Topik: stroke

  • Stroke ringan bisa hilang 24 jam tapi tak bisa disepelekan

    Stroke ringan bisa hilang 24 jam tapi tak bisa disepelekan

    Mengapa disebut silent killer? Karena sifatnya munculnya itu adalah mendadak tanpa kita bisa prediksi

    Jakarta (ANTARA) – Pakar neurologi di RSUD Pasar Minggu Jakarta, dr. Yudistira, Sp.N mengatakan stroke (strok) ringan ditandai gejala yang bisa hilang dalam 24 jam, namun ini tak bisa disepelekan karena tanda bahaya stroke berulang.

    “Jadi setelah 24 jam, gejala itu akan hilang. Tapi biasanya ini merupakan suatu lampu kuning, atau tanda bahaya ada kemungkinan ini akan terulang,” ujar dia di Jakarta, Senin.

    Stroke ringan, sambung Yudistira dapat disebabkan karena suatu sumbatan pada pembuluh darah. Namun sumbatan itu masih bisa dikompensasi oleh pembuluh darah otak sehingga ketika sumbatan aliran daerah kembali lancar dan normal, maka gejalanya akan hilang sepenuhnya.

    “Jadi ketika memang ada gejala seperti ini, bukan berarti ini hal baik, tapi justru ini lebih warning buat kita bahwa ada sesuatu yang mesti kita evaluasi terkait kesehatan kita,” kata dia.

    Yudistira menuturkan gejala stroke biasanya muncul tidak ketahui waktunya. Gejala ini meliputi bibir bagian kanan dan kiri yang tak simetris secara tiba-tiba, separuh badan lemas, bicara tiba-tiba tak lancar.

    Gejala lainnya yakni kesemutan di separuh badan atau salah satu sisi tubuh, rabun pada satu sisi mata, dan sakit kepala yang tak tertahankan.

    Apabila seseorang mengalami salah satu gejala tersebut, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Ini guna mendapatkan penanganan lebih cepat.

    Yudistira mengingatkan stroke termasuk penyakit yang mengancam jiwa dengan angka kematian dan menyebabkan kecacatan nomor dua tertinggi.

    “Mengapa disebut silent killer? Karena sifatnya munculnya itu adalah mendadak tanpa kita bisa prediksi,” ujar dia.

    Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56 persen dari 7 per 1.000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1.000 penduduk pada tahun 2018.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pakar neurologi ajak warga kenali gejala stroke lewat “SeGeRa Ke RS” 

    Pakar neurologi ajak warga kenali gejala stroke lewat “SeGeRa Ke RS” 

    pemeriksaan kesehatan secara holistik pada gejala yang mengarah ke stroke diharapkan pasien dapat tertangani lebih cepat

    Jakarta (ANTARA) – Pakar neurologi RSUD Pasar Minggu Jakarta, dr. Yudistira, Sp.N mengajak warga mengenali gejala stroke (strok) lewat akronim “SeGeRa Ke RS” agar dapat menangani kasus lebih dini.

    Yudistira mengatakan gejala stroke yakni “Se” yakni senyum yang tidak simetris antara bibir kanan dan bibir kiri yang muncul secara mendadak.

    Lalu, “Ge” yakni ada gerak separuh badan yang menjadi lemas atau lumpuh tiba-tiba. Kemudian, Ra yakni bicara tiba-tiba tidak lancar.

    Gejala lainnya stroke, “Ke” yakni kebas atau kesemutan separuh badan atau satu sisi tubuh.

    Berikutnya R” yaitu rabun. Yudistira menuturkan pasien tiba-tiba satu sisi mata ataupun satu mata mengalami gangguan penglihatan mendadak, entah pandangan dobel ataupun pandangan yang tidak jelas.

    Gejala terakhir yakni “S” yaitu sakit kepala yang benar-benar tidak bisa tertahankan, tidak pernah dialami sebelumnya, dan ini baru muncul saat itu juga.

    “Jadi ‘SeGeRa Ke RS’ itu merupakan suatu tanda dan sebuah slogan yang dibuat oleh kementerian bahwa ini menjadi mudah diingat oleh kalangan masyarakat untuk bisa mengenali sedini mungkin gejala stroke,” jelas Yudistira.

