teratur dengan jam tidur dan bangun yang konsisten. Idealnya, tidur dimulai pukul 10 malam, berlangsung selama 8-9 jam, dan bangun antara pukul 06.00 hingga 07.00.

    4. Kelola stres

    Manajemen stres dapat dilakukan melalui latihan pernapasan dalam, meditasi, serta menjalani hobi seperti melukis, berkebun, atau mempelajari keterampilan baru. la juga menyarankan untuk mengambil jeda singkat saat bekerja.

    “Luangkan waktu istirahat singkat selama bekerja untuk melindungi kesehatan jantung Anda,” katanya,

    5. Pemeriksaan kesehatan rutin

    Pemeriksaan darah, elektrokardiogram (EKG), dan pengecekan tekanan darah dapat membantu mendeteksi masalah jantung sejak dini dan memungkinkan penanganan lebih cepat. Bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, skrining kesehatan dianjurkan dilakukan setiap enam bulan sekali.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Bisa Terjadi Saat Kebanyakan Duduk, Ini Risiko Jika ‘Jantung Kedua’ Tidak Aktif

    Bisa Terjadi Saat Kebanyakan Duduk, Ini Risiko Jika ‘Jantung Kedua’ Tidak Aktif

    Jakarta

    Manusia memiliki ‘jantung kedua’ yang fungsinya tidak kalah penting dibanding jantung utama. Fungsinya untuk membantu utama memompa darah di bagian bawah tubuh untuk kembali ke jantung utama.

    Oleh karena itu, ‘jantung kedua’ yang letaknya ada di betis ini harus selalu sehat. Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay, SpJP menjelaskan, terlalu banyak duduk membuatnya tidak aktif.

    “Saat terlalu lama duduk atau berdiri diam, pompa ini (betis) tidak aktif, sehingga darah berkumpul di kaki membuat tekanan darah vena kaki meningkat,” kata dr Vito pada detikcom beberapa waktu lalu mengungkapkan apa yang terjadi pada sistem ‘jantung kedua’ ketika kelamaan berdiri atau duduk.

    “Pompa betis hanya benar-benar bekerja saat sedang berdiri, berjalan, atau saat ada kontraksi otot aktif,” sambungnya.

    Ketika otot ‘jantung kedua’ bekerja optimal, maka sistem kardiovaskular keseluruhan menjadi lebih baik. Ini disebabkan aliran balik vena yang semakin lancar.

    Kondisi ini membantu mencegah penyakit pembuluh darah varises yang dapat terjadi ketika terjadi tekanan darah tinggi kronis di pembuluh vena kaki. Pompa betis kaki dapat membantu menurunkan tekanan darah sehingga mencegah pelebaran vena.

    Kemudian otot betis atau ‘jantung kedua’ yang sehat juga bermanfaat untuk mencegah bengkak di kaki dan mengurangi risiko penggumpalan darah. Ketika darah mengalir lancar naik ke jantung, cairan tidak mudah menumpuk di tungkai.

    “Ini juga membantu mengurangi risiko penggumpalan darah. Aliran stagnan atau lambat adalah salah satu pemicu pembekuan darah, terutama pada orang yang duduk lama, traveler jarak jauh, dan pasien pasca operasi,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

    Jantung Kedua

    4 Konten

    Tubuh manusia memiliki ‘jantung kedua’ di kaki. Fungsinya mirip, yakni memompa darah. Bedanya cuma memompa dari tubuh bagian bawah ke atas menuju jantung.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Awal Mula Wanita Tangerang Kena Gagal Ginjal Stadium 5 di Usia 14, Jarang Minum Air Putih

    Awal Mula Wanita Tangerang Kena Gagal Ginjal Stadium 5 di Usia 14, Jarang Minum Air Putih

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 18 tahun asal Tangerang, Sulistia, mengungkap perjalanan kesehatannya ketika pertama kali terdiagnosis gagal ginjal stadium 5 pada 2021, di usia 14 tahun.