    Dia mengatakan gejala stroke dapat muncul berbarengan atau salah satu. Oleh karena itu, individu, sambung dia, sebaiknya memeriksakan kondisi bila merasakan satu atau lebih gejala yang diduga stroke.

    Baca juga: Waspadai “heat stroke” saat musim kemarau

    “Jika sudah ada salah satu tanda dari beberapa gejala yang disebutkan tadi, harapannya sih bisa segera untuk melakukan pemeriksaan,” jelas Yudistira.

    Dia menambahkan, pemeriksaan kesehatan secara holistik pada gejala yang mengarah ke stroke diharapkan pasien dapat tertangani lebih cepat.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sanitasi berbasis masyarakat di Jaktim baru mencapai 33,8 persen

    Sanitasi berbasis masyarakat di Jaktim baru mencapai 33,8 persen

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menyebutkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di wilayah tersebut baru mencapai 33,8 persen dari 65 kelurahan yang ada.

     

    “Dari 65 kelurahan yang ada di Jakarta Timur, baru 22 kelurahan yang sudah mendeklarasikan STBM. Jadi, baru 33,8 persen kelurahan yang sudah STBM,” kata Wali Kota Jaktim M Anwar saat menghadiri Deklarasi STBM di Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat.

    Menurut dia, masih ada 43 kelurahan atau sekitar 60 persen yang belum STBM.

     

    Dia pun mendorong camat dan lurah untuk segera melakukan STBM, sehingga tidak ada lagi warga yang buang air besar (BAB) sembarangan dengan sanitasinya dibuang ke kali yang dapat menimbulkan pencemaran air.

     

    Dia mengingatkan bahwa salah satu persyaratan sebagai kota sehat, maka STBM di tingkat kelurahan harus mencapai 100 persen. Ini sebagai upaya menghentikan perilaku BAB sembarangan.

    “Kita harus hati-hati agar penghargaan yang telah diperoleh jangan sampai diambil. Kata kuncinya, STBM dipastikan 100 persen di Jaktim,” katanya.

    Baca juga: Jakarta Timur deklarasikan 324 sanitasi berbasis masyarakat

     

    Untuk mendukung upaya percepatan perilaku stop buang air besar sembarangan itu, Anwar telah mengeluarkan instruksi Nomor E-002 tahun 2003 tentang percepatan capaian kelurahan bebas dari buang air besar sembarangan.

     

    Hal ini dilakukan agar setiap kelurahan yang belum mencapai 100 persen, warganya menerapkan perilaku Stop BAB sembarangan. “Targetnya, minimal 2 RW dalam satu bulan dan melaporkan perkembangannya ke tingkat kota,” tuturnya.

     

    Karena itu, Anwar meminta kepada camat dan lurah serta masyarakat bekerja sama untuk menciptakan Jakarta Timur bebas dari BAB sembarangan dan sebagai langkah awal untuk mewujudkan Jakarta Timur sebagai kota sehat.

     

    Dia mengapresiasi Kecamatan Duren Sawit yang telah melakukan deklarasi STBM di enam kelurahan dari tujuh kelurahan yang ada di kecamatan itu.

    Baca juga: Pemkot minta kelurahan deklarasi “Stop Buang Air Besar Sembarangan”
     

    Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar saat memberikan sambutan pada kegiatan Deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (18/10/2024). ANTARA/Syaiful Hakim

    “Tersisa satu kelurahan lagi yang warganya belum 100 persen menerapkan prilaku stop BAB sembarangan, yaitu Kelurahan Klender,” katanya.

    Karena itu, optimalkan terus agar Kecamatan Duren Sawit sebagai kecamatan yang 100 persen warganya sudah menerapkan prilaku stop BAB sembarangan.

     

    Keberhasilan itu ​​​​merupakan wujud kolaborasi masyarakat, kecamatan, puskesmas, kelurahan, sektor swasta serta berbagai pihak yang peduli dengan kesehatan di lingkungan Kecamatan Duren Sawit.

     

    Pada kesempatan itu, Anwar menuturkan deklarasi STBM sebagai upaya untuk mencegah dan menekan angka stunting di Jakarta Timur.

     

    Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, tinggi dan berat badannya tidak sesuai dengan seusianya serta terganggu perkembangan otak.

     

    “Anak akan mengalami penurunan kecerdasan sejak dini dan berpengaruh pada proses akademik. Sehingga mereka tidak akan bisa menatap masa depan secara ideal,” kata dia.

     

    Selain itu, jika tidak ditangani dengan baik, maka beresiko mudah terjangkit penyakit seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker dan stroke.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • New Delhi ‘Mendidih’, RS Bikin Unit Khusus Tangani Pasien Terkait Panas

    New Delhi ‘Mendidih’, RS Bikin Unit Khusus Tangani Pasien Terkait Panas

    Jakarta

    Panas terik yang menyelimuti New Delhi, India telah menimbulkan dampak buruk yang enggak main-main. Rohit Garg, seorang pekerja gig berusia 24 tahun, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Safdarjung di ibu kota India itu karena ia pingsan di perhentian terakhir saat mengirimkan pesanan makanan dengan kendaraan roda duanya.

    “Kadar gulanya turun, dan dia menderita dehidrasi parah. Kami harus memberinya terapi rehidrasi karena dia mengalami heat stroke,” kata dokter Ashutosh Singh kepada DW.

    Jagan Das, seorang pekerja konstruksi, juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Kabar baiknya, ia telah dilaporkan pulih setelah menjalani rawat inap selama empat hari di rumah sakit.

    “Saya mengalami dehidrasi dan beruntung bisa bertahan hidup. Shift kerja 10 jam dalam suhu tinggi membuat saya jatuh sakit,” kata Das kepada DW.

    Delhi ‘mendidih’

    Mengingat panas terik yang masih terus mengancam, beberapa rumah sakit di Delhi telah mendirikan unit-unit khusus untuk merawat pasien yang sakit akibat cuaca panas.

    Pemerintah Delhi juga telah meminta rumah sakit untuk memulai rencana aksi penanggulangan panas dan memastikan kesiapan menghadapi Insiden Terkait Panas (Heat Related Incidents/HRIs).

    Hal tersebut masuk akal, karena dalam dua minggu terakhir, ada sekitar 10-15% lebih banyak pasien terkait panas yang datang ke Departemen Rawat Jalan (OPD) dan sekitar 10% ke unit gawat darurat (UGD).

    Departemen Meteorologi India telah mengeluarkan “red alert” tentang panas ekstrem di ibu kota negara tersebut. Najafgarh, salah satu kota di selatan Delhi, dilaporkan telah mencatat suhu maksimum 47,8 derajat Celcius, suhu tertinggi sejauh ini.

    Pemerintah Delhi juga telah meminta sekolah-sekolah yang belum tutup untuk liburan musim panas agar segera melakukan penutupan.

    Tidak sampai di situ, cuaca panas juga telah membuat pengunjung taman-taman dan pasar-pasar umum semakin sedikit. Sementara itu, otoritas kebun binatang dilaporkan telah mulai menerapkan beberapa tindakan pencegahan terkait panas, seperti melakukan penyemprotan terhadap hewan dan memasang pendingin di kandang.

    Nasib warga miskin dan tunawisma

    Para pekerja luar ruangan dan rumah tangga berpenghasilan rendah menjadi salah satu kelompok terdampak paling buruk akibat panas ekstrem di Delhi.

    Tidak ada bantuan yang diberikan kepada mereka, padahal bekerja di bawah suhu tinggi dapat menimbulkan risiko kesehatan serius terhadap mereka.

    “Kami menanggung beban terberat akibat gelombang panas, dehidrasi dan heat stroke, hampir setiap hari, dan tidak ada fasilitas dasar untuk menghadapi panas ekstrem ini,” kata Meena Devi, seorang pekerja konstruksi harian, kepada DW.

    Menurut Devi, banyak kontraktor yang gagal menyediakan kebutuhan esensial kepada pekerjanya. Kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai dan kondisi kerja yang tidak aman juga semakin memperburuk situasi.

    “Susah memang untuk bekerja, tapi kalau saya tidak bekerja, saya tidak mendapat uang,” kata Devi seraya menambahkan bahwa cuaca panas ekstrem ini juga telah berdampak buruk terhadap kedua anaknya yang masih kecil, yang kerap ia bawa ke tempat kerjanya.

    Selain warga miskin, para tunawisma juga menjadi kelompok terdampak paling buruk akibat panas ekstrem di Delhi. Banyak di antara mereka yang mengambil tindakan darurat, seperti menggunakan terpal dan mencari tempat berteduh di dekat pepohonan dan taman, untuk sedikit melindungi diri dari dampak panas ekstrem.