    Pada awalnya, Sulistia mengalami pembengkakan di seluruh tubuh, disertai mual, muntah, dan sesak napas. Ia menuturkan keluhan tersebut berlangsung sekitar dua bulan. Selama periode itu, ia sudah berulang kali memeriksakan diri ke klinik, tetapi diagnosis yang diberikan selalu mengarah pada asam lambung, bahkan sempat diduga mengalami flek paru.

    Sebelum sempat mengambil obat dari jadwal kontrol berikutnya, kondisi Sulistia tiba-tiba memburuk hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Ia kemudian dilarikan ke IGD salah satu rumah sakit yang ada di Tangerang.

    “Ternyata aku sudah gagal ginjal stadium 5,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (8/12/2025).

    Karena saat itu masih berusia 14 tahun, Sulistia dirujuk ke rumah sakit lainnya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sesampainya di sana, kondisinya dinilai kritis sehingga harus dirawat di ICU selama dua minggu dalam keadaan koma. Selama menjalani perawatan intensif tersebut, ia juga mulai melakukan cuci darah secara rutin.

    Setelah stabil, Sulistia kemudian dipindahkan lagi ke rumah sakit lain agar perjalanan perawatan lebih dekat. Hingga kini, ia sudah menjalani hemodialisis atau cuci darah selama empat tahun dengan frekuensi dua kali seminggu, tepatnya setiap Rabu dan Sabtu.

    Pemicu Gagal Ginjal Stadium 5

    Sulistia mengatakan dokter yang memeriksanya menyebut penyakit tersebut akibat kebiasaan mengonsumsi minuman berwarna, seperti minuman kemasan, serta makanan siap saji diduga turut mempercepat penurunan fungsi ginjal.

    Sulistia mengakui bahwa sebelumnya ia juga sangat jarang mengonsumsi air putih dan memiliki riwayat keluarga hipertensi atau tekanan darah tinggi.

    “Oo iyaa hipertensi juga kak turunan dari mamah, kalo gagal ginjal hanya aku, ” sambungnya lagi.

    Kondisi Sulistia saat Ini

    Saat ini, kondisinya terbilang stabil, meski ia harus menjalani pembatasan cairan yang ketat. Total cairan yang diperbolehkan hanya sekitar 600 ml per hari, termasuk cairan dari makanan berkuah. Jika melebihi batas tersebut, ia kerap mengalami sesak napas.

    Terkait pola makan, Sulistia harus menghindari makanan tinggi kalium seperti umbi-umbian, sayur nangka, makanan bersantan, serta beberapa buah. Pepaya, apel, dan salak masih diperbolehkan dalam porsi kecil.

    “Sayur nangka sangat dipantang, ketan juga, tapi kadang aku masih makan hanya sebatas cobain jika kepengen bngt,untuk cairan 600 ml itu sudah termasuk makanan berkuah,” ucapnya.

    “Umbi-umbian juga gak boleh ya kak soalnya kaliumnya tinggi,” lanjutnya lagi.

    Jarang Minum Air Putih Bikin Gagal Ginjal?

    Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr Pringgodigdo Nugroho beberapa waktu lalu mengatakan jarang minum air putih dalam jangka panjang memang bisa berdampak buruk pada ginjal, tetapi bukan penyebab langsung gagal ginjal.

    “Ya bisa tapi bukan dengan langsung, secara langsung ya, karena setelah jangka panjang lagi, jangka panjang biasanya melalui kekurangan cairan yang kronik gitu kan namanya,” katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

    Menurutnya, kekurangan cairan dalam waktu lama dapat mengganggu fungsi ginjal secara bertahap dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya. Misalnya terjadi penyakit ginjal yang berkaitan dengan kekurangan cairan tubuh dikarenakan adanya infeksi yang menyebabkan peradangan dan batu ginjal.

    Jika tidak ditangani, kondisi tersebut dapat memperburuk fungsi ginjal dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan cairan tubuh dengan rutin minum air putih agar ginjal tetap berfungsi dengan baik.