    “Bukan hanya suhu pada siang hari saja yang harus kita hadapi, namun suhu malam hari juga tinggi,” kata Hiralal Paswan, seorang pemulung, kepada DW.

    Panas ekstrem ganggu kampanye pemilu

    Panas ekstrem juga ternyata berdampak terhadap jalannya kampanye pemilu di New Delhi. Banyak kandidat pemilu dan pekerja partai yang mengambil jeda dari kampanye di luar ruangan, terutama saat siang hari.

    “Saat matahari sedang terik seperti saat ini, kampanye rumah ke rumah, di mana para pekerja membagikan pamflet, menempelkan stiker, dan berbincang dengan pemilih terkait partai, terhenti sejenak,” kata Raghu Jain, seorang aktivis partai politik, kepada DW.

    “Tapi hal itu hanya menunda dampak buruk panasnya untuk sementara. Ada beberapa pekerja yang kemudian jatuh sakit karena kelelahan,” tambah Jain.

    Para ahli mengungkapkan bahwa jika tren pemanasan seperti saat ini terus berlanjut, maka apa yang disebut sebagai “suhu bola basah”, sebuah ukuran panas dan kelembapan yang menunjukkan titik di mana tubuh tidak dapat lagi mendinginkan diri, akan menjadi sangat tinggi, sehingga orang yang terpapar panas selama enam jam atau lebih akan kesulitan untuk bertahan hidup.

    “Sebagian besar penduduk kita sangat rentan terhadap gelombang panas karena kurangnya fasilitas rumah tangga serta rendahnya tingkat literasi dan akses terhadap air dan sanitasi,” kata Sunita Narain, direktur Pusat Sains dan Lingkungan, kepada DW.

    Konsentrasi bangunan yang padat dengan permukaan jalan beraspal, juga dinilai ikut andil dalam peningkatan suhu, terutama di daerah dengan sedikit tutupan pohon atau ruang hijau. (gtp/rs)

    (ita/ita)

  • Tak Hanya di Jatim, Puluhan Orang Dikabarkan Meninggal Akibat Cuaca Panas Ekstrem di Thailand

    Tak Hanya di Jatim, Puluhan Orang Dikabarkan Meninggal Akibat Cuaca Panas Ekstrem di Thailand

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebulan belakangan cuaca panas dan menyengat dikeluhkan oleh warga Jatim. Namun ternyata, kondisi ini juga dialami oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand.

    Jika di Indonesia suhu terpanasnya berkisar 35 derajat celsius. Berbeda dengan Thailand yang suhunya dapat mencapai angka 40,1 derajat celsius. Akibat cuaca ekstrem tersebut, puluhan orang di Negeri Gajah Putih ini akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

    Pada awal Mei 2024 saja, telah tercatat ada 61 korban yang meninggal. Bahkan, jumlah ini diprakirakan akan mengalami peningkatan.

    Adapun kondisi panas ekstrem seperti yang terjadi di Thailand ini, disebabkan karena cuaca sedang mengalami tekanan tinggi di atmosfer atas. Sehingga membuat udara panas terdiam di titik itu dalam waktu lama.

    Masyarakat di Indonesia pun dihimbau agar tetap berhati-hati, terlebih dalam menjaga kesehatan, karena cuaca panas ekstrem dapat memicu beragam jenis penyakit, salah satunya ialah Heat Stroke.

    Heat stroke merupakan kondisi paling berat yang dialami oleh tubuh, di mana tubuh tidak dapat mengontrol suhu badannya sendiri. Adapun para penderita hate stroke biasanya alami beberapa gejala, seperti sakit kepala, pusing, mual, hingga tidak berkeringat meski cuaca sedang panas-panansnya. (fyi/ian)

  • Cuaca Panas Ekstrem di Jatim, Waspadai Gejala Heat Stroke Berikut Ini

    Cuaca Panas Ekstrem di Jatim, Waspadai Gejala Heat Stroke Berikut Ini

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca panas ekstrem tampaknya sedang melanda Jawa Timur, termasuk di wilayah Surabaya Raya. Sehingga masyarakat dihimbau agar tetap menjaga kesehatan, terlebih perlunya mewaspadai munculnya gejala heat stroke. Lantas apa itu heat stroke? Dan apa saja gejalanya?

    Pada dasarnya heat stroke merupakan salah satu kondisi terberat pada tubuh. Di mana ia tidak dapat mengontrol suhu badannya sendiri akibat cuaca yang terlalu panas. Biasanya penderita heat stroke mengalami peningkatan suhu tubuh hingga 40 derajat celcius. Hal ini yang kemudian memicu terjadinya gangguan pada sistem saraf.

    Adapun gejala yang umumnya dialami oleh penderita heat stroke, di antaranya rasa sakit pada bagian kepala, pusing, mual atau ingin muntah, dan tekanan darah meningkat. Selain itu, gejala lainnya ialah kondisi tubuh yang tidak berkeringat meski cuaca sedang panas-panasnya. Bahkan, kulit pun akhirnya menjadi merah, panas, dan juga kering.

    Untuk mencegah terjadinya heat stroke, masyarakat perlu menghindari paparan sinar matahari secara langsung, terlebih pada siang hari. Kemudian memperbanyak konsumsi air mineral dan juga buah-buahan yang kaya akan vitamin. Pastikan juga istirahatnya cukup. Jika perlu basahi tubuh agar tidak panas dan kering.

    Namun, jika seseorang sudah terlanjur mengalami heat stroke maka langkah yang perlu dilakukan ialah memindahkan korban ke ruangan yang lebih dingin atau ber-AC. Kemudian kompres menggunakan kain basah dan dingin. Jika masih belum turun suhu tubuhnya, dapat dilakukan dengan mandi atau menyiramkan tubuh dengan air dingin.

    Lakukan cara-cara tersebut secara berulang, dan tidak lupa untuk selalu memonitor suhu badan. Paling tidak hingga turun di bawah 38 derajat celcius. Jika gejala heat stroke masih berlanjut hingga beberapa hari, maka sebaginya segera hubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut. (fyi/ian)

  • Cara Pemkot Kediri Peringati Hari Hipertensi Dunia

    Cara Pemkot Kediri Peringati Hari Hipertensi Dunia

    Kediri (beritajatim.com) – Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei tiap tahunnya, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan menggelar Pendampingan Deteksi Dini Hipertensi di salah satu hotel Kota Kediri.

    Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan update keilmuan kader tentang hipertensi, pemberian motivasi kepada para kader dalam melaksanakan kunjungan rumah, serta memberikan pengetahuan kepada kader agar mampu melakukan pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol secara benar dan akurat. Hal ini disampaikan dr Muh. Fajri Mubasysyir saat dikonfirmasi lewat telepon.

    Untuk diketahui data Dari Dinas Kesehatan menyebut jumlah penderita hipertensi di Kota Kediri tahun 2023 mencapai 38.204 penderita dengan rincian penderita hipertensi laki-laki sejumlah 14.420 orang dan penderita hipertensi perempuan sejumlah 23.784 orang.

    Melalui kegiatan tersebut, dr Fajri berharap para kader dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sebagai upaya promotif, mengajak masyarakat untuk datang ke layanan kesehatan, serta melakukan deteksi dini terkait hipertensi.

    Cara Pemkot Kediri Peringati Hari Hipertensi Dunia

    “Penyakit hipertensi merupakan silent killer karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang namun penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa. Untuk itu kita lakukan gerakan deteksi dini dengan harapan kasus hipertensi bisa lebih dideteksi dari awal sehingga bisa ditangani dan dikendalikan,” terangnya.

    Jika sudah dilakukan deteksi dini dan diketahui bahwa seseorang tersebut memiliki riwayat penyakit hipertensi, maka akan dirujuk ke layanan puskesmas dan dilakukan pengobatan.

    “Akan kita pantau secara rutin melalui kader kesehatan sampai tekanan darahnya stabil dan normal. Sehingga diharapkan dapat mencegah munculnya penyakit komplikasi seperti stroke, jantung dan mengurangi risiko kematian,” imbuh dr Fajri.

    Mengundang 150 kader kesehatan pemegang program hipertensi puskesmas dan pemegang program PTM Puskesmas, kegiatan tersebut juga menghadirkan dr. Nita Damayanti, Sp.KFR yang merupakan dokter Rehabilitasi Medis yang berpraktik di salah satu rumah sakit Kota Kediri sebagai pemateri.