    Senada, spesialis penyakit dalam Yunita Indah Dewi, SpPD mengatakan air putih memang wajib dikonsumsi oleh setiap orang. Namun kekurangan konsumsi air putih tidak langsung serta merta membuat kerusakan organ dan mengharuskan seseorang harus cuci darah.

    dr Yunita mengatakan, selain jarang meminum air putih, sering mengonsumsi minuman-minuman manis ini akan membuat tugas dari ginjal semakin berat. Organ tersebut memiliki tugas penting untuk ‘mencuci’ kandungan gula dalam tubuh.

    “Jadi tidak murni orang yang kurang minum air putih terus bisa jadi gagal ginjal, pasti ada faktor yang memperberat lainnya,” tuturnya saat dihubungi detikcom, Kamis (9/5/2024).

    Adapun gagal ginjal merupakan kondisi ketika ginjal kehilangan kemampuannya untuk membuang racun dan menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Jika dulu penyakit gagal ginjal kerap dikaitkan dengan usia lanjut, saat ini banyak anak muda yang sudah mengidap penyakit tersebut akibat dari gaya hidup.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

    Gagal Ginjal di Usia Belasan

    4 Konten

    Seorang wanita berusia 18 tahun asal Tangerang, Sulistia, mengungkap perjalanan kesehatannya ketika pertama kali terdiagnosis gagal ginjal stadium 5 pada 2021, di usia 14 tahun.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Konsumsi 5 Jenis Buah Beku Ini Efektif Stabilkan Tekanan Darah

    Konsumsi 5 Jenis Buah Beku Ini Efektif Stabilkan Tekanan Darah

    JAKARTA – Mengonsumsi buah dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil. Kandungan serat, magnesium, dan kalium dalam berbagai jenis buah merupakan nutrisi penting yang sebaiknya ada dalam pola makan sehari-hari.

    Menurut laporan EatingWell, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa asupan buah yang lebih tinggi berkaitan dengan penurunan risiko tekanan darah tinggi.

    Tidak hanya buah segar, pilihan buah beku juga dapat menjadi alternatif praktis untuk dikonsumsi sebagai camilan ataupun campuran makanan.

    Rekomendasi Buah untuk Menjaga Tekanan Darah

    1. Alpukat

    Ahli gizi Gozo Jessica Brantley Lopez, MBA, RDN menyarankan konsumsi alpukat beku hingga lima porsi per pekan. Berdasarkan temuan penelitian, pola konsumsi tersebut dapat membantu menurunkan risiko hipertensi hingga 17 persen dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi alpukat.

    2. Cranberry

    Menambahkan cranberry beku ke dalam smoothie dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik, terutama pada individu berusia di atas 50 tahun. Buah ini kaya proantosianidin, sejenis antioksidan yang mendukung kesehatan pembuluh darah serta membantu mengurangi stres oksidatif.

    3. Blueberry

    Blueberry beku mengandung antioksidan dalam jumlah tinggi, termasuk antosianin yang jumlahnya bahkan mencapai 33 persen lebih banyak dibanding blueberry biasa. Kandungan ini membantu meredakan peradangan, melindungi pembuluh darah, serta meningkatkan produksi oksida nitrat untuk membantu relaksasi pembuluh darah.

    4. Mangga

    Mangga beku menjadi sumber kalium yang baik dan membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium. Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan bahwa konsumsi sekitar 280 gram mangga per hari selama delapan minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik hingga 3,5 persen.

    5. Ceri

    Ceri mengandung melatonin yang dapat membantu mengatur kualitas tidur. Tidur yang optimal berkaitan erat dengan tekanan darah yang lebih stabil. Selain itu, buah ini juga kaya antosianin yang berperan dalam menurunkan peradangan.

    Buah beku dapat dinikmati dalam berbagai cara, misalnya dibuat smoothie tanpa perlu tambahan es, dicampurkan ke dalam oatmeal, puding chia, atau menjadi topping makanan dan dessert.

  • Ancaman Garam dan Lemak di Balik Segarnya Kuah Bakso dan Sop Kambing

    Ancaman Garam dan Lemak di Balik Segarnya Kuah Bakso dan Sop Kambing

    Jakarta

    Curah hujan diprediksi meningkat jelang akhir tahun ini. Untuk menghangatkan diri, makanan panas berkuah seperti bakso dan sop kambing banyak jadi pilihan.