    “Dengan mendatangkan narasumber yang akan memberikan materi mengenai bagaimana mengelola, mendeteksi dan praktik pendampingan hipertensi harapannya para peserta mendapatkan ilmu yang bisa menjadi modal dasar untuk melakukan kegiatan pemeriksaan dalam upaya untuk pengendalian kasus hipertensi,” harap dr Fajri.

    Sementara itu dr Nita Damayanti dalam paparannya menyampaikan bahwa tekanan darah yang normal bagi orang dewasa yakni di bawah 140/90mmHg. Ukuran 140 ialah tekanan darah sistolik dan 90 untuk tekanan darah diastolik yang diukur dengan tensimeter baik manual ataupun digital. Adapun faktor risiko terkena hipertensi ialah akibat gaya hidup tidak sehat, obesitas, lingkungan, faktor geografi, genetik, konsumsi garam, stres, dll.

    “Jangan anggap sepele penyakit hipertensi, jika merasakan gejala seperti sering pusing, rasa pegal, dada berdebar, nafas pendek, dsb bisa segera cek kondisi kesehatan kita agar nantinya bisa segera dilakukan penanganan jika diperlukan,” tuturnya.

    Di kesempatan yang sama, Ruli Yuanita kader dari Kelurahan Banaran mengatakan setiap harinya ia melakukan tugas sebagai kader dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan di pos lansia. Setiap bulannya, ada 60 lansia yang ia periksa.

    “Kita sudah ada grup wa per RT sehingga melalui grup tersebut kita bisa mengajak para lansia untuk datang ke pos lansia dan jika mereka tidak bisa datang ke posyandu lansia maka kami dari kader dan tenaga kesehatan akan mengunjungi ke rumah,” jelasnya. Dengan adanya kegiatan ini, ia merasa senang karena bisa menambah ilmu dan berharap kegiatan serupa bisa terus diselenggarakan dengan menggandeng para kader lain. [nm/ted]

  • Cek Persiapan Akhir Haji, Menag Terbang ke Saudi

    Cek Persiapan Akhir Haji, Menag Terbang ke Saudi

    Jakarta (beritajatim.com) – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terbang ke Arab Saudi untuk melakukan kunjungan kerja terkait dengan persiapan haji 2024. Menag bakal mengecek persiapan akhir sebelum pelaksanaan haji.

    “Saya berangkat ke Saudi untuk melihat persiapan akhir layanan bagi jemaah haji Indonesia. Pengecekan akan saya lakukan baik di Makkah, Madinah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” kata Menag di Jakarta, Senin (6/5/2024).

    Orang pertama di Kementerian Agama ini terbang ke Arab Saudi pada Selasa (7/5/2024) dini hari dan direncanakan kembali ke Indonesia pada 11 Mei 2024.

    Saat berada di Arab Saudi, Menag dijadwalkan bertemu dengan pihak-pihak yang terkait dengan persiapan dan pelaksanaan haji 2024.

    “Kita juga akan melakukan pertemuan dengan pihak Masyariq di Jeddah, untuk meng-update sejumlah persiapan layanan yang penyediaannya menjadi tanggung jawab mereka. Kita juga akan bahas sejumlah langkah mitigasi untuk memastikan layanan berjalan lancar dan kejadian tahun lalu tidak terulang,” tegas Menag asal Kabupaten Rembang, Jateng ini.

    Titik lain yang bakal dicek orang pertama di Kementerian Agama ini di antaranya kesiapan hotel, konsumsi jemaah, terminal bus shalawat di Makkah, baik di Syib Amir maupun Ajyad. “Semuanya kita cek,” tandas Menag mengutip Kemenag.go.id.

    Penerbangan perdana jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi digelar pada 12 Mei 2024 dan penerbangan terakhir pada 10 Juni 2024. Jumlah jemaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 241 ribu jemaah.

    Suhu 40 Derajat Celsius

    Sementara itu, diperkirakan pada musim haji tahun ini diperkirakan suku setempat mencapai 40 derajat Celsius. Jemaah haji diimbau untuk dapat beradaptasi agar bisa terhindar dari heat stroke atau serangan panas.

    Heat stroke adalah bentuk hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Heat stroke ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang tidak normal serta gejala fisik yang menyertainya, termasuk perubahan fungsi sistem saraf.