    Cuaca dingin saat hujan membuat tubuh menurunkan suhu inti sehingga makanan berkuah yang panas memberi rasa nyaman dan menenangkan. Tidak heran ketika orang diminta menyebutkan makanan favorit saat hujan jawabannya mi instan, seblak versi pedas, bakso, sop kambing, dan cream soup. Semua terasa cocok untuk menghangatkan badan. Namun ini yang perlu menjadi perhatian karena sebagian besar makanan tersebut punya karakter yang sama yaitu gurih, tinggi garam, dan dikonsumsi saat lagi panas-panasnya.

    Kenapa Makanan Berkuah Sangat Menggoda Ketika Hujan?

    Keinginan mencari makanan hangat bukan terjadi tanpa alasan. Dalam kondisi dingin tubuh membutuhkan rangsangan untuk menaikkan suhu dan kuah panas memberi sensasi tersebut. Rasa gurih dari kuah bakso, sop kambing, atau bumbu seblak juga memicu pelepasan hormon dopamin yang membuat seseorang merasa lebih nyaman.

    Faktor emosional pun berperan. Banyak orang mengaitkan makanan berkuah dengan momen nyaman di rumah sehingga secara otomatis menjadi comfort food ketika langit turun hujan.

    Namun rasa nyaman ini kadang menutupi fakta bahwa kuah dalam makanan tertentu menyimpan kandungan yang perlu diwaspadai.

    Porsi Kuah yang Membuat Asupan Kalori Melonjak Tanpa Disadari

    Keunikan makanan berkuah adalah sifatnya yang terlihat ringan ketika dimakan. Seseorang bisa menghabiskan semangkuk besar bakso atau seporsi seblak karena merasa kuahnya hanya air. Padahal kuah membawa garam lemak dan kalori tambahan. Kuah kaldu daging misalnya dapat menyimpan kalori dari lemak yang larut selama proses memasak sehingga jumlahnya tidak terlihat namun tetap masuk ke tubuh.

    Jika seseorang makan seblak pedas lalu minum kuahnya sampai habis mereka tidak jarang masih merasa lapar beberapa jam kemudian. Ini akhirnya membuat total asupan melonjak lebih tinggi pada hari itu. Kebiasaan ini dalam jangka panjang dapat memengaruhi berat badan serta kesehatan metabolik seperti kolesterol dan tekanan darah tinggi.

    Kandungan Garam Tinggi

    Garam menjadi salah satu perhatian utama. Banyak makanan seperti seblak, mi instan, bakso, sop kambing, atau kwetiau siram mengandalkan garam dan penyedap untuk membentuk rasa gurih.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu mangkuk kuah gurih bisa mengandung natrium yang setara dengan lebih dari setengah kebutuhan harian. Jika dalam sehari makan mi instan lalu malamnya bakso atau seblak tanpa sadar sudah mengonsumsi natrium dalam jumlah besar melebihi kebutuhan natrium harian.

    Terlalu banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah mempercepat retensi cairan dan membuat tubuh lebih cepat lelah. Pada orang yang sensitif garam efeknya bisa muncul dalam hitungan jam setelah makan.

    Lemak Jenuh

    Kuah sop kambing, bakso urat, dan cream soup biasanya mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi. Lemak ini mudah larut dalam kuah sehingga meski tampilannya bening sebagian besar energinya datang dari lemak yang menyatu dalam kuah yang panas.

    Dalam cuaca dingin tubuh memang secara alami mencari makanan berlemak karena terasa lebih memuaskan. Namun konsumsi berulang dan berlebih bisa meningkatkan kadar kolesterol, ditambah lagi ketika lauknya berlemak.

    Tips Aman Menikmati Makanan Berkuah Saat Musim Hujan

    Bisa tetap menikmati makanan berkuah favorit tanpa harus menghindarinya sepenuhnya. Tidak semua kuah harus dibatasi karena ada juga hidangan berkuah yang justru sehat. Contohnya kuah sayur bening seperti sup bayam, sup wortel, sup oyong, atau kuah rebusan sayuran yang dibuat tanpa banyak garam dan minyak. Dalam jenis kuah ini terkandung vitamin dan mineral yang larut ke dalam air terutama vitamin larut air seperti vitamin C dan beberapa vitamin B sehingga menghabiskan kuahnya justru dianjurkan selama rasanya tidak terlalu asin.

    Pada sup ayam rumahan yang dimasak tanpa penyedap berlebihan kuahnya juga membawa zat gizi dari rebusan daging seperti protein kolagen dan mineral. Mengonsumsi kuah seperti ini dapat membantu hidrasi serta memberikan rasa hangat tanpa menambah beban garam atau lemak dalam jumlah besar.

    Untuk makanan berkuah lain yang cenderung tinggi garam dan lemak bisa mengikuti beberapa langkah sederhana. Pilih kuah yang lebih bening jika tersedia. Batasi porsi kuah dan lebih fokus pada isi mangkuk seperti protein dan sayuran. Tambahkan sayuran ke dalam seblak bakso, mi instan, atau makanan berkuah lainnya agar nilai gizinya meningkat.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Mungkin Nggak Sih Kondisi Cuaca Menentukan Mood? Ini Kata Psikolog”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Ancaman Nyata Strok: Kenali Gejala, Penyebab, Risiko hingga Pengobatan

    Ancaman Nyata Strok: Kenali Gejala, Penyebab, Risiko hingga Pengobatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Seperti diabetes, strok bisa dibilang menjadi “silent killer” atau penyakit yang membunuh diam-diam. Angka kasus kematian karena strok tak bisa dianggap remeh. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono mengungkap, strok menjadi penyebab dari 350.000 kematian di Indonesia setiap tahunnya. 

    Begitu juga dengan di Amerika Serikat (AS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan strok merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Setiap tahun, lebih dari 795.000 orang di AS mengalami strok.

    Secara medis, apakah yang dimaksud dengan strok? Strok adalah kondisi ketika pembuluh darah di otak pecah dan berdarah, atau ketika ada penyumbatan pada suplai darah ke otak. Pecahnya atau penyumbatan ini mencegah darah dan oksigen mencapai jaringan otak. Tanpa oksigen, sel dan jaringan otak akan rusak dan mulai mati dalam hitungan menit. 

    Ilustrasi kondisi otak saat terkena strok. – (fre/Brgfx)

    Maka dari itu penting untuk setiap orang bisa mengenali gejala strok dan segera mencari diagnosis serta pengobatan yang tepat. Melansir Healthline, Senin (8/12/2025) yang telah ditinjau secara medis oleh dokter Nancy Hammond, berikut penjelasan tentang strok mulai dari gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pilihan pengobatan. 

    Gejala

    Hilangnya aliran darah ke otak merusak jaringan di dalam otak. Gejala strok muncul di bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak.

    Semakin cepat seseorang yang mengalami strok mendapatkan penanganan yang tepat, maka semakin minim peluang komplikasinya. Gejala strok sendiri meliputi kelumpuhan,  mati rasa atau lengan, wajah, dan kaki terasa lemah terutama pada satu sisi tubuh (hemiparesis), sulit berbicara atau memahami orang lain, mendadak cadel. kebingungan, disorientasi, atau kurangnya respons, perubahan perilaku mendadak terutama peningkatan agitasi. 

    Selain itu, orang yang terkena strok juga umumnya mengalami gangguan daya penglihatan, seperti kesulitan melihat pada satu atau kedua mata dengan penglihatan menghitam atau kabur, atau penglihatan menjadi dobel, sulit berjalan, hilang keseimbangan atau koordinasi, pusing, sakit kepala yang parah dan tiba-tiba tanpa penyebab jelas, kejang, mual dan muntah. 