    Ilustrasi suasana ibadah saat di pelataran Ka’bah, Masjidil Haram Arab Saudi. (rindi/dok)

    “Khususnya jemaah haji lansia sebaiknya sudah mempersiapkan kondisi dan menjaga serta meningkatkan kesehatan dirinya, terlebih sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, termasuk juga harus mengenali kondisi gejala heat stroke,” ungkap Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana, di Jakarta, Senin (6/5/2024).

    Dia mengutarakan, cuaca panas dapat mengganggu kesehatan jemaah. Gejalanya adalah mengalami dehidrasi, serangan panas, lemas, hilang fokus dan rusaknya permukaan kulit.

    Lantas bagaimana tips menghadapi kondisi tersebut? Pertama, banyak minum air putih, tanpa harus menunggu haus. Upayakan meminum tiga sampai empat liter air atau setara dengan 12 sampai 16 gelas per hari.

    Kedua, menyemprot wajah dengan air bersih untuk mengurang panas di kulit. Ketiga, menggunakan alat pelindung diri apabila melakukan aktivitas di luar hotel atau penginapan. Misalnya, payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya (sunscreen) dan masker medis untuk menjaga kelembapan aliran napas.

    “Jangan lupa pakai baju longgar dan nyaman untuk dapat mencegah naiknya suhu tubuh, berlindung dari sengatan matahari langsung, dan istirahat yang cukup,” katanya mengingatkan. [air]

  • Waspada Ancaman Berbagai Penyakit Akibat Cuaca Panas

    Waspada Ancaman Berbagai Penyakit Akibat Cuaca Panas

    Jakarta

    Beberapa pekan belakangan, Indonesia tengah mengalami cuaca panas. Meski Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan hal ini bukan disebabkan heatwave atau gelombang panas, suhu yang melanda cukup ekstrem dan bisa berbahaya bagi kesehatan.

    Suhu panas yang menyengat tidak hanya menyebabkan badan menjadi lemas dan tidak nyaman, tetapi juga dapat mengakibatkan tubuh rentan terserang berbagai penyakit. Sejumlah negara Asia bahkan sampai menutup sekolah dan melaporkan kasus kematian akibat suhu panas ekstrem.

    “Hal ini dikarenakan kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat akibat pengaruh eksternal mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu yang dapat menyebabkan serangkaian penyakit.” Demikian peringatan yang disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dikutip dari situs resminya.

    Karenanya, kalian perlu mewaspadai beberapa penyakit yang mungkin dialami pada cuaca panas ekstrem berikut ini.

    1. Sakit kepala sebelah (migrain)

    Migrain disebabkan karena tubuh terpapar sinar Matahari yang terik. Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi jika tubuh terpapar polusi udara berlebihan.

    2. Panas dalam

    Cuaca yang terlalu panas dapat menyebabkan tubuh mengalami panas berlebihan, dan jika ditambah dengan asupan makanan yang kurang tepat, misalnya terlalu banyak makan gorengan atau pedas, maka bisa memicu masalah panas dalam.

    3. Infeksi saluran pernapasan

    Gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan rentan menyerang saat cuaca panas dan berdebu. Tentu saja hal ini terjadi apabila ketika beraktivitas di luar ruangan atau saat mengendarai kendaraan umum maupun sepeda motor tidak menggunakan masker.

    Cuaca panas juga seringkali menyebabkan kebakaran hutan seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Asap tebal yang ditimbulkannya, apabila terhirup dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

    4. Sakit mata

    Sakit mata juga merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang cuaca panas sehingga perlu diwaspadai, terutama jika mata terpapar kotoran, debu, dan asap saat beraktivitas. Akibatnya mata mengelami berbagai gangguan seperti mata merah, gatal, atau panas.

    5. Demam tinggi

    Saat badan terpapar panas terik, suhu tubuh akan meningkat dan dapat menyebabkan demam tinggi. Apabila tidak ditangani, hal kondisi ini bisa berbahaya dan merusak otak dan organ-organ vital di dalam tubuh kita.

    6. Dehidrasi dan heat stroke

    Serangan heat stroke, dehidrasi, dan iritasi kulit termasuk beberapa gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai saat cuaca panas.

    Keadaan ini dapat dikenali dengan kulit kering serta warna air kencing yang keruh. Apabila air kencing berwarna kuning keruh kemungkinan sudah mengalami dehidrasi parah.