    Penyebab dan Faktor Risiko Strok

    Penyebab atau pemicu munculnya serangan strok bergantung pada jenisnya. Strok terbagi dalam tiga kategori utama yaitu strok iskemik, strok hemoragik, strok iskemik transien. Faktor risiko tertentu dapat memicu seseorang menjadi lebih rentan terkena strok, yaitu sebagai berikut:

    Pola makan tidak seimbang yang tinggi garam, lemak jenuh dan lemak trans, serta kolesterol.Kurang bergerak alias aktivitas fisik. Kebiasaan mengonsumsi alkohol. Merokok. Ada riwayat strok dalam keluarga.Bertambahnya usia. Terlahir dengan ras atau etnis, seperti Afrika-Amerika, penduduk asli Alaska, atau Indian Amerika. Ilustrasi kondisi otak saat terkena strok. – (Freepik.com/Brgfx)

    Selain itu, kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko strok, contohnya sudah pernah mengalami strok, punya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, kelebihan berat badan, memiliki gangguan jantung seperti penyakit arteri coroner atau cacat katup jantung, ada pembesaran ruang jantung dan detak jantung tidak teratur, dan gangguan pembekuan darah. 

    Risiko Komplikasi

    Komplikasi pascastrok dapat bervariasi karena tergantung pada bagian otak mana yang mengalami kerusakan parah. Umumnya, komplikasi strok mencakup kejang, kandung kemih dan usus kehilangan kendali, mengalami masalah bicara dan menelan, timbul gangguan kognitif termasuk demensia, menurunnya mobilitas, rentang gerak, atau kemampuan untuk mengendalikan gerakan otot tertentu, depresi, perubahan suasana hati, emosi, atau perilaku, nyeri bahu, luka baring hingga perubahan sensorik atau sensasi. Sebagai catatan, meski beberapa komplikasi bisa diatasi seiring waktu, beberapa komplikasi lainnya mungkin bersifat permanen.

    Pencegahan Strok

    Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, 82% hingga 90% kasus strok sebetulnya dapat dicegah. Meskipun perubahan gaya hidup yang jauh lebih sehat tidak dapat mencegah semua tipe strok, tetapi perubahan ini bisa memberikan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan risiko strok.

    Ada empat hal utama yang bisa dilakukan untuk mencegah Anda terkena strok. Pertama cobalah berhenti merokok, selanjutnya Batasi konsumsi alkohol karena mengonsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko strok.

    Cara ketiga yakni jaga berat badan agar selalu pas alias ideal. Kegemukan dan obesitas meningkatkan risiko strok. Untuk membantu mengelola berat badan, konsumsilah makanan seimbang dan aktif bergerak. Kedua langkah sederhana ini juga sekaligus bisa menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah. 

    Terakhir, biasakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konsultasikan kepada dokter seberapa sering Anda butuh memeriksakan tekanan darah, kolesterol, dan kondisi kesehatan lainnya. Dokter juga dapat membantu membuat panduan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. 

    Pengobatan

    Metode pengobatan akan bergantung pada jenis strok yang dialami masing-masing orang. Untuk strok jenis strok dna strok iskemik transien karena sama-sama disebabkan karena gumpalan darah atau penyumbatan di otak, dokter biasanya menanganinya dengan treatment yang serupa. Teknik yang dapat digunakan antara lain:

    Obat trombolitik, yaitu aktivator plasminogen jaringan untuk memecah gumpalan darah di arteri otak dalam waktu 4,5 jam (golden period) setelah timbulnya gejala.Trombektomi mekanis untuk mengangkat gumpalan darah dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala.Stent untuk menopang dinding arteri yang melemah.Operasi untuk mengangkat plak dari arteri. Konsumsi aspirin atau pengencer darah lainnya untuk mencegah pembekuan darah lebih lanjut. 

    Sementara itu, untuk strok hemoragik yang disebabkan oleh pendarahan atau kebocoran di otak memerlukan metode pengobatan yang berbeda. Perawatan untuk strok jenis ini ada tiga, yaitu konsumsi obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, mencegah kejang, dan mencegah penyempitan pembuluh darah. 

    Kemudian bisa juga operasi untuk memperbaiki aneurisma otak pada pasien, biasanya dengan proses yang disebut coiling atau clipping dan terakhir metode raniotomi untuk mengurangi tekanan pada otak.