    Selain dehidrasi, risiko heat stroke juga perlu diwaspadai, karena dapat memperparah riwayat penyakit yang diderita seseorang. Untuk diketahui, kejadian heat stroke diawali karena kelelahan akibat dehidrasi.

    Pencegahan

    Mengingat dampak berbahaya yang bisa ditimbulkan bagi tubuh kita, sangat penting untuk berhati-hati dan melindungi diri selama terjadi cuaca panas ekstrem.

    Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar kesehatan tetap terjaga dan tidak tumbang akibat terpapar udara terlalu panas, antara lain:

    Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik, dengan memperbanyak konsumsi air mineral atau air yang dimasak matang. Pada orang dewasa disarankan untuk meminum sedikitnya delapan gelas air per hariKonsumsi banyak buah dan sayuran seperti semangka, stroberi, jeruk, mentimun, selada air, seledri, tomat, buah serta sayuran lainnya yang banyak mengandung airHindari paparan sinar Matahari secara langsung, dan ketika beraktivitas di luar ruangan pergunakan topi atau payungGunakan pakaian yang nyaman dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat serta tidak menimbulkan keringat berlebihanGunakan pelembap untuk menjaga hidrasi kulit dan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar MatahariKurangi konsumsi makanan yang dapat meningkatkan panas dalam tubuh seperti kacang-kacangan, kentang, brokoli, bawang, cabai, lada hitam, jahe, dan makanan-makanan pedas lainnyaHindari minum minuman beralkohol karena dapat menyebabkan dehidrasi akibat berkeringat dan buang air kecil yang berlebihanHindari makan makanan berminyak seperti gorengan serta junk food karena saat cuaca panas lebih mudah terserang radang tenggorokanBila diperlukan konsumsi suplemen atau multivitamin.

    Semoga kita semua bisa menjaga kondisi tubuh tetap fit selama peralihan musim ini.

    (rns/rns)

  • Bos Percetakan Kediri Tewas di Hotel Saat Check In dengan Karyawatinya

    Bos Percetakan Kediri Tewas di Hotel Saat Check In dengan Karyawatinya

    Kediri (beritajatim.com) – Nasib apes dialami tamu Hotel RIS Kediri berinisial ZA (45) warga Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Bos percetakan itu tewas saat check-in bersama perempuan berinisial (40) yang juga salah satu karyawatinya.

    Kapolsek Kediri Kota Kompol Ridwan Sahara membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya telah melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri.

    “Korban meninggal dunia diduga karena penyakit jantungnya kambuh,” ujar Kapolsek Kediri Kota Kompol Ridwan Sahara, S.H, pada Rabu (17/4/2024).

    Ridwan menjelaskan kronologi kejadian tersebut, bermula saat korban janjian bertemu AN di Hotel RIS Kediri sekitar pukul 10.20 WIB. Lalu, AN cek in terlebih dahulu di hotel tersebut sekitar pukul 10.50 WIB. Selanjutnya korban datang menyusul AN di Kamar Nomor 52 Hotel RIS.

    Usai masuk kamar, keduanya sempat ngobrol di tempat duduk di dalam kamar sekitar 5 menit. Selanjutnya korban berjalan menuju ke tempat tidur, tetapi ia terjatuh dan batuk sambil kesakitan. Kemudian ia pingsan.

    “Mengetahui korban pingsan, saksi keluar kamar untuk meminta bantuan salah satu karyawan Hotel RIS bernama Bagus untuk memeriksa kondisi korban. Setelah diperiksa, ternyata korban sudah meninggal dunia,” terang Kompol Ridwan Sahara.

    Selanjutnya, Bagus melaporkan kejadian itu kepada pemilik hotel dan diteruskan ke Polsek Kediri Kota. Sehingga, pihak kepolisian datang untuk melakukan olah TKP.

    “Belum ditemukan adanya tanda tanda kekerasan pada tubuh korban. Sebelum meninggal dunia korban memiliki riwayat sakit jantung dan stroke ringan,” jelas Ridwan Sahara.

    Untuk penyelidikan lebih lanjut, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. Sementara kasus kematian korban kini ditangani oleh Polsek Kediri Kota bersama Polres Kediri Kota. [nm/kun]